• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 2011"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DAN WAKTU

PERENDAMAN DALAM TCE TERHADAP LUAS MUKA,

JARI-JARI RERATA DAN VOLUME TOTAL PORI KERNEL U

3

O

8

PADA

GELASI INTERNAL

Sri Rinanti Susilowati, Hidayati

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan –BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id

ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DAN WAKTU PERENDAMAN DALAM TCE TERHADAP LUAS MUKA, JARI-JARI RERATA DAN VOLUME TOTAL PORI KERNEL U3O8 PADA GELASI INTERNAL. Telah dilakukan penelitian Pengaruh Konsentrasi Uranium dan Waktu Perendaman dalam TCE (trichloroethylene) terhadap Kernel U3O8 Gelasi Internal. Larutan umpan yang digunakan adalah ADUN (Acid

DeficienUranyl Nitrate) dengan konsentrasi Uranium yang divariasi 450-700 g/L. Laruan sol dibuat dengan menambahkan Urea dan HMTA pada suhu 0-10oC. Sol diteteskan kedalam kolom gelasi 3 m yang berisi TCE pada suhu 60-65oC. Gel UO3

direndam dalam TCE dengan variasi waktu 15-150 menit. Setelah perendaman, gel dicuci dengan larutan NH4OH dan air bebas mineral lalu dikeringkan dan kalsinasi.

Kernel U3O8 dianalisis fisis meliputi kerapatan, porositas dan diameter . Kernel yang

terbaik diperoleh dari sol dengan variasi konsentrasi U 550 g/L adalah luas muka 7,166 m2/g, volume total pori 5,730.10-3cc/g dan jari-jari rerata pori 15,993 Ao.Sedangkan pada variasi waktu perendaman TCE 120 menit adalah luas muka 7,737 m2/g, volume total pori 5,807.10-3cc/g dan jari-jari rerata pori 15,011Ao.

Kata kunci : gelasi internal, luas muka, kernel U3O8, jari-jari rerata pori , volume total

pori

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF URANIUM CONCENTRATION AND SOAKING TIME IN TCE FOR SURFACE AREA, TOTAL VOLUME PORE, AVERAGE PORE RADIUS OF U3O8 KERNEL IN INTERNAL GELATION. It has been done research the influence of concentration of uranium and soaking time in TCE (trichloroethylene) to surface area , total pore volume, and average pore radius of U3O8 kernel in internal gelation. ADUN

(Acid Deficien Uranyl Nitrate) was used as feed solution with uranium concentration vary on 45700g/L.The sol was made by added Urea and HMTA on temperature of 0-10oC. Sol was dropped in gelation colom 3 m tha filled with Trichloroetylene on temperature of 60-65oC. Gel UO3 was soaked TCE with time vary on 15-150 minutes.

After that gel was washed with NH4OH solution and washed with free mineral water

and then was dried and calcinations. U3O8 kernel was analyzed physically form and

density, porocity , gel and kernel diameter. The best kernel was got from sol with concentration of 550 g/L the U3O8 kernel with the surface area 7,166 m

2

/g, total pore volume 5,730.10-3cc/g and average pore radius 15,993 Ao. The bst kernel from soaking time of TCE 120 minutes the U3O8 kernel with surface area 7,737 m

2

/g, total pore volume 5,807.10-3cc/g and average pore radius 15,011Ao.

Keywords: internal gelation, surface area,U3O8 kernel, average pore radius, total pore

(2)

PENDAHULUAN

ecelakaan nuklir yang terjadi di Fukushima Jepang pada tanggal 11 Maret 2011 membuat kita berfikir ulang tentang keselamatan reaktor jenis BWR. Reaktor yang mempunyai prospek yang sangat baik untuk pembangkit tenaga listrik dan lain-lain adalah reaktor temperatur tinggi (HTR). Reaktor ini menggunakan bahan bakar berupa butiran kecil yang disebut partikel terlapis.

Bagian yang paling dalam dari partikel berlapis disebut kernel. Kernel yang digunakan dapat berupa senyawa UO2, campuran (U+Th) oksida

maupun campuran (U+Pu) oksida. Kernel ini dilapisi 4 lapisan secara berturut-turut yaitu: lapisan pyrocarbon kerapatan rendah, lapisan pyrocarbon kerapatan tinggi (PyC), lapisan silicon carbida (SiC) dan lapisan pyrocarbon kerapatan tinggi sebagai lapisan luar(1).

Ada berbagai macam proses pembuatan kernel UO2 salah satunya adalah proses sol-gel.

Proses sol-gel mempunyai arti penting untuk pengolahan bahan bakar nuklir yang merupakan salah satu metode pembuatan kernel UO2 melalui

proses basah. Prinsip dasar proses ini adalah bila suatu larutan sol diteteskan dalam zat organik panas maka tetes sol tersebut akan berbentuk bola kemudian dengan menambah zat pengendap atau dengan mengambil air dalam sol akan diperoleh

endapan berbentuk bola yang cukup stabil yang dinamakan gel (2).

Pembuatan gel UO3 merupakan suatu

tahapan yang diperlukan dalam proses fabrikasi elemen bakar reaktor temperatur tinggi. Tahapan ini mempunyai kedudukan penting pada proses pembuatan kernel UO2 karena dalam tahap ini

bentuk bola terjadi. Jadi pembuatan gel UO3

merupakan salah satu proses yang menentukan keberhasilan terbentuknya kernel yang dikehendaki. Oleh karena itu gel UO3 yang dibuat

harus benar-benar terbentuk dari bahan dan proses yang tepat dengan komposisi yang tepat pula. Pada penelitian ini, pembuatan gel UO3 sebagai tahap

awal pembentukan kernel UO2 dilakukan dengan

metode gelasi internal dengan mengacu dari laboratorium ORNL (Oak Ridge National Laboratory) di Amerika, dengan menggunakan larutan umpan gelasi Acid Deficien Uranyl Nitrate (ADUN) dengan ditambah HMTA dan Urea. Penambahan urea bertujuan untuk membentuk komplek {UO2[CO(NH2)2]2}2+ yang mencegah

terjadinya endapan uranil nitrat-HMTA, menghambat reaksi dekomposisi HMTA dan mencegah gelasi prematur pada waktu penambahan HMTA (3). Pelarutan urea ke dalam larutan uranil nitrat dilakukan pada suhu 50oC selama 5 jam. Reaksi pelarutan yang terjadi:

UO2(NO3)2 + 2 CO(NH2)2 {UO2[CO(NH2)2]2}2+ +2NO3- (1)

Apabila tidak ada urea, penambahan HMTA ke dalam larutan umpan uranil nitrat akan terjadi

endapan yang sukar larut sebelum proses gelasi seperti reaksi berikut ini(4):

UO2(NO3)2 + (CH2)6N {UO2(NO3)2(CH2)6N4} (2)

Pelarutan urea dapat dilakukan pada suhu 50 oC selama 5 jam dengan tujuan agar nitrit yang terbentuk dari hasil proses pelarutan urea dalam larutan uranil nitrat hilang sehingga dapat dihasilkan butiran gel yang baik.

Heksametilen tetraamin dicampur sampai homogen dengan larutan uranil nitrat-urea pada suhu 0oC. Tujuan dari penambahan HMTA adalah sebagai donor ammonia yang pada suhu tinggi akan terhidrolisis. HMTA akan terdekomposisi pada suhu di atas 10oC, reaksi dekomposisinya(5): (CH2)6N4 + 6H2O 4 NH3 + 6CH2O (3)

Oleh karena itu larutan umpan dipertahankan maksimum 10oC.

Ada berbagai variabel yang menentukan keberhasilan pembuatan kernel UO2 antara lain

penentuan jenis medium organik yang digunakan sebagai medium gelasi, kadar Uranium dalam larutan sol, waktu perendaman dalam TCE. Ada beberapa macam medium organik yang digunakan sebagai medium gelasi dalam pembuatan gel UO3

antara lain: minyak parafin, minyak silikon, trikloroetilen. Pada penelitian ini medium gelasi yang digunakan adalah trikloroetilen. Trikloroetilen mempunyai kerapatan dan tegangan permukaan yang tinggi sehingga dari sifat tersebut dapat diperoleh kernel yang baik dengan spesifikasi yang sesuai dengan yang dikehendaki. Titik didih trikloroetilen rendah membuat tetesan sol terdehidrasi pada suhu yang rendah. Spesifikasi

(3)

kernel yang diinginkan antara lain mempunyai densitas yang tinggi (10,49g/cm3), sphericity <1,2, O/U 2,01 dan porositas tertentu dengan volume pori 1-10 µm. Oleh karena pentingnya porositas dan volume pori untuk diketahui maka penelitian ini dilakukan. Hasil kernel sinter UO2 yang porous

tidak dikehendaki, namun bukan berarti porositas harus nol karena pada batas porositas tertentu berfungsi untuk menampung hasil fisi.

TATA KERJA Peralatan

1. Serbuk UO3 hasil proses PTAPB BATAN

2. HNO3

3. H2SO4

4. TiCl3 kristal

5. FeCl3 kristal

6. Barium difenilsulfonat Kristal 7. Asam sulfamat Kristal 8. Larutan Titrisol K2Cr2O7 0,1 N

9. Air bebas mineral 10. HMTA 11. Urea 12. Es batu 13. NH3 pekat 14. Aceton Bahan 1. Gelas beker 2. Neraca analitik

3. seperangkat alat untuk proses gelasi 4. cawan porselin 5. kertas saring 6. termometer 7. pengaduk magnet 8. muffle furnace 9. piknometer 10. mikroskop optic 11. kamera 12. gelas arloji 13. spectronic 20 14. kertas pH 15. sendok tanduk 16. seperangkat alat gelas. Cara kerja

Pembuatan larutan uranil nitrat defisien asam Ditimbang serbuk UO3 sebanyak 150 g dengan

neraca analitik,kemudian diambil larutan asam nitrat 7 N sebanyak ± 65 mL dengan pipet volum kemudian dimasukkan ke dalam beker 250 mL dan dipanaskan pada suhu 60º C di dalam almari asam. Dimasukkan serbuk UO3 ke dalam larutan HNO3

7N sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dan dipanaskan pada suhu 60ºC di dalam almari asam. Setelah pelarutan dianggap cukup, larutan disaring untuk menghilangkan pengotor maupun sisa

endapan yang tidak larut. Dianalisis konsentrasi uranium dengan metode titrimetri (titrasi menggunakan titran standar K2Cr2O7 0,1 N,

indikator larutan barium difenil sulfonat, katalisator larutan FeCl3 serta reduktor TiCl3).

Konsentrasi uranium dalam larutan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

U = (V1 – Vb). N1. 119 Vs

U = Konsentrasi uranium dalam larutan g/L V1 = Volume larutan K2Cr2O7 0,1 N yang

dibutuhkan titrasi sampel

Vb = Volume larutan K2Cr2O7 0,1 N yang

diutuhkan titrasi blangko

N1 = Normalitas larutan standar K2Cr2O7

Vs = Volume larutan sampel yang dititrasi 119 = Massa ekivalen Uranium

Diukur keasaman larutan umpan gelasi dengan kertas pH. apabila telah mencapai pH > 2, kemudian dianalisis angka banding NO3-/U dengan

metode titrasi spektrofotometri. Apabila telah mencapai pH >2, kemudian dianalisis angka banding NO3-/U dengan metode titrasi

spektrofotometri. Proses Gelasi Internal

Diambil larutan ADUN dengan konsentrasi U 700g/L sebanyak 5 ml atau lebih sesuai kebutuhan dengan pipet volum, kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker 10 ml. Kemudian urea ditimbang sesuai perbandingan mol Urea/U = 1,25 dengan rumus sebagai berikut :

Murea = U.r.V.Mrurea

Murea= Berat urea yang dibutuhkan

U = Konsentrasi uranium dalam larutan umpan r = Perbandingan mol Urea/U yang dikehendaki V = Volume larutan umpan

Mrurea= Massa molar urea (60,06 gram/mol)

Ditimbang urea sejumlah yang dibutuhkan dengan neraca analitik, kemudian dicampur dengan larutan ADUN pada suhu 50º C selama 5 jam sambil diaduk. Larutan umpan didinginkan dengan es batu hingga suhu larutan umpan ± 0ºC.Ditimbang HMTA sesuai jumlah yang dibutuhkan dengan neraca analitik, kemudian dicampurkan dengan larutan ADUN yang telah dicampur dengan urea terlebih dahulu sambil didinginkan pada suhu 0ºC dan diaduk sampai homogen. Berat HMTA yang harus ditimbang dihitung sesuai perbandingan mol HMTA/U = 1,25 dengan rumus sebagai berikut :

MHMTA = U.r.V.MrHMTA

(4)

U = Konsentrasi uranium dalam larutan umpan r = Perbandingan mol HMTA/U yang diinginkan

V = Volime larutan umpan

MrHMTA = Massa molar HMTA (140,19 gram/mol)

Larutan umpan diteteskan dengan menggunakan alat penetes (pipet mata dengan diameter lubang ± 2 mm kedalam kolom gelasi sepanjang 3 m yang berisi trichloroetilena dan dipanaskan pada suhu 60º C. Gel yang diperoleh didiamkan dalam kolom gelasi selama 2 jam pada suhu 60º C. Butiran gel UO3 yang telah direndam dalam medium gelasi

selama 2 jam dikeluarkan dari kolom gelasi lalu direndam dalam larutan NH4OH 2,5 % selama 17

jam. Butiran gel yang telah direndam dalam larutan NH4OH 2,5 % selama 17 jam kemudian

dicuci dengan larutan NH4OH 2,5 % sebanyak 5

kali. Ulangi pekerjaan di atas dengan ADUN konsentrasi U 650; 600; 550; 500; 450 g/L.Pada

variasi waktu perendaman gel dalam TCE, gel dibagi 6 masing-masing direndam dengan TCE selama 15; 30; 60; 90; 120; 150 menit.

Proses Pengeringan

Proses pengeringan ini dilakukan selama 2 kali, yaitu pengeringan pada suhu kamar dan pengeringan menggunakan oven. Pengeringan pertama yang dilakukan adalah pengeringan pada suhu kamar. Butiran gel ADU dikeringkan terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2 hari. Setelah itu dikeringkan pada oven pada suhu 100oC secara bertahap, yaitu 50oC selama 1 jam kemudian 70oC selama 1 jam dan 100oC selama 2 jam.

Serbuk UO3 Larutan HNO3 7N Analisis konsentrasi U Analisis perbandingan mol NO3-/U Penambahan HMTA/U + Urea/U =1,25 Trikloroetilen 60oC Analisis kondisi fisik butiran (warna, bentuk, dan keutuhan) Kernel U3O8 Analisis kerapatan, porositas, diameter Gambar 1. Diagram Alir Proses Gelasi Internal dalam Medium Trikloroetilen

Pelarut

Kalsinasi pada suhu +600OC, 2 jam

Penambahan zat aditif pada + 0OC

Perendaman dalam medium gelasi pada suhu 60OC Pencucian dan perendaman dalam larutan NH4OH 2,5%

pada suhu kamar

Pengeringan bertahap: 1. Suhu kamar, 24 jam 2. 100OC, 2 jam

Gelasi internal dalam medium organik panas pada suhu + 60OC

(5)

Proses Kalsinasi

Langkah kerja proses kalsinasi adalah sebagai berikut: Butiran-butiran gel diletakkan pada cawan porselin atau krus porselin yang tahan panas tinggi kemudian dimasukkan dalam muffle furnace Kemudian panaskan secara bertahap, yaitu 100oC selama 1 jam, 200oC selama 1 jam, 300oC selama 1 jam, 400oC selama 1 jam, 500oC selama 1 jam, 600oC selama 1 jam kemudian 700oC selama 2 jam. Setelah mencapai suhu 700oC selama 2 jam tersebut, pemanasan dimatikan dan dibiarkan dingin sampai suhu kamar, selanjutnya dilakukan proses pengamatan fisik dan analisis.

Karakteristik kernel U3O8 :

Karakteristik kernel U3O8 meliputi :

Analisis luas muka, jari-jari rerata pori, volume total pori kernel U3O8

Penentuan luas permukaan dilakukan dengan menggunakan Surface Area Analyzer NOVA – 1000.

Pertama kali sampel dikeringkan pada suhu 120º – 240ºC untuk menghilangkan uap air dan zat volatil. Setelah itu ditimbang 1 – 3 g dan dimasukkan dalam tempat sampel pada suhu nitrogen cair. Untuk memperoleh print out, Surface Area Analyzer diprogram terlebih dahulu sehingga diperoleh hasil analisisnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada analisis luas permukaan dengan menggunakan alat Surface Area Analyzer selain data luas permukaan diperoleh juga data volume pori total dan jari-jari rerata pori. Hasil analisis butiran U3O8 dengan variasi konsentrasi uranium

dalam larutan umpan yang diperoleh dari analisis menggunakan surface area analyzer dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 2.

Tabel 1. Data analisis luas permukaan spesifik, volume pori total, dan jari–jari rerata pori butiran U3O8

No. Nama sampel Luas permukaan spesifik ( m2/g )

Volume total pori

(10-3 cc/g) jari – jari rerata pori (Angstrom)

1.a b c d e f U – 450 U – 500 U – 550 U – 600 U – 650 U – 700 11,307275 9,891854 7,165908 9,467290 7,330324 9,781240 12,215014 11.074480 5,730261 9,054708 7,643681 10,625079 22,391112 21,725422 15,993118 20,854962 19,128407 21,605583

Gambar 2. Grafik hubungan antara luas permukaan butiran U3O8 vs konsentrasi uranium

Berdasarkan tabel 1 dan gambar 2, yaitu hasil analisis luas permukaan butiran U3O8, luas

permukaan spesifik teringgi diperoleh dari butiran U3O8 yang berasal dari umpan yang mempunyai

konsentrasi 450 g/L dan luas permukaan yang

paling rendah dihasilkan dari butiran U3O8 yang

berasal dari larutan umpan yang mempunyai konsentrasi uranium sebesar 550 g/L. Hal ini dikarenakan butiran yang dihasilkan dari larutan umpan dengan konsentrasi uranium 450 g/L

11.307275 9.891854 7.165908 9.46729 7.330324 9.78124 6 7 8 9 10 11 12 400 450 500 550 600 650 700 750 lu as p er m u kaan ( m 2/g ) konsentrasi U (g/L)

(6)

mempunyai kerapatan yang paling rendah demikian pula pada konsentrasi uranium 550 g/L mempunyai kerapatan yang tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi uranium 550g/L perbandingan banyaknya uranium dengan zat aditiv pas sehingga terjadi reaksi yang sempurna. Kerapatan tinggi menunjukkan bahwa porositasnya relativ kecil, demikian pula dengan kerapatan yang rendah maka porositasnya relativ tinggi. Sehingga porositas yang tinggi mempunyai luas muka yang tinggi demikian juga kernel

dengan porositas yang rendah luas muka relativ rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pada butiran U3O8 yang mempunyai kerapatan rendah, terdapat

pori yang banyak dan mempunyai jari-jari pori yang besar pula , sehingga porositasnya menjadi tinggi.

Hasil Analisis luas permukaan spesifik, volume pori total, jari-jari rerata pori untuk variasi waktu perendaman dalam trikloroetilen dapat dilihat pada tabel 2 .

Tabel 2. Data analisis luas muka spesifik, volume pori total dan jari – jari rerata pori butiran U3O8 untuk

variasi waktu perendaman gel dalam trikloroetilen No. Nama sampel Luas muka spesifik

( m2/g )

Volume total pori (10-3 cc/g)

jari – jari rerata pori (Angstrom) a b c d e f TCE – 15 TCE – 30 TCE – 60 TCE – 90 TCE – 120 TCE – 150 11,139856 15,983285 10,247909 10,258867 7,737647 11,525295 11,687801 16,850573 8,228450 8,282080 5,807746 13,610130 20,983756 23,617842 16,041635 16,163454 15,011659 21,085245

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa luas permukaan, volume pori total, jari-jari rerata pori yang rendah diperoleh dari butiran dengan waktu perendaman trikloroetilen selama 120 menit. Sedangkan luas permukaan, volume total pori, jari-jari rerata pori yang tinggi diperoleh dari butiran dengan waktu perendaman trikloroetilen

selama 30 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pada perendaman gel dalam TCE selama 120 menit proses gelasinya sudah sempurna, sehingga terjadi pertumbuhan butir selama proses perendaman. Sedangkan pada waktu perendaman 30 menit waktunya belum cukup untuk pertumbuhan butir.

Gambar 3. Grafik hubungan antara luas permukaan butiran U3O8 vs waktu perendaman gel dalam TCE

Berdasarkan grafik hubungan antara luas permukaan vs waktu perendaman gel dalam trikloroetilen pada gambar 3, mula-mula luas permukaan tinggi pada waktu perendaman gel selama 15 menit, kemudian turun perlahan –lahan sampai perendaman selama 120 menit lalu naik

lagi setelah 150 menit. Pada penelitian ini dipilih waktu perendaman terbaik adalah 120 menit karena butiran U3O8 yang dihasilkan tidak pecah

setelah proses kalsinasi, mempunyai kerapatan tertinggi, luas muka, volume pori total maupun jari-jari pori rerata rendah.

11.139856 15.983285 10.247909 10.258867 7.737647 11.525295 6 8 10 12 14 16 18 0 30 60 90 120 150 180 lu as p er m u kaan ( m 2/g )

(7)

Gambar A. Gel UO3

Gambar B. Kernel U3O8

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan, kernel setelah dikalsinasi yang terbaik adalah pada variasi konsentrasi uranium 550g/L dengan kondisi kernel U3O8 sebagai berikut: luas muka yang terendah

yaitu 7,166 m2/g, volume total pori 5,730.10-3cc/g dan jari-jari rerata pori 15,993 Ao.Sedangkan pada variasi waktu perendaman kernel yang terbaik dihasilkan pada variasi waktu 120 menit dengan kondisi kernel U3O8 sebagai berikut luas muka

7,737 m2/g, volume total pori 5,807.10-3cc/g dan jari-jari rerata pori 15,011Ao.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada sdr Tacuk Bewantjoko yang telah banyak membantu dalam melakukan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. NICKEL, H. (1970). Development of Coated Fuel Particles. KFA Contribution Whithin the Frame of the German High Temperatur

Reactor Fuel Development Program. Julich: Kernforschungsanlage

2. WARDAYA; MASDUKI,B (1990). Pembuatan Kernel UO2 Melalui Proses Gel.

dalam Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir: Yogyakarta PPNY-BATAN 3. MASDUKI,B DAN WARDAYA (1994).

Pabrikasi Elemen Bakar Reaktor Suhu Tinggi (RST), Pemilihan Proses Sol gel dan Penelitian Pembuatan Kernel. Seminar Teknologi dan Aplikasi Reaktor Temperatur Tinggi Jakarta 31-1-1994: Jakarta PPkTN BATAN

4. HIDAYATI, BANGUNWASITO, NUR WIJAYADI, ENDANG NAWANGSIH, ARI HANDAYANI (2001). Pengaruh Kondisi Pencampuran Urea + Uranium Pada Pembuatan Gel UO3. dalam Prosiding

Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 7-8 Agustus 2001: Yogyakarta P3TM-BATAN

5. HAAS,P. A.; BEGOVICH,J. M.; RYON, D. dan VAVRUSKA, J.S. (1979). Consolidated Fuel Recycle Program – Refabrication. Chemical Flowsheet Condition for Prepairing Urania Spheres by Gelation. Tennessee: ORNL

TANYA JAWAB Suliyanto

 Apakah ada pengaruh lain selain konsentrasi U dan waktu terhadap luas muka, jari-jari dan volume botol pori yang diinginkan, jelaskan!

Sri Rinanti

 Ada, pengaruh lain selain konsentrasi U dan waktu perendeman adalah perbandingan mol NO3-/U, waktu perendaman dalam NH4OH

(ageing). Mujari

 Apakah pertimbangannya dipilih bahan TCE untuk perendaman dan bahan-bahan lain apa yang biasa mempengaruhi waktu perendeman?

Sri Rinanti

 TCE dalam penelitian ini adalah sebagai medium poses gelasi, jadi maksud perendeman dalam TCE untuk menyempurnakan proses gelasi. Pertimbangannya dipilih TCE karena densitas dari TCE mendekati densitas larutan sol sehingga waktu tinggal tetesan sol dalam kolom gelasi lebih lama maka proses gelasinya lebih sempurna.

(8)

A.Supriyanto

 Bagaimana pengaruh saat perendeman dalam TCE terhadap luas muka jika kurang dari 120 menit atau lebih dari 120 menit ?

Sri Rinanti

 Jika waktu perendeman kurang dari 120 menit pengaruhnya terhadap luas muka, jari-jari dan volume total pori hasilnya belum optimasi karena dari grafik (gbr.3) dalam makalah masih menunjukkan penurunan terhadap luas muka dll. Sedangkan lebih dari 120 menit perendeman dianggap tidak efisien, karena kami melakukannya hingga 150 menit dan itu tidak memberikan perubahan yang signifikan.

Sukidi

 Dengan melakukan variasi waktu perendeman, berapakah waktu perendeman hasil yang terbaik?

 Apakah yang terjadi jika konsentrasi U yang dibutuhkan kurang ?

Sri Rinanti

 Dengan variasi waktu perendeman, hasil yang terbaik yaitu 120 menit.

 Jika konsentrasi U yang dibutuhkan kurang maka gel yang dihasilkan tidak bulat, lonjong / pipih dan kernel yang dihasilkan keropos bahkan pecah pada proses pemanasan.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Proses Gelasi Internal dalam Medium Trikloroetilen Pelarut
Tabel 1. Data analisis luas permukaan spesifik, volume pori total, dan jari–jari rerata pori butiran U 3 O 8
Gambar 3. Grafik hubungan antara luas permukaan butiran U 3 O 8  vs  waktu perendaman gel dalam TCE  Berdasarkan grafik hubungan antara luas
Gambar A. Gel UO 3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan metode aktivasi keping, pengukuran fluks neutron ditentukan dari hasil pengukuran aktivitas keping yang telah diiradiasi selama waktu tertentu. Besarnya aktivitas keping

Hasil pengecekan / pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan modifikasi elemen pemanas blok pemanas bagian bawah (E3) dapat dilihat pada Tabel 4.. Tabel 4 menunjukkan

Pada Tabel 3 percobaan pengujian rangkaian Trip 2 disimulasikan seolah-olah telah terjadi kegagalan SIK atau sistem komputer tidak berfungsi yang diindikasikan

Pada waktu dilakukan pengecekan, ditemukan hasil analisa ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki dan dimodifikasi, diantaranya adalah; roller yang merupakan alat untuk

Namun dalam aplikasinya, screw feeder yang diharapkan untuk proses peleburan secara kontinyu debitnya 1 kg/jam dan screw feeder yang telah dibuat memenuhi debit

Grafik arus filamen tanpa pendingin pada Gambar 10 menunjukkan telah berfungsinya board catu daya, terbukti bahwa kenaikan arus telah dapat menurunkan kevakuman

Prinsip penentuan Si dengan metode spektrofotometri adalah larutan mengandung Si dalam suasana asam direaksikan dengan amonium heptamolibdat terbentuk senyawa

Reaktivitas lebih dan reaktivitas padam diperoleh dari posisi batang kendali saat reaktor kritis daya rendah bebas sumber neutron, sedang reaktivitas stuck rod diperoleh