• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN GROIN PANTAI TIKU KABUPATEN AGAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN GROIN PANTAI TIKU KABUPATEN AGAM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN GROIN PANTAI TIKU KABUPATEN AGAM

PENDAHULUAN

Secara umum bumi memiliki luas perairan yang jauh lebih besar dari pada luas daratan. Sebagaimana yang telah diketahui Indonesia memiliki ribuan kilometer wilayah pantai, aktivitas laut sangat berpengaruh terhadap luasan wilayah daratan yang mana terdiri atas laut dan pulau-pulau yang tercatat kurang lebih 13.667 pulau dari seluruh wilayah negara Indonesia. Luas lautan 6.846.000 Km2 ( ± 75 % ) dan selebihnya seluas 1.900.000 Km2 ( ± 25 % ) terdiri atas daratan. Sebagai negara kepulauan mempunyai wilayah pantai sepanjang 80.000 Km2.

Gerakan air laut membentuk gelombang akan menimbulkan dampak bertambah atau tetapnya luasan daratan, dan terjadi penggerusan areal pantai yang berakibat berkurangnya luasan daratan. Keadaan fisik lautan dan daratan sangatlah dinamis terhadap perobahan diakibatkan proses alam. Hal ini menyebabkan luasan wilayah laut dan darat berubah setiap saat. Dimana wilayah pantai ini merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia seperti : Tambak, Pertanian, Perikanan, Pariwisata dan lain-lain. Adanya berbagai kegiatan ini akan menimbulkan peningkatan kebutuhan lahan, Prasarana dan lain sebagainya, yang

selanjutnya akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah baru seperti : Erosi.

 Erosi Pantai

Erosi pantai merusak kawasan pemukiman dan prasarana kota berupa mundurnya garis pantai. Erosi pantai bisa terjadi secara alami oleh serangan gelombang atau karena adanya kegiatan manusia seperti penebangan hutan bakau, pengambilan karang pantai, pembangunan pelabuhan atau bangunan pantai lainnya, perluasan areal tambak ke arah laut tanpa memperhatikan wilayah sepadan pantai, dan sebagainya.

 Abrasi Pantai

Abrasi merupakan salah satu bentuk pengikisan pantai yang diakibatkan oleh gelombang yang datang menuju pantai. Maju mundurnya garis pantai merupakan realita dan dinamika pantai di seluruh dunia. Apabila abrasi yang terjadi di pantai yang terdapat permukiman penduduk, sarana dan prasarana maka sudah saatnya permasalahan abrasi pantai mendapat perhatian yang serius.

Begitu juga fenomena alam yang terjadi disepanjang pantai Tiku Kabupaten Agam merupakan daerah

(2)

yang padat pemukiman dengan aktifitas yang beraneka ragam.

Khusnya di pantai Tiku pemerintah Kabupaten Agam telah menetaapkan bahwa pantai Tiku sebagai salah satu tempat wisata di Kabupaten Agam.

Kami mahasiswa tingkat akhir telah mensurvai kelokasi pantai Tiku itu sendiri dan mendapati kerusakan pantai yang di sebabkan oleh gelombang air laut yaitu terjadinya erosi di area pantai Tiku.

Dengan terjadinya kerusakan tersebut akan membuat pantai Tiku lambat laun akan kehabisan area pantainya dan akan membuat gagalnya prokgram pemerinta untuk menjadikan pantai Tiku sebagai objek wisata. Dan masyarakat di sekitar pantai Tiku akan kehilangan tempat tinggal mereka karena di pantai Tiku merupakn kawasan padat penduduk dan juga di sekitar area pantai Tiku terdapat bagunan fasilitas umum seperti sekolah dan juga pasar induk di Tiku.

Area fasilitas umum dari pantaipun hanya berkisar lebih kurang 800 sampai 900 meter saja. Yang paling dekat dengan pantai adalah sekolah SD yang hanya berkisar lebih kurang 500 meter dari garis pantai yg sekarang.

Kami sempat mewawancari beberapa nelayan yang berada di pantai Tiku dan kami mendapatkan fakta yang telah terjadi bahwa di pantai Tiku telah terjadi perpindahan rumah para nelayan yang disebabkan oleh abrasi yang mengikis dan mengurangi garis pantai Tiku pada tahun 1997 dan 1998.

Sampai kami mensurvai pada tanggal 24 may 2014 kami belum menemukan bangunan untuk melindungi pantai Tiku dari bahaya abrasi yang dilakukan oleh gelombang laut.

Masyarakat yang berada di area pantai Tiku sangat berharap pemerintah pemperhatikan pantai Tiku sebagai tempat tinggal dan tempat mencari nafkah bagi mereka.

Salah satu usaha pemerintah saat ini akan didirikan bangunan pantai berupa groin merupakan bangunan pantai agar gelombang air laut dapat pecah dan memecah energinya sebelum mencapai area pantai yang menyebabkan abrasi pantai.

Dilihat dari kerusakan yang terjadi pada pantai Tiku tersebut, serta tingkat erosi yang terjadi, pantai ini termasuk pantai yang sangat kritis terhadap erosi yang terjadi. Untuk mengembalikan sedimentasi pantai yang tererosi maka harus di buat

(3)

bangunan pengaman pantai yang dapat mengisi kembali sedimen pantai tersebut. Dilihat dari macam-macam jenis bangunan pantai ada dua bangunan pengaman pantai yang dapat mengisi sedimen kembali yaitu : groin dan pemecah gelombang lepas pantai. Dari kedua pemecah gelombang tersebut bangunan pemecah gelombang tipe groin dapat menahan gerak sedimen, sehingga sedimen dapat mengendap di sisi sebelah dari bangunan pantai tipe groin (terhadap arah transpor sedimen sepanjang pantai). Dan groin dapat mengisi kembali sedimen yang tererosi. Sedangkan bangunan pengaman pantai yaitu pemecah gelombang lepas pantai juga dapat mengisi sedimen dengan cara mengendapkan sedimen yang berada disekitarnya yang berada dibelakang bangunan tersebut. Tetapi bangunan ini tidak dapat menahan sedimen, jadi kemungkinan besar sedimen juga dapat berpindah.

(Bambang Triatmodjo,2011 . hal 137)

Maksud dan tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk merencanakan Groin Pantai Tiku Kabupaten Agam. Sehingga didapat material groin yang sesuai dengan gelombang yang mempengaruhinya dan sebagai pedoman untuk perencanaan.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membatasi permasalahannya yaitu dalam perhitungan yang digunakan material batu pecah dan kemiringan lereng yang diambil. Berdasarkan perencanaan yang dihasilkan nantinya dapat digunakan sebagai pedoman dalam penempatan groin dipantai tersebut sehingga stabilitas pantai tersebut terjaga.

METODOLOGI PENULISAN

Metodologi pembahasan tugas akhir ini secara garis besar adalah :

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan landasan teoritik mengenai hal-hal yang berkenaan dengan tugas akhir ini.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dari berbagai instansi terkait, seperti Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Agam, Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bung Hatta serta Instansi terkait lainnya.

(4)

c. Analisa Masalah dan Perhitungan

Analisa dari data yang tersedia,kemudian melakukan perhitungan dengan dasar-dasar teori dari studi pustaka.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan groin ini untuk melindungi pantai yang rusak biasanya dikombinasikan dengan pengisian pasir. Kondisi Pantai Tiku Kabupaten Agam yaitu kawasan pantai yang hilang akibat abrasi, maka oleh sebab itu direncanakanlah bangunan pengaman pantai tipe groin dengan tipe I. Untuk mempertahankan agar pasir yang telah diisikan tidak terabrasi kembali, karena tipe I dapat menahan angkutan sedimen sepanjang pantai dipangkal groin.

Proses peramalan gelombang dilakukan karena begitu kompleksnya gelombang alam kenyataanya, sehingga diperlukannya suatu gelombang

presentatif yang merupakan hasil

peramalan gelombang. Gelombang ini berasal dari pengolahaan data angin.

Dari data angin pertahun didapatkan suatu model angin maksimum dan arah mayoritas

pergerakan angin dari 10 tahun masa pencatatan Badan Meterologi dan Geofisika Teluk Bayur Padang.

Untuk memperoleh tinggi gelombang dengan periode 25 tahun dilakukan dengan menggunakan beberapa teori: Sebaran Kekerapan Teoritik Normal, Gumbel, Person III. Peramalan gelombang signifikan di laut didasarkan pada Fetch (F) dan faktor tegangan angin (UA) dengan menggunakan nomogram kurva peramalan gelombang signifikan. Faktor Tegangan Angin (UA)

23 . 1 )^ ( * 71 . 0 U UA  Dimana : A

U : Faktor tegangan angin

U : Kecepatan angin (m/dt)

Dimana : U = Kecepatan angin terbesar (1 knot = 0,5148 m/dt)

Sebelum perhitungan faktor tegangan angin diperoleh terlebih dahulu di hitung Fetch seperti berikut :

Fetch(F)

cos cos Xi Feff Dimana: eff

F =F :Jarak seret gelombang

Xi : Panjang segmen Fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch

α : Deviasi pada kedua sisi dari arah angin

(5)

Gambar fetch

Data Arah dan Tinggi Geombang Signifikan Pantai Tiku

Tahun Arah Hs (m) 2005 Barat Laut 1,67 2006 Barat Laut 2,26 2007 Tenggara 1,26 2008 Barat Laut 2,33 2009 Barat Laut 2,14 2010 Barat Laut 2,24 2011 Barat Laut 2,48 2012 Barat Laut 1,93 2013 Tenggara 1,44 2014 Barat Laut 2,28

Sumber data : Hasil Perhitungan

Periode Gelombang Signifikan Dari analisis lapangan diperoleh : T33 = 33,3% x10 = 3,3 = 4 data

T33 = , , , , = 7,14 detik

Dengan demikian dari perhitungan diperoleh periode gelombang signifikan (Ts) = 7,14 detik.

Perhitungan Refraksi

Dari persamaan = 1,56 T2 tersebut menunjukan bahwa Co tidak tergantung pada kedalaman, sehingga dilaut dalam proses refraksi tidak ada atau diasumsikan sangat kecil. Jadi refraksi berpengaruh didaerah laut transisi dan laut dangkal, maka :

T = 7,14 detik Lo = 1,56 x T2

= 79,52 meter

Jadi panjang gelombang adalah 79,52 meter Co = Co = , , = 11,138 m/dt Untuk kedalaman (d) = 1,5 m : = , , = 0,019

Dari tabel fungsi d/Lo pada lampiran diperoleh nilai : = 0,05611 L = , , = 26,733 m C = = , , = 3,744 m/dt

(6)

Arah datang gelombang pada kedalaman 1,5 meter, dihitung dengan persamaan : α˚ = sudut antara garis puncak gelombang dengan kontur dasar dimana gelombang melintas. (yang dibentuk dari arah angin mayoritas “Barat Laut” terhadap garis pantai sebesar 45˚). Sin α1 = sin α0 sin α1 = , , sin 45 = 0,238 Sin α1 = 13,750

Koefisien Refraksi adalah :

Kr = =

, = 0,8287

berdasarkan nilai = 0,019, diadapat Ks = 1,240 (lampiran C1)

Tinggi gelombang laut dalam : Ho =

= ,

, , = 2,62 m

Tinggi gelombang pada kedalaman 2,62m: H1 = Ks . Kr . H

= 1,240 . 0,8287 . 2,62 = 2,69 m

Sehingga tinggi refraksi pada bangunan pemecah gelombang adalah :

H = H1 . Kr = 2,69 . 0,8287 = 2,229 m Perhitungan Tinggi Gelombang Ekivalen

= ,

, = 0,019

Dari tabel pada lampiran didapat nilai = 0,05611, dan koefisien shaoling atau pendangkalan ; Ks = 1,240

 Tinggi gelombang dilaut dalam : Ho =

= ,

, , = 2,169 m

 Tinggi Gelombang Ekivalen : H’o = Kr . Ho

= 0,8287 x 2,169 = 1,797 m Perhitungan Tinggi Gelombang Pecah : H’o = 1,797 m

T = 7,14 detik = ,

, ( , ) = 0,00359

Dari grafik hubungan antara Hb/H’o dan H’o/gT2 dengan m = 0,05 diperoleh :

= 1,33

Hb = 1,33 x 1,797 = 2,39 m

Menghitung kedalaman gelombang pecah. = 1,28

Dari gragik hubungan antara db/Hb dan Hb/gT2 dengan m = 0,05 diperoleh:

Sehingga tinggi gelombang pecah adalah : Db/Hb = 1,28

, = 1, 28

Db = 2, 39 x 1,28 = 3,059 m

Jadi kedalaman gelombang pecah adalah : 3,059 m

Dari peta kontur kedalaman laut (m) kemiringan dasar pantai 0,05 pada

(7)

kedalaman gelombang pecah = 2,39 m jadi, didapat lebar surf zone

Ls = Db/m = 3,059 / 0,05 = 61,18 m Perhitungan Kecepatan Arus Sepanjang Pantai Db = 3,059 m Lo = 79, 52 m = , , = 0,039 = 0,039 L = , , = 78,436 m = , = , = 0,708 = 45,08 ˚

Kecepatan arus sejajar sepanjang pantai dapat diperoleh :

V = 20,7 m (gHb)1/2 sin 2 αb

= 20,7 (0,05)(9,81(2,39))1/2 sin 2. 45,08

= 7,884 m / dt

Perhitungan Run Up Gelombang : H = 1,797 m

Lo = 79,52 m

θ = 1 : 2 (sudut kemiringan sisi pemecah gelombang)

Ir =

( / ) , =

, ( ,, ) ,

= 3,364

Dengan grafik Run Up gelombang pada lampiran diperoleh nilai :

= 1,20

Ru = H x 1,20

= 1,757 x 1,20

= 2,11 m

Jadi tinggi Run Up gelombang adalah : 2,11 m

Perhitungan Elevasi dan Puncak Groin DWL = HWL + SLR

Dimana :

DWL : Elevasi Muka Air Rencana HWL : High Water Level

SLR : Faktor Pemanasan Global

Elevasi Groin dihitung dengan persamaan :

Elevasi Groin = DWL + Ru + Fb Dimana :

DWL : Elevasi Muka Air Rencana Ru : Run Up gelombang

Fb : Free Board (tinggi kebebasan) Sementara itu perkiraan terendah pemanasan global (SLR) selama 25 tahun umur rencana konstruksi menurut grafik yang ditampilkan dalam buku “(Bambang Triatmodjo, 2011, hal 99) adalah sebesar 12 cm = 0,12 m. d HWL = El.HWL – El. Db = 1,5 - ( -3,059 ) = 4,56 m DWL = HWL + SLR = 1,5 + 0,12 = 1,62 m Elevasi Groin = DWL + Ru + Fb (tinggi kebebasan)

(8)

= 1,62 + 2,11 + 0,5 = 4,23 m

Tinggi Groin (Hgroin) = EL Groin – EL Dasar Laut

= 4,23m–(-3,059 m) = 7,289 m

Panjang dan Jarak antar Groin

Dalam perencanaan panjang groin tergantung pada kedalaman gelombang pecah (Db = 3,059 m). Menurut Horikawa (1978) menyarankan panjang Groin adalah antara 40% sampai 60% dari lebar surf

zone. Surf zone adalah daerah antara lokasi

gelombang pecah dengan garis pantai.

Lg = 0,4 Ls sampai 0,6 Ls

Lg = 0,6 ( 61,18 m ) = 36,708 m ≈ 37 m Dimana :

Lg : Panjang Groin Ls : Lebar Surf Zone

Jarak antara groin Xg adalah antara satu dan tiga kali panjang groin( Horikawa 1978 ) :

Xg : Jarak antar groin. Xg = 1 Lg sampai 3 Lg

Xg = 2 x 37 = 74 m

Jadi jarak antara groin adalah 74 m, maka didapat + 8 buah Groin.

Berat dan Volume Butir Batu Pelindung Groin

a) Berat batu alam untuk struktur kepala ( lapisan utama ) groin.

Kd = 1,6 (untuk gelombang

pecah pada kepala groin)

Sr = = 2,536

W = ( , )

, ( , ) .

= 4364,22 kg

Volume butiran batu pelindung :

V = = , = 1,68 m3

Bentuk batu alam dianggap bola, maka diameter dapat dicari dengan persamaan : V = 1/6 πd V = 0,526 d3 1,68 = 0,526 d3 d3 = 3,20 d = 1,47 m

b ) Berat butir batu alam untuk lapis kedua groin Kd = 2 W = ( , ) ( , ) . = 3491,37 kg W = = , = 349,137 kg

Volume butiran batu pelindung :

(9)

Bentuk batu alam dianggap bola, maka diameter dapat dicari dengan memakai persamaan : V = 1/6 πd3 V = 0,526 d3 0,13 = 0,526 d3 d3 = 0,250 d = 0,63 m Tebal Lapis Batu Pelindung

 Struktur kepala ( lapisan utama ) groin

K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar )

W = 4364,22 kg

T = 2 x 1,15 x , / = 2,733 m

 Lapisan kedua Groin

K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar )

W = 349,137 kg

T = 2 x 1,15 x , / = 1,18 m

Lebar Puncak Groin B = n . K∆ .

/

 Lebar puncak groin : W = 4364,22 kg

K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) B = n x K∆ x / = 3 x 1,15 x , / = 4,099 m

 Lebar puncak groin lapis kedua : W = 349,137 kg

K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) B = n . K∆ . / = 3 x 1,15 x , / = 1,77 m Perhitungan Pelindung Kaki Volume : V =

= , = 0,0227 m3

Jika batu dianggap bulat, maka diameternya :

V = 0,526 d3

= 0,35 m ≈ 0,35 m ≈ 1,00 m Maka diameter batu untuk pelindung kaki groin = 1,00 m

Perhitungan Stabilitas Groin a. Daya Dukung Tanah

Perhitungan daya dukung pasir untuk bangunan lajur diatas permukaan dapat digunakan persamaan, adapun data-data kondisi tanah dan geologi sekitar pantai adalah sebagai berikut :

(10)

 Berat jenis batu alam (γr) = 2600 kg/ m3  Kohesi pasir ( c ) = 0

 Sudut geser dalam ( θ ) = 30˚ - 35˚  Tinggi groin ( H ) = 7,289 m  Lebar efektif groin ( B ) = 9 m  Lebar puncak groin ( b ) = 4,099 m Dengan θ = 30˚ maka dari grafik daya dukung pondasi dangkal didapat Nγ = 20, maka :

qF = 0,5 . B . γps . Nγ = 0,5 x 9 x 2000 x 20 = 180000 kg / m3

Bila angka keamanan ( Sr = 3 ) maka tekanan tanah yang diperoleh :

q =

= = 60000 kg /m3

jumlah beban yang dipikul : W = Vstruktur x γr

= ( ( b + B ) H ) . γr

= ( (4,099 + 9)x 7,289)x 2600 = 124122,19 kg/m

Tekanan tanah yang terjadi pada tanah pondasi karena adanya beban konstruksi adalah :

q = = ,

= 13792,35 kg / m3 < q = 60000 kg / m3...( ok ) b. Faktor keamanan terhadap guling dan

geser :

Untuk mengetahui apakah bangunan direncanakan aman, maka perlu dihitung atau dicek terhadap guling dan geser. Gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pemecah gelombang ada dua buah gaya yaitu gaya yang disebabkan oleh tekanan gelombang permukaan dan tekanan gelombang dari dasar laut.

Tekanan gelombang dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

P1= ½ (1 + cos β )(α1 + α2 cos2 β )γw.Hmax = ½ ( 1 + cos 15˚ )( 0,988 + 0,895 cos2. 15˚ ) . 1025 . 4,84 = 8612,187 kg / m3 P2 = ( ) = , , = 7019,47 kg / m3 P3 = α3 . P1 = 0,1849 x 8612,187 = 1592,393 kg / m2

(11)

Menghitung tekanan keatas :

Pu = ½ ( 1 + cos β ) α1.α3.γw.Hmax = ½ ( 1 + cos 15˚ )x 0,988x 0,1849 x

1025 x 4,84 = 800,675 kg / m2

( Bambang triatmodjo,2011. Hal 76) Gaya gelombang dan momen :

Elevasi maksimum dimana dimana tekanan gelombang bekerja diberikan oleh rumus: η* = 0,75 ( 1 + cos β ) Hmax = 0,75 ( 1 + cos 15˚ ) 4,84 = 7,14 dc* = min { η* , dc* } = min {7,14 > 3} dc* = 3 η* > dc P4 = P1 1 − ∗ = 8612,187 1 − , = 4993,621 kg Gaya gelombang : P = ½ ( P1 + P3 )d + ½ ( P1 + P4 ) dc* = ½ (8612,187 + 1592,393 ).3,87 + ½ (8612,187 + 4993,621 ).3 = 40154,574 kg Paktif = γw x h x ½ h = 1025 x 3,059 x ½ 3,059 = 4795,709 kg/m

Maka tiap panjang bangunan menerima tekanan air = 4795,709 kg/m

Ma = Pa x (1/3 h)

= 4795,709 x (1/3 x 3,059) = 4890,025 kg.m

Gaya angkat dan momennya : U = ½ Pu.B = ½ x 800,675 x 9 = 3603,037 kg P4 = P6 = 0,5x ((9-4,099)/2) x 7,289 x 2600 = 22414,233 kg P5 = b x H x r = 4,099 x 7,289 x 2600 = 74985,466 kg

(12)

Gambar 4.3 Diagram gaya pada Groin Sumber : Perhitungan

Keterangan :

Tekanan maks pada elevasi muka air rencana = 8612,187 kg/m2

Tekanan yang terjadi pada tanah dasar = 7019,47 kg m2

Tekanan yang terjadi pada dinding bangunan didasar laut = 1592,393 kg/m2 Gaya tahan akibat berat sendiri groin

( P4 = 22414,233 kg/m3 , P5 = 74985,466 kg/m3 , P6 = 22414,233 kg/m3 )

Pu : Tekanan Up lift gelombang = 800,675 kg/m2

H : Tinggi Groin = 7,289 m

B : Lebar puncak Groin = 4,099 m B : Lebar efektif Groin = 9 m

A : Titik Guling

Tabel 4.20 Perhitungan Gaya ( P ) dan Momen ( M ) ke titik A No Gaya ( kg ) Lengan Momen ( m ) Momen( kg.m ) 1 P= 40154,574 Lp=3,445 138332,507 2 U=3603,037 Lu = 6 21618,222 3 P4=22414,233 L4= 7,3 163623,901 4 P5=74985,466 L5= 4,5 337434,597 5 P6=22414,233 L6= 1,7 38104,196

a. Untuk kontrol terhadap guling dipakai persamaan, dengan faktor keamanan SF = 1,5 FR = Ʃ Ʃ ≥ SF FR = ≥ 1,5 FR= , , , , , ≥ 1,5

= 3,741 ≥1,5....aman terhadap guling. b. Untuk kontrol terhadap geser dipakai

persamaan, dengan faktor keamanan SF = 1,5. FS = Ʃ Ʃ ≥ 1,5 FS = ≥ 1,5 FS= , , , , , ≥ 1,5

(13)

= 2,894 ≥ 1,5 ....aman terhadap geser Berarti bangunan pemecah gelombang yang direncanakan aman terhadap gaya guling dan gaya geser. Kesimpulan

Dari penulisan tugas akhir ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dari pengolahan semua data untuk perencanaan bangunan groin di pantai Tiku, penulis dapat memperoleh hasil sebagai berikut :

A. Kriteria gelombang

 Tinggi gelombbang signifikan (Hs) = 2,6980 meter

 Periode gelombang signifikan (Ts) = 7,14 detik

 Panjang gelombang = 79,52 meter  Tinggi refraksi gelombang

(H) = 2,229 meter

 Tinggi gelombang ekivalen (H’o) = 1,797 meter

 Tinggi gelombang pecah (Ho) = 2,169 meter

 Kedalaman gelombang pecah (Db) = 3,059 meter

 Tinggi Run up gelombang = 2,11 m

 Kecepatan arus sepanjang pantai = 7,884 m / dt

 Kelandaian Pantai = 0,05

B. Dimensi groin sebagai berikut :  Lokasi = Pantai Tiku Kab. Agam  Panjang groin (lg) = 37 meter  Elvasi groin = el + 4,23 meter  Tinggi groin = 7,289 meter  Lebar groin = 9 meter  Lebar puncak groin = 4,099 meter  Kelandaian groin = 1:2 (V:H)  Material = semua lapis memakai

batu alam

 Berat butir batu pelindung :  Struktur kepala = 4364,22 kg  Struktur lapis kedua = 349,137 kg  Tebal lapis pelindung :

 Struktur kepala = 2,733 m  Struktur lapis kedua = 1,180 m  Diameter batu :

 Struktur kepala = 1,47 m  Struktur lapis kedua = 0,63 m  Lebar puncak bangunan ;

 Struktur kepala = 4,099 meter  Struktur lapis kedua = 1,770 m  Berat jenis batu alam = 2600 kg / m3  Berat jenis pasir = 2000 kg / m3

Pada perencanaan pemecah gelombang tipe goin ini, direncanakan adalah non overtopping yaitu tidak diizinkannya air melimpas keatasnya. Saran

Dalam penulisan dan pengolahan data terhadap Tugas Akhir ini, yang

(14)

dimulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, dan selanjutnya pemecahan masalah. Penulis dapat menyarankan beberapa hal :

1. Dalam mendapatkan data karakteristik gelombang yang lebih akurat demi ketepatan perencanaan, untuk dapat dilakukan penelitian lapangan dengan pengukuran gelombang langsung dengan dukungan peralatan yang memadai, pencatatan pasang surut dengan dilakukannya survey langsung kelapangan sehingga akan mendapatkan data yang lebih baru dan akurat.

2. Dalam perhitungan dan pengolahan data dalam pembuatana Tugas Akhir ini banyak memakai grafik, untuk mendapatkan hasil yang akurat harus lebih teliti dalam melihat dan menentukan arah garis grafik tersebut. 3. Dalam pelaksanaan pembangunan

pemecah gelombang tipe groin ini harus dilaksanakan pada musim keadaan gelombang dan cuaca yang baik agar memudahkan kerja pelaksanaannya.

4. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis hanya melakukan perhitungan secara upper structure (struktur atas ) sehingga struktur bagian bawah tidak terlalu rinci dalam perhitungannya.

5. Perencanaan bangunan pengaman pantai tipe groin ini sangat cocok untuk pantai yang mengalami erosi pantai yang sangat kritis.

6. Dalam memperhitungkan struktur bagian bawah groin ini, untuk mendapatkan data yang lebih akurat harus dilakukan pengujian langsung kelapangan, agar tidak rancu dalam pengolahan datanya.

tidak rancu dalam pengolahan datanya. DAFTAR PUSTAKA

Triatmodjo, Bambang. Perencanaan

Bangunan Pantai. Beta Offset,

Yogyakarta, 2011.

Triamodjo, Bambang, Teknik Pantai, Beta Offset, Yokyakarta,2008

Utama, Lusi. Dasar-Dasar Teknik Pantai. Universitas Bung Hatta, Padang, 2001. Yuwono, Nur. Dasar-Dasar Perencanaan

Bangunan Pantai. Keluarga Mahasiswa

Teknik Sipil Unuversitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1992.

meddy danial Mochammad. Rekayasa

Pantai. PT. Alfabeta bandung, november

Gambar

Gambar fetch
Gambar 4.3  Diagram gaya pada Groin  Sumber : Perhitungan

Referensi

Dokumen terkait

Dari 13 satuan lahan yang ada pada lokasi penelitian, hanya 12 satuan lahan yang mempunyai nilai Z maksimum dan 1 satuan lahan lainnya yakni satuan lahan ke­13 tidak bisa

Unit II : Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Telepon (0274) 6922099, 496218 k Fax.. 16/06 Klaten Selatan

[r]

Namun dalam kendala upaya pelaksanaan diversi pada tingkat penyidikan di Polres Sukabumi yang berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan data tentang informasi perkembangan kebutuhan dan produksi energi listrik di Indonesia, melakukan

Selain itu, adanya kebijakan untuk melakukan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu adalah karena keberadaan Bandar Udara Internasional Polonia di tengah kota Medan

Pengantar Pengolahan Tepung Serealia dan Biji-bijian Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta IPB, Bogor.. Biskuit, Crackers, dan Cookies Pengenalan Tentang; Aspek Bahan Baku, Teknologi,

Sebagai seorang mahasiswa muslim, mereka harus memiliki pandangan dunia yang mencerminan keyakinannya sebagai muslim tetapi tetap bisa berdialog dengan berbagai