• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA SEKOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA SEKOLA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH KOMANDO KESATUAN

PENERAPAN TEKNOLOGI “AEROSEEDING“ MENGGUNAKAN PESAWAT C-212-200 SKADRON UDARA 4 DALAM RANGKA MENYUKSESKAN GERAKAN SEJUTA

POHON UNTUK MENGATASI PEMANASAN GLOBAL

PENDAHULUAN

1. Perubahan Iklim Global (Global Climate Change) saat ini sedang ditanggapi serius oleh semua pemimpin dunia. Dari hasil pertemuannya di Nusa Dua Bali disimpulkan bahwa penyebabnya adalah Pemanasan Global (Global Warming). Pemanasan Global sendiri salah satu penyebabnya adalah “Greenhouse Effect” (Efek Rumah Kaca). Efek rumah kaca terjadi karena naiknya konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lainya di atmosfer akibat kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainya yang melampaui kemampuan dari tumbuh-tumbuhan dan hutan untuk mengabsorbsinya. Hal ini terjadi karena kondisi dari sebagian besar hutan di Indonesia mengalami kerusakan sehingga sudah tidak bisa berfungsi lagi sebagai paru-paru pembersih udara. ( Dikutip dari MenLH.go.id. Efek Rumah Kaca). Sejak tahun 200 hingga 2012, hutan utama di Indonesia telah hilang sebnyak 6.020.000 hektare per tahun. Dihadapkan pada permasalahan di atas, TNI dengan fasilitas dan personel terlatih yang dimiliki juga mempunyai tanggung jawab untuk membantu pemerintah dalam rangka mengembalikan fungsi hutan di Indonesia dengan ikut menyukseskan program “Gerakan Sejuta Pohon”, karena disamping memiliki tugas Operasi Militer untuk Perang TNI juga mempunyai tugas melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (Military Operation Other Than War (MOTW)).

(2)

mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk Operasi Dukungan Udara, Operasi SAR terbatas, mendukung Sekolah Navigator dan Kursus Pengenalan Terbang Pesawat Angkut (KPTPA). Dalam Operasi Militer Selain Perang, Skadron Udara 4 yang mengoperasikan pesawat C-212-200 mempunyai beberapa kemampuan, di antaranya adalah melakukan Aeroseeding. Kemampuan pesawat C-212-200 ini dinilai masih sangat strategis di masa sekarang maupun masa yang akan datang, mengingat masih banyaknya permasalahan bangsa di beberapa wilayah di Indonesia yang disebabkan oleh manusia maupun alam. Dalam pelaksanaannya, Aeroseeding di Indonesia yang melibatkan alutsista TNI AU merupakan suatu bentuk kerjasama TNI AU dengan Kementrian Kehutanan dengan tujuan menyukseskan gerakan sejuta pohon untuk mengatasi pemanasan global.

3. Aeroseeding adalah metode penanaman tanaman dengan cara penebaran benih secara langsung dari udara melalui pesawat terbang dengan sasaran utama : lokasi hutan lindung yang gundul/bekas kebakaran yg sulit dijangkau oleh manusia apabila dilakukan secara manual dengan tujuan mempercepat pulihnya fungsi sumber daya hutan tanah dan air pada kawasan hutan lindung sehingga dpt dimanfaatkan masyarkat terutama catchment sumber mata air.

4. Maksud dan Tujuan. Maksud dari penulisan naskah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang Penerapan Teknologi Aeroseeding Oleh Pesawat C-212-200 Skadron Udara 4 Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Sejuta Pohon Untuk Mengatasi Pemanasan Global. Adapun tujuannya adalah agar dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pimpinan dalam mengambil keputusan dan kebijakan di masa mendatang.

5. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Penyusunan naskah ini dibatasi Penerapan teknologi Aeroseeding oleh pesawat C-212-200 skadron udara 4 dalam rangka menyukseskan gerakan sejuta pohon untuk mengatasi pemanasan global dan disusun dengan tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan.

(3)

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

d. Penerapan Aeroseeding Menggunakan Pesawat C-212-200.

e. Keuntungan Aeroseeding dengan Pesawat C-212-200.

f. Kerugian Aeroseeding dengan Pesawat C-212-200.

g. Kesimpulan dan Saran

DASAR-DASAR PEMIKIRAN

6. Dasar pemikiran yang digunakan pada pembahasan tulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Di dalam Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 pasal 7 ayat (2) dijelaskan bahwa salah satu tugas pokok TNI adalah melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang salah satunya adalah membantu menanggulangi bencana alam, pengungsian dan kemanusiaan. Bencana alam di Indonesia sering terjadi yang secara langsung maupun tidak langsung bersumber dari perbuatan manusia disamping fenomena alami dari alam yang kita tempati. Kebakaran Hutan dan pemanasana global adalah beberapa dari banyak bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Pemerintah saat sedang gencar-gencarnya melaksanakan upaya untuk menanggulanginya agar dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan kepentingan hidup manusia. TNI Angkatan Udara dengan Alutsista dan kemampuan yang ada bisa diarahkan untuk membantu tugas tersebut.

b. Perpang TNI/14/III/2008 tentang OMSP. Di dalam Perpang TNI Nomor 14/III/2008 diatur secara jelas tentang salah satu tugas TNI yaitu melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sehingga apabila TNI AU dalam hal ini Skadron Udara 4 memiliki payung hukum yang kuat untuk melaksanakan kegiatan membantu tugas pemerintah dengan melaksanakan misi Aeroseeding .

(4)

dijelaskan tentang tugas TNI Angkatan Udara dalam bidang OMSP, salah satunya tentang menanggulangi bencana alam, pengungsian dan kemanusiaan. Hal-hal inilah yang dapat dioptimalkan untuk membantu tugas pemerintah khususnya dalam menanggulangi bencana alam kebakaran hutan dan pemanasan global dengan melaksanakan misi Aeroseeding di tempat-tempat yang rawan terjadinya bencana. Kemudian didukung pula dengan pernyataan pada poin 20 tentang keunggulan TNI AU terdapat kecepatan, ketinggian, daya jangkau dan fleksibilitas yang menunjukkan kelebihan TNI AU dalam pelaksanaan tugasnya.

d. Peraturan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor:

Perkasau/24/V/2008 tentang Buku Petunjuk Induk TNI Angkatan Udara tentang Operasi Udara. Di dalam penjelasan ditekankan lagi tentang keunggulan TNI AU terdapat kecepatan, ketinggian, daya jangkau, fleksibilitas serta peran TNI Angkatan Udara dalam OMSP. Hal-hal inilah yang dapat digunakan untuk membantu tugas pemerintah khususnya dalam menanggulangi bencana alam kekeringan dan banjir dengan melaksanakan misi Aeroseeding di tempat-tempat yang rawan terjadinya bencana.

e. Prosedur Tetap Operasi Penerbangan Pesawat C-212-200 Skadron Udara 4. Prosedur ini memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang teknis pelaksanaan penerbangan Aeroseeding menggunakan pesawat C-212-200 yang merupakan Alutsista yang dioperasikan Skadron Udara 4. Prosedur ini mempunyai sifat mengikat dan harus ditaati oleh seluruh awak pesawat maupun segenap unsur yang terlibat dalam operasi penerbangan pesawat C-212-200 dari Skadron Udara 4. Dengan demikian optimalisasi peran Skadron Udara 4 pada misi Aeroseeding guna membantu tugas pemerintah pada lima tahun mendatang dapat terwujud.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PESAWAT C-212-200 SKADRON UDARA 4

(5)

misi Aeroseeding di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Politik. Kondisi politik Indonesia pasca reformasi seperti sekarang ini telah membawa perubahan kehidupan ke arah demokratisasi. Namun momentum perubahan ini belum sepenuhnya ditanggapi secara dewasa oleh masyarakat dan partai-partai politik, bahkan sebagian pihak yang tidak bertangung jawab sengaja memanfaatkan kondisi yang ada untuk mendapatkan keuntungan golongan. Arah perjuangan yang semula untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia telah bergeser menjadi perjuangan untuk kepentingan kelompok tertentu. Hal ini terlihat dengan pertentangan yang terus terjadi antar elit partai politik dalam memperjuangkan kepentingan kelompoknya tersebut. Kondisi yang demikian ini mengakibatkan terabaikannya kepentingan Nasional yang seharusnya mendapatkan prioritas yang lebih utama, salah satunya adalah kepentingan pertahanan. Akibatnya TNI mengalami kesulitan dalam pengembangan kekuatan maupun pembinaan kemampuan yang dimilikinya, termasuk kesulitan juga dalam mengajukan kebutuhan pemeliharaan dan pengembangan kemampuan alutsista. Hal ini disebabkan karena para elit politik kurang memahami pentingnya kekuatan pertahanan sebagai garda terdepan dalam upaya mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

b. Ekonomi. Perkembangan Ekonomi Indonesia pada dasawarsa terakhir ini cukup baik, bahkan Indonesia termasuk didalam sebagian kecil Negara yang tetap mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tengah krisis ekonomi dunia pada tahun 2009. Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata mencapai 6%, dan Indonesia termasuk lima negara yang dapat mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik maka dana pemerintah untuk menjalankan program-programnya akan semakin meningkat. Sehingga program penanaman sejuta pohon dalam rangka mengatasi pemanasan global dapat dilaksanakan.

(6)

tempatnya masih sangat kurang, sehingga banyak dijumpai sampah menumpuk di tempat-tempat yang bukan seharusnya. Kehidupan sosial budaya suatu bangsa akan berpengaruh pula terhadap kemajuan yang ingin dicapai oleh bangsa tersebut. Kultur turun-temurun masyarakat Indonesia yang telah mengalami masa penjajahan dalam jangka waktu lama menyebabkan profit-minded lebih menonjol dibandingkan dengan mission-minded sehingga kondisi yang muncul adalah kepentingan pribadi lebih diutamakan daripada kepentingan umum. Jika budaya yang berkembang adalah budaya yang negatif seperti malas, ketidakpedulian, mementingkan kepentingan pribadi dan golongan, maka tujuan yang akan dicapai dari suatu kegiatan akan banyak mengalami hambatan dan kendala.

d. Pertahanan. Saat ini Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pertahanan telah belajar dari adanya embargo yang terjadi pada tahun 1998. Pada saat itu banyak sekali alutista yang dimiliki TNI mendapatkan embargo dari negara produsen alutsista tersebut, sehingga menyebabkan banyakanya alutsista yang tidak siap pakai. Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan terdapat kesiapan TNI didalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saat ini pemerintah telah mengevaluasi kejadian tersebut sehingga kebijakan saat ini yaitu dengan mengoptimalkan industri pertahanan dalam negeri. Pesawat C-212-200 merupakan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia yang bekerjasama dengan pabrik pesawat CASA Spanyol, dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan pada masa yang akan datang kesiapan pesawat C-212-200 dapat lebih optimal didalam mendukung tugas TNI AU.

PENERAPAN AEROSEEDING MENGGUNAKAN PESAWAT C-212-200.

(7)

a. Tahap Observasi . Tahap Observasi adalah tahap paling awal yang dilaksanakan oleh tim. Kegiatannya adalah melaksanakan survey udara dan pengambilan data berupa foto udara vertikal dan video streaming terhadap wilayah yang akan dilaksanakan Aeroseeding . Berdasarkan data foto udara vertikal dan video streaming dapat diperoleh informasi tentang kondisi hutan, dan kontur medan.

b. Tahap Perencanaan. Dari data yang diperoleh dalam tahap observasi dapat dilaksanakan perencanaan untuk menentukan sasaran (spot) yang tepat untuk dilaksanakan aeroseeding, sehingga diharapkan kegiatan dapat berlangsung secara aman, effisien dan tepat sasaran. Adapun kegiatan pada tahap perencanaan adalah :

1) Analisa daerah dan penentuan koordinat lokasi yang akan ditaburi benih. Titik koordinat merupakan informasi yang penting untuk menentukan ketepatan sasaran penebaran oleh pesawat terbang

2) Persiapan Benih. Kegiatan ini adalah menentukan benih dan menyiapkan benih yang cocok dengan daerah yang akan di semai. Pada tahap ini juga disiakan bjumlah benih yang disesuaikan dengan kebutuhan lahan yang ada.

3) Kebutuhan Jam Terbang. Pada tahap ini diperhitungkan jumlah kebutuhan jam terbang disesuaikan dengan jumlah lahan dan jumlah bibit yang akan disemai. Penentuan kebutuhan jam terbang juga berfungsi untuk menentukan dukungan logistik yang dibutuhkan.

(8)

d. Tahap Evaluasi. Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan secara keseluruhan dari tahap observasi, perencanaan dan pelaksanaan serta hasil penyemaian. berdasarkan pelaksanaan penerapan, Aeroseeding dapat berjalan dengan baik dan lancar dengan pertumbuhan bibit yang disemai mencapai 55%. Data ini didapat dari hasil observasi kementrian kehutanan ke daerah penyemaian pada tahun 2009.

KEUNTUNGAN AEROSEEDING DENGAN PESAWAT C-212-200.

9. Aeroseeding merupakan teknik penyemaian bibit yang dilakukan melalui pesawat terbang yang memiliki beberapa keuntungan antara lain:

a. Kecepatan. Pesawat C-212-200 dengan kemampuan angkut 1500 kg / flight dan kecepatan ± 300 km/jam akan dapat menyelesaikan pekerjaan Aeroseeding lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan sarana yang lainnya.

b. Jarak Jangkau. Dengan endurance ± 4 jam diudara dan radius of action ± 1200 km, maka Aeroseeding dengan menggunakan pesawat C-212-200 dapat dilaksanakan dimana saja tanpa harus menggeser sarana pendukung munuju titik pendekat ke sasaran, sehingga effisiensi transportasi dapat diminimalis.

c. Dapat Menjangkau Segala Medan. Dengan manouverable yang bagus pesawat C-212-200 dapat melaksanakan Aeroseeding di tempat-tempat dengan medan yang berat dan medan yang tidak terjangkau sekalipun.

(9)

KERUGIAN AEROSEEDING DENGAN PESAWAT C-212-200.

10. Didalam pelaksanaan Aeroseeding juga tidak terlepas dari beberapa kekurangan jika dibandingkan dengan teknik menanam langsung. Adapun kekurangan tersebut:

a. Hasil Penyemaian Tidak Merata. Dengan penggunaan teknik Aeroseeding dimana benih di taburkan dari udara sehingga tidak memperhatikan jarak tanam daripada tiap-tiap pohon. Hal ini menyebabkan jarak antar pohon tidak sama.

b. Tingkat Keberhasilan Relatif Kecil. Aeroseeding yang dilakukan pada tahap penerapan dilaksanakan pada daerah pegunungan yang sulit dijangkau oleh manusia, sehingga bibit yang disemai sedikit mendapatkan perawatan. Hal ini berakibat pada tingkat keberhasilan yang relative rendah yaitu sekitar 55%. Hasil tersebut relative rendah jika dibandingkan dengan penanaman secara manual dimana tingkat keberhasilan dapat mencapai 90%.

c. Tergantung Cuaca.Teknik Aeroseeding menggunakan pesawat udara, dimana pesawat udara memiliki kekurangan sangat bergantung pada cuaca. Pada saat cuaca cerah hal ini bagus untuk melaksanakan Aeroseeding, namun hal ini berbanding terbalik apabila cuaca buruk maka Aeroseding sulit dilaksanakan karena sangat beresiko terjadinya Accident.

KESIMPULAN DAN SARAN

11. Kesimpulan

(10)

sosial budaya memberikan dampak negatif karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah akan pentingnya kelestarian hutan serta tingkat disiplin yang rendah dan faktor pertahanan memberikan dampak positif dimana kebijakan pemerintah mengutamakan industri pertahanan dalam negeri untuk mengatasi permasalahan bidang pertahanan.

b. Penerapan Aeroseeding. Aeroseeding terdiri dari tiga tahap yaitu Tahap Observasi Kegiatannya adalah melaksanakan survey udara dan pengambilan data berupa foto udara vertikal dan video streaming terhadap wilayah yang akan dilaksanakan Aeroseeding, Tahap Perencanaan Dari data yang diperoleh dalam tahap observasi dapat dilaksanakan perencanaan untuk menentukan sasaran (spot) yang tepat untuk dilaksanakan aeroseeding, sehingga diharapkan kegiatan dapat berlangsung secara aman, effisien dan tepat sasaran, Tahap pelaksanaan Aeroseeding adalah dengan melaksanakan penaburan benih sesuai dengan koordinat, jumlah benih yang ditabur dan waktu yang telah ditentukan pada saat perencanaan serta tahap evaluasi dimana dilaksanakan evaluasi tentang seluruh kegiatan ujicoba Aeroseeding.

c. Keuntungan Aeroseeding menggunakan Pesawat C-212-200 antara lain kecepatan, jarak jangkau, dapat menjangkau segala medan, effisiensi waktu, effisiensi tenaga dan keselamatan manusia.

d. Didalam pelaksanaan Aeroseeding juga tidak terlepas dari beberapa kekurangan jika dibandingkan dengan teknik menanam langsung. Adapun kekurangan tersebut hasil penyemaian tidak merata, tingkat keberhasilan relatif kecil jika dibandingkan dengan penanaman secara manual dan ketertergantungan pada cuaca.

12. Saran

(11)

b. Mengingat relative kecilnya keberhasilan Aeroseeding maka perlu dilaksankan pengembangan bibit tanaman menggunakan rekayasa DNA agar tingkat ketahanan bibit lebih kuat sehingga keberhasilan Aeroseeding dapat lebih tinggi.

c. Perlu pengembangan peralatan Aeroseeding sehingga benih dapat menyebar secara merata dan pelaksanaan Aeroseeding dapat lebih efisien dan efektif.

PENUTUP

13. Demikian penjelasan tentang Aeroseeding yang dilaksanakan oleh Skadron Udara 4 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh semoga dapat memberikan gambaran dan manfaatnya bagi kita semua. Semoga kegiatan Aeroseeding ini dapat diikuti oleh semua pihak yang berkepentingan sebagai langkah nyata dalam rangka mengembalikan fungsi hutan sebagaimana mestinya untuk mengatasi pemanasan global di bumi ini dan diharapkan kerusakan bumi yang lebih parah dapat dihindari.

Jakarta, 24 Oktober 2014

Perwira Siswa,

Referensi

Dokumen terkait

Pernyataan ini sesuai dengan data kekerasan pada Tabel diatas menunjukkan ayam jantan baik dada maupun paha nilai peak loadnya lebih tinggi dibanding betina.. Otot paha ayam

Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang pentingnya

Informasi yang didapatkan dari Gambar 4 adalah ekor distribusi data curah hujan ekstrim yang turun secara lambat di setiap triwulan di Kabupaten Jember.. hal ini juga terjadi

Titik A tegangan maksimum, tidak terjadi perubahan bentuk ketika beban diberikan disebut batas elastis.. OA disebut daerah elastis BCD disebut daerah plastis BCD disebut

Dari hasil analisis yang dilakukan adalah bahwa bonggol jagung yang masuk ke bagian transporter berdiameter lebih besar daripada saluran masuk jagung, hal ini akan

Buruh bangunan ini juga masih menjaga norma-norma yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat terutama sesama buruh bangunan, ini karena norma tidak dapat dipisahkan dari jaringan

Berdasarkan gambaran latar belakang masalah di atas, perubahan-perubahan brand indeks yang terjadi pada Telkom Flexi yang cenderung menurun dengan transformasi logo

Sasaran organisasi merupakan bagian yang integral dalam proses perencanaan strategis organisasi. Sasaran-sasaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pamekasan