• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMBERDAYAN DAN MASYARAKAT PEMBERANT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PEMBERDAYAN DAN MASYARAKAT PEMBERANT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PEMBERDAYAN MASYARAKAT PEMBERANTASAN KEMISKINAN

Oleh Kelompok 10

Sulistiana (201210210311068) Moh. yanuarsyah (201210210311070)

Syarifuddin (2012102103110)

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikanmakalah dengan judulHistory pengusaha sukses. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah

KEWIRAUSAHAAN II.Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada : 1. Allah SWT.

2. Livia Windiana, SP, MAgr selaku dosen pemberdayaan masyarakat.

3. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moral ataupun materil. 4.Teman-teman yang telah memberi dukungan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, demi kesempurnaan makalah ini,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca, baik untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Malang, 10 Oktober 2013

(3)

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...ii

DAFTARISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar belakang...1

1.2 Perumusan masalah. ...2

1.3 Tujuan...2

BAB II...3

PEMBAHASAN...3

2.1 Definisi mengenai kemiskinan…...…...3

2.2 Macam dan kriteria miskin …………...…...…...4

2.3 Kebijakan untuk mengatasi kemiskin………...…...5

BAB III...6

PENUTUP...6

Kesimpulan...6

Saran………..…..6

DAFTAR PUSTAKA ...7

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun, realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, negara-negara merdeka semakin banyak, dan negara-negara kaya boleh saja kian bertambah (pun semakin kaya!). Tetapi, jumlah orang miskin di dunia tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah bertransformasi menjadi wajah teror yang menghantui dunia. Bagaimana gambaran kemiskinan yang melingkupi kita saat ini? Data World Bank 2006 menunjukkan, setidaknya terdapat 1,1 milyar penduduk miskin di dunia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia (yang dikategorikan supermiskin[1] oleh World Bank) pada tahun 2007 mencapai 39 juta orang atau 17,75 persen dari total populasi. Untuk wilayah Jawa Barat, yang punya cita-cita meningkatkan poin IPM menjadi 80 pada 2008, jumlah penduduk miskin mencapai 5,46 juta orang, atau sekitar 13,55 persen dari total penduduk miskin di Indonesia[2]. Memprihatinkan, karena data ini

memperlihatkan adanya peningkatan penduduk miskin di Jawa Barat sebanyak 317.000 orang![3] Ini berarti, program-program pengentasan kemiskinan yang digagas pemerintah pusat maupun daerah telah gagal mengentaskan penduduk Jawa Barat dari cengkeraman kemiskinan.

Seiring berkembangnya pemikiran bahwa kemiskinan adalah masalah struktural, maka upaya untuk mengatasi kemiskinan pun kini dikaitkan dengan perbaikan sistem dan struktur, tidak semata-mata bertumpu pada aksi sesaat berupa crash program. Sebuah upaya yang kini populer adalah mengembangkan konsep social enterpreneurship (selanjutnya disingkat SE— pen.), atau kewirausahaan sosial, yang bermaksud menggandengkan kekuatan kapitalisme dengan komitmen sosial bagi komunitas di sekitarnya.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kemiskinan?

2. Apa saja macam dan kriteria kemiskinan?

3. Kebijakan apa saja yang dilakukan untuk melakukan pemberantasan kemisikinan?

1.3 Tujuan:

1. Untuk mengetahui apa definisi dari kemiskinan. 2. Untuk mengetahui macam dan kriteria kemiskinan.

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

(7)

2.2 Macam-macam kemiskinan dan kriterianya 2.2.1 Macam-macam kemiskinan

kemiskinan adalah suatu kondisi dimana semuanya serba kekurangan, misalnya saja miskin jasmani, berarti kekurangan makanan, minuman dan tempat berlindung. Hal-hal ini berkaitan erat dengan kualitas hidup seseorang.

Tahun 2009, pemerintah memperkirakan angka kemiskinan nasional sekitar 12 sampai 13,5% dan pemerintah masih terus berjuang untuk menanggulangi kemiskinan tersebut.

Macam-macam kemiskinan: 1. Kemiskinan Mutlak

Kemiskinan yang disebabkan karena tingkat pendapatan yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan sekitarnya 3. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan yang disebabkan karena ketimpangan dalam struktur ekonomi suatu negara atau struktur pendistribusian fasilitas yang membuat suatu daerah penduduknya menjadi miskin.

4. Kemiskinan Sosial Budaya

Kemiskinan yang dikaitkan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, atau lebih singkatnya kondisi sosial budaya yang memaksa masyarakat di daerah itu menjadi miskin.

2.2.2 Kriteria kemiskinan menurut statistic BPS adalah :

1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610. 2. Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. – Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya mencapai 27,12 juta jiwa.

(8)

4. Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari. Jumlahnya mencapai 31 juta.

5. Sangat Miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari. Tidak diketahui dengan pasti berapa jumlas pastinya. Namun, diperkirakan mencapai sekitar 15 juta.

Berdasarkan kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut menunjukan jumlah keluarga miskin di Indonesia cukup besar. Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung dengan kriteria pengeluaran per orang hari Rp 11.687.- kebawah , mencapai sekitar 103,14 juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya sumber daya alam seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu masyarakat mengatasi kekurangannya.

2.3 Kebijaksanaan Dasar Pengentasan Kemiskinan

Kebijaksaaan penanggulangan kemiskianan dapat di kategorikan menjadi dua yaitu kebijaksanaan:

1. Kebijaksanaan tidak lansung

Kebijaksanaan tidak lansung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan anatara lain adalah suasana social politik yang tentera,ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang. Upaya penggolongan ekonomi makro yang yang berhati-hati melalui kebijaksanaan keuangan dan perpajakan merupakan bagian dari upaya menaggulangi kemiskinan. Pengendalain tingkat inflasi diarahkan pada penciptaan situsasi yang kondusif bagi upaya penyediaan kebutuhan daasar seperti sandang,pangan,papan,pendidikan,dan kesehatan dengan harga yang terjangkau oleh penduduk miskin.

2. Kebijaksanaan langsung

(9)
(10)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut%$asalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 1292 kemiskinan akan

mencapai hasil yang seminimal mungkin.B.

Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di ;aman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inofatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk

(11)

Daftar Pustaka

file:///C:/Users/user/Downloads/makalah%20ttg%20cara%20mengatasi%20kemiskinan %20%20%20Iluvmyclass's%20Weblog.htm/ diakses pada Rabu 8 Oktober 2014 pukul 15.30 WIB

http://aanindriantogunadarma.blogspot.com/2012/05/kemiskinan-dan-solusinya.html/ diakses pada Rabu 8 Oktober 2014 pukul 15.30 WIB

http://majalahkujurnalku.blogspot.com/2013/04/macam-macam-kemiskinan.html/ diakses pada Sabtu 9 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Ternyata, melalui berbagai keputusan dan langkah strategis itu, gerakan separatis yang muncul pada awal kemerdekaan dan kelompok Islam radikal yang berkembang pada era reformasi,

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG, mengetahui jumlah pasien geriatri yang mengalami penurunan LFG dan mendapatkan

Metode Adam-Bashforth-Moulton ordo lima memberikan alternatif metode dalam mendapatkan solusi dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi dengan jumlah komputasi yang lebih

Penelitian ini juga dilakukan oleh Nuralifmida dan Lulus (2012) untuk menguji pengaruh dari corporate governance terhadap penghindaran pajak yang diproksikan dengan

Melalui proses pencacahan/pemotongan, dan untuk menghasilkan cacahan yang baik, untuk itu di rancang suatu pisau pencacah. Pisau yang di buat merupakan alat yang

Pihak Terkait menerangkan bahwa pada saat penangkapan dilakukan Polres Manggarai Barat, Pihak Terkait selaku Anggota KPU Kabupaten Manggarai Barat tidak mengetahuinya;..

Dari hasil pengamatan penulis strategi distribusi yang dilakukan oleh penjual tanah merah yang ada di Desa Kwadungan Lor Kecamatan Padas Ngawi menggunakan saluran