• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Autonomous Jurnal id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Perancangan Autonomous Jurnal id. docx"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN AUTONOMOUS PAYLOAD BERBASIS GPS DAN MIKROKONTROLER PICAXE-40X2 (STUDI KASUS KORINDO 2010

Subhan Rohiman 1), Agus Mulyana 2), Universitas Komputer Indonesia, [email protected]

1) Mahasiswa Teknik Komputer 2) Dosen Teknik Komputer

Abstrak

Masalah pada pengendalian sebuah muatan roket adalah bagaiamana sebuah muatan roket dapat mengendalikan dirinya secara otomatis. Pengendalian tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya nilai untuk dijadikan acuan. Untuk mendapatkan sebuah nilai untuk dijadikan acuan pada muatan roket harus dilengkapi dengan sensor. Dari permasalahan ini, maka diperlukan adanya suatu metode pengendalian muatan roket dengan sistem jarak jauh, dilengkapi dengan pendeteksian lokasi koordinat. Sistem ini memakai GPS dan mikrokontroler PICAXE-X2, sehingga lokasi bisa diketahui. Diharapkan sistem ini dapat membantu mengendalikan sebuah muatan roket secara otomatis sehingga muatan roket dapat sampai ke tempat yang dituju. Hasil yang diinginkan adalah membangun sitem kendali otomatis muatan roket yang mampu sampai ke tempat tujuan yang telah ditentukan.

Kata kunci: muatan roket, kendali otomatis, GPS

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Roket merupakan suatu pesawat antariksa yang sering digunakan untuk tujuan khusus tertentu. Sebuah roket ini memiliki makna yang strategis. Apabila suatu negara memiliki suatu teknologi roket maka negara tersebut bisa disebut negara berkembang, dan negara tersebut bisa disegani oleh negara lain.

Dalam sebuah teknologi roket saat ini perkembangannya sangat pesat. Sebuah roket bisa disebut modern dan baik apabila di dalamnya terdapat suatu muatan yang sering dinamakan dengan payload.

Payload ini tidak hanya payload biasa seperti halnya barang yang tidak bisa memberikan keuntungan apapun, tetapi dengan adanya payload ini sebuah roket diharapkan dapat memberikan suatu informasi yang bisa menguntungkan bagi penggunanya. Apabila suatu roket di isi

dengan muatan yang baik, maka roket ini dapat digunakan untuk tujuan tertentu. Suatu roket yang berisi payload untuk bisa disebut modern dan bisa memberikan suatu informasi yang memusaskan, alangkah baiknya sebuah payload tersebut bisa dikendalikan secara otomatis dan manual. Untuk melakukan hal tersebut maka dibutuhkan suatu kemampuan dan pemahaman teknologi, maka dibutuhkan SDM yang terpelajar, dan hal ini bisa mendorong dunia pendidikan di Negara Indonesia untuk lebih maju.

Dengan adanya masalah tersebut bisa digunakan sebuah hardware, pengendali yang dapat digunakan yaitu “Autonomous payload berbasis GPS dan Mikrokontroler PICAXE-40X2” yang dapat mengontrol pergerakan payload dan berkomunikasi jarak jauh.

(2)

Masalah yang akan dibahas adalah bagaimana merancang, membaca data, mengolah data, mengendalikan dan mengirimkan informasi ke ground segment, menggunakan mikrokontroler PICAXE-40X2 sebagai unit kontrolnya. Masalah yang dibahas difokuskan pada perancangan dan pengendalian payload tersebut.

2. LANDASAN TEORI

Dalam mentransmisikan data ada tiga macam metode transmisi data, ketiga metode tersebut adalah :

2.1 Simplex

a) Sinyal ditransmisi dalam satu arah b) Stasiun yang satu bertindak sebagai

b) Dua arah pada waktu yang sama.

2.4 Pengertian GPS

GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika yang digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil (survey dan pemetaan).

Sistem GPS yang nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satelit Timming and Ranging Global Positioning system), mempunyai tiga segmen yaitu: satelit, pengontrol dan penerima/pengguna. Satelit GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap, seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.

2.5 Penentuan Posisi Dengan GPS

Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara bersama-sama ke beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui) sekaligus. Untuk menentukan suatu titik dibumi, receiver setidaknya membutuhkan 4 satelit yang dapat ditangkap sinyalnya dengan baik. Secara default posisi atau koordinat yang diperoleh bereferensi ke global datumyaitu World Geodetic System.

Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi menjadi dua metode yaitu metode absolut dan metode relatif. a) Metode absolut atau juga dikenal

sebagai point positioning, menentukan posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima (receiver) saja. Ketelitian posisi dalam beberapa meter (tidak berketelitian tinggi) dan umumnya hanya diperuntukan bagi keperluan navigasi.

b) Metode relatif atau sering disebut

differential positioning, menentukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu dimuka bumi dan secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainya. Metode ini mnghasilkan posisi berketelitian tinggi dan diaplikasikan untuk keperluan survey geodesi ataupun pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi.

(3)

Pengenalan tentang sistem koordinat sangat penting agar dapat menggunakan GPS secara optimum. Setidaknya ada dua klasifikasi tentang sistem koordinat yang dipakai oleh GPS maupun dalam pemetaan yaitu: sistem koordinat global yang biasa disebut sebagai koordinat geografi dan sistem koordinat di dalam proyeksi.

a) Koordinat goegrafi diukur dalam lintang dan bujur dalam besaran derajat desimal, derajat menit desimal, atau derajat menit detik. Lintang diukur terhadap equator sebagai titik nol (00 sampai 900 positif kearah utara dan 00 sampai 900 negatif kearah selatan).

merupakan koordinat yang dipakai pada sistem proyeksi tertentu. Umumnya berkaitan erat dengan sistem proyeksinya, walaupun adakalanya digunakan koordinat geografi dalam bidang proyeksi. Beberapa sistem pemilihan proyeksi umumnya didasarkan pada tujuan peta yang akan dibuat. Dari beberapa sistem proyeksi tersebut, proyeksi transverse merkator dan universal transverse merkator lah yang banyak digunakan di Indonesia.

Membicarakan sistem koordinat dalam menentukan elevasi (peta topografi) ataupun kedalaman (peta bimetri). merupakan suatu badan yang menerbitkan spesifikasi yang mendeskripsikan berbagai pentransmisian sistem informasi GPS dari

receiver ke hardware yang berfungsi sebagai input dari posisi dan merupakan

realtime untuk navigasi dibidang kelautan. Salah satu aplikasi protokol ini adalah pada komunikasi data GPS.

Parameter yang digunakan oleh protokol ini adalah sebagai berikut :

a. Baudrate : 4800 dari satelit dan mengirimkannya ke bagian keluaran dengan format data yang beragam. Setiap data yang dikirimkan oleh GPS mengacu pada standar NMEA 0183. NMEA 0183 adalah standar kalimat laporan yang dikeluarkan oleh GPS

receiver, standar NMEA memiliki banyak jenis bentuk kalimat laporan diantaranya yang paling penting adalah koordinat lintang (latitude), bujur (longitude), ketinggian (altitude), waktu sekarang standar UTC (UTC Time) dan kecepatan (speed over ground).

Berikut ini adalah jenis kalimat NMEA 0183:

(4)

b) $GPGLL (Geographic – Latitude/Longitude)

c) $GPGSA (GNSS DOP and Aktive Satelites)

d) $GPGSV (GNSS Satelite In View) e) $GPRMC (Recommended Minimum

Specific GNSS Data)

f) $GPVTG (Course Over Ground and Ground Speed)

Setiap data di awali dengan karakter “$” dan diakhiri dengan <CR><LF>. Pada prakteknya tidak semua data dengan header ini diambil, hanya yang menyangkut waktu, garis lintang dan garis bujur untuk posisi pengguna.

3. PERANCANGAN

Gambar 3.1 Diagram blok system

3.1 Perancangan Mekanik  Bentuk

Untuk bisa bekerja secara maksimal, sebuah payload harus mempunyai bentuk struktur mekanik yang sesuai dengan medan yang akan dilalui. Maka dari itu penulis akan membuat bentuk payload sesuai dengan kebutuhan. Adapun gambar mekanik yang penulis buat adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Desain payload 2D

 Dimensi

Adapun untuk ukuran atau dimensi payload, penulis mengacu kepada ketentuan ukuran standar payload. Adapun ukuran yang telah ditentukan tersebut adalah:

Tinggi : 200 mm (20 cm) Diameter : 100 mm (10 cm) Berat : 1000 gr ± 1

 Bahan Mekanik dan Desain 3D

Untuk pemakaian bahan penulis merancang payload dari bahan teplon dan alumunium. Karena kedua bahan tersebut memiliki daya tahan yang kuat, memiliki berat masa yang ringan dan tahan terhadap magnet. Sehingga tidak akan mengganggu kerja sensor yang nantinya akan mempengaruhi pergerakan payload. Adapun untuk gambar 3 dimensi payload yang dirancang adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3 Desain payload 3D

3.2 Rangkaian Sistem Minimum

(5)

Gambar 3.4 Rangkaian sistem minimum

3.3 Perancangan Software

 Algoritma Payload Secara Umum Perancangan algoritma merupakan salah satu tahap penting dalam perancangan sistem kendali ini. Maka dari itu penulis membuat rancangan algoritma secara umum untuk mengendalikan payload. Adapun rancangan algoritma yang telah penulis buat adalah sebagai berikut:

Gambar 3.5 Flowchart kerja secara umum

Adapun keterangan dari flowchart

diatas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Penjelasan flowchart kerja payload secara umum

Indeks Keterangan

A Memulai awal program.

B Kondisi payload menunggu perintah

C Pemeriksaan data yang masuk adalahbenar

D Pemanggilan prosedur aktif sistem kendali payload

E Akhir dari sistem kendali payload

 Algoritma Pengendalian Payload

Supaya dalam pengendalian payload

dapat terkendali maka dibutuhkan sebuah algoritma, sebuah algoritmanya pun harus tepat dan mengikuti aturan. Dibawah ini contoh algoritma pengendalian payload

secara umum.

Gambar 3.6 Flowchart prosedur sistem payload

Adapun keterangan dari flowchart

diatas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penjelasan flowchart prosedur sistem payload

Indeks Keterangan

A Awal dari prosedur

B Proses pemeriksaan kondisi sparasi

C Penyeleksian kondisi sparasi

D Pemanggilan prosedur baca posisi

E Penerimaan data set point dari ground segment

F Pembacaab arah saat ini oleh sensor kompas

G Pemanggilan prosedur pengendalian payload

H Penyeleksian kondisi arah saat ini dan tujuan

I Pendorong payload aktif

J Pemanggilan prosedur kendali payload

(6)

L Kembali ke sistem utama

Gamba 3.7. Flowchart prosedur baca posisi

Adapun keterangan dari flowchart

diatas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Penjelasan flowchart prosedur baca posisi

Indeks Keterangan

A Awal dari prosedur

B Kondisi serial dari GPSpayload menunggu data

C Pemeriksaan data yang masuk dengan header “GPRMC”

D Penyimpanan data ke variable

E Pengiriman data ke ground segment

F Kembali ke sub system

Gambar 3.8 Flowchart prosedur kendali payload

Adapun keterangan dari flowchart

diatas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Penjelasan flowchart prosedur kendali payload

Indeks Keterangan

A Awal dari prosedur

B Pembacaan arah payload saat ini

C Pengecekan kondisi jika arah lebih besar dari set point

D Pergerakan motor

E Pengecekan kondisi jika arah lebih kecil dari set point

F Pergerakan motor

G Pengecekan kondisi jika arah sama dengan dari set point

H Pergerakan motor

I Kembali ke sub system

4. PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Pengujian Hardware Secara Modular Adapun hal-hal yang dilakukan dalam pengujian hardware secara modular adalah sebagai beikut:

A. Pengujian GPS

Pengujian GPS dilakukan untuk memastikan bahwa GPS telah bekerja dengan baik, karena hal ini akan mempengaruhi pada pergerakan payload

karena jika pembacaan data dari GPS error

maka pergerakan payload tidak dapat diketahui posisinya dengan benar. Data hasil dari pengujian GPS adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data hasil pengujian GPS

Lokasi Latitude Longitude Cuaca Dipati

Ukur 0653.1991 10736.9119 Cerah Dipati

Ukur

0653.198 9

10736.912 0

Mendun g Dipati

Ukur - - Hujan

Taman

Sari 0653.7903 10736.5199 Cerah Taman

Sari 0653.7921 10736.5196 Mendung Taman

Sari - - Hujan

(7)

u 8 4 Gasib

u 0654.0010 10737.1226 Mendung Dago 0651.802

2 10737.1369 Mendung

B. Pengujian Kompas HM55B

Pengujian sensor kompas dilakukan untuk memastikan bahwa kompas telah bekerja dengan baik, karena hal ini akan mempengaruhi pada pergerakan payload karena jika pembacaan data dari kompas error maka pergerakan payload tidak akan sempurna dan sulit untuk dikendalikan. Data hasil dari pengujian kompas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data hasil pengujian sensor kompas memberikan supply daya ke berbagai blok sistem rangkaian sesuai kebutuhan, pengujian dilakukan dengan mengukur output pada IC regulator menggunkan alat ukur multimeter, adapun data hasil pengujian catu daya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Data hasil pengujian catu daya

IC

regulator Input(V) Output(V) Kondisi

LM7805

Gambar 4.1. Rangkaian catu daya 5V dan 9V

4.2 Analisa auotonomous payload

Dari hasil pengambilan data GPS, maka data tersebut bisa dijadikan acuan untuk autonomous payload. Dengan dilakukan perhitungan matematis maka data tersebut akan menghasilkan sebuah arah sudut tujuan yang akan dituju serta dapat mengetahui letak payload tersebut.

Adapun analisa perhitungan matematis berdasarkan data GPS tersebut adalah sebagai berikut:

(8)

Gambar 4.2. Penentuan sudut pada autonomous payload

X2−X1=Y2−Y1

107.40−107.63=6.60−6.5 3

−0.23=0.0 7

r2=x2+y2

r2=−0.232+0.072

r2=0,0529+0,0049

r=0,057 8 r=0,24 sinα=0,23

0,24

sinα=0,9 6

α=73, 4

Hasil dari perhitungan diatas dihasilkan

–x dan y artinya sudut diatas berada pada kuadran IV. Jadi untuk mendapatkan sudut yang tepat maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

sudutSP=360−73, 4

sudutSP=286,6

Data diatas merupakan data sudut untuk menjadi acuan setpoint untuk pergerakan payload menuju tujuan.

5. KESIMPULAN

Simpulan

Berdasarkan uji coba dan analisis sistem yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh beberapa simpulan, diantaranya: 1. Telah berhasil dibuat autonomous

payload berbasis GPS yang bisa menentukan arah tujuan.

2. Pencarian sudut yang telah ditentukan mengacu pada kompas digital untuk mengetahui arah sudut payload.

Saran

Hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan, karena itu perlu dilakukan studi lebih lanjut dalam proses perancangan untuk menghasilkan kontrol otomatis yang handal. Adapun saran-saran dari penulis yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian autonomous payload berbasis GPS .

1. Perbaikan pada desain mekanik supaya tidak terbatas dalam dimensi yang telah ditentukan.

2. Pada pengolahan data GPS untuk

autonomous payload baiknya bisa

diproses langsung dalam

mikroprosesor.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Varberg, Dale., Purcell, Edwin J., & Rigdon, Steven E., (2003). Kalkulus Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

[2] Setiawan, Iwan., (2008). Kontrol PID untuk Proses Industri. Jakarta: PT.Gramedia.

[3] Suhata, ST., (2004). VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. [4] Webmaster. (2005). The GPRMC Sentence. Diakses tanggal 4 juli 2011,dari

(9)
(10)

Gambar

Gambar 3.3 Desain payload 3D
Gambar 3.4 Rangkaian sistem minimum
Tabel 4.1  Data hasil pengujian GPS
Tabel 4.7 Data hasil pengujian catu daya
+2

Referensi

Dokumen terkait

feldspar total dan mengandung kuarsa yang banyak Kandungan ortoklas feldsparnya hampir sama dengan feldspar total dan kuarsa kurang berarti dari yang terdapat di batuan

1) Kepercayaan yang pasti dan penerimaan penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi. Hal ini merupakan keyakinan dan penerimaan individu terhadap serangkaian nilai

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah u ntuk mengetahui derajat hubungan Penyuluhan Sosial Keliling dengan kemampuan Karang Taruna untuk mencegah timbulnya masalah

Pihak kedua (Polri), apabila menerima pengaduan dugaan perselisihan/sengketa termasuk surat pembaca atau opini/kolom antara wartawan/media dengan masyarakat, akan mengarahkan

Bab II adalah pembahasan yang mengemukakan tentang kumpulan wawasan tentang ijtihad terdiri dari lima sub bab, yaitu: Pertama pengertian ijtihad , kedua sumber hukum ijtihad,

Pada tahap selanjutnya, yaitu malakukan perhitungan biaya persediaan dalam kondisi aktual dan membandingkan dengan kondisi biaya persediaan usulan yang sebelumnya telah

Dalam ilmu ukur tanah, yang di maksudkan dengan sudut horizontal (mendatar) merupakan sudut pada bidang datar (proyeksi sudut yang terbentuk dari dua titik di

Cara Potensiometri pengukuran pH dengan menggunakan electrode kaca saring lebih mudah daripadamenggunakan electrode hydrogen, terutama untuk larutan yang mengandung zat