MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
Penyusun :
Niken Andalasari, S.Kep., Ns.
Akademi Keperawatan Al Ikhlas Cisarua
Yayasan Raudhatul Muta’alimin
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER
A. DASAR TEORI
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu
dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Sistem peredaran darah merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis
cairan tubuh.
6. Sarung tangan
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan pasien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
9 Inspeksi : Periksa warna kulit dalam tubuh, anggota tubuh, membrane mukosa, konjungtiva, CRT, dan ujung jari
10 Tentukan tekanan vena jugularis (JVP), ukur tinggi antara sudut sternum dan tempat palpasi yang tertinggi pada vena
jugularis internal dengan menggunakan penggaris
11 Inspeksi adanya edema pada area tubuh (wajah, ekstremitas atas, ekstremitas bawah, anasarka)
12 Palpasi nadi : Bandingkan satu sisi dengan yang lainnya, perhatikan palpasi pada area carotid, radialis, femoralis,
politeal, tibialis posterior dan dorsalis pedis
13
Palpasi:
- Menentukan batas kiri jantung dengan melakukan perkusi dari sisi lateral kiri ke medial
- Menentukan batas kanan jantung dengan melakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri
- Menentukan batas atas jantung dengan melakukan perkusi dari atas (fossa supraklavikula) ke bawah
14
Auskultasi:
- Melakukan auskultasi jantung pada sela iga II kanan - Melakukan auskultasi jantung pada sela iga III-IV
sepanjang garis parasternal kanan
- Melakukan auskultasi jantung pada sela iga III-IV sepanjang garis parasternal kanan
15 Rapikan pasien
16 Bereskan alat-alat
Evaluasi
17 Evaluasi tindakan
18 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
19 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
20 Dokumentasikan tindakan
PEREKAMAN EKG
A. DASAR TEORI
Elektrokardiogram (EKG) adalah tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung dengan
mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Alat monitor EKG dan eletroda
2. Kapas alkohol
3. Kassa
4. Jelly EKG
5. Tissue
6. Sarung tangan
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan pasien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
Kerja
9 Atur posisi pasien berbaring, membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, kalung
dan logam lainnya dilepas
10 Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan dan kedua tungkai
dilokasi pemasangan manset elektroda
12 Menghidupkan monitor EKG
13
Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien untuk rekam ektremitas lead (I, II, II, AVR, AVF) dengan cara sebagai berikut:
- Warna merah pada tangan kiri - Warna hijau pada kaki kiri - Warna hitam pada kaki kanan - Warna kuning pada tangan kiri
14
Pasang elektrode pada daerah dada sebagai berikut : - V1 : sela iga ke 4 pada garis sternal kanan - V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri - V3 : diantara V2 dan V4
- V4 : sela iga ke 5 pada midclavicula kiri - V5 : garis axila anterior (diantara V4 dan V6) - V6 : mid axila sejajar dengan V4
15 Melakukan kalibrasi 10 mm dengan kecepatan 25 mm volt/detik
16 Memuat rekam secara berurutan sesuai dengan lead yang terdapat pada mesin EKG dan Melakukan kalibrasi kembali
setelah perekam selesai
17 Memberi identitas pasien pada hasil rekaman: Nama, Umur, Tanggal dan jam rekaman serta nomor lead dan nomor rekam
medik.
18 Lepas sarung tangan
19 Rapikan pasien
20 Bereskan alat-alat
Evaluasi
21 Evaluasi tindakan
22 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
23 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
24 Dokumentasikan tindakan
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN
A. DASAR TEORI
Pemeriksaan sistem respirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada tubuh
manusia. Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif yang dilakukan
dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik adalah
pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap
perlu untuk nmemeperoleh data yang sistematis dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan
tindakann keperawatan yang tepat bagi klien.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan
2. Stetoskop
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
Kerja
9 Atur posisi klien berbaring, lalu membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas
10 Inspeksi kesimetrisan dada dari sudut pandang posterior dan lateral
12 Amati pola pernapasan (frekuensi dan irama pernapasan)
13
Palpasi dada:
- Letakkan kedua tangan pada thorax bawah pasien, jari-jari disepanjang sisi lateral, ibu jari-jari pada kosta
- Minta pasien untuk menarik napas dalam, amati kesimetrisan kedua tangan
14
Palpasi dada untuk mengetahui taktil fremitus (getaran halus pada dinding dada saat berbicara):
- Letakkan kedua tangan pada dada posterior pasien - Minta pasien mengucapkan beberapa kata, misal: satu,
dua, tiga
- Ulangi 2 langkah diatas dan bandingkan fremitus kedua paru
15 Lakukan perkusi secara sistematis dimulai dari klavikula hingga bagian bawah paru
16 Auskultasi dada dimulai dari bronki diantara sternum dan klavikula hingga bagian bawah paru
17 Rapikan pasien
18 Bereskan alat-alat
Evaluasi
19 Evaluasi tindakan
20 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
21 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
22 Dokumentasikan tindakan
POSTURAL DRAINAGE
A. DASAR TEORI
Merupakan tindakan perawatan dengan melakukan drainage postural, clapping dan
vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan. Tindakan postural
merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk
mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan drainage postural diikuti dengan
tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi.
Posisi untuk postural drainage:
B. PERSIAPAN ALAT
1. Pot sputum
2. Tisu
3. Bantal
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
Kerja
9
Atur posisi pasien yang sesuai dengan area yang akan dilakukan fisioterapi:
a. Semi fowler bersandar kekanan, kekiri, lalu kedepan apabila daerah yang akan didrainase pada lobus atas bronkus apikal
b. Tegak dengan sudut 450 membungkuk ke depan pada bantal dengan sudut 450 ke kiri dsan ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus posterior c. Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang
akan di drainase bronkus anterior
d. Posisi trendelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring kekiri apabila yang akan di drainase pada lobus tengah (Bronkhus lateral dan medial)
e. Posisi trendelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daerah yang akan di drainase
bronkhus superior dan inferior
f. Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang di drainase bronkus apikal
g. Posisi trendelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kanan, apabila yang akan di drainase bronkhus medial h. Posisi trendelenburg dengan sudut 450 atau dengan
i. Posisi trendelenburg condong dengan sudut 450 dengan bantal di bawah panggul, apabila yang akan di drainase bronkhus posterior
10 Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode selanjutnya kurang lebih 15 - 30 menit 11 Lakukan observasi tanda vital selama prosedur
12 Setelah pelaksanaan drainase postural lakukan clapping, vibrasi dan pengisapan (suction)
13 Lepas sarung tangan
14 Rapikan kembali pasien pada posisi semula
15 Membereskan alat-alat dan cuci tangan
Evaluasi
16 Evaluasi tindakan
17 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
18 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
19 Dokumentasikan tindakan
INHALASI
A. DASAR TEORI
Terapi inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan
bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi
dengan menggunakan alat pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti uap
untuk dihisap.
7. Kapas alkohol
8. Bengkok
9. Kasa lembab
10.NaCl 0,9 %
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
Kerja
9 Atur posisi pasien berbaring, auskultasi suara napas dengan stetoskop
10 Ambil tempat obat kemudian masukkan obat kedalam tempat obat pada mesin nebulizer
11 Memasang tutup adaptor, kemudian menyalakan dengan menekan tombol ON
12 Atur posisi pasien semi fowler
13 Pasang masker nebu pada pasien dan anjurkan pasien untuk bernapas melalui hidung dan menghisap uap, lakukan selama
10 menit
14 Matikan mesin nebulizer dan lepaskan masker nebu dari wajah pasien dan bersihkan mulut dan hidung pasien menggunakan
tisu
15 Lepas sarung tangan
16 Rapikan pasien dan atur posisi nyaman
17 Membereskan alat-alat dan cuci tangan
Evaluasi
18 Evaluasi tindakan
19 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
20 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
21 Dokumentasikan tindakan
PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)
A. DASAR TEORI
Suction merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan
napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan
cara mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri. Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret
jalan nafas dengan. menggunakan alat via mulut, nasofaring atau trakeal
B. PERSIAPAN ALAT
1. Alat penghisap lendir (suction) dengan botol berisi larutan desinfektan
2. Kateter penghisap lendir steril
3. Pinset steril
4. Sarung tangan steril
5. Dua kom berisi larutan aquabides / nacl 0.9% dan larutan desinfektan
6. Kassa steril
7. Kertas tissue
8. Stetoskop
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
9 Atur posisi pasien terlentang, lakukan auskultasi paru untuk mengetahui suara napas pasien
10 Hubungkan kateter pengisap dengan selang alat penghisap, lalu hidupkan mesin pengisap
11 Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi aquabides atau naCl 0.9%
untuk mempertahankan tingkat keseterilan (aseptic)
12 Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150mmHg untuk dewasa, 95-110 untuk anak-anak dan 50-95 untuk bayi
13 Masukkan selang penghisap dalam keadaan tidak menghisap ke mulut atau saluran pernapasan pasien dan lakukan
penghisapan dengan gerakan memutar tidak lebih dari 15 detik
14 Minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk, apabila pasien mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik
sebelum melakukan pengisapan berikutnya
15 Setelah selesai, kaji jumlah konsistensi, warna, bau secret, dan respon pasien terhadap prosedur yang dilakukan
16 Lepas sarung tangan
17 Rapikan pasien dan atur posisi nyaman
18 Membereskan alat-alat dan cuci tangan
Evaluasi
19 Evaluasi tindakan
20 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
21 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
22 Dokumentasikan tindakan
PEMASANGAN INFUS
A. DASAR TEORI
Pemasangan infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang
memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set
B. PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Infus set (makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. IV catheter
5. Kapas alkohol
6. Torniquet
7. Perlak dan pengalas
8. Bengkok 1 buah
9. Plester / hypafix
10.Kassa steril
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
9 Siapkan cairan infus dan sambungkan dengan infus set
10 Gantung botol cairan pada standar infus, isi tabung reservoir dan alirkan cairan sampai tidak ada gelembung udara di selang
infus
11 Atur posisi pasien dan pilih vena yang akan dilakukan penusukan IV catheter
12 Pasang perlak dan pengalas
13 Pasang torniquet dengan jarak 5 cm proksimal dari lokasi penusukan
14 Desinfeksi lokasi penusukan dengan kapas alkohol
15 Mempertahankan vena pada posisi stabil dan memegang IV catheter dengan sudut 450 dan menusuk vena dengan lubang jarum menghadap keatas
16 Memastikan IV catheter masuk intra vena kemudian menarik Mandrin dan masukkan IV catheter secara perlahan
17 Lepas torniquet dan sambungkan IV catheter dengan selang infus
18 Alirkan cairan infus dan fiksasi IV catheter menggunakan plester lalu ditutup kassa
19 Atur tetesan infus sesuai program terapi
20 Lepas sarung tangan
21 Rapikan pasien dan atur posisi nyaman
22 Membereskan alat-alat dan cuci tangan
Evaluasi
23 Evaluasi tindakan
24 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
25 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
26 Dokumentasikan tindakan
PENGAMBILAN DARAH VENA
A. DASAR TEORI
Pengambilan darah vena dilakukan dengan cara menusuk area pembuluh darah vena
menggunakan spuit untuk mendapatkan sampel darah yang diperlukan untuk
pemeriksaan diagnostik.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Spuite atau jaurm suntik 3 ml atau 5ml
2. Torniquet
3. Kapas alkohol
4. Plester
5. Vacum tube
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
Kerja
9 Atur posisi pasien berbaring
10 Pilih vena yang akan dilakukan penusukan
11 Minta pasien untuk mengepalkan tangan dan pasang torniquet
13 Lakukan injeksi dengan sudut 450 dengan posisi lubang jarum menghadap keatas
14 Lakukan aspirasi, jika ada darah masuk kedalam pangkal jarum maka bisa dipastikan bahwa jarum masuk ke vena, lalu
lepas torniquet dan kepalan tangan
15 Ambil darah sesuai jumlah yang dibutukan
16 Letakkan kapas alkohol diatas lokasi injeksi dan tarik jarum
17 Tahan kapas beberapa saat lalu fiksasi dengan menggunakan plester
18 Lepas sarung tangan
19 Rapikan pasien dan atur posisi nyaman
20 Membereskan alat-alat dan cuci tangan
Evaluasi
21 Evaluasi tindakan
22 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
23 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
24 Dokumentasikan tindakan
PEMASANGAN KATETER URINE
A. PENGERTIAN
Pemasangan kateter urine adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam
kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan steril
2. Urin bag dan selang kateter
3. 1 set balutan steril (2 pinset anatomis, 2 pinset cirurgis, 2 kom)
4. Kassa steril
5. Korentang
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
9 Atur posisi pasien berbaring, buka pakaian bagian bawah pasien
10 Menyambungkan urin bag dengan kateter
11 Cek balon kateter
12 Memberikan perlak dibawah bokong
13 Memakai sarung tangan steril
14 Melakukan penis/vulva hygiene
15 Menutup area genital dengan duk bolong
16 Masukkan jelly selanjutnya memasukkan kateter dengan teknik steril sampai urin keluar ditambah 2-3 cm
17 Mengisi balon kateter menggunakan spuit
18 Tarik kateter untuk mengecek kepatetan balon kateter
19 Fiksasi kateter menggunakan plester
20 Lepas sarung tangan
21 Pakaikan kembali pakaian pasien dan atur posisi nyaman
22 Bereskan alat-alat dan cuci tangan
Evaluasi
23 Evaluasi tindakan
22 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
23 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
24 Dokumentasikan tindakan
BLADDER TRAINING
A. PENGERTIAN
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal (Potter & Perry,
2005).
B. PERSIAPAN ALAT
1. Klem
2. Air minum
3. Jam
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
Kerja
9
Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc (1 gelas sedang), setiap kali habis diberi minum kateter di klem dan 1 jam kemudian klem kateter dibuka agar kandung kemih kosong atau sampai klien ada rangsangan untuk berkemih 10 Prosedur tersebut diulang terus sampai pukul 20.00
11 Setelah pukul 20.00 klem kateter dibuka dan klien boleh minum tanpa ketentuan sampai pukul 07.00 keesokan harinya Evaluasi
13 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
14 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
15 Dokumentasikan tindakan
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)
A. PENGERTIAN
Melaksanakan pemasangan selang dari rongga hidung ke lambung yang bertujuan
untuk memasukkan makanan cair/obat-obatan cair, mengeluarkan cairan/isi lambung
dan gas yg terdapat didalam lambung, dan bilas lambung.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Selang NGT sesuai ukuran yang dipakai
2. Handscoon bersih
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
Kerja
9 Atur posisi pasien terlentang
10 Pasang pengalas dan pakai handscoon
11 Bersihkan area sekitar hidung dan lubang hidung dengan kapas alkohol
12 Lihat kebersihan lubang hidung menggunakan penlight, dan tentukan lubang hidung sebelah kanan/kiri yang akan
dimasukkan selang NGT
13 Siapkan selang NGT lalu ukur terlebih dahulu dari ubun-ubun sampai menuju lambung atau bisa diukur dari telinga
14
Oleskan jelly pada selang NGT, lalu masukkan NGT perlahan-lahan sambil menginstruksikan klien untuk menelan agar membantu masuknya selang menuju kerongkongan atau esofagus terus menuju lambung sesuai dengan yang kita ukur sebelumnya
15
divalidasi apakah benar selang NGT sudah masuk ke lambung dengan cara menggunakan stetoskop dan spuit. Pakai stetoskop lalu tempelkan ke daerah perut sedangkan spuit dimasukkan ke selang NGT sambil disemprotkan udara yang ada di spuit lalu dengarkan dengan stetoskop.
16 Selanjutnya fiksasi selang NGT dengan plester di bagian hidung agar selang NGT tidak keluar
17 Tutup ujung selang NGT
18 Atur posisi nyaman pasien
19 Rapikan alat-alat, lepas sarung tangan
20 Cuci tangan
Evaluasi
21 Evaluasi tindakan
22 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
23 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
24 Dokumentasikan tindakan
PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT
A. PENGERTIAN
Memasukkan makanan cair/obat melalui selang NGT
B. PERSIAPAN ALAT
1. Makanan cair dalam keadaan hangat
2. Air putih matang
3. Spuit 50 cc
4. Tissue
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Obat yang sudah di haluskan
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
Kerja
9 Atur posisi pasien terlentang
10 Pasang pengalas dan pakai handscoon
11 Sambungkan selang NGT dengan spuit 50 cc
13 Lepaskan pendorong spuit lalu sambungkan lagi spuit ke selang NGT, lalu klem selang NGT agar tidak ada udara yang
masuk ke lambung
14 Masukkan makanan cair kedalam spuit, lalu lepas klem dan tinggikan posisi selang dan biarkan makanan mengalir,
sebelum makanan habis klem kembali selang NGT 15 Ulangi langkah diatas sampai makanan cair masuk sesuai
dengan jumlah yang ditentukan
16 Masukkan air matang, lakukaan langkahnya seperti memasukkaan makanan cair
17 Lepaskan spuit dari selang dan tutup ujung selang NGT
18 Bersihkan sisa makanan cair menggunakan tisu
19 Atur posisi nyaman pasien
20 Rapikan alat-alat, lepas sarung tangan
21 Cuci tangan
Evaluasi
22 Evaluasi tindakan
23 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
24 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
25 Dokumentasikan tindakan
PERAWATAN KOLOSTOMI
A. PENGERTIAN
Suatu tindakan membersihkan stoma, kulit sekitar stoma, & mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan untuk mempertahankan kenyamanan kulit
sekitar stoma dan mencegah infeksi.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Kantong kolostomi
2. Kapas
3. Kasa steril
4. Larutan NaCl
5. Zink salep/ zink oil
6. Plester
7. Satu set ganti balutan (pinset anatomi, pinset cirrugis, kom kecil & gunting)
8. Betadin
9. Bengkok
10.Sepasang sarung tangan
11.Kantong plastik
12.Perlak & pengalas
13.Tempat sampah
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
Kerja
9 Atur posisi pasien terlentang
10 Meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/ kiri pasien sesuai letak/lokasi stoma
11 Meletakkan bengkok tepat di atas perlak didekatkan ketbuh klien
12 Pakai handscoon
13 Mengobservasi product stoma (seperti warna, konsistensi,serta bau dll)
14 Membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan menggunakan pinset & tangan kiri digunakan untuk menekan area kulit klien
15 Observasi stoma & kulit area sekitar stoma
16
Membersihkan kulit sekitar stoma dengan menggunakan NaCl atau air hangat dengan perlahan-lahan, hindari terjadinya perdarahan.
17 Mengeringkan area kulit disekitar lokasi stoma dengan menggunakan kasa steril
18 Memberikan zink salep/ zink oil (tipis- tipis) apabila terdapat adanya iritasi pada kulit sekitar stoma
19
Mengukur stoma & membuat lubang kantong kolostomi sesuai dengan ukuran stoma, selanjutnya lmembuka salah satu sisi dari sebagian perekat kantong kolostomi
20 Menempelkan kantong kolostomi bisa secara posisi vertikal / horizontal sesuai dengan kebutuhan
21 Menggunakan pinset untuk membantu memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
22 Lalu membuka sisa perekat dan hindari adanya udara yang masuk ke dalam kantong kolostomi
23 Atur posisi nyaman pasien
24 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
25 Bereskan alat-alat
Evaluasi
27 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
28 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
29 Dokumentasikan tindakan
MANUAL FEKAL
A. PENGERTIAN
Merupakan tindakan memasukkan jari ke dalam rektum pasien. Tindakan ini digunakan
untuk mengambil atau menghancurkan massa feses sekaligus mengeluarkannya.
Indikasi tindakan ini adalah bila massa feses terlalu besar dan pemberian enema tidak
berhasil, konstipasi pada lansia.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan bersih
2. Masker
3. Handuk
4. Tissue
5. Baskom berisi air hangat
6. Pelumas/vaselin
7. Waslap
8. Perlak
9. Bengkok
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
9 Pasang selimut mandi
10 Buka pakaian bawah klien
11 Atur posisi miring ke kiri dengan lutut fleksi
12 Alas pispot dipasang
13 Letakkan pispot sampai terletak dibawah bokong pasien
14 Beri pelumas pada jari telunjuk dan jari tengah
15 Masukkan jari telunjuk ke lubang anus sampai rektum
16 Gerakkan jari untuk menghancurkan feses
17 Melepaskan feses dari dinding rektum dengan membuat gerakan melingkar disekitarnya
18 Menarik feses ke anus dan membuangnya ke pispot
19 Ulangi kembali tindakan jika masih ada feses yang tersisa
20 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
21 Bereskan alat-alat
Evaluasi
22 Evaluasi tindakan
23 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
24 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
25 Dokumentasikan tindakan
PENYUNTIKAN INSULIN
A. PENGERTIAN
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan yang mengatur tingkat
glukosa gula sederhana yang memberikan energi dalam darah. Tubuh manusia
memerlukan jumlah mantap glukosa sepanjang hari, dan glukosa yang berasal dari
makanan yang orang makan. Pada penderita diabetes mellitus, hormon insulin tidak
dapat diproduksi secara normal seperti pada umumnya sehingga diperlukan injeksi
insulin untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal. Tiap bagian tubuh yang
ditutupi kulit yang longgar dapat dipakai sebagai tempat injeksi insulin termasuk
abdomen, paha, lengan atas, pinggang dan kuadran atas luar dari bokong. Secara umum
insulin akan lebih cepat diabsorpsi dari bagian atas tubuh seperti bagian deltoid dan
abdomen dibanding dari paha dan bokong.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan bersih
2. Bak instrumen
3. Pen insulin
4. Kapas desinfektan
5. Perlak
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
Kerja
9 Menyiapkan jumlah insulin yang akan diberikan sesuai dengan dosis yang diresepkan dalam unit
10 Menentukan area penyuntikan
11 Desinfeksi area penyuntikan
12 Menyuntikkan insulin secara subcutan
13 Merapikan alat-alat
14 Melepas sarung tangan
15 Cuci tangan
Evaluasi
16 Evaluasi tindakan
17 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
18 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
19 Dokumentasikan tindakan
PERAWATAN LUKA GANGREN
A. PENGERTIAN
Perawatan luka gangren adalah perawatan luka yang dilakukan di bagian tubuh yang
terdapat gangren. Luka gangren adalah luka yang sudah membusuk dan bisa menyebar.
Gangren ditandai dengan jaringan yang mati berwarna kehitaman dan berbau busuk
karena adanya pembusukan oleh bakteri. Apabila bagian yang terkena gangren
dipegang akan terasa dingin dan baal (mati rasa). Gangren biasanya sering dijumpai
pada pasien diabetes mellitus.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan steril
2. Masker
3. Barak skort
4. Perlak
5. 1 set balutan steril (2 kom, 2 pinset anatomis, 2 pinset cirurgis, gunting jaringan)
6. Kassa steril
7. Verban gulung
8. Bengkok berisi cairan desinfektan
9. Larutan NaCl 0,9%
10.Korentang
11.Plester
C. LANGKAH KERJA
No. Aspek yang dinilai
Dilakukan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Cek catatan medik
2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan
Orientasi
3 Ucapkan salam
5 Menjaga privacy
6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya
7 Dekatkan alat
8 Cuci tangan
Kerja
9 Memasang pengalas dibawah area luka
10 Membuka set balutan dengan memperhatikan teknik aseptic
11 Pakai sarung tangan steril
12 Membuka balutan dengan pinset
13 Mengobservasi kondisi luka (drainase, integritas jahitan, tanda-tanda infeksi)
14 Membuang balutan kotor ke bengkok
15 Membersihkan luka dengan kassa lembab, gunakan satu kassa untuk sekali usapan
16 Buang bagian-bagian yang kotor atau jaringan nekrotik
17 Bersihkan dari area paling bersih ke area paling kotor
18 Keringkan luka menggunakan kassa kering
19 Tutup luka dengan kassa steril dan balut luka dengan perban
20 Bereskan alat-alat
21 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Evaluasi
22 Evaluasi tindakan
23 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya
24 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
25 Dokumentasikan tindakan