• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI SLURRY SEAL, M ICROSURFACING, CHIP SEAL, FOG SEAL DAN TAM BALAN CEPAT M ANTAP UNTUK PRESERVASI PERKERASAN LENTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI SLURRY SEAL, M ICROSURFACING, CHIP SEAL, FOG SEAL DAN TAM BALAN CEPAT M ANTAP UNTUK PRESERVASI PERKERASAN LENTUR"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TEKNOLOGI

SLURRY SEAL,

M ICROSURFACING, CHIP SEAL,

FOG SEAL

DAN TAM BALAN CEPAT M ANTAP UNTUK

PRESERVASI PERKERASAN LENTUR

Ir. Nono, M .Eng, Sc.

INFORMATIKA

Bandung

(3)

TEKNOLOGI SLURRY SEAL, MICROSURFACING, CHIP SEAL,

FOG SEAL DAN TAMBALAN CEPAT MANTAP UNTUK

PRESERVASI PERKERASAN LENTUR

Desem ber, 2012

Cetakan Ke-1, 2012 ( viii + 52 Halaman )

© Pemegang Hak Cipta Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

No. ISBN : 978-602-1514-02-3

Kode Kegiatan : 02-PPK3-001107-M -12 Kode Publikasi : IRE-TR-85/ 2012

Kata Kunci : Teknologi Bahan Preservasi Perkerasan Lentur

Penulis: Ir. Nono, M .Eng, Sc.

Editor:

Prof.(R) Dr. Ir. M . Sjahdanulirwan, M .Sc. Dr. Djoko Widajat , M .Sc.

Diterbitkan oleh:

Penerbit Informatika - Bandung

Anggota IKAPI Jabar Nomor : 033/ JBA/ 99 Pemesanan melalui:

Perpustakaan Puslitbang Jalan dan Jembatan info@pusjatan.pu.go.id

(4)

Kata Pengantar

Sejalan dengan w akt u, kinerja jalan sudah past i akan m engalam i penurunan kondisi. Kerusakan yang t erjadi pada perkerasan jalan dapat diakibat kan oleh beban lalu lint as at au akibat cuaca at au kualit as bahan yang kurang baik (AASHTO, 1993). Unt uk m em pert ahankan kinerja jalan agar sesuai dengan um ur rencana m aka perlu dilakukan preservasi secara t erus m enerus unt uk m em pert ahankan at au bahkan m em perpanjang um ur pelayanan suat u jalan. Selam a ini pem eliharaan um um nya dilaksanakan set elah t erjadinya kerusakan pada perm ukaan perkerasan yang dilihat secara visual, sepert i aus, alur, at au ret ak. Dengan t erjadinya kerusakan m aka mengganggu kelancaran perjalanan dan pengguna jalan tidak merasa nyam an sert a m eningkat kan biaya operasi kendaraan.

Unt uk it u, st rat egi penanganan perkerasan lent ur merupakan sesuat u hal yang sangat pent ing dalam upaya m em pert ahankan um ur layan jalan agar sesuai dengan yang diharapkan at au sesuai rencana. Pelaksanaan pem eliharaan yang t epat , baik t eknologi bahan yang digunakan sesuai dengan kondisi kerusakan dan kondisi lalu-lintas m aupun w akt u pem eliharaan yang t epat . St rat egi penanganan perkerasan jalan yang baik adalah pelaksanaan pem eliharaan yang bersifat pencegahan at au proakt if bukan reakt if sert a dengan jenis bahan yang t epat sesuai dengan kondisi lapangan (t ipe kerusakan dan lalu-lint as yang dilayani). Nam un dem ikian m asih t erdapat beberapa t eknologi bahan unt uk pelaksanaan kegiat an preservasi yang belum t ersedia acuan bakunya, sehingga perlu dilakukan pengkajian sert a dibuat acuannya agar perancang/ perencana dan pelaksana

dapat dengan m udah m engert i dan m em aham inya dalam

m engaplikasikannya.

Bandung, Desem ber 2012

(5)
(6)

Daftar I si

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

1. Pendahuluan ... 1

2. Preservasi Perkerasan Lentur ... 3

2.1. Um um ... 3

2.2. Konsep Preservasi Perkerasan Lent ur ... 4

2.3. Teknologi Bahan Unt uk Preservasi Perkerasan Lentur ... 6

3. Teknologi Slurry Seal ... 10

3.1. Deskripsi dan Penggunaan Slurry Seal ... 10

3.2. Ket ent uan Bahan dan Cam puran Slurry Seal ... 11

3.3. Gam baran Pelaksanaan Slurry Seal ... 15

4. Teknologi M icrosrfacing ... 17

4.1. Deskripsi dan Penggunaan M icrosurfacing ... 17

4.2. Ket ent uan Bahan dan Cam puran M icrosurfacing ... 19

4.3. Gam baran Pelaksanaan M icrosurfacing ... 20

5. Teknologi M icrosrfacing ... 22

5.1. Deskripsi dan Penggunaan Chip Seal... 22

5.2. Ket ent uan Bahan Chip Seal ... 22

(7)

6. Teknologi Fog Seal ... 25

6.1. Deskripsi dan Penggunaan Fog Seal ... 25

6.2. Ket ent uan Bahan Fog Seal ... 26

6.3. Gam baran Pelaksanaan Fog Seal ... 26

7. Teknologi Bahan Tambalan ... 27

7.1. Alasan dan Teknik Penam balan ... 27

7.2. Ket ent uan Bahan dan Cam puran Tam balan ... 28

7.3. Gam baran Pekerjaan Penam balan ... 31

8. Hasil Kajian Teknologi Slurry Seal ... 33

8.1. Hasil pengujian t eknologi Slurry Seal di laborat orium ... 33

8.2. Uji coba skala kecil t eknologi Slurry Seal di lapangan ... 37

9. Hasil Kajian Teknologi Bahan Tambalan Siap Pakai ... 40

9.1. Hasil pengujian t eknologi bahan t am balan di laborat orium 40 9.2. Kinerja Teknologi Bahan Tam balan di Lapangan... 44

10. Penutup ... 50

(8)

Daftar Tabel

Hal Tabel 1. M at rik kelayakan unt uk ident ifikasi aw al alt ernat if

t eknologi penanganan preservasi pada perm ukaan bet on aspal

8 9

Tabel 2. Ket ent uan kualit as agregat Slurry Seal (ASTM D3910 dan Calt rans 2008)

11

Tabel 3 Ket ent uan kualit as agregat Slurry Seal (Bina M arga, 2008)

11

Tabel 4. Gradasi agregat cam puran Slurry Seal dan

M icrosurfacing

12

Tabel 5. Ket ent uan cam puran Slurry Seal (Calt rans, 2008) 14 Tabel 6. Ket ent uan cam puran Slurry Seal (Bina M arga, 2008) 15 Tabel 7. Ket ent uan cam puran Slurry Seal (Bina M arga, 1999) 15 Tabel 8. Perbedaan ant ara M icrosurfacing dengan Slurry Seal 17

Tabel 9. Ket ent uan kualit as agregat M icrosurfacing 19

Tabel 10. Ket ent uan cam puran M icrosurfacing 20

Tabel 11. Ket ent uan kualit as agregat Chip Seal (Bina M arga, 2010) 23 Tabel 12. Ket ent uan ukuran agregat Chip Seal (Bina M arga, 2010) 23

Tabel 13. Ket ent uan sifat fisik Aspal Em ulsi CSS-1H 29

Tabel 14. Ket ent uan sifat fisik Aspal Pen 60 29

Tabel 15. Ket ent uan gradasi agregat cam puran unt uk t am balan 30 Tabel 16. Ket ent uan kualit as cam puran beraspal bahan t am balan 30

Tabel 17. Karakt erist ik Agregat unt uk Slurry Seal 35

Tabel 18. Gradasi agregat cam puran Slurry Seal Tipe 2 35

Tabel 19. Karakt erist ik Aspal Em ulsi CSS-1H 36

Tabel 20. Sifat cam puran Slurry Seal 37

Tabel 21. Karakt erist ik Aspal Pen 60 40

Tabel 22. Gradasi agregat cam puran unt uk t am balan 41

Tabel 23. Kualit as cam puran beraspal m enggunakan aspal Em ulsi 43 Tabel 24. Kualit as cam puran beraspal m enggunakan Aspal Pen 60 43

(9)

Daftar Gambar

Hal

Gambar 1. Konsep preservasi perkerasan lentur 6

Gambar 2. Proses pemilihan penanganan preservasi yang sesuai untuk jalan dengan volume dan beban lalu lintas berat

7

Gambar 3. Gradasi agregat campuran Tipe 1 12

Gambar 4. Gradasi agregat campuran Tipe 2 13

Gambar 5. Gradasi agregat campuran Tipe 3 13

Gambar 6. Alat pencampur dan penghampar Slurry Seal 16

Gambar 7. Ilustrasi pelaksanaan pekerjaan teknologi Slurry Seal 16

Gambar 8. Alat pencampur dan penghampar M icrosurfacing 21

Gambar 9. Ilustrasi pelaksanaan pekerjaan teknologi M icrosurfacing 21 Gambar 10. Ilustrasi pelaksanaan pekerjaan teknologi Chip Seal 24 Gambar 11. Ilustrasi pelaksanaan pekerjaan teknologi Fog Seal 26 Gambar 12. Penambalan sementara dengan prosedur Throw-and-roll 31

Gambar 13. Penambalan semi-permanen 32

Gambar 14. Penambalan permanen 32

Gambar 15. Bagar alir perancangan campuran Slurry Seal (Bina M arga, 1999)

34

Gambar 16. Gradasi agregat campuran rencana untuk campuran

Slurry Seal

36

Gambar 17. Benda uji campuran Slurry Seal dan ilustrasi pengujian WTAT

37

Gambar 18. Pelaksanaan uji coba Slurry Seal pada lokasi 1 di Pusjatan 38 Gambar 19. Pelaksanaa uji coba Slurry Seal pada lokasi 2 di Pusjatan 39

Gambar 20. Gradasi agregat campuran untuk tambalan 42

Gambar 21. Kinerja bahan tambalan dengan bahan pengikat Emulsi di ruas Cikopo-Cikampek

45

Gambar 22. Kinerja bahan tambalan dengan bahan pengikat Emulsi di Losari-lokasi 1

46

Gambar 23. Kinerja bahan tambalan dengan bahan pengikat Emulsi di Losari-lokasi 2 (PDAM )

46

Gambar 24. Kinerja bahan tambalan dengan bahan pengikat aspal Pen 60 dan pemadatan dingin di Losari KM 27+000 Cirebon

47

Gambar 25 Kinerja bahan tambalan dengan bahan pengikat Emulsi di Tol Cawang-Tj Priok

(10)

1

PENDAHULUAN

Jalan mem iliki peran pent ing dalam berbagai bidang, baik dalam bidang ekonom i, sosial budaya m aupun int egrasi nasional suat u negara. Nam un sejalan dengan w akt u kinerja jalan sudah past i akan m engalam i penurunan kondisi. Kerusakan yang t erjadi pada perkerasan jalan dapat diakibat kan oleh beban lalu lint as at au akibat cuaca at au kualit as bahan bahan yang kurang baik (AASHTO, 1993). Unt uk m em pert ahankan kinerja jalan agar sesuai dengan um ur rencana m aka perlu dilakukan preservasi secara t erus m enerus unt uk m em pert ahankan at au bahkan m em perpanjang um ur pelayanan suat u jalan. Selam a ini pem eliharaan um um nya dilaksanakan set elah t erjadinya kerusakan pada perm ukaan perkerasan yang dilihat secara visual, sepert i pengausan, alur, at au ret ak.

Penanganan yang m enunggu kondisi t idak m ant ap akan berakibat t erhadap kebut uhan biaya pem eliharaan yang besar. Pola penanganan pem eliharaan yang dit erapkan ini dengan menunggu hingga perkerasan rusak at au yang dikenal dengan pem eliharaan reakt if m enjadi t idak efisien dan m ahal. Unt uk it u, bet apa pent ingnya kegiat an preservasi unt uk m enjaga kondisi jalan agar t et ap baik.

Saat ini t elah berkem bang beberapa t eknologi unt uk pelaksanaan preservasi, sepert i Slurry Seal, M icrosurfacing, Chip Seal, dan Fog Seal dan

(11)

belum t ersedia acuan bakunya, sehingga t eknologi t ersebut perlu dikaji keandalannya. Disam ping it u, pada perkerasan jalan m engalam i kerusakan berupa lubang dan kerusakan lainnya yang kejadiannya set em pat-set em pat um um nya t idak segera dilakukan penanganan, padahal dengan penundaan penanganan selain m engganggu pengguna jalan akan t et api dapat m engakibat kan kerusakan pada bagian st rukt ur perkerasan di baw ahnya. Penundaan penanganan um um nya disebabkan karena t idak t ersedianya bahan t am balan siap pakai yang cepat mant ap.

Buku ini berisikan hasil kajian sekala laborat orium dan sekala kecil di lapangan t ent ang t eknologi Slurry Seal dan bahan t ambalan siap pakai yang cepat m ant ap sert a hasil kajian pust aka t ent ang t eknologi M icrosurfacing,

Chip Seal, dan Fog Seal unt uk kegiat an preservasi jalan at au pem eliharaan periodik.

(12)

2

PRESERVASI PERKERASAN

LENTUR

2 .1 U mum

Kinerja jalan sudah past i akan m engalam i penurunan kondisi dan t erjadinya kerusakan sebagai akibat beban lalu lint as, cuaca at au kualit as bahan kurang baik. Kerusakan didefinisikan sebagai suat u kondisi st rukt ur perkerasan yang m engurangi t ingkat pelayanan at au m engarah pada pengurangan tingkat pelayanan. Tingkat pelayanan didefinisikan sebagai kem am puan perkerasan unt uk m em berikan pelayanan yang am an dan nyam an unt uk para penggunanya. Disam ping it u, t unt ut an pengguna jalan m engharapkan kecepat an (w akt u t em puh) karena terkait dengan biaya perjalanan yang m urah sert a pengguna jalan m ungkin m enunt ut pula est et ika dan kebersihan lingkungan (bebas kebisingan dan polusi).

Selam a ini pem eliharaan um um nya dilaksanakan set elah t erjadinya kerusakan pada perm ukaan perkerasan yang dilihat secara visual, sepert i lubang, kerit ing, alur at au ret ak. Penanganan yang m enunggu kondisi t idak m ant ap akan berakibat t erhadap kebut uhan biaya pem eliharaan yang besar. Pola penanganan pem eliharaan yang dit erapkan ini dengan menunggu hingga

(13)

perkerasan rusak, at au yang dikenal dengan pemeliharaan reakt if, m enjadi t idak efisien dan m ahal.

Berdasarkan at as t unt ut an pengguna jalan sert a dalam upaya m engopt im alkan pengelolaan jalan m aka pemeliharaan jalan sebaiknya dilakukan dengan prevent if. Pem eliharaan prevent if adalah penerapan penanganan sebelum t erjadi penurunan kondisi yang signifikan. Um um nya m em perpanjang um ur perkerasan dan biasanya direncanakan.

2 . 2 Konsep Preservasi Perkerasan Lentur

Tujuan ut am a penanganan/ pemeliharaan perkerasan jalan (Robinson R, 1985), yait u:

a. M em perlam bat penurunan kondisi sehingga jalan berfungsi sesuai um ur rencana.

b. M engurangi biaya operasi kendaraan.

c. Agar jalan selalu berfungsi sehingga dapat m elayani penggunanya (t erm asuk unt uk kegiat an indust ri dan pert anian).

Berdasarkan Calt rans 2008 bahw a t erdapat beberapa fakt or yang perlu dipertim bangkan pada proses pemilihan penanganan perkerasan yang t epat . Yaitu m encakup um ur, kondisi, lalu-lint as dan rencana kedepan yang diharapkan sepert i ket ersediaan anggaran.

Unt uk t ercapainya t ujuan pem eliharaan m aka set iap jenis pem eliharaan harus dilakukan secara berkesinam bungan. Konsekuensi yang harus dit anggung bila t idak berkesinam bungan adalah um ur layan perkerasan t idak sesuai dengan yang direncanakan at au m engalami kerusakan dini.

Pemeliharaan perkerasan adalah kunci unt uk preservasi perkerasan. Program preservasi perkerasan yang efektif mengintegrasikan

(14)

st rat egi pem eliharaan dan peraw at an. Ada tiga jenis pem eliharaan perkerasan:

a. Pem eliharaan Pencegahan (Preservasi):

Rencana st rat egi pem eliharaan dengan biaya efektif unt uk sist em jalan yang ada dan perlengkapannya, mengham bat kerusakan pada m asa depan, dan m enjaga at au m eningkat kan kondisi fungsional (t anpa m eningkat kan kapasit as st rukt ural). Pem eliharaan perm ukaan yang dengan ket ebalan kurang dari dua inci tidak dianggap sebagai penam bahan kapasit as st rukt ural.

b. Pem eliharaan Korekt if:

Pem eliharaan korekt if dilakukan set elah t erjadi kerusakan pada perkerasan, seperti rut t ing sedang hingga rut t ing parah,

raveling at au ret ak yang luas. Hal ini juga dapat disebut sebagai pem eliharaan " reakt if"

c. Pem eliharaan Darurat :

Pem eliharaan darurat dilakukan selam a sit uasi darurat , sepert i lubang yang parah yang perlu perbaikan segera. Ini juga dapat m encakup pem eliharaan sement ara sam pai perbaikan yang lebih perm anen dapat dilakukan.

Konsep dan t eknik preservasi perkerasan lent ur:

Pendekat an proakt if dari pem eliharaan prevent if

Pencegahan pemeliharaan unt uk perkerasan dalam kondisi baik

M engurangi t ingkat kerusakan

Biaya pem eliharaan perkerasan lebih efektif dan efisien

Ilust rasi konsep preservasi perkerasan lent ur sepert i disajikan pada Gam bar 1. Efek yang m engunt ungkan dari pemeliharaan prevent if t ergant ung pada karakt erist ik st rukt ur perkerasan, jenis dan penyebaran kerusakan, sert a fakt or-fakt or lain sepert i drainase dan bahan. Unt uk pem eliharaan prevent if yang efektif, perlu unt uk

(15)

m enerapkan penanganan yang t epat t erhadap kondisi perkerasan yang t epat sert a aplikasinya dengan w akt u yang t epat .

Gam bar 1. Konsep preservasi perkerasan lent ur.

2 . 3 Teknologi Bahan Untuk Preservasi

Perkerasan Lentur

Berdasarkan TRB (2004), t eknologi bahan unt uk preservasi perkerasan lent ur diant aranya adalah Crack Sealing, Fog Seal, Slurry

Seal, Chip Seal, M icrosurfacing dan Thin HM A Overlay.

M engacu t erhadap hasil penelit ian yang disajikan pada SHRP 2 (2011) bahw a proses pem ilihan tipe t eknologi pem eliharaan adalah t ergant ung t erhadap dat a kondisi perkerasan dan sejarah disain, konst ruksi sert a dat a pem eliharaan. Bagan alir proses pem ilihan t ipe pem eliharaan disajikan pada Gam bar 2.

(16)

Gam bar 2. Proses pem ilihan penanganan preservasi yang sesuai unt uk jalan dengan volum e dan beban lalu lint as berat (Sum ber:

SHRP 2, 2011)

M enurut SHRP 2 (2011), penggunaan t eknologi bahan unt uk kegiat an preservasi harus sesuai dengan t ipe dan t ingkat keparahan kerusakan. Di sam ping it u, est im asi um ur layan unt uk m asing-m asing t eknologi bahan erat kait annya dengan kondisi perkerasan yang dicerminkan dengan nilai PCI at au PCR, sepert i disajikan padaTabel 1.

(17)

Tabel 1. M at rik kelayakan unt uk ident ifikasi aw al alt ernat if t eknologi penanganan preservasi pada perm ukaan bet on aspal.

(18)

Tabel 1. M at rik kelayakan unt uk ident ifikasi aw al alt ernat if t eknologi penanganan preservasi pada perm ukaan bet on aspal, lanjut an.

(19)

3

TEKNOLOGI SLURRY SEAL

3 . 1 Deskripsi dan Penggunaan

Slurry Seal

Slurry Seal adalah cam puran ant ara agregat halus, aspal em ulsi, air, dan m ineral filler. Bahan pengisi yang paling sering digunakan adalah sem en.

Slurry Seal m irip dengan Chip Seal dalam proses pengerasannya m em but uhkan panas dari m at ahari dan perkerasan. Proses ini m em akan w akt u dua sam pai delapan jam t ergant ung pada panas dan kelem baban.

Slurry Seal lebih efekt if unt uk pem ecahan masalah ut am a, yait u pengaruh oksidasi berlebihan pada perm ukaan perkerasan eksist ing. Unt uk it u penggunaan Slurry Seal ke perm ukaan perkerasan unt uk m engham bat pelepasan but ir, menut up ret ak halus, dan m eningkat kan gesekan perm ukaan. Nam un penggunaan

Slurry Seal tidak akan efekt if apabila unt uk menangani perkerasan yang m engalami ret akan yang luas.

Krit eria aplikasi Slurry Seal hubungannnya dengan volum e lalu lint as (LHR) adalah (Calt rans 2008):

- Tipe I; LHR < 100 kendaraan/ hari.

- Tipe II; 100 < LHR < 1.000 kendaraan/ hari. - Tipe III; 1.000 < LHR < 20.000 kendaraan/ hari.

(20)

3 . 2 Ketentuan Bahan dan Campuran

Slurry Seal

a. Ket ent uan bahan

Agregat yang digunakan unt uk Slurry Seal harus m em iliki kualit as sesuai ket ent uan yang disajikan pada Tabel 2 (kualit as agregat sesuai ASTM D3910 dan Calt rans 2008) dan Tabel 3 (kualit as agregat sesuai Bina M arga, 2008).

Tabel 2. Ket ent uan kualit as agregat Slurry Seal (ASTM D3910 dan Calt rans 2008)

Jenis Pengujian M etoda

Pengujian

Persyaratan ASTM

D3910

Caltrans, 2008 Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Nilai Set ara Pasir

(min) SNI 03-4428-1997 45 45 55 60 Durability Index (min) CT 229 55 55 55 Bidang Pecah 100% 100% 100% 100%

Tabel 3. Ket ent uan kualit as agregat Slurry Seal (Bina M arga, 2008)

Jenis Pengujian M etoda Pengujian Persyaratan

Keausan agregat dengan m esin abrasi Los Angeles

SNI 03-2417-1991 M aks 35 %

Nilai Set ara Pasir SNI 03-4428-1997 M in 60 % Kelekatan agregat t erhadap

aspal

SNI 03-2439-1991 M in 95%

Penyerapan air SNI 03-1970-1990 M aks 3% Kekekalan bent uk agregat

t erhadap larut an nat rium dan m agnesium sulfat

SNI 03-3407-1994 M aks 20 %

Bahan pengikat yang digunakan cam puran Slurry Seal adalah Aspal Em ulsi t ipe CQS-1h, CSS-1h (ASTM 2397), SS-1h (ASTM D 977.

(21)

Cam puran Slurry Seal dapat menggunakan salah sat u dari t iga t ipe gradasi agregat cam puran sesuai dengan persyarat an gradasi Tabel 4, Gam bar 3, 4 dan 5.

Tabel 4. Gradasi agregat cam puran Slurry Seal dan

M icrosurfacing

Ukuran saringan % Berat yang lolos

ASTM (m m ) Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3

3/ 8” 9,50 No.4 4,75 100 90 - 100 70 - 90 No.8 2,36 90 - 100 65 - 90 45 - 70 No.16 1,18 65 - 90 45 - 70 28 - 50 No.30 0,600 40 - 60 30 - 50 19 - 34 No.50 0,300 25 - 42 18 - 30 12 - 25 No.100 0,150 15 - 30 10 - 21 7 - 18 No.200 0,075 10 -20 5 - 15 5 - 15

(22)

Gam bar 4. Gradasi agregat cam puran Tipe 2

Gam bar 5. Gradasi agregat cam puran Tipe 3

Tipe 1 adalah cocok unt uk m enut up ret akan, mengisi rongga, dan m em perbaiki kondisi perm ukaan yang erosi. Kadar aspal residu ant ara 10-16 % berat agregat kering dan t akaran cam puran harus dit erapkan pada t ingkat 3,3-5,4 kg/ m2. Jenis ini digunakan pada lapangan t erbang di m ana penut upan perm ukaan dan skid resist ance adalah m erupakan kebut uhan prim er.

Tipe 2 cocok unt uk m engisi rongga perm ukaan, m em perbaiki perm ukaan yang mengalami erosi benar-benar parah dan

(23)

m inim um m enyediakan lapis perm ukaan. Kadar residu aspal harus 7,5-13,5% t erhadap berat agregat kering sert a aplikasi cam puran harus dit erapkan pada t akaran 5,4-8,2 kg/ m2. Tipe ini digunakan pada lapangan t erbang dan perkerasan yang sangat t erkikis (erosi), at au m em iliki banyak ret ak. Hal ini juga dapat digunakan sebagai lapis perm ukaan di at as lapis fondasi aspal at au fondasi t anah-sem en, at au sebagai penutup pada lapis fondasi yang dist abilisasi.

Tipe 3 ini cocok unt uk m enyediakan suat u lapis perm ukaan baru at au m em bangun m ahkot a (crow n). Kadar residu aspal harus 6,5-12% t erhadap berat agregat kering sert a harus dit erapkan pada t akaran 8,2 kg/ m2 at au lebih (ASTM D3910 - 07).

b. Ket ent uan cam puran

Kualit as cam puran Slurry Seal sesuai Calt rans (2008) sepert i disajikan pada Tabel 5 dan kualit as cam puran Slurry Seal sesuai Bina M arga (2008) disajikan pada Tabel 6, sedangkan yang sesuai Bina M arga (1999) disajikan pada Tabel 7.

Tabel 5. Ket ent uan cam puran Slurry Seal (Calt rans, 2008)

Param et er M et oda Pengujian Persyarat an Wear Lost (Wet Track

Test )

TB 100 m aks.800 g/ m2 Cohesion Test TB 139 (60 menit) m in. 200 kg-mm

Wet st ripping TB 114 Pass

Compatibility TB 115 Pass

(24)

Tabel 6. Ket ent uan cam puran Slurry Seal (Bina M arga, 2008)

Sifat – Sifat Campuran Persyaratan

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Takaran Pem akaian (kg/ m2) 5-8 8-12 11-12 Kadar Residu Aspal Em ulsi

Dim odifikasi Latex (%)

7,5-10,0 6,5-8,5 5,5-8,0 Bahan Pengisi (%) 0,5-2,0 Kadar Lat ex (%) 1,0-3,0 Kohesi (kg cm) - 30 min M in. 12 - 60 min M in. 21 - 90 min M in. 24

Abrasi Jalur Basah (gr/ m2) M aks 500

Tabel 7. Ket ent uan cam puran Slurry Seal (Bina M arga, 1999)

Sifat – Sifat Campuran Persyaratan

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Kadar Residu Aspal Em ulsi, %

berat agregat kering

10-16 7-13 6-11 Takaran Pem akaian, kg/ m2 3,5-5 5,5-8 5-12 Ket ebalan rat a-rat a, m m 2-3 4-5 7-10 Konsist ensi, cm 2-3 2-3 2-3 Wakt u pem ant apan, menit 15-720 15-720 15-720 Wakt u pengeringan, menit < 720 < 720 < 720 Abrasi cara basah, gr/ m2 < 800 < 800 < 800

3 . 3 Gambaran Pelaksanaan

Slurry Seal

Pelaksanaan pekerjaan t eknologi Slurry Seal m enggunakan alat khusus, yait u sepert i disajikan pada Gam bar 6, nam un unt uk pekerjaan yang relat if kecil alat yang digunakan dapat dengan alat

Pan at au Padle mixer dan pelaksanaan pengham parannya dilakukan secara m anual.

Ilust rasi urut an pelaksanaan pengham paran Slurry Seal disajikan pada Gam bar 7.

(25)

Gam bar 6. Alat pencam pur dan pengham par Slurry Seal

Perkerasan eksisting Pengisian celah ret ak Penambalan lubang a. Penanganan kerusakan set empat

b.Pembersihan

permukaan perkerasan eksist ing

c.Penghamparan campuran

Slurry Seal dengan mesin pencampur

d.Penghamparan campuran Slurry Seal dengan cara manual

e. Hasil penghamparan f. Tipikal tebal hamparan t iga tipe gradasi

(26)

4

TEKNOLOGI MI CROSURFACI NG

4 . 1 Deskripsi dan Penggunaan

Microsurfacing

M icrosurfacing kadang-kadang disebut sebagai M odified Slurry Seal dengan polimer. Perbedaan ut am a ant ara M icrosurfacing dan

Slurry Seal adalah bahw a proses curing unt uk microsurfacing dikendalikan secara kimia, sedangkan Slurry Seal dan Chip Seal m elalui proses t erm al. M icrosurfacing di Eropa pada 1970-an dirancang unt uk digunakan sebagai bahan pengisi alur dan diperkenalkan ke Am erika Serikat pada t ahun 1980. Sejak it u, banyak negara t elah menggunakan pem eliharaan perkerasan, baik lapis perm ukaan maupun unt uk m engisi alur di jalan-jalan dengan volum e lalu lint as sedang sam pai berat .

Perbedaan ant ara M icrosurfacing dengan Slurry Seal adalah sepert i disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbedaan ant ara M icrosurfacing dengan Slurry Seal

Perbedaan dalam: M icrosurfacing Slurry Seal

Aspal Em ulsi Harus dim odifikasi polim er, cepat m ant ap

Dapat dim odifikasi polim er

Kualit as dan gradasi agregat

Spesifikasi lebih ket at unt uk set ara pasir dan hanya

Bisa m enggunakan Tipe I, II at au III

(27)

Tabel 8. Perbedaan ant ara M icrosurfacing dengan Slurry Seal

(Lanjut an)

Perbedaan dalam: M icrosurfacing Slurry Seal

m enggunakan Tipe II dan Tipe III

Adit if/ Pem isahan aspal dengan air (break)

Pem isahan aspal dengan air (break) secara kim ia t idak t ergant ung dari cuaca condt ions ist irahat

Pem isahan aspal dengan air (break) dan pem ant apan t ergant ung pada kondisi cuaca

Aplikasi Sam a sepert i Slurry

Seal dan m engisi alur, dapat dikerjakan m alam hari, koreksi

penyim pangan profil perm ukaan kecil

M em perbaiki pelepasan but ir, m enut up perkerasan yang t eroksidasi, m em perbaiki kekesat an

Sebagai bahan pem eliharaan preventif at au penanganan perm ukaan unt uk perkerasan bet on aspal eksist ing, M icrosurfacing m enyediakan perm ukaan yang m em iliki skid resist ance baik dan m engurangi m asuk air ke lapisan perkerasan m elalui perm ukaan perkerasan. Di sam ping it u, unt uk m engem balikan profil penam pang melint ang dan juga dapat digunakan unt uk m engisi alur pada jejak roda kendaraan.

M icrosurfacing m erupakan cam puran gradasi agregat m enerus, aspal em ulsi, sem en Port land, bahan pengisi, polim er dan air.

M icrosurfacing dit erapkan sebagai penanganan permukaan dengan lapisan yang t ipis dan aplikasinya m enggunakan m esin yang dirancang khusus. Perancangan cam puran dengan t eknik khusus digunakan unt uk m endapat kan wakt u curing yang t epat .

M icrosurfacing m em berikan keawet an lebih baik dari pada Chip

(28)

Krit eria aplikasi M icrosurfacing hubungannya dengan volum e lalu lint as (LHR) adalah (Calt rans 2008):

- M icrosurfacing dengan agregat Tipe II; LHR < 20.000 kendaraan/ hari.

- M icrosurfacing dengan agregat Tipe III; 1.000 > LHR < 20.000 kendaraan/ hari.

4 . 2 Ketentuan Bahan dan Campuran

Microsurfacing

a. Ket ent uan bahan M icrosurfacing

Agregat yang akan digunakan unt uk cam puran M icrosurfacing harus m em iliki kualit as sesuai dengan ket ent uan sepert i disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Ket ent uan kualit as agregat M icrosurfacing (ASTM D3910 dan Calt rans 2008)

Jenis Pengujian M etoda

Pengujian Persyaratan ASTM D6372 Caltrans, 2008 Nilai Set ara Pasir

(min)

SNI 03-4428-1997

65 65

Durability Index (m in) CT 229 65 Kekekalan bent uk agregat (m ax) SNI 03-3407-1994 15%, sodium sulfat 25%, m agnesium sulfat Keausan agregat

dengan m esin abrasi Los Angeles (m ax)

SNI 03-2417-1991

30% 35%

Bidang Pecah 100% 95%

Bahan pengikat yang digunakan cam puran M icrosurfacing adalah Aspal Em ulsi Tipe CQS-1h (polymer-modified).

b. Ket ent uan cam puran M icrosurfacing

(29)

polim er adalah cam puran ant ara agregat halus dengan bahan pengisi, air pencam pur dan adit if, dicam pur seragam dengan aspal em ulsi dim odifikasi polim er. Cam puran pekerjaan harus dipilih yang sesuai dengan spesifikasi unt uk lalu lint as yang cepat , yang berart i bahw a cam puran akan dapat dibuka unt uk lalu lint as dengan periode w akt u yang singkat .

Cam puran M icrosurfacing harus sesuai dengan salah sat u dari t ipe gradasi yang disajian pada Tabel 4 at au Gam bar 5 dan 6. Gradasi Tipe 2 adalah t epat unt uk jalan-jalan perkot aan dan perum ahan sert a landasan pacu bandara. Cam puran dengan gradasi Tipe 2 harus dit erapkan dengan t akaran berkisar ant ara 5,4-8,1 kg/ m2. Tipe 3 adalah t epat unt uk rut e primer dan ant ar kot a, t erut am a unt uk m engisi alur pada jejak roda sert a harus dit erapkan pada t akaran 8,1-16,2 kg/ m2 (ASTM D6372 – 05). Cam puran M icrosurfacing harus m emiliki kualit as sesuai dengan ket ent uan yang disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Ket ent uan cam puran M icrosurfacing

Parameter M etoda Pengujian Persyaratan

Wear Lost (Wet Track Test )

TB 100 (1 jam direndam) (6 hari direndam )

m aks. 540 g/ m2 m aks.800 g/ m2 Traffic Time (Wet

Cohesion Test ) TB 139 (30 menit) (60 menit) m in. 0,12 kg-m m in 0,20 kg-m Adhesion (w et st rip) Int egrit y SB TB 114 TB 144 90% min 11 pt s (AAA, BAA) Excess Binder TB 109 m aks. 540 g/ m2 Deform asi TB 147 m aks. 10% Sum ber: Caltrans, 2008

4 . 3 Gambaran Pelaksanaan

Microsurfacing

Pelaksanaan pekerjaan teknologi M icrosurfacing menggunakan alat khusus, yaitu seperti disajikan pada Gambar 8. Ilustrasi urutan pelaksanaan penghamparan M icrosurfacing disajikan pada Gambar 9.

(30)

Gam bar 8. Alat pencam pur dan pengham par M icrosurfacing

Perkerasan eksisting Pengisian celah ret ak Penambalan lubang a. Penanganan kerusakan set empat

b. Pembersihan permukaan perkerasan eksist ing

c.Perkerasan eksisting yang beralur d. Penghamparan campuran M icrosurfacing dengan mesin pencampur e. Hasil penghamaran set elah proses break

f. Pemadat an g. Hasil penghamparan

M icrosurfacing

(31)

5

TEKNOLOGI CHI P SEAL

( BURTU dan BURDA)

5 . 1 Deskripsi dan Penggunaan

Chip Seal

Teknologi Chip Seal adalah dapat t erdiri dari laburan aspal sat u at au dua lapis, set iap lapis diberi pengikat aspal dan kemudian dit ut up dengan but iran agregat (chipping). Chip Seal ini um umnya diham par di at as lapis fondasi agregat kelas A yang sudah diberi lapis resap pengikat at au lapis fondasi berbahan pengikat sem en at au aspal, at au di at as suat u perm ukaan aspal lam a.

Penggunaan t eknologi Chip Seal adalah sebagai w at erproofs perm ukaan, m enut up ret ak halus hingga m enengah (medium), dan m eningkat kan kekesat an perm ukaan perkerasan. Aplikasi Double

Chip Seal m em berikan hasil perm ukaan yang lebih halus dibandingkan Chip Seal t unggal, dan m erupakan alt ernat if yang baik unt uk perkerasan eksist ing dalam kondisi yang buruk.

5 . 2 Ketentuan Bahan

Chip Seal

Agregat unt uk Chip Seal harus m emiliki kualitas seperti disajikan pada Tabel 11, dan ketentuan ukuran agregat disajikan pada Tabel 12.

(32)

Tabel 11. Ket ent uan kualit as agregat Chip Seal (Bina M arga, 2010)

Jenis Pengujian M etoda Pengujian Persyaratan

Keausan dengan M esin Los Angeles

SNI 2417 : 2008 M aks. 30 % Kelekatan Agregat Terhadap

Aspal

SNI 03-2439-1991 M in. 95 %

Tabel 12. Ket ent uan ukuran agregat Chip Seal (Bina M arga, 2010)

Ukuran nom inal (mm ) Ukuran t erkecil rat a-rat a (ALD)

Persent ase ukuran t erkecil rat a-rat a dalam bat as 2,5 mm dari ALD Persent ase m aksim um lolos ayakan 4,75 m m 12,5 6,4 - 9,5 65 2

Bahan pengikat dipilih berdasarkan karakt erist ik kinerja perkerasan. Bahan pengikat perlu memiliki adhesi yang baik dan at au lengket. Aspal Em ulsi dim odifikasi Polim er biasanya mengandung adit if yang sering digunakan, sepert i lat eks at au polim er elast om er. Tujuan dari polim er adalah unt uk m eningkat kan ret ensi bat u selam a m asa aw al penanganan dan unt uk m eningkat kan tit ik lem bek set elah pem ant apan at au curing (m isalnya, pengaruh t em perat ur di m ana bahan pengikat m engalam i perubahan fase dari padat m enjadi cair).

Sesuai Calt rans (2008) bahw a bahan pengikat unt uk Chip Seal dapat m enggunakan kelas aspal penet rasi 85/ 100. Unt uk iklim dingin, dapat m enggunakan aspal yang lebih lunak (m isalnya penet rasi kelas 120/ 150). Sedangkan unt uk iklim panas, dapat m enggunakan bahan pengikat keras penet rasi yang lebih rendah. Unt uk bahan pengikat dengan Aspal Em ulsi, m aka yang dapat digunakan unt uk

Chip Seal adalah t ipe CRS-2, CRS-2h, RS-2, CRS-2P, CRS-2L, HFRS-2 at au HFRS-2h.

(33)

5 . 3 Gambaran Pelaksanaan

Chip Seal

Aplikasi Double Chip Seal (BURDA) m aka Lapisan kedua dit em pat kan segera set elah dan langsung di at as yang pert am a. Enam puluh persen dari t ot al bahan pengikat aspal yang dibut uhkan dit em pat kan di lapisan pert am a, dengan agregat yang lebih besar. Em pat puluh persen sisanya dit em pat kan pada lapisan kedua, dengan agregat yang lebih kecil sepert i yang pert am a kali dit em pat kan.

Gam baran pelaksanaan pekerjaan t eknologi Chip Seal seperti disajikan pada Gam bar 10.

a.Pembersihan permukaan perkerasan eksist ing

b.Penyemprot an aspal c.Penghamparan but iran agregat

d.Pemadat an e.Pembersihan mat erial lepas

f.Hasil penghamparan

Chip Seal

(34)

6

TEKNOLOGI FOG SEAL

6 . 1 Deskripsi dan Penggunaan

Fog Seal

Fog Seal adalah aplikasi aspal em ulsi yang diencerkan t anpa agregat penut up, digunakan unt uk m enut up perm ukaan perkerasan beraspal unt uk m enut up pengaruh air, m enut up ret ak kecil, m encegah pelepasan bat uan lebih lanjut dengan m em egang / m engikat agregat . Nam un apabila penggunaannya t idak t epat dapat m engakibat kan perm ukaan perkerasan m enjadi licin.

Fog Seal dirancang unt uk m elapisi, m elindungi, dan/ at au m erem ajakan bahan pengikat aspal yang ada. Penam bahan aspal juga akan m eningkat kan perm ukaan w at erproofing dan m engurangi kerent anan t erhadap penuaan dengan m enurunkan perm eabilit as air dan udara. Unt uk m encapai hal ini, bahan Fog Seal (em ulsi) harus m engisi rongga di perm ukaan perkerasan. Oleh karena it u, selam a aplikasi harus m emiliki viskosit as cukup rendah sehingga t idak pecah (break) sebelum menem bus rongga perm ukaan perkerasan.

Fog Seal yang digunakan pada jalan dengan volume rendah dan t inggi. Penggunaan ut am anya pada jalan volum e t inggi yang t elah m engalam i pelepasan but ir. Penggunaan Fog Seal lebih banyak di jalan-jalan dengan lalu lint as berat karena gesekan perkerasan dan roda kendaraan dapat m engakibat kan pengausan aspal pada

(35)

perm ukaan perkerasan.

Fog Seal yang digunakan di at as Chip Seal, gradasi m enerus, senjang (gap) dan t erbuka (open) sert a seluruh perm ukaan perkerasan yang sudah aus (adequat e surface t ext ure).

6 . 2 Ketentuan Bahan

Fog Seal

Bahan pengikat yang digunakan unt uk Fog Seal diant aranya adalah Aspal Em ulsi t ipe RS-1, SS-1, SS-1h, CRS-1, CSS-1 at au CSS-1h. Aplikasi aspal em ulsi m ant ap lam bat yang diencerkan dengan air berkisar ant ara 0,15 - 0,50 l/ m2 (unt uk perm ukaan yang relat if halus) dan 0,4 – 1,0 l/ m2 (unt uk perm ukaan yang kasar).

6 . 3 Gambaran Pelaksanaan

Fog Seal

Gam baran pelaksanaan pekerjaan t eknologi Fog Seal seperti disajikan pada Gam bar 11.

a.Pembersihan permukaan perkerasan

eksist ing

b. Penyemprot an aspal c.Hasil penghamparan

Fog Seal

(36)

7

TEKNOLOGI BAHAN TAMBALAN

7 . 1 Alasan dan Teknik Penambalan

Penam balan adalah perbaikan kerusakan set em pat dan dapat m eningkat kan keselam at an dengan m engurangi ket idakrat aan. Hal ini digunakan unt uk m em perbaiki penurunan kondisi st rukt ural perkerasan. Pat ching juga dapat mengurangi t ingkat kerusakan perkerasan disekit arnya dan m em perbaiki area yang m engalami kerusakan sebelum lapis t am bahan (overlay).

Banyak penelit ian yang t elah m em bandingkan prosedur penam balan, t erm asuk jenis bahan, t eknik aplikasi, peralat an, cuaca, dan kebut uhan perbaikan darurat . Idealnya, analisis life cycle

cost dilakukan unt uk mengevaluasi efekt ivit as biaya t erhadap t eknik perbaikan yang spesifik.

Penam balan yang t epat unt uk mem perbaiki ret ak kulit buaya, lubang, t am balan yang gagal at au pem ot ongan ut ilit as, kerit ing, sungkur, depresi, ret ak selip, dan alur (rut t ing).

Ada t iga jenis penam balan lubang (Ann Johnson, P.E., 2000).

a. Permanen: Digunakan di at as perkerasan yang dalam kondisi baik dan m emiliki harapan um ur yang relat if panjang, dan ket ika sum ber daya dari lem baga t ersedia unt uk m elakukan pekerjaan yang bersifat perm anen.

(37)

b. Semi-permanen: Digunakan sebagai t indakan proakt if unt uk m enjaga sebuah lubang kecil berubah m enjadi kerusakan / kegagalan yang besar. Prosedur unt uk penam balan sem i-perm anen mirip dengan penam balan (pat ching) i-perm anen, t et api perkerasan t idak dipot ong dan daerah yang dit am bal hasilkannya t idak persegi panjang.

c. Sementara: Digunakan ket ika ada lubang yang dapat m erusak kendaraan yang perlu segera dit am bal, t et api t idak m em ungkinkan unt uk m enut up jalan. Penam balan sem ent ara juga dapat digunakan di jalan yang um um nya kondisi rusak

(poor) at au unt uk jalan yang dijadw alkan akan segera dioverlay at au rekonst ruksi.

Unt uk perbaikan kerusakan lainnya yang bersifat set em pat , sepert i ret ak kulit buaya, kerit ing, sungkur, depresi, ret ak selip, dan alur (rut t ing) m aka um um nya m enggunakan jenis penam balan perm anen at au sem i perm anen.

7 . 2 Ketentuan Bahan dan Campuran Tambalan

Bahan t am balan siap pakai yang dikaji adalah bahan t am balan pracam pur (premix) sehingga pelaksanaan pem adat annya secara dingin. Nam un demikian dalam pem buat an cam puran unt uk bahan t am balan ini dilakukan dengan 2 met ode, yait u m et oda pencam puran dingin dengan m enggunakan bahan pengikat Aspal Em ulsi CSS-1H dan m et ode pencam puran secara panas dengan m enggunakan aspal Pen 60/ 70. Ket ent uan Aspal Em ulsi CSS-1H dan aspal Pen 60/ 70 bert urut-t urut disajikan pada Tabel 13 dan 14.

(38)

Tabel 13. Ket ent uan sifat fisik Aspal Em ulsi CSS-1H

No. Jenis Pengujian M etode

Pengujian

Spesifikasi*

Satuan

M in M ak

1. Viskosit as SF pada 500C SNI 03-6721-2002 20 100 det ik 40 200 cSt 2. St abilit as penyim panan

24 jam

SNI 03-6828-2002 - 1 % 3. M uat an list rik partikel SNI 03-3644-1994 Posit if

4. Analisa saringan t ert ahan No. 20

- 0.1 5. Penyulingan : SNI 06-2488-91

Kadar air - - % isi

Kadar m inyak - - % isi Kadar residu 57 - % isi 6. Penetrasi SNI 06-2456-91 40 90 0,1 m m 7. Dakt ilit as SNI 06-2432-91 40 Cm 8. Kelarut an dalam C2HCl3 SNI 06-2438-91 97,5 %

* ) Sum ber: SNI 03-4798-1998

Tabel 14. Ket ent uan sifat fisik Aspal Pen 60

Jenis Pengujian Persyaratan*

1. Penetrasi pada 250C, 100 gr, 5 det ik, 0,1 mm 60-70 2. Tit ik lem bek, 0C 48-58 3. Dakt ilit as pada 250C, 5 cm / menit , cm m in. 100 4. Kelarut an dalam C2HCL3, % m in. 99

5. Tit ik nyala (COC), 0C m in. 200 6. Berat jenis, gr/ cm3 m in. 1,0 7. Penurunan berat , % m aks. 0,8 8. Penetrasi setelah kehilangan berat , % m in. 54 9. Dakt ilit as setelah kehilangan berat , cm m in. 50 10. Tit ik lem bek setelah kehilangan berat , 0C - * ) Sum ber: Spesifikasi Cam puran Beraspal Panas, Seksi 6.3 Buku V. Bina M arga (2010)

Agregat yang digunakan unt uk bahan t am balan harus m em iliki kualit as agregat sam a sepert i kualit as agregat unt uk cam puran beraspal panas, yait u sesuai spesifikasi um um bindang jalan dan jem bat an (Bina M arga 2010). Adapun ket ent uan gradasi agregat

(39)

cam puran yang digunakan adalah m engacu t erhadap spesifikasi sesuai Asphalt Inst it ut e M S-16, yait u t ipe gradasi 1, sepert i disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Ket ent uan gradasi agregat cam puran unt uk t am balan

Ukuran Saringan Hasil Pengujian

Spesifikasi (Asphalt Institute M S-14) Berat lolos (%)

ASTM (m m ) Gadasi Halus Gadasi Kasar M in. M aks

1/ 2" 12,5 100 100 100 100 3/ 8" 9,5 99,9 100 90 100 #4 4,75 77,4 60,4 55 85 #8 2,36 31,1 34,4 32 67 #50 0,3 9,2 13,8 7 23 #200 0,075 5,0 6,8 2 10

Karakt erist ik cam puran beraspal bahan t am balan harus m em enuhi ket ent uan param et er M arshall sert a volum et rik campuran sepert i disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Ket ent uan kualit as cam puran beraspal bahan t am balan

No. Parameter Persyaratan

(AI M S-14)

1 Kadar aspal em ulsi (%) -

2 Kadar residu aspal em ulsi

3 Kepadat an (t / m 3) -

4 VM A (%) -

5 VIM M arshall (%) 2-8

6 St abilit as (kg) M in. 250

7 Kelelehan (m m ) -

8 Kehilangan st abilit as set elah divakum dan direndam dalam air pada 25oC selam a 1 jam , (%)

(40)

7 . 3 Gambaran Pekerjaan Penambalan

a. Pem anbalan Sement ara

a. Pemasangan Bahan Tam balan

b. Pemadat an Bahan Tam balan

Gam bar 12. Penam balan sement ara dengan prosedur

Throw -and-roll

b. Penam balan Semi-permanen

Pem buat an t anda bat as dan pem ot ongan perkerasan yang akan diperbaiki

a. Pembuat an t anda bat as dan pem ot ongan perkerasan unt uk penam balan dengan

Cut t er

b. Pemot ongan perkerasan unt uk penam balan dengan

(41)

Pem adat an bahan t am balan

c. Pemadat an dengan vibrat ory-plat e compact or

d. Pemadat an dengan single-drum vibratory roller Gam bar 13. Penam balan semi-perm anen c. Penam balan Perm anen

a. Pemberian t anda unt uk penambalan

b. Pemot ongan lapis permukaan perkerasan c. Pembongkaran lapis permukaan perkerasan d. Pengangkut an bahan bongkaran e. Pemadat an lubang bongkaran f. Pembersihan bahan lepas g. Penyemprot an lapis perekat h. Pengisian bahan t ambalan i. Pemadat an bahan t ambalan

j. Pemeriksaan kerat aan hasil penambalan

(42)

8

HASI L KAJI AN TEKNOLOGI

SLURRY SEAL

8 . 1 Hasil Pengujian Teknologi

Slurry Seal di

Laboratorium

Dalam m elakukan uji coba Slurry Seal di laborat orium , agregat yang digunakan memiliki sifat sepert i disajikan pada Tabel 17. Dalam pem buat an cam puran Slurry Seal, digunakan bahan pengisi sem en sebanyak 2% dan gradasi rencana unt uk cam puran Slurry Seal m enggunakan spesifikasi gradasi Tipe 2 sepert i disajikan pada Tabel 18 dan Gam bar 16. Adapun aspal em ulsi yang digunakan adalah aspal em ulsi t ipe CSS-1H yang m em iliki karakt erist ik seperti disajikan pada Tabel 18 dan m em enuhi persyarat an sesuai Tabel 13.

Pem buat an rancangan cam puran m engacu t erhadap “ Pedom an Perencanaan Bubur Aspal Em ulsi/ Slurry Seal (Bina M arga, 1999) dengan t ahapan pengujian dilaborat orium sepert i disajikan pada Gam bar 15.

(43)

Gam bar 15. Bagar alir perancangan cam puran Slurry Seal (Bina M arga, 1999)

Gam baran benda uji Slurry Seal unt uk keperluan pengujian di laborat orium disajikan pada Gam bar 17. Adapun karakt erist ik cam puran Slurry Seal berdasarkan hasil pengujian disajikan pada Tabel 26.

(44)

Tabel 17. Karakt erist ik Agregat unt uk Slurry Seal

Jenis pengujian

No Jenis pengujian Agregat Agregat Satuan

Sedang Halus

1 Abrasi 16,91 - %

2 Set ara Pasir - 55,0 %

3 Berat jenis bulk 2,664 2,697 - SSD 2,704 2,723 - apparent 2,776 2,770 - 4 Penyerapan 1,52 0,97 % 5 Angularit as Halus - 45,16 % 6 Angularit as Kasar 100/ 100 - % 7 Kelekatan 95 + - % 9 M at erial lolos # 200 1,8 10,03 %

Tabel 18. Gradasi agregat cam puran Slurry Seal Tipe 2

Ukuran saringan % Berat yang lolos

ASTM (mm) Gradasi Rencana* Persyaratan Gradasi Tipe 2

3/ 8” 9,50 100 100 No.4 4,75 96,4 90 - 100 No.8 2,36 66,4 65 - 90 No.16 1,18 46,5 45 - 70 No.30 0,600 30,6 30 - 50 No.50 0,300 23,2 18 - 30 No.100 0,150 17,2 10 - 21 No.200 0,075 13,1 5 - 15 * ) Gradasi rencana sudah t erm asuk sem en sebanyak 2%

(45)

Gram bar 16. Gradasi agregat cam puran rencana unt uk cam puran

Slurry Seal

Tabel 19. Karakt erist ik Aspal Em ulsi CSS-1H

No. Jenis Pengujian M etode

Pengujian

Hasil

Pengujian Satuan 1. Viskosit as SF pada 500C SNI 03-6721-2002 59 det ik

118 cSt 2. St abilit as penyim panan

24 jam

SNI 03-6828-2002 0,3 %

3. M uat an list rik partikel SNI 03-3644-1994 Posit if 4. Analisa saringan

t ert ahan No. 20

0

5. Penyulingan : SNI 06-2488-91

 Kadar air 29,95 % isi

 Kadar m inyak 0,5 % isi

 Kadar residu 69,55 % isi 6. Penetrasi SNI 06-2456-91 69 0,1 m m 7. Dakt ilit as SNI 06-2432-91 > 140 Cm 8. Kelarut an dalam C2HCl3 SNI 06-2438-91 99,5 %

(46)

a. Contoh Kondisi Basah b. Contoh Kondisi Kering c. Pengujian W TAT d. Hasil Pengujian W TAT

Gram bar 17. Benda uji cam puran Slurry Seal dan ilust rasi pengujian WTAT

Sifat cam puran Slurry Seal hasil uji coba dilaborat orium disajikan pada Tabel 20 dan m em enuhi persyarat an sesuai Tabel 7.

Tabel 20. Sifat cam puran Slurry Seal

Sifat – Sifat Campuran Hasil Pengujian Persyaratan Slurry Seal Tipe 2 *

Kadar air penyelim ut an (%) 40 -

Kadar Residu Aspal Em ulsi, % berat agregat kering

12 7-13

Konsist ensi, cm 2,2 2-3

Wakt u pem ant apan, menit 45 15-720

Wakt u pengeringan, menit 380 < 720

Abrasi cara basah, gr/ m2 176 < 800 * ) Sum ber: Bina M arga (1999)

8 . 2 Uji Coba Skala Kecil Teknologi Slurry Seal di

Lapangan

Berdasarkan hasil pengujian di laborat orium , selanjut nya dilaksanakan uji coba skala kecil t eknologi Slurry Seal pada 2 lokasi di lingkungan Kam pus Pusjat an dan pelaksanaan pengham parannya dilakukan secara manual. Hasil pengam at an pada saat pelaksanaan diperoleh hal-hal sebagai berikut :

(47)

-

Sebagaimana diket ahui bahw a pelaksanaan konst ruksi perkerasan dengan cam puran dinngin, m em erlukan w akt u pem ant apan lebih lam a. Pada pelaksanaan uji coba dilakukan pada periode m usim penghujan dan t ipe aspal Em ulsi yang digunakan adalah CSS-1H dengan t ebal ham paran sekit ar 0,5 cm . Unt uk it u, periode w akt u yang diperlukan unt uk dibuka unt uk lalu-lint as m aksim um 2 jam .

-

Berdasarkan pengalam an pelaksanaan uji coba skala kecil t ersebut m aka pelaksanaan pengham paran Slurry Seal dengan volum e pekerjaan yang relat if sedikit m asih m emungkinkan dilakukan pengham paran secara m anual.

Gam baran pelaksanaan uji coba unt uk m asing-m asing lokasi disajikan di baw ah ini.

a) Uji coba Slurry Seal di Kam pus Pusjat an-Lokasi 1 Pelaksanaan uji coba pada t anggal 30 Novem ber 2012

a. Kondisi perkerasan

eksist ing

b. Pengham paran cara m anual

c. Pengham paran cara m anual

d. Perm ukaan aw al dibuka lalu lint as

e. Perm ukaan Slurry Seal um ur 10 hari

Gam bar 18. Pelaksanaan uji coba Slurry Seal pada lokasi 1 di Pusjat an

(48)

b) Uji coba Slurry Seal di Kam pus Pusjat an-Lokasi 2 Pelaksanaan uji coba pada t anggal 6 Desem ber 2012

a. Perm uakan Slurry Seal selesai pengham paran

b. Perm ukaan Slurry Seal set elah dibuka unt uk lalu lint as um ur 3 hari

Gam bar 19. Pelaksanaa uji coba Slurry Seal pada lokasi 2 di Pusjat an

Teknologi Slurry Seal dengan bahan pengikat aspal Em ulsi CSS-1H yang t elah dilakukan pengujian di laborat orium m em iliki karakt erikt ik cam puran m em enuhi persyarat an. Berdasarkan hasil pengujian di laborat orium , t elah dilakukan uji coba skala kecil di lapangan yang berlokasi di lingkungan kam pus Pusjat an. Unt uk aplikasi di lapangan t eknologi Slurry Seal m em iliki t ingkat kem udahan kerja cukup t inggi, t erut am a unt uk volum e pekerjaan yang relat if sedikit dapat dilakukan secara m anual.

(49)

9

HASI L KAJI AN TEKNOLOGI

BAHAN TAMBALAN SI AP PAKAI

9 . 1 Hasil Pengujian Teknologi Bahan Tambalan

di Laboratorium

Sesuai dengan t ujuan pengkajian yait u bahan t am balan yang siap digunakan sert a memiliki sifat yang cepat mengeras (m ant ap) m aka dalam m elakukan pengujian di laborat orium adalah m engkaji cam puran beraspal unt uk penam balan yang m enggunakan aspal em ulsi t ipe CSS-1h dan aspal pen 60. Karakt erist ik Aspal Em ulsi CSS-1H m emenuhi persyarat an sepert i disajikan pada Tabel 19, sedangkan unt uk sifat aspal Pen 60 disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Karakt erist ik Aspal Pen 60

Jenis Pengujian Hasil Pengujian Persyaratan*

11.Penetrasi pada 250C, 100 gr, 5 det ik, 0,1 m m

63 60-70

12.Tit ik lem bek, 0C 49 48-58 13.Dakt ilit as pada 250C, 5 cm / menit , cm >140 m in. 100 14.Kelarut an dalam C2HCL3, % 99,86 m in. 99

15.Tit ik nyala (COC), 0C 326 m in. 200 16.Berat jenis, gr/ cm3 1,028 m in. 1,0 17.Penurunan berat , % 0,082 m aks. 0,8

(50)

Tabel 21. Karakt erist ik Aspal Pen 60 (Lanjut an)

Jenis Pengujian Hasil Pengujian Persyaratan*

18.Penetrasi setelah kehilangan berat , % 53 m in. 54 19.Dakt ilit as setelah kehilangan berat ,

cm >140 m in. 50

20.Tit ik lem bek set elah kehilangan berat ,

0

C

51 -

* ) Sum ber: Spesifikasi Cam puran Beraspal Panas, Seksi 6.3 Buku V. Bina M arga (2010)

Gradasi agregat cam puran yang digunakan adalah m engacu t erhadap spesifikasi sesuai Asphalt Inst it ut e M S-16, yait u t ipe gradasi 1. Agregat yang digunakan unt uk bahan uji coba sam a sepert i unt uk Slurry Seal, yait u sepert i disajikan pada Tabel 17. Sedangkan gradasi agregat cam puran disajikan pada Tabel 22 sert a Gam bar 20.

Tabel 22. Gradasi agregat cam puran unt uk t am balan

Ukuran Saringan

Hasil Pengujian Spesifikasi (Asphalt

Institute M S-14) Berat lolos (%)

ASTM (mm ) Gadasi Halus Gadasi Kasar M in. M aks 1/ 2" 12,5 100 100 100 100 3/ 8" 9,5 99,9 100 90 100 #4 4,75 77,4 60,4 55 85 #8 2,36 31,1 34,4 32 67 #50 0,3 9,2 13,8 7 23 #200 0,075 5,0 6,8 2 10

(51)

Gam bar 20. Gradasi agregat cam puran unt uk t am balan

Sesuai dengan t ujuan bahw a pem buat an bahan t am balan yang siap digunakan dan dist ock m elalui pengem asan m aka unt uk proses pem buat an cam purannya sesuai dengan t ipe aspal yang digunakan. Uji coba dilaborat orium yang dilakukan adalah 3 jenis cam puran yang m asing-m asing m enggunakan bahan pengikat berbeda, yait u aspal em ulsi t ipe CSS-1h dan aspal pen 60.

Unt uk aspal em ulsi t ipe CSS-1h, pem buat an cam puran dilakukan secara dingin dan t erhadap cam puran t ersebut diberi adit if. Adit if diperlukan agar cam puran dingin ini m udah dipadat kan ket ika diaplikasikan langsung, dan t idak cepat t erjadi pengerasan saat berada dalam kem asan. Proporsi adit if t ersebut adalah sebanyak 0,5% t erhadap berat t ot al cam puran.

Unt uk cam puran beraspal yang m enggunakan aspal pen 60 m aka pencam puran dilakukan secara panas. Cam puran t ersebut dalam aplikasinya dipadat kan secara dingin dan agar cam puran ini m udah dipadat kan m aka adit if yang diperlukan sebelum pengem asan adalah sebanyak 0,4% t erhadap berat t ot al cam puran.

Pem buat an benda uji cam puran yang m enggunakan kedua t ipe bahan pengikat (aspal) t ersebut dilakukan secara dingin dengan m enggunakan alat pem adat M arshall dan jumlah t um bukan 2 x 75. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh karakt erist ik cam puran, yait u

(52)

param et er M arshall sert a volum et rik cam puran sepert i bert urut -t uru-t disajikan pada Tabel 23 dan 24.

Tabel 23. Kualit as cam puran beraspal m enggunakan aspal Em ulsi

No . Parameter Hasil Pengujian Persyaratan (AI M S-14) Gradasi Halus Gradasi Kasar

1 Kadar aspal em ulsi (%) 10,0 8,3 - 2 Kadar residu aspal em ulsi 6,9 5,8

3 Kepadat an (t / m 3) 2,254 2,301 - 4 VM A (%) 19,20 16,80 - 5 VIM M arshall (%) 6,30 6,10 2-8 6 St abilit as (kg) 342 418 M in. 250 7 Kelelehan (mm ) 4,6 5,0 - 8 Kehilangan st abilit as set elah

divakum dan direndam dalam air pada 25oC selam a 1 jam , (%)

12,4 9,2 M aks. 50

Tabel 24. Kualit as cam puran beraspal m enggunakan Aspal Pen 60

No. Parameter Hasil Pengujian Persyaratan* (AI M S-14) Gradasi Halus Gradasi Kasar Tanpa Asbuton Dengan 5% Asbuton Butir T 5/ 20 1 Kadar Aspal (%) 5,5 5,2 5,0 - 2 Kepadat an (t / m 3) 2,314 2,295 2,274 - 3 VM A (%) 16,00 18,40 19,00 - 4 VIM M arshall (%) 5,04 4,89 4,81 2-8 5 St abilit as (kg) 460 472 421 M in. 250 6 Kelelehan (mm ) 4,7 5,0 5,8 - 7 Kehilangan st abilit as

set elah divakum dan direndam dalam air pada 25oC selam a 1 jam , (%)

11,9 10,7 11,2 M aks. 50

(53)

Berdasarkan hasil pengam atan t erhadap bahan tam balan yang m enggunakan kedua tipe bahan pengikat yang t elah dikem as dengan kualitas kemasan yang dibuat m aka bahan t ambalan tersebut m asih m udah diaplikasikan (tidak menggum pal) adalah sekit ar 2 bulan. Untuk it u, agar bahan tambalan tersebut lebih tahan terjadinya penggum palan (lebih dari 2 bulan) diperlukan kualit as kem asan yang lebih tahan bocor sehingga pengaruh oksidasi bisa t eratasi.

9 . 2 Kinerja Teknologi Bahan Tambalan di

Lapangan

Dalam rangka m engevaluasi kinerja bahan t am balan yang siap digunakan, pada beberapa lokasi yang dilakukan uji coba t elah dilaksanakan m onit oring, nam un ada beberapa lokasi yang t elah dilakukan penanganan dengan pem berian lapis t am bah seperti pada jalan Tol Palim anan-Kanci dan Tol Tangerang-M erak. Hasil m onit oring pada beberapa lokasi uji coba adalah sepert i di baw ah ini.

a) Ruas jalan Cikopo-Cikam pek

Kondisi perkerasan ruas jalan Cikopo-Cikam pek adalah pada um um nya kerusakannya m engalami peningkatan, baik kuant it asnya m aupun int ensit asnya. Penanganan yang sedang dilakukan adalah dengan melaksanakan overlay. Percobaan bahan bahan t am balan yang siap digunakan dalam penanganan kerusakan berupa lubang yang t elah dilakukan pada bulan M aret 2012 (lihat Gam bar 21.a) dan dan pelaksanaanya bersifat t idak perm anen (sem ent ara) m aka kinerja bahan t am balan sudah berum ur sekit ar 8 bulan dengan ruas jalan m elayani LHR > 10.000 kendaraan/ hari/ arah m asih relat if baik yang dit unjukkan dengan t idak t erjadinya pergeseran dan pengelupasan sert a perm ukaannya relat if sam a dengan perm ukaan perkerasan

(54)

a.

Uji coba penam balan pada bulan M aret 2012

b.

Kinerja bahan t am balan bulan Okt ober 2012 Gam bar 21. Kinerja bahan t am balan dengan bahan pengikat

Em ulsi di ruas Cikopo-Cikam pek

b) Ruas jalan Cirebon-Losari

Uji coba bahan t ambalan telah dilakukan di 3 lokasi pada ruas jalan Cirebon-Losari yang melayani lalu lintas berat dengan LHR > 8.000 kendaraan/ hari/ arah dan hasil pemantauan diperoleh:

-

Bahan tambalan yang siap digunakan telah diuji coba pada lokasi 1 dan 2 dengan menggunakan campuran aspal Emulsi dengan ukuran < 40 cm dan pelaksanaanya tanpa menggunakan lapis perekat serta umur penambalan sekitar 7 bulan (April 2012 s/ d Oktober 2012). Kinerja bahan tambalan masih menunjukkan kinerja masih cukup baik, yait u ditunjukkan dengan tidak terjadinya perubahan bentuk serta pengelupasan m eskipun pada perkerasan existing daerah sekitarnya mengalami retak-retak (lihat Gambar 22.b dan Gambar 23.b).

-

Pada lokasi sekitar Km 27+000 (lokasi 3) uji coba penambalan dengan kuantit as relatif besar dan campuran yang digunakan aspal Pen 60 dengan menggunakan alat pemadat stamper. Pelaksanaanya dengan menggunakan lapis perekat sert a umur penambalan sekitar 6 bulan (M ei 2012 s/ d Oktober 2012). Adapun kinerja bahan tambalan relatif kurang baik yang ditunjukkan dengan naiknya aspal kepermukaan atau bleeding (lihat Gambar 24.b). Hal demikian kemungkinan ada pengaruh dari penggunaan lapis perekat yang berlebih.

(55)

1) Ruas Cirebon-Losari bahan tambalan dengan bahan pengikat aspal emulsi

Gradasi Kasar

Gradasi Halus

a.

Uji Coba Bahan Tam balan April 2012

b.

Hasil m onit oring Okt ober 2012 Gam bar 22. Kinerja bahan t am balan dengan bahan pengikat

Em ulsi di Losari-lokasi 1

Gradasi Halus

Gradasi Kasar

a.

Uji Coba Bahan Tam balan April 2012

b.

Hasil m onit oring Okt ober 2012 Gam bar 23. Kinerja bahan t am balan dengan bahan pengikat

(56)

2) Ruas Cirebon-Losari bahan t am balan dengan bahan pengikat aspal Pen 60 dengan pem adat an dingin

a.

Uji Coba Bahan Tam balan M ei 2012

b.

Hasil m onit oring Okt ober 2012 Gam bar 24. Kinerja bahan t am balan dengan bahan pengikat aspal Pen 60 dan pem adat an dingin di Losari KM

27+000 Cirebon

c) Ruas jalan Tol Caw ang-Tj Priok (PT. CM NP)

Jalan Tol Caw ang-Tj Priok m erupakan jalan yang m elayani lalu lint as berat dan padat dengan LHR > 20.000 kendaraan / hari/ arah. Bahan t am balan yang siap digunakan t elah diuji coba di Jalan Tol Caw ang-Tj. Priok dengan m enggunakan cam puran aspal Em ulsi dengan ukuran < 40 cm dan pelaksanaanya t anpa m enggunakan lapis perekat , yait u pada Km . 16+400, Km 17+600 dan Km 18+400. Sam pai dengan um ur t am balan sekitar 6 bulan (M ei 2012 s/ d Okt ober 2012) kinerja bahan t am balan m asih cukup baik, yait u dit unjukkan dengan t idak t erjadinya perubahan bent uk sert a pengelupasan (seperti dit unjukkan pada Gam bar 25), padahal Jalan Tol Caw ang-Tj Priok m erupakan jalan yang m elayani lalu lint as berat dan padat dengan LHR > 20.000 kendaraan/ hari/ arah.

(57)

Km 16+400

Km 17+600

Km 18+400

a. Uji Coba M ei 2012 b. Hasil m onit oring Okt ober 2012 Gam bar 25. Kinerja bahan t am balan dengan bahan

pengikat Em ulsi di Tol Caw ang-Tj Priok

Bahan t am balan yang siap digunakan dan m em iliki sifat cepat m engeras (m ant ap) sert a dapat langsung digunakan at au dist ockpile m elalui pengem asan. Bahan t am balan yang t elah diuji coba di labot arorium dan diuji coba di lapangan adalah cam puran dingin dengan em ulsi, cam puran panas dan pelaksanaan pem adat an dingin sert a cam puran dingin dengan aspal cair

(58)

m odifikasi. Dari hasil uji coba ket iga t ipe bahan t am balan t ersebut m em iliki kinerja cukup baik, t erut am a unt uk penam balan dengan ukuran relat if kecil (diam et er < 40 cm ) m eskipun dilaksanakan pada ruas jalan dengan lalu lint as dengan LHR t inggi. Nam un khusus unt uk penam balan dengan ukuran lebih besar sebaiknya m enggunakan pem adat roda besi (m inim um Baby Roller). Apabila bahan t am balan t idak langsung digunakan m aka dengan kualit as kem asan yang digunakan m asih m emiliki ket ahanan t erhadap penggum palan selama rent ang w akt u sekit ar 2 bulan.

(59)

10

PENUTUP

Sejalan dengan w akt u, perkerasan jalan past i m engalam i penurunan kondisi sehingga unt uk m em pert ahankan at au bahkan m em perpanjang um ur pelayanan suat u jalan m aka perlu dilakukan preservasi secara t erus m enerus. Teknologi bahan yang digunakan unt uk kegiat an preservasi diant aranya adalah M icrosurfacing, Chip Seal, Fog Seal dan Slurry Seal. Teknologi bahan t ersebut bersifat fungsional dan m em iliki fungsi unt uk m engant isipasi t erjadinya kerusakan yang berkelanjut an. Kerusakan yang dapat dit angani adalah kerusakan dengan t ingkat keparahan rendah hingga sedang. Keberhasilan penerapan t eknologi preservasi sangat t ergant ung dalam pem ilihan t ipe t eknologi yang sesuai dengan kondisi perkerasan eksist ing sert a lalu-lint as yang dilayaninya.

Unt uk penanganan kerusakan yang set em pat-set em pat sepert i lubang, um um nya m enggunakan bahan t am balan cam puran beraspal dingin at au cam puran beraspal panas at au cam puran beraspal siap pakai. Unt uk aplikasi penam balan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lalu lint as yang berkait an dengan t ipe bahan yang digunakan sert a program penanganan ruas jalan t ersebut secara keseluruhan, hal ini berkait an dengan jenis penam balan, yait u apakah perm anen, sem i-perm anen at au bersifat sem ent ara.

(60)

Daftar Pustaka

AASHTO, 1993. AASHTO Guide for Design of Pavement St ruct ures 1993. AASHTO. Washingt on, DC.

Ann Johnson, P.E., 2000. Best Pract ices Handbook on Asphalt Pavement

M aint enance. M innesot a Depart m ent of Transport at ion Office of Research and St rategic Services, Washingt on

ASTM D 6372- 05. St andard Pract ice for Design, Test ing, and Const ruct ion of

M icro-Surfacing.

ASTM D 3910 - 07. St andard Pract ices for Design, Test ing, and Const ruct ion

of Slurry Seal.

Bina M arga, 2008. Spesifikasi khusus int erim seksi 6.7, “ Pemeliharaan

Permukaan Jalan Dengan Bubur Aspal Emulsi Dimodifikasi Lat ex (Sullry), Jakart a

Bina M arga, 2010. Spesifikasi umum bidang jalan dan jembat an, Jakart a. Bina M arga, 1999. Pedoman Perencanaan Bubur Aspal Emulsi (Sullry Seal)

No.026/ T/ BM / 1999, Lam piran No.4 Keput usan Direkt ur Jenderal Bina M arga No. 76/ KPTS/ Db/ 1999 Tanggal 20 Desem ber 1999, Jakart a

Calt rans 2008. M aint enance Technical Advisory Guide Volume I – Flexible

Pavement Preservat ion, 2nd Edit ion. St at e of California Depart m ent of Transport at ion, Sacram ent o, USA

Cuelho E, M okw a R, Akin M , 2006. Preventive M aint enance Treat ment s of

Flexible Pavement s: A Synt hesis of Highw ay Pract ice-FHWA/ M T-06-009/ 8117-26. West ern Transport at ion Inst it ut e College of Engineering, M ont ana St at e Universit y, Bozem an.

David P Orr PE, 2006. Pavement M aint enance. Cornell Local Roads Program

416 Riley-Robb Hall. New York.

Hicks, R Gary, Seeds, St ephen B, Peshkin, David G. Select ing a Prevent if

M aint enance Treat ment for Flexible Pavement. Washingt on DC. Federat ion of Canadian M unicipalit ies and National Research Council,

(61)

SHRP 2, 2011. Guidelines for t he Preservat ion of High-Traffic-Volume

Roadw ays. Transport at ion Research Board of The Nat ional Academ ies, Washingt on D.C.

Transport at ion Research Board, 2004. Opt imal Timing of Pavement

Prevent ive M aint enance Treat ment Applicat ions. Nat ional Cooperat ive Highw ay Research Program (NCHRP) Report 523. Transport at ion Research Board, Washingt on D.C.

Asphalt Inst it ut e’s, 2009. Asphalt in Pavement Preservat ion and

M aint enance, M anual Series 16 (M S-16) Fourt h Edit ion. The Asphalt Inst it ut e. Washingt on DC.

The Asphalt Inst it ut e’s, 2008. Basic Asphalt Emulsion M anual, M anual Series No. 19, Fourt h Edit ion, USA.

The Asphalt Instit ut e’s, 1989. Asphalt Cold M ix M anual , M anual Series No. 14, Third Edit ion, USA.

The Asphalt Inst it ut e’s, 1989. Asphalt in Pavement M aint enance, M anual Series No. 16, Third Edit ion, USA.

Transport at ion Research Board, 2004, Opt imal Timing of Pavement

Prevent ive M aint enance Treat ment Applicat ions. Nat ional Cooperat ive Highw ay Research Program (NCHRP) Report 523. Transport at ion Research Board, Washingt on D.C.

Gambar

Tabel 1. M at rik kelayakan unt uk ident ifikasi aw al alt ernat if t eknologi  penanganan preservasi pada perm ukaan bet on aspal
Tabel 1. M at rik kelayakan unt uk ident ifikasi aw al alt ernat if t eknologi  penanganan preservasi pada perm ukaan bet on aspal, lanjut an
Tabel 2. Ket ent uan kualit as agregat  Slurry Seal (ASTM  D3910  dan Calt rans 2008)
Tabel 4. Gradasi agregat  cam puran Slurry Seal dan  M icrosurfacing
+7

Referensi

Dokumen terkait