• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - Kata Jihad Dalam Terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia: Analisis Strategi Penerjemahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - Kata Jihad Dalam Terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia: Analisis Strategi Penerjemahan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Allah adalah tuhan yang bersifat pemurah, di antara kemurahan Allah terhadap manusia adalah bahwa Dia tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Allah mengutus seorang rasul kepada umat manusia hingga akhir zaman dan rasul terakhir yang diutus ke muka bumi ini adalah Muhammad Ṣallallahu ‘Alaihi Wasallam. Para rasul-Nya dibekali kitab suci yang menyuruh manusia hanya beribadah kepada-rasul-Nya saja, menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan. Agar demikian menjadi bukti bagi manusia.

Pada surat an-Nisa ayat 165, Allah mengingatkan manusia dengan informasi yang terdapat dalam al-Qur’an, yang artinya:”Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada hujjah (alasan) bagi manusia untuk membantah Allah sesudah rasul-rasul itu diutus”.

Perkembangan dan kemajuan berfikir manusia senantiasa disertai oleh wahyu yang dapat memecahkan problem-problem yang dihadapi oleh kaum pada saat itu, sampai perkembangan itu mengalami kematangannya. Allah menghendaki agar risalah Muhammad SAW. muncul di dunia ini, maka diutuslah beliau di saat manusia sedang mengalami kekosongan para rasul. Muhammad SAW. diutus untuk menyempurnakan syari’t-syari’at pendahulunya yaitu para rasul sebelumnya, dengan membawa syari’at yang universal dan abadi serta dengan kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu al-Quranul Karim. (Manna’ Khalil alQattan, 1973:10)

Al-Qur’anul Karim adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

ṣallallahu ‘alaihi wasallam sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Quran menurut bahasa berarti “bacaan” yang asal katanya “qara’a”. kata al-Quran berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca), (al-Qur’an dan terjemahnya Depag. RI: 15)

(2)

mampu memahami makna yang terkandung dalam al Qur’an dikarenakan kurangnya kemampuan dalam berbahasa Arab. Sebagai seorang muslim semestinyalah memahami al-Qur’an sebagai pedoman hidup.Imam Syafi’i, (tt:) adalah seorang ulama besar dan populer pernah mengatakan “Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles”

Seperti yang kita maklum bahwa al-Qur’an Karim adalah mukjizat nabi Muhammad

Ṣallallahu ‘Alaihi Wa Sallamuntuk umat Islam yang kekal dan mukjizat yang selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada nabi Muhammad SAW. untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka kejalan yang lurus, (Manna’ Khalil al-Qattan, 1973:1).

Seiring dengan kemajuan zaman, banyak terdapat kesalah pahaman dalam memahami agama (ajaran) Islam, misalnya jihad. Kita tahu bahwa nabi Muhammad SAW. pernah berkata bahwa beliau meninggalkan dua perkara yang sangat besar, jika berpegang teguh kepadanya tidak akan pernah tersesat dan akan selamat dunia dan akhirat, itulah dia al-Quran dan Hadits Rasul.

Namun pada kenyataannya umat Islam masih banyak yang tidak dapat mengambil manfaat dari al-Quran dan hadist rasul, karena ketidakmampuannya memahami teks al-Quran dan hadist yang berbahasa Arab tanpa adanya terjemahan sebagai pendekatan pemahaman. Oleh karena itu tidak heran jika terdapat perselisihan dan perbedaan pendapat, itu semata-mata karena ketidak mampuan mereka dalam memahami al-Quran dan Hadist yang berbahasa Arab. Seperti yang kita maklum bahwa nabi Muhammad SAW. pernah bersabda, jika kamu berbeda (berselisih) pendapat dan tidak menemukan kesepakatan, maka kembalikanlah kepada Kitabullah al-Quran dan Hadist rasulullah Muhammad SAW.

(3)

Pemerintah Indonesia juga menaruh perhatian besar terhadap penerjemahan al-Qur’an. Hal ini terbukti bahwa penerjemahan al-Qur’an ini termasuk dalam pola I Pembangunan Semesta Berencana, sesuai dengan keputusan MPR RI. Untuk melaksanakan pekerjaan ini oleh Menteri Agama telah membentuk satu lembaga yang diketuai oleh Prof. R.H.A. Soenarjo, S.H dan beranggotakan para ulama dan sarjana-sarjana Islam yang mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing, (al-Qur’an dan terjemahnya Depag RI:36).

Kebaikan dan kerja keras para penerjemah al-Quran dalam menerbitkan terjemahan-terjemahan al-Qur’an khususnya Departemen Agama Republik Indonesia, maka sekarang kaum muslimin sangat mudah untuk mendapatkan al-Qur’an berikut terjemahnya. Kehadiran al-Quran dan terjemahnya mendatangkan faedah yang sangat luar biasa karena dapat memudahkan masyarakat muslim untuk memahami makna dan maksud yang terkandung dalam al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam dan pedoman dalam kehidupan.

Selanjutnya dalam terjemahan al-Qur’an banyak terdapat ragam dan pilihan kata sehingga sering berlainan antara kata yang satu dengan kata yang lainnya. Misalnya saja kata jihad yang terdapat dalam Terjemahan al-Qur’an Departemen Agama RI. terbitan tahun 1430 H. Adapun kata jihad yang dimaksudkan peneliti di sini adalah seluruh kata yang diberasal dari akar kata ja-ha-da berikut dengan bentuk-bentuk perubahannya. kata jihad kadang-kadang ia diterjemahkan dengan “perang”, “berjuang”, “sungguh-sungguh” dan sering juga katajihadhanyaditerjamahkan sebagaimana kata asalnya saja ke dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia). Seperti yang terdapat dalam al-Qur’an surat Ali Imran, 3:142









/ Am hasibtum an tadhulū l-jannata wa lammā yaʻlami l -lāhu l-lażīna jāhadū minkum wa yaʻlama ṣ-ṣābirīn /

Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. (al-Qur’an dan terjemahnya Depag RI., 1430:99)

(4)

kebaikan Islam dan umat Islam; 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak, (al-Qur’an dan terjemahnya Depag RI., 1430:99).

Dalam ayat lain, terjemahan kata jihad tidak sama seperti yang terdapat pada al-Qur’an surat at-Tahrim 66:9, Allah berfirman:









/ Yā ayyuha n-nabiyyu jāhidi l-kuffāra wa l-munāfiqīna wa gluẓ ʻalaihim wa ma’wāhum jahannam wa bi’sa l-maṣīru /

Artinya: Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali, (al-Qur’an dan terjemahnya Depag RI., 1430:952 ).

Bila diteliti dan diamati pada kedua-dua ayat di atas kita melihat dua yang memiliki akar kata sama yaitu jāhada, namun pada hasil terjemahan kedua-dua kata tersebut terdapat perbedaan makna (hasil terjemah). Pada ayat yang pertama kata, diterjemahkan dengan “berjihad”, sedangkan pada ayat yang kedua kata  diterjemahkan dengan “perangilah”. Secara penerjemahan boleh dikatakan bahwa penerjemah tidak konsisten dalam menerjemahkan kata jihad pada kedua-dua ayat tersebut. Menurut makna kamus konsisten adalah tetap (tidak berubah-ubah), taat asas dan selaras, (KBBI Luring, 2008).

Perbedaan terjemahan kata padanan ke dalam bahasa sasaran (Indonesia) kemungkinan sekali terjadi oleh beberapa faktor, seperti keperihalan keadaan satu kata, struktur bahasa sumber dan bahasa sasaran, strategi terjemah yang digunakan, makna dan faktor pendidikan seorang penterjemah, (M. Husnan Lubis, 2004:10).

(5)

1.2PERUMUSAN MASALAH

Untuk memudahkan dan menghindarkan kekeliruan/penyimpangan dari pokok bahasan yang dikehendaki dalam penelitian ini, maka dilakukanlah suatu perumusan/pernyataan masalah yang akan di teliti.

1. Terdapat berbagai macam variasi terjemahan dan kata jihad dalam terjemahan al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia.

2. Strategi Penerjemahan yang digunakan dalam menerjamahkan kata jihad dalam terjemahan al-Qur’an Departemen Agama Republik Agama berbeda-beda ataupun berubah-ubah.

1.3TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk menemukan variasi kata jihad danbagaimana terjemahan kata jihad bisa menjadi bervariasi dalam terjemahan al-QuranDepartemen Agama Republik Indonesia.

2. Menganalisis berbagai strategi yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan kata jihad dalam terjemahan al-Quran Departemen Agama Republik Indonesia.

1.4MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat menambah, mamperluas dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang terjemah khususnya dalam bahasa Arab.

1. Penelitian ini akan memperjelas Bagaimana konsistensi penerjemahan kata Jihad dalam terjemahan al-Qur’an Departeman Agama RI.

2. Penelitian ini akan memperjelas bagaimana strategi penerjemahan kata Jihad dalam terjemahan al-Qur’an Departemen Agama RI.

(6)

memperjelas penggunaan strategi penerjemahan kata Jihad dalam terjemahan al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia.

1.5 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, karena data yang dijadikan sabagai objek, diambil dari dokumen-dokumen yaitu al-Qur’an dan terjemahnya. Penelitian ini dilaporkan dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realita sosial. Penelitian ini juga berupaya menarik realita tersebut ke permukaan sebagai satu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situsi, ataupun fenomena tertentu, (Bungin, 2007:68).

1.5.1 Data dan teknik pengumpulan data

Data penelitian ini adalah kata jihad yang terdapat dalam al-Quran dan terjemahnya oleh Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, yang kemudian diterbitkan oleh Mujamma’ Khadim Al-Haramain Asy-Syarifain Al-Malik Fahd Li Tibấ’ah Al-Mushaf Asy-Syarif di Madinah tahun 1430 H. Namun dalam hal ini untuk memudahkan peneliti mendapatkan data yang ada dalam al-Qur’an maka peneliti memanfaatkan kitab ﻢﻳﺮﻜﻟﺍ ﻥﺍﺮﻘﻟﺍ ﻅﺎﻔﻟﺍﻷ ﺱﺮﻬﻔﻤﻟﺍ ﻢﺠﻌﻤﻟﺍ /al mu’jamu l-mufahras lialfāẓi l-qur’ani

l-karīmi/ yang tulis oleh Ahmad Fu’ad Baqi (1428 H:224-225)

Adapun jumlah data yang ditemukan sebanyak 41 kata (jihad) dari 19 surat yaitu: QS.(2:218), (3:142), (4:95, 95, 95) (5:35, 45, 53), (6:109) (8:72, 74, 75), (9:16, 19, 20, 24, 41, 44, 73, 79, 86, 88), (16:38, 110), (22:78, 78), (24:53) (25:25, 52), (29:6, 6, 8, 69), (31:15), (35:42), (47:31), (49:15), (60:1), (61:11), (66:9). Data yang 41 ini adalah merupakan populasi data. dan seluruh pupulasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

(7)

Selanjutnya, dalam menganalisis data ini, peneliti menggunakan teori strategi penerjemahan yang digariskan Newmark yang telah diringkaskan Syihabudin (2002) dan teori strategi penerjemahan yang dipaparkan Manna’ Khalil al-Qatan. Objek teori ini adalah kata jihad yang terdapat dapat dalam al-Quran terjemahan Depag RI, karena diyakini teori ini mampu menangani penerjemahan dalam kajian ini.

1.6 TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian dan tulisan tentang terjemah tentunya sudah pernah dikaji dan diteliti oleh beberapa Mahasiswa Bahasa Arab USU dan begitu juga dosen. Berikut ini paparan tentang literatur tentang terjemah yang pernah diteliti.

1. Skripsi Baihaqi Hasibuan yang berjudul Analisis Prosedur Transfer Dalam Terjemahan Surah Al-Baqarah Pada Syamil Al-Quran. Permasalahan yang diteliti adalah prosedur Transfer Dalam penerjemahan Surah Baqarah Pada Syamil Quran, dan konsistensinya dalam penerjemahan Surah Baqarah Pada Syamil Al-Quran. Dari penelitiannya didapati hasil bahwasanya terdapat 54 data yang berupa terjemahan menurut prosedur transfer yang terdri dari kata, frase, dan juga kalimat. dan juga ada ketidak konsistenan prosedur transfer dalam menerjemahkan surah al-baqarah. Maka dari hasil penelitiannya tidak ditemukan pembahasan tentang strategi penerjemahan dan juga tidak menyinggung sedikitpun tentang kata jihad dalam pembahasannya.

2. Skripsi Saiful Bahri Sidabalok dengan judul Analisis Teknik Penerjemahan Surah Al-Kahfi Sabagai Penjabaran Ekuavalensi Pada Al-Quran Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia. Penelitian ini untuk mengetahui teknik yang digunakandalan dalam menerjemahkan surah al-kahfi dari penjabaran prosedur ekuivalensi dan mendiskripsikan ketetapan makna surah al-kahfi. Dari penelitian beliau bahwa semua tenik dan pola yang ada pada prosedur ekuivalensidipakai dalam penerjemahan surat al-kahfi, kecuali satu pola. Dari pemaran ini, maka dalam penelitian tersebut juga tidak ditemukan pembahasan tentang strategi penerjemahan dan yang menyinggung tentang kata jihad dalam pembahasannya.

(8)

yang dimaksud adalah a. Mahmud Yunus, b. Depag RI., c. Hamka. Dalam penelitian ini peneliti terdahulu juga meneliti tentang strategi penerjemahan tetapi dalam kajiannya beliau tidak ada menganalisis kata jihad.

4. Skiripsi yang disusun oleh Surya Kencana dengan judul Analisi Kedudukan Jahada Dalam Al-Quran. Penelitian tersebut mengkaji tentang kedudukan kata jahada dalam al-Quran dengan menggunakan teori sintaksis dan morfologi. Tujuan dari penelitian beliau adalah hanya untuk mengetahui kedudukan kata jahada dalam al-Quran secara tata bahasa Arab, bukan secara makna atau penrjemahan.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan karakter merupakan salah satu pilar pembangunan bangsa yang bertujuan untuk menciptakan generasi penerus yang memiliki dasar pribadi yang bermoral, baik

sedangkan yang rumahnya dekat2 STAN ya ga terlalu banyak juga. biaya kost di STAN ngitungnya per tahun, bukan bulanan. rata-rata kosan cewek biayanya lebih mahal dari kosan

Adapun penelitian ini dibatasi hanya pada faktor petunjuk produk untuk merek (brand), desain (design) dan harga (proce) serta pengaruhnya terhadap niat beli (purchase

Iklan Baris Iklan Baris Serba Serbi JAKARTA BARAT RUPA-RUPA Rumah Dikontrakan JAKARTA TIMUR TANAH DIJUAL TELEPON.. MENGURUS PASANG Baru Tel- pon Telkom Kabel, Tambah Line Utk

Bantuan Siswa Miskin merupakan Program Nasional yang bertujuan untuk membantu siswa miskin agar bisa bersekolah dan memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak,

Pelanggan dapat menekan tombol up atau down untuk memilih video atau channel yang dipilih, lalu menekan tombol accept untuk memilih video atau channel. Tekan tombol back untuk

Pengamatan singkat menghasilkan pernyataan sebagai berikut, jika dalam solusi penyelesaian teka-teki sudoku, kita memiliki konfigurasi dengan tipe seperti pada gambar 6,

Terhadap Kepuasan Mahasiswa Serta Implikasinya Pada Loyalitas Mahasiswa (Studi Pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Di Kota Bandung), Jurnal