• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN ANTI PLAGIARISME FAKULTAS EKONOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANDUAN ANTI PLAGIARISME FAKULTAS EKONOM"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN ANTI-PLAGIARISME

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

Pengantar

Integritas merupakan salah satu dari 5 (lima) nilai yang dijunjung tinggi oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. FEB UGM berprinsip bahwa integritas akademik adalah norma-norma dan prinsip-prinsip moral yang berlaku dalam dunia akademik. Dalam hal ini, dua elemen yang sangat penting yaitu kejujuran dan tanggung jawab intelektual dalam penggunaan informasi serta penyusunan argumen. Seorang peneliti yang memiliki integritas akademik yaitu peneliti yang menunjukkan implementasi etika dalam kegiatan akademik atau penelitian. Perwujudan integritas akademik seorang peneliti tercermin dalam sikap-sikap menghormati hak atas kekayaan intelektual dan menghasilkan karya tulis yang terhindar dari plagiarisme.

Karya tulis akademik merupakan kontribusi lembaga pendidikan tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua karya akademik melibatkan karya akademik lain. Penggunaan karya akademik lain sebagai sumber data bukan merupakan masalah selama kontribusi karya akademik lain tersebut diakui dan diberi penghargaan yang memadai sehingga karya yang dihasilkan tidak mengandung unsur-unsur plagiarisme. Hal tersebut juga merupakan salah satu kriteria karya tulis yang memiliki integritas dan kualitas tinggi.

Dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan integritas dan etika akademik civitas akademika dalam lingkungan FEB UGM, panduan ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut:

1. memberikan panduan dan pengertian yang jelas mengenai plagiarisme; 2. membantu seluruh mahasiswa FEB UGM menghindari plagiarisme dalam

penulisan karya akademik, baik berupa tugas mata kuliah, makalah, maupun tugas akhir.

Perlu diperhatikan bahwa penulisan karya akademik dalam lingkungan FEB UGM mengikuti kaidah dan gaya penulisan yang telah ditentukan dan dapat dilihat penjabaran lengkapnya dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

(3)

Daftar Isi

Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

I MENGENALI PLAGIARISME ... 1

1.1. Pengertian Plagiarisme ... 1

1.2. Jenis Plagiarisme ... 1

1.3. Bentuk Plagiarisme ... 2

1.4. Pengetahuan Umum ... 6

II MENGHINDARI PLAGIARISME ... 7

3.1. Sumber Data Penelitian ... 7

3.2. Integrasi Data dalam Penelitian ... 9

III ACUAN DAN REFERENSI ... 14

IV SANKSI TINDAKAN PLAGIARISME ... 15

V SUMBER PANDUAN UNTUK MENGHINDARI PLAGIARISME ... 16

(4)

I MENGENALI PLAGIARISME

1.1.Pengertian Plagiarisme

Berikut adalah beberapa pengertian plagiarisme yang dianut secara luas.

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan plagiat sebagai “pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v. “plagiat”). Plagiarisme didefinisikan sebagai “penjiplakan yang melanggar hak cipta” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v. “plagiarisme”).

2. Universitas Harvard mendefinisikan plagiarisme sebagai tindakan “mengambil gagasan maupun bahasa milik orang lain tanpa memberi penghargaan yang memadai terhadap sumber tersebut” [“draw any idea or any language from someone else without adequately crediting that source”] (Harvard College Writing Program).

3. Universitas Oxford menjelaskan bahwa plagiarisme merupakan tindakan dimana seseorang “menyampaikan karya atau gagasan orang lain seolah-olah milik sendiri, dengan maupun tanpa izin dari pemilik karya atau gagasan tersebut, dengan cara menggabungkannya dalam hasil karya sendiri tanpa pengakuan penuh” [“presenting someone else’s work or ideas as your own, with or without their consent, by incorporating it into your work without full acknowledgment”] (University of Oxford).

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 menjelaskan bahwa plagiat merupakan “perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai” (Pasal 1, Bab 1, ayat 1). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa tindakan plagiarisme adalah tindakan pengambilan gagasan, pendapat, atau karya milik orang lain, termasuk data dan ilustrasi, yang kemudian dijadikan seolah-olah milik sendiri atau dengan pengakuan berupa sitasi yang tidak memadai.

1.2.Jenis Plagiarisme

(5)

1. Plagiarisme yang disengaja. Seorang penulis dianggap melakukan

plagiarisme secara sengaja apabila dia mengambil gagasan atau argumen milik orang lain dengan sadar, dan memasukkannya ke dalam karya sendiri dan dengan sengaja tidak menyertakan sumber kutipan, bahkan menyampaikan hasil kutipan tersebut sebagai karya sendiri.

2. Plagiarisme yang tidak disengaja. Seorang penulis dianggap melakukan

plagiarisme secara tidak sengaja apabila dia mengambil gagasan atau argumen milik orang lain dengan maupun tanpa sadar, kemudian memasukkannya ke dalam karya sendiri dan tanpa sengaja tidak menyertakan sumber kutipan, atau menyertakan sumber kutipan dengan tidak memadai.

3. Self-Plagiarism atau Swaplagiarisme. Seorang penulis dianggap

melakukan swaplagiarisme bila dia menggunakan kembali sebagian atau keseluruhan dari hasil karya sendiri yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa menyertakan sumber kutipan yang memadai. Soelistyo (2011) menyatakan bahwa swaplagiarisme terjadi ketika “penulis mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi [dan] mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah.” Lebih lanjut Soelistyo (2011) menjelaskan bahwa tindakan mendaur ulang karya ilmiah diperbolehkan ketika karya yang lama hanya merupakan sebagian kecil dari karya yang baru. Dengan kata lain, ketika seorang mengambil karyanya untuk membuat sebuah karya yang baru, karya baru harus memiliki perubahan yang signifikan.

1.3.Bentuk Plagiarisme

Bentuk plagiarisme dapat dibedakan menjadi beberapa kategori seperti dijelaskan sebagai berikut:

1. Verbatim. Plagiarisme verbatim merupakan penyalinan kata demi kata dari

teks sumber tanpa penyertaan tanda kutip maupun sumber kutipan. Kutipan langsung dari teks sumber harus selalu disertai dengan tanda kutip (“ ”) dan keterangan sumber untuk membedakannya dengan gagasan milik sendiri.

Contoh teks sumber:

“Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa

yang diinginkan penjual.”

Sumber: Boediono. 2005. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5: Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Contoh kutipan plagiat:

(6)

Contoh kutipan langsung yang baik menurut gaya penulisan Turabian:

Boediono mendefinisikan transaksi sebagai “kesepakatan antara apa yang

diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual” (Boediono 2005, 1).

2. Mosaik. Plagiarisme mosaik merupakan penyalinan bagian-bagian terpisah

dari satu atau lebih teks sumber yang kemudian dirangkai menjadi satu tanpa parafrasa yang memadai maupun sumber kutipan. Bentuk plagiarisme ini dapat terjadi secara tidak sengaja sebagai akibat pembuatan catatan yang kurang baik.

Contoh teks sumber:

Teks 1: “Fondasi kerangka PABUI adalah Pancasila dan UUD 1945 sebagai

landasan ideologi.”

Sumber: Suwardjono. 2009. “Perekayasaan Informasi Akuntansi untuk Alokasi Sumber Daya Ekonomik Secara Efisien Melalui Pasar Modal.” Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 1-22. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Teks 2: “generally accepted accounting principles (GAAP) atau prinsip

akuntansi berterima umum (PABU).”

Sumber: Suwardjono. 2009. “Laporan Audit Standar yang Tidak Standar.” Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 23-38. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Teks 3: “Karena GAAP lahir dan berkembang di Amerika, istilah tersebut

cenderung bersifat lingkungan dan historis Amerika sehingga kalau istilah tersebut tidak diberi pewatas tempat maka artinya adalah GAAP atau PABU

Amerika.”

Sumber: Suwardjono. 2009. "Kerangka Kerja Prinsip Akuntansi Berterima Umum Indonesia." Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 39-54. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Teks 4: “istilah prinsip akuntansi Indonesia (sering disingkat PAI) sebagaimana

digunakan sekarang tidak tepat benar sebagai padanan kata GAAP-Indonesia karena rancu dengan istilah PAI sebagai nama buku yang sebenarnya tidak tepat

disebut demikian (kalau ditilik dari isi buku tersebut).”

(7)

Contoh plagiat mosaik:

Istilah prinsip akuntansi Indonesia (PAI) yang rancu dengan istilah PAI sebagai

nama buku tidak tepat jika digunakan sebagai padanan GAAP (generally

accepted accounting principles) Indonesia(1). Suwardjono (2009) mengusulkan

istilah yang dirasa lebih sesuai sebagai padanan GAAP-Indonesia, yaitu PABUI (prinsip akuntansi berterima umum Indonesia) (Suwardjono, Laporan Audit Standar 2009, 24)(2). Tentu saja, disesuaikan dengan lingkungan dan historis

Indonesia(3), PABUI berlandasan ideologi UUD 1945 dengan Pancasila sebagai

fondasi kerangkanya(4).

Keterangan:

(1) ditulis seolah-olah ide penulis sendiri karena merupakan parafrasa teks sumber 4 yang tidak memadai dan tanpa sitasi;

(2) merupakan parafrasa teks sumber 2 dengan sitasi;

(3) ide klausa ini didapatkan dari teks sumber 3 tapi sumbernya tidak disebutkan, maka dapat dianggap plagiarisme karena penulis menyajikannya seolah-olah ide milik sendiri;

(4) ditulis seolah-olah ide penulis sendiri karena merupakan parafrasa teks sumber 1 yang tidak disertai sitasi.

3. Parafrasa yang tidak memadai. Parafrasa dianggap tidak memadai

apabila pada kutipan tidak langsung masih terdapat banyak kemiripan dengan teks sumber. Perlu dipahami bahwa parafrasa tidak cukup dilakukan dengan mengubah beberapa kata atau susunan kata teks sumber. Parafrasa dapat dianggap baik ketika gagasan pokok teks sumber dapat dinyatakan dengan penyampaian yang sama sekali berbeda tanpa mengubah gagasan pokok tersebut.

Contoh teks sumber:

“Lebih lanjut, observasi terhadap praktik manajemen menekankan bahwa, tidak

akan mungkin pendidikan manajemen memberikan jawaban (baca: resep) atas

semua masalah manajemen.”

Sumber: Handoko, T. Hani. 2015. “Metode Kasus dalam Pengajaran Manajemen (Bisnis).” Dalam Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia Seri 1, disunting oleh T. Hani Handoko & Rokhima Rostiani, 1-27. Jakarta: Salemba Empat.

Contoh parafrasa yang tidak memadai:

Dalam artikelnya, Hani Handoko menyatakan bahwa observasi terhadap praktik

manajemen menunjukkan bahwa pendidikan manajemen tidak mungkin

memberikan solusi atas semua masalah manajemen (Handoko 2015, 1).

(8)

Contoh parafrasa yang baik:

Hasil pengamatan Hani Handoko terhadap praktik manajemen menunjukkan

bahwa salah satu keterbatasan pendidikan manajemen adalah

ketidakmampuannya untuk memberikan solusi atas semua masalah manajemen (Handoko 2015, 1).

4. Parafrasa tanpa sitasi. Parafrasa tanpa sitasi yaitu kutipan tidak langsung

dari teks sumber yang dinyatakan kembali dengan susunan kata sendiri tanpa penyertaan sumber kutipan. Sitasi harus tetap disertakan dalam parafrasa karena meskipun telah diubah, gagasan yang terdapat dalam parafrasa tetap merupakan hak intelektual orang lain.

Contoh teks sumber:

Lebih lanjut, observasi terhadap praktik manajemen menekankan bahwa, tidak akan mungkin pendidikan manajemen memberikan jawaban (baca: resep) atas semua masalah manajemen.

Sumber: Handoko, T. Hani. 2015. “Metode Kasus dalam Pengajaran Manajemen (Bisnis).” Dalam Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia Seri 1, disunting oleh T. Hani Handoko & Rokhima Rostiani, 1-27. Jakarta: Salemba Empat.

Contoh parafrasa tanpa sitasi:

Hasil pengamatan Hani Handoko terhadap praktik manajemen menunjukkan

bahwa salah satu keterbatasan pendidikan manajemen adalah

ketidakmampuannya untuk memberikan solusi atas semua masalah manajemen.

Contoh parafrasa dengan sitasi:

Hasil pengamatan Hani Handoko terhadap praktik manajemen menunjukkan

bahwa salah satu keterbatasan pendidikan manajemen adalah

ketidakmampuannya untuk memberikan solusi atas semua masalah manajemen (Handoko 2015, 1).

5. Kutipan langsung tanpa sitasi. Plagiarisme berupa kutipan langsung tanpa

sitasi yaitu penyalinan kata demi kata dari teks sumber dengan penyertaan tanda kutip (“ ”) tanpa menyebutkan sumber kutipan.

Contoh teks sumber:

“Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual.”

Sumber: Boediono. 2005. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekomoni No. 5: Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Contoh kutipan plagiat (tanpa sitasi):

Boediono mendefinisikan transaksi sebagai “kesepakatan antara apa yang

(9)

Contoh kutipan langsung yang baik menurut gaya penulisan Turabian:

Boediono mendefinisikan transaksi sebagai “kesepakatan antara apa yang

diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual” (Boediono 2005, 1).

1.4.Pengetahuan Umum

Pengetahuan umum atau common knowledge adalah “informasi yang secara umum telah diketahui oleh pembaca terdidik, seperti fakta-fakta dan tanggal-tanggal umum, dan gagasan atau pengetahuan [yang secara umum diketahui]” [“information generally known to an educated reader, such a s widely known facts and dates ... ideas or knowledge”] (Harvard College Writing Program). Harvard Guide juga menjelaskan beberapa kategori pengetahuan umum, sebagai berikut:

1. Fakta sejarah dan ilmiah yang telah diketahui secara luas

Contoh:

17 Agustus 1945 adalah tanggal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masa kepemimpinan Ratu Elizabeth II di Inggris telah melampaui masa kepemimpinan 12 orang presiden Amerika Serikat.

2. Gagasan atau interpretasi yang dianut oleh masyarakat umum

Contoh:

Tindakan plagiarisme sama dengan tindakan pencurian properti intelektual.

Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu universitas terbaik di ASEAN.

3. Istilah khusus yang telah diketahui dan digunakan secara luas

Contoh:

Harga cabai akan meningkat –ceteris paribus– bila jumlah permintaan cabai

oleh pembeli juga meningkat.

Perusahaan akan mencapai break even point saat keuntungan perusahaan dapat

(10)

II MENGHINDARI PLAGIARISME

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penulisan sebuah karya akademik, seorang peneliti memerlukan data, gagasan, pernyataan maupun argumen yang berasal dari hasil karya penulis lain. Salah satu cara untuk menghindari terjadinya plagiarisme dalam penulisan sebuah karya akademik adalah dengan melakukan metode pengumpulan data yang sistematis dan mengintegrasikan sumber luar ke dalam karya akademik dengan baik. Bagian ini berisi hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengumpulan dan penggunaan sumber-sumber luar ke dalam karya akademik untuk menghindari plagiarisme. Materi yang disajikan pada bagian ini mengacu pada buku panduan yang ditulis oleh Kate L. Turabian (2010), A Manual for Writers of Research Papers, Theses, and Dissertations: Chicago Style for Students and Researchers.

2.1.Sumber Data Penelitian

Saat memulai sebuah penelitian, pertanyaan atau masalah adalah bekal terpenting bagi seorang peneliti. Dari adanya pertanyaan atau masalah, seorang peneliti kemudian dapat merumuskan hipotesis sementara. Berdasarkan hal inilah seorang peneliti dapat mulai mengumpulkan data.

2.1.1. Jenis-jenis data penelitian

Bagian ini menjelaskan tiga jenis data, yaitu data primer, sekunder, dan tersier yang didiskusikan oleh Turabian (2010). Data primer yaitu data pendukung argumen. Jenis data ini dapat berupa karya asli seperti novel, lukisan, peninggalan sejarah bagi penelitian dalam bidang sastra, kesenian, sejarah, dll. Bagi bidang ilmu seperti ekonomi, psikologi, dan ilmu pasti, data primer merupakan data yang dihasilkan dari observasi dan eksperimen.

Jenis data kedua, yaitu data sekunder, adalah sumber-sumber yang digunakan untuk mempelajari penelitian-penelitian lain dalam bidang atau subyek yang sama. Data sekunder dapat dikumpulkan dari sumber-sumber berikut:

1. buku atau artikel yang mengandung analisis mengenai sumber data primer; 2. ensiklopedia dan kamus khusus untuk bidang tertentu.

Sumber data sekunder penting bagi proses penulisan karya akademik sebagai: 1. sumber informasi yang membantu peneliti mengikuti perkembangan

(11)

2. sumber informasi mengenai cara berpikir dan pandangan yang berlawanan, di mana kemudian peneliti dapat mendiskusikan argumen-argumen yang bersifat mendukung maupun kontradiktif. Hal ini dapat memperluas cakupan dan memperkuat argumen dalam penelitian;

3. contoh dalam penyajian, analisis konseptual, dan cara berpikir yang dapat diterapkan dalam penelitian sendiri.

Jenis data yang ketiga, yaitu data tersier merupakan pengantar sekilas yang memberi gambaran umum mengenai topik atau subyek yang diteliti. Data tersier dapat ditemui dalam sumber-sumber berikut:

1. karya-karya yang ditulis berdasarkan sumber data sekunder yang ditujukan pada pembaca non-spesialis;

2. ensiklopedia dan kamus umum, serta buku-buku komersil;

3. surat kabar dan majalah, meskipun penggunaannya sebagai sumber harus dilakukan dengan hati-hati disebabkan kecenderungan kedua sumber ini untuk terlalu menyederhanakan suatu hal dan keliru melaporkan suatu subyek.

Termasuk dalam sumber data tersier yaitu kamus daring Wikipedia. Ensiklopedia ini ditulis oleh kontributor-kontributor tak dikenal, dan semua orang dapat menjadi kontributor tanpa harus melewati proses apapun. Maka dari itu, Wikipedia tidak dapat digunakan sebagai sumber otoritatif dalam penelitian.

2.1.2. Pencatatan sumber

Sebelum mulai mengumpulkan data, seorang peneliti harus memutuskan gaya sitasi mana yang akan diikuti. Dengan gaya sitasi inilah kemudian daftar sumber data ditulis. Dalam pencatatan sumber data, seorang peneliti harus mencatat semua informasi tentang sumber yang diperlukan dalam menulis sitasi dan daftar pustaka. Informasi tersebut dijabarkan dalam A Manual for Writers (Turabian 2010, 28) sebagai berikut:

1. siapa: penulis, penyunting, penerjemah, penerbit;

2. apa: judul, subjudul, nomor halaman, nomor volume, nomor terbitan,

nomor edisi, URL (untuk sumber daring);

3. kapan: tanggal/tahun publikasi, tanggal akses (untuk sumber daring);

4. di mana: tempat publikasi.

(12)

2.2.Integrasi Data dalam Penelitian

Beberapa cara untuk mengintegrasi data dalam penelitian yaitu melalui kutipan langsung, parafrasa, dan sintesis sumber.

2.2.1. Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah penggunaan kata-kata atau ide orang lain dalam karya akademik tanpa ada perubahan sama sekali (word-for-word). Kutipan semacam ini harus diletakkan di antara tanda kutip (“ ”) disertai keterangan sumber kutipan. Kutipan langsung dapat digunakan pada konteks di mana penggunaan parafrasa dapat merubah atau mengurangi gagasan atau argumen dari teks sumber, sehingga digunakan susunan kata yang digunakan teks sumber sebagai sarana mempermudah pemahaman ide atau gagasan.

Berikut adalah ketentuan dalam penulisan kutipan langsung.

1. Tanda kutip selalu digunakan sebelum dan setelah pernyataan yang dikutip

Contoh:

“Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa

yang diinginkan penjual.” (Boediono 2005, 1)

2. Jika sebuah kutipan dipatah menjadi dua bagian, masing-masing bagian harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.

Contoh teks sumber:

“Kasus menyajikan situasi serealistik mungkin, yang memungkinkan

mahasiswa menyeimbangkan teori dengan praktik. Berbagai kutipan (sitasi dan kuotasi), gambar produk, situasi kerja, proses produksi, dan sebagainya, dapat

menggambarkan realitas secara lebih jelas.”

Sumber: Handoko, T. Hani. 2015. “Metode Kasus dalam Pengajaran Manajemen (Bisnis).” Dalam Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia Seri 1, disunting oleh T. Hani Handoko, & Rokhima Rostiani, 1-27. Jakarta: Salemba Empat.

Contoh kutipan:

Menurut Handoko (2015), realia semacam “kutipan (sitasi dan kuotasi), gambar produk, situasi kerja, proses produksi” merupakan kasus yang baik digunakan dalam pembelajaran di kelas karena dapat “menyajikan situasi serealistik

mungkin, yang memungkinkan mahasiswa mneyeimbangkan teori dengan

praktik” (Handoko 2015, 3).

(13)

Contoh teks sumber:

“kerangka kerja PABU Indonesia yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

daya guna akuntansi.”

Sumber: Suwardjono. 2009. “Perekayasaan Informasi Akuntansi untuk Alokasi Sumber Daya Ekonomik Secara Efisien Melalui Pasar Modal.” Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 1-22. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Contoh kutipan:

“kerangka kerja PABU Indonesia ... sangat dibutuhkan untuk mengingkatkan

daya guna akuntansi.” (Suwardjono, Perekayasaan Informasi Akuntansi 2009,

20-21)

4. Jika dirasa perlu, dalam kutipan langsung boleh disisipkan informasi tambahan yang harus ditulis di antara tanda kurung siku ([ ]).

Contoh teks sumber:

“Fondasi kerangka kerja PABUI adalah Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideologi.”

Sumber: Suwardjono. 2009. “Perekayasaan Informasi Akuntansi untuk Alokasi Sumber Daya Ekonomik Secara Efisien Melalui Pasar Modal.” Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 1-22. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Contoh kutipan:

“Fondasi kerangka kerja PABUI [Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Indonesia] adalah Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideologi.”

(Suwardjono, Perekayasaan Informasi Akuntansi 2009, 18)

5. Kutipan langsung yang panjangnya (5) lima baris atau lebih (disebut juga

kutipan blok) ditulis tanpa tanda kutip pada baris tersendiri, ditulis dengan

spasi 1 (satu), dan dengan indentasi sebanyak indentasi pada baris pertama paragraf (Turabian 2010, 349-350).

Contoh teks sumber:

“Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual. Dalam transaksi seperti itu kedua belah fihak mencapai

kesepakatan mengenai dua hal, yaitu “harga” dan “volume” dari apa yang

ditransaksikan. Dalam hal pasar uang, yang ditransaksikan adalah hak untuk menggunakan uang (untuk dibelanjakan barang dan jasa) untuk jangka waktu tertentu. Jadi di pasar tersebut terjadi transaksi pinjam-meminjam dana, yang

selanjutnya menimbulkan hubungan hutang-piutang.”

(14)

Contoh kutipan:

Dalam bukunya berjudul Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5: Ekonomi

Moneter, Boediono menjelaskan bahwa:

Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual. Dalam transaksi seperti itu kedua

belah fihak mencapai kesepakatan mengenai dua hal, yaitu “harga” dan “volume” dari apa yang ditransaksikan. Dalam hal pasar uang, yang

ditransaksikan adalah hak untuk menggunakan uang (untuk dibelanjakan barang dan jasa) untuk jangka waktu tertentu. Jadi di pasar tersebut terjadi transaksi pinjam-meminjam dana, yang selanjutnya menimbulkan hubungan hutang-piutang. (Boediono 2005, 1-2)

2.2.2. Parafrasa

Selain melalui kutipan langsung, integrasi sumber luar ke dalam karya akademik dapat juga dilakukan dengan cara parafrasa, yaitu menyatakan ulang gagasan dalam teks sumber dengan susunan kata sendiri tanpa merubah sama sekali makna dari kalimat sumber. Biasanya, parafrasa suatu kalimat memiliki panjang yang sama, bahkan mungkin lebih, dibandingkan dengan kalimat sumber. Parafrasa yang mengandung kosakata dan struktur kalimat yang mirip dengan kalimat sumber dianggap bentuk plagiarisme, sama halnya dengan parafrasa yang dilakukan hanya dengan mengganti kata-kata dalam kalimat asli dengan padanan katanya.

Berikut adalah langkah-langkah singkat dalam membuat parafrasa yang baik menurut The Writing Center (2014), Purdue Owl (2016) dan Oshima (1999):

1. baca teks sumber, kalau perlu hingga beberapa kali, hingga mengerti secara keseluruhan;

2. identifikasi kata-kata atau istilah-istilah yang sulit dan/atau asing, kemudian cari padanannya;

3. buat catatan jika diperlukan;

4. tulis parafrasa dari ingatan tanpa bantuan catatan maupun teks sumber; 5. bandingkan parafrasa dan teks sumber untuk memastikan akurasi dan

kelengkapan makna; 6. catat sumber kalimat asli.

2.2.3. Sintesis sumber

(15)

maupun parafrasa, sintesis tidak merujuk kepada bagian tertentu dari sebuah teks sumber, melainkan kepada kesimpulan dari ide pokok sebuah teks sumber.

Contoh paragraf sintesis sumber:

“Model permintaan beras di Indonesia (dan pasar beras secara umum) telah

diteliti oleh berbagai pihak dari berbagai sisi. Sebagai misa Timmer (1974, 1995, 1996), melihat perilaku margin, hubungan harga di pedesaan dan perkotaan, peran harga sebagai sinyal produksi dan peran Bulog dalam stabilisasi harga; Mears (1981, 1984) menganalisis kondisi pasar beras secara keseluruhan dan pencapaian swasembada pangan (beras) tahun 1980; Tabor et al. (1988, 1999) mengestimasi sisi permintaan dan penawaran pangan serta kaitannya dengan krisis pangan serta kaitannya dengan krisis pangan; Sapuan (1991) mengulas lagi masalah margin beras; Alexander & Wyeth (194) menguji integrasi pasar beras; dan Sawit (1999 dan 2000) mengevaluasi ketahanan pangan dalam kaitannya dengan liberaliasi perdagangan. Selain itu, model permintaan beras juga diamati antara lain oleh: Dirjen Tanaman Pangan (1978), Rachmat,

Muchidin & Erwidodo (1993), dan Erwidodo (1997).”

Sumber: Sugiyanto, Catur. 2006. “Permintaan Beras di Indonesia: Revisited.” Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia 21, No. 2 (April): 138-155)

Sumber yang digunakan dalam teks:

Alexander, Carol dan John Wyeth. 1994. “Cointegration and Market Integration: An Application to the Indonesian Rice Market.” The Journal of Development Studies 30, No. 2.

Dirjen Tanaman Pangan. 1978.

Erwidodo dkk. 1997. “Perkembangan Konsumsi dan Proyeksi Permintaan Beras di Indonesia.” Jurnal Agro Ekonomi 16, no. 122.

Mears, Leon A. 1981. The New Rice Economy of Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mars, Leon A. 1984. “Rice and Food Self Sufficiency in Indonesia.” Bulletin of Indonesia Economic Studies XX, No. 2 (August).

Rachmat, Muchidin and Erwidodo. 1993. “Pendugaan Permintaan Pangan di Indonesia: Penerapan Almost Identical Demand System (AIDS) dengan Data usenas 1990.” Jurnal Agro Ekonomi 12, no. 2.

Sapuan. 1991. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Pemasaran Beras di Indonesia.” Disertasi Doktor. Universitas Gadjah Mada.

Sawit, Mohamad H. 1999. “Kebijakan Perberasan Nasional: Dari Stabilisasi ke Pasar Bebas?” Majalah Pangan, edisi khusus 1998-1999.

Sawit, Mohamad H. 2000. “Ketahanan Pangan dalam Liberalisasi Perdagangan.” Makalah disampaikan di Kopernas XIII dan Kongress XII PERHEPI, Hotel Wisata Jakarta, 12-13 Februari.

Tabor, Steve R. dkk. 1988. Studi Penawaran dan Permintaan Tanaman Pangan Indonesia. Jakarta: Deptan.

(16)

Timmer, Charles P. 1974. “A Model of Rice Marketing Margins in Indonesia.” Food Research Institute Studies 18, No. 2: 145-167.

Timmer, Charles P. 1995. “Getting Agriculture Moving: Do Markets Provide the Right Signals?” Food Policy 20, No. 5 (October): 455-472.

(17)

III ACUAN DAN REFERENSI

Penulisan sumber yang digunakan dalam karya akademik dapat dilakukan dengan sitasi dalam naskah (in-text citation) dan referensi pada bagian akhir naskah. Sitasi dalam naskah merupakan catatan di badan tulisan yang memuat sumber kutipan. Referensi, atau daftar pustaka, merupakan daftar semua sumber yang digunakan dalam penulisan sebuah karya, yang terletak di bagian akhir karya akademik. Seorang penulis karya akademik perlu menyertakan referensi sebagai indikator bahwa semua sumber yang dipergunakan sudah dipelajari dengan baik dan sebagai sarana untuk bacaan dan penelitian lebih lanjut. Fungsi daftar referensi atau daftar pustaka, antara lain sebagai:

1. pengakuan hak kekayaan intelektual;

2. menunjukkan sumber bacaan yang memadai sebagai salah satu penanda proses penelitian yang baik;

3. rujukan sumber acuan dan penelusuran lebih lanjut bagi pembaca.

Sitasi harus disertakan dalam kutipan langsung, parafrasa, maupun gagasan atau istilah teknis yang memiliki sumber spesifik. Sumber-sumber yang penggunaannya harus disertai dengan sitasi antara lain: gagasan, susunan kata, buku, terbitan berkala (majalah, tabloid, jurnal, surat kabar, dll.), pamflet, bagan, grafik, peta, wawancara, surat, pertunjukan, rekaman, radio, televisi, film, situs internet, database daring, surel, kuliah, ceramah, dokumen pemerintah, dll (Rhoten).

Gaya penulisan kutipan di FEB UGM mengacu pada buku panduan yang ditulis oleh Kate L. Turabian (2010), A Manual for Writers of Research Papers, Theses, and Dissertations: Chicago Style for Students and Researchers. Sistem panduan ini membagi penulisan sitasi menjadi 2 (dua) gaya, yaitu notes-bibliography style dan author-date style. FEB UGM menggunakan author-date style, yang dalam formatnya menggunakan kutipan kurung (parenthetical citation) disamping gagasan terkutip. Pada bagian akhir naskah, peneliti dapat mencantumkan daftar referensi yang berisi semua karya yang tercantum dalam sitasi, atau daftar pustaka yang merupakan daftar semua sumber, baik yang disitasi maupun digunakan sebagai rujukan tanpa sitasi (misal panduan penulisan).

(18)

IV SANKSI TINDAKAN PLAGIARISME

Setiap mahasiswa UGM dilarang melakukan tindakan plagiarisme, yang meliputi antara lain:

1. menggunakan ide, konsep, dan/atau pernyataan orang lain tanpa menyebutkan sumber;

2. mempublikasikan karya akademik milik orang lain secara keseluruhan maupun sebagian;

3. mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri; 4. memberikan karya akademiknya untuk digunakan oleh orang lain.

Setiap mahasiswa yang melakukan plagiat akan mendapat sanksi dari Dewan Etika Akademik FEB UGM. Sanksi dapat berupa peringatan keras, gagal lulus dalam suatu mata kuliah, gagal lulus semua mata kuliah yang diambil pada semester tersebut, diskors sementara waktu dari berbagai kegiatan akademik, hingga dikeluarkan dari FEB UGM. Tingkatan sanksi tersebut dijabarkan secara rinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 Pasal 12 ayat (1) sebagai berikut:

1. teguran;

2. peringatan tertulis;

3. penundaan pemberian sebagian hak sebagai mahasiswa;

4. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa; 5. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;

(19)

V SUMBER PANDUAN UNTUK MENGHINDARI PLAGIARISME

Berikut adalah sumber-sumber eksternal yang dapat dibaca dan dipelajari sebagai suplemen untuk menghindari praktik plagiarisme.

Harvard:

http://isites.harvard.edu/icb/icb.do?keyword=k70847&pageid=icb.page342054 Oxford:

(20)

Daftar Pustaka

Boediono. 2005. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5: Ekonomi Moneter. Edisi

Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis. 2013. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada.

Handoko, T. Hani. 2015. “Metode Kasus dalam Pengajaran Manajemen (Bisnis).” Dalam

Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia Seri 1,

disunting oleh T. Hani Handoko, & Rokhima Rostiani, 1-27. Jakarta: Salemba Empat.

Harvard College Writing Program. "Harvard Guide to Using Sources". t.thn. Diakses 17

Februari 2016.

Oshima, Alice, dan Ann Hogue. 1999. Writing Academic English. Edisi Ketiga. Longman.

Permendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Menteri Pendidikan Nasional. 16 Agustus.

Rhoten, Sandra. 1997. Student Guide to Avoiding Plagiarism: How to Write an Effective

Research Paper. Fullerton: California State University. Diakses 16 Februari 2016.

http://business.fullerton.edu/ethics/files/StudentGuideAviodingPlagiarism.pdf

Purdue OWL. 2016. Paraphrase: Write it in Your Own Words. Purdue University. Diakses

24 Juni 2016. https://owl.english.purdue.edu/owl/owlprint/619/

Smith, Deborah. 2003. “Five Principles for Research Ethics: Cover Your Bases with These

Ethical Strategies.” Monitor on Psychology 34, no. 1 (Januari): 56-60.

Soelistyo, Henry. 2011. "Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika". Dikutip dalam

Purwani Istiana dan Purwoko, "Panduan Anti Plagiarism", Perpustakaan

Universitas Gadjah Mada (Diakses pada 12 April 2016.

http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=327)

Sugiyanto, Catur. 2006. “Permintaan Beras di Indonesia: Revisited.” Jurnal Ekonomi &

Bisnis Indonesia 21, No. 2 (April): 138-155)

Suwardjono. 2009. “Kerangka Kerja Prinsip Akuntansi Berterima Umum Indonesia.”

Dalam Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia:

Kumpulan Artikel, oleh Suwardjono, 39-54. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE.

Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Suwardjono. 2009. “Laporan Audit Standar yang Tidak Standar.” Dalam Gagasan

(21)

oleh Suwardjono, 23-38. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

Suwardjono. 2009. “Perekayasaan Informasi Akuntansi untuk Alokasi Sumber Daya

Ekonomik Secara Efisien Melalui Pasar Modal.” Dalam Gagasan Pengembangan

Profesi dan Pendidikan akuntansi di Indonesia: Kumpulan Artikel, oleh

Suwardjono, 1-22. Edisi Elektronik. Yogyakarta: BPFE. Diakses 2 Maret 2016. http://suwardjono.staff.ugm.ac.id/buku/gp3ai.

The Center for Writing Studies. 2013. Writers Workshop: Writer Resources. University of

Illinois at Urbana-Champaign. Diakses 24 Juni 2016.

http://www.cws.illinois.edu/workshop/writers/tips/summary/.

The Writing Center. t.thn. Summary: Using it Wisely. University of North Carolina at

Chapel Hill. Diakses 24 Juni 2016.

writingcenter.unc.edu/handouts/summaryusingitwisely/

The Writing Center. 2014. The Writer's Handbook. The Universitu of Wisconsin. Diakses

24 Juni 2016. http://writing.wisc.edu/Handbook/QPA_paraphrase2.html 2/.

Turabian, Kate L. 2010. A Manual for Writers of Research Papers, Theses and

Dissertations: Chicago Style for Students and Researchers. Edisi kedelapan.

Chicago dan London: The University of Chicago Press.

Universitas Gadjah Mada. 2013. Buku Saku Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

University of Oxford. "Plagiarism". t.thn. Diakses 17 Februari 2016.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Gambaran Persepsi Penumpang Angkutan Antar Moda di Indonesia menurut hasil penelitian Badan Litbang Departemen Perhubungan tahun 2002 menunjukkan pengguna angkutan antarmoda

Koloni dari 9 isolat murni Phlebiopsis sp.1 (isolat Pb), secara umum mempunyai bentuk raised, yaitu miselium tumbuh muncul di atas permukaan sebagai aerial

Dari teori diatas penulis dapat memberikan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan, yaitu Strategi ekonomi yang digunakan Ahmadinejad

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan web fisika bermuatan integrasi Islam-sains untuk SMA/MA kelas X materi gelombang elektromagnetik yang berkualitas

Menurut Saryana (2003) definisi TABK yaitu: “perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu

Belanja Modal Pengadaan Kontruksi Seluruh Drainase Pengadaan Langsung 1 Paket Kab.. Belanja Modal Pengadaan

Untuk data hasil proses, dari bahan pasir zirkon 50 gram diperoleh suhu fluidisasi yang optimum 850 o C dengan hasil ZrCl.. 4 3,113 gram dan waktu fluidisasi yang optimum 10