• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ROKAN HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ROKAN HULU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1266

Tema: 6 Rekayasa sosial dan pengembangan perdesaan

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

PADI SAWAH DI KABUPATEN ROKAN HULU

Oleh

Defidelwina,

Anton Ariyantodan Yulfita „Aini

Universitas Pasir Pengaraian

Jl. Tuanku Tambusai Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu

delwinadefi21@gmail.com, aariyantost@gmail.com, yulfitaaini@gmail.com

ABSTRAK

Program pencapaian kemandirian pangan sudah menjadi salah satu program kerja pada tiap periode perubahan kepemimpinan Indonesia. Peningkatan jumlah dana yang digulirkan untuk peningkatan produksi dan produktivitas padi belum mampu memberikan imbal hasil yang memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan srtategi peningkatan produksi dan produktivitas padi di Kabupaten Rokan Hulu. Anallisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan internal dan ekternal usahatani padi. Data dikuantifikasi dengan menggunakan Quantitave Strategic Planning Matrix (QSPM). Strategi prioritas yang disarankan adalah membentuk manajemen pembiayaan oleh organisasi yang mengakomodir dan mengatur proses usahatani dari hulu hingga hilir.

Kata kunci: usahatani padi, produksi, produktivitas, SWOT, QSPM

ABSTRACT

The program of achieving food self-sufficiency has become one of the works program in each period of change of leadership of Indonesia. Increasing the amount of funds for increased production and productivity of rice has not been able to offer satisfactory returns. This study aims the strategy how to figure increased production and productivity of rice in Rokan Hulu Regency. we use SWOT analysis to show the internal and external environment of rice farming. The data are quantified using the Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). The recommended priority strategy is to show a financing management by an organization that accommodates and regulates farming processes from upstream to downstream.

Keywords: rice farming, production, productivity, SWOT, QSPM

PENDAHULUAN

Berbagai penelitian mutakhir menunjukkan bahwa beras merupakan komoditas yang

menduduki posisi strategis dalam proses pembangunan pertanian, karena beras telah menjadi

komoditas politik dan menguasai hajat hidup rakyat Indonesia (Pujiasmanto, 2015). Sebagai

komoditas strategis, padi menjadi indikator perekonomian Indonesia. Dimana harga beras menjadi

cerminan kemampuan suatu negara dalam mengelola ekonominya. Kondisi ini memiliki kaitan

yang erat dengan manajemen produksi padi yang berpengaruh terhadap pengelolaan konsumsi dan

(2)

1267

merupakan salah satu strategi yang bisa digunakan untuk mengatasi persoalan yang muncul pada

tanaman pangan ini.

Kabupaten di Propinsi Riau yang memiliki target swasembada pangan tahun 2016 adalah

Kabupaten Rokan Hulu. Hal ini dimaksudkan dalam rangka mendukung program swasembada

pangan pemerintah Republik Indonesia (RI) tahun 2018 (Surbakti, 2015). Namun hingga tahun

2017 pasokan beras Rokan Hulu masih bergantung pada luar daerah. Langkah yang dilakukan

pemerintah saat ini adalah membentuk Tim kelompok kerja (Pokja) Teknis Dewan Ketahanan

pangan (DKP) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang bertugas merumuskan draf terkait ketahanan

pangan yang dijadikan sebagai acuan DKP Rohul dalam menjalankan program ketahanan pangan

di Rohul, yang disahkan dengan Surat Keputusan Bupati Rohul Nomor: Kpts.800/DKPP.349/2017

tertanggal 12 Juni 2017. Hasil rumusan tim ini diharapkan mampu mengurangi pasokan pangan

dari Luar Rohul (riauterkini.com, 2017)

Karena padi adalah komoditas yang memiliki persoalan spesifik pada lingkungan yang

spesifik maka dibutuhkan identifikasi masalah produksi dan produktifitas padi dilapangan. Agar

produksi dan produktifitas padi dapat ditingkatkan. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif

untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Ayub, Aslam, Razzaq, & Iftekhar, 2013). Analisis

strengths-weaknesses-opportunities-threats (SWOT) merupakan alat analisis yang ppopuler dalam

menentuakan strategi suatu organisasi (Coman & Ronen, 2009). Dimana, analisis SWOT mampu

menggambarkan suatu usaha dalam kontek internal pada sisi kekuatan dan kelemahan dan kontek

ekternal usaha pada sisi peluang dan ancaman (Valentin, 2005). Dengan analisis SWOT akan

membantu para peneliti dan perencana untuk mengidentifikasi dan menentukan prioritas tujuan dari

suatu usaha (Ommani, 2011). Rencana strategi merupakan salah satu tugas penting dari seorang

manajer karena hal ini menyangkut perluasan dan kecepatan pembangunan sosial dan ekonomi,

peningkatan daya saing, serta pertumbuhan dari suatu organisasi (Hashemi, Mazdeh, Razeghi, &

Rahimian, 2011). Meskipun analisis SWOT merupakan analisis yang sudah lama, akan tetapi

kerangka kerjanya telah teruji oleh waktu dan mampu menggabungkan gagasan dari pendekatan

yang lebih baru seperti sumber perencanaan dan kompetensi dasar serta pengembangan skenario

(Dyson, 2004).

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi pencapaian swasembada beras di kabupaten

Rokan Hulu. Strategi ini dirumuskan melalui evaluasi lingkungan internal dan eksternal usahatani

padi sawah.Penyusunan stategi pencapaian swasembada beras merupakan salah satu cara yang

efektif untuk mempercepat tercapainya tujuan yang dicanangkan. Karena dengan rumusan strategi

dapat ditentukan kelemahan dan kekutan yang kita miliki serta mampu melihat peluang dan

(3)

1268

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu sentra produksi beras di Kabupaten Rokan

Hulu yang terdiri dari Kecamatan Rambah, Kecamatan Rambah samo dan Kecamatan Rokan IV

Koto. Penelitian dilakukan selama 8 (delapan) bulan, terhitung mulai Maret s.d. Oktober 2016.

Penentuan Ukuran Sampel

Ukuran sampel yang diambil adalah sebanyak 100 sampel petani yang diambil secara

disproporsional random sampling terhadap jumlah petani yang ada pada masing-masing lokasi

penelitian. Untuk mencapai tujuan yang dicanangkan, responden penelitian juga diambil dari

beberapa informan kunci yaitu Kepala Dinas Kabupaten Rokan Hulu, 3 orang penyuluh pertanian

yang berhubungan dengan sample penelitian, 3 orang kepala desa dan 3 orang tokoh masyarakat.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Metode Rapid Rural Apraisal. Pada tahap

ini peneliti akan melakukan :

1. Review Data Sekunder, hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan

peningkatan produksi beras di Kabupaten Rokan Hulu.

2. Observasi Langsung sekaligus wawancara dengan menggunakan quisioner semi tersruktur,

artinya quisioner yang dirancang masih ada kemungkinan untuk dikembangkan lagi pada

saat wawancara. Wawancara ini dilakukan terhadap petani yang memiliki keterkaitan dengan

program swasembada beras.

3. Wawancara dengan informan kunci dalam hal ini adalah aparatur daerah (kepala dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura, penyuluh pertanian dan kepala desa serta tokoh

masyarakat.

Metode Analisis Data

Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT Analysis) terhadap lingkungan

internal dan eksternal usahatani digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini. Tujuan dari

analisis SWOT ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang bisa

meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk

matrik. Prosedur analisis yang dilakukan adalah :

1. Evaluasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan ekternal (peluang dan ancaman)

2. Penyusunan matrik IFE (Internal Factors Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation)

3. Penyusunan matrik SWOT dan penentuan strategi alternatif (strategi SO, WO, ST dan WT)

(Tabel 2)

4. Penyususnan QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix)

(4)

1269

Tabel 1. Bentuk Dasar Matrik SWOT

Kekuatan (Internal) Kelemahan (Internal) List faktor kekuatan 1-10 List faktor kelemahan 1-10 Peluang (eksternal)

List faktor peluang 1-10 Strategi SO Strategi WO

Ancaman (Eksternal)

List faktor ancaman 1-10 Strategi ST Strategi WT

Sumber : David et al., (2009); Wang (2003)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Lingkungan Internal dan Matrik IN TERN A L FA CTORS EVA LU A TI ON (IFE)

Identifikasi kekuatan seperti luas lahan yang dimiliki, status kepelikikan lahan, kendali

lingkungan budidaya, pengalaman berusahatani, pendapatan diluar usahatani dan keikutsertaan

dalam organisai yang menunjang kegiatan usahatani. Dan identifikasi kelemahan seperti proses

produksi, persepsi petani terhadap usahatani, kepemilikan lahan petani, kemampuan adopsi

teknologi, tingkat pendidikan, ketersediaan modal usaha pada tiap periodenya dan ketersediaan air

irigasi. Tabel 2 menunjukkan matrik IFE. Nilai weight berada antara 0 dan 1. Nol menunjukkan

faktor yang kurang penting, sedangkan satu menunjukkan bahwa faktor tersebut sangat

berpengaruh. Rating menunjukkan nilai seberapa efektif organisasi merespon faktor yang ada. Dan

weighted score (Wscore) menunjukkan hasil kali weight dan rating. Hasil evalusi matrik internal

(5)

1270

Tabel 2. Matrik Internal Factors Evaluation (IFE)

Key Internal Factors Weight Rating Wscore

Strengths (S)

1 Luas areal sawah irigasi 1.097 ha 0,09 4 0,36

2 Sebahagian besar status kepemilikan lahan adalah milik sendiri 0,05 3 0,15

3

Usahatani padi merupakan usaha keluarga yang telah dilakukan

secara turun temurun 0,02 2 0,04

4 Kondisi wilayah yang mendukung untuk budidaya padi 0,07 4 0,28

5 Rata-rata pengalaman berusahatani yang cukup lama 0,05 3 0,15

6 Petani memiliki pendapatan lain diluar usahatani padi 0,04 3 0,12

7

Petani sudah tergabung dalam kelompok tani sehingga lebih

memudahkan dalam mengakses bantuan pemerintah 0,07 4 0,28

Weaknesses (W)

1 Adanya Proses Penanaman yang tidak serentak 0,07 2 0,14

2

Petani masih menganggap usahatani padi sebagai usaha

sampingan 0,06 1 0,06

3 Luas Lahan usahatani tergolong sempit 0,09 2 0,18

4 Petani belum mau menerapkan mekanisasi dan benih unggul 0,07 3 0,21

5 Rata Pendidikan Petani rendah 0,04 1 0,04

6

Kurangnya jumlah tenaga penyuluh terutama bidang hama

penyakit 0,07 3 0,21

7

Petani tidak memiliki anggaran usahatani yang pasti pada setiap

awal periode 0,08 2 0,16

8 Air irigasi tidak sampai ke lahan usahatani 0,07 3 0,21

9 Generasi muda tidak tertarik untuk melakukan usahatani padi 0,06 2 0,12

Total 1,00 2,71

Analisis Lingkungan Eksternal dan Matrik EXTERN A L FA CTOR EVA LU A TI ON (EFE)

Identifikasi peluang seperti kebijakan pemerintah daerah, jumlah penduduk, teknologi,

harga, perkembangn hilirisasi produk, ketersediaan sumberdana eksternal dan asuransi. Dan

identifikasi Ancaman seperti harga, prosedur pinjaman dana, kondisi iklim, regulasi pemerintah,

ketidakpastian usahatani. Tabel 3 menunjukkan matrik EFE Hasil evalusi matrik eksternal adalah

(6)

1271

Tabel 3. Matrik EFE (External Factor Evaluation)

Key External Factors Weight Rating Wscore

Opportunities (O)

1

Adanya Anggaran Peningkatan Produktivitas padi dari

pemerintah 0,12 4 0,48

2 Jumlah penduduk yang selalu meningkat 0,07 3 0,21

3

Berkembangnya teknologi informasi, mekanisai dan varietas

unggul baru 0,09 3 0,27

4 Turunnya harga produk tanaman perkebunan 0,02 1 0,02

5 Semakin berkembangnya produk pangan yang berasal dari beras 0,07 3 0,21

6 Banyak tersedia perbankan sebagai sumberdana 0,05 3 0,15

7 Adanya Asuransi Pertanian 0,05 3 0,15

Treats (T)

1 Harga beras dari luar wilayah lebih murah 0,09 3 0,27

2

Adanya peningkatan harga-harga input pertanian secara terus menerus yang tidak sebanding dengan peningkatan harga

produksi 0,12 3 0,36

3 Adanya pinjaman bank yang mengharuskan adanya jaminan 0,05 2 0,10

4 Terjadinya perubahan iklim 0,09 3 0,27

5

Adanya regulasi pemerintah dengan penetapan HET (harga

eceran tertinggi) dari hasil produksi padi 0,08 3 0,24

6 Adanya hama yang resisten terhadap dosis pestisida 0,10 2 0,20

Total 1,00 2,93

Strategi Alternatif

Strategi alternatif sebagai bentuk pemecahan persoalan yang ada diperolah dari analisis pada

matrik SWOT ditunjukkan oleh Tabel 4. Dengan mengkombinasikan faktor internal dan eksternal

maka diperoleh strategi Strengths - Opportunities (SO), Weaknesses - Opportunities (WO),

(7)

1272

Tabel 4. Analisis SWOT

Strengths (S) Weaknesses (W)

Faktor Internal

Faktor Eksternal

1. Luas areal sawah irigasi 1.097 ha

(8)

1273

1. Harga beras dari luar wilayah lebih murah

Hasil perhitungan QSPM pada Tabel 5 menunjukkan bahwa alternatif strategi yang memiliki

nilai tertinggi adalah strategi SO1. Yaitu Menerapkan manajemen pembiayaan oleh badan atau

organisasi tertentu. Penerapan manajemen pembiayaan oleh pihak tertentu baik dari pemerintah

atau swasta akan lebih menertibkan petani dalam pengelolaan usahataninya. Dengan adanya badan

yang bertanggungjawab atas pembiayaan usahatani akan lebih memudahkan dan memotivasi petani

dalam pengelolaan usahataninya. Bentuk pengelolaan yang bisa diadopsi adalah petani diupah

untuk bekerja diusahatani yang dikelolanya dan akan mendapatkan bonus jika produksi melebihi

target yang ditetapkan. Pada sisi manajemen ada ahli yang mengawasi jalannya usahatani.

Sehingga usahatani dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hasil produksi ditampung dan

dipasarkan oleh organisasi pembiayaan. Dengan kata lain ada kepastian harga yang diterima oleh

petani. Hal ini dapat dituangkan dalam sebuah kontrak antara petani dan badan pembiayaan. Disisi

lain dengan luasan lahan dalam skala besar maka badan atau organisasi pemberi biaya bisa

(9)

1274

Tabel 5. Rekapitulasi Penilaian QSPM

Alternatif Strategi Nilai Prioritas

SO 1 Menerapkan manajemen pembiayaan oleh badan atau organisasi

tertentu 9,24 I

SO 2 Peningkatan produksi dan produktivitas melalui penerapan

teknologi baru dan varietas unggul baru 7,78 II

WO1 Membuat ujicoba adaptasi teknologi dan varietas unggul baru

untuk masing-masing wilayah 6,88 III

WO2 Memberi insentif bagi pemuda yang mau berusahatani padi 1,75 VIII

ST1 Menerapkan sistem usahatani yang efisien 6,21 IV

ST2 Melakukan penyuluhan bagaimana cara menghadapi perubahan

iklim pada sektor usahatani padi 2,81 VI

WT1 Penggunaan benih unggul yang tahan terhdap kekeringan dan

perubahan iklim 2,56 VII

WT2 Menambah tenaga penyuluh pertanian terutama bidang hama dan

penyakit 5,63 V

Keberadaan manajemen pembiayaan juga dapat menjadi solusi persoalan tenaga penyuluh

yang sekaligus sudah tercakup dalam manajemen pembiayaan. Selain itu, masalah spesifik lokasi

juga dapat ditanggulagi dan kelola oleh badan/organisai pembiayaan.

KESIMPULAN

Analisis SWOT digunakan pada usahatani padi sawah di Kabupaten Rokan Hulu dalam

rangka meningkatkan produksi dan peroduktivitas. Matrik IFE memberikan informasi bahwa

bahwa kekuatan lebih besar dari pada kelemahan. Dan weighted scores matrik EFE

mengindikasikan bahwa peluang lebih besar dibandingkan ancaman. Berdasarkan hasil analisis

QSPM diperoleh strategi yang direkomendasikan adalah membentuk badan pembiayaan yang

membiayai dan mengawasi jalannya sistem agribisnis usahatani padi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih diucapkan kepada Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan

Tinggi Republik Indonesia (RISTEK DIKTI) yang telah mendanai dan Universitas Pasir

Pengaraian yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, A. A., Satria, A., & Hariono, B. (2014). Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Padi dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember. Jurnal Manajemen & Agribisnis,

11(1), 60–67. Retrieved from

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=177144&val=237&title=STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JEMBER

(10)

1275

swot analysis as the mediator in strategic marketing planning through marketing intelligence.

European Journal of Business and Social Sciences, 2(1), 91–98. Retrieved from http://www.ejbss.com/recent.aspx

Coman, A., & Ronen, B. (2009). Focused SWOT: diagnosing critical strengths and weaknesses.

International Journal of Production Research, 47(20), 5677–5689. https://doi.org/10.1080/00207540802146130

David, M. E., David, F. R., & David, F. R. (2009). The Quantitative Strategic Planning Matrix (Qspm) Applied To A Retail Computer Store. The Coastal Business Journal, 8(1), 42–52. Retrieved from http://www.strategyclub.com/CBJ Article.pdf

Dyson, R. G. (2004). Strategic development and SWOT analysis at the University of Warwick.

European Journal of Operational Research, 152(3), 631–640. https://doi.org/10.1016/S0377-2217(03)00062-6

Hashemi, N. F., Mazdeh, M. M., Razeghi, A., & Rahimian, A. (2011). Formulating and Choosing

Strategies Using Swot Analysis and Qspm Matrix : a Case Study of Hamadan Glass

Company. In Proceedings of the 41st International Conference on Computers and Industrial Engineering (pp. 366–371). Retrieved from http://www.proceedings.com/18699.html

Ommani, A. R. (2011). Strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) analysis for farming system businesses management: Case of wheat farmers of Shadervan District , Shoushtar Township, Iran. African Journal of Business Management, 5(22), 9448–9454. Retrieved from

http://www.academicjournals.org/journal/AJBM/article-full-text-pdf/21F95E420498

Pujiasmanto, B. (2015). Perkuat Ketahanan Pangan Nasional Kita. Surakarta.

riauterkini.com. (2017). Pemkab Rohul Berupaya Kurangi Ketergantungan Pasokan Pangan dari Luar Daerah. Retrieved October 29, 2017, from

http://www.riauterkini.com/rohul.php?arr=125640

Surbakti, M. (2015, January 20). Pemerintah Pusat Optimis , Rohul Bisa Capai Swasembada Pangan. Rohultoday.co, pp. 1–5. Retrieved from http://rohultoday.co/news/pemerintah-pusat-optimis-rohul-bisa-capai-swasembada-pangan-.html

Valentin, E. K. (2005). Away With SWOT Analysis : Use Defensive / Offensive Evaluation

Instead. The Journal of Applied Business Research, 21(2), 91–105. Retrieved from http://www.repiev.ru/doc/Away-With-SWOT-Analisis.pdf

Gambar

Tabel 1. Bentuk Dasar Matrik SWOT  Kekuatan (Internal)
Tabel 2. Matrik Internal Factors Evaluation (IFE)  Key Internal Factors
Tabel 3. Matrik EFE (External Factor Evaluation)
Tabel 4. Analisis SWOT
+2

Referensi

Dokumen terkait

Reliabilitas merupakann sesuatu yang dibutuhkan tetapi bukan persyaratan mutlak untuk validitas suatu instrument (Rasyid dan Mansur,2007).. Masalah dalam penelitian ini

Jika epistemologi baya>ni merupakan nalar yang tumbuh dari dalam rahim kebudayaan Arab, dan jika epistemologi ‘irfa>ni pada awalnya merupakan manifestasi dari

Kegiatan penyaluran dana atau pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif pada kriteria Green Building berdasarkan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru Versi 1.2

They glanced at Susannah and looked a bit longer at Jake (his youth apparently more interesting to them than her dark skin), but it was clearly Roland they had come to see;

Namun sesuai rencana awal BSBP akan menggunakan bahan dasar plat baja/besi sehingga BSBP akan dilengkapi dengan pintu setinggi 120 cm yang dapat digunakan sebagai akses

Hipotesis kedua dari penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan diri pada siswa yang masuk dalam kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan

Adapun dalam penelitian ini yang menjadi bagian penelitian adalah siswa yang mengalami masalah pribadi sedangkan pengasuh sebagai data pendukung maka yang sabjek