• Tidak ada hasil yang ditemukan

Applying Theory to Accounting Regulation Godfrey 7th Ed Final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Applying Theory to Accounting Regulation Godfrey 7th Ed Final"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LO-1. APLIKASI TEORI PADA PERATURAN AKUNTANSI

Setiap akhir kuartal, semester, dan akhir tahun siklus keuangan, perusahaan sibuk menyiapkan akun-akun mereka dan sibuk dalam rangka audit akhir tahun. Perusahaan memberikan data akun kepada pemerintah dan beberapa perusahaan lain untuk penyampaian informasi dalam rangka bursa saham. Perusahaan membuat press release untuk investor dan advisers. Sampai mana kegunaan teori akuntansi dapat membantu akuntan dalam menjelaskan mengapa aktivitas pelaporan seperti ini muncul dan dapatkah teori akuntansi menjelaskan mengapa sektor privat dan pemerintahan mengambil peran yang cukup aktif dalam proses pembuatan laporan keuangan. Bab ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas.

Teori terkait Peraturan Relevan dengan Akuntansi dan Audit

Teori pasar modal menyarankan manager diberikan insentif yang cukup agar secara sukarela menyediakan informasi akuntansi kepada pihak eksternal dan bersedia untuk di audit. Ada beberapa teori yang relevan dengan pemahaman atas peraturan penyampaian laporan keuangan (seperti persiapan, audit, dan penawaran informasi akuntansi tentang perusahaan), diantaranya:

1. Teori keefisiensian pasar 2. Agensi teori

3. Teori-teori terkait peraturan (public interest, regulatory capture dan private interest)

1) Theory of efficient markets

Ekonom pasar bebas berargumen bahwa pasar dapat berfungsi secara sempurna tanpa adanya campur tangan pemerintah dan efisiensi yang maksimum akan diperoleh dengan membiarkan permintaan dan penawaran dalam membentuk perilaku pasar. Permintaan dan penawaran dipengaruhi sebagian besar oleh arus informasi modal. Akan tetapi, pemerintah juga secara aktif mengintervensi pasar, mengatur tidak hanya bagaimana pasar berinteraksi tetapi juga mengatur ketentuan atas informasi keuangan yang muncul dipasar modal. Intervensi pemerintah bertujuan mengatur perkembagan pasar dan pertumbuhan ekonomi. Keseimbangan dan transparansi pasar sangat vital dalam memberikan daya tarik investor.

Terdapat permintaan akan informasi akuntansi oleh pengguna dan terdapat penawaran informasi dari perusahaan dalam laporan keuangan. Keseimbangan harga kemudian secara teori akan timbul dari arus informasi akuntansi permintaan dan penawaran tersebut. Dengan kata lain, tekanan atas pasar bebas dapat menentukan tipe informasi akuntansi apa yang dibutuhkan dan standar apa yang mendasari.

Akan tetapi, kemungkinan kecil pemerintah akan lepas tangan terhadap pasar. Oleh karena itu, para kritikus mengatakan pendekatan pasar bebas tidak realistis. Mereka berpendapat bahwa teori tersebut tidak dapat berjalan karena mekanisme pasar tidak akan mencapai harga ideal. Hal tersebut dikarenakan alasan dibawah ini

[

TEORI AKUNTANSI

]

Chapter 3 – Applying Theory to Accounting

(3)

Informasi akuntansi tidak dapat disamakan dengan produk lain, karena informasi akuntansi merupakan ‘barang publik’. Ketika suatu perusahaan menerbitkan informasi keuangannya, informasi tersebut kemudian tersedia bagi setiap orang.

Perusahaan memiliki kemampuan untuk memonopoli informasi penawaran yang kemudian perusahaan akan cenderung untuk tidak memproduksi sesuai penawaran sehingga dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi.

Bahkan jika pasar bebas menyediakan informasi akuntansi, intervensi pemerintah tetap dibutuhkan karena para pengguna tidak dapat bersepakat mengenai apa saja yang mereka inginkan dan para akuntan tidak akan menyetujui begitu saja prosedur untuk menyampaikan informasi yang diinginkan pengguna. Lebih jauh, nilai atas informasi yang disampaikan perusahaan kepada pengguna akan sangat berpengaruh dalam peningkatan nilai perusahaan jika saja informasi tersebut dapat dibandingkan dengan informasi perusahaan lain.

2) Agency theory

Permintaan atas informasi keuangan dapat dikategorikan untuk kepentingan pengurus atau kepentingan pengambilan keputusan. Atkinson dan Feltham mengatakan teori agensi lebih mempertimbangkan permintaan pengurus atas informasi. Teori ini berkonsentrasi pada hubungan kesejahteraan pemilik yang dipercayakan ke pengurus. Atkinson dan Feltham menjelaskan bahwa permintaan informasi pengurus dikarenakan

 Motivasi agen

 Distribusi risiko secara efisien.

Permintaan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan terkait peran informasi dalam teori statistical decision. Informasi dapat berguna jika dapat memperbaiki alokasi sumber daya dan risiko dalam ekonomi dengan mengurangi ketidakpastian.

Ketidakpastian dalam teori agensi dapat diklasifikasikan sebagai ex ante dan ex post. Ketidakpastian ex ante muncul ketika pengambilan keputusan seperti ketidakpastian tentang kejadian controllable yang dapat mempengaruhi produksi atau ketidakpastian tentang kemampuan manager. Ketidakpastian ex post muncul setelah keputusan diambil dan hasil telah terlihat. Ketidakpastian ini sama dengan ketidakpastian ex ante kecuali bahwa ketidakpastian ex post dapat dikurangi dengan adanya laporan ex post tentang apa yang telah terjadi. Teori agensi ini berfokus pada dampak dari alternative laporan ex post yang mempengaruhi ketidakpastian ex post.

Atkinson dan Feltham melihat peran penetapan standar sebgai salah satu upaya mengidentifikasi situasi dimana perbaikan kesejahteraan dapat dicapai dari kebijakan laporan keuangan. Perbaikan kesejahteraan ini berelasi dengan perbandingan Pareto. Policy A would be preferred to policy B if under the former every person is at least as well off as under the latter and at least one person is better off. Policy A would also be preferred to policy B if it resulted in a more efficient allocation of resources and risk. Dalam pandangan ini, muncul konsekuensi bahwa standar akuntansi memegang peranan penting.

(4)

3) Theories of Regulation a) Public interest theory

Alasan ekonomi sentral sebagai awal kemunculan intervensi pemerintah dalam berbagai operasi pasar dalam “public interest” ialah kegagalan pasar. Dalam kerangka teori ini, regulasi dimaksudkan oleh legislatif untuk melindungi kepentingan konsumen, dalam mengamankan perbaikan kinerja ekonomi...dibandingkan dengan situasi yang tidak memiliki regulasi.

Potensi kegagalan pasar terjadi ketika ada kegagalan dari salah satu kondisi yang diperlukan untuk mencapai kondisi terbaik dari pasar yang kompetitif. Contoh potensi kegagalan meliputi:

 Kurangnya kompetisi (monopoli, oligopoli)  Hambatan untuk masuk (barriers to entry)

 Kesenjangan informasi yang tidak sempurna (asimetri informasi) antara pembeli dan penjual atau sinyal pasar tertentu (misalnya reputasi penjual)

 Sifat dari barang publik dari beberapa produk (misalnya informasi keuangan) dimana penyediaan produk ke satu individu membuatnya sama dan tanpa biaya tersedia juga bagi orang lain. Kegagalan pasar terjadi disini karena sistem harga normal di pasar tidak berfungsi.

Teori public interest didasarkan pada asumsi bahwa ekonomi pasar tunduk pada serangkaian ketidaksempurnaan pasar atau kegagalan transaksi yang jika dibiarkantidak dikoreksi akan menghasilkan inefisiensi dan ketidakadilan. Hal ini juga didasarkan pada tiga asumsi lebih lanjut bahwa:

 Kepentingan konsumen diterjemahkan dalam tindakan legislatif melalui operasi dari internal pasar. Dalam pasar ini, orang dipandang sebagai bentuk mata uang. Kebijakan disajikan oleh calon yang bersaing untuk kantor adalah komoditas yang dibeli.

 Adanya agen ( politisi entrepreneurial dan kelompok kepentingan umum) yang akan mencari regulasi atas nama “kepentingan umum”. Agen ini dapat memenuhi kepentingan pribadinya melalui tercapainya tujuan dari kepentingan umum....tetapi teori membutuhkan setidaknya beberapa preferensi untuk kepentingan umum menjadi tulus.

 Pemerintah tidak memiliki peran independen untuk berkecimpung dalam pengembangan regulasi. Sebaliknya, pejabat pemerintah cenderung penengah netral yang mengintervensi tanpa mengeluarkan biaya dalam pasar sesuai permintaan agen “kepentingan umum”.

b) Regulatory Capture Theory

Teori kedua yang diajukan untuk memahami regulasi pelaporan keuangan ialah capture theory. Teori ini menyatakan bahwa meskipun tujuan sebenarnya atau asal usul regulasi pemerintah ialah untuk melindungi kepentingan umum, akan tetapi tujuan ini tidak tercapai karena dalam proses regulasi, objek yang ingin di atur (regulate) malah berbalik mengontrol atau mendominasi si pembuat aturan (regulator).

Capture theory berasumsi Pertama bahwa semua anggota masyarakat rasional secara ekonomi; oleh karena itu, setiap orang akan mengejar kepentingan pribadi sampai pada titik dimana manfaat marjinal pribadi dari melobi regulator hanya sama dengan biaya marjinal pribadi. Regulasi memiliki potensi untuk mendistribusikan kekayaan. Oleh karena itu, orang melobi regulasi yang meningkatkan kekayaan mereka, atau mereka melobi untuk memastikan regulasi yang tidak efektif dalam menurunkan kekayaan mereka. Kedua, bahwa pemerintah tidak memiliki peran independen untuk bermain dalam proses regulasi, dan kelompok kepentingan bertarung untuk menguasai kekuasaan koersif pemerintah untuk mencapai distribusi kekayaan yang mereka inginkan.

(5)

 Berhasil dalam mengkoordinasikan kegiatan dari badan regulasi dengan kegiatan mereka, sehingga kepentingan pribadi mereka bisa dipuaskan.

 Menetralisir atau memastikan kinerja badan regulasi tidak ada atau biasa-biasa saja.

 Dalam proses interaksi dengan regulator, berhasil membuat regulator ke dalam perspektif berbagi yang saling menguntungkan, sehingga memberikan regulasi yang mereka cari.

Badan regulator capture melibatkan capture dalam administrasi, implementasi, dan dalam tingkatan yang besar evaluasi efek dari proses kebijakan dalam setiap area yang diregulasi. Hal tersebut telah ditemukan sangat jelas dimana berlaku prasyarat berikut:

 Jumlah entitas klien sedikit

 Individu dalam badan regulasi memiliki kontak teratur dengan seperangkat individu dalam entitas yang diregulasi dan memiliki latar belakang regulated industry atau potensi peluang kerja dalam regulated industry.

 Regulated industry mengontrol informasi yang dibutuhkan untuk regulasi.  Ada kompleksitas informasi dan produk.

 Badan regulasi memiliki sumber daya yang minimal bila dibandingkan dengan industri yang diatur.

Alasan utama dari capture berpusat pada kenyataan bahwa keputusan peraturan biasanya memiliki efek besar pada kepentingan regulated industry. Sebagai contoh, izin untuk mengoperasikan bisnis atau untuk menyediakan produk atau jasa tertentu dapat diberikan atau ditolak oleh badan regulator, dan tingkat serta struktur harga yang dikenakan untuk output suatu industri dapat ditentukan oleh undang-undang. Pada gilirannya regulated industry merasa bahwa posisi keuangan secara keseluruhan dapat secara signifikan dipengaruhi oleh keputusan regulasi. Oleh karena itu, mereka menghasilkan aktivitas yang bertujuan untuk mempengaruhi badan regulasi.

Peraturan capture theory akan menunjukkan bahwa badan akuntansi profesional atau sektor korporasi akan mencari kontrol sebanyak mungkin atas pengaturan dari standar akuntansi yang mengatur pelaporan oleh anggota mereka. Ini melibatkan baik kontrol resmi atas penetapan standar, representasi pada badan penetapan standar yang relevan, atau pengaruh/kontrol yang signifikan atas keputusan yang dibuat oleh badan penetapan standar yang relevan.

c) Private Interest Theory

Teori ketiga muncul sebagai respon atas ketidakpuasan dengan penjelasan yang disediakan oleh public interest theory dan capture theory. Asumsi dari teori ini bahwa regulasi ada sebagai hasil dari respon pemerintah terhadap tuntutan publik untuk memperbaiki praktek yang tidak efisien atau tidak adil oleh individu dan organisasi, yang dengan keras ditentang pada tahun 1971 oleh George Stigler. Tema dasar dari tentangan Stigler adalah bahwa pemerintah memiliki satu sumber daya dasar yang ‘tidak dibagi bahkan dengan warga terkuatnya: kekuatan untuk memaksa. Kekuatan untuk memaksa ini adalah potensi sumber daya atau ancaman bagi stiap perusahaan bisnis bahwa dengan kekuatan untuk melarang atau memaksa dan/atau menyediakan atau menarik pajak dan subsidi, pemerintah bisa dan dapat secara selektif menolong atau menyakiti banyak bisnis.

(6)

Komoditas penting yang ditransaksikan dalam pasar politik ini adalah transfer kekayaan, dengan konstituen pada sisi permintaan dan perwakilan politik pada sisi penawaran.

Ahli private interest theory percaya bahwa terdapat pasar untuk penerapan regulasi dengan penawaran dan permintaan yang sama seperti pada pasar modal. Dalam hal ini pasar politik memiliki banyak penawar. Namun, hanya satu kelompok yang akan berhasil, dan itu adalah kelompok yang membuat penawaran tertinggi. Dalam pandangan ini, kelompok produsen adalah yang paling sering memberikan penawaran tertinggi dan dengan demikian dapat menggunakan kekuatan pemerintah untuk keuntungan mereka sendiri karena dua alasan. Pertama, perusahaan dalam industri manapun jumlahnya lebih sedikit daripada orang di luar industri yang mungkin menanggung biaya dari peraturan yang dicari, seperti pembatasan untuk masuk. Oleh karena itu, perusahaan mencari perlindungan politik merasa akan lebih mudah bila menjadi kelompok kepentingan yang terorganisir yang mampu memegang pengaruh politik. Karena keuntungan per kapita mereka cenderung tinggi, mereka memiliki dorongan untuk menggabungkan upaya mereka untuk mencapai hasil akhir yang saling menguntungkan.

Sebaliknya, kelompok semakin besar namun makin tersebar, seperti konsumen dan kelompok kepentingan umum, dibatasi kemampuannya untuk membuat penawaran yang efektif, dikarenakan dua faktor biaya utama:

 Biaya organisasi (misalnya biaya yang terlibat dengan memobilisasi suara dan kontribusi sumber daya untuk mendukung partai politik yang sesuai)

 Biaya informasi (misalnya biaya yang terkait dengan mendapatkan informasi tentang tindakan pemerintah)

Penegasan dasar dari private interest theory adalah bahwa ada ‘law of diminishing return’ dalam hubungan antara ukuran kelompok dan biaya dari menggunakan proses politik. Teoris percaya bahwa regulasi tidak timbul sebagau hasil dari respon pemerintah terhadap permintaan publik. Sebaliknya, regulasi dicari oleh ‘producer’ kelompok kepentingan pribadi dan dirancang dan dioperasikan terutama untuk manfaat mereka.

Bahkan jika suatu kelompok memiliki insentif, tetap terdapat suatu mekanisme dimana kelompok tersebut dapat memperoleh dan menggunakannya sebagai pengaruh. Asumsi kedua Stigler adalah bahwa pejabat pemerintah, seperti eksekutif bisnis atau konsumen, yang secara rasional mementingkan kepentingannya sendiri. Mereka berusaha memaksimalkan suara mereka atau kekayaan mereka. ‘Producer’ kelompok kepentingan pribadi bisa menyediakan sumber daya ini dengan memberikan sumbangan kampanye dan iklan politik untuk pejabat terpilih dan peluang menguntungkan untuk berkerja selepas dari pemerintahan.

Dengan demikian, peraturan hanya dapat dilihat sebagai alat untuk mentransfer keuntungan kepada kelompok yang terorganisir dengan baik dalam bentuk subsidi, penetapan harga, pengendalian atas masuknya pesaing politik, dan penekanan produksi barang pengganti jika kelompok akan mengembalikan kebaikan dengan suara dan sumbangan kepada politisi. Teori ini memprediksi bahwa regulator akan menggunakan kekuasaan mereka untuk mentransfer pendapatan dari mereka yang memiliki kekuatan politik yang lemah kepada mereka yang memiliki kekuatan politik lebih besar.

LO-2. BAGAIMANA TEORI DAN REGULASI DIAPLIKASIKAN PADA AKUNTANSI DAN PRAKTIK

AUDIT

(7)

mana teori-teori ini menjelaskan dan memprediksi regulasi akuntansi dan audit seperti yang diamati di pasar modal.

1) Penerapan teori kepentingan publik

Di bawah teori kepentingan umum, pemerintah turut campur tangan dalam regulasi pelaporan keuangan dan menanggapi kegagalan pasar untuk ‘kepentingan umum'. Argumen dasarnya adalah bahwa mekanisme pasar telah gagal dan tindakan pemerintah diperlukan untuk merespon kegagalan pasar. Pengenalan Undang-Undang Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat pada tahun 2002 setelah runtuhnya Enron Corporation dan perusahaan audit Arthur Andersen dapat dilihat dari sudut pandang 'kepentingan umum'. Pelaporan keuangan baru dan tata kelola perusahaan dipersyaratkan, diperkenalkan, serta standar baru dan struktur pengawasan untuk auditor diciptakan. Canada, Kuhn dan Sutton berpendapat bahwa UU Sarbanes-Oxley dibuat, demi kepentingan publik, salah satu alasannya adalah perlindungan terbesar dalam pasar keuangan dan terkait perilaku perusahaan di masa lampau.

Contoh sebelumnya adalah pemerintah Australia menetapkan Accounting Standards Review Board (ASRB) pada tahun 1984. Intervensi pemerintah dalam proses penyusunan standar akuntansi dipandang sebagai respon yang baik dari kegagalan di pasar untuk informasi akuntansi, hal ini dibuktikan dengan sejumlah besar runtuhnya perusahaan bahkan setelah auditor telah bersertifikat dan diyakini sebagai 'benar dan adil'. Demikian pula, tuntutan untuk standar akuntansi yang lebih ketat atau untuk perubahan dalam proses penyusunan standar akibat runtuhnya perusahaan besar di tahun 1330-an akhir dan di tahun 2000-an awal (Enron dan Worldcom di Amerika Serikat, HIH, dan OneTel di Australia) dipandang sebagai diperlukan dalam kepentingan publik.

Runtuhnya korporasi dianggap menunjukkan bahwa ada pelanggaran serius terhadap kondisi persaingan usaha. Pelanggaran tersebut berasal dari asimetri informasi antara pemberi informasi (manajemen perusahaan dan akuntans profesional) dan pengguna laporan keuangan eksternal (investor) yang tidak tahu apa informasi akuntansi yang mereka butuhkan dan / atau tidak dapat menentukan nilai informasi akuntansi yang mereka terima. Selain itu, informasi keuangan dapat dilihat sebagai 'barang publik' yang telah menyebabkan perbedaan antara biaya marjinal dan manfaat untuk (a) para pengguna informasi keuangan dan produsen (b) informasi (manajemen perusahaan). Sebelum intervensi pemerintah (misalnya pembentukan ASRB), standar tidak didukung oleh legislatif dan teori kepentingan publik berpendapat bahwa hal ini tidak dapat disangkal untuk menemukan bahwa jumlah informasi yang dihasilkan oleh entitas perusahaan mengalami kekurangan 'kualitas yang diperlukan untuk keputusan investasi dan alokasi sumber daya yang optimal dalam perekonomian '.

Dengan demikian, dalam rangka mengakomodasi kepentingan umum, maka dari itu kerangka teori menunjukkan intervensi pemerintah dalam proses penyusunan standar akuntansi adalah untuk memperbaiki kegagalan di pasar untuk informasi akuntansi. Pada saatnya nanti, kepentingan umum akan terlayani oleh kembalinya kepercayaan di pasar modal oleh investor.

(8)

untuk investor. Hal ini menyatakan bahwa kegagalan dapat mengurangi ketidakpastian dan menyebabkan perusahaan yang sedang dilihat sebagai 'lemon'. Pada saatnya, dapat mengakibatkan biaya tambahan untuk perusahaan dalam bentuk, contohnya, biaya bunga yang lebih tinggi, peningkatan persyaratan keamanan untuk pinjaman dan peningkatan ancaman pengambilalihan dari pesaing. Dengan demikian, kita menemukan contoh dimana kita dapat menerapkan teori kepentingan umum, tetapi tidak dapat dipastikan bahwa teori ini adalah satu-satunya penjelasan untuk mengamati perilaku.

Penerapan teori capture.

Walker berpendapat bahwa meskipun pemerintah Australia awalnya memperkenalkan ASRB untuk memastikan perlindungan 'kepentingan umum, ia percaya bahwa teori capture lebih berlaku dalam menjelaskan peristiwa. Dia berpendapat bahwa dewan berhasil dicapture oleh profesi akuntansi, yang diatur di industri. Sinyal utama pengcapturean, menurut Walker, berpusat pada kegiatan-kegiatan seperti fakta bahwa 'karena proses' ketentuan yang ditinggalkan demi 'jalur cepat' persetujuan standar yang disampaikan oleh Australian Accounting Research Foundation (AARF). Selanjutnya, sejumlah perselisihan antara ASRB dan AARF diselesaikan dalam mendukung yang terkini dan AARF (didanai oleh profesi) bergabung dengan ASRB (didanai oleh pemerintah). ASRB resmi memiliki kekuatan untuk mempertimbangkan standar yang diserahkan kepadanya dari sumber manapun. Ini merupakan upaya untuk memperluas penerimaan politik standar yang disetujui; Namun, hanya satu dari 23 standar yang disetujui berasal dari sumber di luar profesi. Dengan demikian, seperti dengan standar biasa, dapat dikatakan bahwa mekanisme 'proses hukum' dalam ASRB gagal untuk mencapai tujuannya.

Pada dasarnya, argumen Walker adalah bahwa profesi akuntansi diperlukan untuk melegitimasi standar akuntansi (yaitu, memastikan kepatuhan dengan standar) yang hanya dapat dicapai oleh standar yang memiliki 'kekuatan hukum' dengan memastikan bahwa standar akuntansi yang didukung oleh undang-undang. Namun, profesi akuntansi memiliki kepentingan ekonomi dalam mempertahankan proses penetapan standar, yang tidak ingin dilepaskan begitu saja kepada pemerintah. Pada saatnya, satu-satunya cara profesi dan pemerintah bisa melegitimasi standar akuntansi dan memelihara kepentingan ekonomi adalah untuk 'mengcapture' ASRB, badan yang memiliki kekuasaan untuk membuat standar akuntansi wajib bagi entitas perusahaan. Di bawah tampilan capture, intervensi peraturan dalam proses penetapan standar akuntansi yang telah dirancang, untuk kerangka teori kepentingan umum, dan melindungi kepentingan publik. Namun, penelitian Walker menggambarkan profesi akuntansi sebagai kelompok elite yang, pada dasarnya, tidak bertanggung jawab kepada kepentingan umum, yang berusaha dan mencapai kontrol proses penetapan standar untuk keuntungan sendiri, dan hanya dibatasai oleh rasa takut intervensi pemerintah.

(9)

lalu. Tak satu pun dari mereka berada dalam posisi untuk mengendalikan atau 'mengcapture' proses penetapan standar pasca tahun 2005.

Dengan Australia dan keputusan Eropa untuk mengadopsi standar internasional, dan misi IASB bahwa standar akan diadopsi di semua negara di seluruh dunia, fokus capture peraturan telah bergeser ke IASB. Zeff mencatat bahwa IASB berada di bawah 'aliran pandangan mendesak’ dari asosiasi perdagangan, perusahaan-perusahaan besar dan bank-bank di negara-negara Eropa. Dia menjelaskan bahwa ada banyak kelompok yang sangat peduli dengan output IASB, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa pengcapturean oleh salah satu kelompok tidak akan mungkin. Namun, gagasan bahwa IASB telah 'dicapture' oleh FASB telah ditandai. Masalah standar IASB yang dekat dengan US Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) tidak menimbulkan pertanyaan pengaruh US GAAP pada standar IASB. Zeff melaporkan bahwa perbedaan pendapat di Eropa pada IFRS 8, yang erat mengikuti standar FASB, telah mengangkat lagi pertanyaan apakah konvergensi antara IASB dan FASB baik untuk Eropa.

2) Penerapan teori kepentingan pribadi

Teori kepentingan pribadi memberikan pendekatan lain untuk memahami perilaku suatu pihak dengan insentif untuk mempengaruhi regulasi pelaporan keuangan. Rahman berusaha untuk menerapkan teori kepentingan pribadi dari Stigler, Posner dan Peltzman ke pembentukan ASRB tersebut. Kesimpulan dari Rahman adalah bahwa ada beberapa keterbatasan dalam penelitian Walker. Dia menegaskan bahwa peninjauan secara sistematis terhadap organisasi dan fungsi Dewan menunjukkan bahwa Dewan tergantung pada dan rentan terhadap pengaruh dari beberapa kelompok kepentingan. Jadi, sementara Rahman menegaskan pengaruh profesi akuntansi pada persiapan dan peninjauan standar, ia juga menemukan bahwa pihak lain menjamin peran penting yang memungkinkan mereka untuk terus meneliti dan mempengaruhi kegiatan Dewan. Partai-partai ini termasuk Dewan Menteri yang memiliki kewenangan dasar. Dewan harus beroperasi dengan gagasan bahwa semua standar akuntansi yang disetujui yang harus mendapat persetujuan politik. Ini tersirat bahwa konsekuensi dari minimal politik standar.

Rahman menemukan bahwa Dewan juga tergantung pada National Companies and Securities Commission (NCSC) untuk penegakan standar. Ada atau tidak adanya standar yang menghambat administrasi dari efisiensi hukum perusahaan dengan demikian bertanggung jawab untuk menerima perhatian dari NCSC (sekarang Australian Securities and Investments Commission atau ASIC). Selanjutnya, Rahman berpendapat bahwa Walker gagal untuk menyebutkan kehadiran sejumlah eksekutif perusahaan di Dewan ASRB. Hal ini sangat penting, mengingat bahwa terutama manajer perusahaan dan direksi yang dibutuhkan untuk memenuhi standar akuntansi wajib hadir pada pengenalan ASRB tersebut. Dengan demikian, sektor ini yang, dalam kenyataannya, 'diatur industri. Auditor atau profesi akuntan secara keseluruhan pada akhirnya terpengaruh hanya karena mereka secara aktif terlibat dalam persiapan dan otentikasi dari laporan keuangan perusahaan. Representasi besar eksekutif perusahaan di dewan itu dibuat, mungkin, untuk membantu mengamankan kepentingan kelompok partai yang telah diatur.

(10)

secara efektif menarik Pernyataan Konsep akuntansi (SAC) 4 Definisi dan Pengakuan Unsur Laporan Keuangan pada awal tahun 1990an. Contoh lainnya pengaruh oleh pihak dari sektor korporasi terlihat di CLERP 1 proposal pemerintah untuk merestrukturisasi proses penetapan standar yang diadopsi pada tahun 2005 berikut standar akuntansi internasional.

Keterbatasan teori regulasi ini adalah bahwa mereka tidak saling eksklusif, yaitu, peristiwa dijelaskan oleh satu teori dapat dijelaskan sama baiknya dengan teori lain. Tidak jelas bahwa penjelasan tunggal dapat dipertahankan. Sebagai contoh, dalam kaitannya dengan Undang-Undang Sarbanes-Oxley dapat dikatakan bahwa pemerintah AS terpaksa mengambil tindakan setelah runtuhnya Enron, untuk menunjukkan bahwa Pemernitah tanggap dan serius mengenai kecukupan tata kelola perusahaan, pelaporan keuangan pengawasan dan audit. Dengan demikian, teori bunga swasta mungkin berlaku juga untuk menjelaskan kejadian yang diamati. Teori kepentingan pribadi memiliki banyak pendukung karena mengakui dasar kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat dalam regulasi. Hal ini juga cocok dengan pandangan bahwa penetapan standar adalah proses politik.

3) Pengaturan standar sebagai proses politik

Pengaturan standar dipandang sebagai proses politik karena memilki potensi untuk secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan berbagai kelompok kepentingan. Oleh karena itu kelompok ini berusaha untuk mempengaruhi pengenalan regulasi. Model perilaku politik adalah ringkasan dari 'pilihan publik' atas teori regulasi. Hal ini digunakan oleh Watts dan Zimmerman yang berpendapat bahwa proses politik hanyalah sarana mengejar kelompok dengan perbedaan kepentingan. Individu atau kelompok dipengaruhi secara berbeda oleh peraturan akuntansi. Sebagai contoh, sebuah pengakuan melarang standar beban piutang tak tertagih mungkin disambut oleh perusahaan yang meminjam dan dekat dengan kesepakatan pinjaman yang mempengaruhi mereka. Di sisi lain, bank-bank besar dengan profil publik yang tinggi mungkin menolak untuk standar ini karena menyebabkan keuntungan mereka meningkat, understated risiko mereka, dan meningkatkan eksploitasi yang jelas terhadap pelanggan mereka. Di hadapan kepentingan yang beragam dan seringkali bertentangan, sebuah badan pembuat keputusan - kelompok peraturan - harus menjaga keseimbangan antara mereka dengan membuat pilihan politik. Bagi mereka keputusan yang mereka buat harus diterima oleh orang-orang yang terkena dampak, badan pengawas perlu mandat untuk melakukan pilihan sosial; yaitu, perlu legitimasi politik. Gerboth memperkuat pandangan ini:

“. . . politisasi akuntansi aturan pembuatan [adalah] tidak hanya tak terelakkan. Masyarakat berkomitmen untuk legitimasi otoritas demokratis, hanya secara politis bertanggung jawab terhadap lembaga dan memiliki hak untuk memerintahkan orang lain mematuhi aturan.”

(11)

dalam semua sewa. Pembuat standar telah menyatakan preferensi untuk mengenali sewa di neraca, tetapi sejauh tidak mampu untuk mengamankan standar yang dapat memuaskan untuk mencapai tujuan ini. IASB/FASB memiliki penelitian bersama saat ini pada akuntansi sewa, yang melibatkan peninjauan kembali yang komprehensif dari semua aspek akuntansi sewa guna usaha dan diperkirakan akan menyebabkan perubahan mendasar dalam akuntansi untuk sewa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pendekatan umum baru untuk akuntansi sewa yang akan memastikan bahwa semua aset dan kewajiban yang timbul dalam kontrak sewa diakui di neraca.

LO-3. KERANGKA PELAPORAN KEUANGAN YANG BERKENAAN DENGAN PENGATURAN

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ada berbagai pihak dalam suatu lingkungan pelaporan keuangan. Termasuk di dalamnya adalah pihak yang menyiapkan laporan keuangan (direksi perusahaan beserta para eksekutif dan manajernya) dan auditor eksternal serta para pembuat kebijakan seperti pemerintah, grup perusahaan sektor privat, dan bursa efek. Aktivitas pihak-pihak ini akan dipengaruhi lingkungan terjadinya laporan keuangan yang mencakup aspek hukum atau legal, ekonomi, politik dan sosial. Suatu karakteristik spesifik yang berhubungan dengan lingkungan akan membentuk suatu kerangka yang disebut regulatory framework of financial reporting atau kerangka pelaporan keuangan yang berkenaan dengan pengaturan. Meskipun kerangka ini bervariasi untuk setiap negara, namun ada kesamaan elemen yang dimiliki oleh kerangka-kerangka tersebut. Elemen kerangka yang dimaksud akan dibahas selanjutnya, sekaligus akan ditunjukkan bagaimana elemen tersebut mempengaruhi output dari proses pelaporan keuangan yaitu laporan keuangan.

1) Persyaratan Undang-undang

Ada berbagai macam motivasi bagi manajer untuk secara sukarela memberikan informasi keuangan dan memberikan akses agar informasi tersebut diverifikasi secara independen melalui proses audit, yang salah satunya disebabkan hal tersebut diatur dalam peraturan perundang-undangan. Di berbagai negara undang-undang perusahaan mensyaratkan bagi para manajer untuk menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit. Persyaratan tersebut bisa saja sedikitnya mencakup laporan apa saja yang harus disediakan dan frekuensi penyediaan laporan, atau bisa juga mencakup informasi lain berkaitan dengan laporan yang disediakan, misalnya peraturan di Australia yang mengharuskan perusahaan harus mengungkap informasi mengenai kinerja lingkungan mereka. Di beberapa negara lain, terutama di Amerika, persyaratan-persyaratan ini lebih banyak diatur dalam undang-undang pasar modal dibanding di dalam undang-undang perusahaan.

(12)

2) Tata Kelola Perusahaan

Elemen lain yang juga penting dalam kerangka peraturan suatu negara adalah sistem tata kelola perusahaannya. Sebagian tata kelola ini diturunkan dari hukum yang mengharuskan direksi untuk melakukan hal tertentu dalam hal manajemen perusahaan mereka. Misalnya keharusan untuk menyelenggarakan RUPS dan pengungkapan hal-hal penting seperti remunerasi direksi adalah tata kelola dasar yang tercakup dalam undang-undang perusahaan. Namun begitu tidak menutup kemungkinan adanya tambahan panduan dan aturan yang muncul baik dari rekomendasi sukarela perusahaan maupun aturan listing bursa saham. Panduan tata kelola perusahaan bisa muncul dalam bentuk best practice yang mendorong direksi mengadopsi mekanisme terbaik yang sesuai keadaan perusahaan mereka. The International Federation of Accountants (IFAC) adalah contoh badan di Inggris yang mengeluarkan rekomendasi tata kelola perusahaan ini. Persyaratan pemerintah berkaitan dengan pelaporan keuangan dapat dipaksakan melalui peraturan listing bursa saham seperti yang terjadi di Inggris dan Australia.

3) Auditor dan Pengawasan

Auditor merupakan salah satu profesi yang memiliki fungsi cukup vital dalam memberikan keyakinan atas kualitas informasi dalam laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, sudah sewajarnya ada aturan yang mengatur profesi auditor. Salah satu bentuk umum aturan tersebut adalah syarat keahlian dan pengalaman sebelum melakukan praktek, serta keanggotaan pada asosiasi profesi dan komitmen pada kode etik profesi. Auditor mau tidak mau akan memaksakan diri mengikuti serangkaian aturan tersebut untuk mempertahankan posisinya agar dapat terus menjalankan profesinya tersebut. Sebagai contoh berbagai peraturan pada profesi akuntan merupakan bentuk awal dari pengawasan oleh auditor. Pada masa lalu peran pengawasan ini secara serius dilakukan oleh suatu bada profesional yang mencurahkan sumber daya cukup besar dalam menciptakan standar baik pada level nasional maupun internasioanl, sedangkan pada saat ini banyak badan yang mewakili auditor di berbagai negara mengadopsi standar internasiona (ISA) untuk menunjukkan komitmen akan kualitas layanan audit yang baik.

Meskipun profesi audit mengembangkan sendiri aturan-aturan mereka, terdapat beberapa contoh utama di masa lalu ketika tanggung jawab pengaturan berada di tangan otoritas negara. Sebagai contoh di Perancis dan Italia tanggung jawab tersebut ada di badan penegak aturan independen (pengatur pasar modal), dengan di perancis khususnya badan ini bekerja sama dengan badan yang mewakili auditor dalam proses pengawasan aktifitas auditor. Tanggung jawab yang diletakkan pada badan pemerintah akan memberikan pengaturan yang lebih independen (paling tidak secara teori). Pilihan ini juga mencerminkan perbedaan ekonomi atau politik dalam pendekatan pengelolaan pasar modal. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara telah memperkenalkan badan hukum yang bertanggung jawab atas pengawasan auditor, seperti yang akan dibahas dalam bagian akhir bab ini.

4) Badan Penegak Hukum yang Independen

Sebuah studi oleh FEE mencakup badan penegakan independen sebagai bagian dari sistem penegakan yang menyeluruh atas persyaratan pelaporan keuangan. Peran badan ini dalam peraturan pelaporan keuangan adalah untuk meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang mengatur pembuatan laporan keuangan, yang terdapat dalam hukum, dan standar akuntansi. Sebuah badan penegakan independen merupakan perpanjangan lodgement supervision yang merupakan bagian dasar kerangka pengaturan. Pembentukan badan penegakan independen juga masih merupakan hal baru, terkait dengan pengadopsian IFRS di tahun 2005.

(13)

mungkin saja memiliki tugas dan kekuasaan yang luas dalam kaitannya dengan regulasi pasar sekuritas, jauh melampaui pemantauan pelaporan keuangan. Namun demikian, badan-badan tersebut bisa sangat aktif dalam menegakkan persyaratan pelaporan keuangan yang terkandung dalam hukum dan akuntansi. Di beberapa negara, bursa saham mengambil peran sebagai regulator pasar. Sebagai contoh, bursa saham terlibat (atau telah terlibat) dalam pemantauan pelaporan keuangan di Swiss, Swedia dan Norwegia. Bentuk lain dari badan penegakan independen adalah review panel, seperti Financial Reporting Review Panel (FRRP) yang dimiliki Inggris. FRRP dibentuk pada tahun 1991 dengan kuasa untuk menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang perlu mendapat perhatian. Pendekatan lain diambil oleh Jerman setelah mereka mengadopsi IFRS. Mereka membuat sebuah sistem penegakan dua lapis, yang terdiri dari panel review ((the Financial Reporting Enforcement Panel or FREP), yang bertanggung jawab kepada departemen pemerintah (the Federal Institute for the Oversight of Financial Services). Bentuk lain dari kerangka pengaturan yang timbul karena adopsi IFRS adalah munculnya sistem untuk mengkoordinasikan penegakan hukum. Sebuah organisasi supranasional, International Organization of Securities Commission (IOSCO) membuat suatu sistem untuk anggota mereka dan organisasi penegak independen lain untuk berbagi informasi dan berkonsultasi dalam rangka meningkatkan koordinasi dan konvergensi. Setiap regulator nasional mempertahankan kemampuan untuk menangani masalah mereka sendiri, sedangkan sistem bertujuan untuk memfasilitasi konsistensi dan memberikan titik acuan untuk keputusan peraturan di masa depan.

LO-4. STRUKTUR LEMBAGA PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI DAN STANDAR AUDIT

Dalam diskusi mengenai kerangka pengaturan mengenai akuntansi keuangan, penyusunan laporan keuangan biasanya berasal dari peraturan perundang-undangan dan standar akuntansi yang berlaku. Di bagian ini akan dijelaskan mengenai proses terbentuknya badan pengaturan standar internasional dan proses pengaturan akuntansi internasional dan standar akuntansi.

1) Latar Belakang

Perkembangan standar akuntansi internasional diawali secara resmi dengan berdirinya International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973 di London. Komite ini terdiri atas perwakilan dari badan-badan akuntansi professional di sembilan Negara (Australia, Kanada, Perancis, Jepang, Meksiko, Belanda, UK dan Irlandia, serta US dan Jerman Barat). Tujuan dari dibentuknya komite ini adalah untuk membangun sebuah standar akuntansi untuk sektor privat yang dapat digunakan secara global.

Sebelum tahun 2005, terdapat International Accounting Standards (IAS) yang sangat berpengaruh dan diadopsi oleh negara-negara yang belum memiliki badan standar akuntansi nasional seperti Indonesia dan Papua Nugini hingga negara yang sudah memiliki standar nasional seperti Singapura dan Hong Kong. Perusahaan menggunakan IAS untuk menyediakan informasi tambahan dengan format yang lebih transparan dan dapat dibandingkan (comparable) bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal.

(14)

pengawas bagi IASB dan dibentuk juga komite interpretasi (interpretations committee). Tugas dari IASB adalah melakukan pemutakhiran IAS yang masih berlaku dan menyusun International Financial Reporting Standards (IFRS).

Kedudukan IASB menjadi semakin penting seiring dengan keputusan Komisi Eropa (European Commission) pada tahun 2002 untuk menerapkan standar IASB pada tahun 2005. Komisi Eropa mengumumkan bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar sebagai negara anggota Uni Eropa harus menyiapkan akun konsolidasian berdasarkan standar IASB. Perubahan yang mendasar ini merupakan langkah yang penting dalam mendorong penyusunan informasi keuangan yang lebih transparan dan dapat dibandingkan oleh perusahaan-perusahaan Eropa yang terdaftar. Hal ini terdorong oleh keinginan untuk mengembangkan sebuah pasar modal yang terunifikasi di Eropa.

2) The IASB and FASB Convergence Program

Pada tahun 2002 dilakukan program konvergensi IASB dan FASB yang dikenal dengan nama Norwalk Agreement. Konvergensi ini menuntut IASB dan FASB untuk mengidentifikasi perbedaan antara standar yang mereka miliki, untuk meninjau kembali solusi yang tersedia, dan untuk memilih langkah yang lebih baik. Beberapa perbedaan timbul karena perbedaan pokok di antara dua jenis standar tersebut. US GAAP dideskripsikan sebagai standar berbasis peraturan sementara IAS disusun dengan tujuan berbasis prinsip akuntansi.

Keterlibatan Amerika Serikat yang lebih besar menjadikan proses penyusunan standar internasional didominasi oleh IASB dan FASB. Proses konvergensi hanya bisa dilakukan dalam bentuk dialog dua arah antara IASB dan FASB karena kerumitan konvergensi akan bertambah seiring bertambahnya pihak yang terlibat. Terkait pihak yang terlibat, IASB memiliki kebijakan yang memperbolehkan badan penyusun standar nasional untuk berkontribusi dalam proses penyusunan standar. Badan standar nasional ini berpartisipasi dalam pekerjaan IASB melalui proyek penelitian, kelompok kerja, serta proyek kerja sama. IASB masih bergantung pada kontribusi penyusun standar nasional meskipun belum ada kepastian mengenai batasan sejauh mana kontribusi tersebut mempengaruhi keputusan akhir IASB. Sejak tahun 2005, badan dari uni eropa seperti badan penyusun standar nasional dan EFRAG lebih aktif dalam proses pengembangan standar akuntansi. Dengan mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan oleh standar terhadap perekonomian, perdebatan yang kuat pun terjadi membahas mengenai isi dari standar IASB dan arah dari penyusunan standar.

3) Accounting Standards for The Public Sector

Akuntansi sektor publik memiliki perbedaan dengan akuntansi sektor swasta dalam hal tujuan dan para pemilik kepentingan (stakeholders). Namun, perkembangan standar akuntansi sektor publik tidak bisa dipisahkan dari sektor swasta karena pada mulanya berpedoman pada IASB dengan perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan sektor publik. Terkait dengan standar akuntansi sektor publik ini, Australia dan New Zealand berusaha menyusun sebuah standar yang dapat diterapkan baik di sektor swasta maupun publik. Standar tersebut dikenal dengan istilah standar sektor netral (sector neutral standards).

(15)

Secara historis, auditing merupakan bidang ilmu yang bersifat “self-regulated” atau tidak diatur oleh pemerintah dan berkembang secara independen. Sekumpulan masyarakat profesional akuntansi pada abad kesembilan belas diketahui mendorong lahirnya profesi di bidang pemeriksaan dan menyediakan pelatihan untuk para anggotanya. Pembentukan masyarakat ini terjadi pada saat Undang-Undang Perusahaan (Companies Acts) yang disetujui di Britania Raya mensyaratkan pemeriksaan sehingga menghasilkan sumber penghasilan yang signifikan bagi akuntan. Pemeriksaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan serta klien dan perundang-undangan hanya perlu melakukan kodifikasi atas praktik-praktik terbaik pemeriksaan.

Pada tahun 1939, American Insitute of Accountants menyusun standar audit yang pertama sedangkan standar audit di Australia diterbitkan oleh badan profesional akuntansi melalui AARF. Profesi bertanggung jawab untuk menjaga standar etik, termasuk menghukum anggota yang tidak mematuhi standar akuntansi dan pemeriksaan. Namun, bentuk regulasi seperti ini menjadi lemah jika tidak ada syarat hukum bagi akuntan untuk menjadi anggota dari badan profesional. American Institute of CPAs (AICPA) memulai sistem “peer reviews” pada tahun 1960-an meskipun status tersebut masih bersifat kesediaan (voluntary) hingga tahun 1989.

Kasus Enron dan kasus besar lainnya di awal tahun 2000-an menjadi dasar justifikasi bagi pemerintah untuk ikut campur dalam penyusunan standar pemeriksaan di Amerika Serikat dan Australia. Sejak pemberlakuan Sarbanes-Oxley Act pada tahun 2002, review atas firma audit di Amerika Serikat diatur oleh sebuah badan pemerintah, yaitu the Public Company Accounting and Oversight Board (PCAOB). PCAOB juga bertanggung jawab untuk menyusun standar pemeriksaan atas pemeriksaan perusahaan publik. Di Australia, standar pemeriksaan telah memiliki payung hukum melalui Undang-Undang Perusahaan (Corporates Act) pada tahun 2001 dan memulai mengikuti CLERP 9 sejak 1 Juli 2006.

Meskipun saat ini standar pemeriksaan disusun oleh badan pemerintah, tujuan awal lebih diarahkan pada penulisan ulang standar agar bisa digabungkan ke dalam peraturan perundang-undangan dan bukan untuk mengganti isi dari standar tersebut. Badan pemerintah yang bertugas untuk menyusun standar pemeriksaan sebagian besar masih dikontrol oleh profesi auditor melalui lembaga-lembaga profesi auditor. Hal ini dianggap mengancam kewenangan pemerintah dalam mengatur regulasi mengenai standar pemeriksaan. Badan pemerintah kemudian membentuk dewan yang bertugas untuk meningkatkan keyakinan bahwa standar pemeriksaan dibuat secara transparan dan merefleksikan kepentingan umum, dengan input dari publik dan regulator, dan untuk memfasilitasi regulasi pemeriksaan.

(16)

RINGKASAN

Teori terkait Peraturan Relevan dengan Akuntansi dan Audit

(17)

membantu dalam memahami fungsi dari laporan keuangan dan biaya atas pembuatannya. Teori khusus tentang regulasi juga memberikan kita pandangan mengenai bagaimana dan mengapa ada peraturan mengenai laporan keuangan.

Public interest theory menyatakan bahwa pemerintah atau lembaga di bawahnya membuat peraturan guna menaggulangi kegagalan pasar (market failure). Peraturan ditujukan untuk melindungi kepentingan individu atau masyarakat secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan laporan keuangan, peraturan diasumsikan akan meningkatkan arus informasi sehungga meningkatkan efisiensi pasar. Dalam teori ini pemerintah adalah pihak yang independen. Lembaga yang berada di bawah pemerintah akan menerima perintah (request) dari legislatif yang berkepentingan (enterpreneural politician) dan kelompok kepentingan publik untuk mengintervensi pasar. Dalam hal ini kedua pihak yang memberi perintah dapat diperdebatkan, apakah kebijakan itu adalah untuk kepentingan publik atau demi kepentingan individu atau kelompok. Namun secara garis besar, perintah mengenai intervensi diklaim merupakan kepentingan publik secara keseluruhan.

Pembentukan peraturan bukannya tanpa biaya. Dibutuhkan “perpindahan kekayaan” yang tidak sedikit dan dampaknya akan berpengaruh terhadap pihak yang diatur dalam peraturan tersebut. Capture theory menyatakan bahwa pihak yang menginginkan kemampuan untuk mengatur akan mencari bagaimana cara untuk mengendalikan pemerintah dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap peraturan tersebut. Teori ini berasumsi bahwa individu adalah economic rationalist dan mereka selalu mengejar kepentingan pribadi. Dengan demikian, mereka akan melindungi dan meningkatkan kekayaan mereka dengan cara mengendalikan peraturan itu sendiri. Sebagai contoh, mereka mendapatkan kendali dengan cara menguasai aktivitas dan agenda badan pembuat regulasi atau dengan memastikan bahwa kinerja dari badan tersebut tidak efektif (dinetralkan).

Teori ketiga dalam hal ini memiliki sudut pandang yang berbeda. Private interest theory menyatakan bahwa berbeda dari dua teori sebelumnya, pemerintah adalah pihak yang tidak independen. Pemerintah memiliki “kekuatan untuk memaksa” dan akan menggunakan kemampuannya ini untuk mencapai tujuan pemerintah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa politikus bukanlah pihak yang netral, tetapi mereka menggunakan kemampuannya untuk memaksimalkan kemungkinan terpilih di periode selanjutnya. Pemerintah tidak membuat aturan demi kepentingan publik, melainkan respons atas kepentingan kelompok tertentu dengan kekuatan sebagai pemilih yang terbesar. Dalam capital market kelompok yang biasanya memiliki dana dan sumber daya terbesar yang dapat melobi pemerintah guna menjadikan aturan yang menguntungkan biasanya berasal dari sektor korporasi atau perusahaan besar.

Bagaimana Teori dan Regulasi diaplikasikan pada Akuntansi dan Praktik Audit

Bagian ini menjelaskan teori mana saja yang dapat diaplikasikan dalam praktik nyata, mencakup kepentingan publik, capture, dan kepentingan individual. Berdasarkan hasil pengamatan, pemerintah di banyak negara telah mengintervensi proses pengaturan akuntansi dan pembuatan standar akuntansi. Meskipun standar pada dasarnya di bawah kendali sektor privat, proses pengesahannya biasanya ada pada kendali pemerintah. Sebagai contoh di Australia standar akuntansi dibuat oleh ikatan profesi akuntansi. Pemerintah mengintervensi pembuatan standar akuntansi pada tahun 1980-an dengan membuat badan yang bertanggung jawab terhadap pengumuman atas standar akuntansi kepada publik. Telah disiunggu sebelumnya bahwa badan tersebut adalah bentuk kekuasaan dari pihak yang membuat peraturan. Pihak atau kelompok inilah yang mendapatkan benefit atas dibentuknya aturan yang menguntungkan kepentingannya.

(18)

hanya berlaku di US, tetapi juga di Negara lain. Penerapan standar IASB di Uni Eropa telah membawa proses politisasi atas standar akuntansi ke level yang baru. Zeff menjelaskan bahwa ada beberapa kelompok yang terlibat, dengan tujuan yang berbeda dan perbedaan kultur, yang menjadikan proses penyerapan standar akuntansi IASB menjadi lebih panjang dan lebih rumit. Adopsi atas IAS 39 di Eropa telah disajikan di awal untuk mengilustrasikan isu yang terkait.

Kerangka aturan untuk Akuntansi Keuangan

Laporan keuangan tidak terjadi di ruang hampa, di mana faktor lainnya dianggap ceteris paribus. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembuatan informasi keuangan. Di bagian ini dijelaskan mengenai beberapa elemen kunci yang dapat ditinjau dari kerangka pelaporan di beberapa Negara. Tujuan dari penjelasan ini adalah menyediakan “pro forma” dalam kerangka aturan dan untuk menunjukkan bagaimana elemen-elemen tersebut dapat mempengaruhi pembuatan laporan keuangan. Pertama, terkait dengan kebutuhan perundang-undangan, di mana sebuah aturan membutuhkan persiapan dan audit atas laporan keuangan. Peraturan tersebut dapat disisipkan dalam perundang-undangan yang mencakup perusahaan, pasar sekuritas dan hukum perpajakan. Syarat umum yang mempengaruhi persiapan dari laporan keuangan adalah kewajiban untuk mempersiapkan seluruh kegiatan akuntansi (sesuai dengan standar akuntansi dan syarat legal lainnya), untuk diaudit oleh auditor eksternal dan mempresentasikannya lepada badan pemerintah. Kemudian terkait dengan tata kelola pemerintah. Beberapa praktik tata kelola korporasi harus tunduk kepada aturan, di mana beberapa lainnya merefleksikan rekomendasi best practice yang dirumuskan oleh sektor privat. Sebagai contoh sebelumnya adalah tujuan EU dalam tata kelola perusahaan dan contoh terbaru adalah kode pemerintahan yang telah diadopsi di UK dan Australia.

Kepatuhan terhadap syarat laporan keuangan dicetuskan oleh auditor eksternal dan badan penyelenggara independen. Di banyak negara auditor dianggap sebagai pihak yang paling penting untuk mempromosikan kepatuhan terhadap standar akuntansi. Hasil dari penerapan standar IASB di 2005, banyak negara membentuk bedan penyelenggara independen. Ketika di mana sebagian orang mempertimbangkan bahwa badan tersebut adalah pemborosan (mereka sering digambarkan sebagai audit atas auditor), banyak juga pihak yang berkomentar bahwa harus ada penyelenggara yang menjaga konsistensi atas penerapan IFRS. Sebuah perdebatan pula ketika ada atau tidaknya koordinasi kepada penyelenggara akan berpengaruh terhadap ketercapaian dari adopsi atas standar internasional. Telah dijelaskan pula mengenai badan yang telah terbentuk dan mekanisme koordinasi penyelenggaraan yang telah terjadi. Evaluasi atas peran dan efektivitas dari badan-badan tersebut semoga dapat terjadi di masa mendatang.

Struktur Lembaga Penetapan Standar Akuntansi dan Auditing

(19)

Telah disampaikan pula pengaturan mengenai standar audit. Badan akuntansi professional juga telah memiliki sejarah yang tinggi mengenai keterlibatan mereka terhadap pengaturan standar, yang berseberangan dengan sejarah syarat legal dari audit. Peraturan terhadap proses audit terjadi meskipun terbukti bahwa audit pada dasarnya tidak memerlukan regulasi. Badan akuntansi professional menulis tentang standar auditing pertama, namun pemerintah telah menggunakan teori kegagalan pasar sebagai dalih untuk membuat regulasi tentang standar audit di US dan Australia. Akan tetapi, standar audit Australia didasari oleh standar audit internasional yang ditulis oleh badan yang dikendalikan oleh auditor praktisi. Badan pemantau telah dibentuk guna memastikan bahwa standar merefleksikan kepentingan publik dan tidak terkait dengan sudut pandang pemerintah. Penelitian empiris mendukung peran dari standar akuntansi dan standar auditing dan efektivitas atas penyelenggaraannya dalam pembangunan pasar keuangan di seluruh dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait