Kapasitas Produksi = ton/tahun Basis Perhitungan :
1 tahun = hari kerja
1 hari = jam operasi
Tepung tapioka yang dibutuhkan = kg/batch
= ton/batch
= ton/tahun
1 cycle batch = jam
Basis = kg/batch
1. MIXING TANK (M-110)
Berfungsi untuk mencampur CaCl2 + air pengencer untuk menghasilka slurry starch (suspensi pati). CaCl2 berguna sebagai stabilizer enzim.
Ketentuan dan kondisi operasi :
1. Konsentrasi slurry starch 30 - 35% padatan (Uhlig, 2001) 2. Kadar Ca²
⁺
maksimum 400 ppm 3. Material masuk pada suhu 30
⁰
C Diketahui
4. Waktu tinggal 15 menit BM Ca = 40,1 kg/kmol
5. Tekanan atmosferik BM CaCl = 111 kg/kmol
6. pH = 6
Pemilihan Kondisi :
1. Konsentrasi slurry starch 35% padatan 2. Kadar Ca²
(Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI. 2003 ) Massa (kg/batch)
1,00
Komposisi tepung tapioka yang digunakan (per 100 gram bahan) fraksi
APPENDIKS A
NERACA MASSA
30000
Karbohidrat (pati) Komponen
30000,00 666,00
MIXING TANK
Tepung
CaCl2 + air
Slurry starch 35% < 1 >
< 2 >
Perhitungan kebutuhan air
Konsentrasi slurry starch = 35%
35% =
massa air dalam tank =
massa air yang ditambahkan =
-= kg/batch
Perhitungan kebutuhan CaCl2
Konsentrasi Ca² ⁺
= 200 ppm
0,0002 =
Massa Ca² ⁺
=
= 0,0002 x
1
-= 10,276 kg/batch
Mol Ca =
= 10,276 40,08
mol Ca2+ = 0,2564 kmol/batch Maka massa CaCl2,
mol CaCl2 = mol Ca2+
mol CaCl2 = 0,2564 kmol/batch massa CaCl2 = 28,469 kg/batch
Protein Karbohidrat (pati)
51368,57 2340,00
49028,571
massa air + massa Ca² ⁺ massa Ca²
⁺
ppm x massa air (1-ppm)
51368,571 massa solid massa solid + massa air
27660,00 17979,00 27660,00
0,35
27660,00 massa air 27660,0
massa air
0,0002 Massa Ca²
⁺
BM Ca² ⁺
51368,571 Massa solid
2. JET COOKER (E-120)
Berfungsi untuk memanaskan slurry starch agar larut secara sempurna dengan menginjeksikan steam sehingga pati akan tergelatinisasi dan menjadi lebih mudah untuk di hidrolisis.
Ketentuan dan kondisi operasi : 1. Suhu suspensi pati tergelatinasi 98
⁰
C
2. Steam yang digunakan adalah saturated steam pada suhu 145 ⁰
C dengan tekanan 418.15 kPa (4.13 atm)
3. Diasumsikan bahwa saat slurry starch berkontak dengan saturated steam maka seluruh steam akan menjadi liquid dan ikut bersama aliran suspensi pati tergelatinasi.
Massa steam yang dibutuhkan didapatkan dari hasil perhitungan neraca energi. Massa steam yang dibutuhkan = kg/batch
Aliran Masuk
8077,67
Aliran 1 kg/batch kg/batch
Aliran keluar Aliran 3 Neraca Massa
Protein
Pati 26361,00
TOTAL Aliran 2
total Abu Lemak
JET COOKER
Slurry starch
Suspensi pati tergelatinisasi Steam
< 3 >
< 37 >
3. REAKTOR LIQUIFIKASI (R-130)
Berfungsi untuk mengkonversi pati menjadi dekstrin, dekstrosa, dan maltos oleh enzim α-amilase.
Ketentuan dan kondisi operasi :
1. Penambahan enzim α-amilase adalah 0.7 L/1000 kg of starch 2. pH operasi = 6
3. Suhu operasi = 95 ⁰
C 4. Tekanan atmosferik 5. Waktu tinggal 3 jam Reaksi yang terjadi : Diketahui :
BM Pati = kg/kmol
BM Dekstrin = kg/kmol
BM H2O = kg/kmol
BM Maltosa = kg/kmol
BM Dekstrosa = kg/kmol
konversi pati menjadi dekstrin adalah 20% (Gerald, B Borglum) Neraca Massa
(C6H10O5)1000 + 500H2O → 25(C6H10O5)10 + 250(C12H22O11) + 250(C6H12O6) Aliran keluar
Aliran Masuk
TOTAL total Steam (air)
Aliran 37 total Aliran 3
87134,71 Aliran 4
666,00 153,00 480,00
REAKTOR LIQUIFIKASI
Suspensi pati
tergelatinisasi dekstrin Larutan
α-amilase < 5 >
massa pati awal = kg/batch
= kmol/batch
massa air awal = kg/batch
= kmol/batch
persamaan reaksi (dalam kmol/batch)
konstanta 1 500 25 250 250
(C6H10O5)1000 + H2O (C6H10O5)10 + (C12H22O11) + (C6H12O6)
awal 0,16
reaksi 0,03 16,26 0,81 8,13
akhir 0,13 0,81 8,13
pati air dekstrin maltosa dekstrosa
pati yang bereaksi = konversi x jumlah pati mula - mula = 20 % x 0,163
= kmol/batch
= kg/batch
air yang bereaksi = 500 x jumlah pati yang bereaksi = 500 x
= kmol/batch
= 292,89 kg/batch
dekstrin yang terbentuk = 25 x jumlah pati yang bereaksi = 25 x 0,033
= 0,81 kmol/batch
= kg/batch
maltose yang terbentuk = 250 x jumlah pati yang bereaksi = 250 x 0,033
= kmol/batch
= kg/batch
dekstrosa yang terbentuk = 250 x jumlah pati yang bereaksi = 250 x 0,033
= 8,129 kmol/batch = 1464,5 kg/batch
massa pati yang tersisa =
-= - 5272
=
massa air yang tersisa =
-=
-=
Kebutuhan enzim α-amilase = 0,7 L/1000 kg of starch
ρ enzim = 1,25 kg/L
dosis = 0,875 kg/1000 kg of starch
massa dry starch = kg/batch
massa enzim α-amilase = dosis x massa starch = 26,25 kg/batch
30000,0 massa awal
26361,00
21088,80 kg/batch bereaksi massa awal
292,89 59446,24
2782,54
59153,4 kg/batch 3299,8190
59446,2 0,1626 26361,0000
4. REAKTOR SAKARIFIKASI (R-140)
Fungsi :mengkonversi pati dan dekstrin menjadi dekstrosa dan maltosa oleh enzim glukoamilase
Ketentuan dan kondisi operasi :
1. Penambahan enzim glukoamilase adalah 0.7 L/1000 kg of dry matter 2. pH optimum = 4.2
3. Suhu operasi = 60 ⁰
C 4. Tekanan atmosferik 5. Waktu tinggal 48 jam 6. Reaksi yang terjadi : Reaksi I :
Reaksi II :
Reaksi III :
2(C6H12O5)1000 + 1000H2O -> 1000(C12H22O11)
Aliran 5 total Aliran 4 Aliran Masuk
87160,96
Aliran keluar
TOTAL
Aliran 6 Neraca Massa
59446,24 480,00
REAKTOR SAKARIFIKASI
Larutan dekstrin
Larutan dekstrosa HCl 0,1 M glukoamilase
< 10 > < 9 >
< 8 >
ρ air pada 60°C yaitu 0,983 kg/L Menentukan volume larutan
Fraksi s.g. ρ (kg/L) 0,24 1,50 1,47 0,68 1,00 0,98 0,01 0,89 0,88 0,00 0,80 0,79 0,01 1,40 1,38 0,00 2,15 2,11 0,00 1,25 1,23 0,02 1,495 1,47 0,02 1,54 1,51 0,03 1,54 1,51 1,00
pH diturunkan dengan menggunakan HCl 0,1 M pH larutan sebelum masuk reaktor = 6 pH larutan dalam reaktor diinginkan = 4,2
pH = - log [ H+ ] = [ H+ ] -6 = mol/L
= M3(V1+V2)
= M3 V1 + M3V2
= =
= 49,35 L/Batch
Vol HCl 0,1 M yang ditambahkan = 49,35 L/batch BM HCl = 36,488 g/mol
massa HCl= M x V x BM HCl
= 0,100 x 49,35 x
= 180,07 g/batch = 0,1801 kg/batch
ρ HCl 0,1 M = 1,126 g/cm³
V1 (M3-M1) V1 (M3-M1) (M2-M3) V2
Volume (L/batch)
79423,68 Massa (kg/batch)
Massa larutan HCl yang masuk = V HCl x ρ HCl = 49,35 x 1,126 = 55,57 kg/batch Komposisi larutan HCl 0,1 M yang masuk :
HCl = 0,18 kg/batch
H2O = massa larutan HCl - massa HCl
= 55,57 - 0,18
= 55,39 kg/batch
Total air = air pelarut HCl + air dari larutan dekstrin
= 55,39 +
= kg/batch
Enzim glukoamilase (AMG) yang ditambahkan sebanyak 0.7 L/metric ton of dry matter.
Diketahui ρ AMG = 1,2 kg/L
Maka dosis AMG = 0,84 kg/metric ton of dry matter
Enzim glukoamilase yang ditambahkan : = dosis x dry matter
= 0,84 x 1000 = 0,001 x = 23,48 kg/batch
Reaksi yang terjadi dalam reaktor sakarifikasi Reaksi I :
2(C6H10O5)1000 + 1000H2O 1000(C12H22O11)
Reaksi II :
(C6H10O5)1000 + 1000H2O 1000(C6H12O6)
Reaksi III :
(C6H10O5)10 + 10H2O 10(C6H12O6)
Diketahui :
BM Pati = kg/kmol Massa (kg/batch) Dry matter
Glukoamylase
Glukoamylase
Reaksi I :
2(C6H12O5)1000 + 1000H2O 1000(C12H22O11)
Pati mula - mula = kg/batch
kg/kmol
= kmol/batch
H O mula - mula = kg/batch
kg/kmol
= kmol/batch
Maltosa mula - mula = kg/batch
kg/kmol
= kmol/batch
Konversi pati di reaksi I dan II = 98% Konversi dekstrin menjadi dekstrosa = 98%
Konversi reaksi I 3% dari 98% =
Konversi reaksi II 97% dari 98% =
Konversi I =
0,03 =
= 0,0038 kmol/batch Reaksi I :
+ 1000H2O 1000(C12H22O11)
awal 0,1301 3287
reaksi 0,0038 1,912
akhr 0,1262 3285
Dari reaksi I maka diperoleh :
Maltosa yang terbentuk = 1000 x 0,004 2
= 1,9119 kmol/batch = 654,45 kg/batch
Jumlah produk maltosa = maltosa awal + hasil reaksi I
= +
= kg/batch
Pati yang tersisa =
-= 0,13 - 0,004
= 0,13 kmol/batch = 20469 kg/batch
654,45 2782,54
3437,00
pati bereaksi pati mula - mula
pati yang bereaksi 0,13 pati mula - mula pati yang bereaksi
pati yang bereaksi
10,04
Glukoamylase
H O bereaksi = 1000 x 0,004 2
= 1,91
= 34,44
H O yang tersisa =
-= 3286,6 - 1,912 = 3284,7 kmol/batch = 59174 kg/batch
Dekstrosa mula - mula = kg/batch
kg/kmol
= kmol/batch
Konversi II = pati yang bereaksi pati mula - mula 0,9506 = pati yang bereaksi
0,1301
= 0,1236 kmol/batch Reaksi II :
+ 1000H2O 1000(C6H12O6)
awal 0,1262 3285 8,129
reaksi 0,1236 123,6 123,6
sisa 0,003 3161 131,8
Dari reaksi II maka diperoleh :
Dekstrosa yang terbentuk = 1000 x 0,124 1
= 123,64 kmol/batch = 22274 kg/batch
Jumlah produk dekstrosa = dekstrosa awal + hasil reaksi II
= +
= kg/batch
Pati yang tersisa =
-= 0,1262 - 0,124
= kmol/batch
= 421,78 kg/batch
H O bereaksi = 1000 x 0,124
1 = 123,64 = 2227,4
pati mula - mula kg/batch kmol/batch
H O bereaksi H O mula-mula
pati bereaksi 0,0026
kg/batch kmol/batch 180,16
1464,49 8,13
pati yang bereaksi (C6H12O5)1000
1464,49 23738,87
H O yang tersisa = - H O bereaksi = 3284,7 - 123,6
= kmol/batch
= kg/batch
Dekstrin mula-mula = kg/batch
kg/kmol
= kmol/batch
Dekstrosa mula - mula = kg/batch
kg/kmol
= kmol/batch
Konversi III =
0,98 =
= 0,80 kmol/batch Reaksi III :
(C6H12O5)10 + 10H2O 10(C6H12O6)
awal 0,8129 3161 131,8
reaksi 0,7966 7,966 7,966
akhir 0,0163 3153 139,7
Dari reaksi III maka diperoleh :
dekstrosa yang terbentuk = 10 x 0,797 1
= 7,97 kmol/batch = 1435,2 kg/batch
Jumlah produk dekstrosa = dekstrosa awal + hasil reaksi III
= + 1435
= kg/batch
Dekstrin yang tersisa = - dekstrin reaksi
= 0,81 - 0,797
= 0,02 kmol/batch = 26,36 kg/batch
H O bereaksi = 10,00 x 0,797
1,00
= 7,97
= 143,52 23738,87 25174,08 dekstrin awal
kmol/batch kg/batch Dekstrin yang bereaksi
dekstrin yang bereaksi dekstrin mula - mula dekstrin yang bereaksi
0,81 H O mula-mula
131,77 180,16 23738,87
0,81 1621,41 1318,05 56946,93
3161,08
H O yang tersisa = - H O bereaksi = 3161,1 - 7,966
= 3153,1 kmol/batch = 56803 kg/batch Maka dari ketiga reaksi diperoleh
Pati tersisa = pati awal - reaksi I - reaksi II - reaksi III = 421,8 kg/batch
H2O tersisa = H2O awal - reaksi I - reaksi II - reaksi III
= kg/batch
Dekstrin tersisa = dekstrin awal - reaksi III = 26,36 kg/batch
TOTAL
H O mula-mula
56803,42
Aliran keluar
dekstrosa Aliran 10 Neraca Massa
Abu
Aliran Masuk
TOTAL
Aliran 9 total Glukoamilase
Aliran 8 total maltosa dekstrosa
dekstrin α-amilase
Aliran 7
CaCl
5. FILTER PRESS (H-150)
Fungsi :memisahkan padatan yang terkandung dalam larutan dekstrosa
Ketentuan dan Kondisi Operasi 1. suhu operasi 600 C
2. Kandungan air dalam cake 10% dari inert yang yang ikut cake
3. Protein, lemak, CaCl , dekstrin, dekstrosa dan maltosa ikut cake 0.1% dari bahan yang masuk
0,10% x = 0,42 kg/batch
0,10% x = 0,48 kg/batch
0,10% x = 0,15 kg/batch
0,10% x = 0,03 kg/batch
0,10% x = 0,03 kg/batch
0,10% x = 25,174 kg/batch Total inert dalam larutan dekstrosa
Komponen abu α-amilase
glukoamilase
total inert 715,73 23,48 26,25 666,00 Massa (kg/batch)
Pati yang ikut dalam cake =
Dekstrin yang ikut dalam cake = CaCl yang ikut dalam cake = Lemak yang ikut dalam cake = Protein yang ikut dalam cake =
26,36 28,47 153,00 480,00 421,78
Dekstrosa yang ikut dalam cake = 25174,08
FILTER PRESS
Larutan dekstrosa Larutan
dekstrosa
Cake < 10 >
< 11 >
0,10% x = 3,44 kg/batch
0,10% x 0,180
= kg/batch
10% x inert
= 10% x
= 71,573 kg/batch
kandungan air dalam filtrat = kandungan air di aliran 11 -kandungan air dalam cake
= - 71,57
= kg/batch
Air
Aliran 12 total
Total ikutan dalam cake : Total ikutan dalam filtrat :
total Aliran 11 Aliran Keluar 0,028468599
0,153 0,48 0,421776
kg/batch
Aliran 10 Aliran Masuk
maltosa
6. KATION EXCHANGER (H-160)
Berfungsi untuk menghilangkan ion - ion positif yang terkandung dalam lar yaitu memisahkan impuritis Ca2+ dari CaCl2.
Ketentuan dan kondisi operasi : 1. Suhu operasi = 60°C
2. Tekanan atmosferik
3. Resin yang digunakan adalah jenis sulfonat phenolic 4. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2RH + CaCl2 R2Ca + 2 HCl
Massa HCl yang terbentuk = + HCl terbentuk
= 0,180 + 18,69
87240,01 87240,01
421,35
HCl mula-mula 18,87
0,26 0,51 kmol/batch
0,51 BM HCl
kg/batch
kg/batch BM CaCl2
masssa CaCl2
111,04 28,44
KATION EXCHANGER
Larutan dekstrosa
Larutan dekstrosa menuju
anion exchanger Ca2+
Ca2+ tertinggal dalam resin = CaCl2 yang bereaksi x BM Ca2+
= 0,26 x 40,08
= 10,27
H+ dari resin = 2 x CaCl2 yang bereaksi
= 2 x
= 0,51 kmol/batch
= 0,51 x BM H+
= 0,51 x 1,008
= 0,516 kg/batch
7. ANION EXCHANGER (H-170)
Berfungsi untuk menghilangkan ion - ion negatif yang terkandung dalam lar yaitu memisahkan impuritis Cl dari HCl.
Ketentuan dan kondisi operasi : 1. Suhu operasi = 60°C
2. Tekanan atmosferik
3. Resin yang digunakan adalah jenis basa kuat 4. Reaksi yang terjadi adalah di halaman berikut.
86423,50 Aliran Keluar
Tertinggal di bed
Air Pati Aliran 14
total
Neraca Massa
Protein Air Pati Aliran 13 Aliran Masuk
TOTAL total Resin H+ Fixed Bed
total EXCHANGER
Larutan dekstrosa Larutan dekstrosa
menuju tangki penampung Cl-
RNR3OH + HCl + H2O Diketahui :
BM OH- = 17,007 kg/kmol
BM Cl- = 35,48 kg/kmol
HCl yang bereaksi = = Cl- tertinggal dalam resin = HCl bereaksi x
= 0,52 x 35,48
= 18,35 kg/batch
Jumlah H2O total = H2O mula-mula + H2O terbentuk
= + 9,32
= kg/batch
kmol/batch
Aliran Keluar
TOTAL Aliran 15
total Cl-Tertinggal di bed
86422,03 Resin OH-Fixed Bed
total Aliran 14 Aliran Masuk
86422,03
Neraca Massa
8. DOUBLE EFFECT EVAPORATOR (V-180 dan V-190)
Berfungsi untuk menguapkan kadar air dalam larutan dekstrosa sehingga menghasilkan larutan dekstrosa 50%.
Ketentuan dan kondisi operasi : 1. Efek pertama tekanan 1 atmosfer 2. Efek kedua tekanan 38.58 kPa
3. Pemanas efek pertama menggunakan saturated steam dengan suhu 145 ⁰
C
Massa pati =
Massa protein = Massa lemak = Massa dekstrin = Massa dekstrosa =
Massa maltosa = +
Massa solute
Maka fraksi feed (Xf) = = =
Dari perhitungan neraca energi didapatkan : Jumlah air yang teruapkan :
V1 = kg/batch
V2 = kg/batch
Maka jumlah total air yang teruapkan dari evaporator efek 1 dan efek 2 adalah :
Jumlah air yang teruapka = +
= +
= kg/batch
Massa solute Massa larutan
86403,68 29662,52
0,34
14574,89 12503,75
12503,75 14574,89
V2
EVAPORATOR
2nd EVAPORATOR Larutan
dekstrosa Larutan
9. REAKTOR HIDROGENASI (R-210)
Berfungsi untuk mengkonversi dekstrosa menjadi sorbitol dan maltosa menjadi maltitol dengan katalis Raney Nikel.
Ketentuan dan kondisi operasi :
1. Penambahan katalis Ni 2% dari glukosa yang masuk
2. Katalis Raney Nikel terdiri dari 96% Ni dan 4% Al2O3 dalam bentuk slurry 50% 3. Suhu operasi = 130
⁰
C 4. Tekanan 70 atm 5. Waktu tinggal 3 batch
6. Hidrogen yang digunakan pada tekanan 175 atm 7. Reaksi yang terjadi :
Reaksi I:
+ H2 →
Reaksi II:
+ H2 → Aliran 18
total Air Aliran 17+ 19 Aliran Keluar
26,33 152,85 479,52 56741,16
Neraca Massa
421,35 dekstrosa
C12H22O11 C12H24O11
Maltitol Maltosa
Aliran 16 Aliran Masuk
TOTAL
REAKTOR HIDROGENASI
Larutan dekstrosa 50%
Larutan sorbitol
hidrogen
sisa hidrogen katalis
Raney Nikel < 20 >
< 21 >
< 22 > < 23 >
Kebutuhan Ni = 2% dari dekstrosa yang masuk
Massa dekstrosa masuk = kg/batch
Maka kebutuhan Ni = 2% x
= 502,98 kg/batch
Kebutuhan katalis = 100 x 503
96
= 523,94 kg/batch
Al O dalam katalis = 4% x 523,9
= 20,957 kg/batch
Katalis Raney Nikel yang digunakan dalam bentuk slurry 50% Maka kandungan air dalam slurry tersebut adalah
Air dalam slurry = 50%
50% =
massa air + massa katalis
50% = massa air
massa air + 523,9 massa air = 523,94 kg/batch
Dekstrosa mula - mula = kg/batch
= =
= 139,6 kmol/batch
H mula - mula = 50% excess dari kebutuhan reaksi
= 1,5 x 139,6
= 209,39
= 209,39 x BM H
= 209,39 x 2,016 = 422,14 kg/batch
Densitas H2 = 0,0695 kg/liter(Perry, 1997) = 69,48 kg/m³
Kemurnian H yang digunakan 75% maka Gas H yang masuk= 100 x 422,1
75
= 562,8 kg/batch
Impuritis H = x Gas H yang masuk
= x 562,8
= 140,7 kg/batch
kmol/batch kmol/batch
25,00% 25,00%
25148,9
25148,9
massa air
25148,9 25148,9 BM dekstrosa
Diketahui :
BM H = kg/kmol
BM dekstrosa = kg/kmol
BM maltosa = kg/kmol
BM sorbitol = kg/kmol
BM maltitol = kg/kmol
Yield dekstrosa menjadi sorbitol adalah 98%
Yield = Produk (sorbitol) x 100% Reaktan mula-mula (dekstrosa)
98% = Produk (sorbitol) x 100%
139,6
Produk = 98% x 139,6
sorbitol 100%
= 136,8 kmol/batch
= 136,8 x
= 136,8 x
= 24922 kg/batch
+ H2 →
awal 139,60 209,39
reaksi 136,80 136,80
akhir 2,79 72,59
Dekstrosa yang bereaksi = 1 x sorbitol terbentuk
= 1 x 136,8
= 136,8 kmol/batch
= 136,8 x BM dekstrosa
= 136,8 x
= 24646 kg/batch
Dekstrosa tersisa = dekstrosa mula- mula - dekstrosa bereaksi
= 139,6 - 136,8
= 2,79 kmol/batch
= 2,79 x
= 2,7919 x
= 502,98 kg/batch
Hidrogen yang bereaksi = 1 x sorbitol terbentuk
= 1 x 136,8
= 136,8 kmol/batch
= 136,8 x
= 136,8 x 2,016
= 275,8 kg/batch 344,31
182,17 342,30 180,16 2,02
180,16
180,16
BM H BM sorbitol
182,17
Reaksi I:
C6H12O6 C6H14O6
136,80 136,80
Hidrogen tersisa = hidrogen mula-mula - hidrogen bereaksi = 209,39 - 136,8
= 72,589 kmol/batch
= 72,589 x BM H
= 72,589 x 2,016 = 146,34 kg/batch Yield maltosa menjadi maltitol adalah 99%
Maltosa mula - mula = 3433,6 kg/batch =
=
= 10,031 kmol/batch H mula - mula = 146,34 kg/batch
= 146,34 BM H = 146,34
2,016
= 72,589 kmol/batch Yield = Produk (maltitol) x 100%
Reaktan mula-mula (maltosa)
99% = Produk (maltitol) x 100%
10,03
Produk = 99% x 10,031
maltitol 100%
= 9,9306 kmol/batch
= 9,9306 x BM maltitol
= 9,9306 x 344,31
= 3419,2 kg/batch
C12H22O11 + H2 →
awal 10,03 72,59
reaksi 9,93 9,93
sisa 0,10 62,66
Maltosa yang bereaksi = 1 x maltitol terbentuk
= 1 x 9,931
= 9,93 kmol/batch
= 9,93 x
= 9,93 x
= 3399 kg/batch Reaksi II:
C12H24O11
9,93 9,93
BM maltosa 342,30 BM maltosa
3433,6
Maltosa tersisa = maltosa mula- mula - maltosa bereaksi = 10,031 - 9,931
= 0,1003 kmol/batch
= 0,1003 x
= 0,1003 x
= 34,336 kg/batch
Hidrogen yang bereaksi = 1 x maltitol terbentuk
= 1 x 9,931
= 9,9306 kmol/batch
= 9,9306 x
= 9,9306 x 2,016 = 20,02 kg/batch
Hidrogen tersisa = hidrogen mula-mula - hidrogen bereaksi = 72,589 - 9,931
= 62,659 kmol/batch
= 62,659 x BM H
= 62,659 x 2,016 = 126,32 kg/batch Massa air dalam reaktor =
= + 523,9
= kg/batch
BM maltosa 342,30
massa air larutan dekstrosa + massa air ikut katalis 29662,52
impuritis H H Aliran 23 Aliran Keluar
20,96 Aliran 24
total impuritis H
H total Aliran 22
Neraca Massa Aliran Masuk
Aliran 20
Air Al O
Nikel Aliran 21
10. TANGKI ADSORBSI KARBON AKTIF (M-310)
Berfungsi untuk menyerap warna (decolorisasi) yang ditimbulkan oleh pro sebelumnya sehingga diperoleh larutan sorbitol yang lebih jernih.
Ketentuan dan kondisi operasi :
1. Karbon aktif yang digunakan berupa bubuk dengan massa jenis 0,2-0,6 gram/mL 2. Kebutuhan karbon aktif sebesar 10 - 15 kg per 1000 kg sorbitol.
3. Suhu operasi 70°C 4. Tekanan atmosferik 5. Waktu tinggal 1 batch
Kebutuhan karbon aktif ditet = 15 kg/1000 kg sorbitol
Massa sorbitol = kg/batch
Kebutuhan karbon aktif = 15 x massa sorbitol 1000
Karbon aktif Al O
Aliran 26 total
Aliran 25 Aliran 27
Aliran Keluar
TOTAL
Neraca Massa Aliran Masuk
TOTAL total Karbon aktif
TANGKI ADSORBSI
Larutan sorbitol dari tangki
pendingin
Larutan sorbitol menuju filter press karbon
aktif < 25 >
< 26 >
11. FILTER PRESS (H-320)
memisahkan impuritis dalam larutan sorbitol berupa katalis Raney Nike dan karbon aktif.
Ketentuan dan kondisi operasi : 1. Kandungan air dalam cake 10%
2. Katalis Raney Nikel dan karbon aktif tertahan sebagai cake 3. Al O yang terikut dalam larutan sebesar 1%
4. Dekstrosa, maltosa, sorbitol dan maltitol yang terikut dalam cake sebesar 0.1% 5. Waktu tinggal 4 jam
Massa Ni = kg/batch
Massa Al O = kg/batch
Massa karbon aktif = kg/batch
Massa dekstrosa = kg/batch
Massa maltosa = kg/batch
Massa sorbitol = kg/batch
Massa maltitol = kg/batch
Massa protein = kg/batch
Massa lemak = kg/batch
Massa dekstrin = kg/batch
Massa Pati = kg/batch
Massa cake basah = 100 x komponen solid
90
= 100 x
90
= 997,3 kg/batch
Massa air dalam cake = 10 x
100
897,55
cake basah Komponen solid (inert) dalam cake :
897,55 Karbon aktif Al O (99% massa)
Nikel Komponen
421,35
FILTER PRESS Larutan sorbitol
dari tangki karbonatasi
Larutan sorbitol menuju tangki
penampung
Cake < 27 >
< 28 >
= 10 x 997,3 100
= 99,73 kg/batch
Massa Al O terikut ke larutan = 1% x massa Al O total
= 1% x 20,96
= 0,21 kg/batch Massa dekstrosa terikut ke cake = 0,1% x
= 0,50 kg/batch Massa maltosa terikut ke cake = 0,1% x 34,34
= 0,034 kg/batch Massa sorbitol terikut ke cake = 0,1% x
= 24,92 kg/batch Massa maltitol terikut ke cake = 0,1% x
= 3,42 kg/batch Massa protein terikut ke cake = 0,1% x
= 0,48 kg/batch Massa lemak terikut ke cake = 0,1% x
= 0,153 kg/batch Massa dekstrin terikut cake = 0,1% x
= 0,026 kg/batch Massa pati terikut cake = 0,1% x
= 0,421 kg/batch
Massa air dalam filtrat = - air dalam cake
= - 99,7
= kg/batch
Massa dekstrosa dalam filtrat = - 0,5
= kg/batch
Massa maltosa dalam filtrat = - 0,03
= kg/batch
Massa sorbitol dalam filtrat = - 24,9
= kg/batch
Massa maltitol dalam filtrat = - 3,42
= kg/batch
502,98
24921,72
3419,25
34,30129 34,33562
24896,798 24921,719
3415,8274 3419,247
479,52
152,85
421,35 26,33
air mula-mula 30186,5 30086,7
Massa protein dalam filtrat = - 0,48
= kg/batch
Massa lemak dalam filtrat = - 0,15
= kg/batch
Massa dekstrin dalam filtrat = - 0,03
= kg/batch
Massa pati dalam filtrat = - 0,42
= kg/batch
479,0405 Karbon aktif
Aliran 28 Pati
Air Protein Lemak dekstrin Aliran Keluar Neraca Massa
421,35 kg/batch
152,85 479,52 30186,46 Aliran Masuk
Aliran 27 Pati Aliran 29
Pati Karbon aktif
11. KATION EXCHANGER (H-330)
Berfungsi untuk menghilangkan ion - ion positif yang terkandung dalam lar yaitu memisahkan impuritis Al dari Al O yang terikut dalam larutan sorbitol.
Ketentuan dan kondisi operasi : 1. Suhu operasi = 85°C
2. Tekanan atmosferik
3. Resin yang digunakan adalah jenis sulfonate phenolic 4. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
6RH + Al2O3 2R3Al + 3 H2O
Diketahui :
BM Al3+ = 26,97
BM Al2O3 = 101,94
BM H O = 18,02
BM H+ = 1,01
Massa Al O = 0,21
Al O yang bereaksi =
= kg/batch
kg/kmol
= kmol/batch
H O yang terbentuk = 3 x Al O yg bereaksi 0,00617 kmol/batch
18,015 H O mula-mula
30086,73
KATION EXCHANGER Larutan sorbitol
dari tangki penampung
Larutan sorbitol menuju evaporator Al³⁺
=
Al tertinggal dalam resin = 2 x Al O yang bereaksi 1
= kmol/batch
= x BM H+ 30086,84 kg/batch
0,00206 kmol/batch
BM Al 26,970
Tertinggal di bed Aliran Keluar
Protein Air Pati Aliran 29
476,10 30086,73 420,93 kg/batch
0,11090 kg/batch
0,00206 Aliran 30
total
Neraca Massa Aliran Masuk
total Resin H+ Fixed Bed
13. EVAPORATOR DOUBLE EFFECT (V-340 dan V-350)
Berfungsi menguapkan kadar air dalam larutan dekstrosa sehing menghasilkan larutan sorbitol 70%.
Ketentuan dan kondisi operasi : 1. Efek pertama tekanan 233.7 mmHg 2. Efek kedua tekanan 149.8 mmHg
3. Pemanas efek pertama menggunakan saturated steam dengan suhu 145 ⁰
C
Komponen selain air :
Massa pati =
Massa dekstrosa =
Massa maltosa =
Massa sorbitol =
Massa maltitol =
Massa protein =
Massa lemak =
Massa dekstrin = +
kg/batch Maka,
XF =
=
= 0,50
V1 = 7992,2 kg/batch V2 = 9269,7 kg/batch Maka jumlah air yang diuapkan : V1 + V2 = 17262
massa solute massa larutan
29924,97 60011,81
Dari perhitungan neraca energi dapat diketahui jumlah air yang diuapkan :
kg/batch
29924,97 26,31 152,69 476,10 3415,83 24896,80
33,83 502,48 420,93 1st
EVAPORATOR
2nd EVAPORATOR Larutan
dekstrosa
Uap air Uap air
< 31 >
< 32 >
< 33 >
< 34 >
Aliran 32+34
Kapasitas Produksi = 30000 ton/tahun = 90909 kg/hari = 3787,9 kg/jam = 41667 kg/batch Basis Perhitungan
Tepung Tapioka = 30000 kg/batch
Produk yang dihasilkan = kg/batch
Tepung Tapioka yang dibutuhkan
= x Basis
= x
= 29240 kg/batch
Dibulatkan = 30000 kg/batch(sama dengan basis perhitungan) = 2727 kg/jam
= 65455 kg/hari = 65,45 ton/hari = 21600 ton/tahun
Neraca Massa
42749,96 Aliran Masuk
TOTAL Aliran 31
60011,81 Aliran Keluar
TOTAL Aliran 35
maltosa dekstrosa
dekstrin Lemak Protein
Air Pati
502,48 26,31 152,69 476,10 12824,99 420,93
Dari spesifikasi produk diatas, maka produk sirup sorbitol ini memenuhi karena kandungan sorbitol lebih dari 50%
0,98%
100,00% 7,99% 58,24% 0,08% 1,18% 0,06% 0,36% 1,11% 30,00% Fraksi (%)
42749,96 3415,83 24896,80 33,83
Massa(kg/batch)
total Maltitol Sorbitol Komponen
Persamaan Neraca Massa Overall :
selisih : 9,32 persen eror :
89233,88 Total
89224,55 Total
0,01% 32+34 H-330
28 23 17+19 H-170 H-160
11
35 42749,96
17261,85 0,11 1030,65 267,03 27078,64 18,35 10,27 817,02
26 22 21 9 8 5 Steam jet cker.
2 1
373,83 562,85 1047,87 55,57 23,48 26,25 8077,67 49057,04 30000,00
No. Aliran Kg/batch No. Aliran Kg/batch
90,90909
90909,09 kg/hari 3787,879
dry
h proses
Nikel
21600 ton/tahun 2727,27 kg/jam 65454,5 kg/hari