• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVISI MAKALAH PERBANDINGAN PEMIKIRAN PE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REVISI MAKALAH PERBANDINGAN PEMIKIRAN PE (1)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

REVISI MAKALAH

PERBANDINGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW DAN HARUN

AR RASYID

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu

Mata Kuliah : Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam 1

Dosen Pengampuh : Dr. M. Idris Tunru, M.Ag

Disusun oleh :

Sunia Abdika

15.2.3.007

Semester V

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI 1)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi wa Barakatuh

Alhamdulillah dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

karena berkat taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Perbandingan Pemikiran Nabi Muhammad SAW dengan Harun Ar Rasyid”

dalam mata kuliah Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam 1 dengan baik dan lancar.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis mengharapkan makalah ini nanti dapat dijadikan sebagai bahan acuan

untuk mengetahui, memahami dan mempelajari tentang Sejarah dan Pemikiran

Pendidikan Islam 1. Meskipun demikian penulis menyadari makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan, maka dari itu kritik maupun saran yang sifatnya membangun

demi kemajuan makalah yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakatuh.

Manado, 9 Desember 2017

Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……….………..1

B. Rumusan Masalah………..2

C. Tujuan Masalah……….2

BAB II PEMBAHASAN A. Biografi Nabi Muhammad SAW………...3

B. Pemikiran Pada Masa Nabi Muhamad SAW……….4

C. Biografi Harun Ar Rasyid………12

D. Pemikiran Islam Pada Masa Harun Ar Rasyid………16

E. Perbandingan Pemikiran Nabi Muhammad SAW dan Harun Ar Rasyid……24

BAB III KESIMPULAN………28

SARAN………28

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadirnya Nabi Muhammad pada masyarakat Arab membuat terjadinya

kristalisasi pengalaman baru dalam dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segala

aspek kehidupan masyarakat, termasuk hukum-hukum yang digunakan pada masa itu.

Budaya-budaya yang mengarah kebaikan yang dibawa Nabi Muhammad pada

akhirnya menghasilkan peradaban yang luar biasa pada zamannya. Yang mana muara

dari peradaban itu semua ialah Islam. Islam sangat berperan penting dalam

menciptakan peradaban yang luar biasa yang tercipta pada masa zaman Nabi

Muhammad. Nabi Muhammad tidak hanya sebagai Nabi melaikan juga sebagai

pengajar, pendidik, pemimpin, pemimpin militer, politikus, reformis, dan lain-lain.

Begitu juga dengan Harun Ar Rasyid (lahir di Rayy, pada tahun 766 dan wafat

pada tanggal 24 Maret 809 di Thus, Khurasan) adalah khalifah kelima Daulah

Abbasiyah yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahannya, seorang

khalifah yang taat beragama, shalih, dermawan. Ia dilahirkan pada Februari 763 M,

ayahnya bernama Al-Mahdi, khalifah ketiga Bani Abbasiyah, dan ibunya bernama

Khaizuran. Masa kanak-kanaknya dilewati dengan mempelajari ilmu-ilmu agama dan

ilmu pemerintahan. Guru agamanya yang terkenal pada masa itu adalah Yahya bin

Khalid Al-Barmaki.

Harun Ar Rasyid diangkat menjadi khalifah pada September 786-809 M, pada

usianya yang sangat muda, 23 tahun. Jabatan khalifah itu dipegangnya setelah

saudaranya yang menjabat khalifah, Musa Al Hadi wafat. Dalam menjalankan roda

pemerintahan, Harun Ar-Rasyid di dampingi Yahya bin Khalid dan empat putranya.

Khalifah Harun Ar Rasyid mempunyai perhatian yang sangat baik terhadap ilmuwan

dan budayawan. Ia mengumpulkan mereka semua dan melibatkannya dalam setiap

(5)

besar di zamannya, Yahya Al-Barmaki juga merupakan guru khalifah Harun Ar

Rasyid, sehingga banyak nasehat dan anjuran kebaikan mengalir dari Yahya. Hal ini

semua membentengi khalifah Harun Ar Rasyid dari perbuatan-perbuatan yang

menyimpang dari ajaran Islam.

Pada masa khalifah Harun Ar Rasyid, hidup juga seorang cerdik pandai yang

sering memberikan nasehat-nasehat kebaikan pada khalifah, yaitu Abu Nawas.

Nasehat-nasehat kebaikan dari Abu Nawas disertai dengan gayanya yang lucu,

menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Kkhalifah Harun Ar Rasyid.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka penulis dapat merumuskan makalah yang di bahas

antara lain:

A. Biografi nabi Muhammad SAW

B. Pemikiran pada masa nabi Muhamad SAW

C. Biografi Harun Ar Rasyid

D. Pemikiran pada masa Harun Ar Rasyid

E. Perbandingan pemikiran nabi Muhammad SAW dan Harun Ar Rasyid

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui biografi dari nabi Muhammad SAW

2. Mendeskripsikan hasil pemikiran pada masa nabi Muhamad SAW

3. Mengetahui biografi Harun Ar Rasyid

4. Mendeskripsikan pemikiran pada Masa Harun Ar Rasyid

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI NABI MUHAMMAD SAW

Muhammad lahir di Makkah pada hari senin pagi 12 Rabi’ul awal bertepatan

dengan tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran nabi dikenal dengan tahun

Gajah, karena pada tahun itu pasukan Abrahah dengan menunggang gajah menyerbu

Makkah ingin menghancurkan ka’bah.

silsilah ayah dan ibunda Nabi bertemu pada Kilab ibn Murrah.2

Pada waktu lahir Nabi Muhammad SAW dalam keadaan yatim karena

ayahnya Abdullah meninggal dunia ketika masih dalam kandungan. Nabi Muhammad

kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyyah. Dalam asuhannyalah

Nabi Muhammad SAW dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah kurang lebih

dua tahun berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika usia enam tahun Nabi

Muhammad SAW menjadi yatim piatu.

Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tangguang jawab

merawat Nabi Muhammad SAW. Namun dua tahun kemudian Abdul Muthalib

meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada

1

Muhammad Husain Haeka, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera Antarnusa, 1990, cet.12) h.49

2

Khoiriyah, Reorintasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam Hingga

(7)

pamannya, Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib, dia juga sangat disegani dan

dihormati orang Quraisy dan penduduk Makkah secara keseluruhan.

Dalam usia muda nabi Muhammad SAW hidup sebagai penggembala

kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan

penggembalaan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dan merenung. Pemikiran

dan perenungan ini membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga

dia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu

sejak muda dia sudah dijuluki al-amin, orang yang terpercaya.3

Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang ke Syam, menjual

barang milik Khadijah, seorang wanita terpandang dan kaya raya. Dia biasa

menyuruh orang untuk menjualkan barang dagangannya dengan membagi sebagian

hasilnya kepada mereka. Ketika Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran

perkataan beliau, kredibilitas dan kemuliaan ahlak serta keuntungan dagangannya

melimpah, Khadijah tertarik untuk menikahinya. Yang ikut hadir dalam acara

pernikahan itu adalah Bani Hasyim dan para pemuka Bani Mudhar.4

B. PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA NABI

MUHAMMAD

1. PERIODE MAKKAH

Pada malam senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijriyah bertepatan

dengan 6 Agustus 610 M. ketika itu Nabi Muhammad berkhalwat di Gua Hira dan

Allah mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama yaitu surat al-Alaq.5

Ketika selesai menerima wahyu Nabi Muhammad pulang dengan kondisi menggigil

ketakutan. Beliau meminta agar istrinya menyelimuti beliau kemudian menceritakan

kejadian yang terjadi di Gua Hira. Sebagai seorang istri yang sholeha dalam kondisi

3

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) h.17

4 Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 19

5 Ali Sodiqin. Sejarah Peradaban Islam (Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta:

(8)

apapun selalu berusaha menenangkan hati suaminya begitulah yang dilakukan oleh

Khadijah. Khadijah berusaha menenangkan hati Rasulullah yang sangat mengalami

kegalauan pada saat itu. Setelah menenangkan Rasulullah, Khadijah pergi untuk

menemui Waraqah ibn Naufal. Waraqah adalah paman dari Siti Khadijah beliau

adalah seorang Nasrani yang banyak mengetahui naskah-naskah kuno.

Siti Khadijah menceritakan kejadian yang dialami oleh suwaminya kemudian

Waraqah mengatakan bahwa yang datang itu adalah Namus (Jibril). Kemudian dia

menjelaskan disuatu saat nanti beliau akan diusir oleh kaumnya dari halaman

kampungnya sendiri. Ia berharap masih hidup pada masa sulit Rasulullah dan akan

memberikan pertolongan yang sungguh-sungguh kepada beliau. Ketika beliau tidur

kemudian turun ayat Al-Muddatsir.6 Kemudian beliau menyampaikan kepada istrinya

tentang perintah Jibril untuk menyampaikan dakwahnya kepada umatnya. Kemudian

beliau bertanya kembali umatnya itu yang mana. Dengan demikian wahyu yang turun

kedua ini merupakan penobatan Rasulullah sebagai utusan Allah.

Untuk mengawali dakwah Rasulullah SAW ada berbagai metode dakwah

yang dilakukan oleh beliau diantaranya:

1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi

Pada masa ini Rasulullah SAW melakukan dakwah secara diam-diam

dilingkungan keluarga sendiri dan dikalangan rekan-rekannya. Mula-mula yang

masuk Islam pertama kali adalah istri Rasulullah kemudian saudara sepupunya Ali

bin Abu Thalib, Abu Bakar Asidiq, Zaid bekas budak yang menjadi anak angkatnya,

Ummu Aimah pengasuh Nabi semenjak ibunya masih hidup.7

Kemudian dilanjutkan oleh Ustman bin Affan, Jubair bin Awwam,

Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqasah dan Thahlah bin Ubaidillah mereka dibawah kehadapan Nabi dan mengikrarkan untuk memeluk Islam dihadapan Nabi

sendiri. Pada persiapan dakwah yang berat maka dakwah pertama beliau

6 Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam . Dari Masa Klasik Hingga Modern. (Yogyakarta:

LESFI, 2009) h. 25-26

(9)

mempersiapkan mental dan moral. Oleh sebab itu beliau mengajak manusia atau

umatnya untuk mengesakan Allah, mensucikan dan membersihkan jiwa dan hati,

menguatkan barisan, meleburkan kepentingan diri di atas kepentingan jamaah.8

2. Dakwah terang-terangan

Langkah dakwah selanjutnya menyeru masyrakat secara umum. Nabi

menyerukan kepada bangsawan dan seluruh masyarakat Quraisy. Pada awalnya Nabi

hanya menyeru pada penduduk Makkah dan dilanjutkan menyeru pada penduduk

diluar Makkah secara terang-terangan. Rasulullah gencar mempublikasikan agar

orang masuk Islam, kemudian pada masa itu beliau mengajak segenap umat Islam

untuk melaksanakan ibadah haji. Dilain waktu, acara jamuan tersebut diadakan

kembali. Kali ini para tamu undangan mulai mendengarkan perkataan Rasulullah

namun tak satupun dari mereka yang meresponnya secara positif. Hal tersebut tidak

membuat Rasulullah dan para sahabatnya patah arah, tetapi membuat Rasulullah dan

para sahabatnya semangat dan dakwahnya semakin diperluas hingga suatu ketika

Rasulullah mengadakan pidato terbuka di bukit Safa. Pidato tersebut berisi perihal

kerasulannya. Rasulullah memanggil seluruh penduduk Makkah dan mengabarkan

kepada mereka bahwa dirinya diutus untuk mengajak mereka meninggalkan

Paganisme (Penyembahan terhadap berhala). Beliau menjelaskan bahwa tuhan yang

wajib disembah hanyalah Allah. Mendengar hal tersebut masyarakat Quraisy

tersentak kaget, mereka sangat marah karena hal tersebut dan menghina tradisi nenek

moyang dan kehormatan mereka. Para pembesar Quraisy membentak dan memaki

Rasulullah dengan keras. Mereka menganggap bahwa Muhammad adalah orang gila

bahkan pamannya sendiri Abu Lahab pun mengancam Rasulullah dengan keras.

Pemimpin Quraisy dengan giatnya menentang dakwah Rosulullah SAW.

Pemimpin Quraisy merasa bahwa makin maju dakwah Rasulullah maka makin besar

8

(10)

tantangan kaum Quraisy yaitu semakin bertambahnya jumlah pengikut nabi, semakin

keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy.9

Ada 5 faktor yang mendorong Kaum Quraisy menentang Rasulullah SAW

yaitu:

1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan.

2. Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan

hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh bangsawan Quraisy.

3. Para Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali

dan pembalasan di akhirat.

4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa

Arab.

5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang

rezeki.10

2. PERIODE MADINAH

Dengan hijrahnya Nabi ke Yatsrib yang kemudian berganti nama Madinah Al

Munawarah atau disebut dengan Madinah, Nabi segera meletakan dasar-dasar

masyarakat Islam. Nabi resmi menjadi pemimpin kota ini (pemimpin negara)

sekaligus memimpin agama Islam. Langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah

SAW untuk meletakkan dasar pembinaan masyarakat Madani/Islami di Madinah

antara lain:

1. Mendirikan masjid

Masjid disamping untuk tempat beribadah juga untuk tempat berkumpul dan

bertemu. Masjid berperan besar dalam menyatukan umat muslimin dari berbagai suku

dan mempersatukan jiwa mereka serta tempat bermusyawarah dalam merundingkan

persoalan yang dihadapi. Pada masa Nabi masjid dijadikan pusat pemerintahan.

9

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1 (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983) h. 87-90

(11)

2. Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim)

Persaudaran yang dilakukan oleh Rasulullah berdasarkan agama bukan

berdasarkan pertalian darah. Mempersatukan umat yaitu mempersatukan kaum

Anshar dan kaum Muhajirin.11

3. Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non

muslimin

Di Madinah ada golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang Arab,

serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani quraizhah, dan

Bani Qainuqa’). Rasulullah melakukan kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian. Juga untuk melahirkan suasana saling

membantu dan toleransi diantara golongan tersebut.12

4. Meletakan landasan politik, ekonomi dan kemasyarakatan

Bagi negara Madinah yang baru terbentuk. Dasar berpolitik antara lain prinsip

keadilan yang harus dijalankan tanpa pandang bulu. Prinsip egaliter atau persamaan

derajat antara manusia, yang membedakan adalah ketaqwaan kepada Allah semata.

Untuk memecahkan masalah atau persoalan umat dipeganglah prinsip musyawarah.13

3. PENDIDIKAN PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW

1. Periode Makkah

Rasulullah SAW telah menyampaikan ilmu secara sulit kepada ahli keluarga

terdekat seperti isterinya Khadijah, sepupunya Ali bin Abi Talib dan beberapa orang

yang rapat dengan baginda. Kaedah yang digunakan ketika penyampaian ilmu adalah

secara lemah lembut supaya orang ramai tertarik untuk belajar.

Rumah al-Arqam ialah tempat pendidikan Islam pertama. Baginda dan sahabatnya

sering bermusyawarah bagi mengatur kaedah dan strategi berdakwah. Hampir tiga

tahun baginda menyampaikan ilmu secara sulit, lalu diturunkan ayat yang meminta

11

Khoiriyah, Reorintasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam Hingga

Dinasti-dinasti Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 39

12 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung :Pustaka Setia, 2008), h.64. 13 Khoiriyah, Reorintasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam Hingga

(12)

baginda menyampaikannya secara terbuka. Rasulullah SAW telah menggunakan

kaedah berpidato dan berceramah di tempat-tempat yang menjadi tumpuan orang

ramai seperti di pasar Ukaz dan di sekitar Ka’bah ketika musim haji.

Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad

juga mengajarkan al Qur’an karena al Qur’an merupakan inti sari dan sumber pokok

ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada

umatnya.

Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah

ialah pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepada manusia, supaya

mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan dan alam semesta sebagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.

Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan

bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:

a. Pendidikan Keagamaan. Yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah

semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala.

b. Pendidikan Akliyah dan Ilmiah. Yaitu mempelajari kejadian manusia dari

segumpal darah dan kejadian alam semesta.

c. Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti. Yaitu Nabi Muhammad SAW

mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran

tauhid.

d. Pendidikan Jasmani atau Kesehatan. Yaitu mementingkan kebersihan pakaian,

badan dan tempat kediaman.

Ada dua faktor pokok yang mendorongkebijaksanaan :

a. Makkah adalah pusat keagamaan bagsa Arab dan melalui konsolisasi bangsa

(13)

b. Apabila suku nabi sendiri dapat diislamkan, islam akan memperoleh

dukungan yang kuat karena orang-orang Quraisy mempunyai kekuasaan dan

pengaruh yang besar.14

2. Periode Madinah

Dalam pendidikan di Madinah Rasulullah SAW menempati dua jabatan yaitu

sebagai tokoh agama dan sebagai pemimpin Negara. Yang mana berkaitan mengenai

kehidupan sosial masyarakat dan politik (siyasah). Setelah membangun masjid Quba’

dan Masjid Nabawi, sistem pendidikan Islam mengalami perubahan. Masjid telah

menjadi sekolah yang pertama dalam sistem pendidikan lslam. Konsep pendidikan di

Madinah lebih bertumpu kepada perkara ibadah dan syariah tanpa melupakan

soal-soal yang lain. Dalam pendidikan ibadah, terdapat perkara yang diwajibkan seperti

sholat Jum’at. Selain itu, terdapat juga perkara yang disunatkan seperti sholat hari

raya. Pendidikan berpuasa telah bermula pada tahun ke dua Hijrah dan ibadah Haji

pula bermula pada tahun keenam Hijrah. Selain itu, pendidikan zakat dan hukum

perkawinan turut diperkenalkan.

Dalam rangka memperkokoh nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan

masyarakat. Pertama, pembangunan masjid selain untuk tempat solat huga sebagai

sara untuk mepersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka dan juga

tempat musyawarah atau pusat pemerintahan. Kedua, Ukhuwah islamiayyah. Ketiga,

hubungan persahaatan dengan piha-ihak lain yang tidak beragama islam.15

Selain itu pendidikan membaca dan menulis telah diperkembang. Rasullulah

SAW telah memerintahkan para sahabat yang pandai menulis dan membaca supaya

mencatat dan menulis ayat-ayat al Quran yang diwahyukan. Mereka juga di minta

supaya mengajar umat Islam yang tidak tahu menulis dan membaca. Dengan

14 Fazlur Rahman, Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984), h. 16

15 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera Antarnusa, 1990,

(14)

terbentuknya negara Madinah, islam makin bertambah kuat, perkembangan yang

begitu pesat. Untu menghindar dari serangan musuh orang-orang Quraisy, nabi

mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat islam diizinkan untuk

berperang dengan dua alasan : (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak

miliknya (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan

mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.16

Metode Pendidikan Nabi:

1. Bil Hikmah, Mauizhah Hasanah dan Jidal (Mujadalah).

2. Motivasi bertanya.

3. Tes dan melempar pertanyaan.

4. Penyegaran.

5. Mengenali kapasitas dialek audiens.

6. Mengalihkan realitas indrawi kepada realitas kejiwaan.

7. Peragaan.

8. Ungkapan dengan bahasa kiasan.

9. Gradual.

10.Mengekspresikan pertanyaan.

11.Mendekatkan realitas abstrak dalam bentuk konkret.

12.Memperkuat pendapat dengan argument.

13.Mengarahkan kepada pemikiran yang bernilai tinggi.

14.Kisah dan cerita.

15.Pendekatan perumpamaan.17

16

Hasan I.H , Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang, 1989), h. 2-29

17 M. Alawi Al Maliki. Prinsip-prinsip Pendidikan Rasulullah. cet.1, Jakarta: Gema Insani

(15)

C. BIOGRAFI HARUN AR RASYID (170 – 193 H/786 – 809 M)

Harun Ar Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24

Maret 809, di Thus, Khurasan. Harun Ar Rasyid adalah kalifah kelima dari dinasti

Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama

Muhammad Al Mahdi. Ibunya Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.

Khalifah Harun Ar-Rasyid dibesarkan dengan pendidikan istana, baik pendidikan

agama maupun pendidikan pemerintahan. Hal ini yang kemudian menjadikan Harun

Ar Rasyid seorang yang memiliki pribadi kuat, fasih berbicara dan berjiwa toleransi.

Dalam usia yang relatif muda, Harun Ar Rasyid yang dikenal berwibawa

sudah mampu menggerakkan 95 ribu pasukan beserta para pejabat tinggi dan jenderal

veteran. Dari mereka pula Harun Ar Rasyid banyak belajar tentang strategi

pertempuran. Pada tahun 163 H beliau diangkat oleh ayahnya untuk menjadi

gubernur di As Saifah dan pada tahun 164 H/ tahun 779 M dan di Maghrib pada 780

M. Beliau diberi kewenangan untuk memimpin seluruh wilayah Anbar dan

negeri-negeri di wilayah Afrika Utara. Dua tahun setelah menjadi gubernur, sang ayah

mengukuhkannya sebagai putera mahkota untuk menjadi khalifah setelah saudaranya

al Hadi Pada 14 Septempber 786 M, Harun Ar Rasyid akhirnya menduduki tahta

tertinggi di Dinasti Abbasiyah sebagai khalifah kelima.

Beliau menjadi khalifah menggantikan kakaknya, al Hadi pada tahun 170 H.

Harun Ar Rasyid berkuasa selama kurang lebih 23 tahun 6 bulan dan pada masa

pemerintahannya islam mencapai puncak kejayaan. Seperti ditulis Imam As-Suyuthi,

ia meninggal saat memimpin Perang Thus, sebuah wilayah di Khurasan. Saat

meninggal usianya 45 tahun, pada tanggal 24 Maret 809 M dan bertindak sebagai

imam shalat jenazahnya adalah anaknya sendiri yang bernama Shalih. Namanya juga

diabadikan sebagai salah satu tokoh dalam kitab 1001 malam yang amat populer.18 Ia

adalah seorang khalifah yang dicintai oleh rakyatnya karena mempunyai jiwa murah

hati dan kedermawanan yang tinggi, khalifah paling baik, dan raja dunia paling agung

18

(16)

pada waktu itu. Harun Ar Rasyid telah menyumbang kepada mereka berbagai

peradaban, kemajuan ilmu pengetahuan kesenian dan kesusasteraan.19 Beliau bisa

menunaikan haji setahun dan berperang selama setahun. Sekalipun sebagai seorang

khalifah beliau masih sempat shalat yang bila dihitung seharinya mencapai seratus

rakaat hingga beliau wafat. Beliau tidak meninggalkan hal itu kecuali bila ada udzur.

Demikian pula beliau bisa bersedekah dari harta pribadinya setiap hari sebesar 1000

dirham.

Beliau orang yang mencintai ilmu dan penuntut ilmu mengangungkan

kehormatan islam dan membenci debat kusir dalam agama dan perkataan yang

bertantangan dengan kitabullah dan assunah annabawiyah. Beliau berumrah tahun

179 H di bulan ramadhan dan terus dalam kondisi ihram hingga melaksanakan

kewajiban ibadah haji. Beliau berjalan kaki dari mekah ke padang arafah. Beliau

berhasil menguasai kota Hiracle dan menyebarkan pasukannya yang kemudian

menaklukan benteng Cicilia, Malconia, dan Cyprus. Lalu menawan penduduknya

yang berjumlah 16.000 orang.

Era keemasan Islam (The Golden Ages of Islam) pada masa ke

pemimpinannya, perhatiannya yang begitu besar terhadap kesejahteraan rakyat serta

kesuksesannya mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi, ekonomi,

perdagangan, politik, kesehatan, wilayah kekuasaan, serta peradaban Islam telah

membuat Dinasti Abbasiyah menjadi salah satu negara adikuasa dunia di abad ke-8

M. Jasanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban hingga abad ke-21 masih

dirasakan dan dinikmati masyarakat dunia.

Kemajuan intelektual memicu bangkitnya zaman pencerahan Islam dimulai

pada masa Harun Ar Rasyid. Kaum cendikiawan datang ke kota Baghdad membawa

berbagai macam ide dan aliran-aliran, serta berbagai macam disiplin ilmu

pengetahuan. Khalifah juga mendorong para ulama untuk menerjemahkan buku-buku

19

(17)

bahasa asing ke dalam bahasa arab. Untuk menunjang semua aktivitas intelektual,

Khalifah Harun Ar Rasyid mendirikan Baitul Hikmah. Pada masa itu, Khalifah

berupaya agar semua lini termasuk perekonomian dapat berkembang dengan pesat.

Lembaga-lemabaga pada masa pemerintahannya begitu berkembang dengan

berdirinya perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan

sebuah universitas, karena disamping terdapat kitab-kitab, disana orag juga dapat

membaca, menulis dan berdiskusi.20

Ia adalah khalifah yang terkenal, mashyur dari seluruh khalifah Bani Abbas.

Pada masa khalifah ini Baghdad adalah paling makmur dari zaman sebelumnya,

seperti menjadi pusat perdagangan, dan banyaknya para ulama, dan udaba’. Nama

Harun Ar Rasyid terkenal di negeri-negeri Barat. Ketika ia mengatakan hubungan

politik dan dengan adanya buku Seribu Satu Malam. Buku ini diterjemahkan pada

sebagian besar bahasa-bahasa Eropa dan Amerika, hampir tak ada penduduk tak

punya buku ini diperpustakaan pribadi mereka. Pemerintah pada masa ini adalah

lebih aman dan tenteram hampir seluruh rakyat mencintai Rasyid, para ulama,

Asy-syu’ra, Al- udaba, Al- Rasyid sendiri juga adalah seorang ulama dan mencintai ilmu pengetahuan. Kebiasaan Ar Rasyid bila ia pergi melaksanakan ibadah Haji

bersamanya ikut 100.000 orang ulama beserta anak-anak mereka, dan kalau khalifah

tidak pergi haji maka ia menghajikan 300 orang. Pribadi dan akhlak Harun Ar Rasyid

adalah seorang khalifah yang paling dihormati, suka bercengkrama, alim dan sangat

dimuliakan, khalifah yang sangat rahim dan pemurah hati. Beliau juga menyukai

syair dan para penyair serta gemar tokoh-tokoh sastra dan ilmu fiqh, malah beliau

sangat menghormati dan rendah diri kepada alim ulama.

Nama-nama ulama semasa Al- Rasyid, diantaranya Imam Malik bin Anas, Al-

Laisy bin Saad seorang ahli fiqh Mesir, Abu Yusuf yang menulis buku Al Kharraj,

Imam Sibaweih, Marwan bin Abi Habsyah. Pada zaman khalifah gemilangan

20

(18)

kebudayaan Islam, pembangunan istana-istana megah dan hasil-hasil bumi, dan

Baghdad menjadi pusat perdagangan dunia. Kekayaan pemerintah pada zaman Ar

Rasyid hampir mencapai 7 million dinar yang hanya diambil dari pajak ini

menandakan kemakmuran rakyatnya. Sayuti mengatakan pemerintahan khalifah Ar

Rasyid hari-harinya dipenuhi dengan kemakmuran dan kesejahteraan. Menjelang ia

meninggal ada 3 macam nasehat terhadap tentaranya dari Bani Hasyim.

1. Pemeliharaan amanah

2. Selalu menasehati para pemimpin

3. Persatuan dalam membuat keputusan, kemudian menilai Muhammad Amin

dan Abdullah Makmun dengan cara siapa yang bersalah diantara keduanya

(yang berbuat zalim) melaksanakan hukuman.21

Satu dari perkara-perkara terpenting yang menyebabkan khalifah Harun Ar

Rasyid begitu masyhur ialah naungannya ke atas ilmu pengetahuan dan mendirikan

Baitul Hikmah yang merupakan sebuah isnstitusi kebudayaan dan pikiran yang

cemerlang ketika itu, yang telah merintis jalan ke arah kebangkitan Eropa

kemudiannya. Terutama yang menjadi khalifah Harun Ar Rasyid masyhur dan

terkenal ialah buku Seribu Satu Malam yang telah menduduki tempat yang paling

atas di bidang kesustraan dunia. Buku tersebut telah diterjemahkan bahasa-bahasa di

dunia.22

Harun Ar Rasyid menunjukkan santun dan kasih sayangnya kepada ulama,

filosof, dan pujangga yang datang ke Baghdad dari segala penjuru. Pabrik-pabrik,

gedung-gedung tempat peneropong bintang dan tempat untuk memperhatikan

peristiwa-peristiwa yang terjadi di cakrawala ini (Meteorolisch Observatorium),

rumah-rumah perguruan dan gedung yang lain banyak yang didirikannya. Sehingga

21

H. Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan islam Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era

Rasulullah Sampai Inonesia. Jakarta: Kencana, 2011, h.70-71

(19)

kota Baghdad ketika itu menjadi pusat pengetahuan , kebudayaan dan perniagaan di

atas dunia. Istana kaisar ataupun raja-raja yang sepenuh dan sesesak istana khalifah

Harun Ar Rasyid dikerumuni oleh para ulama dan hukama, para pujangga dan

pengarang, para penyanyi dan seniman dari berbagai macam golongan. Beliau

muliawan dan budiman, disegani dan dihormati, dicintai dan ditakuti oleh sekalian

rakyat.23

D. PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA HARUN AR

RASYID

Pada masa Harun Ar Rasyid kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan sagat

melimpah. Pada zaman Bani Umayyah tidak memiliki kegemilangan ilmu

pengetahuan, karena Bani Umayyah adalah penyebab Bani Abbasiyah memiliki

limpahan ilmu pengetahuan dibidang agama, bahasa Arab, maupun sejarah. Masa

Bani Abbasiyah pertama telah menyebabkan masa Harun Ar Rasyid memiliki

limpahan ilmu pengetahuan, baik bahasa, sastra, dan penerjemahan sebagai disiplin

ilmu pengetahuan. Dengan demikian, masa ini telah mengalirkan sungai-sungai ilmu

pengetahuan. Sehingga hal tersebut menghasilkan lautan ilmu pengetahuan.

Muncullah berbagai macam karya yang brilian. Bashrah, Baghdad, dan Kufah

senantiasa melahirkan ilmuan dalam jumlah yang sangat besar.

Urusan agamapun menjadi kokoh. Orang-orang zidik telah tiada sehingga

tidak bisa bergerak dan muncul kembali. Agama memiliki pengaruh besar di

masyarakat. Penghinaan terhadap orang-orang beragama pun semakin berkurang

tidak seperti yang pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.24

Masjid-masjid, perguruan tinggi, madrasah-madrasah, rumah sakit, dan sarana

kepentingan umum lainnya banyak dibangun pada masa itu. Khalifah Harun Ar

23 A. Latif Osman. Ringkasan Sejara Islam. cet.28, Jakarta: Bumirestu, 1983, h.116

24

(20)

Rasyid juga sangat giat dalam penerjemahan berbagai buku berbahasa asing ke dalam

bahasa Arab. Dewan penerjemah juga dibentuk untuk keperluan penerjemahan dan

penggalian informasi yang termuat dalam buku asing. Dewan penerjemah itu diketuai

oleh seorang pakar bernama Yuhana bin Musawih. Bahasa Arab ketika itu merupakan

bahasa resmi negara dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan

bahkan menjadi alat komunikasi umum. Karena itu dianggap tepat bila semua

pengetahuan yang termuat dalam bahasa asing itu segera diterjemahkan ke dalam

bahasa Arab.

Sejak belia, Harun Ar Rasyid ditempa dengan pendidikan agama Islam dan

pemerintahan di lingkungan istana. Salah satu gurunya yang paling populer adalah

Yahya bin Khalid. Berbekal pendidikan yang memadai, Harun pun tumbuh menjadi

seorang terpelajar. Harun Ar Rasyid memang dikenal sebagai pria yang berotak

encer, berkepribadian kuat, dan fasih dalam berbicara. Ketika tumbuh menjadi

seorang remaja, Harun Ar Rasyid sudah mulai diterjunkan ayahnya dalam urusan

pemerintahan. Kepemimpinannya ditempatkan sang ayah ketika dipercaya memimpin

ekspedisi militer untuk menaklukkan Bizantium sebanyak dua kali. Ekspedisi militer

pertama dipimpinnya pada 779-780 M. Dalam ekspedisi kedua yang dilakukan pada

781-782 M, Harun Ar Rasyid memimpin pasukannya hingga ke pantai Bosporus.

Harun Ar-Rasyid berkuasa selama 23 tahun (786 M-809 M). Selama dua

dasawarsa itu, Harun Ar Rasyid mampu membawa dinasti yang dipimpinnya ke

puncak kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para pemimpin Islam di abad

ke-21 ini dari sosok raja besar Muslim ini. Sebagai pemimpin, dia menjalin hubungan

yang harmonis dengan para ulama, ahli hukum, penulis, qari, dan seniman.

Ia kerap mengundang para tokoh informal dan profesional itu ke istana untuk

mendiskusikan berbagai masalah. Harun Ar Rasyid begitu menghargai setiap orang.

Itulah salah satu yang membuat masyarakat dari berbagai golongan dan status amat

(21)

yang mengakar dan dekat dengan rakyatnya. Sebagai seorang pemimpin dan Muslim

yang taat, Harun Ar Rasyid sangat rajin beribadah. Masyarakat Baghdad merasakan

dan menikmati suasana aman dan damai di masa pemerintahannya. Dalam

menjalankan roda pemerintahan, Harun Ar Rasyid tak mengenal kompromi dengan

korupsi yang merugikan rakyat. Sekalipun yang berlaku korupsi itu adalah orang

yang dekat dan banyak berpengaruh dalam hidupnya. Tanpa ragu-ragu Harun Ar

Rasyid memecat dan memenjarakan Yahya bin Khalid yang diangkatnya sebagai

perdana menteri (wazir).

Harun Ar Rasyid pun menyita dan mengembalikan harta Yahya senilai 30,87

juta dinar hasil korupsi ke kas negara. Dengan begitu, pemerintahan yang

dipimpinnya bisa terbebas dari korupsi yang bisa menyengsarakan rakyatnya.

Pemerintahan yang bersih dari korupsi menjadi komitmennya. Konon, Harun

Ar-Rasyid adalah khalifah yang berperawakan tinggi, bekulit putih, dan tampan. Dimasa

kepemimpinannya, Abbasiyah menguasai wilayah kekuasaan yang terbentang luas

dari daerah-daerah di Laut Tengah di sebelah Barat hingga ke India di sebelah Timur.

Meski begitu, tak mudah bagi Harun Ar-Rasyid untuk menjaga keutuhan wilayah

yang dikuasainya.

Berbagai pemberontakan pun tercatat sempat terjadi di era kepemimpinannya.

Pemberontakan yang sempat terjadi di masa kekuasaannya antara lain pemberontakan

Khawarij yang dipimpin Walid bin Tahrif (794 M), pemberontakan Musa Al-Kazim

(799 M), serta pemberontakan Yahya bin Abdullah bin Abi Taglib (792 M). Salah

satu puncak pencapaian yang membuat namanya melegenda adalah perhatiannya

dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Di masa kepemimpinannya terjadi

penerjemahan karya-karya dari berbagai bahasa. Inilah yang menjadi awal kemajuan

yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan perabadan.

Pada era itu pula berkembang beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang

(22)

kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada masanya. Harun pun menaruh

perhatian yang besar terhadap pengembangan ilmu keagamaan.

Kemajuan Kepemimpinan Harun Ar Rasyid

Pemerintahan

Khalifah Harun Ar Rasyid sendiri begitu cekap dalam menguruskan

pentadbiran negara. Beliau telah dapat membanteras segala kekacauan dan

pemberontakan di dalam negaranya dengan berbagai rintangan dan dugaan. Beliau

begitu mengambil berat terhadap kredibiliti tentera-tenteranya dan juga memberi

perlindungan serta keselamatan untuk kesejahteraan rakyatnya.

Ekonomi

Banyak perubahan yang dilakukan oleh beliau dalam membangunkan

ekonomi dengan melakukan aktiviti perdagangan, perniagaan dan membawa

pedagang-pedagang asing untuk berniaga di Kota Baghdad. Disebabkan usaha inilah,

ramai pedagang-pedagang asing yang datang membawa barangan mereka untuk

diniagakan di Kota Baghdad.

Hubungan diplomatik

Beliau juga mengadakan hubungan yang baik dengan kuasa-kuasa asing,

antaranya kerajaan Byzantium, Peranchis dan keluarga al-Barmaki. Perhubungan ini

bertujuan untuk pendamaian antara kedua belah pihak melalui pembayaran ufti antara

Kota Bahgdad dengan kerajaan Byzantium.

Perkembangan Ilmu

Khalifah harun Ar Rasyid dikenali sebagai tokoh negarawan terulung kerana

usaha beliau dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Oleh kerana itulah, beliau

membuka Baitul Hikmah yaitu institusi kebudayaan dan pusat kegiatan ilmu

pengetahuan. Disamping itu juga, seseorang khalifah harus tahu untuk

membangunkan dan memajukan negara agar menjadi sebuah negara yang maju dalam

(23)

penting yang seharusnya ada dalam diri seorang khalifah. Beliau juga mempunyai

pengalaman yang cukup luas dalam mentadbir Kota Baghdad selama 23 tahun.

Kemajuan Intelektual

Kemajuan intelektual yang dicapai oleh khalifah Harun Ar Rasyid juga adalah

salah satu sumbangan yang besar diberikan oleh baginda. Terdapat buku-buku yang

berupa terjemahan ilmu dari luar ataupun disusun oleh intelektual Islam tergolong

dalam kemajuan intelektual. Beliau dianggap sebagai penaung bagi semua kegiatan

ilmu pengetahuan kerana beliau sering kali menganjurkan majelis forum, syarahan

dan perbahasan, yang mana akan dihadiri oleh orang ramai dan golongan intelektual

di masjidBaitul hikmah.Satu lagi sumbangan Khalifah Harun Ar Rasyid yang sangat

besar kepada kerajaan Abbasiyah ialah dengan tertubuhnya Baitul Hikmah. Sikap

prihatin beliau dalam bidang ilmu pengetahuan mendorong beliau untuk menubuhkan

institusi itu sebagai satu tempat penyebaran ilmu pengetahuan.

Semua kegiatan keilmuan ini merupakan satu usaha yang cemerlang

dilakukan oleh beliau ketika mentadbir kerajaan Abbasiyah. Baitul Hikmah ini juga

menggabungkan berbagai fungsi antaranya ialah sebagai tempat penyimpanan

buku-buku, pengumpulan buku-buku, perpustakaan, pusat akademik dan balai penterjemahan. Ia

juga merupakan lambang pendidikan yang terpenting dan telah dapat menandingi

kemasyhuran Perpustakaan Iskandariah.

Pembinaan Baitul Hikmah yang merupakan sebuah institusi keilmuan yang

ditubuhkan oleh khalifah Harun Ar Rasyid turut berkembang secara meluas dan

mencapai kegemilangannya pada zaman pemerintahan Khalifah al Makmun.

Hasilnya, aktiviti penterjemahan dijalankan dengan pesat dan menjadi lebih

sistematik. Penterjemahan karya falsafah dan sains, khususnya daripada bahasa

Yunani menjadi kegiatan utama.Menjadi pusat pengajian yang menjadi tumpuan para

ilmuwan dalam berbagai bidang.

Keberkesanan pemerintahannya dalam bidang penulisan pula boleh dilihat

(24)

1. Mencatat segala percakapan atau ide. Beliau mengumpul ide yang serupa

atau mengumpul hadis Nabi Muhammad SAW ke dalam sebuah buku.

2. Mengarang. Terdapat golongan ulama yang terlibat dalam penulisan pada

zaman pemerintahannya. Ramai ulama menyusun hadis dan

menghasilkan tulisan dalam bidang fiqh, tafsir, sejarah, dan sebagainya

seperti Imam Malik menyusun buku al- Muwatta’, Ibn Ishaq menyusun

sejarah hidup Nabi Muhammad SAW Abu Hanifah menyusun fiqh dan

pendapat ijtihad.

3. Penterjemahan. Penterjemahan pada masa itu mula dibuat daripada

bahasa Sanskrit, Suriani, dan Yunani kepada Bahasa Arab. Dua perkara

penting berkaitan dengan penterjemahan ialah, di samping menterjemah,

orang Islam mencipta dan membuat pembaharuan dalam karya yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Huraian dan penambahbaikan

dibuat terhadap karya dengan memuatkan keterangan dan ulasan. Selain

itu, orang Islam berperanan penting dalam berbakti kepada kebudayaan

dunia kerana mereka berjaya memelihara warisan ilmu daripada lenyap

semasa masyarakat Eropah dilanda Zaman Gelap.

Penumbuhan pusat pengajian tinggi dapat mempertingkatkan kegiatan

penyelidikan. Hasil kajian sarjana Islam tersebar ke Eropa dan sejumlah hasil kajian

diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Perkembangan ini membawa kepada

kebangkitan Eropa. Perkembangan tamadun Islam di Kota Baghdad dan Cordova

memberi sumbangan yang besar kepada perkembangan keilmuan di Eropah dan

perkembangan keilmuan di Eropa melahirkan zaman pemulihan budaya atau

Renaissance. Penulisan karya dalam berbagai bidang oleh para ilmuan Islam telah

mempertingkatkan pengetahuan manusia sezaman dan meninggalkan warisan yang

amat ternilai kepada generasi kemudian. Kegigihan masyarakat Islam menimba ilmu

daripada berbagai sumber asing banyak memberi faedah kepada orang Islam sendiri.

(25)

berlakunya percambahan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Hasilnya, pada

zaman pemerintahannya itu sudah terdapat sekitar 800 orang doktor.

PENDIDIKAN PADA MASA BANI ABBASIYA

Institusi Pendidikan

1. Pada zaman khalifah Al Makmun, Baghdad menjadi pusat pendidikan yang

masyhur di dunia.

2. Pada zaman khalifah Harun Ar Rasyid, didirikan Baitul Hikmah pusat

pengajian dan terjemahan.

3. Di Kaherah terdirinya Dar Al-Hikmah. Di Syria wujudnya madrasah Nuriyah

Al-Kubra.

4. Pada tahun 459 Hijrah, sebuah institusi pendidikan tinggi di Naisabur, yaitu

Madrasah Nizamiyyah yang didirikan di zaman pemerintahan Bani Saljuk di

bawah pimpinan Perdana Menteri Nizam Al Muluk.

5. Terdapat juga pusat pengajian yang lebih rendah disekitar Baghdad seperti

Khuttab dan tempat pengajian umum seperti perpustakaan, istana, kedai-kedai

buku dan sebagainya.

Tenaga Pengajar

1. Guru dipandang tinggi oleh masyarakat serta diberi gaji yang tinggi.

2. Kebanyakan Khalifah Bani Abbasiyyah mencintai ilmu pendidikan dan

kesusasteraan serta menjadi penaung.

3. Pada zaman ini lahir beberapa orang tokoh ulamak seperti Imam Abu

Hanifah(150 Hijrah), Imam Malik(178 Hijrah), Imam Syafi’i (204 Hijrah),

(26)

Mata pelajaran yang diajar

1. Di Khuttab, diajar menulis, membaca, mengira serta mengaji dan membaca

Al-Quran.

2. Di peringkat menengah, semua bidang diajar seperti falsafah, matematik,

kimia, dan astronomi.

Sistem pengajaran

1. Terbagi kepada dua, yaitu sistem bersekolah dan sistem halaqah.

2. Murid-murid di peringkat sekolah rendah menggunakan batu tulis dan pena

batu.

3. Bahan bacaan ialah Al-Quran, beberapa rangkap syair, dan bahan-bahan yang

mudah serta kitab nahu dan sastera.

4. Peringkat menengah, peralatan pengajian lebih moden.

Harun Ar Rasyid merupakan khalifah yang baik dan raja dunia paling agung.

Pribadi dan akhlak yang paling dihornati, suka bercengkrama, alim dan sangat

dimuliakan. Harun Ar Rasyid lebih menggunakan akal dari pada emosi, beliau

merupakan pemerintah yang paling terhormat, bersih dan penuh kebijakan serta

paling luas daerah pemerintahannya. Tidak ada khalifah yang paling diminati

kecualinya oleh alim ulama, para penyair, ahli-ahli fiqh, pembaca-pembaca

Al-Qur’an, juru-juri, penulis-penulis dan lain-lain. Beliau mempunyai hubungan yang sangat rapat dengan setiap orang dari mereka dan menyanjung mereka dengan

setinggi-tingginya. Beliau adalah seorang sastrawan, penyair, pencipta cerita-cerita

lama dan syair-syair, berperasaan tajam dan disegani oleh semua pihak dan golongan.

Di zaman pemerintahannya juga Baitul Mal ditugaskan menanggung narapidana

dengan memberikan setiap orang makanan yang cukup serta pakaian musim panas

dan musim dingin. Satu yang terpenting membuat beliau begitu masyhur ialah

(27)

merupakan sebuah institusi kebudayaan dan pikiran yang cemerlak ketika itu, dan

telah merintis ke jalan arah kebangkitan Eropa. Dan salah satu tekenal adalah buku

1001 Malam yang telah menduduki tempat yang paling atas dibidang kesusastraan

dunia serta diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa dunia. 25

Dimasa pemerintahan Harun Ar Rasyid ia berhasil :

1. Menyumbang beberepa peradaban, kemajuan ilmu pengetahuan kesenian dan

kesusastraan.

2. Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan masyarakat.

3. Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah.

4. Membangun banyak tempat-tempat peribadatan.

5. Membangun sara pendidikan, kesehatan dan perdagangan.

6. Mendirikan Baitul Hikmah sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi

sebagai perguruan tinggi, perpustakaan dan penelitian.

7. Membangun majelis Al-Muzakarah yakni suatu lembaga pengkajian

masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid

dan istana.26

E. PERBANDINGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM NABI

MUHAMMAD SAW DENGAN HARUN AR RASYID

Pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah

pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepada manusia, supaya

mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan dan alam semesta sebagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.

Kemudian Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan

tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap

25

A. Syalabi. Sejarah Kebudayaan Islam 3. cet. 9, Jakarta: Al Husna Zikra, 1997, h.107-111

26

(28)

individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam

perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Dan lebih lagi pada pendidikan di Madinah lebih tertumpu kepada perkara

ibadah dan sosial. Masjid telah menjadi sekolah yang pertama dalam sistem

pendidikan lslam. Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat

dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari

pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan

politik agar dijiwai oleh ajaran, merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.

Beliau orang yang mencintai ilmu dan penuntut ilmu mengangungkan kerhomatan

islam dan membenci debat kusir dalam agama dan perkataan yang bertantangan

dengan kitabullah dan assunah annabawiyah.

Dibandingkan pada masa kepemimpinan Harun Ar Rasyid merupakan era

keemasan Islam (The Golden Ages of Islam), perhatiannya yang begitu besar

terhadap kesejahteraan rakyat serta kesuksesannya mendorong perkembangan ilmu

pengetahuan, tekonologi, ekonomi, perdagangan, politik, wilayah kekuasaan, serta

peradaban Islam telah membuat Dinasti Abbasiyah menjadi salah satu negara

adikuasa dunia di abad ke 8 M. Pada zaman khalifah gemilangan kebudayaan Islam,

pembangunan istana-istana megah dan hasil-hasil bumi, dan Baghdad menjadi pusat

perdagangan dunia. Satu dari perkara-perkara terpenting yang menyebabkan khalifah

Harun Ar Rasyid begitu masyhur ialah naungannya ke atas ilmu pengetahuan dan

mendirikan Baitul Hikmat yang merupakan sebuah isnstitusi kebudayaan dan pikiran

yang cemerlang ketika itu, yang telah merintis jalan ke arah kebangkitan Eropa

kemudiannya.

Harun Ar Rasyid menunjukkan santun dan kasih sayangnya kepada ulama,

filosof, dan pujangga yang datang ke Baghdad dari segala penjuru. Pabrik-pabrik,

(29)

peristiwa-peristiwa yang terjadi di cakrawala ini (Meteorolisch Observatorium),

rumah-rumah perguruan dan gedung yang lain banyak yang didirikannya. Sehingga

kota Baghdad ketika itu menjadi pusat pengetahuan.

Pada masa Harun Ar Rasyid kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan sangat

melimpah. Pada zaman Bani Umayyah tidak memiliki kegemilangan ilmu

pengetahuan, karena Bani Umayyah adalah penyebab Bani Abbasiyah memiliki

limpahan ilmu pengetahuan dibidang agama, bahasa Arab, maupun sejarah.

Masa Bani Abbasiyah pertama telah menyebabkan masa Harun Ar Rasyid

memiliki limpahan ilmu pengetahuan, baik bahasa, sastra, dan penerjemahan sebagai

disiplin ilmu pengetahuan. Dengan demikian, masa ini telah mengalirkan

sungai-sungai ilmu pengetahuan. Sehingga hal tersebut menghasilkan lautan ilmu

pengetahuan. Muncullah berbagai macam karya yang brilian. Bashrah, Baghdad, dan

Kufah senantiasa melahirkan ilmuan dalam jumlah yang sangat besar. Masjid-masjid,

perguruan tinggi, madrasah-madrasah, rumah sakit, dan sarana kepentingan umum

lainnya banyak dibangun pada masa itu.

Khalifah Harun Ar-Rasyid juga sangat giat dalam penerjemahan berbagai

buku berbahasa asing ke dalam bahasa Arab. Salah satu gurunya yang paling populer

adalah Yahya bin Khalid. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harun Ar Rasyid

tak mengenal kompromi dengan korupsi yang merugikan rakyat dan salah satu

puncak pencapaian yang membuat namanya melegenda adalah perhatiannya dalam

bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Di masa kepemimpinannya terjadi

penerjemahan karya-karya dari berbagai bahasa. Inilah yang menjadi awal kemajuan

yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan perabadan.

Pada era itu pula berkembang beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang

ditandai dengan berdirinya Baitul Hikmah, perpustakaan raksasa sekaligus pusat

kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada masanya. Harun Ar Rasyid pun

(30)

Perkembangan Ilmu

Khalifah Harun Ar Rasyid dikenali sebagai tokoh negarawan terulung kerana

usaha beliau dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Oleh kerana itulah, beliau

membuka Baitul Hikmah yaitu institusi kebudayaan dan pusat kegiatan ilmu

pengetahuan. Disamping itu juga, seseorang khalifah harus tahu untuk

membangunkan dan memajukan negara agar menjadi sebuah negara yang maju dalam

berbagai bidang sama ada ekonomi, politik maupun sosial.

Kemajuan Intelektual

Kemajuan intelektual yang dicapai oleh Khalifah Harun Ar Rasyid juga

adalah salah satu sumbangan yang besar diberikan oleh baginda. Terdapat buku-buku

yang berupa terjemahan ilmu dari luar ataupun disusun oleh intelektual Islam

tergolong dalam kemajuan intelektual. Beliau dianggap sebagai penaung bagi semua

kegiatan ilmu pengetahuan kerana beliau sering kali menganjurkan majelis forum,

syarahan dan perbahasan, yang mana akan dihadiri oleh orang ramai dan golongan

intelektual di masjid Baitul hikmah. Satu lagi sumbangan Khalifah Harun Ar Rasyid

yang sangat besar kepada kerajaan Abbasiyah ialah dengan tertubuhnya Baitul

Hikmah. Sikap prihatin beliau dalam bidang ilmu pengetahuan mendorong beliau

untuk menubuhkan institusi itu sebagai satu tempat penyebaran ilmu pengetahuan.27

27

(31)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pokok pembinaan pendidikan islam nabi Muhammad SAW di kota Makkah

adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke

dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan

tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari dan pada

pendidikan di Madinah lebih tertumpu kepada perkara ibadah dan sosial. Sedangkan

untuk pemikiran pada Harun Ar Rasyid limpahan ilmu pengetahuan yang begitu

melimpah, lahirnya karya-karya brilian dan ilmuan-ilmuan yang hebat serta

berdirinya Baitul hikmah sebagai pusat ilmu pengatahuan, kepentingan sosial dan

juga tidak terlepas pada kemajuan pemerintahan, ekonomi, hubungan diplomatik,

ilmu pengetahuan dan kecerdasan intelektual.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad

merupakan dan Harun Ar Rasid merupakan sosok yang mampu mengubah peradaban

islam salah satunya dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Keduanya merupakan sosok yang paling berjasa dalam peradaban dan kejayaan

dunia.

SARAN

Semoga dengan adanya pembahasan tentang Perbandingan Sejarah Pemikiran

Pendidikan Islam antara Nabi Muhammad SAW dengan Harun Ar Rasyid bisa

memotivasi kita, para mahasiswa tentang perannya ilmu pengetahuan dan pendidikan

yang tiada habis untuk diperjuangkan sampai ujung penghabisan nafas terakhir yang

menjadi teladan kita pada sejarawan islam Nabi Muhammad SAW dan Harun Ar

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Haeka, Muhammad Husain. 1990. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera

Antarnusa.

Khoiriyah. 2012. Reorintasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam

Hingga Dinasti-dinasti Islam. Yogyakarta: Teras.

Yatim, Badri. 1997. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II. (Jakarta: Logos

Wacana Ilmu.

Saepudin, Didin. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Press.

Sodiqin, Ali, 2009. Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern.

Yogyakarta: LESFI.

Yatim, Badri. 2001. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Hasjmy. 1997. Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.

Syalabi, Ahmad. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Rahman, Fazlur. 1984. Islam. Bandung: Penerbit Pustaka, 1984

Hasan, H. I. 1089. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang.

Al Maliki, M. Alawi. 2002 Prinsip-prinsip Pendidikan Rasulullah. Jakarta: Gema

Insani Press.

Zaidan, Jurji. Tarikh al-Tamaddun al-Islami. Kairo: Dar Al-Hilal

Nizar, H. Samsul. 2011. Sejarah Pendidikan islam Menelusuri Jejak Sejarah

(33)

Syalabi, Ahmad. 1997. Sejarah Kebudayaan Islam 3. Jakarta: Al Husna Zikra.

Osman, A. Latif. 1983. Ringkasan Sejarah Islam, Penerbit: Widjaya Jakarta.

Al-Isy, Yusuf. 2007. Pakar Sejarah Dinasti Abbasiyah. Jakarta: Al-Kautsar.

Maryam, Siti. 2003. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern,

Yogyakarta: Lesfi Yogyakarta.

Amin, Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah.

Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher.

Mufrodi, Ali. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos.

Jabbar, Umar Abdul. 2010. Muhammad Penerang Dunia Sejarah Singkat

Muhammad. Yogyakarta: Penerbit Bangkit

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam ( Dirasah Islamiyah II ), Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Sou’yb, Joesoef. 1977. Sejarah Daulah Abbasiah. Jakarta:Bulan Bintang.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain dan Shalat Berjama‟ah terhadap Sikap Sosial Santri (Studi atas Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Skripsi,

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan metode dengan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Rumah susun dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun seperti halnya didalam Pasal 27 UUHT tersebut diatas, diketahui sebagai salah satu dari objek Hak Tanggungan, yaitu pertama

Hasil Monev Terpadu pelaksanaan Program/Kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan beserta laporan hasil Monev Terpadu Kementerian menjadi bahan pertimbangan bagi

mudharabah yaitu pembiayaan yang 100% dikeluarkan oleh pihak lembaga keuangan (BMT) yang akan diserahkan kepada nasabah (anggota) untuk dimanfaatkan sebagai modal

Mungkin karena ini, satu kelas itu kan heterogen dan dia kan seharusnya diperlakukannya khusus tapi kalau misalnya guru mengikuti dia nanti teman-teman yang lain kan nggak

oleh nasabah muslim dalam memilih jasa perbankan syariah, yang dapat juga. disebut sebagai