• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut Citrus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut Citrus"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Safaatul Munawaroh & Prima Astuti handayani Program Studi Teknik Kimia, Universitas Negeri Semarang

primatk@staff.unnes.ac.id

: Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu sumber alam yang potensial adalah jeruk purut yang dapat dimanfaatkan sebagai dalam makanan. Pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut menggunakan metode ekstraksi pelarut mudah menguap. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh pelarut n)heksana dan etanol terhadap rendemen dan kadar sitronellal dalam daun jeruk purut.

Ekstraksi minyak daun jeruk purut dengan pelarut n)heksana dan etanol, menggunakan ekstraktor pemanas listrik, penangas minyak, dan termometer. Daun jeruk purut yang tua dilayukan, dipotong kecil)kecil dibungkus dengan kertas saring dan diletakkan dalam

Pelarut sebanyak 100 mL dimasukkan dalam labu alas bulat ekstraktor yang dilengkapi pendingin. Ekstraksi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu tergantung dari jenis pelarut yang digunakan, sampai dihasilkan warna pelarut kembali seperti semula. Filtrat dimurnikan dengan ekstraktor , sehingga diperoleh minyak daun jeruk purut terpisah dari pelarutnya. Minyak atsiri kemudian dilakukan uji GCMS untuk mengetahui komponen yang terkandung dalam minyak atsiri.

Hasil penelitian diperoleh ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen 13,39% dan kadar sitronellal 65,99%, sedangkan untuk ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut n)heksana menghasilkan rendemen 10,50% dan kadar sitronellal 97,27%. Sehingga n)heksana pelarut terbaik dalam pengambilan minyak daun jeruk purut dibandingkan etanol.

: minyak atsiri, daun jeruk purut, ekstraksi, n)heksana, etanol

!

!

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam dalam bidang agrobisnis. Salah satu sumber daya alam yang potensial adalah jeruk purut.Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Daun jeruk purut mengandung sabinena dan limonena yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi, pencuci rambut, antelmintik, obat sakit kepala, nyeri lambung dan biopestisida. Daunnya juga sering digunakan sebagai rempah yang berfungsi untuk memberi aroma yang khas pada masakan.

"

1. Mengetahui rendemen yang diperoleh dari minyak atsiri daun jeruk purut ( D.C.) melalui ekstraksi dengan pelarut etanol dan n) heksana.

2. Mengetahui pelarut yang terbaik antara etanol dan n)heksana.

3. Mengetahui komponen terbesar yang terdapat dalam minyak daun jeruk purut.

# " $

Jeruk (atau limau/limo) purut (

D.C.) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai

(2)

" # $ #

# % & ' (

$

Pada mulanya istilah “minyak atsiri” adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang bersifat mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda)beda. Minyak atsiri yang mudah menguap terdapat di dalam kelenjar minyak yang harus dibebaskan sebelum disuling yaitu dengan merajang/memotong jaringan

tanaman dan membuka kelenjar minyak sebanyak mungkin, sehingga minyak dapat dengan mudah diuapkan (Suryaningrum, 2009). Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai pemberi aroma dan rasa. Nilai jual dari minyak atsiri sangat ditentukan oleh kualitas minyak dan kadar komponen utamanya. Minyak atsiri yang berasal dari daun jeruk purut disebut (dalam bahasa afrika) yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi, , parfum, pewarna dan lain)lain. Misalnya dalam industri pangan banyak digunakan sebagai pemberi cita rasa dalam produk)produk olahan. Minyak daun jeruk purut dalam perdagangan internasional disebut

. Minyak atisiri ini banyak diproduksi di Indonesia dengan output beberapa ton

per tahun. Harga asal

Indonesia yaitu sebesar USD 65,00)75,00 per kilogram (Feryanto, 2007).

$ #%

Komponen Prosentase Sitronelal 81,49% Sitronelol 8,22%

Linalol 3,69%

Geraniol 0,31%

Komponen lain 6,29%

(Sumber: Koswara, 2009)

# ) * + ,-.

Sitronellal merupakan senyawa mono) terpena yang mempunyai gugus aldehida, ikatan rangkap dan rantai karbon yang memungkinkan untuk mengalami reaksi siklisasi aromatisasi. Struktur kimia sitronellal adalah sebagai berikut (Ketaren, 1985):

O

CH3 –CH–CH2 – CH2 – CH2 – CH –CH2– C – H

CH3 CH3

" # & ' # '

# # $ ! % & ' !

% ' / $ % '

% !

(3)

Syarat pelarut yang digunakan (Guenther, 1987) sebagai berikut:

1. Harus dapat melarutkan semua zat wangi bunga dengan cepat dan sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan seperti: lilin, pigmen, serta pelarut harus bersifat selektif. 2. Harus mempunyai titik didih yang cukup

rendah, agar pelarut mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi.

3. Pelarut tidak boleh larut dalam air.

4. Pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak bunga.

5. Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akan tertinggal dalam minyak.

6. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar.

Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut:

1. Etanol

Etanol disebut juga etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi

Massa molekul relative 46,07 g/mol

Titik leleh −114,3°C

Titik didih 78,32°C

Densitas pada 20°C 0,7893 g/cm3

Kelarutan dalam air

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 . Awalan ) merujuk pada enam

karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran ) berasal dari , yang merujuk pada ikatan tunggal yang

menghubungkan atom)atom karbon tersebut. Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air.

$ * ' ( ) # !

Karakteristik Syarat

Bobot molekul 86,2 gram/mol

Warna Tak berwarna

Wujud Cair

Titik lebur )95°C

Titik didih 69°C (pada 1 atm)

Densitas 0,6603 gr/ml pada 20°C

(Sumber: Kastianti dan Amalia, 2008)

# 0 $ )

/

Perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang mengandung minyak umumnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara pengecilan ukuran bahan dan pengeringan atau pelayuan (Ketaren, 1985).

Proses pengecilan ukuran dan pengeringan bahan berminyak yang bersifat permiabel (mudah ditembus zat cair dan uap) kadang) kadang dilakukan dengan tujuan untuk mengekstraksi minyak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebelum bahan olah tersebut diekstraksi sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi potongan)potongan lebih kecil. Proses perajangan ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi cukup cepat. Selama proses perajangan, akan terjadi penguapan komponen minyak bertitik didih rendah. Oleh karena itu, jika diinginkan rendemen dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan harus segera diekstraksi (Ketaren, 1985).

(4)

& +

,

% '

Bahan penelitian antara lain : daun jeruk purut, n)heksana dan etanol. Alat yang dipergunakan ekstraktor soxhlet, pemanas listrik, penangas minyak, termometer dan pompa aquarium. Penelitian ini dilakukan dua variasi pelarut yaitu n)heksana dan etanol. Prosedur penelitian antara lain :1).Daun jeruk purut tua bersih kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hari kemudian dipotong kecil)kecil, 2).Daun jeruk purut yang telah kering kemudian dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan dalam .3).Daun jeruk purut dalam diekstraksi dengan 100 mL etanol 96% pada suhu 81)96ºC (suhu pemanas) sampai warna pelarut kembali menjadi seperti semula.4).Setelah dilakukan proses ekstraksi, diperoleh filtrat minyak daun jeruk purut. Filtrat minyak daun jeruk purut yang diperoleh kemudian dimurnikan dengan ekstraktor pada suhu 81)96ºC sampai pelarutnya tidak menetes lagi dan diperoleh minyak daun dan n)heksana meliputi beberapa tahapan yaitu: perlakuan bahan, proses ekstraksi minyak daun jeruk purut, proses pemurnian minyak dan hasil produknya. Pada proses perlakuan bahan, bahan yang digunakan adalah daun jeruk purut yang tua dan kering, digunakan bahan yang tua karena kandungan minyak atsirinya lebih banyak daripada bahan yang muda serta mengandung kadar air yang rendah. Penggunaan bahan yang kering bertujuan agar kadar air dalam daun jeruk purut berkurang sehingga pada ekstraksi daun jeruk purut dapat menghasilkan minyak daun jeruk purut yang relatif banyak. Bahan kemudian dipotong kecil)kecil sebesar 1x1 cm, proses pengecilan ukuran ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga pada proses

ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi cukup cepat.

Proses ekstraksi dan pemurnian minyak daun jeruk purut menggunakan alat ekstraktor karena efisiensi waktu, serta proses pengambilan dengan pelarut diperoleh rendemen yang relatif lebih banyak. Pada ekstraksi daun jeruk purut menggunakan dua macam pelarut yaitu etanol dan n)heksana. Pemilihan etanol sebagai pelarut, karena etanol dapat digunakan untuk mengekstraksi bahan kering, daun)daunan, batang, dan akar. Sedangkan pemilihan n)heksana sebagai pelarut, karena n)heksana bersifat stabil dan mudah menguap, selektif dalam melarutkan zat, mengekstraksi sejumlah kecil lilin serta dapat mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar. Proses pemurnian minyak bertujuan untuk memisahkan minyak atsiri dengan pelarut sehingga dihasilkan minyak atsiri yang absolut.

/ % (

$ ' ! $ /

(5)

metode penyulingan uap menghasilkan rendemen 1,42%.

Dari hasil penelitian diperoleh kadar sitronellal serta komponen yang lain seperti yang terdapat pada tabel 4.

$ -tertinggi yang terdapat dalam minyak daun jeruk purut dengan pelarut etanol adalah sitronellal sebesar 65,99%. Selain sitronellal juga terdapat komponen)komponen yang lain yaitu 1,1)Diethoxyhept)cis)4)ene, trans) Caryophyllene, serta Nerolidol Z dan E. Dari tabel 4 diketahui bahwa kadar sitronellal lebih tinggi daripada kadar komponen yang lain.

Minyak yang dihasilkan berwarna hijau sampai kehitaman dikarenakan etanol dapat melarutkan pigmen)pigmen yang terdapat dalam daun jeruk purut misalnya pigmen klorofil.

/ % (

$ ' ! $ 1+

Pada proses ekstraksi daun jeruk purut dilakukan dengan menggunakan pelarut heksana sebanyak 100 mL, ekstraksi berlangsung pada kondisi operasi 72)86ºC karena titik didih n)heksana 69ºC sehingga diharapkan pada kondisi operasi tersebut n) heksana dapat menguap dan minyak dapat terambil semaksimal mungkin. Sama halnya dengan pelarut etanol, suhu ekstraksi dijaga tidak melebihi 100ºC karena titik didih sitronellal adalah 112ºC Proses ekstraksi dilakukan sampai warna pelarut kembali menjadi seperti semula. Siklus yang terjadi pada ekstraksi daun jeruk purut mencapai 16 siklus dengan waktu ± 21,5 jam. Pada

percobaan diperoleh minyak daun jeruk purut yang kuning. Hal ini dikarenakan n) heksana dapat mengekstrak dengan baik sitronellal yang terdapat dalam daun jeruk purut dan dapat memisahkan antara minyak dengan pelarut sehingga dapat diketahui dengan jelas perbedaan antara minyak dan pelarut. Ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut n)heksana menghasilkan rendemen 10,50%, hal ini bebeda dengan rendemen dalam penelitian Koswara (2009) yang menggunakan metode penyulingan uap menghasilkan rendemen 1,42%. Sehingga ekstraksi dengan menggunakan pelarut mudah menguap menghasilkan rendemen yang lebih besar dibandingkan dengan metode penyulingan uap.

Dari hasil percobaan diperoleh kadar sitronellal serta komponen yang lain seperti yang terdapat pada tabel 5.

(6)

kadar sitronellal yang lebih tinggi daripada pelarut etanol, sesuai dengan gambar 3.

" # * '

/ % %

Sehingga dapat disimpulkan proses pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut dengan pelarut n)heksana memberikan kadar sitronellal yang lebih besar daripada dengan pelarut etanol.

*

%

#

1. Ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen minyak 13,39% dan kadar sitronellal 65,99%.

2. Ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut n)heksana menghasilkan rendemen minyak 10,50% dan kadar sitronellal 97,27%.

3. Pelarut n)heksana yang terbaik pada pengambilan minyak daun jeruk purut. 4. Komponen terbesar dalam minyak

atsiri daun jeruk purut adalah sitronellal.

# )

Bahan setelah pelayuan dan perajangan sebaiknya segera dilakukan proses ekstraksi karena bahan yang tidak segera digunakan akan membuat jaringan)jaringan dalam daun jeruk purut terbuka sehingga membuat komponen)komponen dalam minyak atsiri menjadi menguap.

-

(

Arsyanti, N. dan Ekasari, S.R. 2008.

! " .

http://digilib.its.ac.id [diakses tanggal 10 Februari 2010].

Feryanto, A.D.A. 2007.

. http://ferryatsiri.blogspot.com/ 2007/07/minyak)daun)jeruk)purut.html [diakses tanggal 10 Februari 2010]. Guenther, E. 1987. #. UI

Press. Jakarta

Hernani dan Marwati, T. 2006.

. http://Hernani dan Tri Marwati Minyak Atsiri Indonesia.htm [diakses tanggal 10 Februari 2010]. Kastianti, N. dan Amalia, Z.Q. 2008.

$

Minyak %

& ' .

Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip.

Ketaren, S. 1985.

. Balai Pustaka. Jakarta Koswara, S. 2009.

http://www.ebookpangan. com/ARTIKEL/MENYULING%20DAN %20MENEPUNGKAN%20MINYAK%2 0ASIRI.pdf [diakses tanggal 10 Februari 2010].

Rizani, K. Z. 2000. %

! ( )

*" +

, " %

-* $ +

& . Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Brawijaya. Malang.

Sarwono, B. 1991. % .

Penebar Swadaya. Jakarta Suryaningrum, S. 2009. ./

0

* +

"

& . Surakarta. Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

Pada variabel kinerja perusahaan diperoleh beberapa item yang memiliki tanggapan responden tidak baik yaitu PT Akses Prima Indonesia menggunakan perspektif proses bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang karakterisasi pustaka genom mikrosatelit DNA Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) dan rancangan primer dari

Mengacu pada teks bahasa iklan pada papan reklame yang terdapat pada jalan utama antara Kampung Rambutan sampai dengan Lebak Bulus yang menjadi objek penelitian kemudian

Kadar Cd dalam ikan ini melebihi Batas Cemaran Logam Berat dalam Makanan berdasarkan Dirjen POM Nomor 03725 tahun 1999; (d)Terdapat kadar Cd dalam darah subyek penelitian

Dari kedua obat tersebut dilakukan kombinasi karena mampu memberikan efek penekan pembentukan pembuluh darah baru, apabila hanya diberikan obat celecoxib saja

Pada tahap pra tindakan membuk- tikan bahwa rendahnya hasil belajar IPA pesera didik kelas IVA SDN-3 Langkai Palangka Raya bersumber dari peserta didik dan guru

Penelitian yang akan dilakukan adalah membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk memilih toko batik dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting.. Dalam

(Ginting, 2013) dengan judul Analisis Peran Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM, lembaga pembiayaan terutama bank memiliki dua peran dalam pengembangan UMKM,