BENTUK – BENTUK PEMERINTAHAN NEGARA
Oleh :
Daniel Hanang Feriyanto 8111414331
Dliya Ul Muharram 8111414329
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
Bentuk – bentuk Pemerintahan Negara
Teori politik pada zaman kuno membedakan Tiga bentk negara, dan pada perkembangan untuk ke depannya pada teori politik modern juga tidak jauh dari tiga pengelompokan tersebut. Dasarnya pada pengelompokan ini, yang digunakan sebagai acuan adalah banyaknya (jumlah)pemegang kekuasaan pemerintahan negara. Oleh karena itu diperoleh 3 bentuk negara, yaitu :
1. Monarki (Kerajaan) 2. Aristokrasi
3. Demokrasi
Menurut pendapat Hans Kelsen dalam bukunya Teori Umum Tentang Hukum dan Negaramengatakan bahwa jumlah individu ang memegang kekuasaan dalam negara hanyalah luaran saja. Sebenarnya pengelompokan pmerintahan merupakan pengelompokan kontitusi dalam arti material. Sebab, perbedaan antara monarki (kerajaan), aristokrasi, dan demokrasi pada dassarnya menunjuk pada pengaturan pembentukkan undang – undang.
Bentuk negara pengertiannya sering diampurkan dengan bentuk pemerintahan. Pada zaman yunani kuno, terdapat dua pemikir, yaitu Plato dan Aristoteles.
Plato mengemukakan lima macam bentuk negara bedasarkan sifat tertentu jiwa manusia, yaitu :
1. Aristokrasi, bearasal dari kata aristokrat (cendikiawan) dipegang oleh sekelompok orang menuju keadilan.
2. Timokrasi, pemerintahan yang di pimpin oleh sekelompok orang yang menginginkan kemasyuran dan kehormatan.
3. Oligarkhi, pemerintahan yang dipegang oleh kaum haratawan, sehingga menimbulkan rakyat kecil bersatu melawan hal tersebut.
4. Demokrasi, pemerintahan yang dipegang oleh rakyat.
Plato mengemukakan bahwa kelimanya tersebut saling berhubungan dan dapat membentuk siklus.
Menurut Aristoteles yang mengemukakan tiga macam bentuk negara ideal yang dibaginya bedasarkan bentuk ideal dan pemerosotannya. Sehingga ditemukan 7 bentuk negara.
1. Monarki, pemerintahan oleh satu orang guna kepentingan seluruh rakyat. 2. Tirani, pemerintahan oleh satu orang untuk kepentingan diri sendiri.
3. Aristokrasi, pemerintahan oleh sekelompok orang cendekiawan guna kepentingan rakyat.
4. Oligraki, pemerintahan oleh sekelompok orang yang mementingkan kepentingan kelompoknya sendiri.
5. Plutokrasi, pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang kaya guna kepentingan orang – orang kaya.
6. Politea, pemerintahan oleh seluruh orang guna kepentingan seluruh rakyat. 7. Demokrasi, pemerintahan oleh orang – orang (rakyat).
Sama dengan pendapat Pluto, Aristoteles juga mengemukakan bahwa ketujuh bentuk negara tersebut saling berhubungan dan membentuk silkus.
Adapun 3 bentuk ideal dan kemerosotannya adalah sebagai berikut :
Bentuk ideal Kemerosotannya
Monarki Diktaktor/Tirani
Aritokrasi Oligraki/Plutokrasi
Politea Demokrasi
negara yang pernah ada dan yang sekarang menguasai manusia adalah republik atau kerajaan.”
Dalam bukunya yang berjudul “Il Principe”, ia menyatakan bahwa Monarki merupakan pemerintahan negara yang dipegang oleh seorang, yang dalam menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan semua orang, sedangkan Republik berasal dari kata “Res–Publika” yang berarti organisasi kenegaraan yang mengurus kepentingan bersama.
Ada beberapa kreteria atau ukuran untuk membedakan antara Monarkhi dan Republik yang dikemukakan oleh para ahli :
George Jellinek.
Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara pembentukan kehendak negara :
Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak seseorang (secara psychologis), maka terdapat bentuk pemerintahan Monarkhi.
Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak rakyat atau kemauan dari hasil peristiwa secara yuridis, maka terdapat bentuk Republik.
Leon Duguit.
Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara penunjukkan kepala negara :
Monarkhi adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (raja) memperoleh kedudukan berdasarkan hak waris secara turun temurun dan masa jabatannya tidak ditentukan dalam batas waktu tertentu.
Pembedaan atas dasar penunjukkan kepala negara yang dilakukan Leon Duguit itulah yang banyak diterima dan dianut oleh negara–negara modern pada masa sekarang.
Otto Koellreutter.
Pandangan Otto Koellreutter sependapat dengan Leon Duguit. Ia membedakan Monarkhi dan Republik atas dasar kreteria “Kesamaan” dan “Ketidak samaan”.
Monarkhi : merupakan bentuk pemerintahan atas dasar ukuran ketidaksamaan yaitu bahwa setiap orang tidak dapat menjadi kepala negara.
Republik : merupakan bentuk pemerintahan berdasarkan kesamaan yaitu bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk menjadi kepala negara.
Selain kedua bentuk tersebut di atas, Otto Koellreutter menambahkan bentuk ketiga yaitu Pemerintahan Otoriter (Autoritarien Fuhrerstaat) yaitu suatu pemerintahan yang dipegang oleh satu orang yang bersifat mutlak. Dalam pemerintahan otoriter kepala negara diangkat berdasarkan pemilihan, akan tetapi didalam berkuasa makin lama makin berkuasa secara mutlak. Contoh : Jerman pada masa Hittler, Italia pada masa Musolini.
Berdasarkan sifat hubungan antara organ – organ yang diserahi kekuasaan di negara itu, khusunya badan legislatif dengan badan eksekutif. Maka di dapatkan adanya tiga macam sistem pemerintahan, yaitu :
1. Sistem pemerintahan presidensial 2. Sistem pemerintahan parlementer