• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP YATI HARDIYANTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP YATI HARDIYANTI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

YATI HARDIYANTI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)
(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.

Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup, Nabi pernah bersabda : Tuntutlah ilmu dari buain sampai meninggal dunia. Dalam kenyataan hidup sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Pendeknya tidak ada batas usia yang menunjukkan tidak mungkinnya dan tidak dapatnya orang belajar. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan.setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan alam sekitar, yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya manusia memang tidak pernah berada di dalam suatu vakum. Mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan kemajuan zaman.

(4)

mempelajari tidak hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-kejadian di sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat benar adanya didalam kehidupan kita.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas lebih jauh, antara lain:

1. Apa saja pengertian pendidikan seumur?

2. Apa saja makna dan urgensi pendidikan seumur hidup?

3. Apa tujuan pendidikan seumur hidup?

4. Apa konsep dasar pendidikan seumur hidup?

C. Tujuan

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan seumur

2. Untuk mengetahui makna dan urgensi pendidikan seumur hidup

3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan seumur hidup

4. Untuk mengetahui konsep dasar pendidikan seumur hidup

D. Manfaat

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup

Menurut Stephens, pokok pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorgonisir untuk instruction, studi dan learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Adapun tujuannya adalah menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya memproleh keterampilan baru, meningkatkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya.

Menurut silva “ pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip pengorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya yaitu: proses perubahan yang menuntut perkembangan individu”. Dalam garis-garis besar haluan Negara dikatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

Menurut Cropley ”pendidikan seumur hidup sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua.

(6)

B. Makna dan Urgensi Pendidikan Seumur Hidup

1. Keadilan

Paul Lengrand berhasil menunjukkan bahwa makna pendidikan seumur hidup adalah mendorong seluruh masyarakat dan status setiap masyarakat agar memiliki kesempatan sepenuhnya untuk merealisasikan potensi mereka dan persamaan jalan untuk memproleh keuntungan sosial, ekonomi dan politik. Pernyataan Bowley lebih tegas menyatakan bahwa sekolah melaksanakan reproduksi relasi sosial produksi dan berbeda dengan pendidikan seumur hidup yang pada prinsipnya adalah untuk mengeleminasikan peranan sekolah sebagai alat untuk melaksanakan ketidakadilan.

2. Pertimbangan Ekonomi

Croplay dan Gross menyebutkan terdapat kebutuhan yang semakin meningkat untuk memperbesar pelayanan pendidikan, memperluas daya serap sekolah dan lebih meragukan jenis-jenis pendidikan. Pendapat Zhamin Konstanian berpendapat perlunya pembentukan sistem pendidikan yang berfungsi sebagai basis untuk memproleh keterampilan tipe baru yang secara ekonomis berharga untuk masyarakat.

Di negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kulaitas pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di negara yang sudah maju teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan.

(7)

dengan masalah tersebut pendidikan sepanjang hayat yang secara radikal mendasarkan diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar (Cropley: 35)

3. Peranan keluarga yang sedang berubah

Dalam mengatasi keluarga yang sedang berubah pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani oleh keluarga.

4. Peranan sosial yang sedang berubah

Perkembangan ilmu dan teknologi di masyarakat yang sedang berkembang di mana berbagai perubahan tampak pada masyarakat tersebut secara jelas. Keadaan ini menyebabkan pendidikan, khususnya harus berisi training yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk memparmudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka dengan orang lain.

5. Perkembangan Iptek

(8)

C. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh sebelum orang-orang barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagaimana dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang artinya: tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.

Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinue, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal, non formal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.

Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakat melalui kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara lain :

1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang )

(9)

memperkaya". Jadi dapat pula dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan diluar sekolah. Jalur pendidikan sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dan jenis pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.

Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap keprobadian hidup. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik.

(10)

dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam mengembangkan dirinya sebagai manusia Indonesia ".

Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.

Faktor-faktor yang mendorong bagi penyebaran dan pelaksanaan asas pendidikan seumur hidup tersebut, seperti :

1. Perubahan sosial yang sangat cepat

Dunia pada akhir dari abad XX telah terjadi perubahan-perubahan besar yang berbeda dengan masa-masa yang silam. Perubahan ini disebabkan : pengaruh ilmu Negara barat, munculnya ideologi-ideologi baru, pengaruh faktor demografik, pengaruh demokrasi dan sebagainya. Pengaruh perubahan dunia tersebut terdapat dunia pendidikan tampak antara lain :

- banjirnya anak didik

- kekurangan sumber secara akut, baik sumber keuangan, materiil maupun insani.

- Kenaikan kost per anak didik

- Tidak sesuainya hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat

- Inertia dan inefficiency dari sistem administrasi pendidikan.

2. Munculnya negara-negara merdaka baru simultan dengan berkembangnya cita-cita

demokratisasi pendidikan.

(11)

4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat menuntut kita untuk terus menerus belajar.

5. Perubahan teknologi

Perubahan teknologi ini menyebabkan adanya ketidakpastian keterampilan yang diperlukan, menurunkan peranan sosial dan berbagai interpersonal dan sebagainya. Di sinilah betapa besar peranan pendidikan yang diselenggarakan dalam kosepsi yang luas sehingga setiap manusia dapat menggunakan jasa pendidikan yang ada.

6. Faktor-faktor vokasional

Berbagai macam keterampilan/kejuruan dibutuhkan oleh orang-orang dewasa sejalan dengan laju kebutuhan manusia dan kemajuan zaman, yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Inilah sebabnya, maka praktek penyelenggaraan pendidikan hendaknya melengkapi pelajar dengan keterampilan untuk merealisasikan secara positif terhadap perubahan baik dari segi meneruskan kemampuan yang secara kejuruan berguna bagi masyarakat maupun kemampuan untuk mempertahankan identitas dalam menghadapi jenis pekerjaan yang berbeda.

7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa

(12)

8. Kebutuhan anak-anak awal

Masa kanak-kanak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiri oleh karena anak-anak telah memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengerti yang menentukan perkembangan anak-anak tersebut selanjutnya. Dengan demikian betapa pentingnya pendidikan seumur hidup yang memberi kesempatan anak-anak usia pra-sekolah menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih lanjut dapat menuntun anak kearah jenjang kerja sesuai dengan bakat dan kemampuan dirinya. Drs H Fuad Ihsan (1996:44-45) dalam buku Dasar-dasar Kependidikan, menulis beberapa dasar pemikiran --ditinjau dari beberapa aspek-- tentang urgensi pendidikan seumur hidup, antara lain: Aspek ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya. pendidikan seumur hidup akan membuka jalan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari “Lingkungan Setan Kemelaratan” akibat kebodohan. pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.

(13)

lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.

Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang kondusif.

D. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Implikasi disini diartikan sebagai akibat lansung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow-up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:

1. Pendidikan baca tulis fungsional

(14)

fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui bahan bacaan utamanya. Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:

a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi

anak didik.

b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih

lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.

2. Pendidikan vokasional.

Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.

3. Pendidikan professional.

(15)

4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.

Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinue (lifelong education).

Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik

(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan antara lain :

(17)

tidak berorientasi kepada sistem dan teori pendidikan Eropah kontinental yang diajarkan oleh Prof. Dr. M.J. Langeveld yang mengajarkan adanya batas umur dan batas waktu pendidikan. Misalnya, adanya batas-bawah antara 5 - 6 tahun dan batas-atas antara 18- 25 tahun yang dianggap sebagai tingkat kedewasaan ( kematangan ) pribadi. Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidikan informal, non formal adalah saling mengisi dan memperkuat.

Fuad Hassan berpendapat, pendidikan dalam arti luas merupakan ikhtiar yang ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan. Ketiga aspek itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia.

Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang mengandungi unsur-unsur pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna untuk diaplikasikan oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang memerlukan pendidikan. Asas pendidikan seumur hidup bertitik-tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik didalam maupun diluar sekolah.

B. Saran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pendidikan Seumur Hidup: http://educare-aspirasi.blogspot.com,diakses pada tanggal 04 Juni 2011 hari Sabtu pukul 13.00 Wita.

Anonim, 2010. Pendidikan Seumur Hidup: http.www.Wikipedia Pendidikan com. ,diakses pada tanggal 06 Juni 2011 hari Senin pukul 10.00 Wita.

(19)
(20)

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Gubernur Jambi Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan di Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan

Rogers (1981:18) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain untuk

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan nilai- nilai dan filosofi yang ada pada rumah tradisional masyarakat dusun Sade sangt kental dengan kehidupan masyarakt

Lama Terapi Jus .... Berdasarkan tabel 6 pada kelompok pemberian jus semangka selama 5 hari dapat diketahui tekanan darah rata-rata sistolik 126,67 mmHg dan

Suatu penelitian survei atau survei bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi tersebut..

Panduan Penulisan Disertasi, Usulan Penelitian Disertasi, dan Naskah Kualifikasi Program Studi Doktor Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga 2016 Bagian 5:

Dari hasil analisa perbandingan karakteristik mekanik menggunakan retak lentur, kuat tarik dan kecepatan pantul untuk bahan baku limbah kulit udang, limbah kulit ari