• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa klasifikasi kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa klasifikasi kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum

2.1.1 Kebutuhan

Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk berusaha. Pada dasarnya, manusia hidup mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Beberapa klasifikasi kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya - Kebutuhan primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus/wajib terpenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Contoh: sandang (pakaian), pangan (konsumsi), papan (tempat tinggal), pendidikan (termasuk informasi umum), transportasi umum, keamanan, kebersihan umum (pengendalian polusi & limbah berbahaya), dan pekerjaan (opsional sesuai dengan rentang usia).

- Kebutuhan sekunder

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata, rekreasi, hiburan

- Kebutuhan tersier

(2)

sekunder terpenuhi. Contoh: mobil, sepeda motor, komputer, handphone, tablet, dll.

b. Kebutuhan menurut waktunya - Kebutuhan Sekarang

Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa ditunda-tunda lagi/kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Contoh: makan, minum, sandang, tempat tinggal, dan obat-obatan

- Kebutuhan yang akan datang/masa depan

Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda, tetapi harus dipikirkan mulai sekarang. Contoh: tabungan

- Kebutuhan tidak terduga

Kebutuhan ini disebabkan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba / tidak disengaja yang sifatnya insidental. Contoh : konsultasi kesehatan

- Kebutuhan sepanjang waktu

Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang memerlukan waktu lama c. Kebutuhan menurut sifatnya

- Kebutuhan jasmani

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan

fisik/jasmani yang sifatnya kebendaan. Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat

- Kebutuhan rohani

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan jiwa atau rohani. Kebutuhan ini sifatnya relatif karena tergantung pada pribadi seseorang

(3)

yang membutuhkan. Contoh: beribadah, rekreasi, kesenian, dan hiburan d. Kebutuhan menurut subyeknya

- Kebutuhan individu

Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seorang saja. Contoh: kebutuhan petani waktu bekerja berbeda dengan kebutuhan seorang dokter

- Kebutuhan sosial (kelompok)

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kepentingan bersama kelompok. Contoh: siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan serta berbagai contoh yang lainnya.

2.1.2 Transportasi

Secara umum transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana. Pengertian transportasi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh berapa ahli., beberapa pengertian Transportasi tersebut , diantaranya yaitu :

- Menurut Morlok (1978) adalah kegiatan memindahkan atau mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat lain.

- Menurut Bowersox (1981), transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain dimana produk dipindahkan ke

tempat tujuan dibutuhkan.

- Menurut Steenbrink (1974), transportasi didefinisikan sebagai perpindahan

orang dan atau barang dengan menggunakan kendaraan atau alat lain dari/ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis.

(4)

- Menurut Utomo (2008), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.

- Sedangkan menurut Sukarto, transportasi adalah perpindahan dari suatu tempat

ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.

Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination). Di dalam transportasi, terdapat beberapa unsur yang saling berkaitan dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut:

- Manusia yang membutuhkan - Barang yang dibutuhkan - Kendaraan sebagai alat/sarana

- Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi - Organisasi (pengelola transportasi)

Pemilihan penggunaan moda transportasi tergantung dan ditentukan dari beberapa faktor yang ada antara lain :

a. Segi pelayanan b. Keandalan

c. Keandalan dalam bergerak d. Keperluan

e. Keselamatan dalam perjalanan f. Fleksibilitas

g. Biaya

h. Tingkat Polusi i. Jarak Tempuh

j. Penggunaan bahan bakar k. Kecepatan gerak

(5)

Fungsi dan Manfaat Transportasi

Ttransportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting.

Fungsi dari trasnportasi terbagi menjadi dua yaitu: 1. melancarkan arus barang dan manusia, serta

2. menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector)

Selain fungsi diatas terdapat pula manfaat transportasi yang diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu:

1. Manfaat Ekonomi

Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi. 2. Manfaat Sosial

Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya: - pelayanan untuk perorangan atau kelompok

- pertukaran atau penyampaian informasi - Perjalanan untuk bersantai

- Memendekkan jarak - Memencarkan penduduk. 3. Manfaat Politis

Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana, dll.

(6)

4. Manfaat Kewilayahan

Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman Jenis-Jenis Transportasi

Menurut Utomo pula, jenis-jenis transportasi terbagi menjadi tiga yaitu,

1. Transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia. Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan moda, ukuran kota dan kerapatan permukiman, faktor sosial-ekonomi.

2. Transportasi air (sungai, danau, laut): kapal,tongkang, perahu, rakit. 3. Transportasi udara: pesawat terbang.

Transportasi udara dapat menjangkau tempat – tempat yang tidak dapat ditempuh dengan moda darat atau laut, di samping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan. Transportasi Publik

Menurut Sukarto, transportasi publik adalah seluruh alat transportasi di mana penumpang tidak bepergian menggunakan kendaraannya sendiri. Transportasi publik umumnya termasuk kereta dan bis, namun juga termasuk pelayanan maskapai penerbangan, feri, taxi, dan lain-lain.

Konsep transportasi publik sendiri tidak dapat dilepaskan dari konsep kendaraan umum. Pengertian kendaraan umum berdasarkan Keputusan Menteri

(7)

di Jalan dengan kendaraan umum yaitu Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung.

2.1.3 Kereta Api

Kereta api didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Dengan demikian kereta api hanya dapat bergerak/berjalan pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya, hal ini menjadi keunggulannya karena tidak terganggu dengan lalu lintas lainnya, tetapi dilain pihak menjadikan kereta api menjadi angkutan yang tidak fleksibel karena jaringannya terbatas.

Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Untuk angkutan barang dalam

jumlah yang besar dapat digunakan rangkaian lebih dari 50 kereta yang ditarik dan/atau didorong dengan beberapa buah lokomotif, seperti kereta api babaranjang (kereta api batutu bara rangkaian panjang)di Sumatera Selatan.

Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang padat, tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak

(8)

menengah sampai dengan 3 atau 4 jam perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

2.1.4 Jenis-jenis Kereta Api

Pengelompokan jenis-jenis kereta api dapat dikelompokkan atas jenis tenaga penggerak ataupun dari jenis rel yang digunakan. Diantaranya sebagai berikut :

1. Dari segi propulsi (tenaga penggerak)

a. Kereta api uap

Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang. Sejak

pertama kali kereta api dibangun di Indonesia tahun 1867 di Semarang

telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan Jerman.

Untuk menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap dialirkan ke ruang dimana piston diletakkan, uap air masuk akan menekan

(9)

piston untuk bergerak dan di sisi lain diruang piston uap air yang berada diruang tersebut didorong keluar demikian seterusnya.

Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu mekanime langsung seperti ditunjukkan dalam gambar. Selanjutnya piston akan menggerakkan roda mealui mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar.

b. Kereta api diesel

Kereta api diesel bisa dibagi atas dua kelompok yaitu:

1. Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua jenis utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik dan kereta api diesel elektrik.

2. Kereta rel diesel yaitu kereta yang dilengkapi dengan mesin diesel yang dipasang dibawah kabin, seperti halnya lokomotif diesel dapat dijalankan dengan kopling hidraulik ataupun dengan cara yang sama dengan diesel elektrik. Salah satu penerapan yang baru saja diluncurkan dikota Solo adalah Railbus. Railbus ini sekaligus akan menjadi Railbus pertama yang beroperasi di pulau Jawa. Kereta khusus buatan PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun tersebut akan beroperasi melayani rute Solo hingga Wonogiri. Railbus tersebut terdiri dari satu rangkaian dengan tiga gerbong dengan kapasitas 160 orang, berkecepatan maksimum

(10)

3. 100 km/jam dengan tenaga out-put sebesar 560 Kw yang dibangkitkan dari mesin yang dipasang di rangka bawah. Bus kereta tersebut juga dilengkapi dengan AC serta rak bagasi untuk penempatan barang penumpang.

c. Kereta rel listrik

Gambar 2.1 Tiga jenis KRL yang digunakan di Jabodetabek. Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif listrik.

Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo.

(11)

Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang.

PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang.

Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi

(12)

Double-Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.

d. Kereta api daya magnit

Gambar 2.2 Kereta api maglev keluar dari Pudong International Airport.

Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan

dari Magnetic Levitation dimana kereta diangkat dengan

menggunakan medan magnit dan didorong dengan medan magnit juga. Karena kereta terangkat dan bergerak berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan infrastuktur. Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi. Tehnologi ini sudah diterapkan secara komersil pada lintas antara Bandara Internasional Pudong dengan kota Shanghai yang dapat berjalan pada kecepatan sekitar 400 km/jam. Sistem dengan kecepatan lebih rendah juga sudah diujikan di kota Nagoya menuju pusat pameran kota Nagoya yang disebut sebagai Linimo yang merupakan singkatan dari sistem penggeraknya yang disebut sebagai linier motor.

(13)

Permasalahan utama dalam pengembangan maglev ini adalah investasi awal yang sangat besar untuk membangun infrastruktur,

khususnya untuk mempersiapkan medan magnit pada

infrastrukturnya. 2. Dari segi rel

a. Kereta api rel konvensional

Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.

b. Kereta api monorel

Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai yang terdiri dari 2 rel paralel tetapi hanya dari satu rel tunggal yang gemuk dengan profil sedemikian sehingga tidak menyebabkan kereta keluar dari relnya. Rel kereta ini terbuat dari beton bertulang pratekan ataupun dari besi profil. Letak kereta api dapat didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.

(14)

3. Dari penempatan rel

a. Kereta api bawah tanah

Gambar 2.3 Stasiun kereta api bawah tanah Jubilee di London Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan dalam terowongan dibawah permukaan tanah, merupakan solusi yang ditempuh untuk mengatasi persilangan sebidang. Biasanya dikembangkan dikawasan perkotaan yang padat, seperti yang sekarang sedang direncanakan di Jakarta, dan sudah berkembang lebih dari seabad di kota London, Paris, NewYork, Tokyo dan berbagai kota-kota besar dunia.

(15)

Dengan dibangunnya kereta api bawah tanah maka ruang kota yang berada dibawah permukaan tanah masih bisa dimanfaatkan, stasiun juga dimanfaatkan untuk kegiatan/pertokoan/perkantoran dibawah tanah. Pembangunan kereta api bawah tanah ini masih bisa dilakukan beberapa lapis, semakin banyak lapisan semakin dalam letak stasiun, bahkan bisa dibangun sampai 100 m dibawah permukaan tanah. Untuk menuju kedalam stasiun biasanya digunakan tangga berjalan yang cukup lebar dimana penumpang yang ingin tetap berjalan pada tangga berjalan menggunakan bagian kiri tangga berjalan sedangkan bagian kanan digunakan untuk penumpang yang tidak mau berjalan selama berada diatas tangga berjalan.

Jakarta direncanakan untuk membuka lintas kereta api bawah tanah yang pertama pada tahun 2016 yang akan datang dengan lintasan sepanjang 15 km tetapi hanya kurang dari separuhnya berada dibawah tanah, karena pertimbangan keuangan negara yang masih sangat terbatas.

b. Kereta api layang

Kereta api layang merupakan kereta api yang berjalan diatas permukaan tanah sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas kendaraan bermotor. Di Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu perlintasan kereta api. Solusi ini

(16)

diambil juga untuk menghindari persilangan sebidang, namun dengan biaya yang jauh lebih rendah dari dari kereta api bawah tanah.

Biaya infrastruktur untuk kereta api layang yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama, misalnya untuk kereta api permukaan membutuhkan $10 juta/ kilometer maka untuk kereta api layang membutuhkan dana $30 juta untuk setiap kilometernya.

Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional, namun kapasitas

angkutnya tidak sebesar kereta api konvensional. Sistem ini beroperasi dibeberapa kota besar dunia, seperti di Tokyo, Kuala Lumpur, Sidney untuk angkutan perkotaan, dan beberapa sistem seperti di Singapura. c. Kereta api permukaan

Kereta api dari jenis ini merupakan pilihan yang paling murah, namun karena banyak persilangan sebidang dengan jalan raya kereta api ini hanya feasibel untuk lintas-lintas yang tingkat penggunaannya rendah. Permasalahan yang selalu timbul adalah tingginya angka kecelakaan dengan kendaraan yang berjalan dijalan serta menimbulkan hambatan bagi lalu lintas kendaraan di persilangan sebidang.

(17)

Kereta Api di Perkotaan

Kereta api diwilayah perkotaan khususnya dikota-kota metropolitan sangat tinggi dalam memenuhi kebutuhan angkutan. Bisa dibayangkan bila kota-kota seperti Tokyo, Hongkong, Singapore, London, Paris, New York atau kota-kota besar dunia lainnya, tidak dilengkapi dengan kereta api perkotaan, betapa rumitnya. Beberapa kota dinegara-negara maju mempersiapkan kotanya dengan angkutan massal berbasiskan kereta api bila sudah melampaui 1 juta orang, bahkan beberapa kota di Eropa Barat mengembangkan kereta api kota pada saat kota berpenduduk 300 ribu orang, yang dimaksudkan untuk meningkatkan aksesibilitas penggunaan angkutan umum. Berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan penggunaan kereta api kota, yakni:

 jaringan yang luas

 pembatasan penggunaan kendaraan pribadi

 pengembangan kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi disekitar stasiun

 jarak antar stasiun yang dekat

 frekuensi pelayanan yang tinggi

Sementara Pengelompakan diatas, ada juga pengelompokan kereta api untuk perkotaan, diantaranya :

1. Kereta Api Berat 2. Kereta Api Ringan

(18)

1. Kereta api berat

Gambar 2.5 Hong Kong MTR dengan kapasitas tinggi

Kereta api berat dikenal juga sebagai Heavy Rail Transit atau rapid transit, underground, subway, tube, elevated, atau metro adalah angkutan kereta api perkotaan yang berjalan dilintas yang dipisah dari lalu lintas lainnya sehingga dapat berjalan dengan kecepatan maksimum 100 km/jam atau kecepatan perjalanan sekitar 25 sampai 30 km/jam. Perkataan "subway" digunakan pada berbagai kereta api perkotaan di Amerika termasuk di Glasgow dan Toronto. Sistem yang di London menggunakan istilah "underground" dan "tube". Di Jerman disebut "U-Bahn", berasal dari kata "Untergrundbahn" yang berarti jalan bawah tanah. Berbagai sistem di Asia Tenggara seperti Taipei dan Singapore disebut sebagai MRT yang merupakan singkatan dari Mass Rapid Transit.

Proyek Pemerintah Prov. DKI Jakarta dalam menanggulangi kemacetan yang akhir-akhir ini sering terjadi dan sangat memacetkan akan membangun Proyek MRT DKI Jakarta (Mass Rapid Transit) antara Kota

(19)

ke Lebak Bulus akan dibangun dalam 3 jenis lintasan, Proyek MRT JAKARTA ini telah ditanda tangani di Jakarta 25 Maret 2009 dengan tahap petama 4 stasiun bawah-tanah dan 8 stasiun layang rencana pelaksanaan pembangunan kontruksi tahun 2012 dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2016.

2. Kereta api ringan

a. Kereta api ringan

dikenal juga sebagai LRT sebagai singkatan Light Rail Transit atau disebut juga sebagai streetcar adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi dikawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa dioperasikan berjalan bersama lalu lintas kendaraan lain atau dalam lintasan khusus diperuntukkan bagi kereta api ringan. Kereta api ringan pada awalnya disebut sebagai tram seperti yang pernah dimiliki kota Jakarta dan Surabaya dan dihilangkan pada tahun 1960an, karena pada waktu itu tidak dirawat dengan baik sehingga dianggap mengganggu lalu lintas karena sering mogok.

Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang.

(20)

Kereta Api jenis LRT inilah yang akan dikaji oleh penulis pada Tugas Akhir ini.

b. Kereta api ringan di jalan

Gambar 2.6 LRT type I di Houston Texas

Disebut juga LRT I, beroperasi di jalan bersama dengan lalu lintas kendaraan, tipe ini membutuhkan percepatan dan perlambatan mendekati performansi kendaraan bermotor. Kapasitas angkut kereta api ringan dari type ini sekitar 10 000 sampai dengan 30 000 penumpang per jam. Kecepatan perjalanan sekitar 15 sampai 20 km/jam. Karena beroperasi bersama lalu lintas kendaraan maka angka kecelakaan yang melibatkan kereta api ringan dari type ini cukup tinggi. Trend terakhir yang berkembang untuk LRT seperti ini yaitu dengan penggunaan lantai rendah sehingga dapat melakukan turun naik penumpang yang lebih cepat.

c. Kereta api ringan di jalur eksklusif

(21)

sampai 40 000 penumpang per jam karena dapat dioperasikan pada frekuensi yang lebih kerap, bahkan ada yang dapat dioperasikan pada headway dibawah 1 menit tanpa kondektur didalam kereta dan waktu naik turun penumpang di stasiun 20 detik. Kecepatan perjalanan kereta api ringan dari type ini sekitar 25 sampai 35 km/jam.

2.1.5 Bandar Udara Soekarno-Hatta

Bandar Udara Soekarno-Hatta yang terletak di Cengkareng, Jakarta merupakan salah satu Bandar udara tersibuk di Indonesia. Bandar udara yang menjadi penghubung Indonesia dengan negara lain dan penghubung antar wilayah di Indonesia ini beroperasi 24 jam setiap hari. Mengingat pentingnya bandara bagi masyarakat tentu harus didukung dengan sarana dan prasarana yang mendukung.

Gambar 2.7 Peta rute BSD- Bandar Udara Soekarno-Hatta

Karena penulisan tugas Akhir ini membahas studi kasus untuk perjalanan BSD – Bandar Udara Soekarno Hatta maka berikut sarana pendukung yang telah ada selama ini untuk rute BSD-Bandar Udara Soekarno Hatta, yaitu :

(22)

1. Bus Damri (Minibus)

Serpong - Bandara Soekarno Hatta Tarif: Rp 40.000

2. Taksi 3. Xtrans

Setiap 1/2 jam : pk. 05.45 s/d 22..30

Tarif : Serpong Rp. 30.000 untuk umum, Rp. 25.000 untuk khusus.

Berdasarkan Moda transportasi umum diatas belum ada angkutan penumpang

dengan moda Kereta Api. Sebab itu pada tugas akhir ini penulis ingin membahas

serta menganalisa moda LRT untuk rute BSD- Bandar Udara Soekarno Hatta. 2.2 Khusus

2.2.1 LRT (Light Rail Transit)

LRT yang tergolong dalam kereta ringan tersebut merupakan alat transportasi masal yang biasa dioperasikan di kasawan perkotaan. Dalam pengoperasiannya LRT ini dapat ditempatkan diantara lalu lintas lainnya mengingat tidak memiliki kecepatan tinggi, hanya sekitar 30-40 km per jam.

Kereta yang banyak digunakan di kota-kota besar di Eropa dan Amerika Serikat ini masing-masing gerbong memiliki mesin penggerak sehingga tidak terpusat dalam satu gerbong. Dalam hal pengoperasiannya, kereta yang memiliki lebar 2,7 hingga 2,8 meter ini dapat dikendalikan dengan sistem otomatis tanpa harus menggunakan masinis layaknya KRL.

(23)

memiliki radius putar hanya 20-30 meter. Berbeda dengan MRT dan KRL yang diatas itu. Untuk itulah salah satu alasan pemerintah memilih LRT dibandingkan monorail adalah dengan radius lingkar itu sangat cocok dengan kondisi Jakarta yang memiliki gedung-gedung tinggi.

Meski keberadaan LRT sering disamakan dengan KRL atau MRT, faktanya tidak semua selalu sama. Jika dilihat sekilas, LRT memang tidak jauh berbeda dengan KRL dan MRT. LRT sendiri merupakan moda transportasi berbasis rel. Ketiganya sama-sama digerakan oleh aliran listrik. Namun meski memiliki kesamaan, ketiganya juga mempunyai perbedaan. Salah satunya dalam jumlah mengangkut penumpang. Kapasitas LRT dinilai lebih kecil dari MRT ataupun KRL. Setiap rangkaian kereta hanya bisa mengangkut maksimal 628 orang penumpang karena dalam satu rangkaian LRT terdiri atas maksimal tiga atau empat gerbong.

Pembangunan LRT di jakarta bukan pertama kalinya dibahas, hal ini telah direncanakan dari bertahun-tahun lalu, hanya saja progress pekerjaannya belum terlihat jelas saat itu. Namun jika dihitung 2 tahun kebelakang pekerjaan sudah mulai dirasakan oleh warga Jakarta, hanya saja rencana pembangunan tersebut masih belum menyeluruh. Rencana pembangunan LRT yang sudah ada hamper sebagian besar dititk beratkan di Jakarta. Untuk lebih mengetahui rute tentang perencanaan LRT yang akan dibangun, berikut gambar rute yang diperoleh dari PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. :

(24)

Gambar 2.8 Rencana Pembangunan LRT di Jakarta

Berdasarkan gambar diatas perencanaan akan ada enam koridor LRT yang ditargetkan, dengan rute diantaranya adalah Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol.

Hal yang membedakan lainnya, yakni mengenai perlintasan. Semua perlintasan itu direncanakan dibangun dengan jalur layang.

(25)

Jalur layang maupun jalur bawah tanah ini tidak akan bersinggungan dengan jalan raya (perlintasan sebidang). Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Muhammad Nasyir pernah mengatakan, jenis perlintasan berpengaruh besar terhadap jarak kedatangan anta rrangkaian kereta di stasiun. Jika tidak ada perlintasan sebidang akan membuat kedatangan rangkaian kereta bisa dilakukan sesering mungkin. Karena tidak ada perlintasan sebidang, pelayanannya akan menjadi lebih cepat. menit.

Gambar 2.10 Rencana Stasiun Cawang untuk Pemberhentian Sementara LRT Berbeda dengan KRL yang mempunyai jarak antar kereta lebih lama karena hampir semua rute KRL merupakan jalur di atas tanah. Akibatnya banyak perlitasan sebidang. Satu-satunya jalur KRL yang tidak memiliki perlintasan sebidang adalah jalur antara Manggarai-Jakarta Kota, karena jalur ini merupakan jalur layang.

2.2.2 Alasan Pemilihan LRT

(26)

LRT memenuhi beberapa point berikut ini : a. Keinginan untuk mengatasi jarak

Dimana sebagai perpindahan yang diukur dalam kerangka waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengatasi jarak dan teknologi terbaik untuk mencapainya, LRT merupakan solusi efektif, berdasarkan apa yang telah dibahas sebelumnya bahwa LRT menggunakan jalur layang, sehingga tidak aka nada perlintasan sebidang yang menghalangi seperti kereta api sebelumnya. Hal ini akan semakin mudah bagi penumpang LRT untuk mengatasi jarak namun dengan waktu yang relatif singkat.

b. Pelengkap, relatif menarik antara dua atau lebih tujuan

c. Untuk mencapai pergerakan yang cepat, aman, nyaman

Sesuai dengan kebutuhan akan kapasitas angkut maka diperlukan suatu fasilitas atau prasarana yang mendukung pergerakan tersebut. Karena tujuan akhir perjalanannya adalah menuju Bandar Udara Soekarno- Hatta maka jumlah gerbongnya pun tidak sebanyak Kereta api Commuter atau Kereta Api yang melayani perjalanan jauh.

Walaupun sudah ada angkutan ke Bandar Udara Soekarno-Hatta lainnya seperti Taksi, Armada Bus maupun kendaraan pribadi. Ketiganya tetap memiliki persamaan yaitu melintas dijalan Raya. Sementara LRT merupakan solusi lain menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan melintasi jalan layang dengan rel.

(27)

Table 2.1 Perbandingan Keunggulan dan Kelemahan Teknologi Moda Angkutan LRT (Jalan Rel) dan Jalan Raya (sumber: Sistem Transportasi,1997)

Keterangan :

++ sangat baik - kurang

+ baik -- sangat kurang

2.2.3 Perbandingan antara LRT dengan moda lainnya

Apa moda transportasi paling efisien, efektif dan paling ramah lingkungan itu sesungguhnya? Apakah motor? Apakah Bus? Atau Mobil?

(28)

Berikut beberapa bassic data comparison :

1. Jika dilihat dari sisi fuel consumption, tentu saja bisa ditarik kesimpulan motorlah moda transportasi paling irit. Secara tidak langsung motorlah yang memiliki dimensi paling kecil dibandingkan mobil, bus dan kereta api.

2. Namun jika dilanjutkan, bagaimana jika menggali dari sisi kapasitas/ daya angkut penumpang yang bisa diangkut . Berikut data perbandingan antar moda transportasi dan tingkat efisiensi dari segi daya angkut serta dimensi:

1 rangkaian Kereta Api = kapasitas 1500 orang

1 rangkaian LRT penumpang = kapasitas 628 orang

1 mobil = kapasitas 3-4 orang

1 busway gandeng = kapasitas 120 orang

Sehingga,

1 rangkaian Kereta Api = kapasitas 375 mobil

1 rangkaian LRT penumpang = setara dengan 157 mobil

1 busway = setara dengan 30 mobil

1 mobil = setara dengan 2-3 motor

3. Kemudian untuk memperdalam lagi, jika dilakukan perbandingan dari sisi lainya. moda transportasi apakah yang paling efisien?

(29)

Table 2.2 Perbandingan Moda darat dengan Jalan Raya dan Moda Angkutan LRT dengan Jalan Rel untuk perlintasan menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta

No. Dari segi

Moda Darat dengan Jalan Raya

Moda LRT dengan Jalan Rel

1

Biaya Angkut/ Operasional

Biaya operasional relatif lebih mahal.

Biaya operasional relatif lebih murah karena dapat mengangkut dalam jumlah besar (massal)

2

Macam lalu lintas Segala macam lalu lintas

mulai dari pejalan kaki sampai dengan kendaraan berat

Hanya diperbolehkan untuk LRT

3

Kecepatan Sangat tergantung dengan

volume lalu lintas

Dapat lebih tinggi, karena tidak ada hambatan

4

Biaya

pemeliharaan

Relatif Lebih murah Membutuhkan pemeliharaan

yang teliti sehingga biaya relatif lebih tinggi

5

Jenis barang yang mengangkut

Tidak cocok untuk angkutan massal

Cocok untuk segala macam angkutan massal dan berjarak jauh 6 Pengusahaan angkutan Pengusaha hanya menyediakan sarana transportasi (bus) Pengusaha harus menyediakan sarana prasarana dan pengaturan lalu lintas

7

Perpindahan dari satu jalur ke jalur lain

Sangat mudah dan lelusa Harus melalui konstruksi

khusus (wesel) dan

(30)

Jadi dari beberapa perbandingan di atas, dapat ditarik kesimpulan jelas bahwa LRT / moda transportasi berbasis rel-lah merupakan moda transportasi paling efisien. Unggul dari efisiensi dimensi - kebutuhan ruang gerak maupun dari segi efisiensi biaya.

2.2.4 Perencanaan Pelayanan LRT

Rencana pelayanan pada LRT secara umum tidak berbeda jauh dengan kereta api lainnya. Hanya saja LRT dijadwalkan sesuai dan dikondisikan dengan jadwal Bandar Udara Soekarno-Hatta. Yakni seberapa banyak frekuensi ditetapkan, dan jam berapa dilaksanakan.

Adalah suatu pemborosan bila disediakan pelayanan melebihi kebutuhan. Bila sebaliknya terjadi ini berarti menunjukkan tingkat pelayanan yang kurang baik. Persoalannya adalah dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan sarana yang mencukupi, serta untuk keperluan mengoperasikannya.

Dengan demikian timbul kecenderungan untuk menyesuaikan frekuensi pelayanan dengan tujuan penerbangan yang akurat, khususnya pada jam-jam yang memang padat untuk penumbang yang akan berangkat maupun kembali. Bila hal itu terjadi, maka tingkat pelayanan mungkin cukup baik, serta pelaksanaan harus melalui perhitungan yang tetap cermat.

2.3 Studi Terdahulu

- (1978) Morlok, “kegiatan memindahkan atau mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat lain”.

(31)

(dari suatu tempat ke tempat lain dimana produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan”.

- (1974) Steenbrink, “Transportasi didefinisikan sebagai perpindahan orang dan atau barang dengan menggunakan kendaraan atau alat lain dari/ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis”.

- (2008) Utomo, “Transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan”.

- (2007) Sugiyono, ”Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena maupun permasalahan sosial”.

- (1981) Champion, “Kuat tidaknya hubungan antara variable X dan Variabel Y dapat diukur dengan suatu angka-angka koreksi yang dikategorikan dalam tabel”.

- (1976) Gay, ”Bahwa penelitian dengan jumlah 30 sample/ responden dapat mewakili populasi yang ada”. (terdapat dalam buku pengantar Metodologi penelitian karangan (Consueli G. Sevilla hal 163).

Gambar

Gambar 2.1  Tiga jenis KRL yang digunakan di Jabodetabek.
Gambar 2.2  Kereta api maglev keluar dari Pudong International  Airport.
Gambar 2.4  Rencana terowongan MRT Jakarta
Gambar 2.5  Hong Kong MTR dengan kapasitas tinggi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syukur ke hadrat Allah SWT kerana dengan limpah kurnia-Nya saya dapat menyudahkan kajian ini setelah menempuh beraneka pengalaman sebagai pentadbir dan pelajar ijazah

Rasio Lancar (Current Ratio).. pendek atau kemampuan perusahaan untuk menjamin hutang-hutangnya dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dalam periode yang

Karakteristik campuran Beton Aspal RAP Artifisial 100% tanpa menggunakan tambahan bitumen dan agregat baru tidak memenuhi persyaratan AC sebagai Lapis Aus Gradasi Halus

Pengujian Hipotesis Pengaruh Identitas Kabupaten terhadap Keputusan Berkunjung Pengujian hipotesis mengenai pengaruh Identitas Kabupaten Garut terhadap Keputusan

Titik pulang pokok pada produk kopi torayaku yang dijual dalam bentuk kemasan 200 gr adalah 14 kemasan dengan penerimaan sebesar Rp.700.000 maka untuk produksi kopi torayaku kemasan

(21 Format Register Perkara Anak dan Anak Korban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 15 ditetapkan oleh setiap pimpinan lembaga yang menangani

Ketiga, Memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksanakan Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan luhur,

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap mitos cerita rakyat Syeh Domba adalah (1) Unsur-unsur pembentuk mitos Syeh Domba dalam Cerita Rakyat di Dukuh