63 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Profil AJB Bumiputera 1912
AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional tertua di Indonesia. AJB Bumiputera 1912 didirikan pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang oleh Perkumpulan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB). Usaha asuransi jiwa tersebut
dinamakan ONDERLINGE LEVENSVERZEKERING
MAATSCHAPPIJ atau O. L. MIJ PGHB.
Para perintis dalam usaha ini adalah M. Ng. Dwidjosewojo sebagai komisaris, beliau adalah guru bahasa jawa pada Kweekschool di Yogyakarta, MKH Soebroto sebagai direktur, beliau adalah guru bahasa melayu paada OSVIA (sekolah bahasa) di Magelang, M. Adimidjojo sebagai bendaharawan, beliau adalah Mantri guru HIS.
Para perintis AJB Bumiputera menganut sistem kepemilikan yakni bentuk badan usaha “mutual”. Bentuk usaha ini sesuai dengan asas gotong royong yang telah lama menjadi kebudayaan bangsa kita. Dengan sistem kebersamaan, AJB Bumiputera senantiasa mengembangkan usaha atas dasar prinsip gotong royong.
AJB Bumiputera tetap mengedepankan mutual, idealisme dan profesionalisme sebagai falsafah dasar perusahaan, sebagai perusahaan perjuangan. Dengan menerapkan kompetensi SDM yang menunjukan keahlian dalam suatu bidang, melalui diklat dalam kurun waktu tertentu, sebagai suatu kekuatan yang utama dalam menjaga keberlangsungan hidup, pengembangan organisasi dan pertumbuhan bisnis.
Dalam rangka memenuhi tuntutan pasar, khususnya dilingkungan umat muslim, maka AJB Bumiputera 1912 mengembangkan jaringan dengan membentuk divisi syariah. Unit usaha syariah AJB Bumiputera 1912 secara resmi dibentuk atas dasar dikeluarkannya surat MUI No. 21/DSN Mui/X/2001 tanggal 17 Oktober 2001 tentang Fatwa Dewan Syariah Nasional. Keputusan Menteri Keuangan No. 268/ KM-6/2002 tanggal 7 November 2002 tentang persetujuan dibukanya divisi syariah. SK Direksi N80. 9/ Dir/ 2002 tanggal 8 November 2002. Divisi Syariah Bumiputera resmi beroperasi berlandaskan dalam syariah islam.
4.1.2 Visi Dan Misi AJB Bumiputera 1912 1. Visi AJB Bumiputera 1912
Visi dari asuransi AJB Bumiputera 1912 berpedoman pada falsafah perusahaan yang mutual, idealisme, dan profesional, maka terbentuklah visi AJB Bumiputera 1912 yaitu “AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.”
2. Misi AJB Bumiputera 1912
Sedangkan misi dari AJB Bumiputera 1912 adalah:
a. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
b. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan,
dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.
c. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.
4.1.3 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Syariah Kantor Cabang Semarang
Struktur organisasi AJB Bumiputera pada kantor cabang semarang dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: Diklat agen syariah .
4.1.4 Produk AJB Bumiputera Syariah Kantor Cabang Semarang
AJB Bumiputera Syariah menawarkan beberapa jenis produk asuransi berupa Asuransi Jiwa Mitra Iqra, Mitra Mabrur, dan Mitra Amanah. Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis produk asuransi syariah AJB Bumiputera 1912 Syariah Kantor Cabang Semarang: Kepala Cabang Anwar Affandi, SE K. Unit Operasional Sajuri, SE K. Unit administrasi dan Keuangan
Endang Trisnawati, AAJI
Supervisor Rokani Arif Hidayatullah Isrojiati Agen Pegawai Kasir Dwi Setyaningsih
1. Produk Asuransi Jiwa Mitra Iqra‟ Plus
Produk Mitra Iqra‟ Plus dirancang untuk memprogam pendidikan anak secara syariah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan anak menjadi Sarjana, sekaligus berfungsi untuk menata kesejahteraan keluarga agar kelak apabila orang tua meninggal tidak sampai kesejahteraan dan pendidikan anak terabaikan.
Produk ini dinamai Mitra Iqra‟ Plus terkandung maksud, agar anak-anak yang diambilkan progam pendidikan lewat Bumiputera Syariah benar-benar dapat dipastikan persiapan biaya pendidikannya dan kelak bisa mengikuti sifat-sifat dan ketauladanan Nabi Muhammad S.A.W.
Ketentuan Umum:
Produk asuransi ini merupakan produk asuransi jiwa perorangan. Produk asuransi ini adalah gabungan antara unsur tabungan dan tolong menolong antara peserta asuransi dalam menanggulangi risiko finansial akibat musibah kematian. Produk asuransi ini dipasarkan dalam mata uang rupiah. Produk asuransi ini dapat dipasarkan dengan tambahan asuransi kecelakaan. Kontribusi asuransi ini terdiri dari tiga komponen yaitu iuran tabarru‟, ujrah, dan dana investasi. Produk asuransi ini menggunakan akad tabarru‟, akad wakalah bill ujrah, dan akad mudharabah.
Manfaat Asuransi:
a. Apabila pihak yang diasuransikan hidup sampai akhir masa asuransi, maka pihak yang ditunjuk (anak) sebagai penerima dana tahapan pendidikan akan menerima dana tahapan pendidikan secara berkala.
b. Apabila pihak yang diasuransikan meninggal dalam masa asuransi, maka peserta dibebaskan dari membayar kontribusi dan pihak yang ditunjuk menerima:
1) Santunan kebajikan sebesar manfaat awal 2) Nilai tunai
3) Dana tahapan pendidikan
c. Apabila peserta mengundurkan diri sebelum akhir masa asuransi, maka peserta akan menerima nilai tunai yang terdiri dari:
1) Saldo dana investasi yang telah disetor
2) Bagi hasil (mudharabah) atas hasil investasi dana investasi
d. Apabila pihak yang ditunjuk (anak) sebagai penerima dana tahapan pendidikan meninggal dunia dalam masa asuransi, maka peserta/ pihak yang diasuransikan dapat menunjuk pengganti (anak lain) untuk menerima dana tahapan pendidikan yang belum dibayarkan.
2. Produk Asuransi Jiwa Mitra Mabrur
Produk Mitra Mabrur Plus dirancang secara khusus untuk memprogam kebutuhan dana saat menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Menunaikan spiritual ibadah haji adalah melaksanakan rukun Islam yang ke lima, nyaris menjadi ikhtiar dan impian kita semua. Dengan Mitra Mabrur Plus, kita dapat merancang melaksanakan ibadah haji.
Ketentuan Umum:
Produk Mitra Mabrur merupakan gabungan antara unsur tabungan dan unsur tolong menolong. Premi Mitra Mabrur terdiri dari premi tabungan, premi tabarru‟, dan premi biaya. Jangka waktu akad asuransi Mitra Mabrur paling pendek
3 tahun, maksimal 15 tahun. Umur calon peserta minimal 15 tahun. Kontribusi (premi) asuransi ini terdiri dari 3 komponen yaitu iuran tabarru‟, ujrah, dan dana investasi.
Produk asuransi ini menggunakan akad tabarru‟, akad wakalah bil ujrah, akad mudharabah. Bila pembayaran premi berhenti maka, peserta diperbolehkan cuti bayar premi, dan setelah tunggakan premi selama cuti terbayar maka secara otomatis akad normal kembali. Peserta boleh mengambil nilai tunai dengan cara, mengembalikan polis ke perusahaan, menyerahkan kuitansi premi terakhir pada perusahaan dan otomatis akad berakhir. Peserta meninggal saat pembayaran premi berhenti, ahli waris menerima warisan, santunan kebajikan, premi tabungan, bagi hasi. Peserta masih dijamin proteksinya selama masih ada premi tabarru‟, apabila premi tabarru habis, maka secara otomatis perusahaan akan mengambilkan dari dana tabungan untuk membayar premi tabarru. Perjanjian akad berakhir secara otomatis apabila dana tabungan telah habis untuk membayar premi tabarru‟.
Manfaat Mitra Mabrur:
a. Jika peserta panjang umur sampai akad asuransinya berakhir, akan diterimakan jaminan berupa;
1) Saldo dana investasi yang telah disetor 2) Mudharabah atas hasil investasi
b. Jika peserta meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka kepada ahli waris akan dibayarkan santunan berupa:
Dana tabungan haji sampai saat meninggalnya peserta meliputi:
1) Saldo dana investasi yang telah disetor 2) Bagi hasil Mudharabah
3) Santunan kebajikan sebesar manfaat awal
c. Jika peserta mengundurkan diri sebelum akad berakhir, peserta:
1) Premi tabungan yang terkumpul. 2) Mudharabah
d. jika peserta mengambil sebagian nilai tunai untuk pendaftaran (ONH) guna mendapatkan kursi di Depag, dengan syarat sebagai berikut;
1) pengambilan nilai tunai sebagian, bila polis telah berjalan 2 tahun.
2) pengambilan maksimal 505 x nilai tunai
3) pengambilan sebagai NT, hanya 1 kali dalam 1 tahun. pengambilan sebagian nilai tunai, maksimal dapat dilakukan 3 kali selama masa asuransi berjalan.
4) Pengambilan sebagian nilai tunai hanya dapat dilakukan pada kantor Debit Penagihan Polis yang bersangkutan. 5) Bila pengambilan sebagian nilai tunai dilakukan diluar
Kantor tagih, harus dimintakan mutasi ke kantor tagih yang lama.
3. Produk Asuransi Jiwa Mitra Amanah
Produk asuransi ini merupakan produk asuransi jiwa perorangan syariah. Produk ini juga merupakan gabungan antara unsur tabungan dan tolong menolong antara peserta asuransi dalam menanggulangi risiko finansial akibat musibah kematian. Mitra amanah didesain memberikan perlindungan jiwa sesuai dengan prinsip syariah memiliki fasilitas investasi sekaligus.
Ketentuan Umum:
Produk asuransi ini dapat dipasarkan dengan asuransi tambahan (rider), sebagai berikut: mitra perlindungan
kecelakaan diri, mitra 53 CIA-Syariah (Critical Illness Accelerated- Syariah), mitra Wop- Syariah (Waiver of Premium- Syariah), Mitra 53 CIWP- Syariah ( Waiver of Premium due to Critical IIIness- Syariah), Mitra CashPlan- Syariah. Kontribusi produk asuransi ini terdiri dari iuran tabarru‟, ujrah akusisi, dana investasi. Produk asuransi ini menggunakan akad, akad tabarru, akad wakalah bil ujrah, akad mudharabah.
Manfaat Mitra Amanah:
a. Apabila pihak yang diasuransikan meninggal dalam masa asuransi, maka pihak yang ditunjuk akan, menerima santunan kebajikan sebesar 100% manfaat awal dan saldo dana investasi, selanjutnya asuransi berakhir.
b. Apabila pihak yang diasuransikan hidup sampai akhir masa asuransi, maka peserta akan menerima saldo dana investasi.
4.2 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah nasabah AJB Bumiputera Syariah cabang semarang yang menjadi pemegang polis produk Mitra Iqra‟ sebanyak 90 Nasabah. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner, maka diperoleh karakteristik responden sebagai berikut.
4.2.1 Jenis Kelamin Responden
Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Beradasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 35 38,9 %
2 Perempuan 55 61,1 %
Total 90 100 %
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 38,9 % atau sebanyak 35 orang, sedangkan jumlah responden perempuan sebesar 61,1 % atau sebanyak 55 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas nasabah yang menjadi responden adalah perempuan sebesar 61,1 % atau sebanyak 55 orang.
4.2.2 Usia Responden
Adapaun karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentase
1 21 – 30 Tahun 26 28,9 %
2 31 – 40 Tahun 59 65,6 %
3 41 – 50 Tahun 5 5,6 %
Total 90 100 %
Sumber: Data Primer diolah, 2016/
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, responden dengan usia 20 – 30 Tahun berjumlah 26 orang atau sebesar 28,9 %, usia 31 – 40 Tahun berjumlah 59 orang atau sebesar 65,6 %, dan usia 41 – 50 Tahun berjumlah 5 orang atau sebesar 5,6 %.
Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berusia 31- 40 Tahun, yaitu berjumlah 59 orang.
4.2.3 Pendidikan Responden
Adapun karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Presentase
1 SD 0 0,0 2 SMP 0 0,0 3 SMA 56 62,2 % 4 Diploma 7 7,8 % 5 Sarjana 27 30,0% Total 90 100 %
Sumber: Data Primer diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa pendidikan responden yang paling dominan adalah SMA, yang berjumlah 56 orang atau sebesar 62,2 %, Diploma berjumlah 7 orang atau sebesar 7,8 %, dan Sarjana berjumlah 27 orang atau sebsar 30 %. Tidak ada responden dengan pendidikan SD maupun SMP.
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa pendidikan yang paling dominan adalah SMA. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas nasabah yang menjadi reponden berpendidikan SMA.
4.2.4 Pekerjaan Responden
Adapun karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1 Pegawai Negeri 9 10,0 % 2 Pegawai Swasta 40 44,4 % 3 Wiraswasta 16 17,8 % 4 Petani/Buruh 16 17,8 % 5 Lainnya 9 10,0 % Total 90 100 %
Dari Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa pekerjaan responden yang paling dominan adalah pegawai swasta yang berjumlah 40 orang atau sebesar 44,4 %. Diikuti wiraswasta yang berjumlah 16 orang atau sebesar 17,8 %, petani/buruh yang berjumlah 16 orang atau sebesar 17,8 %. Dan sisanya pegawai negeri dan pekerjaan lainnya masing-masing berjumlah 9 orang atau 10,0 %.
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa mayoritas nasabah yang menjadi responden adalah pegawai swasta.
4.2.5 Pendapatan Responden
Adapun karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
No Pendapatan Jumlah Presentase
1 Rp.1.000.000 – Rp. 2.000.000 19 21,1 % 2 Rp. 2.100.000 – Rp. 3.000.000 43 47,8 %
3 Rp. 3.100.000 – 4.000.000 19 21,1 %
4 > Rp. 4.000.000 9 10,0 %
Total 90 100 %
Sumber: Data Primer diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pendapatan responden adalah Rp. 2.100.000 – Rp. 3.000.000, sebesar 47,8 % atau 43 orang. Yang berpendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sebesar 21,1 % atau 19 orang. Yang berpendapatan Rp. 3.100.000 – Rp. 4.000.000 sebesar 21,1 % atau 19 orang dan yang berpendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 sebesar 10 % atau 9 orang.
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pendapatan nasabah yang menjadi reponden berpendapatan antara Rp. 2.100.000 – Rp. 3.000.000.
4.3 Deskripsi Variabel
Penyajian data deskripsi variabel menjelaskan tanggapan-tanggapan reponden dalam suatu penelitian. Data deskriptif ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan dalam memahami hasil penelitian.
Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas, yaitu Personal
selling dan Karakteristik produk serta 1 variabel terikat, yaitu Keputusan
Pembelian. Ketiga variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang dikembangkan menjadi beberapa item petanyaan.
4.3.1 Variabel Personal Selling
Variabel personal selling menggunakan indikator diantaranya pendekatan (item 1-4), presentasi (item 5-7), penanganan keberatan (item 8-10) dan menutup penjualan (item 11-12).
Berikut ini adalah tabel deskriptif variabel Personal Selling.
Tabel 4.6
Distribusi Tanggapan Responden Variabel Personal Selling (X1)
No Item
Skor
5 4 3 2 1
F % F % F % F % F %
1 Rapikah agen yang menawarkan produk asuransi kepada anda
8 8,9 22 24,4 42 46,7 17 18,9 1 1,1 2 Tepatkah waktu kunjungan agen asuransi untuk menawarkan produk 4 4,4 16 17,8 55 61,1 10 11,1 5 5,6
3 Setujukah anda bahwa agen asuransi telah memperkenalkan diri sebelum menawarkan produknya 3 3,3 28 31,1 41 45,6 16 17,8 2 2,2 4 Ramahkah agen asuransi bumiputera ketika menyapa calon nasabah
5 5,6 24 26,7 38 42,2 18 20,0 5 5,6
5 setujukah anda tutur kata agen asuransi bumiputera mudah difahami
6 6,7 10 11,1 32 35,6 33 36,7 9 10,0
6 Setujukah anda agen bumiputera menguasai pengetahuan tentang produknya
4 4,4 5 5,6 22 24,4 48 53,3 11 12,2
7 Setujukah anda agen asuransi menjelaskan secara rinci keunggulan produknya
1 1,1 7 7,8 42 46,7 35 38,9 5 5,6
8 Pernahkah agen
asuransi menanyakan keluhan anda dalam berasuransi
7 7,8 43 47,8 10 11,1 26 28,9 4 4,4
9 agen asuransi mampu menjawab pertanyaan yang anda ajukan
7 7,8 27 30,0 4 4,4 45 50,0 7 7,8
10 Benarkah agen asuransi memberikan solusi dari keluhan yang anda rasakan
6 6,7 45 50,0 5 5,6 30 33,3 4 4,4
11 Baikkah sikap agen dalam mendorong anda melakukan pembelian
produk asuransi
12 Setujukah anda agen asuransi menawarkan untuk melakukan transaksi setelah anda benar-benar faham
2 2,2 11 12,2 28 31,1 42 46,7 7 7,8
Sumber: Data primer diolah, 2016.
4.3.2 Variabel Karakteristik Produk
Variabel Karakteristik Produk (X2) menggunakan indikator merek (item 13-14), desain produk (item 15-17), dan fitur produk (item 18-20).
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi tanggapan responden untuk variabel karakteristik produk.
Tabel 4.7
Distribusi Tanggapan Responden Variabel Karakteristik Produk (X2) N o Item Skor 5 4 3 2 1 F % F % F % F % F %
1 Setujukah anda asuransi bumiputera lebih baik dari asuransi yang lain
10 11,1 43 47,8 16 17,8 14 15,6 7 7,8
2 Menurut anda baik kah reputasi asuransi bumiputera
8 8,9 37 41,1 11 12,2 30 33,3 4 4,4
3 Setujukah anda dengan
tahapan dana
pendidikan pada asuransi mitra iqra
8 8,9 36 40,0 15 16,7 23 25,6 8 8,9
4 Setujukah anda dengan premi tabarru‟ pada
asuransi mitra iqra
5 Setujukah anda dengan ujrah pada asuransi mitra iqra
11 12,2 39 43,3 8 8,9 29 31,1 4 4,4
6 Setujukah anda dengan masa asuransi mitra iqra (sesuai umur anak)
14 15,6 40 44,4 18 20,0 15 16,7 3 3,3
7 Setujukah anda dengan fleksibillitas cara pembayaran premi (setoran)
14 15,6 50 55,6 9 10,0 11 12,2 6 6,7
8 Setujukah anda dengan adanya bagi hasil mudharabah
11 12,2 29 32,2 5 5,6 37 41,1 8 8,9
Sumber: Data primer diolah, 2016.
4.3.3 Variabel Keputusan Pembelian
Variabel keputusan pembelian (X2) menggunakan indikator identifikasi kebutuhan (item 21-23), pencarian informasi (item 24-25), dan evaluasi alternatif (item 26-27).
Berikut adalah distribusi frekuensi tanggapan responden variabel keputusan pembelian.
Tabel 4.8
Distribusi Tanggapan Responden Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No Item
Skor
5 4 3 2 1
F % F % F % F % F %
1 Setujukah anda biaya pendidikan sekarang mahal
15 16,7 44 48,9 13 14,4 13 14,4 5 5,6
anda melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
3 Perlukah menabung untuk suatu kejadian yang tidak pasti di masa mendatang
6 6,7 35 38,9 9 10,0 34 37,8 6 6,7
4 Benarkah anda telah mencari informasi mengenai produk mitra iqra
3 3,3 22 24,4 3 3,3 52 57,8 10 11,1
5 Anda mencari informasi asuransi mitra iqra dari teman atau saudara
5 5,6 42 46,7 3 3,3 36 40,0 4 4,4
6 setujukah anda manfaat produk mitra iqra lebih baik dari produk asuransi lain
7 7,8 47 52,2 10 11,1 19 21,1 7 7,8
7 Anda percaya kepada asuransi bumiputera dibandingkan asuransi yang lain
6 6,7 40 44,4 6 6,7 30 33,3 8 8,9
Sumber: Data primer diolah, 2016
4.4 Analisis Data 4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini, dilakukan dengan uji pearson correlation, yaitu dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Indikator dikatakan valid apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Berikut adalah hasil uji validitas dari masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk pada setiap variabel.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Personal Selling
Sumber: data primer diolah, 2016.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Produk
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui korelasi masing-masing indikator menunjukkan hasil signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator penelitian adalah valid.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Untuk menghitung Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach Alfa. Dimana indikator variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alfa lebih besar dari 0,60.
Adapun hasil pengujian realibilitas adalah sebagai berikut.
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas
No Varibel Alfa Cronbach Keterangan
1 Personal Selling (X1) 0,664 Reliabel
2 Karakteristik Produk (X2) 0,683 Reliabel
3 Keputusan pembelian (Y) 0,765 Reliabel
4.4.3 Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpangan klasik terhadap data dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.4.3.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan korelasi antara variabel independen. Adapun hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas
Sumber: Data primer diolah, 2016
Dari hasil pengujian multikolinearitas yang dilakukan, diketahui bahwa nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kedua variabel kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
4.4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskidastisitas.
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas - Grafik Scatterplot.
Sumber: Data primer diolah, 2016
Dari gambar grafik scatterplot diatas, dapat dilihat titik-titik tersebar secara acak dan tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.4.3.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel dependent dan variabel independent memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalan data, dapat menggunakan grafik normal p-plot dan melihat penyebaran datanya. Jika penyebarannya mengikuti pola garis lurus, maka data terdistribusi normal.
Gambar 4.2 Grafik Histogram
Sumber: Data primer diolah, 2016
Gambar 4.3 Normal p-plot
Pada grafik Histogram diketahui residual data membentuk kurva lonceng. Begitu juga dengan normal p-plot, penyebaran residual data mengikuti garis lurus. Dengan demikian dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menentukan persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini maka dapat diketaahu dengan melihat hasil uji statistik dibawah ini.
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, maka persamaan regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = -1,015+ 0,296 X1 + 0,469 X2 + e
Dari persamaan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa:
a. Nilai konstan sebesar -1,015 artinya jika variabel personal
selling dan karakteristik produk tidak dimasukkan dalam
penelitian, maka keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟ menurun sebesar 1,015 %.
b. Koefisien regresi pada variabel personal selling (X1) sebesar 0,296 adalah positif. Artinya apabila terjadi peningkatan
personal selling sebesar 1%, maka keputusan pembelian
produk Mitra Iqra‟ akan bertambah sebesar 29,6 %, dimana faktor-faktor lain dianggap konstan.
c. Koefisien regresi pada variabel karakteristik produk (X2) sebesar 0,469 adalah positif. Artinya jika ada peningkatan karakteristik produk sebesar 1%, maka keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟ akan bertambah sebesar 46,9 % dimana faktor-faktor lain dianggap konstan.
4.5.2 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana variabel-variabel independent dapat menjelaskan variabel dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel independent sangat terbatas. Sedangkan sebaliknya apabila nilai R2 mendekati 1, maka variabel indenpendent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15
Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data primer diolah, 2016.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat koefisien determinasi dapat diketahui dengan melihat nilai R Square. Dalam penelitian ini koefisien determinasi sebesar 0,580. Artinya 58 % variabel
dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya 42 % dijelaskan oleh variabel lain.
4.5.3 Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Adapun hasil uji F adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Sumber: Data primer diolah, 2016
Dari Uji ANOVA atau uji F tersebut didapat nilai F hitung sebesar 59,977 dengan probabilitas 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟, dan dapat dikatakan bahwa personal selling dan karakteristik produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟.
4.5.4 Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Pengaruh antar variabel independen dapat diketahui dengan melihat nilai signifikasi pada Uji t atau membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.
Tabel 4.17 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Sumber: Data primer diolah, 2016
Dari tabel diatas dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut:
a. Dari tabel dapat dilihat bahwa t hitung pada variabel personal
selling adalah sebesar 4,989 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Dari hasil tersebut maka variabel personal selling berpengaruh positif dan signifikan karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu(4,989>1,662)dan nilai signifikannya 0,000<0,05. b. Dari tabel dapat dilihat bahwa t hitung pada variabel
karakteristik produk adalah sebesar 6,831 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dari hasil tersebut maka variabel karakteristik produk berpengaruh positif dan signifikan karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu (6,831>1,662) dan nilai signifikannya 0,000<0,05.
4.6 Pembahasan
Dari hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada 90 reponden, menunjukkan bahwa keputusan pembelian produk Mitra Iqra lebih dipengaruhi oleh Karakteristik produk dari pada personal selling. Mayoritas responden lebih memilih jawaban setuju pada item-item pertanyaan mengenai karakteristik produk. Sedangkan pada item-item pertanyaan mengenai personal selling, mayoritas responden memilih jawaban ragu-ragu.
Dari hasil analisis regresi linier berganda, koefisien regresi pada variabel personal selling (X1) sebesar 0,296. Artinya jika terjadi peningkatan sebesar 1 % pada personal selling, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 29,6 %. Sedangkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 4,989 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan variabel personal selling (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟ (Y). Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara personal selling dengan keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟.
Sedangkan koefisien regresi pada variabel karakteristik produk (X2) sebesar 0,469. Artinya jika terjadi peningkatan sebesar 1 % pada karakteristik produk, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 46,9 %. Dari hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 6,831 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. maka dapat disimpulkan variabel karakteristik produk (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟ (Y). Dengan demikian H0 ditolak dan H2 diterima, yang menyatakan terdapat pengaruh antara karakteristik produk dengan keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟. Berdasarkan koefisien regresi dan uji t, dapat diketahui bahwa karakteristik produk memiliki kontribusi lebih besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
Hasil uji F (ANOVA), menunjukkan nilai F hitung sebesar 59,977 dengan probabilitas 0,000. Demikian pula pada koefisien determinasi, nilai R Square sebesar 0,580, menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel personal selling (X1) dan karakteristik produk (X2) memiliki kontribusi dan pengaruh terhadap keputusan pembelian produk Mitra Iqra‟ sebesar 58 %. Dengan demikian H0 ditolak dan H3 diterima dimana
personal selling dan karakterisik produk secara bersama-sama