• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS KELOMPOK BTA MEMBUAT MAKALAH PEMBE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS KELOMPOK BTA MEMBUAT MAKALAH PEMBE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK BTA

MEMBUAT MAKALAH PEMBELAJARAN VIII

TENTANG “KEWAJIBAN MENUTUP AURAT”

KELOMPOK : 4

ANGGOTA : 1. ANDREA JEANE ELQUITA

2. ERNITA MALIGAYA

3. FADHIL HILMI

4. FARSYA HERIAWATI SABIRA

5. FAUZATUL HELMIYAH

6. NESSA DWI KAUSARI

7. NORMALYA SARI

8. PAMA PUTERY PERSADA

9. SHALSABILA PUTRI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN

(2)

A. PENGERTIAN AURAT

Aurat diambil dari bahasa Arab, Aurah artinya “an naqsu” atau keaiban. Menurut istilah fiqih, aurat adalah bagian tubuh seseorang yang wajib ditutupi dari pandangan. Dalam islam, terdapat beberapa keadaan dimana masyarakat islam dibenarkan membuka aurat tetapi hanya pada orang-orang tertentu (mahram) dan dalam keadaan tertentu (darurat).

B. KEWAJIBAN MENUTUP AURAT

Aurat adalah suatu angggota badan yang tidak boleh di tampakkan dan di perlihatkan oleh lelaki atau perempuan kepada orang lain.

Menutup aurat hukumnya wajib sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allâh swt:

للإإ لنُهَتَني إز َنيإدْبُي َل َو لنُهَجوُرُف َنْظَفْحَي َو لنإهإراَصْبَأ ْنإم َنْضُضْغَي إتاَنإم ْؤُمْلإل ْلُق َو

لنإهإتَلوُعُبإل للإإ لنُهَتَني إز َنيإدْبُي َل َو ۖ لنإهإبوُيُج ٰىَلَع لنإه إرُمُخإب َنْب إرْضَيْل َو ۖ اَهْنإم َرَهَظ اَم

يإنَب ْوَأ لنإهإنا َو ْخإإ ْوَأ لنإهإتَلوُعُب إءاَنْبَأ ْوَأ لنإهإئاَنْبَأ ْوَأ لنإهإتَلوُعُب إءاَبآ ْوَأ لنإهإئاَبآ ْوَأ

يإلوُأ إرْيَغ َنيإعإبالتلا إوَأ لنُهُناَمْيَأ ْتَكَلَم اَم ْوَأ لنإهإئاَسإن ْوَأ لنإهإتا َوَخَأ يإنَب ْوَأ لنإهإنا َو ْخإإ

َنْب إرْضَي َل َو ۖ إءاَسّنلا إتاَر ْوَع ٰىَلَع اوُرَهْظَي ْمَل َنيإذللا إلْفّطلا إوَأ إلاَجّرلا َنإم إةَب ْرإ ْلا

ْمُكللَعَل َنوُنإم ْؤُمْلا َهّيَأ اًعيإم َج إ لا ىَلإإ اوُبوُت َو ۚ لنإهإتَني إز ْنإم َنيإف ْخُي اَم َمَلْعُيإل لنإهإلُج ْرَأإب

َنوُحإلْفُت

Artinya : Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. [an-Nûr/24:31]

Kandungan Q.S. an-Nur/24:31

(3)

Pertama, menjaga pandangan. Pandangan diibaratkan “panah setan” yang siap ditembakkan kepada siapa saja. “Panah setan” ini adalah panah yang jahat yang merusakan dua pihak sekaligus, si pemanah dan yang terkena panah. Rasulullah saw. juga bersabda pada hadis yang lain, “Pandangan mata itu merupakan anak panah yang beracun yang terlepas dari busur iblis, barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Swt., maka Allah Swt. akan memberinya ganti dengan manisnya iman di dalam hatinya.” (Lafal hadis yang disebutkan tercantum dalam kitab Ad-Da’wa Dawa’ karya Ibnul Qayyim).

Panah yang dimaksud adalah pandangan liar yang tidak menghargai kehormatan diri sendiri dan orang lain. Zina mata adalah pandangan haram. Al-Qurān memerintahkan agar menjaga pandangan ini agar tidak merusak keimanan karena mata adalah jendela hati. Jika matanya banyak melihat maksiat yang dilarang, hasilnya akan langsung masuk ke hati dan merusak hati. Dalam hal ketidaksengajaan memandang sesuatu yang haram, Rasulullah saw. bersabda kepada Ali ra., “Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)” (H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, di-hasan-kan oleh Syaikh al-Albani).

Kedua, menjaga kemaluan. Orang yang tidak bisa menjaga kemaluannya pasti tidak bisa menjaga pandangannya. Hal ini karena menjaga kemaluan tidak akan bisa dilakukan jika seseorang tidak bisa menjaga pandangannya. Menjaga kemaluan dari zina adalah hal yang sangat penting dalam menjaga kehormatan. Karena dengan terjerumusnya ke dalam zina, bukan hanya harga dirinya yang rusak, orang terdekat di sekitarnya seperti orang tua, istri/ suami, dan anak akan ikut tercemar. “Dan, orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya, mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang sebaliknya, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. al-Ma’ārij/70:29-31)

Allah Swt. sangat melaknat orang yang berbuat zina, dan menyamaratakannya dengan orang yang berbuat syirik dan membunuh. Sungguh, tiga perbuatan dosa besar yang amat sangat dibenci oleh Allah Swt. Firman-Nya: “Dan, janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. alIsrā’/17:32).

Ketiga, menjaga batasan aurat yang telah dijelaskan dengan rinci dalam hadis-hadis Nabi. Allah Swt. memerintahkan kepada setiap mukminah untuk menutup auratnya kepada mereka yang bukan mahram, kecuali yang biasa tampak dengan memberikan penjelasan siapa saja boleh melihat. Di antaranya adalah suami, mertua, saudara laki-laki, anaknya, saudara perempuan, anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan tua yang tidak ada hasrat terhadap wanita.

(4)

Selain, Q.S. an-Nur/24:31, Allâh Swt. juga berfirman :

ّبإحُي َل ُهلنإإ ۚ اوُف إرْسُت َل َو اوُبَرْشا َو اوُلُك َو ٍدإجْسَم ّلُك َدْنإع ْمُكَتَني إز اوُذُخ َمَدآ يإنَب اَي

َنيإف إرْسُمْلا

Artinya : “Wahai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allâh tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”. [al-A’râf/7:31]

Sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang di sebutkan dalam Shahîh Muslim dari Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhuma, beliau berkata:

َدْنإع ْمُكَتَني إز اوُذُخ ُةَي ْلا إهإذَه ْتَلَزَنَف

ٌةَناَي ْرُع َيإه َو إتْيَبْلاإب ُفوُطَت ُةَأْرَمْلا ْتَناَك

ٍدإجْسَم ّلُك

Dahulu para wanita tawaf di Ka’bah tanpa mengenakan busana … kemudian Allâh menurunkan ayat :

ٍدإجْسَم ّلُك َدْنإع ْمُكَتَني إز اوُذُخ َمَدآ يإنَب اَي

Artinya : “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid…”[HR. Muslim, no. 3028]

Bahkan Allâh SWT memerintahkan kepada istri-istri nabi dan wanita beriman untuk menutup aurat mereka sebagaimana firman-Nya :

َكإل َٰذ ۚ لنإهإبيإب َلَج ْنإم لنإهْيَلَع َنيإنْدُي َنيإنإم ْؤُمْلا إءاَسإن َو َكإتاَنَب َو َكإجا َو ْزَ إل ْلُق ّيإبلنلا اَهّيَأ اَي

اًميإح َر ا ًروُفَغ ُ لا َناَك َو ۗ َنْيَذ ْؤُي َلَف َنْف َرْعُي ْنَأ ٰىَنْدَأ

Artinya : “Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [al-Ahzâb/33:59]

Kandungan Q.S. al-Ahzāb/33:59

Dalam ayat ini, Rasulullah saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.

Pesan al-Qur’ān ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad saw. yang menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.

(5)

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya. Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad)

C. ADAB BERPAKAIAN DALAM ISLAM

- ADAB BERPAKAIAN LAKI-LAKI DALAM ISLAM 1. Wajib Menutup Aurat

Menutup aurat merupakan adab mulia yang diperintahkan dalam agama islam. Bahkan, seseorang dilarang melihat aurat orang lain, karena hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan, dimana syariat menutup semua celah terjadinya kerusakan. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki lainnya. ….” (HR. Muslim, 338) Jumhur ulama mengatakan bahwa aurat laki-laki ialah dari lutut hingga pusar.

2. Mengenakan Pakaian Sederhana

Hendaknya seorang muslim meninggalkan pakaian mewah dan mahal. Hal ini dapat menjauhkannya dari sifat sombong, dan menjadikannya dekat dengan orang-orang sederhana dan miskin. Selain itu, Allah akan menjauhkannya dari sifat suka berfoya-foya, serta perasaan iri dan dengki dari sesama muslim. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meninggalkan suatu pakaian dengan niat tawadhu’ karena Allah, sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas ia diperintahkan untuk memilih perhiasan iman mana saja yang ingin ia pakai.” (HR. Ahmad, dan Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahaadist ash-Shahiihah : 718)

3. Memulai Dari Sebelah Kanan

Ummul mukminin, ‘Aisyah ra berkata, “Rasulullah Saw suka mendahulukan bagian kanan daripada bagian yang kiri ketika mengenakan sandal, bersisir, bersuci, dan dalam semua urusannya (yang mulia).” (Muttafaqun ‘alaih)

Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Kaidah dalam syariat bahwasanya disunnahkan memulai dengan kanan dalam semua urusan yang berkaitan dengan kemuliaan dan keindahan. ” (Syarh Muslim : 1/3/160)

4. Memakai Pakaian Putih

Pakaian berwarna putih lebih baik dari pakaian berwarna lain, walaupun itu tidak terlarang. Rasulullah SAW bersabda, “Pakailah pakaian berwarna putih, karena pakaian berwana putih lebih suci dan lebih baik. Kafankanlah jenazah kalian dengan kain putih” (HR. Ahmad, an-Nasaa’i, dan selain keduanya, lihat Shahiihul Jaami’ : 1235)

(6)

Dikatakan pakaian syuhrah karena pakaian tersebut membuat pemakainya menjadi pusat perhatian, baik karena jenis pakaian tersebut sangat mewah, atau sangat berbeda dengan kebanyakan orang, atau pakaian tersebut sudah sangat lusuh dan compang-camping, atau pakaian tertentu yang dipakai agar menjadi terkenal.

Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa memakai pakaian syuhrah, maka Allah akan memakaikan pakaian yang serupa pada hari kiamat nanti. Kemudian, dalam pakaian tersebut akan dinyalakan api Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahiihul Jaami’ : 6526)

6. Tidak Memanjangkan Pakaian Hingga Melewati Mata Kaki (Isbal)

Hadis-hadis yang melarang isbal (bagi laki-laki) sangat banyak, bahkan mencapai batas hadis mutawatir maknawi. Rasulullah SAW Bersabda : “Tiga macam orang yang pada hari kiamat nanti Allah tidak akan mengajak bicara, tidak melihat mereka, tidak menyucikan mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih.” Kemudian beliau melanjutkan, “(Yaitu) musbil (orang yang isbal), mannaan (orang yang mengungkit-ungkit pemberian), dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh al-Albaaniy)

7. Tidak Memakai Emas dan Pakaian sutra

Emas dan pakaian sutra haram dipakai oleh kaum laki-laki, tetapi boleh bagi kaum wanita. Rasulullah Saw bersabda, Emas dan sutra dihalalkan bagi kaum wanita dari umatku, dan diharamkan bagi kaum laki-laki. (HR. Ahmad dan Nasaa’i, lihat Shahiihul Jaami’: 209)

8. Tidak Menyerupai Pakaian Orang Kafir

Diantara sikap yang seharusnya dimiliki seorang muslim ialah berusaha menyelisihi setiap urusan orang-orang Yahudi, Nashrani, dan orang-orang Musyrik (hindu, budha, dan selainnya). Penyelisihan ini mencakup juga penyelisihan dalam hal berpakaian.

Rasulullah SAW, Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, Syakh al-Albani mengatakan, “hasan shahiih”)

9. Tidak Menyerupai Wanita

Disadari atau tidak, perkara ini telah tersebar di zaman sekarang ini. Kita banyak mendapatkan sebagian pemuda yang menyerupai kaum wanita dalam berpakaian, berhias, dan memilih warna. Padahal, perkara itu merupakan perkara yang dilaknat oleh Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda, Allah melaknat wanita yang menyerupai laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai wanita. (HR. Bukhari 5885)

10. Bersyukur dan Mengamalkan Doa-Doa Yang Berkaitan Dengannya

(7)

- ADAB BERPAKAIAN WANITA DALAM ISLAM 1. Wajib Menutup Aurat

Seluruh tubuh wanita adalah aurat terkecuali wajah dan telapak tangan serta ujung jari-jari tangannya saja. Pakaian yang panjang dan kerudung yang menjuntai sampai menutupi dada adalah salah satu pakaian yang dianjurkan dalam Islam. Bahkan tidak jarang para wanita memakai cadar untuk menutupi wajahnya dan hanya menyisakan bagian matanya saja yang terbuka karena bagian wajah wanita pun dapat memicu timbulnya syahwat negatif pada laki-laki yang intens memandangnya secara langsung dalam waktu yang lama.

2. Menggunakan Pakaian Yang Longgar

Menggunakan pakaian yang longgar adalah salah satu upaya untuk menutup aurat juga, karena menutup aurat tidak hanya soal menutupi bagian tubuhnya saja akan tetapi juga menyamarkan lekuk tubuh sehingga lekuk tubuh kita tidak tercetak pada pakaian ketat yang kita pakai. Untuk itu Islam mengharuskan wanita memakai pakaian yang longgar. Selain itu dalam dunia kesehatan juga menganjurkan pakaian yang longgar agar kulit tubuh kita memiliki ruang gerak yang leluasa serta ruang napas bagi kulit kita.

3. Menghindari Pakaian Syuhroh

Pakaian yang syuhroh adalah pakaian yang terlalu menarik perhatian banyak orang, baik itu terlalu mewah atau terlalu tidak layak pakai ataupun pakaian yang tidak menyesuaikan dengan waktu dan tempat.

Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

4. Menggunakan Pakaian Yang Sederhana

Dalam hal kesederhanaan pakaian dan penampilan, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama dianjurkan untuk menerapkannya. Karena pakaian yang terlalu mencolok akan lebih menarik perhatian pandangan laki-laki serta menimbulkan ‘fitnh’ lain seperti rasa minder, iri, dengki, sombong bahkan takabur baik pada pemakainya atau orang yang melihatnya.

5. Menggunakan Pakaian Berbahan Tebal (Tidak Tansparan)

Menutup aurat bukan hanya soal menutupi bagian tubuhnya saja tapi juga menyamarkan lekuk tubuh agar tidak tercetak pada pakaian yang transparan atau ketat. Walaupun pakaiannya longgar namun jika bahannya tipis dan transparan maka lekuk tubuh akan tetap terlihat secara samar. Oleh karena itu seorang wanita harus pandai dan bijak dalam memilih pakaian yang akan dikenakannya dengan memilih bahan yang tepat dan tidak transparan.

(8)

“Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini.” (HR.Muslim).

6. Menghindari Pakaian Yang Menyerupai Laki-Laki

Islam sangat tegas dalam hal ini bahwa perempuan tidak diperkenankan mengenakan pakaian atau berpenampilan seperti laki-laki, begitupun sebaliknya. Hal ini telah dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra “Rasulullah SAW akan melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria.”

Kamudian Ibnu Abbas ra juga berkata:

“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari)

7.Menghindari Pakaian Yang Menyerupai Seorang Kafir

Pakaian wanita muslim jelas akan sangat berbeda dengan pakaian mereka yang kafir maupun beragama lain, pengaturan Islam dalam hal pakaian tidak hanya mengedepankan soal fashion atau fungsi dari pakaian yang dikenakan oleh seseorang tapi lebih dari pada itu, yakni aurat dan segala ‘fitnah’ yang mungkin bisa ditimbulkan dari tubuh seorang manusia.

8. Tidak Menggunakan Wangi-Wangian

Islam tidak memperkenankan wanita muslim untuk menggunakan wangi-wangian pada saat keluar rumah. Tanpa menggunakan wewangian pun wanita sudah bisa menimbulkan banyak ‘fitnah’ apalagi jika ia menggunakan wewangian, wangi harum yang tercium oleh laki-laki dapat menarik perhatian lebih bahkan bisa membangkitkan gairah atau hawa nafsu untuk sekedar iseng menggoda atau bahkan melakukan hal negatif yang lebih berbahaya dan merendahkan wanita tersebut.

Sebuah hadis Dari Abu Musa Al Asy’ary menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Perempuan mana saja yang memakai wewangian, lalu melewati kaum pria agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah wanita pezina.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad).

9. Menghindari Pakaian Yang Berhias

(9)

10. Menghindari Bertabarruj

Tabarruj adalah perilaku buruk wanita yang justru menunjukkan apa yang harus ditutupi dengan memanfatkan jilbab yang digunakannya dengan memperlihatkan mahkota, perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang ada dalam tubuhnya yang mestinya ditutup di balik jilbabnya karena hal itu dapat menggoda kaum lelaki.

D. BATASAN BATASAN AURAT

1. Aurat Sesama Lelaki

Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para Ulama tentang batasan aurat sesama lelaki, baik dengan kerabat atau orang lain. Pendapat yang paling kuat dalam hal ini adalah pendapat jumhur Ulama yang mengatakan bahwa aurat sesama lelaki adalah antara pusar sampai lutut. Artinya pusar dan lutut sendiri bukanlah aurat sedangkan paha dan yang lainnya adalah aurat.

2. Aurat Lelaki Dengan Wanita

Jumhur Ulama sepakat bahwasanya batasan aurat lelaki dengan wanita mahramnya ataupun yang bukan mahramnya sama dengan batasan aurat sesama lelaki. Tetapi mereka berselisih tentang masalah hukum wanita memandang lelaki. Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini ada dua pendapat.

Pendapat pertama, Ulama Syafiiyah berpendapat bahwasanya tidak boleh seorang wanita melihat aurat lelaki dan bagian lainnya tanpa ada sebab. Dalil mereka adalah keumuman firman Allâh SWT:

ّنِهِراَصْبَأ ْنِم َنْضُضْغَي ِتاَنِمْؤُمْلِل ْلُقَو

Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya. [an-Nûr/24:31]

Dan mereka juga berdalil dengan qiyas: yaitu sebagaimana di haramkan para lelaki melihat wanita seperti itu pula di haramkan para wanita melihat lelaki.

Pendapat yang kedua, adalah pendapat Ulama di kalangan mazhab Hambali, boleh bagi wanita melihat pria lain selain auratnya. Mereka berdalil dengan sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Aisyah RA, dia berkata :

َنوُبَعْلَي ِةَشَبَحْلا ىَلِإ ُرُظْنَأ اَنَأَو ، ِهِئاَدِرِب ىِنُرُتْسَي َمّلَسَو ِهْيَلَع ُا ىّلَص ّىِبّنلا ُتْيَأر

ّنّسلا ِةَثيِدَحْلا ِةَيِراَجْلا َرْدَق اوُرُدْقاَف ، ُمَأْسَأ ىِذّلا اَنَأ َنوُكَأ ىّتَح ، ِدِجْسَمْلا ىِف

ِوْهّللا ىَلَع ِةَصيِرَحْلا

Aku melihat Nabi Saw menutupiku dengan pakaiannya, sementara aku melihat ke arah orang-orang Habasyah yang sedang bermain di dalam Masjid sampai aku sendirilah yang merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa seperti gadis belia yang suka bercanda [HR. Al-Bukhâri, no.5236; Muslim, no.892 dan yang lainnya]

(10)

Suami adalah mahram wanita yang terjadi akibat pernikahan, dan tidak ada perbedaan pendapat di kalangan para Ulama bahwasanya seorang suami atau istri boleh melihat seluruh anggota tubuh pasangannya. Adapun hal ini berdasarkan keumuman firman Allâh Swt

﴿ َنوُظإفا َح ْمإهإجوُرُفإل ْمُه َنيإذللا َو

٢٩

ْمُهلنإإَف ْمُهُناَمْيَأ ْتَكَلَم اَم ْوَأ ْمإهإجا َو ْزَأ ٰىَلَع للإإ ﴾

َنيإموُلَم ُرْيَغ

Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. [al-Ma’ârij/70:29-30]

4. Aurat Wanita Dihadapan Para Lelaki Yang Bukan Mahramnya

Diantara sebab mulianya seorang wanita adalah dengan menjaga auratnya dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya. Oleh kerena itu agama Islam memberikan rambu-rambu batasan aurat wanita yang harus di tutup dan tidak boleh ditampakkan. Para Ulama sepakat bahwa seluruh anggota tubuh wanita adalah aurat yang harus di tutup, kecuali wajah dan telapak tangan yang masih diperselisihkanoleh para Ulama tentang kewajiban menutupnya. Dalil tentang wajibnya seorang wanita menutup auratnya di hadapan para lelaki yang bukan mahramnya adalah firman Allâh Swt:

َكإل َٰذ ۚ لنإهإبيإب َلَج ْنإم لنإهْيَلَع َنيإنْدُي َنيإنإم ْؤُمْلا إءاَسإن َو َكإتاَنَب َو َكإجا َو ْزَ إل ْلُق ّيإبلنلا اَهّيَأ اَي

اًميإح َر ا ًروُفَغ ُ لا َناَك َو ۗ َنْيَذ ْؤُي َلَف َنْف َرْعُي ْنَأ ٰىَنْدَأ

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [al-Ahzâb/33:59]

5. Aurat Wanita Di depan Mahramnya

Mahram adalah seseorang yang haram di nikahi kerena adanya hubungan nasab, kekerabatan dan persusuan. Pendapat yang paling kuat tentang aurat wanita di depan mahramnya yaitu seorang mahram di perbolehkan melihat anggota tubuh wanita yang biasa nampak ketika dia berada di rumahnya seperti kepala, muka, leher, lengan, kaki, betis atau dengan kata lain boleh melihat anggota tubuh yang terkena air wudhu. Hal ini berdasarkan keumuman ayat dalam surah an-Nûr, ayat ke-31, insyaAllâh akan datang penjelasannya pada batasan aurat wanita dengan wanita lainnya. Dan hadist Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, beliau Radhiyallahu anhuma berkata :

اًعْيإم َج َمللَس َو إهْيَلَع ُا ىللَص إا إل ْوُسَر إناَمَز ْيإف َن ْوُئلض َوَتَي ُءاَسّنلاو ُلاَجّرلا َناَك

Dahulu kaum lelaki dan wanita pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan wudhu’ secara bersamaan [HR. Al-Bukhâri, no.193 dan yang lainnya]

6. Aurat Wanita Di Depan Wanita Lainnya

Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para Ulama tentang aurat wanita yang wajib di tutup ketika berada di depan wanita lain. Ada dua pendapat yang masyhûr dalam masalah ini : • Sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa aurat wanita di depan wanita lainnya seperti aurat lelaki dengan lelaki yaitu dari bawah pusar sampai lutut, dengan syarat aman dari fitnah dan tidak menimbulkan syahwat bagi orang yang memandangnya.

(11)

leher, dada bagian atas, lengan tangan, kaki dan betis. Dalilnya adalah keumuman ayat dalam surah an-Nûr, ayat ke-31.

E. GOLONGAN MAHRAM BAGI LAKI-LAKI DAN WANITA

1. Golongan Mahram Bagi Wanita - Suami

- Ayah kandung - Ayah mertua - Anak laki-laki

- Anak laki-laki dari suami (anak tiri) - Saudara laki-laki

- Anak laki-laki dari saudara laki-laki - Anak laki-laki dari saudara perempuan - Wanita Islam yang berakhlak baik - Hamba sahaya laki-laki yang dimiliki

- Khadam (pembantu laki-laki) yang sudah tidak syahwat kepada wanita - Anak laki-laki yang bukan mahram, tetapi belum mumayyiz

- Anak laki-laki susuan

- Anak perempuan dari istri (anak tiri) - Saudara perempuan

- Anak-anak perempuan yang bukan mahram, tetapi belum mumayyiz - Saudara sesusu

- Ibu susuan

- Menantu perempuan

F. MANFAAT MENUTUP AURAT

Ada banyak manfaat yang didapat dari menutup aurat. Menutup aurat yang baik adalah dengan menggunakan pakaian yang tidak memperlihatkan kulit bagian aurat, bentuk tubuh yang menarik bagi lawan jenis, tidak tembus pandang, tidak menarik perhatian, dan yang pasti nyaman dipakai. Untuk laki-laki menutup aurat dari pusat sampai ke lutut. Sedangkan perempuan hanya boleh memperlihatkan wajah dan telapak tangan.

1. Manfaat Menutup Aurat Dari Segi Agama

(12)

- Mencegah timbulnya hawa nafsu dari lawan jenis maupun sesama jenis - Mencegah rasa cemburu

- Menutupi aib yang ada pada diri kita - Meninggikan derajat

- Sebagai identitas seorang muslim - Memperkuat kontrol sosial

2. Manfaat Menutup Aurat Dari Segi Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT )

Jadi dapat dinyatakan bahwa fasilitas sekolah dan minat belajar secara bersama-sama memiliki memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar Sosiologi

Secara keseluruhan, penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang dikombinasikan dengan Direct Instruction

Dar i pengalaman ber or gani sasi dalam membentuk soft skill mahasisw a ter dapat faktor – faktor yang menyebabkan mahasiswa mengikuti suatu or ganisasi mahasi sw a

Produk pancake yang akan diproduksi adalah suatu inovasi dari pancake yang biasanya dibuat masyarakat untuk dijadikan sarapan maupun cemilan.. Pancake ini

syariahnya bank syariah yang ada di Indonesia. Analisis Terhadap Mekanisme Pembiayaan Mikro dengan Akad Murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu

Software -nya bisa running dengan baik tanpa fundamental error (1-25). Identifikasi, analisis

Untuk itu pada tulisan ini akan dianalisa dari berbagai proses tahapan kebijakan publik dan politik untuk memperoleh jawaban permasalah Rancangan Undang-Undang