• Tidak ada hasil yang ditemukan

I must Create a System, or be enslaved by another Man's Wm Blake 1757 - 1827 English

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "I must Create a System, or be enslaved by another Man's Wm Blake 1757 - 1827 English"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

Konsentrasi

Kesenian atau latihan dalam berkonsentrasi

, bejalar biologi ataupun main billiard,

ialah menyisihkan ganguan dan memperhatikan apa yang kamu kerjakan. Jika anda

menemukan sesuatu yang tidak anda mengerti dalam bacaan, atau jika anda mengalami

kesulitan dalam mendengarkan kuliah, semoga pentunjuk-petunjuk berikut ini bisa

menolong anda:

Melakukan kebiasaan rutine,

jadwal belajar yang efisien

Belajar di lingkungan yang tenang

Untuk istirahat,

kerjakan sesuatu yang lain dari kebiasaan yang anda lakukan (misalnya jalan-jalan

sehabis duduk), dan lain-lain

Hindari mengelamun

dengan menanyakan diri sendiri tentang bahan pelajaran sambil mempelajarinya

Sebelum kelas,

pelajari catatan

dari pertemuan sebelumnya dan baca bahan kuliah yang akan dibahas di kelas

sehingga anda dapat mengetahui topik utama yang akan dibahas oleh dosen

terlebih dahulu

Tunjukan perhatian anda saat di dalam kelas

(ekspresi and sikap badan dengan penuh perhatian) untuk medorong semangat

belajar anda

Hindari ganguan

dengan duduk di depan kelas jauh dari ganguan teman sekelas dan dengan

memperhatikan dosen sehingga dapat mendengarkan dan menulis catatan yang

baik

Sumber: J. R. Hayes,

The Complete Problem Solver

, Franklin Institute Press, 1981

Saran-saran untuk memperbaiki website ini

(dengan halaman yang dimaksud)

Konsep atau Pemetaan pikiran untuk belajar

I must Create a System, or be enslaved by another Man's Wm Blake

1757 - 1827 English

Kenapa pemetaan?

Sebaliknya, pikiran kita bekerja seperti web sites: sekelompok halaman atau ide atau

konsep yang dihubungan satu sama lain, atau berpindah sendiri ke kelompok atau web

sites yang lain.

(2)

Ingatan kita kemudian memproses “hubungan” baru ini dan mempersiapkan untuk

digunakan sewaktu-waktu.

Suatu pemetaan pikiran berfokus pada satu ide;

Konsep memetakan bekerja dengan beberapa atau banyak hal.

Kapan memetakannya?

Mengorganizasi suatu subyek Melakukan pembelajaran yang "lebih mendalam"

Mengintegrasikan pengetahuan yang lama dan baru Merevisi and mempersiapkan untuk

test

Mencatat

Menggantikan ide-ide baru dalam suatu struktur Mengingat kembali

Mengkomunikasikan ide-ide yang kompleks

Gunakan pemetaan untuk meletakkan hal-hal secara perspektif, menganalisa hubungan,

dan untuk membuat prioritas.

Bagaimana saya melakukan pemetaan?

Mula-mula tolaklah ide dari suatu garis besar, atau paragraf yang menggunakan

kalimat-kalimat.

Kemudian berpikirlah dengan kata kuncinya atau simbol-simbol yang mewakili ide dan

kata-kata.

Ambilah sebuah pensil (anda akan menghapus!) dan selembar kertas kosong (tidak

bergaris) yang besar atau gunakan papan tulis dan kapur (berwarna):

Tulislah kata yang paling penting atau ungkapan pendek atau simbol di bagian tengah.

Pikirkan hal ini; lingkarilah.

Tuliskan kata-kata penting lainnya di luar lingkaran.

(pikirkan halaman-halaman yang berhubungan dalam suatu web sites)

Sisakan ruang kosong untuk mengembangkan pemetaan anda untuk: pengembangan lebih

lanjut penjelasan item-item yang berkaitan

Bekerjalah dengan cepat tanpa menganalisa pekerjaan anda.

Ubahlah fase pertama ini.

(3)

Letakkan kembali item-item penting lebih dekat satu sama lain untuk pengorganisasian

yang lebih baik

Jika memungkinkan, gunakan warna untuk mengorganisasikan informasi

Hubungkan konsep dengan kata-kata untuk memperjelas hubungan

Tetaplah bekerja di bagian luar

Dengan bebas dan cepat tambahkan kata-kata kunci dan ide-ide lainnya (anda dapat

selalu menghapus!)

Berpikirlah secara tidak umum: rekatkan halaman-halaman secara bersamaan untuk

memperluas pemetaan anda; pecahkan ikatan-ikatan yang ada

Kembangkan ke mana arah topik membawa anda

tak terbatas oleh ukuran kertas

Ketika anda memperluas pemetaan anda, anda akan cenderung menjadi lebih spesifik dan

detail

Singkirkan pemetaan tersebut

Kemudian, lanjutkan pengembangan dan revisi

Berhenti dan pikirlah mengenai hubungan yang anda kembangkan

Perluas pemetaan sepanjang waktu (sampai ujian tiba!)

Pemetaan ini adalah dokumen pembelajaran pribadi anda

Hal ini mengkombinasikan apa yang anda ketahui dengan apa yang anda pelajari dan apa

yang mungkin anda butuhkan untuk melengkapi "lukisan" anda

---Lihat juga pembahasan James Cook University's (North Queensland, Australia)

mengenai pemetaan pikiran pada http://www.tsd.jcu.edu.au/netshare/learn/mindmap/

Konsep pemetaan awalnya berasal dari hasil karya David Ausubel (advanced organizers).

Konsep teknik pemetaan dikembangkan oleh Joseph D Novak di Cornell. "Konsep

pemetaan berasal dari gerakan pembelajaran yang disebut konstruktivisme. Pada

umumnya, konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan awal digunakan sebagai

dasar untuk mempelajari pengetahuan yang baru. Pada intinya, bagaimana kita berpikir

memepengaruhi bagaimana dan apa yang kita pelajari. Konsep pemetaan

mengindentifikasikan cara kita berpikir, cara kita melihat hubungan antar pengetahuan."

Grayson H. Walker, Concept Mapping and Curriculum Design, Teaching Resource

Center, The University of Tennessee at Chattanooga,

http://www.utc.edu/Teaching-Resource-Center/concepts.html, (March 2, 2000).

(4)

York. Informasi lebih lanjut tersedia pada dokumen a Mind Mapping FAQ (Frequently

Asked Questions).

(http://www.ozemail.com.au/~caveman/Creative/Mindmap/index.html)

Saran-saran untuk memperbaiki website ini

(dengan halaman yang dimaksud)

Konsep Diri

Oleh Jacinta F. Rini Team e-psikologi Jakarta, 16 Mei 2002

Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain–dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri. Artikel berikut akan mengulas tentang konsep diri, apa dan bagaimana konsep diri berpengaruh terhadap munculnya problem yang dialami manusia sehari-hari.

Konsep Diri

Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.

Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Proses Pembentukan Konsep Diri

(5)

Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.

Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, seperti : Pola asuh orang tua

Pola asuh orang tua seperti sudah diuraikan di atas turut menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai; dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.

Kegagalan

Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.

Depresi

Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, tidak diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya “miskin” maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampusurvivemenjalani kehidupan selanjutnya. Orang yang depresi akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah tersinggung atau “termakan” ucapan orang. Kritik internal

Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.

Merubah Konsep Diri

Seringkali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak-tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif :

Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri

Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.You can’t be all things to all people, you can’t do

all things at once, you just do the best you could in every way....

Hargailah diri sendiri

Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif? Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ?

(6)

Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya. Berpikir positif dan rasional

We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world (The Buddha).Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga. (jp)

Konsep Kerja Cerdas

Oleh:Ubaydillah, AN

Jakarta, 26 Februari 2003

Mula-mula ekonom Itali bernama Vilfredo Pareto (1848 - 1923) itu baru setengah kaget dengan hasil penelitiannya. Bahwa 80% kekayaan negara hanya dinikmati oleh 20% kelompok tertentu dari penduduk. Dengan kata lain, 80% dari penduduk hanya berkesempatan menikmati 20% dari kekayaan negara. Katakanlah kalau diasumsikan jumlah penduduk seluruhnya mencapai 100 juta jiwa, berarti hanya 20 juta jiwa yang kaya raya dengan mendapat 80% kekayaan negara. Sisa penduduk yang berjumlah 80 juta jiwa hidup pas-pasan karena kue negara yang hanya 20% harus dibagi-bagi. Karena setengah kaget dengan hasil penelitian tersebut, Pareto kemudian mengadakan penelitian di lain negara, ternyata hasilnya sama atau hampir sama. Hasil

penelitian Pareto ini sejak tahun 1897 akhirnya diresmikan menjadi sebuah rumus atau formula dengan berbagai macam nama:Pareto Principle; The Pareto Law; The 80/20 rule; The

Principle of Least Effort; atau The principle of Imbalance.Konon karena Pareto dinilai kurang artikulatif dalam menjajakan temuannya ini berdasarkan perkembangan metodologi dan konteks penelitian, akhirnya mendorong para pakar untuk ikut terjun melengkapi rumus atau temuan yang dinilai sangat berguna bagi pencerahan peradaban manusia ini. Tahun 1949, George K Zipf, seorang professor dari Harvard University, mengembangkan wilayah penelitian dengan menjadikan temuan Pareto sebagai acuan. Hasilnya bahwa manusia, benda-benda, waktu, keahlian, atau semua alat produksi telah memiliki aturan alamiah yang berkaitan antara hasil dan aktivitas dengan jumlah perbandingan mulai dari 80/20 atau 70/30. Contoh:

Karena dianggap memberi pencerahan, rumus tersebut lalu diterapkan ke dalam pengembangan pribadi . Ternyata para pakar di bidangnya masing-masing menemukan sesuatu yang kira-kira sama dengan temuan Pareto. Artinya jika bicara hasil, ketepatan proses, dan kualitas maka hal-hal tersebut erat hubungannya denganhow well atau how good are you doing, bukanhow often dan how long.Dengan kata lain hasil yang diperoleh ditentukan sejauhmana anda bisa bekerja secara cerdas. Beberapa contoh:

 Dalam dunia bisnis, untuk merebut pasar anda harus berpikir minimalistis dalam arti ketepatan strategi yang tidak melebihi kebutuhan pasar. Artinya temukan 20% dari strategi yang bisa merebut 80% daya tarik pasar dengan memberi 80% premiun solusi kepada 20% pelanggan setia. Jangan mengobral strategi yang justru menghabiskan 80%cost padahal hanya akan menciptakan 20% rate of return (Mack Hanan, dalam Fast Growth Strategy, McGraw-Hill International, Singapore, 1987).

(7)

Aplikasi Kerja Cerdas

Sebagai bangsa yang agamis sekaligus kaya budaya leluhur, sebenarnya seruan kerja cerdas ini bukanlah barang baru. Tetapi persoalannya lagi - lagi berupatoolsyang tidak di-update.Selain disampaikan dengan "bahasa langit" yang seringkali menafikan proses pemahaman secara ilmiah dan alamiah pun juga tidak dilakukan elaborasi kontekstual. Akibatnya pemahaman tentang ajaran agama dan budaya hanya bekerja pada persoalan yang bersifat minoritas dalam kehidupan nyata. Sebelum Pareto mengumumkan hasil penelitiannya dengan formula 80/20, kita sudah diajarkan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan mubazir atau yang tidak perlu. Sayangnya, ajaran mubazir yang kita pahami hanya sebatas kalau kita membuang makanan yang tersisa. Amat jarang kita berpikir mubazir secara profesi, ekonomi, atau strategi.

Untuk menjauhkan diri dari tindakan yang mubazir dalam kaitan dengan realisasi kerja cerdas harus dimulai dari langkah-langkah berikut:

1.Fokus pada skala pengembangan

Jika anda yakin bahwa diri anda memiliki keunggulan atau bakat alamiah, disamping memiliki kelemahan yang diakibatkan oleh faktor heriditas atau lingkungan, maka yang benar-benar anda butuhkan adalah hidup dengan keunggulan tersebut secara cerdas(living with the advantage competitive factors).Hanya jika anda menemukan strategi hidup dengan keunggulan, maka anda akan keluar dari batas rata-rata prestasi lingkungan. Sebelum itu, paling maksimal yang bisa anda capai adalah kualitas hidup seperti orang lain atau seperti yang diraih oleh sepuluh orang yang anda kenal paling dekat. Lalu ke mana keunggulan tersebut diarahkan? Jelas, keunggulan itu harus diarahkan untuk mengoptimalkan apa yang disebut dalam rumusan Pareto dengan 20% of determining factors (factor penentu). Oleh karena itu, temukan apa saja yang menjadi faktor penentu keberhasilan anda dari sekian daftar kegiatan yang anda lakukan dalam hidup. Tinggalkan hal-hal yang tidak perlu dan fgokuskan hanya pada hal-hal yang berpotensi untuk pengembangan diri.

2. Berani Berkorban

Di dalam dunia yang sebesar ini terdapat sekian banyak "persoalan kecil" yang kalau anda tidak berani berkorban untuk memaafkannya bisa jadi persoalan itu akan mendominasi muatan pikiran anda yang akhirnya bisa membuat anda melupakan sisi keunggulan, cita-cita, fokus pengembangan diri, dan lain-lain. Contoh yang paling sederhana dan sering terjadi di depan mata kita adalah ketika sedang di jalan raya. Di luar dari persoalan tabrakan serius, terkadang hanya karena mobilnya tersenggol sedikit saja orang rela membuang banyak waktu dan kebahagiannya pergi ke kantor. Bahkan bisa berkembang ke arah baku hantam. Padahal kalau dimaafkan (mau berkorban sedikit dengan kehilangan uang beberapa ratus ribu saja untuk memperbaiki mobil yang lecet), maka semua urusan selesai. Auditlah pikiran anda, persoalan apa saja yang kalau anda memaafkannya tidak akan merugikan anda secara misi atau visi dan tidak mengganti isi pikiran anda dengan muatan negatif. Untuk mengetahui apakah persoalan yang sedang anda hadapi tidak akan merugikan anda , gunakan standard audit berikut:

 Apa saja yang menurut anda menjadi prioritas utama dalam kehidupan

 Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan penting dan tidak penting

 Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan darurat dan tidak darurat yang bisa jadi tidak penting dan tidak prioritas

 Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan "sampah" - tidak penting, tidak mendesak dan bukan prioritas utama. Namun dalam hal ini anda perlu menyeleksi secara ketat dan hati-hati, sebab bahayanya kalau anda secara mudah memasukan persoalan ke tong sampah ini maka anda bisa terjebak untuk meninggalkan misi atau fokus hidup hanya karena alasan mempertahankan posisi atau kondisi yang ada. Jika anda terjebak maka akhirnya rumus yang terjadi bukanlah 80/20 tetapi sebaliknya.

3.Membuat Sekat Pembatas

(8)

menjadi hal yang benar-benar anda inginkan sesuai format pondasi personal anda seperti: kiblat hidup, cita-cita, tujuan, target dan tindakan.

Semakin jelas anda memiliki format seleksi dan pengecualian, fokus pada pengembangan diri diiringi keberanian berkorban dengan memahami, mengakui, membuang sesuatu yang tidak dibutuhkan dalam diri anda, maka akan semakin jelas wilayah dunia yang menjadi "hak" anda sehingga semakin tersimpulkan apa yang menjadi determining factors to success itu. Artinya faktor penentu semakin sedikit dan semakin sederhana dan biasanya yang sederhana itu justru akan bisa bekerja optimal. Sementara yang cenderung pelik, ruwet dan kompleks biasanya mandul.Semoga berguna.(jp)

Latihan: Motivasi Belajar

Waktu masih remaja, kita mempunyai kemampuan untuk belajar dan melihat kelalaian

masa lalu.

Ketika kita mulai mengikuti ajaran-ajaran keluarga, sekolah, dan lingkungan, motivasi

kita di awal tahun berganti dari tujuan kita ke menyenangkan orang lain, dan sering kali

keinginan kita untuk belajar penderitaan.

Bagaimana

anda

bisa motivasi

diri sendiri

?

Dengan latihan ini, coba untuk

mengakui rasa penemuan anda

bertanggung jawab pada pelajaranmu

menerima resiko dari belajar dengan kepercayaan, kemampuan, dan otonomi

mengakui bahwa "kegagalan" adalah sukses:

belajar dari kegagalan alalah dengan jalan yang sama belajar apa

merayakan prestasi anda jika dapat mencapai tujuan anda

Latihan ini terdiri dari tujuh halaman atau langkah sebagai berikut: (dalam bahasa

Inggris)

Mulai dengan

Definisi

2.

Motivasi sendiri

(English)

3.

Motivasi dari luar

(English)

4.

Proyek deskripsi

(English)

5.

Penasehat

(English)

6.

Perkembangan

(English)

7.

Kesimpualan/Evaluasi

(English)

Selamat Belajar!

Saran-saran untuk memperbaiki website ini

(dengan halaman yang dimaksud)

Makna Belajar Bagi Orang Dewasa

Oleh:Ubaydillah, AN

Jakarta, 4 Februari 2003

(9)

dengan jari jumlah kawan sesama sopir taksi yang bergelar sarjana. Bukankah hidup itu yang paling pokok adalah memiliki sumber penghasilan yang cukup untuk menutup pengeluaran dan sisanya ditabung buat warisan, benarkan Pak?". Begitulah perkataan yang pernah diucapkan oleh seorang sopir taksi dalam suatu pembicaraan santai. Logika dan pertanyaan pembenar sopir taksi itu bisa dijawab benar dan tidak benar. Kenyataan membuktikan semakin banyak jumlah kaum akademik yang tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu atau gelarnya. Artinya ia menjalani pekerjaan yang semestinya tidak harus dilakukan setelah ia menyandang gelar akademik kebanggaannya. Ambillah contoh jika seorang sarjana pendidikan harus menjadi pedagang es keliling atau seorang sarjana hukum 'mencari' makan dengan menjadi pedagang beras kaki lima. Atau sarjana ekonomi menjadi seorang sopir taksi.

Tidak terdapat bentuk pelanggaran undang-undang apapun jika SPd menjadi penjual es keliling, jika SH menjadi penjual beras kaki lima, atau SE menjadi sopir taksi. Mengapa? Banyak alasan yang mendukungnya, antara lain: 1) mencari pekerjaan sama sulitnya dengan menahan godaan untuk mendapatkan tiket surga; 2) hukumnya halal secara juridis; 3) kebutuhan harian sesaat(short term survival) yang tidak bisa ditunda; 4) pandangan lingkungan yang miring jika sarjana nongkrong di rumah. Dan masih banyak lagi alasan lainnya.

Menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan disiplin akademik memang sudah menjadi bentuk pemakluman bersama. Persoalan akan muncul ketika pekerjaan tersebut hanya bisa memenuhi sebagian kecil dari motivasi bekerja, misalnya uang saja atau hanya bebas dari asumsi lingkungan yang tidak-tidak. Di sisi lain, menjadi pengalaman kesyukuran hidup ketika ketidakcocokan tersebut membawa anda ke dalam keadaan yang sesungguhnya menjadi kemujuran tak disengaja. Sudah menerima gaji tinggi, simbol status sosial membanggakan, kemudian seluruh potensi mendapat tempat pemberdayaan secara optimal, meskipun pekerjaan itu tidak sesuai dengan latar belakang akademik anda.

Permasalahan timbul ketika individu yang melakoni pekerjaan yang tidak sesuai latar belakang akademiknya dengan motif keterpaksaan semata dalam upaya menghindar tekanan eksternal. Keterpaksaan inilah letak kesalahan yang sebenarnya, bukan bidang ataujob titletertentu. Mengapa? Ketika motivasinya hanya terpaksa maka hidup tidak lagi berupa pilihan-pilihan untuk belajar berkembang melainkan kepastian dan kepasrahan. Padahal kepastian dan kepasrahan itu tidak memberinya banyak arti baik material dan non-material. Akan sangat berbeda jika pilihan diarahkan untuk belajar, berubah, dan berkembang.

Definisi Belajar

Salah satu iklan produk terkenal yang anda lihat kira-kira berbunyi, "Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan". Anda pasti sudah memahami maksud tersiratnya. Tanpa harus anda ciptakan, masa tua akan tiba, tetapi untuk menjadi dewasa anda harus menciptakannya. Bagimana anda menciptakannya? Tidak lain hanyalah belajar dengan basis kehidupan menjadi dewasa. Artinya kehidupan ini harus dijadikan materi untuk belajar dari titik keterbatasan tertentu menuju titik kemampuan berikutnya. Belajar bagi orang dewasa adalah mencari untuk menemukan sesuatu tentang hidup tidak sebagaimana anak-anak yang hanya menerima dan terkadang masih jauh dari isu-isu kehidupan riilnya. Sejumlah definisi atau konsep yang dikemukakan para ahli tentang definisi belajar bagi orang dewasa bisa anda jadikan rujukan, antara lain: 1.

Reg Revans (Penggagas Action Learning)

Belajar bagi orang dewasa, menurut Reg Revans (1998) adalah proses menanyakan sesuatu bermula dari pengalaman ketidaktahuan tentang apa yang akan dilakukan karena jawaban yang ditemukan saat itu tidak lagi valid untuk mengatasi situasi yang sedang terjadi. Dengan kata lain, "Learning is experiencing by exploration and discovery".

2.

Bob Sadino

Dalam banyak wawancara yang dikutip oleh sejumlah media cetak, Bob Sadino, seorang pakar di bidang agrobisnis, seringkali melontarkan kata-kata pendek tetapi membutuhkan penjelasan yang tidak cukup dibeberkan dalam satu sessi seminar. Kata-kata itu tidak lain adalah: Cukup lakukan saja! Pernyataan tersebut mengandung makna yang dalam dimana belajar merupakan bentuk transformasi visi ke suatu tindakan lalu berakhir denganachievement.

3.

Charles Handy

(10)

sepanjang zaman. Dikisahkan bahwa secara pendidikan formal akademik, Edison tergolong siswa yang tidak hebat tetapi ia lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengunjungi perpustakaan publik karena Edison menemukan sesuatu yang lebih bekerja terhadap hidupnya yang ia tidak dapatkan di bangku sekolah.

Dengan proses belajar di perpustakaan tersebut Edison menemukan pelajaran tentang relaksasi mental. Meski tidak seorang guru pun yang memahamkannya, tetapi naluri Edison tahu bahwa relaksasi mental lah yang membantunya menciptakan temuan-temuan yang tercatat lebih dari 1000 hak paten hingga ia wafat tahun 1931.

4.

Alvin Toffler

Penulis buku terkenal ini mendifinisikan belajar sebagai proses mempersiapkan cara atau strategi menghadapi situasi baru. Perangkatnya meliputi pemahaman, aplikasi dari metodologi baru, keahlian, sikap dan nilai.

Dari definis-definisi diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa belajar bagi orang dewasa ternyata memiliki berbagai dimensi. Oleh karena itu menjadikan pendidikan (education)

sebagai representasi tunggal dari proses belajar tidak jarang meninggalkan warisan mindset

yang kurang menguntungkan terutama bagi pihak atau individu yang berkemampuan rata-rata atau minus. Lembaga sekolah, selain menciptakan birokrasi formal yang memberikan stigma bahwa sekolah adalah escalator tunggal yang mahal harganya, juga menunjukkan ketertinggalannya dengan kemajuan yang dicapai oleh dunia luar. Akibatnya timbul gapantara pendidikan dengan tuntutan atau kebutuhan yang ada di masyarakat. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa pengangguran tidak bisa dihindari lagi. Pendidikan belum sepenuhnya menjadi media yang mampu menterjemahkan makna belajar. Hal ini karena makna belajar yang sesungguhnya adalah melakukan sesuatu, kemudian membebaskan diri dari situasi atau tekanan yang diakibatkan ketidaktahuan. Cara terbaik untuk mempelajari sesuatu adalah dengan melakukannya, seperti yang ditulis oleh Rex dan Carolyin Sikes: "We learn about a city from being there, not from a map or guide book. We learned to walk and talk without reading instructions or following recipes. Learning is doing something, then getting rid of the unwanted parasitic movements".

Aplikasi Belajar

Merujuk pada sekian pandangan tentang belajar bagi orang dewasa, maka yang perlu anda lakukan adalah menjadikannya sebagai konsep hidup personal yang implementatif berdasarkan situasi dan kondisi yang anda hadapi. Konsep tersebut harus diformulasikan ke dalam pemahaman khusus yang anda rasakan bekerja mengubah hidup dan situasi, seperti yang dialami Edison. Guru anda adalah situasi konkrit yang anda alami dengan materinya berupa tantangan. Inilah makna esensial dari petuah yang sering anda dengar bahwa mencari ilmu itu hukumnya wajib. Ilmu yang tidak memiliki relevansi dengan situasi hidup anda oleh karena itu menjadi tidak wajib. Bagaimana anda mendapatkannya? Ikutilah formulasi berikut:

1.

Sadari keadaan anda saat ini

Terimalah keadaan atau situasi hidup apapun saat ini dengan penuh kesadaran karena kesadaran itu akan menjadi syarat mutlak untuk menaklukkan segala tantangan yang menghadang. Jika anda menerimanya dengan kepasrahan atau penolakan maka selamanya keadaan atau situasi yang tidak menyenangkan tidak bakal meninggalkan anda. Bahkan lambat laun menciptakan lilitan yang lebih tinggi dari kapasitas anda. Tanpa kesadaran untuk berubah, maka perubahan situasi atau kondisi eksternal hanya memberi anda perubahan dalam waktu singkat dan sisanya anda kembali lagi ke format lama. Bahkan ketika anda naik jabatan mendadak, jabatan tersebut hanya anda rasakan kenikmatannya sebentar lalu anda lupa rasanya. 2.

Pahami proses

Salah satu pertanda inti dari orang dewasa adalah pemahamannya terhadap bagaimana dunia konkritnya bekerja. Dengan memahami bagaimana sesuatu bekerja menurut hukum alamnya, maka akan membuat anda menjadi bijak menjalani hidup. Tidak lagi berpikir denganmoodatau menerjang kaidah-kaidah hidup yang benar. Di samping itu, pemahaman tersebut akan menyalurkan energi positif ketika proses sedang anda jalani. Di sinilah yang membedakan apakah anda merasakan tantangan sebagai proses untuk dinikmati atau proses yang anda rasakan dengan kepedihan.

3.

(11)

Setiap pekerjaan yang anda lakukan, setiap bidang yang anda geluti, setiap profesi yang anda sandang sebenarnya sudah diciptakan tangga kastanya di dalam. Termasuk seperti yang di alami kawan sopir taksi di atas. Ia boleh menjadi sopir , pedagang beras kaki lima, penjual es keliling selamanya meskipun tetap terbuka lebar peluang untuk menjadi manajer atau direktur bahkan pemegang saham di suatu perusahaan. Tangga kasta itulah yang menjadi simbol status anda. Dengan aplikasi prinsip belajar, maka hidup adalah realisasi gagasan, bukan lagi intimidasi orang atau keadaan. Tetaplah berjuang untuk hidup dengan imajinasi anda bukan hidup di dalam sejarah masa lalu atau jebakan realitas sementara.

Dengan memahami makna belajar diharapkan anda dapat menjalani hidup anda dengan penuh sukacita dan tidak didasarkan atas unsur keterpaksaan dan kepasrahan. Terlepas apapun profesi yang anda geluti, baik yang sesuai dengan latar belakang akademik maupun tidak, kesuksesan anda akan sangat tergantung pada bagaimana anda memahami hal tersebut sebagai suatu proses belajar. Semoga berguna.(jp)

_____________________________

Memahami Bagaimana Virus Kegagalan

Berproses

Oleh:Ubaydillah, AN Jakarta, 28 November 2002

Dalam perjalanan hidupnya setiap orang pasti pernah mengalami apa yang disebut sebagai kegagalan. Bahkan semakin sukses seseorang maka semakin sering orang tersebut mengalami berbagai kegagalan. Perbedaannya adalah pada orang-orang yang dikenal "sukses", mereka mampu menyadari akan kegagalan tersebut lalu segera membenahi diri dan menyusun rencana baru. Sebaliknya bagi orang-orang yang "gagal", mereka tidak menyadari akan kegagalan tersebut, cenderung terlena, tidak membenahi diri dan takut memulai sesuatu yang baru lagi. Selain itu orang-orang gagal cenderung terjebak dalam pola pikir negatif dan tidak mampu keluar dari lingkungan yang negatif. Apakah kegagalan terjadi dalam waktu yang tiba-tiba atau kah sama dengan apa yang disebut kesuksesan yang biasanya baru bisa dicapai setelah berjuang dalam kurun waktu tertentu dan terus-menerus? Lalu bagaimana kita harus menyiasati hal ini sehingga kita memiliki kemampuan untuk menyadari adanya "virus-virus" kegagalan yang menggerogoti kita secara perlahan-lahan? Artikel singkat ini ingin menjawab kedua pertanyaan tersebut sekaligus memberikan alternatif solusi yang bisa anda lakukan agar anda tidak terjebak dalam pilihan-pilihan yang akan membawa anda kepada kehancuran.

Dua Hukum

Ada dua hukum yang berlaku di planet bumi ini. Pertama, hukum buatan manusia dan kedua, hukum alam. Hukum yang pertama menerima rekayasa, tawar-menawar, dan pembalasan bagi yang melanggarnya pun masih dapat diatur. Hukum kedua amat berbeda dengan hukum pertama. Hukum yang kedua bersifat pasti dan tidak menawarkan kesempatan negosiasi bahkan belas kasihan pun tidak. Jika anda melanggarnya, baik anda tahu atau tidak tahu, sadar atau tidak sadar, maka balasannya pasti akan anda terima sesuai dengan pelanggaran tersebut. Hanya saja balasan itu bersifat tersembunyi dan tidak anda rasakan seketika sehingga sangat mungkin sekali terjadi kelengahan dalam jumlah yang tidak terhitung.

Bentuk kelengahan yang tidak disadari itulah yang disebut dengan virus kegagalan. Mengapa disebut virus kegagalan? Karena ibarat virus yang hidup di dalam tubuh seseorang dan menggerogoti tubuhnya secara tahap demi tahap, demikian pula kelengahan yang tidak disadari berproses terus-menerus melalui keputusan, pilihan atau pun tindakan yang dibuat oleh seseorang tanpa sadar akan pembalasan akhir atau dampaknya dalam jangka panjang.

Proses

Untuk mengetahui bagaimana virus kegagalan berproses di dalam diri anda, berikut adalah kunci utama yang perlu dipahami.

Tidak Adanya Kesadaran akan Pembalasan Akhir

(12)

pembalasan akhirnya. Dalam istilah psikologi dapat dikatakan bahwa kegagalan adalah akibat

ketidakmampuan individu dalam memahamirewarddanpunishmentdari tindakan yang dilakukannya. Contoh paling gampang yang dapat dijadikan sebagai ilustrasi tentang hal ini adalah perilaku menabung sejak kecil. Orang yang mau menabung pasti menyadari betul bahwa perilakunya tersebut akan

menghasilkanrewardberupa keamanan uang simpanan, memperoleh bunga, jumlah uang yang terus bertambah dan kemudahan hidup di hari tua. Sebaliknya orang yang tidak berpikir untuk menabung sejak kecil maka mungkin tidak sadar bahwa ia pasti akan mendapatkanpunishmentberupa tidak adanya uang simpanan yang cukup untuk hari tua, tidak memperoleh bunga, dsb. Semua orang tentu sudah tahu bahwa pembalasan itu biasanya terjadi di bagian akhir, namun sayangnya tidak banyak orang yang waspada atau elingdengan kondisi tersebut. Kegagalan berproses ketika anda dan kesadaran anda dalam kondisioffline ataudisconnectedterhadap adanya hukum pembalasan akhir sehingga anda seringkali mengakhiri dengan paksa sesuatu yang telah anda awali dengan sangat cemerlang. Putus asa di tengah jalan, mempertahankan kesalahan dengan mengedepankan sikap egoisme, mencari sesuatu di tempat lain yang sebenarnya sudah anda miliki atau mengumbar pengembaraan yang masih penuh dengan asumsi adalah sejumlah contoh ketidaksadaran tersebut. Kesadaran untuk selaluon-linedengan hukum pembalasan akhir tidak tergantikan olehskillatau sertifikat akademik apapun yang anda miliki. Buktinya, banyak orang yang anda lihat skill-nya terbatas akan tetapi bisa hidup mandiri dengan keterbatasan itu sementara tidak sedikit para

penganggur yang mestinya telah dibekali kemampuan dan ketrampilan akademik tinggi tetapi tidak bisa mandiri. Mengapa? Kemandirian adalah balasan akhir bagi orang yang pernah memulai sesuatu! Anda membutuhkan ketrampilan mental untuk membunuh virus kegagalan yang meracuni tubuh anda di samping tetap membutuhkanjob skillsebagai penghantar langkah anda menuju kesuksesan..

Belenggu Imajinasi

Tidak main-main jika ilmuan sekaliber Einstein mengakui bahwa imajinasi lebih penting dari pengetahuan karena kekuatannya yang begitu dominan membentuk diri anda dalam kaitan gagal dan sukses. Mayoritas manusia dipenjara oleh imajinasi kegagalan tentang dirinya, imajinasi kesengsaraan hidup dan imajinasi negativitas kehidupannya secara umum.Memang faktanya hampir tidak ditemukan kesuksesan yang tidak diawali dengan kegagalan, hanya saja bukan di situ esensinya. Jika anda gagal kemudian kegagalan tersebut anda jadikan stempel terhadap diri anda entah dengan sengaja atau tidak, maka stempel itulah yang menciptakan kegagalan demi kegagalan berikutnya. Karena baik kegagalan atau kesuksesan, keduanya bukanlah materi riil akan tetapi lebih pada persoalanthe way of thinking, senses of seeing, sense of feeling,atau sistem keyakinan yang anda anut. Jadi ketika anda menghembuskan imajinasi negatif tentang kegagalan terhadap sesuatu yang ingin anda wujudkan, imajinasi tersebut mengudara di alam ini lalu ditangkap oleh hukum gravitasi bumi yang kemudian menjadi

kenyataan di dalam kehidupan anda. Gambaran mengenai hal ini bisa anda pelajari dari kenyataan bahwa semua kreasi diciptakan dari dua hal yaitu penciptaan mental berupa imajinasi atau ide atau gagasan baru kemudian penciptaan fisik.

Lingkungan Negatif

Pernahkah anda mengamati kenyataan bahwa setiap diadakan pertemuan orang-orang sukses, pasti sebagian besar di antara mereka sudah saling mengenal sebelumnya baik secara langsung atau tidak langsung. Apa yang anda pahami dari kenyataan tersebut? Jawabnya: mereka dibesarkan oleh dan di dalam lingkungan yang sama atau hampir sama.

Belajar dari kenyataan tersebut, maka pilihlah lingkungan positif atau berusahalah dengan keras untuk menciptakannya sendiri jika anda belum menemukan. Ingatlah bahwa lingkungan juga memproduksi stempelnya sendiri dan lingkungan juga memiliki hukum alamnya sendiri. Ketika anda masuk ke lingkungan tertentu, maka hukum yang berlaku adalah hukum alam kolektif tertentu seperti kerja sama, kemitraan, persahabatan, percintaan, permusuhan atau lainnya. Maka sama dengan kegagalan, kesuksesan pun tidak mungkin dihasilkan hanya oleh seorang diri.

Lingkungan yang sudah diwarnai muatan negatif sama bahayanya dengan ideologi terlarang. Bedanya, penyebar ideologi terlarang bisa langsung dijebloskan ke penjara tetapi penyebar pikiran negatif ada di sekeliling anda dan bisa jadi keberadaannya sangat dekat sekali dengan anda bahkan termasuk di dalam diri anda.

(13)

tingkatkan kewaspadaan diri untuk mendeteksi adanya virus kegagalan tersebut sebelum ia sempat menggerogoti anda. Semoga berguna. (jp)

_____________________________

Memahami Cara Mewujudkan Suatu

Gagasan

Oleh:Ubaydillah, AN Jakarta, 18 Desember 2002

Setiap individu pasti pernah memiliki gagasan atau ide. Bahkan dalam kenyataan banyak ditemui bahwa satu orang mungkin bisa memiliki puluhan gagasan sekaligus. Tanpa memandang tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi sebuah gagasaan akan muncul manakah seseorang dihadapkan pada suatu tantangan atau berada dalam suatu lingkungan baru. Namun dari sekian banyak orang yang memiliki gagasan, hanya sedikit saja yang mampu mewujudkan gagasan tersebut menjadi suatu hasil karya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungannya.

Pertanyaannya adalah mengapa tidak semua orang bisa mewujudkan gagasan atau ide tersebut menjadi kenyataan? Tahapan apa saja yang harus dilalui agar gagasan yang cemerlang dapat terwujudkan dan berguna bagi kesejahteraan individu? Artikel singkat ini ditulis untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Menjadi Awal

Gagasan adalah bukan ‘sesuatu’ tetapi ia menjadi awalnya. Mirip angka nol yang menjadi awal seluruh hitungan tetapi ia tidak memiliki makna hitungan apapun kecuali jika ia berasosiasi dengan angka lain. Begitu juga dengan gagasan anda. Tanpa diasosiasikan dengan perangkat lain, gagasan akan tetap selamanya menjadi gagasan. Maka tugas anda yang paling utama adalah menjadi pejuang gagasan anda, bukan sekedar memilikinya.

Kesalahan umum yang sering terjadi adalah gagasan ditempatkan sebanding dengan sesuatu hingga akhirnya mengakibatkan gagasan tersebut menemui ajal sebelum waktunya. Anda merasa cukup berhenti dengan memilikinya tanpa perjuangan untuk mewujudkannya atau memilih untuk membunuhnya sebelum dikeluarkanjudgment lingkungan bahwa gagasan anda tidak akan hidup. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka sembunyikan gagasan anda dari siapapun sebelum anda menemukan cara bagaimana gagasan tersebut bisa direalisasikan supaya tidak langsung menjadi santapan virus lingkungan. Tahapan

Bagian dari perjuangan terhadap gagasan adalah memahami bagaimana ia bekerja sesuai dengan hukum alamnya sehingga anda menjadi sadar (aware)terhadap sesuatu yang terjadi pada diri anda selama menjalani proses. Tanpa pemahaman yang cukup, maka akan mengakibatkan bongkar pasang gagasan atau cepat tergoda oleh gangguan eksternal yang menggerogoti kegigihan anda memperjuangkan gagasan tersebut. Berikut adalah tahapan proses yang ditempuh gagasan menuju realisasi fisiknya.

Tindakan

Jika gagasan masih berupa angka nol, bukan sesuatu, maka tindakan adalah angka satu yang berarti sesuatu. Temukan format tindakan tertentu yang menjadi padanan fisik gagasan anda atau yang

(14)

berarti bahwa tindakan tersebut sia-sia. Dalam hal ini masalahnya lebih pada suatu tindakan yang efektivitas dan efisiensi. Agar tidak kehilangan relevansi, maka janganlah menjadikan tindakan atau aktivitas atau kesibukan sebagai tujuan, sebaliknya letakkan semua pada perspektif masing-masing secara benar. Tujuan adalah hasil sedangkan tindakan merupakan media untuk mencapainya.Katakanlah jika anda sudah memiliki tujuan, target atau tujuan mikro, dan tindakan, maka pertanyaannya, sejauhmana masing-masing komponen tersebut berfungsi mengarah pada titik fokus anda. Atau lebih singkatnya, sejauhmana aktivititas anda mampu menghasilkanassetbagi hidup anda? Tidak cukup dengan menjaga relevansinya saja, tindakan pun perlu bahan bakar yang dihasilkan dari kematangan spektrum emosi. Kuncinya terdapat pada penggunaan pilihan positif bagi keyakinan, pikiran, mental, sikap, atau perasaan anda. Dengan pilihan tersebut anda mampu mengatasi tantangan atau godaan yang mayoritasnya berupa keragu-raguan,

pesimisme, rasa tidak berdaya atau“The I cannot attitude”, malas, pengecut, atau kekerdilan harga diri yang seringkali muncul di tengah perjuangan hidup anda.

Interaksi

Jika tindakan berupa angka satu, maka interaksi adalah angka dua. Maksudnya, anda harus menemukan pasangan dari kelompok yang anda pilih untuk merealisasikan gagasan anda. Alasannya sangat jelas, bahwa pertama, anda tidak bisa menjadi hebat di atas gagasan anda dengan seorang diri, dan kedua, semua yang ingin anda wujudkan dengan gagasan tersebut berada di tangan orang lain. Itulah betapa penting peranan interaksi. Riset international membuktikan bahwa keberhasilan suatu gagasan seseorang ditentukan oleh keahlian tekhnis dan keahlian bagaiman anda menciptakan interaksi. Keahlian tekhnis memegang peranan lima belas sampai dua puluh lima persen dan sisanya interaksi. Tanpa interaksi maka mustahil diciptakan kreasi atau prestasi dari gagasan anda. Oleh karena itu keberhasilan suatu gagasan tidak bisa didasarkan dari sudut merah-putih, atau benar-salahnya akan tetapi dari cara bagaimana gagasan itu diinteraksikan ke pikiran orang lain. Interaksi menciptakanexperiencingdalam halbusiness of sellingyang di dalamnya mengandung theskill of leadership, the art of networking, marketing, danpromotionyang dibutuhkan layaknya seorang pejuang. Bisa dibayangkan jika Soekarno atau Mahatma Gandhi tidak didukung oleh rakyatnya, bahkan Bill Gate pun bukan manusia pengecualian jika penemuannya tidak mendapat sambutan dari orang banyak untuk sama-sama merealisasikan penggunaansoftwarekomputer yang digagasnya.

Kreasi

Kreasi adalahmoment of “Aha”yang merupakan angka tiga di mana gagasan anda telah menemukan padanan fisiknya atau sudah bisa bekerja untuk kehidupan anda. Kemerdekaan yang diciptakan Gandhi adalah kreasi termasuk juga putra-putri anda atau pekerjaan yang sekarang menopang hidup anda. Semua itu tercipta setelah muncul gagasan, tindakan, dan interaksi entah dalam bantuk polarisasi, integrasi atau kontradiksi [baca: paradoks] seperti seorang bayi yang pasti dilahirkan dari proses interaksi lawan jenis. Di jagat raya ini hampir tidak ada yang menyamai kedahsyatan gagasan yang telah menemukan padanan fisiknya. Untuk memperoleh pemahaman ini anda tidak perlu harus membuka lembaran sejarah yang telah dipenuhi prestasi spektakuler para nabi yang berjuang dengan gagasannya ratusan tahun lalu dan hingga kini masih diperjuangkan pengikutnya, ilmuan atau industrian yang hasil jerih payahnya telah dimasukkan ke dalam asset dunia, atau nenek moyang keluarga kerajaan Inggris dan Saudi yang seakan-akan direlakan oleh bangsanya untuk memiliki suatu negara tanpa batas. Di sekeliling anda masih banyak manusia yang asal mulanya biasa-biasa tetapi kemudian dibedakan dengan kreasinya sehingga ia tidak hanya sekedar menjadisomeonebagisomeoneakan tetapi menjadi "world"bagi banyaksomeone. Banyak kepala keluarga yang menjadiworldbagi putra-putrinya,demikian pula seorang pengusaha sukses yang menjadiworldbagi banyak karyawannya. Sekali lagi, itulah gagasan yang telah menemukan padanan fisiknya.

Tetapi jangan berpikir ke tahap kreasi jika anda sudah memilih takdir untuk menjadi pejuang gagasan orang lain alias pengikut. Kedahsyatan kreasi ditentukan oleh seberapa dalam kreasi tersebut menjadi representasi dari orisinilitas anda sehingga ia memiliki akar kokoh ke tanah terlepas di bidang apapun kreasi anda diimplementasikan. Dengan kata lain, kreasi adalah tahapan dari self–realization dan self - actualization yang ditandai dari start di mana kaki anda tidak ragu-ragu lagi menginjak di atas tanah realitas atau di mana keyakinan anda sepenuhnya diberangkatkan dari dalam ke luar.

(15)

Memaknai Peristiwa Hidup

Oleh:Ubaydillah, AN

Jakarta, 12 Mei 2003

“Every adversity, every unpleasant circumstance, every failure, and every physical pain carries with it the seed of an equivalent benefit”. (Ralp Waldo Emerson)

Kalimat bijak diatas mungkin sangat mudah dimengerti. Tetapi ketika mengalami kegagalan maka hanya sedikit individu yang bisa mengaplikasikan makna yang terkandung dalam kalimat tersebut. Sama halnya

dengan kata bijak yang lain: "Kegagalan adalah sukses yang tertunda". Benarkah? Gagal & Sukses

Jika kita mengacu pada kisah kehidupan orang sukes yang kita kenal dan diperkenalkan oleh sejarah maka cenderung diperoleh kesimpulan yang sama bahwa kegagalan adalah peristiwa potensial yang bersifat netral,‘hidden potential events’yang tidak memiliki makna tertentu kecuali setelah diberi pemaknaan oleh kita: nasib, takdir, siksaan, cobaan, tantangan atau pelajaran. Apapun makna yang dibubuhkan pada akhirnya akan kembali pada formula bahwa hidup ini lebih pada memutuskan pilihan dan merasakan konsekuensi. Berdasarkan hidden potential events tersebut maka bisa dimengerti jika Abraham Lincoln baru mencapai cita-cita politiknya pada usia 52 tahun; Soichiro Honda yang sampai cacat tangannya gara-gara mendesain piston; atau Werner Von Braun penemu roket yang menyebut angka kegagalan 65.121 kali. AMROP International, perusahaan pencari eksekutif senior yang berkantor di 78 negara di dunia termasuk Indonesia, pernah mengeluarkan catatan tentang fluktuasi emosi pencari kerja dari sejak di-PHK sampai menemukan pekerjaan baru. Dihitung, fluktuasi naik-turun itu terjadi sebanyak 26 kali dengan asumsi waktu minimal enam bulan. Pendek kata, gagal dan sukses adalah ritme hidup yang tidak terpisah dari kehidupan semua orang. Lalu apa pembeda antara perjuangan tiada akhir (unstoppable)yang menghasilkan para "pengubah" dunia dengan perjuangan yang dikalahkan rasa putus asa karena kegagalan yang barangkali terjadi hanya sepersekian persen?

Menyikapi Kegagalan

Penyikapan individu pada momen di mana kegagalan terjadi dapat dibedakan sebagai berikut: 1.

Membiarkan

Model penyikapan ini adalah menerima kegagalan dengan kualitas yang rendah berupa membiarkan saja semua terjadi. Sikap ini dihasilkan dari mentalitas yang rendah untuk mendobrak keadaan karena tidak memiliki kemauan yang dibangkitkan di dalam untuk menemukan penyebab yang rasional. Bisa jadi kemauan itu erat kaitannya dengan level pengetahuan dan harapan yang dimiliki orang. Karena jawaban rasional tidak ditemukan, maka cara tunggal yang digunakan untuk memaafkan sikap demikian adalah menempatkan kegagalan dalam wilayah hidup yang tak tersentuh oleh upaya dirinya dengan meyakini titah takdir atau nasib.

2. Menolak

Model penyikapan kedua adalah menolak kegagalan.Penolakan itu dilakukan dalam bentuk menyalahkan orang lain, keadaan atau Tuhan sekalipun, karena dirasakan tidak adil memberi perlakuan. Biasanya penolakan itu terjadi akibat keseimbangan hidup yang kurang mendapat perhatian di tingkat intelektual, emosional atau spritual. Meskipun kegagalan dapat dilumpuhkan, tetapi akibat penolakan yang dilakukan, keseimbangan antara usaha dan hasil tidak sebanding. Jika diambil perumpaan maka model hal ini adalah ibarat orang membunuh nyamuk dengan sepucuk pistol.

3.

Menerima

(16)

"There are two primary choices in life: to accept conditions as they exist, or accept the responsibility for changing them."

Munculnya penyikapan yang beragam di atas tidak terjadi secara take for granted begitu saja tetapi dibentuk oleh sekian faktor antara lain:

a.

Lingkungan

Termasuk dalam kategori lingkungan adalah keluarga, masyarakat dan bangsa di mana kita menjadi salah satu komponen yang ikut mempengaruhi dan dipengaruhi. Kualitas model penyikapan lingkungan terhadap persoalan hidup secara umum tergantung tingkat pendidikan, nilai kebudayaan, atau peradaban yang membentuknya. Orang yang dibesarkan oleh lingkungan berbeda bagaimana pun punya format pandangan berbeda tentang persoalan hidup.

b.

Sistem Struktural

Selain lingkungan, faktor sistem struktural yang mengatur organisasi, lembaga, atau perkumpulan sosial tertentu juga ikut andil terutama membentuk karakter mentalitas individu dalam menghadapi hidup dan kegagalan pada khususnya. Mentalitas tinggi akan membentuk kepribadian di mana seseorang menjadi‘the

cause’dari peristiwa hidup sementara mentalitas rendah akan membentuk kepribadian sebagai‘the effect’. c.

Personal

Meskipun tidak bisa dinafikan pengaruh yang dimiliki oleh faktor lingkungan dan sistem struktural, tetapi pengaruh tersebut hanya bersifat menawarkan dan hanya faktor personal-lah yang menentukan keputusan. Sudah jelas kita rasakan, tidak semua pengaruh itu murni negatif atau positif sehingga peranan terbesar terdapat pada kemampuan kita untuk menghidupkan tombol ‘seleksi’ dan ‘pengecualian’ dalam memilih model penyikapan untuk mendukung di antara yang bekerja untuk merusak atau mandul.

Memaknai Kegagalan

Tidaklah benar jika dikatakan bahwa ketidakmampuan seseorang mengambil manfaat darihidden potential yang terjadi dalam suatu peristiwa yang menyebabkan kegagalan semata-mata karena faktor negatif yang diwariskan oleh lingkungan atau sistem struktural yang ada dalam masyarakat. Justru yang dibutuhkan adalah bagaimana kita menciptakan model penyikapan ketiga yang dihasilkan dari pemahaman tentang cara kerja hidup dan dunia. Dalam hal memaknai kegagalan, kesengsaraan, atau peristiwa menyakitkan lainnya, maka langkah-langkah yang kemungkinan besar dapat membantu adalah:

1.

Menciptakan Kondisi

Makna tidak datang sendiri tetapi sebagai hasil yang diciptakan oleh usaha untuk menemukannya, dalam arti menciptakan kondisi dengan kesadaran bahwa kita sedang menjalani pendidikan situasi untuk mematangkan diri. Kualitas conditioning akan sebanding dengan benefit yang tersimpan di baliknya. Sebelum Ir. Ciputra bercerita riwayat hidupnya dari kecil, rasanya semua orang membayangkan betapa enaknya menjadi sosok yang menyandang sebutan maestro propertyIndonesia atau Asia Pasifik. Tetapi dengan pengakuan bahwa dirinya adalah manusia yang tidak tahu di mana seorang ayah dimakamkan oleh penjajah kala itu yang akhirnya membuat Ciputra kecil berusia 12 tahun harus hidup tanpa bimbingan ayah, barulah kita sadar bahwa balasan yang diterimanya sekarang ini adalah balasan setimpal. Bocah kecil bernama Ciputra harus jalan kaki sepanjang 7 km karena tujuannya menyelesaikan sekolah dasar. Kata kuncinya bukan pada kematian seorang ayah di sel penjara penjajah akan tetapi kesadaran bahwa dirinya harus merumuskan tujuan, visi, dan misi hidup seorang diri. Andaikan situasi serupa dihadapi oleh kita sendiri, belum tentu kita berani buru-buru membayangkan alangkah enaknya menjadi sosok Ir. Ciputra. 2.

Menciptakan Perbedaan

Model penyikapan ketiga yang membedakan model pertama dan kedua pun juga tidak disuguhkan tetapi diciptakan oleh kualitas pembeda dalam mengembangkan sembilan sumber daya inti di dalam diri yaitu:

 Sumber daya material: fisik, raga  Sumber daya intelektual: nalar

(17)

 Sumber daya verbal: komunikasi  Sumber daya social: relationship

 Sumber daya dukungan eksternal: lingkungan dan sistem struktural

Banyak hal-hal kecil yang dapat membantu memperbaiki model penyikapan tetapi luput untuk dijalankan karena sifat manusia yang ingin ‘jump to conclusion’ mendapatkan hasil yang besar. Di antaranya adalah kesadaran mendengarkan musik, olah raga, membaca, doa, meditasi, relaksasi senyuman, tepuk tangan atas keberhasilan orang lain, dan lain-lain.

3.

Menggunakan Kemampuan Baru

Hasil akhir dari pembelajaran diri dengan menjalani pendidikan situasi adalah memiliki kemampuan baru, baik kemampuan hardware skill dan software skill atau makna lain yang anda temukan. Tetapi balasan setimpal dari situasi yang kita rasakan menyakitkan adalah menggunakan kemampuan tersebut untuk menambah nilai plus,competitive advantage, diri kita bagi orang lain. Salah seorang yang pernah berhasil menggunakan kemampuan baru itu adalah prof. Hamka. Mungkin –ini hanya pengandaian –kalau tidak dijebloskan ke penjara, buku tafsir yang menjadi karya fenomenal Hamka tidak pernah rampung. Kalau tidak pernah bangkrut yang membuatnya hidup menggelandang sampai usia 40 tahun, mungkin karya berseri berjudul“The Chicken Soup for Soul” yang saat ini banyak terpampang di sejumlah toko buku di dunia tidak akan dihasilkan oleh Mark Victor Hensen.

Tentu bukan penjara atau hidup menggelandang yang membuat kedua sosok di atas merasakan balasan setimpal, tetapi pembelajaran diri dalam memaknai setiap peristiwa hidup yang terjadi justru menjadi kunci untuk mengembangkan sumber daya di dalam diri masing-masing dan hasilnya digunakan demi kesejahteraan orang banyak.

Akhir kata, sebaik-baiknya seseorang maka akan sangat baik jika ia dapat belajar dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa hidup guna memberikan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Selamat menemukan makna dari peristiwa hidup yang anda alami guna menciptakan competitive advantagebagi diri sendiri dan bermanfaat bagi kesejahteraan orang banyak.(jp)

_____________________________

Membaca/Memahami esai

Nothing in logic is accidental Ludwig Wittgenstein

1889 - 1951

Proses yang bagus ini dapat diterapkan untuk membaca buku, bab dalam buku, artikel

dan lainnya yang berhubungan dengan membaca. Artikel ini diadaptasi dari tulisan M.

Les Benedict, Jurusan Sejarah, Ohio State University, atas seijinnya.

Apa Judulnya?

Apa yang dapat ditangkap dari judulnya mengenai isi esainya?

Apa yang telah kamu ketahui tentang topiknya?

Apa yang kamu harapkan dari esai ini - apalagi setelah diketahui kapan ditulis dan siapa

penulisnya? (lihat poin pertanyaan berikut)

Kapan Esai Ditulis?

Apakah kamu mengetahui sesuatu hal sehubungan dengan literatur historis topik tersebut

pada saat esai ditulis?

Bila ya, apa yang kamu harapkan dari esai ini?

(18)

Apa yang menjadi prasangka penulis?

Apakah kamu mengetahui karya-karya lain penulis yang sehubungan dengan topik esai

tersebut?

Baca esainya, tandai informasi yang penting bagimu.

Ketika teks yang kamu baca memberikan informasi penting, tandai dan beri catatan:

Apa sebenarnya topiknya?

Bagaimana topik tersebut berhubungan dengan judul?

Apa poin-poin utamanya - kalimat pokoknya?

Bukti-bukti apa yang diberikan penulis untuk mendukung kalimat-kalimat pokok?

Informasi faktual apa yang ingin kamu simpan?

Apakah dalam esai terdapat deskripsi yang bagus tentang sesuatu yang kamu ketahui,

atau tidak ketahui, di mana kamu ingin selalu mengingat lokasinya? Bila ya, tandailah.

Bila untuk penelitian, buatlah catatan riset pada deskripsi tersebut.

Apakah penulis mengutip beberapa sumber yang ingin kamu simpan untuk referensi di

masa mendatang? Bila ya, tandailah. Bila untuk penelitian, buatlah daftar pustaka, tidak

peduli sekarang atau nanti kamu melakukan review artikel dari kutipan tersebut.

Setelah selesai membaca esai, pikirkan:

Apa yang telah kamu pelajari?

Bagaimana esai ini berhubungan dengan apa yang telah kamu ketahui?

Apakah kamu telah mendapatkan argumen yang mendukung esai tersebut?

Seandainya kamu tahu tentang topik esai, apakah kamu berpendapat bahwa poin-poin

utamanya sudah tepat walaupun argumennya kurang meyakinkan?

Apakah kamu dapat memikirkan informasi yang membuatmu ragu terhadap poin-poin

utamanya walaupun argumennya sangat meyakinkan?

Bagaimana esai ini berhubungan dengan artikel atau esai lain yang telah kamu baca bila

dilihat dari literatur historisnya?Artikel ini sebenarnya ditujukan untuk mahasiswa

Amerika Serikat karena lingkungan kelas yang digunakan adalah kelas-kelas sekolah di

Amerika. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan beberapa tips yang akan

dicantumkan dalam artikel tersebut bermanfaat bagi para mahasiswa Indonesia.

Dibandingkan dengan kelas-kelas di negara lain, kelas di Amerika Serikat cenderung

lebih informal. Namun, ada beberapa aturan dasar yang sebaiknya dilakukan oleh para

mahasiswa:

Sebelum kelas

Kerjakan PR-mu!

Bacalah dengan kritis, dan bentuk sendiri pendapatmu.

Review catatanmu.

Catatan yang digunakan adalah catatan dari pelajaran sebelumnya dan pelajaran hari ini.

Bicarakan dengan dosenmu bila kamu mengalami kesulitan belajar

Fokuskan pada tugas sebelum kelas

Luangkan waktu sebentar untuk mengumpulkan ide-ide pikiran dan persiapkan dirimu

untuk topik pembicaraan hari ini.

Tulis pertanyaan atau sanggahan yang muncul dalam pikiran pada bagian atas kertas

catatanmu yang berguna untuk:

persiapan untuk tes yang akan datang, pemahaman konsep tertentu, mendapatkan dasar

pengertian suatu topik, pemahaman atau review bacaan topik.

(19)

Datanglah tepat waktu.

Dosen tidak menyukai mahasiswa yang datang terlambat.

Tempatkan diri kamu dalam kelas agar dapat memfokuskan diri pada topik hari ini.

Cari posisi yang bagus untuk: mendengarkan, bertanya, melihat materi yang

dipresentasikan, diskusi - tidak hanya dengan dosen, tapi juga dengan teman kelas.

Hindari gangguan yang mungkin akan membuyarkan konsentrasimu (melamun,

melihat-lihat sekeliling kelas, bicara dengan teman, tukar-menukar "bahasa tulis", tidur-tiduran).

Evaluasi ketika mendengar:

putuskan mana yang penting dan sebaiknya dicatat dalam buku dan mana yang tidak.

Dengarkan selama beberapa waktu dulu sampai kamu yakin mengerti tentang apa yang

dikatakan sebelum mencatat.

Mintalah penjelasan lebih lanjut bila bingung atau tidak mengerti (tapi bertanyalah ketika

dosen sedang berhenti berbicara).

Review tujuanmu untuk pelajaran hari ini selama kelas berlangsung:

Apakah tujuanmu berhubungan dengan penjelasan pembukaan dari dosen?

Apakah pelajaran yang berlangsung menyimpang dari tujuan semula, tujuanmu atau

tujuan dosen?

Tuliskan daftar yang patut kamu kerjakan, termasuk: tugas-tugas, review konsep sulit,

bergabung dengan kelompok belajar, membuat temu janji dengan teman belajar, asisten

atau dosen.

Salah satu sumber yang sering dicari adalah teman sekelas yang dianggap mampu

menyerap dan mengerti pelajaran hari ini. Mintalah bantuan padanya bila dirasa tidak

menganggu.

Secara periodik, tanyalah pada dirimu sendiri apakah pelajaran yang kamu dapatkan

sesuai dengan tujuanmu.

Bila kamu merasa tidak puas dengan sebuah kelas atau sebuah mata kuliah pada

umumnya, buatlah temu janji dengan dosenmu dan bicarakan harapan-harapanmu.

Seawal mungkin, semakin baik.

Saran-saran untuk memperbaiki website ini

(dengan halaman yang dimaksud)

---Membangun Kepemimpinan Hidup

Oleh:Ubaydillah, AN

Jakarta, 13 Maret 2003

(20)

Setiap orang ditakdirkan menjadi pemimpin meskipun pada saat yang sama setiap orang membutuhkan pemimpin ketika ia harus berhadapan untuk menciptakan solusi hidup di mana kemampuan, keahlian, dan kekuatannya dibatasi oleh sekat yang ia ciptakan sendiri dalam posisinya sebagai bagian dari komunitas. Tidak saja negara yang diwarnai demontrasi brutal, tetapi institusi keluarga pun jika kepemimpinan tidak ditemukan, maka kesanggupannya hanya melahirkan bayi-bayi biologis tanpa warisan nilai.

Seberat apapun tugas anda sebagai pemimpin, terlepas dari formal non formalnya atau skala besar -kecilnya, maka yang perlu anda lakukan adalah menciptakan persiapan sempurna menjelang peluang menjadi pemimpin datang. Persiapan adalah bagian dari solusi mental sebelum solusi konkrit harus anda lakukan. Bahkan seringkali peluang apapun baru bisa anda dapatkan setelah anda memiliki persiapan mental yang layak untuk menerimanya. Sayangnya bagi sebagain besar individu terkadang justru peluang yang dikejar habis-habisan sementara persiapan mental tidak dilakukan. Contoh kecil misalnya saja dalam pernikahan. Kenyataannya, faktor yang menjadi tolak ukur bagi suatu pernikahan bukanlah usia atau materi meskipun keduanya syarat mutlak, tetapi tetapi lebih itu adalah persiapan untuk menerimamomenttersebut. Menyangkut masalah persiapan maka pilihan sepenuhnya berada di bawah kontrol anda; apakah anda mempersiapkan diri sebagai pemimpin atau sama sekali tidak mempersiapkannya. Momenttersebut akan menjemput anda dan konsekuensinya tergantung dari pilihan yang anda ciptakan. Karena kepemimpinan hidup berupa achievement, bukan gift, maka yang perlu anda persiapkan adalah melakukan perbaikan kepemimpinan dari dalam diri anda. Tentang bagaimana proses alamiah yang harus anda jalani, ikutilah beberapa langkah berikut:

1.

Belajar Siap Dipimpin

Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya memberikan dua pilihan antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan kapabilitas, kualitas, dan kekuatan anda. Kekacauan akan segera terjadi ketika anda dipimpin tetapi melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan pemimpin atau sebaliknya. Untuk menjadi pemimpin, maka anda harus mengawalinya dengan kesiapan untuk mau dipimpin. Dalam organisasi, bawahan yang tidak siap dipimpin akan kehilangan kesempatan emas untuk mempelajari bagaimana kelak ia akan menjadi seorang pemimpin. Seluruh waktu dan energinya dihabiskan hanya untuk menciptakan reaksi-reaksi sesaat yang sia-sia. Di bidang politik seringkali terjadi kepemimpinan yang diraih dengan cara yang melupakan proses kesiapan dipimpin akan berakhir dengan cara yang sama dengan ketika ia mendapatkannya. Sebelum anda memimpin orang lain, maka wujud dari kesiapan untuk dipimpin adalah begaimana memimpin diri anda (Personal Mastery). Wilayah yang harus anda kuasai adalah self understanding (pemahaman diri) dan self management (pengelolaan diri) yang meliputi perangkat nilai hidup, tujuan hidup, misi hidup anda. Kedua kemampuan tersebut akan mengantarkan anda menuju pola kehidupan beradab dan efektif. Dengan kata lain,self understandingdanself managementpada saat anda dipimpin akan menciptakan tradisi hidup sehat di mana fokus adalah tujuan akhir, bukan lagi egoisme posisi jangka pendek tetapi realisasi misi. Jika tujuan akhir anda adalah kemajuan dan kebahagian, maka tinggalkan tradisi "Ngerumpi" tentang begitu jelasnya kesalahan hidup yang dilakukan oleh pemimpin anda sehingga akan menjadikan anda kabur melihat sesuatu yang perlu anda lengkapi untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

2.

Belajar Mampu Memimpin

Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-formal, perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai sumber solusi suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa solusi bukan masalah yang ia rasakan. Maka syarat mutlak yang bersifat fundamental adalah memiliki paket keahlian dan paket kekuatan. Paket keahlian merujuk pada kualitas personal yang sifatnya internal mulai dari skill, knowledge, attitude, atau lainnya sedangkan paket kekuatan merujuk padapower yang bisa berbentuk kekayaan,networking, atau mungkin kekuatan fisik. Keahlian berguna untuk memimpin kelompok ahli sementara kekuatan berguna untuk memimpin khalayak umum. Kedua paket tersebut yang menjadikan pemimpin sebagai pemilik suatu urusan bukan lagi menjadi bagiannya, mulai dari urusan pribadi, khalayak,system, atau kiblat hidup orang banyak. Karena sebagai pemilik urusan, maka harga seorang pemimpin senilai dengan harga jumlah orang - orang yang dipimpinnya. Satu Mahatma Gandhi atau satu Soekarno nilainya sama dengan jutaan manusia yang mengkuasakan urusan kehidupan kepadanya. Di dunia ini tidak ditemukan calon pemimpin yang siap pakai. Tetapi bisa diselesaikan dengan cara belajar mengembangkan diri. Pemimpin yang berhenti mengembangkan keahlian dan kekuatannya maka akan muncul fenomena di mana tantangan

(21)

sehingga akan cepat sampai pada titik di mana ia harusdi-disqualified-kanuntuk segera diganti. Mengapa? Karena semua keputusan yang dihasilkan dari kepemimpinannya ibarat bumbu ayam goreng yang hanya dipoleskan pada permukaan sehingga rasanya tidak menyeluruh atau meresap hingga ke dalam daging ayam tersebut. Setiap orang tua pernah menjadi anak-anak, setiap atasan pernah menjadi bawahan tetapi tidak semua orang tua dan atasan mampu memimpin ketika ia dinobatkan menjadi pemimpin. Banyak alasan mengapa hal itu terjadi yang antara lain karena keputusan kepemimpinannya kehilangan konteks atau keahlian dan kekuatan memimpin yang digunakan sudah tidak lagi berlaku pada zamannya alias sudah kadaluwarsa. Ketika anda memimpin pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi bawahan; ketika anda menjadi atasan jangan lantas melupakan bagaimana anda dahulu menjadi bawahan. Selain itu gunakan keahlian dan kekuatan yang masih relevan untuk kondisi saat itu.

3.

Materi Kepemimpinan

Institusi atau organisasi apapun yang anda pimpin, termasuk kehidupan anda, membutuhkan materi yang bisa dipelajari untuk kemudian diajarkan kepada pihak yang anda pimpin. Karena semua orang sudah ditakdirkan menjadi pemimpin, maka secara pasti anda memiliki materi kepemimpinan hidup yang bisa diajarkan. Kendalanya, di manakahfilemateri hidup itu anda simpan? Filing materi yang tidak sistematik akan menyulitkan anda untuk me-recall-nya ketika materi tersebut harus anda ajarkan. Karena tidak anda temukan file-nya, maka setiap kesalahan orang yang anda pimpin akhirnya diselesaikan tergantungmood. Kenyataan membuktikan, ketika orang tua tidak menemukan file materi untuk diajarkan kepada putra-putrinya; ketika atasan tidak menemukanfilemateri untuk diajarkan kepada bawahannya, maka putra-putri atau bawahan anda akan diajar oleh pihak lain. Hal ini tidak menjadi masalah selama pengajaran pihak lain mendukung harapan anda, tetapi bagaimana kalau pengajarannya bertentangan seratus persen dengan nilai, keyakinan, visi, misi anda? Bukan lagi sekedar persoalan yang pantas disalahkan tetapi juga terkadang memalukan. Putra-putri perlu dididik, bukan sekedar diberi makan; bawahan perlu diberdayakan, bukan sekedar diawasi sebab anda di mata mereka adalah pemimpin yang berarti "The world".Di bidang bisnis anda pasti sudah mengenal produk perusahaan raksasa bernama Coca Cola, di mana Roberto Goizueto menjadi CEO-nya. Sebagai CEO, ia dikenal sebagai sosok yang sering menceritakan kepada bawahan mengenai bagaimana kehidupan pribadinya di masa muda bersama sang kakek yang menekankan pentingnyacash flowdan kesederhanaan. Begitu juga Phil Knight, CEO dan Chairman NIKE, yang selalu mengobarkan semangat kemenangan perusahaan yang dipimpinnya itu. Di bidang politik, Martin Luther yang dengan pidatonya berjudul"I Have a Dream"telah memobilisasipower imagemengenai kesetaraan kulit hitam dan putih di Amerika. Noel M. Tichy dalam artikel yang diterbitkan oleh The Drucker Foundation and Jossey-Bass, Inc, 1997, menyebutnya dengan istilah"The Power of Story Telling".Bagi orang tua, materi yang anda ajarkan kepada putra-putri itu punya daya akses langsung ke karakter melalui alam bawah sadar. Inilah sebenarnya makna yang harus dipahami ketika anda setuju bahwa keluarga punya peranan penting membentuk karakter anak. Terkadang anda tertipu dengan rule of habityang sudah habis masa berlakunya yang mengatakan bahwa buah akan jatuh tidak jauh dari pohonnya. Padahal ada angin kencang yang membawa buah itu jatuh ke tempat yang jauh dari pohonnya. Ini berlaku juga untuk wilayah lain mulai dari bisnis, politik, pendidikan dan lain-lain. Oleh karena itu siapkan diri anda dengan materi dan file yang baik sehingga akan menghasilkan buah yang baik pula. Semoga berguna (jp)

_____________________________

Membangun Optimisme Membumi

Oleh:Ubaydillah, AN

Jakarta, 21 Januari 2003

Referensi

Dokumen terkait