• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN Nomor : 278/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN Nomor : 278/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

Nomor : 278/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagaimana tersebut di bawah ini dalam perkara Cerai Gugat antara :

PENGGUGAT, umur 22 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pelalawan, yang selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;

Melawan

TERGUGAT, Umur 32 tahun, agama Islam, pendidikan SMU, pekerjaan Tidak Bekerja, bertempat tinggal Kabupaten Pelalawan, yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;

Pengadilan Agama tersebut ;

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara ;

Telah mendengar keterangan Penggugat, wali Tergugat dan memeriksa alat-alat bukti di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 11 Oktober 2012 terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, Nomor : 278/Pdt.G/2012/PA.Pkc., tanggal 11 Oktober 2012 telah mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa pada tanggal 10 Agustus 2008, Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan sebagaimana bukti berupa Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 166/10/VIII/2008, tertanggal 10 Agustus 2008, yang dikeluarkan oleh KUA Ukui, Kabupaten Pelalawan;

2. Bahwa pada waktu akad nikah, Penggugat berstatus perawan sedangkan Tergugat berstatus jejaka;

3. Bahwa sesaat setelah akad nikah, Tergugat mengucapkan sighat taklik talak yang isinya sebagaimana tercantum di dalam Buku Kutipan Akta Nikah;

4. Bahwa setelah akad nikah Penggugat dan Tergugat hidup bersama sebagai suami-istri dengan bertempat tinggal di di rumah orang tua Penggugat di Desa Kampung Baru Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan dan kemudian pindah kerumah orang

(2)

tua Tergugat selama 2 bulan dan kembali lagi kerumah orang tua Penggugat sampai sekarang;

5. Bahwa selama ikatan pernikahan, Penggugat dan Tergugat telah melakukan hubungan badan layaknya suami isteri (ba'da dukhul), dan telah dikaruniai satu orang anak yang bernama ANAK, tanggal lahir 29 Juli 2009;

Anak tersebut saat ini ikut bersama Penggugat;

6. Adapun alasan Penggugat mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci disebab pihak Tergugat tidak lagi bisa memberikan nafkah lahir maupun bathin kepada Penggugat hal ini disebabkan Tergugat mengalami gangguan jiwa;

7. Bahwa pada bulan Januari 2009, Tergugat mulai mengalami gangguan jiwa dan telah diupayakan untuk berobat, baik ke Puskesmas maupun ke Rumah Sakit Jiwa, namun tidak ada perubahan hingga sekarang ini, oleh sebab itu Penggugat tidak lagi bisa melanjutkan hubungannya bersama Tergugat;

8. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan salinan putusan kepada Kantor Urusan Agama tempat Penggugat dan Tergugat melaksanakan pernikahan;

9. Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci memeriksa dan mengadili perkara ini dan selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:

PRIMAIR:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menceraikan pernikahan Penggugat dengan Tergugat;

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan salinan putusan kepada Kantor Urusan Agama tempat Penggugat dan Tergugat melaksanakan pernikahan;

4. Membebankan biaya perkara menurut hukum; SUBSIDAIR:

Mohon putusan yang seadil-adilnya;

Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan Penggugat dan wali Tergugat yang bernama KUSTAN MAJI telah datang menghadap sendiri di persidangan dan Majelis telah memberi kesempatan kepada kedua belah pihak untuk melakukan mediasi dengan mediator dari unsur hakim, akan tetapi tidak dapat dilaksanakan, karena wali Tergugat menolak dengan alasan bahwa Tergugat benar-benar sakit jiwa dan sulit untuk disembuhkan;

Menimbang, bahwa meskipun upaya perdamaian ditolak oleh wali Tergugat Majelis Hakim tetap berusaha mendamaikan kedua belah pihak yang berperkara di

(3)

persidangan dengan menasehati Penggugat agar tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat, tetapi usaha tersebut tidak berhasil, kemudian sidang dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan Penggugat dalam sidang tertutup untuk umum yang maksud dan tujuannya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat sebagai berikut :

1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor : Nomor: 166/10/VIII/2008, tertanggal 10 Agustus 2008, yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan yang oleh Ketua Majelis telah dicocokkan dengan aslinya dan telah sesuai, bermeterai cukup, telah di nazzeglen Pejabat Kantor Pos dan Giro setempat serta telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, yang selanjutnya diberi tanda bukti P.1;

2. Asli Surat Rujukan dari Dokter Spesialis Jiwa yang dikeluarkan oleh Dr. Heppy Sirait tanggal 17 Oktober 2012 tentang keadaan sakitnya Bambang Rusdianyah, yang selanjutnya diberi tanda bukti P.2;

Menimbang, bahwa di samping bukti surat tersebut Penggugat telah mengajukan 2 (dua) orang saksi yang telah didengar keterangannya di bawah sumpah secara terpisah di persidangan masing-masing sebagai berikut:

1. SAKSI PERTAMA, umur 47 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, bertempat tinggal di Kabupaten Pelalawan. Di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah sesuai agama dan kepercayannya yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi adalah tetangga Penggugat dan Tergugat;

- Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri, namun saksi tidak ingat tahun pernikahan keduanya;

- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal di rumah orang tua Penggugat sekitar 4 bulan lamanya, namun kemudian berpisah hingga sekarang karena Tergugat sakit jiwa/stres;

- Bahwa saksi mengetahui sendiri Tergugat suka senyum dan tertawa sendiri dan sering mengurung diri di rumah serta sulit diajak berkomunikasi;

- Bahwa saksi tidak mengetahui penyebab Tergugat sakit jiwa/stress.

- Bahwa Tergugat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami, seperti bekerja dan menafkahi keluarga;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah hidup berpisah sejak 3 tahun yang lalu. Penggugat masih tinggal di rumah orang tuanya, sedangkan Tergugat kembali ke rumah orang tuanya di Desa Lubuk Kembang Sari, Kecamatan Ukui;

(4)

2. SAKSI KEDUA, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pelalawan. Di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah sesuai agama dan kepercayannya yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi adalah tetangga dekat Penggugat dan Tergugat;

- Bahwa benar Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah tahun 2008 dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki;

- Bahwa kondisi rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun lagi, karena sejak Penggugat hamil sekitar 4 bulan Tergugat sakit jiwa/stres;

- Bahwa saksi mengetahui sendiri, karena sering berkunjung ke rumah Penggugat dan tergugat. Waktu itu Tergugat suka senyum dan tertawa sendiri dan sering mengurung diri di rumah serta tidak bisa diajak berkomunikasi;

- Bahwa saksi tidak mengetahui penyebab Tergugat sakit jiwa/stress.

- Bahwa Penggugat sudah berusaha membawa Tergugat berobat ke rumah sakit di Ukui, namun belum sembuh hingga sekarang.

- Bahwa Tergugat tidak dapat memberi nafkah kepada Penggugat, sehingga untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, Penggugat harus berusaha sendiri.

- Bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah hidup berpisah sejak 3 tahun yang lalu.

Menimbang, bahwa terhadap keterangan kedua orang saksi tersebut di atas, Penggugat dan wali Tergugat menyatakan tidak keberatan dan dapat menerima, kemudian Penggugat dan wali Penggugat menyatakan tidak lagi mengajukan suatu apapun dan mohon putusan yang seadil-adilnya;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk segala hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah diuraikan diatas ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha dengan sungguh-sungguh mendamaikan dengan menasehati Penggugat agar tetap mempertahankan rumah tangganya dengan Tergugat di setiap persidangan sebagaimana diamanatkan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 82 Undang Undang Nomor 7 tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, akan tetapi usaha tersebut tetap tidak berhasil sampai putusan ini dijatuhkan;

(5)

Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 154 R.Bg. jo Pasal 2 ayat (3), pasal 4 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, bahwa para pihak wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi, akan tetapi oleh karena wali Tergugat menolak upaya perdamaian melalui mediasi, maka mediasi tersebut tidak dapat dilaksanakan;

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan Pokok Gugatan Penggugat terlebih dahulu Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci (selanjutnya disebut Majelis) akan mepertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Apakah Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci berwenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara a quo;

2. Apakah Penggugat memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk bertindak selaku Penggugat dalam perkara a quo;

Kewenangan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 49 huruf a Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 bahwa salah satu kewenangan Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan;

Menimbang, bahwa penjelasan pasal 49 huruf a tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “perkawinan” adalah hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku yang dilakukan menurut syari'ah, antara lain pada angka 9 nya mengenai gugatan perceraian;

Menimbang, bahwa ketentuan pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama juga menyatakan bahwa gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat, kecuali apabila Penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman besama tanpa izin Tergugat;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat adalah mengenai cerai gugat, maka Penggugat yang bertempat tinggal di Dusun Dua RT. 09 RW. 04 Desa Kampung Baru Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan, berdasarkan pengakuan Penggugat yang dibenarkan oleh wali Tergugat serta dikuatkan oleh keterangan saksi-saksi di persidangan, Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci berwenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan gugatan Penggugat tersebut;

(6)

Kedudukan Hukum (legal standing) Penggugat

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama disebutkan bahwa gugatan perceraian diajukan oleh istri, dengan demikian Majelis berpendapat bahwa agar seseorang dapat diterima sebagai Penggugat dalam gugatan perceraian, maka orang tersebut harus menjelaskan kualifikasinya dalam perkara a quo, apakah Penggugat sebagai seorang istri yang telah melaksanakan perkawinan menurut agama Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan bahwa Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan bahwa Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut agama Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 1954 Tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk;

Menimbang, bahwa ditegaskan dalam pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang menyebutkan perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah;

Menimbang, bahwa dalam gugatannya Penggugat telah mendalilkan, Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan pada tanggal 10 Agustus 2008 yang dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan (Kutipan Akta Nikah Nomor : 166/10/VIII/2008 tertanggal 10 Agustus 2008 dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan);

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil gugatannya tersebut, Penggugat telah mengajukan bukti P.1, yang merupakan bukti akta autentik perkawinan Penggugat dengan Tergugat berdasarkan agama Islam yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2008 yang dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Maka berdasarkan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, telah terbukti Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah, dengan demikian Majelis berpendapat bahwa Penggugat telah memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan gugatan perceraian. Oleh karena itu, selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan Pokok Gugatan Penggugat;

Pokok Gugatan Penggugat

Menimbang, bahwa dalam Pokok gugatan perceraian Penggugat mendasarkan pada alasan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak dapat dipertahankan lagi

(7)

karena sejak Januari 2009 Tergugat mengalami gangguan jiwa/stress, sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 65 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama bahwa Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak;

Menimbang, bahwa dalam ketentuan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami-istri;

Menimbang, bahwa Pasal 19 huruf (e) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (e) Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa perceraian dapat terjadi karena salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami atau isteri;

Menimbang, bahwa Penggugat untuk meneguhkan dalil gugatannya selain telah mengajukan bukti P.1 dan P.2 juga mengajukan saksi-saksi yang di sidang telah memberikan keterangan di bawah sumpah;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2 telah ternyata terbukti Tergugat pernah dibawa ke Dokter Spesialis Kejiwaan dengan hasil diagnosa mengidap Skizofrenia. Skizofrenia dalam bahasa kedokteran dimaknai sebagai gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku. Skizofrenia juga dimaknai sebagai gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang panca indra). (vide http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia);

Menimbang, bahwa atas dasar keterangan saksi-saksi yang juga dibenarkan oleh wali Tergugat, telah ternyata terbukti pula Tergugat mengidap gangguan kejiwaan/stress, suka tertawa sendiri, suka mengurung diri dan sulit diajak berkomunikasi, sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami.

Menimbang, bahwa ternyata keterangan dua orang saksi yang diajukan oleh Penggugat tersebut di atas, secara materiil saling bersesuaian antara yang satu dengan yang lain (mutual conformity), serta berhubungan dan mendukung dalil gugatan Penggugat, sehingga telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai saksi, oleh karena itu Majelis menilai kesaksian tersebut dapat diterima dan dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah serta menguatkan dalil gugatan Penggugat;

(8)

Menimbang, bahwa berdasarkan semua hal yang telah dipertimbangkan tersebut di atas, Majelis dapat menemukan dan menyimpulkan fakta di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah yang menikah tanggal 10 Agustus 2008 yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah KUA Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, dan telah dikaruniai seorang anak yang sekarang ikut bersama Penggugat;

2. Bahwa sejak Januari 2009 Tergugat mengalami gangguan jiwa yang terus menerus, sulit disembuhkan sehingga tidak mampu menjalankan kewajiban sebagai suami;

Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah terbukti sebagaimana tersebut di atas, ternyata antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada ikatan batin yang merupakan penggerak kehidupan dalam sebuah rumah tangga, sudah tidak saling mencintai dan tidak saling membutuhkan di antara keduanya, oleh karenanya tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rohmah sebagaimana dimaksud dalam surat ar-Rum ayat 21 tidak mungkin lagi dapat diharapkan;

Menimbang, bahwa melihat kondisi Tergugat sebagaimana disebutkan di atas, maka Majelis menilai rumah tangga Penggugat dan Tergugat bukanlah merupakan suatu tempat yang damai dan menenangkan, melainkan telah berubah menjadi tempat yang membuat Tergugat tersiksa lahir dan batin, bahkan dapat berakibat pada keselamatan jiwa Penggugat sendiri. Oleh karena itu menyelamatkan mereka dari keadaan tersebut melalui perceraian merupakan tindakan yang lebih baik dan maslahat bagi keduanya daripada tetap mempertahankan perkawinan mereka;

Menimbang, bahwa menolak terjadinya mafsadat dalam rumah tangga harus lebih didahulukan dari pada mendatangkan kemaslahatan, hal ini sesuai dengan qaidah fiqhiyah yang berbunyi :

؛ﺢـﻟﺎــﺼـﻤﻟا ﺐــﻠـﺟ ﻰﻠﻋ مﺪـــﻘـﻣ ﺪـــﺳﺎـــﻔـﻤﻟا ءارد

Artinya; Menolak mafsadat lebih didahulukan dari pada mendatangkan kemaslahatan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka gugatan Penggugat dinilai beralasan menurut hukum dan tidak melawan hak serta telah memenuhi unsur alasan perceraian yang termuat dalam Pasal 19 huruf (e) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (e) Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum dan dalil tersebut di atas, maka Majelis Hakim menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat terhadap Penggugat yang selengkapnya sebagaimana tersebut dalam amar putusan ini;

(9)

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tentang perceraian tersebut dikabulkan, maka untuk tertib administrasi pencatatan perceraian pada Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama Kecamatan tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat, maka berdasarkan ketentuan Pasal 84 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, Majelis secara ex officio memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan sehelai salinan putusan ini yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kepada Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, maka biaya perkara dibebankan kepada Penggugat;

Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum syar'i yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I 1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu ba'in sughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT);

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan satu helai salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 541.000,- (lima ratus empat puluh satu ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis pada hari Senin tanggal 19 Nopember 2012 M, bertepatan dengan tanggal 5 Muharam 1434 H, oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci AFRIZAL, S.Ag, sebagai Hakim Ketua Majelis, IMDAD, S.H.I dan RAHMI MAILIZA ANNUR, S.H.I, masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota. Putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dan Hakim-Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh FAKHRIADI, SH sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Penggugat dan wali Tergugat;

(10)

Hakim Ketua TTD

AFRIZAL, S.Ag

Hakim Anggota Hakim Anggota

TTD TTD

IMDAD,S.H.I RAHMI MAILIZA ANNUR, S.H.I

Panitera Pengganti TTD FAKHRIADI, SH Perincian Biaya : 1. biaya pendaftaran Rp 30.000,- 2. Biaya Administrasi Rp 50.000,- 3. Panggilan sidang Rp 450.000,- 4. Redaksi Rp 5.000,- 5. Meterai Rp 6.000,- J u m l a h Rp 541.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya aplikasi “DrugWar” ini Badan Narkotika Nasional (BNN) dan masyarakat terbantu dalam hal pelaporan narkoba yang ada di masyarakat, bagi Badan

PERTAMA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh unit kerja di lingkungan Arsip

Bentuk wisata di Desa Punten melalui peningkatan Sumber Daya Alam (SDA) yaitu agrowisata dengan sektor wisata edukasi pertanian jeruk keprok punten sebagai pengganti wisata

Dengan kata lain, Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap agency cost yang diproksikan dengan Kantor Akuntan Publik.Hasil ini konsisten dengan penelitian Faisal

Pada Tahun 2014 dan 2015 berdasarkan hasil penelitian, efluen limbah cair IPAL domestik rumah sakit ERBA berdasarkan KepMen LH No.Kep-58/MENLH/12/1995, dari hasil

Sebagai warga negara Indonesia kita juga berkewajiban untuk ikut membantu tugas mempertahankan NKRI dalam kehidupan sehari-hari antara lain dapat dilakukan dengan cara:

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan mengenail hasil penelitian ini yang terkait dengan dakwah kultural Pondok Pesantren Tahfidz

Dalam penelitian ini dilaksanakan evaluasi terhadap kegiatan masa persiapan pensiun pada PNS di Kota Bandung dan mengajukan modul yang kiranya lebih sesuai, dalam arti dapat