• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN LOKASI BARU BTS TELKOMSEL CABANG KOTA KENDARI MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS BERBASIS WEB GIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMILIHAN LOKASI BARU BTS TELKOMSEL CABANG KOTA KENDARI MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS BERBASIS WEB GIS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2502-8928 (Online)  47

Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012

PEMILIHAN LOKASI BARU BTS TELKOMSEL

CABANG KOTA KENDARI MENGGUNAKAN

METODE SAW DAN TOPSIS BERBASIS WEB GIS

Muhammad Abdillah Rahmat*1, Bambang Pramono2, Rizal Adi Saputra3

*1,2,3Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari

e-mail :*1abdirahmat22@gmail.com, 2bambangpramono09@gmail.com,

3

rizaladisaputra@gmail.com

Abstrak

Komunikasi adalah proses interaksi seseorang atau kelompok dalam menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide dan gagasan dari satu pihak ke pihak lain. Hal ini yang mendorong manusia untuk berinovasi dalam menciptakan teknologi baru, salah satunya adalah telekomunikasi GSM (Global System for Mobile Communication).

Kota Kendari adalah salah satu kota di Indonesia yang penduduknya banyak menggunakan brand GSM Telkomsel.Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu aplikasi yang dapat diakses dan mempermudah Telkomsel dalam menetapkan lokasi pembangunan BTS yang baru dengan berbasis Web Geographic Information System (GIS) agar mempermudah pemetaan lokasi baru yang layak untuk dibangun sebuah BTS dan dapat berlaku secara user friendly terhadap pengguna aplikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan metode SAW dan TOPSIS adalah dua metode yang dapat diterapkan dalam pencarian lokasi baru, karena metode SAW dan TOPSIS dapat menghasilkan sistem pendukung keputusan yang lebih baik dibandingkan menggunakan satu metode diantaranya.

Kata kunci— Komunikasi, BTS, SAW, TOPSIS. Abstract

Communication is the process of interaction of a person or group in conveying information such as messages, ideas and concepts from one party to another party. This is to encourage people to innovate in creating new technologies, one of which is telecommunications GSM (Global System for Mobile Communication).

Kendari city is one of the cities in Indonesia whose people are using GSM brand Telkomsel.Untuk overcome these problems need an application that can be accessed and facilitate Telkomsel in setting new BTS construction site with Web-based Geographic Information System (GIS) in order to facilitate mapping new location eligible to built a BTS and can apply user friendly to the user application.

The results of this study indicate SAW and TOPSIS Method two methods that can be applied in the search for a new location, because the SAW and TOPSIS method can produce a decision support system that is better than using one method among others.

Keywords Communications, BTS, SAW, TOPSIS.

1. PENDAHULUAN

omunikasi adalah proses interaksi seseorang atau kelompok dalam menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide dan gagasan dari satu pihak ke pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal, namun

seiring berkembangnya teknologi, manusia membutuhkan alat bantu tambahan untuk dapat berkomunikasi dalam jarak jangkau yang jauh. Hal ini yang mendorong manusia untuk berinovasi dalam menciptakan teknologi baru, salah satunya adalah telekomunikasi GSM (Global System for Mobile Communication).

(2)

GSM mulanya singkatan dari Group Special Mobile adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia

Salah satu brand GSM dari Indonesia adalah Telkomsel. Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE.Di kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh [1] mengenai Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Kelayakan Lokasi Untuk membangun Tower Pemancar Sinyal Menggunakan Metode SAW. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Informasi yang ditampilkan berupa urutan nilai alternatif, mulai dari kecil sampai terbesar dari masing-masing kriteria. Data kriteria yang diproses meliputi kepadatan penduduk, biaya, jarak, akses. Hasil dari proses sistem pendukung keputusan penentuan daerah pembangunan Tower pemancar sinyal ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi pembagunan Tower; mempermudah bagian IT dalam menganalisa lokasi pembangunan Tower pemancar sinyal. Kekurangan dari

penelitian ini adalah hasil dari menggunakan metode SAW masih berupa angka, dan belum menjadi sebuah aplikasi.Dengan hanya menggunakan metode SAW hasilnya kurang efisien.

Hal yang berbeda dilakukan oleh [2] yaitu penelitian tentang Implementasi Metode Topsis Sebagai Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Lokasi Pembangunan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penentuan lokasi pembangunan ATM, bisa digunakan untuk mencari alternatif terbaik untuk penentuan lokasi pembangunan ATM. Proses perhitungan Metode TOPSIS didasari kepada nilai bobot setiap kriteria yang diberikan oleh user. Kekurangan dari penelitian ini adalah penelitian ini hanya pada tahap implementasi Metode TOPSIS dan masih ada beberapa kelemahan didalam pencapaian hasil akhir.

Penelitian yang dilakukan oleh [3] yaitu Analisis Penggabungan Metode SAW dan Metode TOPSIS untuk Mendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Dosen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan menggunakan persamaan pada Metode SAW untuk mencari nilai matriks ternormalisasi R, kemudian dilanjutkan degan mencari nilai matriks terbobot Y menggunakan persamaan pada Metode TOPSIS dapat dikatakan bahwa cara ini cukup efisien karena menggunakan persamaan matematis yang lebih sederhana dan hasilnya cukup efisien dalam penentuan alternatif yang tepat. Kekurangan dari penelitian ini adalah sistem ini hanya sebagai sistem pendukung keputusan pemecahan masalah yang hasilnya hanya berupa angka.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh [4] yaitu Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Jumlah Beras Miskin Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting) saran dari penelitian ini yaitu untuk pengembangan selanjutnya diharapkan sistem ini dapat melakukan penambahan kriteria seiring perkembangan kebutuhan pengguna sistem sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem.

2. METODE PENELITIAN

(3)

yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur [5]. Secara khusus, Sistem Pendukung Keputusan didefenisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang Manajer maupun sekelompok Manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengancara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu [6].

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis [7].

2.3 Simple Additive Weighting (SAW) Metode Simple Additive Weighting menurut [8] sering juga dikenal dengan istilah metode Penjumlahan Terbobot. Konsep dasar SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternatif pada semua. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan ( ) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.dengan semua rating alternatif yang ada pada Persamaan (1).

=

Variabel adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif pada atribut ∶ = 1, 2, …, = 1, 2, …, . Nilai preferensi untuk setiap alternatif ( ) diberikan pada Persamaan (2).

= (2)

Nilai yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif lebih terpilih. Menurut [8] langkah – langkah penelitian dalam menggunakan metode SAW adalah.

1. Menentukan kriterian-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu .

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria ( ), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan maupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi .

Hasil akhir diperoleh dari setiap proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik ( ) sebagai solusi.

2.4 Technique Order Prefence by Similarity To Ideal Solution (TOPSIS)

Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya karena faktor ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi saja, namun masih terdapat penyebab lainnya seperti faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada, dengan beragamnya kriteria pemilihan dan juga nilai bobot dari masing-masing kriteria merupakan suatu bentuk penyelesaian masalah yang sangat kompleks. Pada zaman sekarang ini, metode-metode pemecahan masalah multi kriteria telah digunakan secara luas diberbagai bidang. Setelah menetapkan tujuan masalah, kriteria-kriteria yang menjadi tolak ukur serta alternatif-alternatif yang mungkin, para pembuat keputusan dapat menggunakan satu metode atau lebih untuk menyelesaikan masalah mereka. Adapun metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan multi kriteria yaitu metode Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS).

(4)

industri khusus, pemilihan sistem operasi, evaluasi pelanggan dan perancangan robot.

TOPSIS mengasumsikan bahwa setiap kriteria akan dimaksimalkan ataupun diminimalkan. Maka dari itu nilai solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dari setiap kriteria ditentukan dan setiap alternatif dipertimbangkan dari informasi tersebut. Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi ideal negatif terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. Solusi ideal positif jarang dicapai ketika menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata, maka asumsi dasar dari TOPSIS adalah ketika solusi ideal positif tidak dapat dicapai, pembuat keputusan akan mencari solusi yang sedekat mungkin dengan solusi ideal positif. TOPSIS memberikan solusi ideal positif yang relatif dan bukan solusi ideal positif yang absolut. Dalam metode TOPSIS klasik, nilai bobot dari setiap kriteria telah diketahui dengan jelas. Setiap bobot kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kepentingannya menurut pengambil keputusan.

Yoon dan Hwang mengembangkan metode TOPSIS berdasarkan intuisi yaitu alternatif pilihan merupakan alternatif yang mempunyai jarak terkecil dari solusi ideal positif dan jarak terbesar dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean. Alternatif yang mempunyai jarak terkecil dari solusi ideal positif, tidak harus mempunyai jarak terbesar dari solusi ideal negatif, maka dari itu, TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif secara bersamaan. Solusi optimal dalam metode TOPSIS didapat dengan menentukan kedekatan relatif suatu alternatif terhadap solusi ideal positif. TOPSIS akan merangking alternatif berdasarkan prioritas nilai kedekatan relatif suatu alternatif terhadap solusi ideal positif. Alternatif-alternatif yang telah dirangking kemudian dijadikan sebagai referensi bagi pengambil keputusan untuk memilih solusi terbaik yang diinginkan. Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan mengukur

kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan.

Berikut adalah langkah-langkah dari metode TOPSIS:

1. TOPSIS dimulai dengan membangun sebuah matriks keputusan.

Matriks keputusan mengacu terhadap alternatif yang akan dievaluasiberdasarkan n kriteria. Matriks keputusan dapat dilihat pada Persamaan (3).

(3)

2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi.

Persamaan yang digunakan untuk mentransformasikan setiap elemen xj adalah

pada Perasamaan (4).

(4)

dengan = 1, 2, 3, . . . , ; =

1, 2, 3, . . . , ; dimana adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisai ,

adalah elemen dari matriks keputusan .

3. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot.

4. Menentukan matriks solusi ideal positif dan solusi idea negatif.

Persamaan solusi idea positif ditunjukkan oleh Persamaan (5).

= max ( , , , ) (5)

Persamaan solusi idea negatif ditunjukkan oleh Persamaan (6).

= max( , , , ) (6)

5. Menentukan jarak terbobot terhadap solusi idea positif, dengan Persamaan (7).

= ( − ) (7)

6. Menentukan jarak terbobot terhadap solusi idea negatif, dengan Persamaan (8).

(5)

4 2 2 4 7. Menentukan nilai prefensi untuk setiap,

dengan Persamaan (9).

=

+ (9)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi merupakan tahap dimana sistem siap untuk dioperasikan.Hasil analisis dan perancangan diimplementasikan dalam bentuk aplikasi penentuan lokasi baru BTS menggunakan Bahasa pemrograman Php dan berbasis Web GIS.

Uji coba sistem yang akan dilakukan berikut ini merupakan proses pembuktian bahwa aplikasi ini telah sesuai dengan rancangan awal dari sistem yang telah dirancang pada bab sebelumnya dengan menggunakan metode SAW dan TOPSIS dapat dilihat pada Tabel .

Tabel 1 Tabel Penilaian

Kriteria Range Nilai Nilai Konversi

Metode SAW keputusan dari 4 alternatif :

Matriks normalisasi keputusan R.

R11 = = 1, R21 = = 1

Sehingga didapat matriks normalisasi keputusan R,

R =

Matriks normalisasi matriks Y.

Y11 = 0,35 1 = 0,35 Y21 = 0,30 1 = 0,30

Sehingga didapat matriks Y,

(6)

Metode TOPSIS

Menentukan solusi ideal positif ( A+) :

= max( 0,35, 0,35, 0,35, 0,35) = 0,35 = max( 0,30, 0,15, 0,15, 0,15) = 0,30 = max( 0,25, 0,25, 0,25, 0,25) = 0,25 = max( 0,08, 0,04, 0,06, 0,1) = 0,1

Menentukan solusi ideal positif ( A-) :

= min( 0,35, 0,35, 0,35, 0,35) = 0,35 = ( 0,30,0,15,0,15, 0,15) = 0,15 = min( 0,25, 0,25, 0,25, 0,25) = 0,25 = min( 0,08, 0,04, 0,06, 0,1) = 0,04

Menentukan jarak terbobot setiap alternatif terhadap solusi idea positif (S1+) :

Menentukan jarak terbobot setiap alternatif terhadap solusi idea negatif (S1-) :

Menentukan nilai prefensi untuk setiapnilai :

Jadi di peroleh hasil seperti berikut :

Tabel 3 Hasil Uji Coba

Berdasarkan Tabel 3, bahwa BTS Kambu lebih layak untuk dibangun BTS.Jika diurut BTS Kambu, BTS Kambu 3, BTS Kambu 2, dan BTS Kambu 1.

Gambar 1 adalah tampilan grafik pada aplikasi.

Berdasarkan Gambar 1 dijelaskan bahwa alternatif 1 (BTS Kambu) memperoleh nilai prefensi 0,88587194349148, alternatif 2 (BTS Kambu 1) memperoleh nilai prefensi 0, alternatif 3 (BTS Kambu 2) memperoleh nilai prefensi 0,11412805650852, alternatif 4 (BTS Kambu 3) memperoleh nilai prefensi 0,28571428571429. Jika diurut berdasarkan nilai prefensi jadi alternatif 1, alternatif 4, alternatif 3, dan alternatif 2.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan hasil pengujian disimpulkan bahwa :

1. Metode SAW dan TOPSIS dua metode yang dapat diterapkan dalam pencarianlokasi baru, karena metode SAW dan TOPSIS dapat menghasilkan sistem pendukung keputusan yang lebih baik dibandingkan menggunakan satu metode diantaranya.

(7)

2. Dengan cara memasukkan dua Metode ke dalam sistem aplikasi yang di buat berdasarkan 4 kriteria yang menjadi acuan diantaranya antara lain, Kepadatan, Jarak, Akses, dan Biaya.

5. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Dalam menentukan lokasi baru pembangunan BTS Telkomsel harusnya menggunakan Aplikasi yang menentukan layak/tidaknya BTS dibangun di suatu wilayah berdasarkan kepadatan penduduk, jarak BTS satu dengan BTS rekomendasi, akses ke tempat rekomendasi BTS, serta biaya pembangunan BTS. Sehingga semua wilayah mendapatkan jaringan yang lebih stabil.

2. Untuk mendapatkan hasil sesuai harapan dan tujuan, dalam penentuan skala prioritas pembanguna lokasi baru BTS, respon user dalam hal ini Telkomsel harus selalu mengupdate kriteria yang digunakan kependudukan, akses, serta biaya karena tidak menutup kemungkinan setiap tahun berubah nilainya.

3. Untuk pengembangan aplikasi selanjutnya dapat ditambahkan kriteria yang dianggap penting, misalnya ketinggian gedung untuk ditambahkan dalam kriteria karena aplikasi ini bersifat dinamis.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sidik, R, 2014, Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Lokasi Untuk Membangun Tower Pemancar Sinyal Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW), Medan.

[2] Iqbal, 2011, Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) Pada Kabupaten Bireuen, Tesis, Program Magister Ilmu Komputer, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

[3] Iriane, G. 2013, Analisis Penggabungan Metode SAW dan Metode TOPSIS Untuk Mendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Dosen, Yogyakarta.

[4] Angrawati, D., Yamin, M. dan Ransi, N., 2016, Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Jumlah Beras Miskin Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting), semanTIK, Vol. 2, No. 1, pp : 39-46, Kendari.

[5] Hermawan, J., 2005, Membangun Decission Support System, Yogyakarta.

[6] Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, Andi.

[7] Rudiono, 2012, Sistem Informasi Geografis.http://majalah1000guru.net/20 12/01/sistem-informasi-geografis/, diakses pada tanggal 13 Mei, 2015.

(8)

Gambar

Tabel 1 Tabel Penilaian
Gambar 1 adalah tampilan grafik pada aplikasi.

Referensi

Dokumen terkait

• Pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior

PERTAMA : Menetapkan hasil Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Daarut Tauhiid Boarding School Putri Tahun Ajaran 2021-2022.. KEDUA : Ketentuan, persyaratan,

Lebih rinci lagi dapat diidentifikasi bahwa pemukiman kumuh adalah lingkungan hunian yang kualitasnya sangat tidak layak huni, ciri-cirinya antara lain berada pada

Berdasarkan hasil tersebut, harga tidak terpaut jauh dengan metode yang telah diterapkan Sekolah Nasima yang berarti bahwa walaupun selama ini Sekolah Nasima

Untuk ibu bersalin dengan forsep memiliki karakteristik sebagai berikut usia antara 20 – 35 tahun, ibu merupakan primipara dan multipara, jarak kehamilan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi Collaborative Writing dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Dugaan penyebab non-infeksi meliputi proses autoimun seperti Ensefalopati Hashimoto (Schaitkin BM,2000), ischemia dari atherosclerosis yang mengarah pada

Evaluasi membaca pemahaman atau membaca dalam hati adalah kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi bacaan.. Siswa harus mampu mengungkapkan isi bacaan dengan