• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN

PRODUKTIVITAS

TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

MARET 2015

PEDOMAN TEKNIS

TAHUN 2015

PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH

BERKELANJUTAN

(2)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani cengkeh, berbagai upaya dilakukan, diantaranya program peningkatan produksi dan produktivitas komoditas cengkeh berkelanjutan melalui kegiatan rehabilitasi dan intensifikasi tanamancengkeh pada wilayah sentra produksi cengkeh.

Agar terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh tahun 2015, maka perlu disusun Pedoman Teknis kegiatan tersebut yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan baik di pusat maupun daerah. Selanjutnya pedoman ini dijabarkan lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkat kabupaten/kota sesuai dengan kegiatan yang tertampung dalam DIPA TA. 2015 dan potensi sumberdaya serta kebutuhan di daerah masing-masing.

Semoga pedoman teknis ini dapat menjadi acuan kerja bagi para petugas dalam melaksanakan kegiatan dengan baik.

Jakarta,11 Maret 2015 DirekturJenderal Perkebunan

Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 195607281986031001

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

I. PENDAHULUAN 11

A. Latar Belakang 1

B. Sasaran Nasional 3

C. Tujuan 4

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 5 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan

Kegiatan 56

B. Spesifikasi Teknis 8

III. PELAKSANAAN KEGIATAN 10

A. Ruang Lingkup 10

B. Pelaksana Kegiatan 14

C. Lokasi, Jenis dan Volume

D. Simpul Kritis 1819

IV. PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN

BANTUAN 21`

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN 22 VI. MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN 24

VII. PEMBIAYAAN 27

(4)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lokasi, Jenis dan Volume Bantuan Kegiatan PengembanganTanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun Anggaran 2015

29

Lampiran 2. Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh

Berkelanjutan Tahun 2015 31 Lampiran 3. Spesifikasi Peralatan Pengolahan

Cengkeh 2015 32 Lampiran 4. Rencana Kerja Dana Tugas

Pembantuan Ditjen Perkebunan TA. 2015

33

Lampiran 5. Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan 34

Lampiran 6. Laporan Realisasi Kinerja Dana

(5)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komoditas cengkeh memegang peranan penting dalam pembangunan perkebunan khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya karena kontribusinya yang nyata dalam penyediaan kebutuhan bahan baku terutama bagi industri rokok kretek, peningkatan pendapatan petani, peningkatan devisa negara, penyediaan kesempatan kerja ditingkat on farm, industri farmasi dan perdagangan serta sektor informal.

Usaha budidaya tanaman cengkeh mayoritas dikelola oleh perkebunan rakyat. Data pada tahun 2012 menunjukkan bahwa dari total areal cengkeh 493.888 ha, seluas 485.292 ha (98.26%) dikelola oleh perkebunan rakyat. Sisanya seluas 8.596 ha (1.74%) dikelola oleh perkebunan besar negara dan swasta. Produksi cengkeh tahun 2012 sebesar 99.890 ton yang terdiri dari 97.829 ton (97.94%) perkebunan rakyat dan sisanya 2.061 ton (2.06%) dari perkebunan besar negara dan swasta. Usaha budidaya cengkeh tersebut melibatkan petani sekitar 1.060.742 KK di tingkat on farm.

(6)

Saat ini sebagian besar hasil cengkeh (±90%) digunakan sebagai bahan baku pembuatan industri rokok kretek, sisanya untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan farmasi. Oleh karenanya tidak dapat disangkal bahwa peran cengkeh dalam perekonomian nasional cukup besar terutama dalam bentuk penerimaan cukai rokok.

Kondisi cengkeh nasional mengalami pasang surut mengingat fluktuasi harga cengkeh yang cukup besar dan biaya panen dan pengolahan cukup tinggi. Sementara itu di sisi teknis, tanaman cengkeh mempunyai karakteristik yang khas yaitu adanya panen besar diikuti panen kecil pada tahun berikutnya serta panen raya pada periode tertentu. Pada saat panen besar atau panen raya harga cenderung menurun sampai dibawah

break event yang mengakibatkan petani

merugi dan kemudian tidak memelihara tanamannya. Hal tersebut mengakibatkan

pertanaman kurang baik dan

produktivitas rendah. Namun, saat ini sudah ada kesepakatan dengan pabrik rokok untuk membeli cengkeh petani minimal Rp 30.000/kg dengan kualitas yang disepakati bersama.

Sementara itu kondisi di lapangan menunjukan bahwa banyak tanaman

(7)

cengkeh yang sudah tua dan rusak, adanya serangan hama/penyakit, kurangnya pemeliharaan tanaman dan belum menggunakan bibit unggul.

Untuk mempertahankan keseimbangan penawaran dan permintaan cengkeh dalam jangka panjang, diperlukan upaya– upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman.

Dalam rangka mendukung pengembangan cengkeh nasional, peran pemerintah yang dapat dilakukan antara lain memfasilitasi penyediaan benih unggul, sebagian sarana produksi, menyediakan Pedoman Teknis serta melakukan pembinaan dan pengawalan. Sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman cengkeh maka pada tahun 2015 melalui anggaran APBN-P telah ditampung kegiatan rehabilitasi dan intensifikasi tanaman cengkeh.

B. Sasaran Nasional

Sasaran kegiatan pengembangan tanaman cengkeh adalah perbaikan tanaman cengkeh melalui rehabilitasi dan intensifikasi kebun cengkeh.

C. Tujuan

Tujuan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh tahun 2015 adalah :

(8)

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman cengkeh melalui penerapan teknologi budidaya.

2. Meningkatkan pendapatan petani cengkeh di lokasi kegiatan.

3. Mendukung pengembangan kawasan cengkeh.

(9)

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan

Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan

program pembangunan dan

pengembangan pertanian di

kabupaten/kota.

Paket bantuan merupakan hibah yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan kontraktual dan mengacu pada Pedoman Pengadaan dan Pengelolaan Barang dan Jasa lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.

Pelaksanaan kegiatan dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. Selanjutnya secara spesifik dijabarkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) oleh kabupaten/kota sesuai dengan kondisi petani dan budaya setempat.

(10)

a) Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan pengembangan tanaman cengkeh ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

 Merupakan daerah sentra produksi cengkeh, secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat untuk pengembangan budidaya cengkeh.  Lahan milik petani, berada dalam

satu wilayah atau hamparan serta tidak dalam sengketa.

 Terdapat tanaman cengkeh yang tua/rusak dan produktivitas kebunnya rendah.

b) Petani sasaran

Calon Petani (CP) sasaran sebagai penerima bantuan adalah anggota kelompok tani yang telah diseleksi dan selanjutnya ditetapkan sebagai petani peserta penerima bantuan oleh Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan atas nama Bupati.

Bagi Kabupaten yang Satker Non Mandiri, penetapan CPCL dilakukan oleh Kepala Dinas yang membidangi perkebunan provinsi atas usulan Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan.

(11)

Kriteria umum kelompok sasaran adalah kelompok tani yang sudah ada dan aktif, bukan bentukan baru, berpengalaman serta dapat dipercaya, jumlah anggota lebih kurang 25 orang.

c) Standar Teknis

Rehabilitasi tanaman cengkeh adalah kegiatan peningkatan produktivitas

melalui tindakan-tindakan

penggantian seluruh tanaman cengkeh yang tidak produktif atau sebagian dari populasi dalam areal tertentu sesuai standar teknis dengan klon-klon unggul.

Syarat-syarat untuk rehabilitasi cengkeh antara lain:

- Tanah dan iklim kategori Amat Sangat Sesuai (S1), Sangat Sesuai (S2) dan Sesuai (S3);

- Jumlah populasi (tanaman bertajuk 50-80%) tegakannya >50%; - Produktivitas tanaman rendah tetapi masih mungkin ditingkatkan - Umur tanaman diatas 15 tahun. Intensifikasi tanaman adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui penerapan standar teknis budidaya yaitu pemeliharaan tanaman dengan cara memperbaiki

(12)

kondisi kebun yang tanamannya kurang terawat dan terserang OPT (hama, penyakit dan gulma).

Syarat-syarat untuk intensifikasi cengkeh antara lain:

- Tanah dan iklim kategori Amat Sangat Sesuai (S1), Sangat Sesuai (S2) dan Sesuai (S3);

- Jumlah populasi (tanaman bertajuk 50-80%) tegakannya >70%; - Produktivitas tanaman rendah

tetapi masih mungkin

ditingkatkan;

- Terserang OPT Utama;

- Tanaman masih muda (5-10 thn) tapi kurang terpelihara.

B. Spesifikasi Teknis

1. Benih

- Benih yang digunakan adalah benih bina dan spesifikasi teknis sesuai dengan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) tahun 2005 mengenai persyaratan Benih Hasil Pedoman Induk Cengkeh (terlampir).

- Benih yang siap tanam sebelum disalurkan kepada petani harus dilakukan pengujian sertifikasi

(13)

benih (pengujian mutu benih) oleh institusi yang berwenang (BP2MB, IP2MB atau UPTD Perbenihan). 2. Pupuk yang digunakan adalah NPK

yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.

3. Pengendali OPT

Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. 4. Peningkatan Mutu

Jenis bantuan yang diberikan berupa : naungan pengering, lantai jemur dan para-para.

(14)

III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan pengembangan tanaman cengkeh berkelanjutan tahun 2015 meliputi persiapan, identifikasi dan seleksi CP/CL serta penetapan kelompok sasaran; pengadaan benih dan sarana produksi; pemberdayaan petani; pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan; monitoring, evaluasi dan pelaporan.

1. Persiapan

a. Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan, sosialisasi dilakukan

kepada petugas dan

petani/kelompok tani. b. Penetapan petani peserta

1) Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan melakukan inventarisasi CP/CL. Seleksi calon petani peserta dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut :

(15)

 Petani

- Pemilik Kebun.

- Berdomisili di wilayah kegiatan yang dibuktikan dengan identitas lengkap seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK).

- Bersedia melaksanakan kegiatan dan mengikuti ketentuan kegiatan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan (membuat pernyataan tertulis).

- Jumlah anggota kelompok sasaran sebanyak 20-30 orang.

 Kebun

- Luas kebun yang ikut serta kegiatan 3 (tiga) hektar untuk setiap petani.

- Lahan harus dapat

disertifikasi.

c. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis)

Berdasarkan Pedoman Teknis yang disusun oleh Pusat, maka dinas yang membidangi perkebunan provinsi menyusun Juklak kegiatan pengembangan tanaman cengkeh.

(16)

Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten menyusun Juknis kegiatan pengembangan tanaman cengkeh.

d. Pembentukan Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh, dinas yang membidangi perkebunan provinsi membentuk tim pembina dan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten membentuk tim teknis.

2. Identifikasidan Seleksi CP/CL serta Penetapan Kelompok Sasaran

Dinas kabupaten/kota yang

membidangi perkebunan melakukan identifikasi, inventarisasi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran. Untuk kegiatan yang dananya pada DIPA Provinsi, maka penetapan petani peserta/kelompok sasaran oleh kepala dinas provinsi yang membidangi perkebunan.

3. Proses Pengadaan

Pengadaan paket bantuan

dilaksanakan berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) serta

(17)

Pedoman Pengadaan dan Penata usahaan Barang Lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan.

4. Pemberdayaan Petani

Petani peserta yang sudah ditetapkan, diikut sertakan dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan sesuai kurikulum yang ditetapkan oleh Ditjen Perkebunan.

Pelatihan dilaksanakan dengan metode SKE dan Dinamika Kelompok. Setiap tahap pelatihan dilaksanakan selama 2 (dua) hari efektif. Pelatihan tahap pertama dilaksanakan pada awal kegiatan tahun 2015 sedangkan tahap kedua dilaksanakan sesuai dengan perkembangan kegiatan (minimal setelah 1 bulan kegiatan pelatihan sebelumnya) (kurikulum terlampir)

5. Pembinaan,Pengendalian,

Pengawalan dan Pendampingan.

Pembinaan, pengendalian,

pengawalan dan pendampingan kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi/kabupaten/kota.

(18)

6. Pelaporan

Pelaporan kegiatan dilaksanakan secara berjenjang oleh dinas yang membidangi perkebunan di tingkat kabupaten ke dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi, selanjutnya dari provinsi dilaporkan ke tingkat pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan).

B. Pelaksana Kegiatan 1. Kegiatan Pusat

Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh di Pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan) meliputi :

a. Menyiapkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Cengkeh. b. Melakukan sosialisasi kegiatan

bersama dinas provinsi dan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan.

c. Melakukan konsultasi dan

koordinasi perencanaan

pelaksanaan kegiatan.

d. Melakukan pemantauan,

monitoring, evaluasi dan pengendalian kegiatan.

(19)

2. Kegiatan Provinsi

a. Menetapkan tim pembina provinsi, melalui surat keputusan kepala

dinas yang membidangi

perkebunan.

b. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi,

seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran berdasarkan usulan dari dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. d. Melakukan konsultasi dan

koordinasi kepada instansi terkait.

e. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi untuk kegiatan pengembangan tanaman cengkeh.

f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan.

g. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.

h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh

(20)

secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar.

3. Kegiatan Kabupaten/Kota

a. Menetapkan tim teknis kabupaten, melalui surat keputusan kepala

dinas yang membidangi

perkebunan.

b. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) sesuai kondisi daerah.

c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah kabupaten atau dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. Jika kegiatan merupakan TP provinsi maka penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah provinsi atau dinas provinsi yang membidangi perkebunan atas usulan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan.

d. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait. e. Melaksanakan pengadaan benih

dan sarana produksi kegiatan pengembangan tanaman cengkeh

(21)

untuk kabupaten/kota satker mandiri.

f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan.

g. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.

h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada dinas provinsi yang membidangi perkebunan cq Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar.

4. Kelompok Tani

a. Menyusun dan mengusulkan Rencana Usaha Kelompok (RUK). b. Penetapan jadual pelaksanaan

kegiatan yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah. c. Melaksanakan kegiatan sesuai

dengan ketentuan yang

ditetapkan.

d. Memanfaatkan paket bantuan secara benar dan tepat.

e. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan

(22)

kelompok kepada dinas kabupaten yang membidangi perkebunan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume 1. Lokasi

Lokasi kegiatan pengembangan cengkeh berkelanjutan tahun 2015 tersebar pada daerah sentra pengembangan cengkeh (terlampir). 2. Jenis dan Volume

a. Rehabilitasi cengkeh

- Benih cengkeh siap salur dengan populasi 65 batang; - Pupuk NPK dengan volume 150

kg/ha;

- Pestisida 1 liter/ha; - Cangkul 1 unit/ha. b. Intensifikasi cengkeh

- Pupuk NPK dengan volume 468 kg/ha;

- Pestisida 2 liter/ha; - Cangkul 1 unit/ha. c. Peningkatan Mutu

- Naungan Pengering 1 paket; - Lantai Jemur 150 m2;

(23)

D. Simpul Kritis

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman cengkeh, diprediksi adanya simpul kritis sebagai berikut:

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh tim pengarah/pembina di pusat/ provinsi dan tim teknis dari kabupaten/kota seringkali kurang tertib, kurang efektif dan kurang optimal;

2. Identifikasi CP/CL seringkali tidak tepat sasaran, baik persyaratan petani maupun persyaratan tanaman;

3. Proses pengadaan melalui kontraktual (lelang) kemungkinan terjadinya sanggah dan atau sanggah banding yang akan mengakibatkan proses pengadaan mundur/terlambat sehingga berpengaruh terhadap realisasi fisik dan keuangan;

4. Musim hujan (waktu tanam) yang tidak menentu seringkali menjadi penghambat waktu penanaman di lokasi kegiatan.

(24)

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI

Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan tanaman cengkeh dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Penetapan kelompok sasaran berdasarkan keputusan kepala dinas provinsi (TP. Provinsi) atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Kabupaten (TP. Kabupaten) atau pejabat yang ditunjuk.

2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) serta Pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang Lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan.

3. Kontrak pengadaan paket bantuan ditandatangani paling lambat triwulan II tahun 2015.

4. Penyaluran paket bantuan kepada petani paling lambat menjelang awal musim hujan tahun 2015, dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.

(25)

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Pembinaan

Pembinaan kelompok dilakukan secara berkesinambungan sehingga mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD.

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintah yang baik (good

governance) dan pemerintah yang bersih

(clean goverment), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: 1. Mentaati ketentuan peraturan dan

perundangan;

2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); 3. Menjunjung tinggi keterbukaan

informasi, transparansi dan demokratisasi;

4. Memenuhi asas akuntabilitas. B. Pengendalian

Pengendalian kegiatan pengembangan tanaman cengkeh dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (tidak sesuai dengan perencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh

(26)

karena itu, pengendalian dilakukan sejak perencanaan hingga pelaksanaan.

C. Pengawalan dan Pendampingan

Pengawalan kegiatan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadual, sehingga pemanfaatan bantuan benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas provinsi/ kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. Kegiatan ini untuk mengawal, mengawasi dan memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan.

(27)

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan:

1. Pelaporan

Laporan berisi tentang :

 Rencana kerja dana tugas

pembantuan (form terlampir);

 Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;

 Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;  Permasalahan yang dihadapi dan

upaya penyelesaian di tingkat provinsi dan kabupaten;

 Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan (form terlampir).

Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok

(28)

tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu

pelaksanaan, perkembangan,

permasalahan dan upaya pemecahan masalah.

Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini.

2. Waktu penyampaian laporan:

a. Laporan Monev dibuat per bulan dengan ketentuan:

 Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

 Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.

b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

(29)

c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2015.

(30)

VII. PEMBIAYAAN

Pembiayaan Pengembangan Tanaman Cengkeh Berkelanjutan Tahun 2015 bersumber dari dana APBN-P yang dialokasikan pada DIPA Provinsi/Kabupaten sebagai dana Tugas Pembantuan (TP).

(31)

VIII. PENUTUP

Penyusunan Pedoman Teknis

Pengembangan Tanaman Cengkeh Tahun 2015 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan pengembangan tanaman cengkeh.

Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Kabupaten. Diharapkan dengan adanya

Pedoman Teknis ini, kegiatan

pengembangan tanaman cengkeh

berkelanjutan tahun 2015 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(32)
(33)

Lampiran 1

Lokasi, Jenis dan Volume Tanaman Cengkeh Berkelanjutan

Tahun 2015 Kegiatan Rehabilitasi

No Provinsi Kabupaten Luas Areal

1 BANTEN 1 Pandeglang 100 Ha 2 Lebak 100 Ha 2 JAWA BARAT 3 Garut 200 Ha 4 Tasikmalaya 200 Ha 3 JAWA TENGAH 5 Kebumen 100 Ha 4 SULAWESITENGGARA 6 Konawe Utara 200 Ha 5 SULAWESI UTARA 7 Minahasa 200 Ha 8 Minahasa Selatan 200 Ha 6 SULAWESI TENGAH 9 Toli-Toli 200 Ha 7 SULAWESI SELATAN 10 Luwu 200 Ha 8 BALI 11 Tabanan 0 Ha 9 MALUKU 12 Buru Selatan 200 Ha 13 Seram BagianTimur 200 Ha 10 MALUKU UTARA 14 Halmahera Barat 200 Ha 15 Halmahera Utara 150 Ha 16 Halmahera Timur 200 Ha 17 Pulau Morotai 100 Ha

(34)

Lampiran 1 (lanjutan) Kegiatan Intensifikasi

No Provinsi Kabupaten Luas Areal

1 BANTEN 1 Pandeglang 300 Ha 2 Lebak 300 Ha 2 JAWA BARAT 3 Garut 300 Ha 4 Tasikmalaya 300 Ha 3 JAWA TENGAH 5 Kebumen 100 Ha 6 Banjarnegara 200 Ha 7 Purbalingga 200 Ha

4

SULAWESI

TENGGARA 8 Konawe Utara 150 Ha 5 SULAWESI UTARA 9 Minahasa 400 Ha 10 Minahasa Selatan 400 Ha 6 SULAWESI TENGAH 11 Toli-Toli 400 Ha

7

SULAWESI

SELATAN 12 Luwu 300 Ha 8 BALI 13 Tabanan 200 Ha 9 MALUKU 14 Buru Selatan 400 Ha

15

Seram Bagian

Timur 350 Ha 10 MALUKU UTARA 16 Halmahera Barat 300 Ha 17 Halmahera Utara 300 Ha 18 Halmahera Timur 300 Ha

(35)

Lampiran 3

Spesifikasi Teknis

Benih Cengkeh Siap Salur Kegiatan Rehabilitasi Tahun 2015

NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH

1 Benih Benih anjuran dari Balittri (Zanzibar, Ambon, Siputih, Sikotok dan Afo) 2 Tinggi dan umur Minimal 60 cm (umur benih 1 tahun)

atau 90 cm (umur benih 2 tahun) dengan pertumbuhan benih seragam 3 Daun Daun berwarna hijau tua

4 Cabang Percabangan banyak dan kekar, rata-rata percabangan 6,5 cabang dan daun 63 helai

5 Kesehatan Tidak ada gejala penyakit bercak daun dan cacar daun serta tidak ada gejala kekurangan unsur hara

6 Perakaran Perakaran sehat dengan ≥ 20 cm dan ke samping ±12 cm dengan 30-35 akar cabang.

Sumber : Petunjuk Teknis Pembenihan Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) (Balitbangtan-Kementan)

(36)

Lampiran 4

SPESIFIKASI

PERALATAN PENGOLAHAN CENGKEH 2015

No. BantuanJenis Spesifikasi

1 Naungan

Pengering - Bangunan permanen dilengkapipengering buatan - Luas bangunan

p x l = 1175 cm x 550 cm

- Dinding batako finishing plester semen dilengkapi lubang angin untuk ventilasi

- Tinggi dinding 325 cm - Plafon triplek, atap seng

gelombang

- Tinggi bumbungan dari plafon 156 cm

- Pondasi batu kali dan slope beton - Pintu triplek rangka kayu

- Alat pengering terdiri dari tungku,

blower dan ducting, rak dan para –

para serta corong asap 2 Lantai

Jemur -- Ukuran : 15X10 m2Ketebalan: 0,2 meter - Coran beton bertulang 4 Para-para Ukuran 1 x 3 m2

Tinggi kaki 1 m

(37)

Lampiran 5

Form – 01 Ditjen Perkebunan

RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2015

KABUPATEN ... DATA UMUM : Nomor Satker : Satker : Nama KPA : Bendaharawan : Alamat Kantor : Telp. Kantor : Fax Kantor : Nama / No. HP Contact Person :

DATA RENCANA KINERJA

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(38)

Lampiran 6

Form – 02 Ditjen Perkebunan

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015

DI KABUPATEN ... NAMA SATKER : ...

LAPORAN BULAN : ...

KODE KEGIATAN

PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI

Kendala Utama (Masalah)

Solusi Fisik Anggaran Keuangan Fisik

(39)

Lampiran 7

Form – 03 Ditjen Perkebunan

LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2015 KABUPATEN ... TRIWULAN :

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir Desember 2015. Laporan melalui faximile nomor (021) – 7815681 dan email ke

budidayaregar@yahoo.com, ditujukan kepada

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan.

Referensi

Dokumen terkait

Desain dan metode penelitian pada bidang computer vision harus dipilih yang sesuai agar dapat dilaksanakan dengan optimal, misalnya menggunakan metode penelitian

[r]

animal, regulation of neonatal growth and develop- division on udder and muscle development, and meat. ment of gastrointestinal function

However, the meat from cryptorchid Omani lambs fed palm frond (4.43) and castrated Omani lambs fed Rhodesgrass (4.56) had lower tenderness scores than meat from entire Omani lambs

Berdasarkan butir 1 tersebut di atas, 4 (empat) penyedia jasa konsultasi yang masuk dalam daftar pendek ( short list ) dan akan diundang mengikuti proses seleksi sederhana

Menggunakan bahan fabric/pvc yang modern dan menarik2. Desain yang elegan

Mempunyai ruang khusus dalam 1 (satu) gedung yang aman dan tertutup untuk Pra Produksi, untuk setiap ruang harus sesuai beban pekerjaan yang terdiri dari:.. Ruang

[r]