• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Penyusun :

Niken Andalasari, S.Kep., Ns.

Akademi Keperawatan Al Ikhlas Cisarua

Yayasan Raudhatul Muta’alimin

(2)

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER

A. DASAR TEORI

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang

berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu

dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Sistem peredaran darah merupakan juga

bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)

dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh

metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis

cairan tubuh.

6. Sarung tangan

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan pasien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

(3)

9 Inspeksi : Periksa warna kulit dalam tubuh, anggota tubuh, membrane mukosa, konjungtiva, CRT, dan ujung jari

10 Tentukan tekanan vena jugularis (JVP), ukur tinggi antara sudut sternum dan tempat palpasi yang tertinggi pada vena

jugularis internal dengan menggunakan penggaris

11 Inspeksi adanya edema pada area tubuh (wajah, ekstremitas atas, ekstremitas bawah, anasarka)

12 Palpasi nadi : Bandingkan satu sisi dengan yang lainnya, perhatikan palpasi pada area carotid, radialis, femoralis,

politeal, tibialis posterior dan dorsalis pedis

13

Palpasi:

- Menentukan batas kiri jantung dengan melakukan perkusi dari sisi lateral kiri ke medial

- Menentukan batas kanan jantung dengan melakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri

- Menentukan batas atas jantung dengan melakukan perkusi dari atas (fossa supraklavikula) ke bawah

14

Auskultasi:

- Melakukan auskultasi jantung pada sela iga II kanan - Melakukan auskultasi jantung pada sela iga III-IV

sepanjang garis parasternal kanan

- Melakukan auskultasi jantung pada sela iga III-IV sepanjang garis parasternal kanan

15 Rapikan pasien

16 Bereskan alat-alat

Evaluasi

17 Evaluasi tindakan

18 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

19 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

20 Dokumentasikan tindakan

(4)

PEREKAMAN EKG

A. DASAR TEORI

Elektrokardiogram (EKG) adalah tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung dengan

mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Alat monitor EKG dan eletroda

2. Kapas alkohol

3. Kassa

4. Jelly EKG

5. Tissue

6. Sarung tangan

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan pasien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan

Kerja

9 Atur posisi pasien berbaring, membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, kalung

dan logam lainnya dilepas

10 Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan dan kedua tungkai

dilokasi pemasangan manset elektroda

(5)

12 Menghidupkan monitor EKG

13

Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien untuk rekam ektremitas lead (I, II, II, AVR, AVF) dengan cara sebagai berikut:

- Warna merah pada tangan kiri - Warna hijau pada kaki kiri - Warna hitam pada kaki kanan - Warna kuning pada tangan kiri

14

Pasang elektrode pada daerah dada sebagai berikut : - V1 : sela iga ke 4 pada garis sternal kanan - V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri - V3 : diantara V2 dan V4

- V4 : sela iga ke 5 pada midclavicula kiri - V5 : garis axila anterior (diantara V4 dan V6) - V6 : mid axila sejajar dengan V4

15 Melakukan kalibrasi 10 mm dengan kecepatan 25 mm volt/detik

16 Memuat rekam secara berurutan sesuai dengan lead yang terdapat pada mesin EKG dan Melakukan kalibrasi kembali

setelah perekam selesai

17 Memberi identitas pasien pada hasil rekaman: Nama, Umur, Tanggal dan jam rekaman serta nomor lead dan nomor rekam

medik.

18 Lepas sarung tangan

19 Rapikan pasien

20 Bereskan alat-alat

Evaluasi

21 Evaluasi tindakan

22 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

23 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

24 Dokumentasikan tindakan

(6)

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

A. DASAR TEORI

Pemeriksaan sistem respirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada tubuh

manusia. Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif yang dilakukan

dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik adalah

pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap

perlu untuk nmemeperoleh data yang sistematis dan komprehensif,

memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan

tindakann keperawatan yang tepat bagi klien.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Sarung tangan

2. Stetoskop

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

Kerja

9 Atur posisi klien berbaring, lalu membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas

10 Inspeksi kesimetrisan dada dari sudut pandang posterior dan lateral

(7)

12 Amati pola pernapasan (frekuensi dan irama pernapasan)

13

Palpasi dada:

- Letakkan kedua tangan pada thorax bawah pasien, jari-jari disepanjang sisi lateral, ibu jari-jari pada kosta

- Minta pasien untuk menarik napas dalam, amati kesimetrisan kedua tangan

14

Palpasi dada untuk mengetahui taktil fremitus (getaran halus pada dinding dada saat berbicara):

- Letakkan kedua tangan pada dada posterior pasien - Minta pasien mengucapkan beberapa kata, misal: satu,

dua, tiga

- Ulangi 2 langkah diatas dan bandingkan fremitus kedua paru

15 Lakukan perkusi secara sistematis dimulai dari klavikula hingga bagian bawah paru

16 Auskultasi dada dimulai dari bronki diantara sternum dan klavikula hingga bagian bawah paru

17 Rapikan pasien

18 Bereskan alat-alat

Evaluasi

19 Evaluasi tindakan

20 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

21 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

22 Dokumentasikan tindakan

(8)

POSTURAL DRAINAGE

A. DASAR TEORI

Merupakan tindakan perawatan dengan melakukan drainage postural, clapping dan

vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan. Tindakan postural

merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk

mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan drainage postural diikuti dengan

tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi.

Posisi untuk postural drainage:

B. PERSIAPAN ALAT

1. Pot sputum

2. Tisu

3. Bantal

(9)

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan

Kerja

9

Atur posisi pasien yang sesuai dengan area yang akan dilakukan fisioterapi:

a. Semi fowler bersandar kekanan, kekiri, lalu kedepan apabila daerah yang akan didrainase pada lobus atas bronkus apikal

b. Tegak dengan sudut 450 membungkuk ke depan pada bantal dengan sudut 450 ke kiri dsan ke kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus posterior c. Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang

akan di drainase bronkus anterior

d. Posisi trendelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring kekiri apabila yang akan di drainase pada lobus tengah (Bronkhus lateral dan medial)

e. Posisi trendelenburg dengan sudut 300 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 35 - 40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daerah yang akan di drainase

bronkhus superior dan inferior

f. Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang di drainase bronkus apikal

g. Posisi trendelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 - 50 cm ke samping kanan, apabila yang akan di drainase bronkhus medial h. Posisi trendelenburg dengan sudut 450 atau dengan

(10)

i. Posisi trendelenburg condong dengan sudut 450 dengan bantal di bawah panggul, apabila yang akan di drainase bronkhus posterior

10 Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode selanjutnya kurang lebih 15 - 30 menit 11 Lakukan observasi tanda vital selama prosedur

12 Setelah pelaksanaan drainase postural lakukan clapping, vibrasi dan pengisapan (suction)

13 Lepas sarung tangan

14 Rapikan kembali pasien pada posisi semula

15 Membereskan alat-alat dan cuci tangan

Evaluasi

16 Evaluasi tindakan

17 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

18 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

19 Dokumentasikan tindakan

(11)

INHALASI

A. DASAR TEORI

Terapi inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan

bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi

dengan menggunakan alat pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti uap

untuk dihisap.

7. Kapas alkohol

8. Bengkok

9. Kasa lembab

10.NaCl 0,9 %

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

(12)

8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan

Kerja

9 Atur posisi pasien berbaring, auskultasi suara napas dengan stetoskop

10 Ambil tempat obat kemudian masukkan obat kedalam tempat obat pada mesin nebulizer

11 Memasang tutup adaptor, kemudian menyalakan dengan menekan tombol ON

12 Atur posisi pasien semi fowler

13 Pasang masker nebu pada pasien dan anjurkan pasien untuk bernapas melalui hidung dan menghisap uap, lakukan selama

10 menit

14 Matikan mesin nebulizer dan lepaskan masker nebu dari wajah pasien dan bersihkan mulut dan hidung pasien menggunakan

tisu

15 Lepas sarung tangan

16 Rapikan pasien dan atur posisi nyaman

17 Membereskan alat-alat dan cuci tangan

Evaluasi

18 Evaluasi tindakan

19 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

20 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

21 Dokumentasikan tindakan

(13)

PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)

A. DASAR TEORI

Suction merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan

napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan

cara mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu

mengeluarkannya sendiri. Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret

jalan nafas dengan. menggunakan alat via mulut, nasofaring atau trakeal

B. PERSIAPAN ALAT

1. Alat penghisap lendir (suction) dengan botol berisi larutan desinfektan

2. Kateter penghisap lendir steril

3. Pinset steril

4. Sarung tangan steril

5. Dua kom berisi larutan aquabides / nacl 0.9% dan larutan desinfektan

6. Kassa steril

7. Kertas tissue

8. Stetoskop

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan

(14)

9 Atur posisi pasien terlentang, lakukan auskultasi paru untuk mengetahui suara napas pasien

10 Hubungkan kateter pengisap dengan selang alat penghisap, lalu hidupkan mesin pengisap

11 Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi aquabides atau naCl 0.9%

untuk mempertahankan tingkat keseterilan (aseptic)

12 Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150mmHg untuk dewasa, 95-110 untuk anak-anak dan 50-95 untuk bayi

13 Masukkan selang penghisap dalam keadaan tidak menghisap ke mulut atau saluran pernapasan pasien dan lakukan

penghisapan dengan gerakan memutar tidak lebih dari 15 detik

14 Minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk, apabila pasien mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik

sebelum melakukan pengisapan berikutnya

15 Setelah selesai, kaji jumlah konsistensi, warna, bau secret, dan respon pasien terhadap prosedur yang dilakukan

16 Lepas sarung tangan

17 Rapikan pasien dan atur posisi nyaman

18 Membereskan alat-alat dan cuci tangan

Evaluasi

19 Evaluasi tindakan

20 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

21 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

22 Dokumentasikan tindakan

(15)

PEMASANGAN INFUS

A. DASAR TEORI

Pemasangan infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena

dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set

B. PERSIAPAN ALAT

1. Sarung tangan 1 pasang

2. Infus set (makro drip atau mikro drip)

3. Cairan parenteral sesuai program

4. IV catheter

5. Kapas alkohol

6. Torniquet

7. Perlak dan pengalas

8. Bengkok 1 buah

9. Plester / hypafix

10.Kassa steril

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan

(16)

9 Siapkan cairan infus dan sambungkan dengan infus set

10 Gantung botol cairan pada standar infus, isi tabung reservoir dan alirkan cairan sampai tidak ada gelembung udara di selang

infus

11 Atur posisi pasien dan pilih vena yang akan dilakukan penusukan IV catheter

12 Pasang perlak dan pengalas

13 Pasang torniquet dengan jarak 5 cm proksimal dari lokasi penusukan

14 Desinfeksi lokasi penusukan dengan kapas alkohol

15 Mempertahankan vena pada posisi stabil dan memegang IV catheter dengan sudut 450 dan menusuk vena dengan lubang jarum menghadap keatas

16 Memastikan IV catheter masuk intra vena kemudian menarik Mandrin dan masukkan IV catheter secara perlahan

17 Lepas torniquet dan sambungkan IV catheter dengan selang infus

18 Alirkan cairan infus dan fiksasi IV catheter menggunakan plester lalu ditutup kassa

19 Atur tetesan infus sesuai program terapi

20 Lepas sarung tangan

21 Rapikan pasien dan atur posisi nyaman

22 Membereskan alat-alat dan cuci tangan

Evaluasi

23 Evaluasi tindakan

24 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

25 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

26 Dokumentasikan tindakan

(17)

PENGAMBILAN DARAH VENA

A. DASAR TEORI

Pengambilan darah vena dilakukan dengan cara menusuk area pembuluh darah vena

menggunakan spuit untuk mendapatkan sampel darah yang diperlukan untuk

pemeriksaan diagnostik.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Spuite atau jaurm suntik 3 ml atau 5ml

2. Torniquet

3. Kapas alkohol

4. Plester

5. Vacum tube

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan dan pakai sarung tangan

Kerja

9 Atur posisi pasien berbaring

10 Pilih vena yang akan dilakukan penusukan

11 Minta pasien untuk mengepalkan tangan dan pasang torniquet

(18)

13 Lakukan injeksi dengan sudut 450 dengan posisi lubang jarum menghadap keatas

14 Lakukan aspirasi, jika ada darah masuk kedalam pangkal jarum maka bisa dipastikan bahwa jarum masuk ke vena, lalu

lepas torniquet dan kepalan tangan

15 Ambil darah sesuai jumlah yang dibutukan

16 Letakkan kapas alkohol diatas lokasi injeksi dan tarik jarum

17 Tahan kapas beberapa saat lalu fiksasi dengan menggunakan plester

18 Lepas sarung tangan

19 Rapikan pasien dan atur posisi nyaman

20 Membereskan alat-alat dan cuci tangan

Evaluasi

21 Evaluasi tindakan

22 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

23 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

24 Dokumentasikan tindakan

(19)

PEMASANGAN KATETER URINE

A. PENGERTIAN

Pemasangan kateter urine adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam

kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Sarung tangan steril

2. Urin bag dan selang kateter

3. 1 set balutan steril (2 pinset anatomis, 2 pinset cirurgis, 2 kom)

4. Kassa steril

5. Korentang

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

(20)

9 Atur posisi pasien berbaring, buka pakaian bagian bawah pasien

10 Menyambungkan urin bag dengan kateter

11 Cek balon kateter

12 Memberikan perlak dibawah bokong

13 Memakai sarung tangan steril

14 Melakukan penis/vulva hygiene

15 Menutup area genital dengan duk bolong

16 Masukkan jelly selanjutnya memasukkan kateter dengan teknik steril sampai urin keluar ditambah 2-3 cm

17 Mengisi balon kateter menggunakan spuit

18 Tarik kateter untuk mengecek kepatetan balon kateter

19 Fiksasi kateter menggunakan plester

20 Lepas sarung tangan

21 Pakaikan kembali pakaian pasien dan atur posisi nyaman

22 Bereskan alat-alat dan cuci tangan

Evaluasi

23 Evaluasi tindakan

22 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

23 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

24 Dokumentasikan tindakan

(21)

BLADDER TRAINING

A. PENGERTIAN

Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih

yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal (Potter & Perry,

2005).

B. PERSIAPAN ALAT

1. Klem

2. Air minum

3. Jam

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

Kerja

9

Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc (1 gelas sedang), setiap kali habis diberi minum kateter di klem dan 1 jam kemudian klem kateter dibuka agar kandung kemih kosong atau sampai klien ada rangsangan untuk berkemih 10 Prosedur tersebut diulang terus sampai pukul 20.00

11 Setelah pukul 20.00 klem kateter dibuka dan klien boleh minum tanpa ketentuan sampai pukul 07.00 keesokan harinya Evaluasi

(22)

13 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

14 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

15 Dokumentasikan tindakan

(23)

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

A. PENGERTIAN

Melaksanakan pemasangan selang dari rongga hidung ke lambung yang bertujuan

untuk memasukkan makanan cair/obat-obatan cair, mengeluarkan cairan/isi lambung

dan gas yg terdapat didalam lambung, dan bilas lambung.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Selang NGT sesuai ukuran yang dipakai

2. Handscoon bersih

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

(24)

Kerja

9 Atur posisi pasien terlentang

10 Pasang pengalas dan pakai handscoon

11 Bersihkan area sekitar hidung dan lubang hidung dengan kapas alkohol

12 Lihat kebersihan lubang hidung menggunakan penlight, dan tentukan lubang hidung sebelah kanan/kiri yang akan

dimasukkan selang NGT

13 Siapkan selang NGT lalu ukur terlebih dahulu dari ubun-ubun sampai menuju lambung atau bisa diukur dari telinga

14

Oleskan jelly pada selang NGT, lalu masukkan NGT perlahan-lahan sambil menginstruksikan klien untuk menelan agar membantu masuknya selang menuju kerongkongan atau esofagus terus menuju lambung sesuai dengan yang kita ukur sebelumnya

15

divalidasi apakah benar selang NGT sudah masuk ke lambung dengan cara menggunakan stetoskop dan spuit. Pakai stetoskop lalu tempelkan ke daerah perut sedangkan spuit dimasukkan ke selang NGT sambil disemprotkan udara yang ada di spuit lalu dengarkan dengan stetoskop.

16 Selanjutnya fiksasi selang NGT dengan plester di bagian hidung agar selang NGT tidak keluar

17 Tutup ujung selang NGT

18 Atur posisi nyaman pasien

19 Rapikan alat-alat, lepas sarung tangan

20 Cuci tangan

Evaluasi

21 Evaluasi tindakan

22 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

23 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

24 Dokumentasikan tindakan

(25)

PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT

A. PENGERTIAN

Memasukkan makanan cair/obat melalui selang NGT

B. PERSIAPAN ALAT

1. Makanan cair dalam keadaan hangat

2. Air putih matang

3. Spuit 50 cc

4. Tissue

5. Perlak dan pengalas

6. Bengkok

7. Obat yang sudah di haluskan

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

Kerja

9 Atur posisi pasien terlentang

10 Pasang pengalas dan pakai handscoon

11 Sambungkan selang NGT dengan spuit 50 cc

(26)

13 Lepaskan pendorong spuit lalu sambungkan lagi spuit ke selang NGT, lalu klem selang NGT agar tidak ada udara yang

masuk ke lambung

14 Masukkan makanan cair kedalam spuit, lalu lepas klem dan tinggikan posisi selang dan biarkan makanan mengalir,

sebelum makanan habis klem kembali selang NGT 15 Ulangi langkah diatas sampai makanan cair masuk sesuai

dengan jumlah yang ditentukan

16 Masukkan air matang, lakukaan langkahnya seperti memasukkaan makanan cair

17 Lepaskan spuit dari selang dan tutup ujung selang NGT

18 Bersihkan sisa makanan cair menggunakan tisu

19 Atur posisi nyaman pasien

20 Rapikan alat-alat, lepas sarung tangan

21 Cuci tangan

Evaluasi

22 Evaluasi tindakan

23 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

24 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

25 Dokumentasikan tindakan

(27)

PERAWATAN KOLOSTOMI

A. PENGERTIAN

Suatu tindakan membersihkan stoma, kulit sekitar stoma, & mengganti kantong

kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan untuk mempertahankan kenyamanan kulit

sekitar stoma dan mencegah infeksi.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Kantong kolostomi

2. Kapas

3. Kasa steril

4. Larutan NaCl

5. Zink salep/ zink oil

6. Plester

7. Satu set ganti balutan (pinset anatomi, pinset cirrugis, kom kecil & gunting)

8. Betadin

9. Bengkok

10.Sepasang sarung tangan

11.Kantong plastik

12.Perlak & pengalas

13.Tempat sampah

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

(28)

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

Kerja

9 Atur posisi pasien terlentang

10 Meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/ kiri pasien sesuai letak/lokasi stoma

11 Meletakkan bengkok tepat di atas perlak didekatkan ketbuh klien

12 Pakai handscoon

13 Mengobservasi product stoma (seperti warna, konsistensi,serta bau dll)

14 Membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan menggunakan pinset & tangan kiri digunakan untuk menekan area kulit klien

15 Observasi stoma & kulit area sekitar stoma

16

Membersihkan kulit sekitar stoma dengan menggunakan NaCl atau air hangat dengan perlahan-lahan, hindari terjadinya perdarahan.

17 Mengeringkan area kulit disekitar lokasi stoma dengan menggunakan kasa steril

18 Memberikan zink salep/ zink oil (tipis- tipis) apabila terdapat adanya iritasi pada kulit sekitar stoma

19

Mengukur stoma & membuat lubang kantong kolostomi sesuai dengan ukuran stoma, selanjutnya lmembuka salah satu sisi dari sebagian perekat kantong kolostomi

20 Menempelkan kantong kolostomi bisa secara posisi vertikal / horizontal sesuai dengan kebutuhan

21 Menggunakan pinset untuk membantu memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi

22 Lalu membuka sisa perekat dan hindari adanya udara yang masuk ke dalam kantong kolostomi

23 Atur posisi nyaman pasien

24 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

25 Bereskan alat-alat

Evaluasi

(29)

27 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

28 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

29 Dokumentasikan tindakan

(30)

MANUAL FEKAL

A. PENGERTIAN

Merupakan tindakan memasukkan jari ke dalam rektum pasien. Tindakan ini digunakan

untuk mengambil atau menghancurkan massa feses sekaligus mengeluarkannya.

Indikasi tindakan ini adalah bila massa feses terlalu besar dan pemberian enema tidak

berhasil, konstipasi pada lansia.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Sarung tangan bersih

2. Masker

3. Handuk

4. Tissue

5. Baskom berisi air hangat

6. Pelumas/vaselin

7. Waslap

8. Perlak

9. Bengkok

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

(31)

9 Pasang selimut mandi

10 Buka pakaian bawah klien

11 Atur posisi miring ke kiri dengan lutut fleksi

12 Alas pispot dipasang

13 Letakkan pispot sampai terletak dibawah bokong pasien

14 Beri pelumas pada jari telunjuk dan jari tengah

15 Masukkan jari telunjuk ke lubang anus sampai rektum

16 Gerakkan jari untuk menghancurkan feses

17 Melepaskan feses dari dinding rektum dengan membuat gerakan melingkar disekitarnya

18 Menarik feses ke anus dan membuangnya ke pispot

19 Ulangi kembali tindakan jika masih ada feses yang tersisa

20 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

21 Bereskan alat-alat

Evaluasi

22 Evaluasi tindakan

23 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

24 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

25 Dokumentasikan tindakan

(32)

PENYUNTIKAN INSULIN

A. PENGERTIAN

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan yang mengatur tingkat

glukosa gula sederhana yang memberikan energi dalam darah. Tubuh manusia

memerlukan jumlah mantap glukosa sepanjang hari, dan glukosa yang berasal dari

makanan yang orang makan. Pada penderita diabetes mellitus, hormon insulin tidak

dapat diproduksi secara normal seperti pada umumnya sehingga diperlukan injeksi

insulin untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal. Tiap bagian tubuh yang

ditutupi kulit yang longgar dapat dipakai sebagai tempat injeksi insulin termasuk

abdomen, paha, lengan atas, pinggang dan kuadran atas luar dari bokong. Secara umum

insulin akan lebih cepat diabsorpsi dari bagian atas tubuh seperti bagian deltoid dan

abdomen dibanding dari paha dan bokong.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Sarung tangan bersih

2. Bak instrumen

3. Pen insulin

4. Kapas desinfektan

5. Perlak

(33)

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

4 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

Kerja

9 Menyiapkan jumlah insulin yang akan diberikan sesuai dengan dosis yang diresepkan dalam unit

10 Menentukan area penyuntikan

11 Desinfeksi area penyuntikan

12 Menyuntikkan insulin secara subcutan

13 Merapikan alat-alat

14 Melepas sarung tangan

15 Cuci tangan

Evaluasi

16 Evaluasi tindakan

17 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

18 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

19 Dokumentasikan tindakan

(34)

PERAWATAN LUKA GANGREN

A. PENGERTIAN

Perawatan luka gangren adalah perawatan luka yang dilakukan di bagian tubuh yang

terdapat gangren. Luka gangren adalah luka yang sudah membusuk dan bisa menyebar.

Gangren ditandai dengan jaringan yang mati berwarna kehitaman dan berbau busuk

karena adanya pembusukan oleh bakteri. Apabila bagian yang terkena gangren

dipegang akan terasa dingin dan baal (mati rasa). Gangren biasanya sering dijumpai

pada pasien diabetes mellitus.

B. PERSIAPAN ALAT

1. Sarung tangan steril

2. Masker

3. Barak skort

4. Perlak

5. 1 set balutan steril (2 kom, 2 pinset anatomis, 2 pinset cirurgis, gunting jaringan)

6. Kassa steril

7. Verban gulung

8. Bengkok berisi cairan desinfektan

9. Larutan NaCl 0,9%

10.Korentang

11.Plester

C. LANGKAH KERJA

No. Aspek yang dinilai

Dilakukan

Ya Tidak

Pre Interaksi

1 Cek catatan medik

2 Cuci tangan dan siapkan alat dan bahan

Orientasi

3 Ucapkan salam

(35)

5 Menjaga privacy

6 Tanyakan keluhan utama dan beri kesempatan klien untuk bertanya

7 Dekatkan alat

8 Cuci tangan

Kerja

9 Memasang pengalas dibawah area luka

10 Membuka set balutan dengan memperhatikan teknik aseptic

11 Pakai sarung tangan steril

12 Membuka balutan dengan pinset

13 Mengobservasi kondisi luka (drainase, integritas jahitan, tanda-tanda infeksi)

14 Membuang balutan kotor ke bengkok

15 Membersihkan luka dengan kassa lembab, gunakan satu kassa untuk sekali usapan

16 Buang bagian-bagian yang kotor atau jaringan nekrotik

17 Bersihkan dari area paling bersih ke area paling kotor

18 Keringkan luka menggunakan kassa kering

19 Tutup luka dengan kassa steril dan balut luka dengan perban

20 Bereskan alat-alat

21 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

Evaluasi

22 Evaluasi tindakan

23 Kontrak waktu untuk pertemuan selajutnya

24 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

25 Dokumentasikan tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Polewali Mandar memiliki sumberdaya alam hutan topis yang sangat penting peranannya dalam pertumbuhan pembangunan dan fungsi ekologis secara lokal,

Berdasarkan data yang telah dianalisis pada bab IV, dapat disimpulkan strategi pendidikan karakter religius di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali tahun pelajaran

Pengaruh Jumlah Asam Sitrat dan Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Papan Partikel dari Bambu Petung.. Fakultas

Bab ini berisi data, yang digunakan untuk menunjang penelitian seperti data pembangkit yang beroperasi di Pulau Sumba, Beban listrik Pulau Sumba yang didapatkan dari pengumpulan

Sebuah sampel yang mempunyai panjang yang sesuai untuk uji tekuk yang ditentukan di bawah ini diambil pada tiga titik, pada kabel dan inti pada masing-masing sampel secara

Pengelolaan lingkungan binaan wisata bunga pada kawasan daerah ekowisata kota Batu, Malang, adalah merupakan suatu model konsep pengelolaan lingkungan yang baik yang dikelola

Pada penelitian ini akan dianalisis konsentrasi radionuklida alam, gross gamma dan gross beta yang terkandung dalam sampel coklat dan susu bubuk dari daerah Jawa Barat, Jawa

Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk energi matahari dalam kehidupan dengan sistematis.. Manfaat energi matahari