Fakultas Ilmu Komputer
2504
Analisis Konsumsi Daya dan Performa Pengunggahan dan Pengunduhan
Data Pada Jaringan Ad-Hoc dan Jaringan Infrastructure Pada Raspberry
Pi
Dhani Wahyu Wijaya1, Rakhmadhany Primananda2, Mahendra Data3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1dhaniwijaya10@gmail.com, 2rakhmadhany@ub.ac.id 3mahendra.data@ub.ac.id
Abstrak
Pada saat ini telah banyak dilakukan penelitian tentang IoT yang menghubungkan beberapa perangkat
untuk berkomunikasi dengan perangkat lain menggunakan jaringan wireless dan beberapa sensor.
Sensor-sensor tersebut bergantung pada sumber daya listrik berupa baterai ataupun Power Bank yang
memiliki kapasitas daya terbatas. Keterbatasan kapasitas daya daya listrik dapat menyebabkan masalah, untuk sensor Raspberry Pi yang diharapkan dapat bertahan selama mungkin. Dengan
demikian, dilakukan penelitian pengunggahan dan pengunduhan data melalui jaringan Ad-Hoc dan
Infrastructure di dalam satu ruangan dan beberapa ruangan untuk mengetahui performa jaringan dan
konsumsi dayanya. Alat untuk mengukur tegangan dan arus yang digunakan adalah Keweisi USB
Doctor dan protokol yang di gunakan adalah SCP. Pada pengujian pengunggahan dan pengunduhan data 32 MB, 64 MB dan 128 MB dalam satu ruangan menghasilkan performa yang lebih baik dan
kosumsi daya yang lebih hemat pada jaringan infrastructure. Sedangkan pada pengunggahan dan
pengunduhan data pada beberapa ruangan dengan data 32 MB dan 64 MB tetap lebih hemat pada
jaringan Infrastructure namun pada data 128 MB mengalami penurunan performa. Berikut hasil
pengujian pengunggahan data 128 MB dengan jaringan Ad-Hoc membutuhkan daya 0,06548 Wh dan
pengunduhan membuthkan daya 0,04802 Wh. Lalu pada pengunggahan data 128 MB dengan jaringan Infrastructure memutuhkan daya 0,09294 Wh dan pengunduhan membutuhkan daya 0,07745 Wh. Selisih konsumsi daya dengan data 128 MB pada pengunggahan adalah 0,0275 Wh dan pengunduhan
0,02943125 Wh dengan menggunakan jaringan Ad-Hoc. Sehingga dapat di simpulkan bahwa pada
penelitian pengunggahan dan pengunduhan data sebesar 32 MB, 64 MB, dalam satu ruangan dan
dalam beberapa ruangan lebih hemat daya melalui jaringan Infrastucture. Sedangkan pada
pengunggahan dan pengunduhan data 128 MB dalam beberapa ruangan lebih hemat daya melalui
jaringan Ad-Hoc, karenapada jaringan Infrastructure mengalami penurunan performa.
Kata kunci: konsumsi daya, performa, jaringan Ad-Hoc, jaringan infrastruktue
Abstract
difference with 128 MB data on upload is 0,0275 Wh and download 0,02943125 Wh by using Ad-Hoc network. So it can be concluded that in the study upload and download data of 32 MB, 64 MB, in one room and in some rooms more power efficient through the network Infrastucture. While on the upload and download 128 MB data in some rooms more power efficient through the Ad-Hoc network, because the Infrastructure network decreased performance.
Keywords: power consumption, performance, Ad-Hoc network, Infrastructure network
1. PENDAHULUAN
Di era modern ini telah banyak dilakukan
penelitian tentang IoT yang pada penelitianya
menghubungkan sebuah perangkat untuk
berkomunikasi dengan perangkat lain
menggunakan jaringan wireless yang
pada umumnya bekerja berdasarkan jaringan Ad-Hoc ataupun jaringan Infrastructure.
Perkembangan teknologi informasi yang
semakin pesat dan kebutuhan informasi yang cepat dan dapat diakses dari berbagai tempat membutuhkan sumber daya listrik untuk
mendukung segala jenis peralatan dan
pekerjaan sehari-hari. Namun semakin
tingginya kebutuhan energi listrik dan
penggunaanya yang belum dikelola dengan baik
dapat menyebabkan pemborosan dalam
pemakaian energi listrik (Nanda, 2015).
Penggunaan sensor node bergantung pada
sumber daya listrik berupa baterai ataupun Power Bank yang mempunyai kapasitas daya terbatas, hal ini dapat menyebabkan masalah
karena sensor node diharapkan dapat bertahan
selama mungkin. Oleh karena itu untuk menanggulangi masalah sumber daya, maka
dilakukan penelitian tentang low power mode
pada teknologi Wireless Sensor Network,
dengan cara menerapkan mekanisme sleep
mode pada sensor Node agar sumber daya
baterai dapat bertahan lebih lama (Pratama, 2017).
Pada penelitian lain juga pernah dilakukan tentang pemantauan suhu dan kelembaban, yang pemantauanya dilakukan secara teratur maka konsumsi energi akan semakin besar sehingga baterai akan cepat habis. Oleh karena itu penggantian baterai harus dilakukan,
sedangkan pada peletakan Node Wireless
Sensor Network biasnya tersebar banyak pada lingkungan dan sulit dijangkau oleh manusia
sehingga penggantian baterai akan
menghabiskan waktu dan biaya. Oleh sebab itu, teknik penghematan energi pada WSN harus
diterapkan baik dalam desain hardware maupun
software (Prasojo, 2016).
Penelitian berikutnya berjudul Anlisis Kinerja Dan Performansi Pengunggahan File Hasil Tangkapan Kamera Dengan IBR-DTN
(Hidayat dkk., 2017). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hasil dari analisis pertukaran informasi berbasis gambar hasil tangkap kamera pada IBR-DTN. Untuk
menghubungkan node agar saling terhubung,
diperlukan jaringan yang akan menghubungkan
node terebut. Pada penelitian ini dapat
menggunakan jaringan Infrastructure atau
Ad-Hoc yang akan menghubungkan node-node
agar dapat melakukan pengunggahan dan
pengunduhan data. Pengunggahan adalah
adalah proses transmisi sebuah file dari sebuah sistem komputer ke sistem komputer yang lainnya dengan arah yang berkebalikan dengan pengunduhan.
Dengan paparan masalah yang telah dibahas di atas, perlu dilakukan penelitian tentang
analisis konsumsi daya dan performa througput
pengunggahan dan pengunduhan data pada
Raspberry Pi yang tersebar dalam satu area
gedung menggunakan jaringan Ad-Hoc dan
jaringan Infrastructure dalam satu ruangan dan
beberapa ruangan. Di harapkan setelah
dilakukan penelitian ini dapat bermanfaat dalam pemilihan jaringan yang lebih tepat, efektif dan efesien dalam penghematan konsumsi daya dan
kualitas performa throughputnya.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Raspberry PI 3 Model B
Raspberry Pi adalah sebuah mini komputer
yang ukurannya sama dengan credit card yang
dapat digunakan untuk banyak hal seperti yang
komputer bisa lakukan, seperti spreadsheets,
word processing, permainan, dan
pemrograman. Raspberry Pi juga bisa
digunakan untuk pengontrolan lebih dari satu device, baik jarak dekat ataupun jarak jauh.
Berbeda dengan mikrocontroler, Raspberry Pi
dapat mengontrol lebih dari 1 unit device yang
ingin dikontrol. Untuk pengontrolan unit device
yang akan dikontrol, Raspberry Pi
pemrogramannya. Raspberry Pi memiliki
beberapa berbagai fitur, yaitu Micro SD yang
berfungsi sebagai harddisk, port usb, port
Ethernet, audio output, RCA video, HDMI
Video, CPU 400- 700 MHz, dan yang paling penting adalah Raspberry Pi memiliki pin GPIO
yang berfungsi untuk interface dengan berbagai
perangkat elektronik. Bahasa yang digunakan dalam pengontrolan adalah bahasa Python (RASPBERRY PI FOUNDATION, 2017).
2.2 Power Bank
Power Bank Xiomi 16000 mAh terdiri atas sel-sel batre Li-ion premium dari LG dan Panasonic dengan kepadatan energi mencapai 725Wh/L dapat menambah ekstra kapasitas
daya sebesar 16000 mAh untuk smartphone,
tablet, atau kamera digital dan mampu
melakukan charge baterai Redmi Note sampai
penuh 3,5 kali, serta cocok untuk
bermacam-macam gadget. Port charging mengatur output
daya secara otomatis. (MI INDONESIA, 2017).
2.3 Micro SD
SanDisk merancang kartu memori ini
untuk berbagai kondisi. Antara lain mampu
bertahan berbagai kondisi cuaca, tahan suhu dari 13 hingga 185 derajat Fahrenheit, tahan
berfungsi untuk mengukur tegangan, arus, dan daya dari perangkat elektronik berbasis USB. Fungsi dari alat ini adalah Mengukur kapasitas
baterai, power bank, real output port-port USB
laptop charger handphone (Gough’s Tech
Zone, 2016).
2.5 Jaringan Wi-fi
Jaringan Wi-Fi, terdapat dua mode akses
koneksi yaitu Ad-Hoc dan Infrastructure.
Jaringan Ad-Hoc adalah jaringan dimana
beberapa komputer terhubung secara langsung,
atau lebih dikenal dengan istilah Peer-to-Peer.
Sedangkan jaringan Infrastructure adalah
jaringan yang menggunakan Access Point yang
berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data,
sehingga memungkinkan banyak client dapat
saling terhubung melalui jaringan (Assidiq, 2012).
2.5.1 Jaringan Ad-Hoc
Jaringan Ad-Hoc merupakan suatu jaringan
yang terdiri dari dua atau lebih perangkat wireless yang berkomunikasi secara langsung satu dengan yang lain. Faktor-faktor lingkungan dan spesifikasi perngkat dapat mempengaruhi rentang jangkauan jaringan. Jika dua piranti berdekatan pada jangkauan satu sama lain, mereka bisa berkomunikasi satu sama lain, dan
membentuk dua node jaringan atau lebih.
(Sobarudin, 2015).
2.5.2 Jaringan Infrastructure
Jaringan Infrastructure adalah jaringan
yang menggunakan suatu perangkat Wifi yang
disebut Access Point (AP) sebagai suatu
penghubung antara perangkat wireless. Access
Point memiliki SSID sebagai nama jaringan Infrastructure tersebut, dengan adanya SSID
maka jaringan Infrastructure dapat dikenali.
Pada saat beberapa komputer terhubung dengan SSID yang sama, maka terbentuklah sebuah jaringan infrastruktur (Sobarudin, 2015).
2.6 Secure Copy Protocol (SCP)
Secure Copy Protocol (SCP) merupakan
sarana aman mentransfer file komputer antara
local host dan remotehost atau antara dua host
jarak jauh. SCP menggunakan Secure Shell
(SSH) untuk transfer data dan menggunakan mekanisme otentifikasi yang sama, sehingga memastikan keaslian dan kerahasiaan data
dalam perjalanan. Beberapa fungsi SCP adalah
menaruh, mengambil, dan menghapus file di komputer yang dituju (Information, 2011).
2.7 Througput
Througput yaitu kecepatan transfer data
efektif, yang diukur dalam bps (bit persecond).
Atau bandwidth sebenarnya antara sever dan
client yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang mengunduh maupun mengunggah suatu data (Pinem, 2014).
2.8 Daya Listrik
Elektronika, 2017). Satuan daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir persatuan waktu (joule/detik) dengan persamaan 1 Wh adalah 3600 joule. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas seperti pada pemanas listrik, cahaya seperti pada bola lampu, dan energi kinetik seperti pada motor listrik. Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai (Wikipedia, 2017).
3. METODOLOGI
Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah pada penelitian ini. Langkah-langkah tersebut meliputi studi
literatur, analisis kebutuhan, perancangan
sistem, pengujian dan analisis hasil, dan
pengambilan kesimpulan. Metodologi
penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur metode penelitian
4. PERANCANGAN SISTEM
Perancangan sistem dilakukan untuk
mengkonfigurasikan jaringan yang akan
digunakan, jaringan tersebut adalah jaringan Ad-Hoc dan Infrastructure. Selain itu, juga dilakukan penentuan besar data, ruangan yang akan digunakan, rumus perhitungan daya, dan
bagaimana menganalisis performa throughput.
4.1 Kofigurasi jaringan Ad-Hoc
Konfigurasi jaringan Ad-Hoc di lakukan
karena pada penelitian ini yang pertama di lakukan adalah pengujian pengunggahan dan
pengunduhan pada jaringan Ad-Hoc dalam satu
ruangan dan beberapa ruangan.
4.2 Kofigurasi jaringan Infrastructure
Setelah pengujian jaringan Ad-Hoc selesai
di lakukan, maka selanjutnya pengujian pengunggahan dan pengunduhan pada jaringan Infrastructure dalam satu ruangan dan beberapa ruangan.
4.3 Penentuan besar data dan ruangan
Besar data pada penelitian ini adalah 32MB, 64MB, dan 128MB, dipilih dengan besar data tersebut, karena untuk melihat perbedaan
konsumsi daya dan performa throughput secara
segnifikan. Jika data terlalu kecil ukurannya atau perbedaan antar data terlalu kecil, dikhawatirkan selisih konsumsi daya dan
performa throughput tidak dapat terbaca.
Ruangan yang dipilih adalah satu ruangan dan beberapa ruangan seperti Gambar 2.
Gambar 2. Satu ruangan penelitian
Dari Gambar 2 diketahui panjang dan lebar dari ruangan yang dipakai adalah 4 x 5 meter. Dalam pengujiannya tidak ada hambatan,
karena Raspberry Pi server dan Raspberry Pi
client berada dalam satu ruangan. Lalu pada penelitian beberapa ruangan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Beberapa ruangan penelitian
Dari Gambar 3 diketahui lebar per ruangan adalah 4 x 5 meter, jadi untuk jarak antar
Raspberry Pi server dan Raspberry Pi client
Raspberry Pi server dan client berbeda 4
pengunggahan dan pengunduhan data adalah sebagai berikut.
Dengan persamaan 1 Wh = 3600 Joule.
4.5 Analisis Performa Throughput
Dalam penelitian ini analisis performa throughput jaringan dilihat dari seberapa cepat pengunggahan dan pengunduhan data pada
Raspberry Pi menggunakan jaringan Ad-Hoc
dan jaringan Infrastructure dalam satu ruangan
dan beberapa ruangan.
5. HASIL DAN PENGUJIAN
5.1 Hasil pengujian jaringan Ad-Hoc
Berikut adalah hasil pengujian pada pengunggahan data dalam satu ruangan dengan tiga data yang memiliki besar berbeda melalui
jaringan Ad-Hoc. Dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengunggahan data pada satu ruangan menggunakan jaringan Ad-Hoc
Selanjutnya adalah hasil pengujian pada pengunduhan data dalam satu ruangan dengan tiga data yang memiliki besar berbeda melalui
jaringan Ad-Hoc. Dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengunduhan data pada satu ruangan menggunakan jaringan Ad-Hoc
Selanjutnya adalah hasil pengujian pada pengunggahan data dalam beberapa ruangan dengan tiga data yang memiliki besar berbeda
melalui jaringan Ad-Hoc. Dapat di lihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Pengunggahan data pada beberapa ruangan menggunakan jaringan Ad-Hoc
Selanjutnya adalah hasil pengujian pada pengunduhan data dalam beberapa ruangan dengan tiga data yang memiliki besar berbeda
melalui jaringan Ad-Hoc. Dapat di lihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Pengunduhan data pada beberapa ruangan
menggunakan jaringan Ad-Hoc
5.2 Hasil pengujian jaringan Infrastructure
Berikut adalah hasil pengujian pada pengunggahan data dalam satu ruangan dengan tiga data yang memiliki besar berbeda melalui
32 4,46 0,45 23 1,4 46,161 0,01282
64 4,48 0,42 58 1,4 109,133 0,03031
128 4,47 0,42 120 1,1 225,288 0,06258
D
32 4,45 0,36 23 1,4 36,846 0,01024
64 4,48 0,35 58 1,4 90,944 0,02526
128 4,46 0,36 120 1,1 192,672 0,05352
D
32 4,82 0,45 38 862,3 82,422 0,0229
64 4,81 0,45 90 862,3 194,805 0,05411
128 4,85 0,45 108 1,2 235,71 0,06548
D
32 4,81 0,32 38 0,862 58,4896 0,01625
64 4,75 0,33 90 0,862 141,075 0,03919
Tabel 5. Pengunggahan data pada satu ruangan menggunakan jaringan Infrastructure
Selanjutnya adalah hasil pengujian pada pengunduhan data dalam satu ruangan dengan tiga data yang memiliki besar berbeda melalui
jaringan Infrastructure. Dapat di lihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Pengunduhan data pada satu ruangan menggunakan jaringan Infrastructure
Selanjutnya adalah hasil pengujian pada pengunggahan data dalam beberapa ruangan dengan tiga data yang memiliki besar berbeda
melalui jaringan Infrastructure. Dapat di lihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengunggahan data pada beberapa ruangan menggunakan jaringan Infrastructure
Selanjutnya adalah hasil pengujian pada pengunduhan data dalam beberapa ruangan dengan tiga data yang memiliki besar berbeda
melalui jaringan Infrastructure. Dapat di lihat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Pengunduhan data pada beberapa ruangan menggunakan jaringan Infrastructure
6. ANALISIS
Pada pengunggahan data melalui jaringan Ad-Hoc dan Infrastructure dengan data sebesar 32 MB, 64 MB, dan 128 MB dalam satu ruangan didapatkan hasil konsumsi daya seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik pengunggahan data dalam satu ruangan
Selanjutnya pada pengunduhan data
melalui jaringan Ad-Hoc dan Infrastructure
dengan data sebesar 32 MB, 64 MB, dan 128 MB dalam satu ruangan didapatkan hasil konsumsi daya seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik pengunduhan data dalam satu ruangan
Selanjutnya pada pengunggahan data
melalui jaringan Ad-Hoc dan Infrastructure
dengan data sebesar 32 MB, 64 MB, dan 128 MB dalam beberapa ruangan didapatkan hasil konsumsi daya seperti pada Gambar 6.
D
32 4,95 0,46 14 2,3 31,878 0,00886
64 4,95 0,45 28 2,3 62,37 0,01733
128 4,97 0,45 55 2,3 123,008 0,03417
D
32 4,95 0,35 14 2,3 24,255 0,00674
64 4,95 0,35 28 2,3 48,51 0,01348
128 4,95 0,34 55 2,3 92,565 0,02571
D
32 5,01 0,41 29 1,1 59,5689 0,01655
64 5,01 0,42 67 0,978 140,981 0,03916
128 5,01 0,42 159 0,824 334,568 0,09294
D
32 5,01 0,33 29 1,1 47,9457 0,01332
64 5,01 0,35 67 0,978 117,485 0,03263
Gambar 6. Grafik pengunggahan data dalam beberapa ruangan
Pada Gambar 6, menunjukkan perbedaan selisih pengunggahan data dengan besar 128
MB melalui jaringan Ad-Hoc dan Infrastucture
dalam beberapa ruangan. Pengunggahan data
pada jaringan Ad-Hoc membutuhkan daya
sebesar 0,065475 Wh dan pada jaringan Infrastucture membutuhkan daya sebesar 0,0929355 Wh. Maka, selisih konsumsi daya
antara pengunggahan data melalui jaringan
Ad-Hoc dan jaringan Infrastucture dengan data 128
MB adalah sebesar 0,0275 Wh. Hal ini menunjukkan bahwa pada pengunggahan data
sebesar 128 MB melalui jaringan Ad-Hoc
dalam beberapa ruangan lebih hemat daya
daripada melalui jaringan Infrastucture dalam
beberapa ruangan.
Selanjutnya pada pengunduhan data
melalui jaringan Ad-Hoc dan Infrastructure
dengan data sebesar 32 MB, 64 MB, dan 128 MB dalam beberapa ruangan didapatkan hasil konsumsi daya seperti pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik pengunduhan data dalam beberapa ruangan
Pada Gambar 7, menunjukkan perbedaan selisih pengunduhan data dengan besar 128 MB
melalui jaringan Ad-Hoc dan Infrastructure
dalam beberapa ruangan. Pengunduhan data
pada jaringan Ad-Hoc membutuhkan daya
sebesar 0,048015 Wh dan pada jaringan Infrastructure membutuhkan daya sebesar
0,07744625 Wh. Maka selisih konsumsi daya
antara pengunduhan data melalui jaringan
Ad-Hoc dan jaringan Infrastructure dengan data
128 MB adalah sebesar 0,02943125 Wh. Hal ini menunjukkan bahwa pada pengunduhan data
sebesar 128 MB melalui jaringan Ad-Hoc
dalam beberapa ruangan lebih hemat daya
daripada melalui jaringan Infrastructure dalam
beberapa ruangan.
7. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ada dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil dari penggunaan jaringan Ad-Hoc dan
Infrastructure terhadap konsumsi daya pada Raspberry Pi adalah pada pengunggahan
data melalui jaringan Infrastructure lebih
hemat daya daripada pengunggahan data
melalui jaringan Ad-Hoc dalam satu
ruangan. Pada pengunggahan data 32 MB
dalam satu ruangan melalui jaringan Ad-Hoc
membutuhkan daya sebesar 0,0128225 Wh dan pengunggahan data pada jaringan Infrastructure membutuhkan daya sebesar 0,008855 Wh. Pada pengunggahan data 64 MB dalam satu ruangan melalui jaringan
Ad-Hoc membutuhkan daya sebesar
0,0303147222 Wh dan pengunggahan data
pada jaringan Infrastructure membutuhkan
daya sebesar 0,017325 Wh. Pada
pengunggahan data 128 MB dalam satu
ruangan melalui jaringan Ad-Hoc
membutuhkan daya sebesar 0,06258 Wh dan
pengunggahan data pada jaringan
Infrastructure membutuhkan daya sebesar
0,03416875 Wh. Selanjutnya Pada
pengunduhan data 32 MB dalam satu
ruangan melalui jaringan Ad-Hoc
membutuhkan daya sebesar 0,010235 Wh dan pengunduhan data pada jaringan Infrastructure membutuhkan daya sebesar 0,0067375 Wh. Pada pengunduhan data 64 MB dalam satu ruangan melalui jaringan
Ad-Hoc membutuhkan daya sebesar
0,025262222 Wh dan pengunduhan data
pada jaringan Infrastructure membutuhkan
daya sebesar 0,013475 Wh. Pada
pengunduhan data 128 MB dalam satu
ruangan melalui jaringan Ad-Hoc
membutuhkan daya sebesar 0,05352 Wh dan
pengunduhan data pada jaringan
2. Dampak adanya penghalang sinyal terhadap
kosumsi daya dari jaringan Ad-Hoc dan
Infrastructure pada Raspberry PI adalah naiknya konsumsi daya pada kedua jaringan tersebut. Pada pengunggahan data melalui
jaringan Ad-Hoc dalam satu ruangan lebih
hemat dalam mengkonsumsi daya daripada pengunggahan data dalam beberapa ruangan. Pada pengunggahan data 32 MB dalam satu
ruangan jaringan Ad-Hoc membutuhkan
daya sebesar 0,0128225 Wh dan
pengunggahan dalam beberapa ruangan membutuhkan daya sebesar 0,022895 Wh. Pada pengunggahan data 64 MB dalam satu
ruangan membutuhkan daya sebesar
0,0303147222 Wh dan pengunggahan dalam
beberapa ruangan membutuhkan daya
sebesar 0,0541125 Wh. Pada pengunggahan
data 128 MB dalam satu ruangan
membutuhkan daya sebesar 0,06258 Wh dan pengunggahan dalam beberapa ruangan membutuhkan daya sebesar 0,065475 Wh. Lalu pada pengunduhan data 32 MB dalam
satu ruangan jaringan Ad-Hoc membutuhkan
daya sebesar 0,010235 Wh dan
pengunduhan dalam beberapa ruangan membutuhkan daya sebesar 0,016247111 Wh. Pada pengunduhan data 64 MB dalam satu ruangan membutuhkan daya sebesar 0,025262222 Wh dan pengunduhan dalam
beberapa ruangan membutuhkan daya
sebesar 0,0391875 Wh. Pada pengunduhan
data 128 MB dalam satu ruangan
membutuhkan daya sebesar 0,05352 Wh dan pengunduhan dalam beberapa ruangan membutuhkan daya sebesar 0,048015 Wh. Terlihat terjadi perbedaan hasil pada pengunduhan data 128 MB, pungunduhan data dalam satu ruangan menurun dan dalam beberapa ruangan mengalami kenaikan
performa throughput. Hal tersebut dengan
jelas dapat menunjukkan bahwa pengaruh kondisi lingkungan, waktu dan keadaan yang berbeda dapat mempengaruhi performa throughput suatu jaringan. Selanjutnya pada
jaringan Infrastructure pada pengunggahan
data 32 MB dalam satu ruangan
membutuhkan daya sebesar 0,008855 Wh dan pengunggahan dalam beberapa ruangan membutuhkan daya sebesar 0,01654691667 Wh. Pada pengunggahan data 64 MB dalam satu ruangan membutuhkan daya sebesar 0,017325 Wh dan pengunggahan dalam
beberapa ruangan membutuhkan daya
sebesar 0,0391615 Wh. Pada pengunggahan
data 128 MB dalam beberapa ruangan membutuhkan daya sebesar 0,03416875 Wh dan pengunggahan dalam beberapa ruangan membutuhkan daya sebesar 0,0929355 Wh. Pada pengunduhan data 32 MB dalam satu
ruangan jaringan Ad-Hoc membutuhkan
daya sebesar 0,0067375 Wh dan
pengunduhan dalam beberapa ruangan membutuhkan daya sebesar 0,01331825 Wh. Pada pengunduhan data 64 MB dalam satu
ruangan membutuhkan daya sebesar
0,013475 Wh dan pengunduhan dalam
beberapa ruangan membutuhkan daya
sebesar 0,032634583 Wh. Pada
pengunduhan data 128 MB dalam satu
ruangan membutuhkan daya sebesar
0,0257125 Wh dan pengunduhan dalam
beberapa ruangan membutuhkan daya
sebesar 0,07744625 Wh.
3. Performa jaringan Ad-Hoc dan
Infrastructure pada Raspberry Pi dalam satu
ruangan lebih baik jaringan Infrastructure
untuk performa throughputnya, namun pada
pengujian beberapa ruangan dengan data
128 MB, pada jaringan Infrastructure
performa throughputnya mengalami
penuruanan dan pada jaringan Ad-Hoc
mengalamin kenaikan performa throughput.
Sehingga pada pada data 128 MB performa throughput lebih baik meggunakan jaringan Ad-Hoc. Menurunnya kestabilan kecepatan throughput terhadap penghalang sinyal dari kedua jaringan tersebut adalah pada jaringan Infrastructure dengan besar data 32 MB, 64 MB dan 128 MB berturut-turut menurun sebesar 1,2 MB/s, 1,322 MB/s, dan 1,476
MB/s. Sedangkan pada jaringan Ad-Hoc
dengan besar data 32 MB, 64 MB
berturut-turut menurun sebesar 0,538 MB/s, 0,538 MB/s namun pada data 128 MB naik sebesar 0,1 MB/s.
8. DAFTAR PUSTAKA
Assidiq, H. F. (2012) ‘Wifi’, pp. 1–106.
Atep Sobarudin (2015) Perbedaan Jaringan Ad
Hoc dengan Infrastruktur. Available at: http://sobarudinfile.blogspot.co.id/2014/1
0/perbedaan-jaringan-ad-hoc-dengan.html (Accessed: 23 May 2017).
Dwinata, I. C., Rivai, M. and Setijadi, E. (2016)
‘Desain Wireless Sensor Network dan
pada Kasus Kebakaran Hutan’, 5(2), pp.
198–203.
Gough’s Tech Zone (2016) Review, Teardown: Keweisi KWS-V20 USB Tester. Available at:
http://goughlui.com/2016/08/20/review-teardown-keweisi-kws-v20-usb-tester/ (Accessed: 6 June 2017).
Hidayat, A. et al. (2017) ‘ANALISIS
KINERJA DAN PERFORMANSI
PENGIRIMAN FILE HASIL
TANGKAPAN KAMERA DENGAN IBR-DTN’, x(x), pp. 1–6.
Pengontrolan Peralatan Listrik secara Online Menggunakan Sensor Gerak ( Studi Kasus PT . Capella Dinamik Nusantara Riau ) Melgisaputra Dwi
Nanda’, 1(2).
Pinem, R. S. L. dan M. (2014) ‘Analisis Quality
of Service (QoS) Jaringan Internet di
SMK Telkom Medan’, Singuda Ensikom, 7(3), p. 1.
Prasojo, G. et al. (2016) ‘Implementasi
Manajemen Perubahan State Prosesor
Pada Wireless Sensor Node’, (8).
Pratama, R. P., Akbar, S. R. and Bhawiyuga, A.
(2017) ‘Rancang Bangun Low Power
Sensor Node Menggunakan MSP430
Berbasis’, 1(3), pp. 157–165.
Rahayu, M., P, A. B. and Haritman, Erik(Dalam Stone, A. 2012) (2014)
‘Pengontrolan Alat Elektronika Melalui
Media Wi-Fi Berbasis Raspberry Pi’,
Electrans, 13(1), pp. 35–42.
RASPBERRY PI FOUNDATION (2017) RASPBERRY PI 3 MODEL B. Available at:
https://www.raspberrypi.org/products/ras pberry-pi-3-model-b/ (Accessed: 23 May 2017).
Teknik Elektronika (2017) Pengertian Daya
Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya.
Available at:
http://teknikelektronika.com/pengertian-daya-listrik-rumus-cara-menghitung/ (Accessed: 21 July 2017).
Western Digital Corporation (2017) SANDISK