• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH APEL MANALAGI ( Malus sylvestris ) BERDASARKAN CITRA RED-GREEN- BLUE MENGGUNAKAN PENDEKATAN EUCLIDEAN DISTANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH APEL MANALAGI ( Malus sylvestris ) BERDASARKAN CITRA RED-GREEN- BLUE MENGGUNAKAN PENDEKATAN EUCLIDEAN DISTANCE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH APEL

MANALAGI (Malus sylvestris) BERDASARKAN CITRA

RED-GREEN-BLUE MENGGUNAKAN PENDEKATAN EUCLIDEAN DISTANCE

Roziku Nooriza

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI

POLITEKNIK NEGERI MALANG

[email protected]

Abstrak

Buah apel masuk buah sejati tunggal berdaging, dimana yang dimaksud adalah buah berdaging apel

(pomum). Adapun struktur dari buah apel yaitu terdiri dari kulit buah (exocarpium), merupakan lapisan tipis,

tetapi sering kali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin, kulit tengah atau daging buah

(mesocarpium), biasanya tebal berdaging dan berserabut, selain itu lapisan ini dapat dimakan, serta kulit dalam

(endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, seringkali cukup tebal dan keras.

Dengan fitur PCD yang telah berhasil diuji oleh penulis, diharapkan dapat membantu para petani dalam

memprediksi buah apel menjadi tiga kategori yaitu : matang ,menangkal, dan mentah. .Aplikasi ini mampu

memprediksi tingkat kematangan apel sesuai hasil pengujian menggunakan Metode Euclidean Distance

Kata kunci : Euclidean Distance ,Apel,PCD, tingkat Kematangan

1. Pendahuluan

Buah apel masuk buah sejati tunggal

berdaging, dimana yang dimaksud adalah buah

berdaging apel (pomum). Adapun struktur dari buah apel yaitu terdiri dari kulit buah (exocarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi sering kali kuat atau

kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin,

kulit tengah atau daging buah (mesocarpium), biasanya tebal berdaging dan berserabut, selain itu

lapisan ini dapat dimakan, serta kulit dalam

(endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, seringkali cukup tebal dan keras.

Apel manalagi (Malus sylvestris) Apel

Manalagi mempunyai warna buah tetap hijau

kekuningan walaupun sudah matang. Buahnya

berbentuk jorong, pangkal dan pucuk berlekuk

dalam. Jenis apel ini mempunyai pori kulit buah

yang nyata, halus dan renggang. Rasa apel ini segar

dan mempunyai aroma yang kuat. Daging buahnya

berwarna putih, halus, dan berair. Tangkai buahnya

panjang berwarna kelabu dan kecil. Bijinya

berbentuk kelabu agak bulat dan berwarna coklat

tua.

Warna menjadi salah satu ciri yang mudah

diketahui untuk menentukan apakah buah atau

sayur siap dipanen atau belum. Dalam peneliatian

ini menerapkan pengkasifikasian objek. Klasifikasi

bertujuan untuk menetapkan kelas yang telah

ditetapkan untuk setiap contoh. Hal ini dapat

membantu untuk memahami data yang ada dan

dapat digunakan untuk mempresiksi bagaimana

kasus baru akan berperilaku (Li T, Zhu S, dan

Ogihara M:2006). Salah satu metode

pengklasifikasian yang digunakan adalah

pendekatan untuk mengklasifikasikan buah dalam

(2)

2. Landasan Teori

2.1 Botani Apel Manalagi

Apel pertama kali ditanam di Asia Tengah,

kemudian berkembang luas wilayah yang lebih

dingin. Apel yang dibudidayakan memiliki nama

ilmiah Malus domestica yang menurut sejarahnya

merupakan keturunan dari Malus sieversii dengan

sebagian genom dari Malus sylvestris (apel

hutan/apel liar) yang ditemui hidup secara liar di

pegunungan Asia Tengah, di Kazakhstan,

Kirgiztan, Tajikistan, dan Xinjiang, Cina, dan

kemungkinan juga Malus sylvestris. Tanaman ini

masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an dibawa

oleh orang Belanda dari Australia kemudian

menanamnya di daerah Nongkojajar (Kabupaten

Pasuruan).

Pada tahun 1953, Bagian Perkebunan Rakyat

(sekarang : Lembaga Penelitian Hortikultura)

mendatangkan beberapa jenis apel dari luar negeri,

termasuk Rome Beauty dan Princess Noble.

Selanjutnya, sejak tahun 1960 tanaman apel sudah

banyak ditanam di Batu untuk mengganti tanaman

jeruk yang mati diserang penyakit. Sejak saat itu

tanaman apel terus berkembang hingga sekarang di

dataran tinggi Kota Batu, Poncokusumo (Malang)

dan Nongkojajar (Pasuruan) dan masa kejayaannya

pada tahun sekitar 1970an. Balai Penelitian

Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro)

saat ini memiliki koleksi plasma nutfah apel sekitar

73 varietas, dan diantaranya terdapat 10 varietas

apel harapan.

Dalam literatur lainnya, sejarah apel di Indonesia

dimulai sejak didatangkan dari Australia pada tahun

1934 dan pertama ditanam di Desa Tebo Pujon

Malang sebanyak 20 varietas dalam

perkembangannya Batu, Malang dan Nongkojajar

Pasuruhan Jawa Timur menjadi daerah sentra

produksi apel di Indonesia dimana tanaman apel

telah di usahakan petani sekitar 1950 dan setelah

1960 tanaman apel terus berkembang pesat (Selama

tahun 1984 – 1988 tanaman apel di Jawa Timur

menunjukan perkembangan yang pesat, pada tahun

1984 terdapat 7.303.372 pohon bekembang menjadi

9.047.276 pohon pada tahun 1988 atau meningkat

4,7% tiap tahunnya. Sedangkan produksinya

meningkat dari 146.690 ton pada tahun 1984

menjadi 275.065 ton pada tahun 1988 atau

meningkat 17,5% tiap tahunnya sebelum 2000

jumlah apel di Batu sebanyak 3.107.195 pohon.

Jumlah tersebut menghasilkan buah sebanyak 147

ribu ton per tahun. Namun, pada 2004 mengalami

penurunan sampai 1 juta pohon. Tahun 2004 pohon

apel berjumlah 2 juta pohon dan hanya

menghasilkan produktivitas 46 ribu ton per tahun.

Seiring perkembangan apel yang pesat di Jawa

Timur juga muncul berbagai serangan hama dan

penyakit utama tanaman apel yang sebagian besar

hama bisa diatasasi oleh petani namuin penyakit

selalu muncul silih berganti, diantaranya penyakit

Embun Tepung (0idium sp.) disebabkan jamur

Pospaera leucotrich sudah muncul di Indonesia

pada tahun 1960 sejak tanaman apel diusahakan

besar besaran dan pada tahun 1985 di daerah Batu

Malang diberitakan bahwa hampir 90 persen

tanaman Apel di Batu terserang terserang jamur ini

dengan intensitas sampai 54,45 persen dan

menurunkan produksi 50 (Balai Penelitian

Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika , 2014 1:1)

2.2 Image Processing

Image processing atau pengolahan citra adalah proses untuk mengamati dan menganalisa

suatu objek tanpa berhubungan langsung dengan

objek yang diamati. Proses dan analisanya

melibatkan persepsi visual dengan data masukan

maupun data keluaran yang diperoleh berupa

citra dari objek yang diamati. Teknik-teknik

(3)

penonjolan fitur tertentu dari suatu citra,

kompresi citra dan koreksi citra yang tidak fokus

atau kabur (Ahmad Usman 2005:5).

2.3 Equlidian distance

Algoritma adalah sebuah metode untuk

melakukan klasifikasi terhadap objek berdasarkan

data pembelajaran yang jaraknya paling dekat

dengan objek tersebut. distance (jarak) digunakan untuk menentukan tingkat kesamaan (similarity degree) atau ketidaksamaan (dissimilarity degree) dua fektor fitur. (Darma Putra .2010:311)

Euclidean distance ini dapat digunakan untuk mengukur kemiripan (matching) sebuah obyek dengan obyek yang lain.dengan menggunakan

.Jarak antara data query dengan data learning

dihitung dengan cara mengukur jarak antara titik

yang merepresentasikan data query dengan semua titik yang merepresentasikan data learning dengan rumus Euclidean Distance

Rumus Euclidean Distance :

Gambar 2.2 Rumus Euclidean distance Keterangan:

Berikut ini penjelasan flowchart

1.Hitung jarak antara data yang akan

dievaluasi dengan semua pelatihan

2.Urutkan jarak yang terbentuk (urut naik)

3.Tentukan jarak

4.Pasangkan kelas yang bersesuaian

5.Cari jumlah kelas dari tetangga yang

terdekat dan tetapkan kelas tersebut

sebagai kelas data yang akan dievaluasi

Berikut ini fator faktor keberhasilan dalam

menggunakan metode Euclidean

distance Menghitung nilai kemiripan atau ketidakmiripan similarity/dissimilarity distance).Metode perhitungan Euclidean distance,Mengurutkan hasil dari perhitungan nilai kemiripan/ketidakmiripan secara terurut menurun.

1 Menentukan nilai rangking dan

mengambil rangking jumlah tetangga

(4)

2 Menentukan kelas dari data uji

berdasarkan kelas yang paling banyak

muncul dari hasil langkah

2.4 Sistem Real time

Menurut kamus “Oxford Dictionary of Computing”, Real-time system dapat didefinisikan

sebagai: “Sistem apapun dalam hal waktu dimana suatu keluaran dihasilkan adalah penting. Hal ini

biasanya dikarenakan suatu masukan yang

berhubungan dengan suatu pergerakan dalam dunia

fisik, dan keluarannya harus tetap memiliki

hubungan dengan pergerakan tersebut.

Keterlambatan dari waktu masuk sampai waktu

keluar harus cukup kecil dan memenuhi batasan

waktu yang dapat diterima.

Secara umum sistem real time merupakan suatu ukuran kinerja suatu sistem tertentu yang

mana menyangkut batasan kinerja sistem dan

tahapan perancangan sistem. Dalam sebuah sistem

real time yang mana memiliki permasalahan waktu harus nyata, maksudnya harus memiliki persyaratan

pewaktuan yang sesuai dengan keadaan nyata yang

dijadikan parameter dalam sistem itu.

3. Implementasi sistem

Dalam pengerjaan Skripsi ini digunakan

pemodelan Software Development Life Cycle

(SDLC) berbentuk Model waterfall yang mengusulkan sebuah pendekatan pada

perkembangan software sistematik dan sekuensial. Mulai pada tingkat dan kemajuan sistem

Pada seluruh analisis, desain, kode,

pengujian, dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas – aktivitas sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Waterfall (Sumber: Sommerville, 2011:29)

3.1 Kebutuhan Perangkat Keras

Dalam pembuatan aplikasi manajemen rantai

pasok berbasis web ini membutuhkan perangkat

keras minimum berupa Laptop atau Personal Computer (PC) sebagai berikut:

No Perangkat keras minimum

1 Intel core 13

2 Hardisk 250 gb

3 Ram 4 gb

4 Webcamera 5 mp+ led lamp

5 Usb 2.0

Tabel 4.1 Perangkat Keras Minimum

3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

Pada tahap pembangunan dan implementasi

aplikasi ini, dibutuhkan beberapa perangkat lunak

pendukung diantaranya sebagai berikut:

a. Windows 7

b. Net Framework 3.5

c. Microsoft Visual Studio 2008

d. Microsoft word.

e. Microsoft Access

4. Implementasi Antarmuka

Apabila

semua

tahap

telah

dilaksanakan dan aplikasi berjalan tanpa

ada

error

maka aplikasi tersebut dapat

digunakan dengan

visual studio 2010

dengan bahasa pemrograman VB.net

dengan

framework 04

(5)

Gambar 4.12 Perancangan pengambilan citra (Sumber :dukument pribadi penulis )

Gambar 4.12 Antarmuka identifikasi kematangan citra (Sumber :dukument pribadi penulis )

5. Penggujian sistem

Pengujian Unit sistem ini dilakukan dengan cara menjalankan aplikasi secara detail pada setiap konten yang ada, yang bertujuan untuk mengetahui fitur mana yang sudah berfungsi dengan baik, dan fitur mana yang harus diperbaiki karena tidak sesuai dengan fungsinya.

Pada gambar 6.1 merupakan gambaran proses

integrasinya :

Visual VB

1. Interface 2. Capture gambar

3. Jumlah RGB 4.Normalisasi RGB 5. Input data training ke Access 6. Menampilkan hasil kematangan 7.menyimpan hasil dari kematangan .

8. Testing

Access 1. Training Perceptron Untuk Menyimpan data

histogram RGB

Gambar 6.1 Gambaran umum integrasi Microsoft Visual C# dan

Microsoft Excel 2007

(Sumber : Pengujian)

6. Pengujian

6.1.1 Penggujian menggunakan bola lampu

Berikut ini penulis menampilkan gambar.

Penggujian menggunakan bola lampu.

Gambar 6.1 Bola lampu led philip. (Sumber :

Pengujian)

Keterangan :

Merek : Philips

Jenis:bola lampu LED

(6)

Gambar 6.2 Dokumentasi pengambilan buah apel.

(Sumber : Pengujian)

6.2.2 Penggujian menggunakan Cahaya LED

yang berasal dari webcam

Berikut ini penulis menampilkan gambar.

Penggujian menggunakan bola lampu.

Gambar 6.4 Penggujian menggunakan Cahaya LED

Pada kamera .(Sumber : Pengujian)

Keterangan :

Jenis :Web Camera

Merek : M-tech

Model :WB-200

Jenis:lampu LED

Resulusi:5 mega pixel

Dimensi :54 mm x54 mm x20 mm

Gambar 6.5 Dokumentasi pengambilan buah apel

.(Sumber : Pengujian)

Gambar 6.6 hasil Penggujian menggunakan Cahaya

(7)

Berikut kami tampilkan hasil tabel 6.6

hasil

Tabel 6.6 hasil perhitungan jarak dan

rangking(sumber :uji coba )

7. Daftar Pustaka:

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika .2014. sejarah perkembangan apel di indonesia . http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/seja rah-perkembangan-apel-di-indonesia/ (di akses pada tanggal 30 Agustus 2016)

Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak). Jakarta: Erlangga.

Usman,Ahmad. 2010. Aplikasi Teknik Pengolahan Citra dalam Analisis Non-Destruktif Produk Pangan. Rubrik Teknologi. Vol 19. No 1.

.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/19110 7180.pdf (diakses tanggal 10Maret 2016).

Han & Kamber, 2001 Data Mining:Concepts and Techniques

www.comp.nus.edu.sg/~atung/publication/g kdbk01.pdf (di akses tanggal 10 juli 2016).

Iswahyudi, C. 2010. Prototype aplikasi untuk mengukur kematangan buah apel berdasar kemiripan warna. Jurnal Teknologi, 3(2).(di akses pada tanggal 30 Agustus. 2016).

Nugroho, Adi .2005. Rational Rose Untuk pemodelan berorientasi Object

Informatika.Bandung.

Li T, Zhu S, dan Ogihara M:2006 “University of MiamiTheory of Computing, Data Mining, Music Information Retrieval Verified “(di

akses tanggal 10 juli 2016).

Nell B. Dale, Chip Weems, Michael McMillan – 2003. Programming and Problem Solving with Visual Basic .NET

https://books.google.co.id/books?isbn=0763 717630 (di akses tanggal 10 juli 2016).

Les Smith 2002 Writing Add-ins for Visual Studio. NET

https://books.google.co.id/books?isbn=1590 590260(di akses tanggal 10 juli 2016).

Ahmad Haris, 2015 Aplikasi Image Processing Untuk Proses Pemutuan Apel Manalagi (Malus Sylvestris Mill)

Http://Repository.Unej.Ac.Id/123456789/66 394(Di Akses Tanggal 10 Juli 2016).

Elektronika dasar .2013. pengertian citra

http://elektronika-dasar.web.id/pengertian-citra/ ( diakses pada tanggal 30 Agustus. 2016).

Connolly, T., Begg, C. 2010. Database Systems: a practical approach to design, mplementation, and management. 5th Edition. America: Pearson Education.

Gambar

Gambar 2.3 Contoh  Ilustrasi Flowchart
Gambar 3.1 Diagram Waterfall   (Sumber:
Gambar 6.1 Bola lampu led philip. (Sumber :
Gambar 6.2 Dokumentasi pengambilan buah apel.

Referensi

Dokumen terkait