• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ILMU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN BAHASA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU DALAM HUBUNGANNYA

DENGAN BAHASA

REVISI MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah

FILSAFAT ILMU

Dosen Pengampu

Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Disusun Oleh :

-

Muhammad Syarifuddin

17160107

-

Umul Cholifah

17160101

-

Hardian Ridho Wahyono

17160111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA (S2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

(2)

ii

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta

keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.

Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini

banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat

kami sampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo Drs. H Sulton, M.Si.

2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Ponorogo Dr. Happy

Susanto, MA.

3. Dosen Pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

4. Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh

di sisi Allah SWT. Amin.

Akhirnya kami tetap berharap semoga tugas makalah ini menjadi butir-butir

amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca.

Amin.

Ponorogo, 13 November 2017

Penulis

(3)

iii

HAKEKAT ILMU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN BAHASA

A. Pengertian Terminologi Ilmu Pengetahuan ………...………

a. Syarat-syarat Ilmu….. ………

B. Pengertian Pengetahuan dan sains …..…...……….

a. Pengertian Pengetahuan.……….

b. Pengertian Sains ……….……….………..

C. Fungsi bahasa bagi ilmu ……..…..……….……… D. Politik bahasa nasional dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu.

(4)

1

PANDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Sumarna (2006: 153), ilmu dihasilkan dari pengetahuan ilmiah, yang

berangkat dari perpaduan proses berpikir deduktif (rasional) dan induktif (empiris). Jadi proses berpikir inilah yang membedakan antara ilmu dan pengetahuan. Menurut J.S.

Badudu (1996:528), ilmu adalah: pertama, diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu

bidang yang disusun secara sistematis; contoh: ilmu agama, pengetahuan tentang agama,

ilmu bahasa pengetahuan tentang hal ikhwal bahasa. Kedua, ilmu diartikan sebagai

“kepandaian” atau “kesaktian”.

Jadi, ilmu (science) merupakan pengetahuan dari proses yang telah memenuhi persyaratan-persyaratan keilmiahan. Ilmu dalam pengertian di atas adalah pengertian

ilmu dalam konteks ilmu pengetahuan ilmiah. Mengenai Hakekat Ilmu Pengetahuan,

untuk lebih jelasnya akan di bahas berikut ini:

Kemampuan berbahasa merupakan ciri khusus pada manusia. Manusia sebagai

mahluk sosial, dalam kehidupannya sudah dapat dipastikan akan berhubungan dengan

orang lain atau bermasyarakat yang memiliki kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial adalah

kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain

dalam berinteraksi. Contohnya: kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang

lain, kita ingin mengendalikan dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai

yang dapat dipenuhi dengan adanya komunikasi.

Manusia dapat berkomunikasi dengan baik melalui penguasaan dan penggunaan

bahasa. Dimana bahasa merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia sebagai

makhluk sosial, karena manusia akan selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa

hidup sendiri. Bahasa dijadikan alat untuk menyampaikan, mengekspresikan atau

menjelaskan sesuatu yang dapat dimengerti atau dipahami oleh orang lain.

Bahasa yang digunakan merupakan suatu bukti kegiatan intelektual manusia.

Manusia tidak akan mencapai puncak kedewasaannya sebagai mahluk yang rasional

yang dapat dipisahkan dari keahliannya berbahasa. Sehingga manusia berbahasa sesuai

(5)

2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertia Terminologi ilmu pengetahuan ?

2. Bagaimana Penjelasan Pengetahuan dan sains ?

3. Apa Fungsi bahasa bagi ilmu ?

4. Bagaimana Penjelasan Politik bahasa nasional dalam pengembangan dan pemanfaatan

ilmu ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Terminologi ilmu pengetahuan.

2. Untuk Mengetahui Pengetahuan dan sains.

3. Untuk Mengetahui Fungsi bahasa bagi ilmu.

4. Untuk Mengetahui Politik bahasa nasional dalam pengembangan dan pemanfaatan

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

HAKEKAT ILMU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN BAHASA

A. Pengertian Terminologi Ilmu Pengetahuan

Kata ilmu jika dilihat dari segi bahasa, ilmu berasal dari bahasa arab yaitu al-ilmu,

atau dari bahasa Yunani yaitu logos, yang berarti pengetahuan.

Orang-orang yang mempelajari bahasa Arab mengalami sedikit kebingungan tatkala

menghadapi kata “ilmu”. Dalam bahasa Arab kata ” Al-ilm” berarti pengetahuan

(knowledge). Sedangkan kata ilmu dalam bahasa indonesia biasanya merupakan

terjemahan dari science. Ilmu dalam arti science itu hanya sebagian dari Al-ilm dalam

bahasa Arab. Maksudnya agar orang yang mengerti bahasa Arab tidak bingung

membedakan kata ilmu (science) dengan kata ilmu (knowledge).

Ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik

yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia

melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang

sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.

Definisi ilmu bergantung pada cara kerja indra masing-masing individu dalam

menyerap pengetahuan dan juga cara berfikir setiap individu dalam memproses

pengetahuan yang di perolehnya. Selain itu juga, dalam definisi ilmu bisa berlandaskan

aktifitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Kita dapat melihat hal itu melalai metode yang

digunakan.

Bila ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela maka ilmu juga bisa

diartika sebagai penerang dunia. Karena ibarat hidup tanpa ilmu maka kita akan hidup

dalam sebuah kegelapan yang tanpa berujung. Oleh karena itu penting bagi kita untuk

selalu mencari dan memperdalam ilmu supaya kita bisa mengikuti perkembangan jaman

tanpa dihantui rasa ketakutan karena kedangkalan ilmu yang kita miliki.1

Terminologi Ilmu untuk science dan pengetahuan untuk knowledge.menurut hasil

Konfrensi ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III adalah :

Ilmu (science)adalah sebagian dari pengetahuan (Genus) Dengan demikian maka

ilmu adalah pengetahuan yang memiliki cirri-ciri tertentu yakni cirri-ciri ilmiah, atau

1

TERMOLOGI ILMU, ILMU PENGETAHUAN, DAN SAINS SERTA HAKEKAT KEGUNAAN, online,

(7)

4

dengan perkataan lain, ilmu adalah sinonim dengan pengetahuan ilmiah (scientific

knowledge).

Menurut tata bahasa Indonesia berdasarkan hukum Diterangkan Menerangkan, maka

ilmu pengetahuan adalah Ilmu (Diterangkan) yang bersifat pengethaun (Menerangkan)

dan pernyataan ini adalah sebab ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat

ilmiah

Kata ganda dari dua kata benda yang termasuk kategori yang sama biasanya

menunjukkan dua obyek yang berbeda dengan penafsiran yang sama, maka ilmu

pengetahuan dapat diartikan sebagai ilmu dan pengetahuan.2

Menurut The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian

aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh

pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan

keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin

dimengerti manusia.

Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan (study), penyelidikan (inquiry), usaha menemukan (attempt to find) atau pencarian (search). Olehkarena itu, pencarian biasanya dilakukan berulang kali, maka dalam dunia ilmu kini

dipergunakanistilah research (penelitian) untuk aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna menemukan pengetahuan baru.3

a. Syarat-syarat ilmu :

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana

seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada

persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai

persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih

dahulu.

1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah

yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya

dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam

mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan

2

Filsafat Ilmu dan Bahasa, online, https://www.academia.edu/5934383/FILSAFAT_ILMU_DAN_BAHASA

3 Drs. Surajiyo. 2010.

(8)

objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek

peneliti atau subjek penunjang penelitian.

2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan

terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini

adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis

berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis

berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,

ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga

membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu

menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun

secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat

umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya

universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial

menyadari kadar ke umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan

ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai

tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula4.

B. Pengertian Pengetahuan dan sains

a. Pengertian Pengetahuan

Manusia dengan segenap kemampuan kemanusiaannya seperti perasaan, pikiran,

pengalaman, pancaindera dan intuisi mampu menangkap alam kehidupannya dan

mengabstrakan tangkapan tersebut dalam dirinya dalam berbagai bentuk “ketahuan” umpamanya kebiasaan, akal sehat, seni, sejarah dan filsafat. Terminology ketahuan ini

adalah terminologi artificial yang bersifat sementara sebagai alat analisis yang pada

pokoknya diartikan sebagai keseluruhan bentuk dalam produk kegiatan manusia dalam

usaha untuk mengetahui sesuatu. Apa yang kita peroleh dalam proses mengetahui

tersebut tanpa memperhatikan obyek, cara dan kegunaannya kita masukkan ke dalam

(9)

6

kategori yang disebut ketahuan ini. Dalam bahasa Inggris sinonim dari ketahuan ini

adalah knowledge.

Ketahuan atau knowledge ini merupakan terminology generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, bela diri, cara menyulam

dan biologi itu sendiri. Jadi biologi termasuk ke dalam ketahuan(knowledge) seperti juga ekonomi, matematika dan seni. Untuk membedakan tiap-tiap bentuk dari anggota

kelompok ketahuan (knowledge) ini terdapat tiga kriteria yaitu;

1. Apakah objek yang ditelaah membuahkan ketahuan (knowledge) tersebut? Kriteria ini disebut juga obyek ontologis.

2. Cara yang dipakai untuk mendapatkan ketahuan (knowledge) tersebut; atau dengan perkataan lain, bagaimana cara mendapatkan ketahuan (knowledge) itu?. Kriteria ini disebut juga obyek epistemologis. Misalnya landasan epitemologis matematika

adalah logika deduktif dan kebiasaan adalah pengalaman dan akal sehat.

3. Untuk apa ketahuan (knowledge) itu dipergunakan atau nilai kegunaan? Landasan ini

termasuk ke dalam landasan aksiologis. Misalnya nilai kegunaan filsafat atau fisika

nuklir jelas berbeda dengan seni pencak.

Jadi seluruh bentuk dapat digolongkan ke dalam kategori ketahuan (knowledge)

dimana masing-masing bentuk dapat dicirikan oleh karakteristik objek ontologism,

epistemologis dan aksiologis. Bentuk ketahuan ini ditandai dengan;

1. Obyek ontologis: pengalaman manusia yakni segenap ujud yang dapat dijangkau

lewat pancaindra atau alat yang membantu kemampuan pancaindra.

2. Landasan epitemologi: metode ilmiah yang berupa gabungan logika deduktif dengan

pengajuan hipotesis atau yang disebut logico-hyphotetico-verifikasi.

3. Landasan aksiologi: kemaslahatan manusia artinya segenap ujud ketahuan itu secara

moral ditujukan untuk kebaikan hidup manusia.

Beberapa Alternatif

1. Menggunakan ilmu pengetahuan atau science dan pengetahuan untuk knowledge. Kelemahan knowledge merupakan terminologi generik dan science adalah anggota dari kelompok tersebut dan terminologi ilmu pengetahuan utnuk science dimana biologi disebut ilmu hayat sedangkat fisika adalah ilmu pengetahuan alam.

2. Didasarkan kepada asumsi bahwa ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah dua kata

benda yaitu ilmu dan pengetahuan. Lebih lumrahnyakata pengetahuan untuk

(10)

b. Pengertian Sains

Adopsi yang Kurang Dapat Dipertanggungjawabkan

1. Sains adalah terminologi dari bahasa Inggris yaitu science. Scientist adalah sainswan atau saintis.

2. Terminologi science dalam bahasa asalnya sering dikaitkan dengan natural science

seperti teknik. Termonologi science sering dikaitkan dengan teknologi. Hal ini menimbulkan jurang antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam.

Pendapat Wittgeinstein mengenai hal tersebut yakni pertanyaan yang terkandung

dalam karya filsafat adalah tidak salah namun nonsensical. Kebanyakan pertanyaan

dalam filsafat ditimbulkan oleh kegagalan kita untuk memahami logika dari bahasa kita

sendiri.

C. Fungsi bahasa bagi ilmu

Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya

melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Dalam hal ini maka Ernst Cassirer

menyevbut manusia sebagai Animal symbolicum, makhluk yang mempergunakan

simbol, yang secara generik mempunyai cakupan yang lebih luas daripada Homo sapiens

yakni makhluk yang berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia

mempergunakan simbol. Tanpa mempunyai kemampuan berbahasa ini maka kegiatan

berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan. Lebih lanjut lagi,

tanpa kemampuan berbahasa ini maka manusia tak mungkin mengembangkan

kebudayaannya, sebab tanpa mempunyai bahasa maka hilang pulalah kemampuan untuk

meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi yang sati kepada generasi selanjutnya.

‘’Tanpa bahasa,’’ simpul Aldous Huxley, ‘’manusia tak berbeda dengan anjing atau monyet.’’

Manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. Tanpa bahasa

maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti yang apa kita

lakukan dalam kehiatan ilmiah. Demikian juga tanpa bahasa maka kita tak dapat

mengkomunikasikan pengetahuan kita kepada orang lain. Binatang tidak diberkahi

dengan bahasa yang sempurna sebagaimana kita miliki, oleh sebab itu maka binatang

tidak dapat berpikir dengan baik dan mengakumulasikan pengetahuannya lewat proses

(11)

8

Pertama-tama bahasa dapat kita cirikan sebagai serangkaina bunyi. Dalam hal ini

kita mempergunakan bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi. Sebenarnya kita bisa

berkomunikasi den gan mempergunakan alat-alat lain, umpamanya saja dengan memakai

dengan berbagai isyarat. Manusia mempergunakan bunyi sebagai alat komunikasi yang

paling utama. Tentu saja, mereka yang tidak dianugerahi kemampuan bersuara, harus

mempergunakan alat komunikasi yang lain, seperti kita lihat pada mereka yang bisu.

Komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi

verbal, dan manusia yang bermasyarakat dengan alat komunikasi bunyi, disebut juga

sebagai masyarakat verbal.

Kedua, bahasa merupakaan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu

arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan suatu obyek

tertentu umpamanya saja gunung atau seekor burung merpati. Perkataan gumnung dan

burung merpati sebenarnya merupakan lambang yang kita berikan kepada dua obyek

tersebut. Kiranya patut disadari bahwa kita memberikan lambang pada dua obyek tadi

secara begitu saja, di mana tiap bangsa dengan bahasanya yang berbeda, memberikan

lambang yang berbeda pula. Bagi kita obyek tersebut kita lambangkan dengan bunyi

‘’gunung’’ sedangkan bagi bahasa lain dilambangkan dengan mountain dalam bahasa Inggris atau jaba dalam bahasa Arab. Demikian juga dengan ‘’merpati’’ yang berubah

menjadi dove dalam bahasa Inggris dan japati dalam bahasa Sunda.

Jadi dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga

dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun

bukan itu saja, dengan bahasa kita pun dapat mengekspresikan sikap dan persaan kita.

Seorang bayi bila dia sudah kenyang dan hatinya pun sangat senang, dia mulai membuka

suara. Tidak terlalu enak memang, tetapi tidak apa, sebab kalau dia mulai besar kelak

dan sudah belajar do-re-mi-fa-sol, bunyi yang dihasilkannya mungkin akan jauh lebih

menyenangkan. Lewat seni suara dia akan mengekspresikan perasaannya, kedukaan, dan

kesukaan lewat liku nada kata-kata. Seorang yang berbakat sastra mungkin akan

mengekspresikan perasaannya dengan cara lain, menulis novel yang tebal yang

mencakup puluhan ribu kalimat, atau menulis puisi yang terdiri dari beberapa bait.

Dengan adanya bahasa maka manusia hidup dalam dunia yakni dunia pengalaman

yang nyata dan dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa. Berbeda dengan

binatang maka manusia mencoba mengatur pengalaman yang nyata ini dengan

berorientasi kepada manusia simbolik. Bila binatang hiddup menurut naluri mereka, dan

(12)

manusia mencoba menguasai semua ini. Pengalaman mengajarkan kepada manusia

bahwa hidup seperti ini kurang bisa diandalakan dimana eksistensi hidupnya sangat

tergantung pada faktor-faktor yang sukar dikontrol dan diramalakan. Manusia

mempunyai pegangan yang mengajarkan manusia agar mengekang hawa nafsu dan tidak

mengikutinya seperti kuda tanpa kendali. Menurut Sigmund Freud, kebudayaan

membentuk manusia dengan menekan dorongan-dorongan alami mereka,

mensublimasikannya menjadi sesuatu yang berbudaya yang kemudian merupakan dasra

bagi pembentukan kebudayaan. Kebudayaan mempunyai landasan-landasan etika yang

menyatakan mana tindakan yang baik mana yang tidak. Manusia yang sedang diamuk

gejala kemarahannya, sebelum terlanjur menurut hawa nafsunya, mau tidak mau akan

mendengar suara yang mengandung amanat moral ‘’Jangan! membunuh itu tidak baik!’’ Demikian juga sekiranya kelelahan fisik merupakan penghalang bagi usaha mereka, atau

ekses hormonal mengurangi semangat hidup mereka, manusia mempunyai penuntun

yang mengatakan, ‘’Kau harus tetap bersikeras sebab itulah yang lebih baik bagi kita’’. Dalam hal ini maka manusia akan tetap berusaha tidak seperti binatang sepenuhnya

dikuasai proses fisiologisnya.

Berbahasa dengan jelas artinya ialah bahwa makna yang terkandung dalam

kata-kata yang dipergunakan diungkapkan secara tersurat (eksplesit) untuk mencegah

pemberian makna yang lain. Oleh sebab itu maka dalam komunikasi ilmiah kita sering

sekali mendapatkan definisi dari kata-kata yang dipergunakan. Umpamanya jika dalam

sebuah komunikasi ilmiah kita mempergunakan kata seperti ‘’epistemologi’’ atau

‘’optimal’’ maka kita harus menjelaskan lebih lanjut apa yang kita maksudkan dengan

kata-kata itu. Hal ini harus kita lakukan untuk mencegah si penerima komunikasi

memberi makna lain yang berbeda dengan makna yang kita maksudkan. Tentu saja

kata-kata yang sudahh jelas dan kecil kemungkinannya untuk disalahartikan dan tidak lagi

membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

Berbahasa dengan jelas artinya juga mengemukakan pendapat atau jalan pemikiran

secara jelas. Kalau kita teliti lebih lanjut maka kalimat-kalimat dalam sebuah karya

ilmiah pada dasarnya merupakan suatu pernyataan. Pernyataan itu melambangkan suatu

pengetahuan yang ingin kita komunikasikan kepada orang lain. Kalimat seperti ‘’Logam

kalau dipanaskan akan memanjang’’ pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan yang

mengandung pengetahuan tentang hubungan sebab akibat antara panjang logam dengan

(13)

10

D. Politik bahasa nasional dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu

Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Sebagai sarana komunikasi antar manusia (funsi komunikatif).

2. Sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan

bahasa tersebut (fungsi kohesif atau integratif).

Pada tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia telah memilih Bahasa Indonesia

sebagai bahasa nasional. Alasan yang utama adalah ditekankan fungsi kohesif Bahasa

Indonesia sebagai sarana untuk mengintegrasikan berbagai suku kedalam satu bangsa

yakni Indonesia.

Bahasa merupakan alat komunikasi mencakup tiga unsur yakni:

1. Bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang berkonotasi

perasaan (emotif)

2. Berkonotasi sikap (afektif).

3. Berkonotasi pikiran atau penalaran

Untuk contoh dari unsur tersebut misalnya:

1. Fungsi emotif dan afektif: kemajuan di bidang seni terkait dengan perkembangan

bahasa.

2. Fungsi penalaran: bidang keilmuan terkait dengan perkembangan bahasa

Fungsi utama dari bahasa yaitu fungsi komunikatif dan kohesif. Agar dapat

mencerminkan kemajuan zaman maka fungsi komunikasi bahasa harus secara

terus-menerus dikembangkan, namun walaupun demikian harus secara sadar dan waspada kita

jaga, agar funsi kohesif dari bahasa Indonesia merupakan milik yang sangat berharga

dalam berbangsa dan bernegara, mungkin bahkan lebih ditinggikan lagi Perkembangan

bahasa tidak dilepaskan dari sektor-sektor lain yang juga tumbuh dan berkembang.5

5 S. Suriasumantri, Jujun.

(14)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Terminologi ketahuan ini adalah termonologi artifisial yang bersifat sementara sebagai analisis yang pokoknya diartikan sebagai keseluruhan bentuk dari produk

kegiatan manusia dalam usaha untuk mengetahui sesuatu . Apa yang kita peroleh dalam

proses mengetahui tersebut tanpa memperhatikan obyek, cara dan kegunaannya kita

masukan kedalam kategori yang disebut ketahuan ini. Dalam bahasa inggris sinonim dari

ketahuan ini adalah knowledge.

Ketahuan atau knowledge ini merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara menyulam

dan biologi itu sendiri.

Ilmu memiliki fungsi yang bersifat estetik, yang kalau kita konsumsikan dengan

baik, memberikan kenikmatan batiniah atau kepuasan jiwa. Jiwa kita tergetar, terharu,

tersenyum oleh komunikasi aristik, menyebabkan dunia makna yang tak terjangkau kasat

mata. Jiwa kita bertambah kaya, persepsi kita bertambah dewasa, yang selanjutnya akan

mengubah sikap dan kelakuan kita.

Perkembangan bahasa tentu saja tidak dapat dilepaskan dari sektor-sektor lain yang

juga tumbuh dan berkembang. Sekiranya bahasa berkembang terisolasi dari

perkembangan sektor-sektor lain maka bahasa mungkin bersifat tidak berfungsi dan atau

bahkan kontra produktif (counter-productive).

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa

ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui

apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati

bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak

(15)

12

DAFTAR PUSTAKA

- TERMOLOGI ILMU, ILMU PENGETAHUAN, DAN SAINS SERTA HAKEKAT

KEGUNAAN, online,

ILMUhttp://sarmanmm.blogspot.co.id/2014/03/terminologi-ilmu.html?m=1, di unggah pada 23 Maret 2014.

- Filsafat Ilmu dan Bahasa, online,

https://www.academia.edu/5934383/FILSAFAT_ILMU_DAN_BAHASA

- Drs. Surajiyo. 2010. Filsafat ilmu dan perkembangannya di indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

- Pengertian Ilmu Pengetahuan, online, http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181- hardskill%20-

PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAH

UAN.html, di unggah pada 14 November 2011.

Referensi

Dokumen terkait

matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education) berbantuan media semi konkret dengan siswa yang

Hasil secara keseluruhan perhitungan response bias pada kedua teknik pengukuran menunjukkan bahwa responden cenderung memberikan respon konservatif dibandingkan respon

Dengan m em anfaakan perkem bangan teknologi khususnya sm artphone maka diharapkan dapat menjadi solusi dalam keterbatasan jumlah kom puter yang ada di STTA, sehingga

Menurut PP no 8 tahun 2001 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari UU no 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman tentang Pupuk Budi Daya Tanaman, definisi

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan, gejala klinis yang paling banyak ditemui adalah demam, Pemeriksaan laboratorium hematologi pada pasien demam tifoid di RSUP

Meskipun tujuan utama antara perusahaan dan pemerintah berbeda, pada prinsipnya tujuan akuntansi pemerintahan dan akuntansi komersial adalah sama, yaitu

Koordinasi yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dengan penyidik pegawai negeri sipil di lingkungan Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istiwewa Yogyakarta

Penghitungan didasarkan pada nilai rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh 18 pengrajin kerupuk ikan yang ada di Kecamatan seruyan Hilir, dan seperti yang sudah di