AKHLAQ
DALAM
KELUARGA
Akhlaq terhadap Ayah-Ibu
Pertama
:
Birrul-walidain
(Berbakti kepada kedua
orangtua).
•
Firman Allah (QS. Al-Isra’, 17:23)
•
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
•
Hadits Nabi SAW: Diriwayatkan dari Abu
Abdurrohman ‘Abullah ibn Mas’ud r.a, dia
berkata: Aku bertanya kepada Nabi SAW, apa
amalan yang paling disukai Allah SWT?
Beliau
menjawab:
“Shalat tepat pada waktunya”. Aku
bertanya lagi: kemudian apa? Beliau menjawab:
“Birrul-walidain”. Kemudia aku bertanya lagi:
seterusnya apa? Beliau menjawab: “
jihad f
sabilillah
”.
(HR. Buhari-Muslim).
Pentingnya Kedudukan Birrul-walidain
•
Perintah ini langsung sesudah perintah ibadah
kepada Allah (QS. Al-Baqarah, 2: 83)
•
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari
Bani Israil (yaitu):
janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu
bapa,
kaum kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak
• “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (QS. An-Nisa’, 4:36)
• Juga frman Allah, QS. Al-An’am, 6:151
• Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut
kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)”.
Allah mewasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu-bapak.
• QS. Al-‘Ankabut, 29:8. “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat)
kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
• Juga frman Allah, QS. Al-Ahqaf, 46:15 “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Allah memerintahkan berterima kasih kepada ibu-bapak langsung setelah berterima kasih (bersyukur) kepada Allah (QS. Luqman, 31: 14)
• “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu”.
• Hadits Nabi SAW: Diriwayatkan dari Abu Abdirrohman ‘Abullah ibn Mas’ud r.a, dia berkata: Aku bertanya kepada Nabi saw, apa
amalan yang paling disukai Allah SWT? Beliau menjawab: “Shalat tepat pada (awal) waktunya”. Aku bertanya lagi: kemudian apa? Beliau menjawab: “Birrul-walidain”. Kemudian aku bertanya lagi: seterusnya apa? Beliau menjawab: “jihad f sabilillah”. (HR.
Bukhari-Muslim).
•
Rasulullah meletakkan durhaka kepada ibu-bapak
sebagai dosa besar nomor dua setelah syirik (
dosa
besar yang tak terampuni
).
•
Diriwayatkan oleh Abu Bakrah Nufa’i ibn al-Harits r.a,
dia berkata, rasulullah saw bersabda:
“Tidakkah akan
aku beri tahukan dosa-dosa yang paling besar kepada
kalian?” Beliau mengulangi pertanyaan tersebut tiga
kali. Kemudian para sahabat mengiyakan. Lalu
rasulullah saw menyebutkan:
“Yaitu mempersekutukan
Allah dan durhaka kepada ibu-bapak”. Kemudia beliau
mengubah posisi duduknya yang semula bersitelekan
menjadi duduk biasa lalu bersabda lagi: “begitu juga
perkataan dan sumpah palsu”. Beliau mengulangi lagi
hal yang demikian sehingga kami mengharapkan
• Rasulullah mengkaitkan keridhoan dan kemurkaan Allah SWT dengan keridoan dan kemarahan orangtua.
• “Keridhoan Rabb (Allah) ada pada keridoan orang tua, dan kemurkaan Robb (Allah) ada pada kemarahan orangtua” (HR Tirmidzi)
• Banyak kisah bagaimana akibat anak yang yang taat dan berbakti kepada ibu-bapak, baik yang terjadi di masa lalau maupun dalam kehidupan di sekitar kita. Baca dan perhatikan orang-orang sukses dan hubungan kebaktiannya kepada kedua orang tua mereka.
• Demikian pula, kisah bagaimana akibat/nasib orang yang durhaka kepada kedua orang tua mereka. Ingat kisah Al-Qomah di masa Nabi SAW. Juga legenda si Malin Kundang dan Sangkuriang. Bagaimana dengan kehidupan kita.
•
Bentuk dan Cara melakukan birrul-walidain
•
A.
: mengikuti keinginan dan saran dalam berbagai aspek
kehidupan (pendidikan, pekerjaan, jodoh, dsb), selama hal
itu tidak bertentangan ajaran Islam. QS. Luqman, 31: 15).
•
“dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”
•
Problem paling banyak timbul dalam
masalah ketaatan kepada orang tuan yang
banyak menimbulkan masalah, biasanya
terkait dengan “perjodohan”.
•
Persoalan:
•
Adanya perubahan sosial akibat
perkembangan ilmu dan teknologi --->
perbedaan pola pikir (mind set) antara
generasi muda dan tua
•
Tidak ada orang tua yang ingin
mencelakakan anaknya. Ini yang mesti
dpahami anak.
B;
Menghormati dan memuliakan kedua
orang tua
dengan penuh kasih sayang,
karena jasa orang tua tidak pernah akan
dapat terbalas oleh anak!
•
Firman Allah, QS. Luqman, 31: 14 : “Dan
Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-
•
Firman Allah, QS. Al-Isra’, 17: 23 : “Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau
Kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah
C:
membantu ibu-bapak
secara fsik dan material,
baik sebelum berkeluarga maupun sesudah
berkeluarga. Utamanya kalau kondisi orang tua
sangat memerlukan, baik fsik maupun
sosial-ekonomi. Perlu diingat, bahwa betapapun anak
memberi/membantu ibu-bapak, hal itu tidak akan
pernah seimbang dengan pengorbanan diberikan
oleh orangtua.
•
Nabi SAW bersabda: “
Laa yajzii waladun walidahu illa
an-yajidahu mamlukan fayasytarriyahu fayu’tiqohu
”
(HR. Muslim)
•
“Tidak dapat seorang anak membalas kebaikan
ayahnya, kecuali jika mendapatkan ayahnya
•
Rasulullah menjelaskan bahwa orangtua,
utamanya ibu, yang paling berhak dibantu
dibanding orang lain. Dalam sahih Bukhari
dan Muslim meriwayatkan: sewaktu seorang
sahabat bertanya, “Siapakah yang paling
berhak dibantu, Nabi menjawab: “Ibumu”.
Kemudia siapa?, “Ibumu”. Lalu siapa lagi?.
Jawab Nabi:”Ibumu” Lalu siapa lagi, Jawab
Nabi: “Bapakmu”.(HR. Bukhari-Muslim).
•
Hadits lain, jawaban “Ibumu” sebanyak tiga
D:
mendo’akan ibu-bapak
, semoga Allah
mengampuni dan merohmati keduanya, dan hal-hal
lain yang baik. Do’a i dilakukan baik sewaktu masih
hidup, apalagi sesudah meninggal dunia.
•
QS. Nuh, 71: 28 : “Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu
bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan
beriman dan semua orang yang beriman laki-laki
dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan
bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".
•
QS. Al-Isra’, 17 : 24 : “Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
E:
setelah meninggal dunia
, birrul-waliadin dapat
dilakukan dengan
•
Menyelenggarakan pemakaman jenazahnya
sebaik-baiknya
•
Melunasi hutng-hutangnya
•
Melaksanakan wasiatnya
•
Meneruskan silaturahmi yang telah dibinanya sewaktu
hidup
•
Memuliakan sahabat-sahabatnya
•
Mendo’akannya
•
“Ya, rasulullah, adakah suatu kebaikan yang masih dapat
saya lakukan untuk ibu-bapak saya sesudah keduanya
meninggal dunia? Rasulullah menjawab: “Ada, yaitu
Kedua: larangan Durhaka orangtua
(‘Uququl
walidain)
•
‘Uququl walidain merupakan lawan dari
birrul-walidain. Oleh karenanya, kalau birrul-walidain
langsung sesudah perintah ibadah kepada
Allah, dosa ‘Uququl walidain juga merupakan
dosa besar setelah syirik, sebagaimana hadits
nabi berikut.
•
“Alkabairu: al-isyroku billahi
‘uququl-waliadain waqotlun-nafsi
wal-yaminulghomusu”
•
“Dosa-dosa besar adalah: mempersekutukan
Allah, durhakan kepada kedua orangtua,
•
Perhatikan Hadits berikut:
•
“Semua dosa-dosa diundurkan oleh
Allah (azabnya) sampai waktu yang
dikehendaki-Nya, kecuali durhaka
kepada orangtua, maka
•
“Keridhoan Robb ada pada keridhoan orangtua dan
kemurkaan Robb ada pada kemarahan orangtua”
•
“Ridhor-robbi fi ridhol-walidi. Wa-sakhthur-robbi fi
sakgothil-walidi”
(HR. Tirmidzi)
•
Larangan durhaka
kepada orangtua difrmankan
Allah dalam QS. Al-Isra’, 17: 23. :“
Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya
atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan
•
AKHLAQ TERHADAP KERABAT:
SILATURRAHIM
•
Silaturrahim, terdiri atas (i) shillah
(hubungan, sambungan) dan rahim
(peranakan)
•
Silaturrahim: simbol dari hubungan baik
yang penuh kasih sayang antara sesama
kerabat yang asal usulnya berasal dari
satu rahim (hubungan
nasab/kekeluargaan). Dalam masyarakat
Jawa dikenal “trah” yang agak berbau
•
Silaturrahmi, hubungan kasih sayang yang lebih
luas, tidak semata-mata karib kerabat, tetapi
hubungan kasih sayang (
rahmi
= sayang) antar
sesama anggota masyarakat.
•
Kerabat berarti anggota keluarga besar yang
bukan saja ibu-bapak-anak (
nuclear family
, seperti
konsep Barat), tetapi terdiri atas nuclear family
dan kakek,nenek, paman, bibi, adik,kakak,
•
Firman Allah dalam QS. An-Nisa, 4: 1.
•
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kaTuhan-mu dari seorang diri,
dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan
dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu”.
•
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa
yang Allah perintahkan supaya dihubungkan[771],
•
Bentuk silaturrahmi
•
Berbuat baik, utamanya, dengan memberi bantuan materi
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Shadaqah diutamakan
kepada kerabat/miskin/yatim. Jangan sampai pemurah
kepada orang lain tetapi kikir kepada kerabat sendiri.
•
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
• Membagi sebagian dari harta warisan kepada karib kerabat yang hadir waktu pembagian, tetapi tidak mendapat bagian karena terhalang oleh ahli waris yang lebih berhak. QS. An-Nisa’, 4: 8.
• “dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat[270], anak yatim dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu [271]
(sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang baik”.
• [270] Kerabat di sini Maksudnya : Kerabat yang tidak mempunyai hak warisan dari harta benda pusaka.
• [271] Pemberian sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.
• Memeliharadan meningkat rasa kasih sayang sesama kerabat sesama kearabat saling kenal mengenal,hormat-menghormati, bertukar salam, dsb
• Manfaat Silaturrahim
• Mendapatkan rahmat, nikmat, dan ihsan dari Allah SWT
• “Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
• 23. mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.
• Masuk Syurga dan jauh dari Neraka
• Diriwayatkan oleh Abu Ayyub Khalid bin Zaid al Anshari ra., bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: “Ya rasulullah, tunjukkan kepadaku amalan yang dapat memasukkan aku ke syurga dan
menjauhkan aku dari neraka”. Nabi menjawab: “(Yaitu apabila) engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar zakat, dan melakukan silaturrahim” (H. Muutafaqun’alaih).
• Lapang rejeki dan panjang umur.
• Secara eksplisit Rasulullah saw menjanjikan rizki yang lapang bagi
mereka yang suka bersilaturrahim dengan sabdanya: “man ahabba an-yubsatho lahu fi rizkihi wa yunsa-alahu fi atsarihi fal-yashil rohimahu”
(H. Muttafaqun ‘alaih).
•Larangan Memutuskan Silaturrahim
•Firman Allah SWT (QS. Muhammad, 47: 22-23)
•“Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?”
•“Mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka”.
•Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).
•Hadits Nabi :“Tidak masuk syurga orang yang memutuskan” Menurut Sufyan, dalam riwayatnya yang dimaksud orang yang memutuskan adalah orang yang memutuskan silatrrahim”. (H. Mutafaqqun ‘alaih)