BIODATA
Nama : ... L/P Kelas : ... Jurusan : ...
PETUNJUK PENGISIAN :
1. Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai persoalan sehari - hari. 2. Silahkan teman-teman untuk membaca dan memahami setiap pernyataan
tersebut.
3. Untuk menjawab pernyataan, teman-teman cukup memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia dengan cara memberi tanda silang (X) atau centang (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan teman-teman yang sebenarnya.
4. Semua jawaban dalam skala ini adalah benar bilamana sesuai dengan keadaan teman-teman yang sebenarnya. Identitas diri dan jawaban yang teman-teman berikan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
5. Usahakan semua pernyataan di jawab dan tidak ada nomor yang terlewati.
KETERANGAN :
SS = Sangat Sesuai S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Saya bersemangat mengikuti pelajaran matematika di sekolah.
2 Setiap diberikan tugas matematika oleh guru, saya mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
3 Konsentrasi saya mudah terpecah kepada hal lain ketika guru matematika sedang menjelaskan materi pelajaran matematika.
4 Saya cepat menyerah ketika mengerjakan soal ujian matematika yang sulit.
5 Saya berusaha sekuat tenaga agar memperoleh nilai matematika yang memuaskan pada saat ujian.
6 Saya suka belajar matematika sedikit demi sedikit dan rutin daripada sekaligus banyak tetapi jarang.
7 Saya mudah tergoda untuk untuk bermain game, handphone, internet atau bermain dengan teman, sehingga saya tidak jadi belajar terutama pelajaran matematika
8 Saya lebih suka melihat hasil pekerjaan teman daripada bersusah payah berpikir untuk menyelesaikan tugas matematika.
9 Jika besok ada ujian matematika, maka malam sebelumnya saya akan meluangkan waktu untuk belajar matematika.
10 Setiap ada soal matematika yang sulit, saya terus mengerjakan sampai berhasil meskipun memakan waktu lama.
11 Saya selalu belajar matematika dengan serius agar mendapatkan nilai ujian yang bagus.
12 Jika saya membolos, saya menjadi malas untuk mengejar materi pelajaran yang tertinggal.
13 Jika hasil jawaban ujian matematika saya salah, saya tidak berusaha mencari tahu jawaban yang benar. 14 Setiap mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan
tugas matematika, saya berpikir akan melihat jawaban milik teman saja.
15 Jika ada waktu luang, saya mengisinya dengan belajar matematika.
16 Sebelum target saya dalam menguasai dan memahami materi pelajaran matematika yang diberikan guru tercapai, saya tidak akan berhenti berusaha.
17 Saya selalu mengerjakan tugas matematika dengan serius, meskipun sarana dan fasilitas belajar di rumah tidak lengkap.
18 Saya selalu malas untuk mengikuti pelajaran matematika di sekolah.
No. Pernyataan SS S TS STS
19 Jika ada tugas matematika yang menurut saya sulit, saya memilih untuk mengabaikannya daripada membahas bersama teman - teman.
20 Saya membuat sendiri ringkasan materi pelajaran matematika untuk mempermudah saya dalam belajar. 21 Saya selalu mengerjakan tugas matematika dengan
serius, meskipun tidak dinilai oleh guru.
22 Saat guru sedang memberikan penjelasan pelajaran matematika, saya memperhatikan dengan sungguh - sungguh.
23 Saya sering lupa mengerjakan tugas matematika dari guru di rumah.
24 Saya merasa mengerjakan tugas matematika dengan bersungguh – sungguh hanya membuang waktu saja, karena saya tetap tidak bisa menjawabnya.
25 Meskipun matematika menjadi mata pelajaran yang masuk dalam UN, saya tetap merasa malas untuk mempelajarinya.
26 Saya sering mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) matematika sebelum guru memberikan perintah. 27 Saya berusaha untuk tetap berkonsentrasi ketika
mengerjakan materi pelajaran matematika yang menggunakan rumus - rumus.
28 Meskipun tidak ada ulangan matematika saya tetap belajar matematika agar kelak mendapatkan nilai yang bagus.
29 Saya baru belajar matematika, jika ada teman yang mengajak belajar.
30 Saya malas mengerjakan tugas matematika karena tidak saya sukai.
31 Saya tidak pernah bertanya kepada guru tentang materi pelajaran matematika yang belum saya mengerti karena tidak terlalu penting.
32 Sesulit apapun materi pelajaran matematika yang diberikan, saya yakin akan bisa memahaminya.
33 Saya merasa lebih terpacu untuk belajar matematika ketika mendapatkan tugas yang sulit dari guru.
34 Meskipun guru yang mengajar matematika kurang menarik ketika menjelaskan pelajaran, saya tetap berusaha memperhatikan pelajaran yang diberikan. 35 Mengandalkan teman itu lebih baik daripada berpikir
sendiri yang hanya membuat pusing.
36 Soal ujian matematika yang sulit membuat saya malas untuk menyelesaikannya.
37 Saya malas memperhatikan pelajaran matematika ketika sudah jam pelajaran siang hari.
MODUL
PENGARUH PELATIHAN MOTIVASI BERPRESTASI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Disusun Oleh :
Nurul Jariah, S. Psi
Dosen Pembimbing :
Dr. H. Fuad Nashori, S. Psi., M. Si., Psikolog
R. Sumedi. P. Nugraha, Drs, MA, Ph. D., Psikolog
PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
MODUL
PELATIHAN MOTIVASI BERPRESTASI/ACHIEVMENT MOTIVATION TRAINING (AMT)
Pelatihan Motivasi Berprestasi adalah suatu program pelatihan yang akan memberikan pengetahuan dalam meningkatkan motivasi berprestasi melalui langkah-langkah untuk membantu siswa dalam merencanakan dan menyusun pembelajaran serta cara merespon kesulitan dalam tugas. Pelatihan AMT diberikan kepada siswa kelas X jurusan AK SMK N 1 “X”. Materi dan desain pelatihan yang digunakan dalam penelitian ini disusun menggunakan prinsip motivasi berprestasi (Mc Clelland, 1987).
Tujuan :
Tujuan dari pelatihan Motivasi Berprestasi bagi siswa dengan experiental learning, agar siswa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga motivasi belajar siswa meningkat.
Manfaat :
Siswa memiliki gambaran dirinya melalui orang sukses yang menjadi idolanya sehingga membangkitkan motivasi agar mencontoh perilaku orang sukses
Siswa memiliki kemampuan dalam mengubah hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
Siswa mampu membuat tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuannya tercapai
Siswa memiliki komitmen untuk mencapai tujuan yang sudah dibuat
Bentuk Kegiatan :
Materi
Sharing dan diskusi Evaluasi
Games
Sesi Pelatihan :
Pelatihan ini terdiri dari 6 sesi yaitu pembukaan, my idola, potensi diri, goal setting dan SMART (spesific, measurable, action, realistic, time-based), sharing pengalaman, dan penutup. Modul pelatihan ini menggunakan modifikasi aspek-aspek motivasi berprestasi dari Mc Clelland (1987) dan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi subjek pelatihan.
Pelaksanaan penelitian ini akan dibantu oleh seorang tenaga psikolog yang akan bertindak sebagai trainer (pelatih) dan observer. Pemberian pelatihan ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama (sesi 1, 2, 3)
berlangsung selama 3 jam dan pertemuan kedua (sesi 4, 5, 6) berlangsung 3,5 jam.
Peserta Pelatihan :
Siswa kelas X jurusan AK SMK N 1 “X”
Pemandu Pelatihan :
Dian Ayu Amalia S. Psi., M. Psi., Psikolog
Jumlah Peserta Pelatihan :
Peserta pelatihan berjumlah 12 orang (6 siswa untuk kelompok eksperimen dan 6 siswa untuk kelompok kontrol)
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelatihan :
Tanggal : 09-10 Juni 2016
Waktu : Pertemuan 1 (Pukul 13.00-16.00 WIB) Pertemuan 2 (Pukul 13.00-16.30 WIB) Tempat : SMK N 1 “X”
Evaluasi :
Evaluasi hasil dilaksanakan setelah selesai proses pelaksanaan pelatihan pada setiap sesinya, kemudian untuk menindaklanjutinya dilakukan follow-up. Hal tersebut dilakukan untuk menilai sejauhmana keberhasilan pelatihan yang telah dilakukan.
JADWAL KEGIATAN MOTVASI BERPRESTASI
SMK NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA 2016
Hari/Tanggal Sesi Waktu Kegiatan
09 Juni 2016
10 Juni 2016
I
13.00-14.00
- Pembukaan dan perkenalan - Registrasi peserta
- Pre-test
- Kontrak pelatihan - Tujuan pelatihan
- Lembar harapan peserta pelatihan 14.00-16.00 - My idola - Pemahaman Diri COFFEE BREAK III 13.00-14.30 - Goal Setting - SMART
- Permainan bola keranjang
ISHOMA IV 14.30-15.30
-
Sharing pengalaman - Penayangan video V 15.30-16.30 - Post-test - Evaluasi - PenutupanSesi 1
Pembukaan dan Perkenalan
Tujuan :
Peserta dan trainer dapat saling mengenal Peserta mendapatkan gambaran pelatihan
Peserta lebih kooperatif untuk mengikuti pelatihan Mencairkan suasana Strategi Pembelajaran : Games Ceramah Praktek Waktu : 45 Menit Materi : Pembukaan
Game Perkenalan diri Kontrak pelatihan
Lembar kesediaan mengikuti pelatihan Lembar harapan peserta pelatihan Indikator Pencapaian :
Peserta mendapatkan gambaran pelatihan yang akan diikuti Peserta dan trainer dapat terlibat aktif dalam proses pelatihan Peserta pelatihan mengetahui tujuan pelatihan dan materi pelatihan Perlengkapan :
Lembar absensi peserta pelatihan Jadwal kegiatan pelatihan
Lembar kontrak pelatihan Lembar kesediaan pelatihan Lembar harapan peserta pelatihan LCD proyektor
Microphone Uraian Prosedur :
Co Trainer mempersilahkan peserta memasuki ruangan dan mengisi absen yang telah disediakan sebagai tanda keikutsertaan dalam pelatihan Co Trainer membuka kegiatan dengan berdoa bersama. Co Trainer membuka acara kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan trainer.
Co Trainer kemudian menyerahkan jalannya acara kepada trainer ”Selamat pagi adik-adik semua, assalamu’alaikum warahmatuallahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya (nama trainer). Pagi ini kita berkumpul bersama-sama untuk belajar bersama-sama, saya belajar, dan adik-adik semua juga belajar. Sebelumnya mati kita berdoa agar kegiatan ini berjalan lancar hingga selesai”.
Trainer memperkenalkan seluruh tim pelatihan
Trainer meminta peserta untuk dapat menjaga kerahasiaan seluruh isi pelatihan dan tidak membahas di luar arena pelatihan
Trainer mengajak peserta berdiri dan membuat lingkaran, kemudian pelatih memberikan contoh permainannya. Trainer memperkenalkan diri dengan menyebut nama, asal, dan hobi. Setelah itu trainer menyebutkan nama orang yang berdiri disebelah kanannya dan menyebutkan hal atau benda yang disukai dari temannya tersebut sambil menyentuhnya, serta memberikan alasan mengapa menyukai hal atau benda tersebut. Kemudian tainer meminta peserta untuk melakukan hal yang sama
Trainer memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapat mengenai peraturan-peraturan apa saja yang dibutuhkan selama pelatihan berlangsung. Trainer juga mempunyai kontrak yang sekiranya dapat ditawarka kepada peserta dan akan disepakati bersama Trainer membagikan kertas dan meminta peserta menuliskan harapan
terhadap pelatihan ini dan juga hal-hal apa yang akan dilakukan dalam meraih harapan tersebut
Trainer meminta peserta menuliskan keterampilan yang harus dimiliki setelah lulus sekolah dan penunjang yang harus dimiliki agar dapat memaksimalkan keterampilan tersebut
Trainer memberikan umpan balik, bahwa belajar sangat diperlukan untuk menunjang keterampilan yang harus dimiliki untuk mendapatkan hasil yang optimal
Sesi 2 My Idola
Tujuan :
Peserta menjadi semangat untuk menjadi orang sukses seperti idolanya dengan melihat pada kesuksesan yang telah diraih dari idolanya tersebut Peserta memahami dan dapat mencontoh perilaku orang sukses agar
menjadi sukses dalam belajar Matematika Strategi Pembelajaran :
Ceramah
Praktek menulis cerita Refleksi
Waktu : 90 Menit Indikator Pencapaian :
Peserta mendapatkan gambaran tentang orang sukses
Peserta dapat menganalisis karakteristik dan perilaku yang membuat seseorang dapat sukses dan mengambil contoh perilaku tersebut untuk dijadikan acuan dalam belajar dan berprestasi di sekolah pada pelajaran Matematika
Peserta mengetahui pentingnya berprestasi dalam pelajaran khususnya Matematika berdasarkan dengan kemampuan yang dimilikinya
Perlengkapan : Lembar kerja Alat tulis Microphone Uraian Prosedur :
Trainer membagikan kertas dan meminta peserta menuliskan tokoh/guru/teman yang menjadi idola mereka
Kemudian peserta menuliskan sifat atau atribut tokoh tersebut yang membuat tokoh itu menjadi idola
Peserta diminta menuliskan juga kemampuan yang dimiliki tokoh tersebut sehingga menjadi idola
Selanjutnya peserta menuliskan tindakan yang harus dilakukan untuk mengikuti tokoh tersebut sehingga menjadi terkenal atau sukses, serta kemampuan yang harus dimiliki agar membuat tokoh tersebut menjadi sukses
Trainer meminta satu atau dua peserta untuk membacakan idolanya dan memberikan alasannya menyukai idola tersebut. Kemudian trainer
memberikan pertanyaan dari contoh perilaku yang ada pada idolanya apakah pernah mencontoh perilaku dalam belajar. Trainer mulai mengajak peserta untuk fokus pada salah satu pelajaran yaitu pelajaran Matematika
Selanjutnya trainer menjelaskan maksud dari penulisan idola yang dilakukan sebelumnya sebagai awal untuk membawa peserta dalam mengetahui gambaran diri akan kemampuannya sendiri baik kelebihan dan kelemahannya dalam belajar Matematika dan bisa beprestasi di sekolah
My Idola...
Karakteristik
Profil
Sesi 3 Potensi Diri
Tujuan :
Peserta mengembangkan sikap kritis terhadap diri sendiri
Peserta dapat mengenali potensi yang ada didalam diri agar dapat mengembangkan potensinya dalam pelajaran Matematika
Peserta dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi dalam proses pembelajaran Matematika
Peserta dapat merancang aksi untuk pengembangan diri yang dapat dilakukan dalam belajar Matematika
Strategi Pembelajaran :
Praktek menulis kelebihan dan kelemahan diri Diskusi
Refleksi Waktu : 90 Menit Alat dan Bahan :
Lembar kerja Tayangan materi Kertas HVS Mikrofon Indikator Pencapaian :
Peserta mendapatkan gambaran tentang kelebihan dan kelemahan diri dalam belajar Matematika
Peserta dapat menentukan strategi untuk mengembangkan potensi dan merubah kelemahan diri agar lebih baik dalam mempelajari Matematika Uraian Prosedur :
Peserta dibagikan lembar kerja dan diminta menuliskan kelebihan dan kelemahan dalam belajar Matematika. Selanjutnya peserta diminta untuk menukar lembar kerjanya dengan peserta lainnya untuk menuliskan penilaian pada dirinya dalam belajar Matematika.
Kemudian peserta diminta untuk menganalisis tentang dirinya dan dikaitkan dengan motivasi belajar dalam Matematika
Trainer meminta peserta menyimpulkan profil dirinya yang telah dibuat berdasarkan penilaian dari diri dan pesert lain dan apa yang harus dilakukan agar bisa menjadi orang sukses seperti tokoh yang dituliskan
Selanjutnya peserta diminta menuliskan apa yang harus dilakukan agar dapat sukses dalam belajar Matematika
Trainer menjelaskan maksud dari sesi ini M
MEENNGGEENNAALLIIPPOOTTEENNSSIIDDIIRRIIBBEELLAAJJAARRMMAATTEEMMAATTIIKKAA
Nama Saya :………Nama Panggilan :……… Arti Nama Saya : ………...
Tulislah keadaan yang paling menggambarkan dirimu mengenai Matematika
Menurut saya Matematika itu….
Ketika belajar Matematika saya bagus dalam hal
Ketika belajar Matematika saya kurang dalam hal
Materi Matematika yang saya kuasai Materi Matematika yang tidak saya kuasai
KESIMPULAN :
Lemba kerja
Tuliskan kata yang menurut Anda paling tepat untuk menggambarkan teman Anda (baik positif maupun negatif) dalam belajar pelajaran Matematika.
2.
3.
POSITIF
NEGATIF
Saya Ok dalam pelajaran Matematika karena
saya….
4.
D
DaaffttaarrKKaattaa
M
MeennggeennaalliiPPootteennssiiDDiirrii
Pilihlah kata-kata dibawah ini yang sesuai dengan Anda. Berusahalah jujur dalam mengisi karena lembar ini hanya untuk diri pribadi Anda yang akhirnya akan membantu untuk menemukan potensi Anda
Menurut saya Matematika itu….
Hitungan Rumus – rumus Bangun ruang Menantang Menyenangkan Mengasyikan Memberikan semangat Menggembirakan Mudah Membosankan Menyeramkan Sulit Jenuh Menyita waktu Memusingkan Guru yang baik Guru yang galak
Dan lain – lain
Ketika belajar atau mengerjakan tugas Matematika saya (Positif)
Ketika belajar atau mengerjakan tugas Matematika saya (Negatif)
Belajar menghafal rumus Belajar melalui soal
Menghitung dengan coret – coret di kertas (manual)
Menghitung dengan kalkulator Semangat
Selalu mengerjakan sendiri Bertanya pada guru atau teman ketika
mendapat kesulitan Segera mengerjakan
Memperhatikan Menyelesaikan tugas
Tidak mengerjakan Melihat pekerjaan teman
Malas Tidur Keluar kelas Mengobrol Menunda mengerjakan Membiarkan
Mengerjakan yang mudah saja Menghindar
Tidak pernah belajar Matematika
Materi Matematika yang saya kuasai Materi Matematika yang tidak saya kuasai
Operasi hitungan (penjumlahan, perkalian, pembagian, pengurangan)
Operasi hitung bilangan bulat
Operasi hitungan (penjumlahan, perkalian, pembagian, pengurangan)
Operasi hitung bilangan pecahan Skala
Soal cerita
Operasi hitungan bilangan berpangkat/akar Tabungan awal
Bunga pertahun Persentase bunga
Faktor aljabar
Persamaan linier satu variabel Himpunan
Persamaan garis, gradien, grafik Persamaan linier dua variabel
Bangun ruang Teorema Pythagoras Luas, Keliling bangun datar
Jenis – jenis sudut Konsep statistik Konsep peluang
Operasi hitung bilangan pecahan Skala
Soal cerita
Operasi hitungan bilangan berpangkat/akar
Tabungan awal Bunga pertahun Persentase bunga
Faktor aljabar
Persamaan linier satu variabel Himpunan
Persamaan garis, gradien, grafik Persamaan linier dua variabel
Bangun ruang Teorema Pythagoras Luas, Keliling bangun datar
Jenis – jenis sudut Konsep statistik Konsep peluang
Sesi 4 Goal Setting
Tujuan :
Peserta memahami penting tujuan dalam belajar Matematika
Peserta menyadari pentingnya penentuan target berdasarkan pengalaman masa lalu dan keputusan mengambil resiko dalam pembelajaran Matematika
Peserta mampu mengenali dan menerapkan target belajar berdasarkan konsep SMART dikaitkan dengan pelajaran Matematika
Peserta mampu mengenali dan menetapkan target belajar jangka pendek dan jangka panjang yang spesifik/spesific, terukur/measurable, dapat dicapai/attainable, sesuai/relevant, batasan waktu/time saat penyelesaian tugas-tugas khususnya Matematika
Strategi Pembelajaran : Games Ceramah Sharing Refleksi Waktu : 90 Menit
Materi : Materi goal setting, Lembar Kerja Perlengkapan :
Keranjang plastik sebanyak 3 buah Bola Plastik
Lembar kerja untuk setiap peserta Kertas flipchart
Indikator Pencapaian :
Peserta mampu untuk menentukan tujuan dan target dalam menyelesaikan tugas-tugas Matematika
Peserta memahami untuk melihat kemampuannya dalam mengerjakan berbagai macam tugas Matematika
Uraian Prosedur :
Trainer menyiapkan arena permainan sesuai ukuran yang telah ditentukan
“Anda diminta untuk melemparkan tuga buah bola ke dalam satu buah keranjang. Di depan keranjang ada garis yang bertuliskan angka 1-3. Anda bebas memilih dari jarak mana yang paling mungkin bagi anda untuk memasukkan bola ke dalam kerajang. Sebelum mulai, tuliskan jarak yang anda pilih dan target yang anda rasa mungkin dicapai dalam lembar yang akan dibagi. Anda juga perlu menuliskan alasan memilih jarak dan target serta persentase tingkat keyakinan anda. Ingat, setelah permainan dimulai anda tidak diperkenankan untuk pindah ke jarak lain selain yang anda tuliskan, baik lebih dekat maupun lebih jauh. Tetaplah dijarak tersebut dan berusahalah sebaik mungkin agar target anda tercapai”.
Peserta dibagikan lembar “Target individual” untuk menuliskan targetnya. Trainer meminta peserta untuk menuliskan nama dalam lembarnya. Permainan dibagi dalam 3 babak
1. Babak pertama (mencoba)
Peserta dijelaskan bahwa ia akan diminta untuk mencoba melempar bola sendiri, tanpa dilihat oleh trainer maupun peserta yang lain.
2. Babak kedua
a. Peserta dijelaskan bahwa ia akan diminta untuk melempar bola sambil dilihat peserta lain yang akan mendukung atau mengganggunya
b. Peserta diminta untuk menuliskan jarak, target bola yang akan masuk dirasa mungkin dicapai, alasan memilih jarak dan target serta presentase tingkat keyakinan
c. Setelah melakukan pelemparan, peserta memberitahu hasil pelemparan kepada fasilitator serta mencatat dalam lembar “Target Individual” disertai menuliskan perasaan atas hasil yang dicapai
d. Ketika semua peserta sudah menyelesaikan kegiatan pada babak kedua, trainer memberikan instruksi kepada peserta untuk kegiatan pada babak ketiga
3. Babak ketiga
a. Trainer memberi penjelasan kepada para peserta bahwa akan diadakan kompetensi dalam babak terakhir
b. Setiap anggota kelompok diminta untuk menuliskan jarak baru, target bola yang akan masuk yang dirasa mungkin dicapai, alasan memilih jarak dan target
c. Setelah melakukan lemparan, menghitung nilai yang dicapai pada masing-masing kelompok
d. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi menjadi pemenang, kemudian pemenang mempresentasikan strategi yang digunakan
Trainer memandu pembahasan dan umpan balik tentang permainan ini dengan panduan :
1. Mengapa peserta memilih jarak itu?
2. Apakah ada pengalaman masa lalu yang mempengaruhi saat peserta memilih jaraknya?
3. Apakah pertimbangan pemikiran saat memutuskan untuk mengambil jarak tersebut dan pola yang terjadi setelah?
4. Apakah pola pengambilan keputusan juga terjadi saat peserta menghadapi masalah di dunia nyata?
5. Apakah hasil yang diperoleh peserta murni hasil usahanya? Atau apakah nilai tersebut dipengaruhi oleh jenis bahan-bahan yang digunakan, kondisi ruangan, situasi saat melempar?
6. Apakah yang didapatkan peserta dari permainan ini?
7. Apakah peserta berusaha untuk menigkatkan hasil setiap kali babak baru dimulai?
8. Apakah pengalaman babak sebelumnya ikut mempengaruhi pilihan peserta dalam menentukan jarak dan target dibabak-babak sebelumnya?
Selanjutnya Trainer memberikan penjelasan tentang makna dari permainan bola keranjang yang sebelumnya telah dilakukan oleh para peserta. Trainer mengaitkan permainan tersebut dengan tugas mereka pada pelajaran Matematika bahwa agar bisa sukses dalam belajar Matematika dibutuhkan membuat tujuan dan target yang ingin dicapai yang dapat dilakukan dengan membuat sebuah perencanaan belajar Matematika sehingga apa yang menjadi target sebelumnya dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Trainer menjelaskan materi goal setting dan konsep SMART (spesific, measurable, action-related, realistic. time-based)
Kemudian trainer menjabarkan prinsip SMART secara spesifik dengan pembuatan rencana belajar jangka panjang dan jangka pendek dan memberikan contoh dalam membuat rencana belajar tersebut
Co trainer membagikan lembar kerja yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh trainer. Selanjutnya peserta diminta untuk mengisi lembar kerja “targetku”. Setelah menulis lembar target untuk pelajaran Matematika selanjutnya trainer meminta peserta untuk membuat perencanaan jangka panjang dan jangka pendek belajar Matematika disesuaikan dengan target yang ingin dicapai
Beberapa peserta akan diminta untuk membacakan lembar kerja yang sudah dibuat untuk melihat apakah peserta sudah paham dalam membuat rencana belajar dengan menggunakan konsep SMART
Trainer menyimpulkan materi pada sesi tersebut dan kembali mengingatkan pada para peserta bahwa rencana belajar yang telah dibuat dapat digunakan untuk membantu peserta dalam mengatur diri
belajar Matematika yang pada akhirnya peserta akan termotivasi dalam mencapai tujuan/target yang ingin dicapai.
MATERI GOAL SETTING
Asumsi dasar penelitian mengenai penentuan tujuan adalah bahwa tujuan (goal) merupakan pengatur secara langsung akan perilaku atau tindakan seseorang (Locke dkk, 1981). Konsep goal setting (penentuan tujuan) terdapat di dalam domain psikologi kognitif dan konsisten dengan tren penelitian akhir-akhir ini seperti modifikasi perilaku kognitif dan (Meichanbaum dalam Locke, 1981). Penelitian-penelitian yang ada di dalam teori penetapan tujuan ini berasal dari dua sumber yaitu pada wilayah akademik dan industri. Sumber akademik mengacu pada “waktu”, serta berhubungan dengan konsep perhatian, tugas, penentuan, dan tingkatan aspirasi. Penentuan tujuan juga merupakan komponen yang penting dalam teori belajar sosial dari Bandura (Locke dkk, 1981).
Menurut Locke, Saari, Shaw, & Latham (1981) goal diartikan sebagai objek atau tujuan dari suatu perilaku. Konsep ini hampir sama dengan konsep tujuan dan maksud. Konsep ini juga sering dimaknai dengan tujuan yang termasuk didalamnya adalah standar performansi (ukuran untuk evaluasi hasil performansi), kuota (jumlah minimum dari suatu produksi atau pekerjaan), norma pekerjaan (standar perilaku yang diterima yang didefinisikan oleh kelompok kerja), tugas (bagian pekerjaan yang harus dicapai), objektif (tujuan akhir dari perilaku atau rangkaian perilaku), deadline (batas waktu untuk menyelesaikan suatu tugas).
Locke (Sukadji, 2001), asumsi dasar penelitian mengenai penentuan tujuan adalah bahwa tujuan (goal) merupakan pengatur secara langsung akan perilaku atau tindakan seseorang. Meskipun demikian, tidak serta merta bahwa hubungan antara tujuan dan tindakan dapat diasumsikan secara langsung karena seseorang mungkin saja melakukan kesalahan, seperti kekurangan kemampuan untuk mencapai suatu tujuan, atau mempunyai konflik yang tidak disadari atau adanya premis-premis yang dapat menghalangi tujuan yang disadari. Selain itu Morisano dkk (2010) mengatakan bahwa asumsi dasar teori penentuan tujuan ini adalah sederhana, yaitu secara tegas penentuan tujuan dapat secara nyata meningkatkan performansi pada berbagai tugas yang diberikan.
Seseorang yang mempunyai tujuan yang jelas nampak lebih mampu untuk mengarahkan perhatian secara langsung, berusaha untuk melakukan aktivitas yang relevan dengan tujuan dan menjauhi usaha yang tidak relevan dengan pencapaian tugas, serta menampilkan kapasitas regulasi diri yang besar. Penetapan tujuan yang jelas juga akan menampakkan adanya peningkatan antusiasme, dan dengan adanya tujuan yang penting bagi seseorang akan
mengantarkannya pada produksi energi yang besar dari pada tujuan yang tidak terlalu penting (Morisano dkk, 2010).
Tujuan yang jelas juga akan meningkatkan ketekunan, membuat seseorang tidak rentan terhadap kecemasan, kekecewaan, dan frustrasi. Tujuan juga dapat membantu seseorang menggunakan strategi, cara berpikir serta persepsi yang lebih efisien (Locke, & Latham, 2002). Luneburg (2011), memprediksi bahwa kinerja yang paling efektif tampaknya terjadi ketika tujuan yang spesifik dan menantang, ketika digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan terkait dengan umpan balik pada hasil, serta menciptakan komitmen dan penerimaan.
Moran (Sukadji, 2001) mengajukan prinsip goal setting yang disebut SMART. Akronim ini sebenarnya berasal dari buah pikiran Bull, Albinson dan Shambrook. Penjabaran SMART adalah sebagai berikut :
4) S = Spesific (Spesifik)
Makin jelas dan spesifik sasaran belajar yang dibuat, maka akan lebih besar kemungkinan untuk mencapainya. Misalnya mengahafalkan kata kerja “saya ingin hafal kata kerja tak beraturan, dan setiap hari harus hafal 20 kata” akan lebih besar pengaruhnya terhadap motivasi dari pada “saya mungkin akan menghafalkan kata kerja bila memiliki waktu”.
5) M = Measurable (Terukur)
Terukur, apabila tidak mampu mengukur kemajuan terhadap sasaran, maka seseorang cenderung akan kehilangan minat dalam mencapai sasaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu menyimpan dokumen kemajuan. Misalnya bila sasaran belajar di atas, maka perlu memiliki dokumen mengenai peningkatan pelaksanaan. Apabila kemarin hanya hafal 20 kata, maka setelah tiga hari akan hafal 60 kata.
6) A = Action-related (Langkah-langkah)
Agar tidak dibingungkan oleh urutan langkah yang perlu dilakukan, perlu menentukan sejumlah langkah yang yang berurutan semakin dekat dengan pencapaian sasaran. Langkah-langkah tersebut harus berada dibawah kendali. Misalnya pagi hari setelah bangun tidur menghafal 10 kata, dan sore hari lima kata, kemudian menjelang tidur lima kata.
7) R = Realistic (Realistis)
Sasaran belajar harus realistik dan dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat diperoleh. Misalnya, mempertimbangkan kemampuan dalam menghafal, tidak menetapkan target terlalu sulit maupun terlalu mudah.
8) T = Time-based (Waktu)
Seringkali kita bekerja saat mendekati batas akhir penyampaian tugas tertentu. Tekanan waktu menimbulkan kepentingan yang membuat kita termotivasi, meskipun kepanikan seringkali ikut mengiringi penyelesaian
tugas demikian. Oleh karena itu, sebaiknya mengatur waktu dan menetapkan waktu dalam mencapai tujuan.
9) Commitment yaitu mengimplikasikan bahwa seseorang telah setuju untuk mengikatkan dirinya dengan tujuan yang ditetapkan. Komitmen penerimaan tujuan dan keterikatan tujuan merupakan hal yang hampir sama, meskipun secara konseptual dapat dibedakan. Tujuan tersebut bisa merupakan tujuan yang telah ditetapkan (assigned goal), atau ditetapkan secara partisipatif, atau tujuan yang ditetapkan oleh dirinya sendiri. Sedangkan penerimaan tujuan mengimplikasikan bahwa seseorang telah setuju untuk mengikatkan dirinya dengan tujuan yang ditetapkan atau diusulkan orang lain
10) Feedback/umpan balik, seseorang akan melakukan pekerjaan dengan lebih baik jika diberi umpan balik yang menunjukkan seberapa hasil atau kemajuan yang dicapai terhadap tujuan, karena umpan balik menolong untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian antara apa yang mereka kerjakan dan apa yang mereka akan capai (Locke, 1981)
Locke dan Latham (dalam Sukadji, 2001) mengemukakan empat alasan mengapa goal setting dapat meningkatkan motivasi belajar yaitu :
a. Goal mengarahkan perhatian seseorang terhadap tugas yang dihadapinya (goal untuk menyelesaikan tugas akan membuat individu untuk selalu mengarah perhatian kembali terhadap tugas tersebut)
b. Goal menggerakkan usaha (makin terasa sulit untuk mencapai goal, makan kecenderungan akan semakin besar usaha yang akan dilakukan)
c. Goal akan meningkatkan ketahanan kerja (bila seseorang memiliki goal yang jelas, maka kecenderungan akan lebih sedikit terganggu atau menyerah sebelum mencapainya)
d. Goal akan meningkatkan perkembangan strategi baru (bila strategi yang telah dilakukan tidak berhasil, seseorang cenderung akan mencoba strategi lainnya untuk mencapai goal tersebut)
Penetapan tujuan akhir mengacu pada SMART
S Spesifik (spesific/jelas) Tujuan harus betul-betul spesifik dalam menjelaskan apa yang diinginkan baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap apa yang harus dicapai
M Measurable (terukur) Tujuan harus terukur, jika tujuan tidak terukur atau tidak bisa diamati maka tujuan tidak bisa dimonitor atau dievaluasi dan karenanya tidak berguna. Itu juga menunjukkan bahwa tujuan yang dirumuskan, kurang spesifik
A Achievble (bisa dicapai) Harus tetap mengingat latar belakang, ketika menulis tujuan, harus bisa mencapai tujuan pelatihan yang tertulis
R Realistic (realistis) Tujuan harus berorientasi hasil, yang mengungkapkan hasil dari proses pembelajaran. Ketika
menulis tujuan,
pertimbangkan semua keterbatasan praktis seperti keterbatasan waktu
T Time bound (terencana atau ada target waktu)
Tujuan harus merumuskan hasil dari proses pembelajaran bagi peserta, dan bukannya pelatih. Suatu tujuan harus menyebutkan kapan suatu tujuan tercapai, pada akhir... peserta...
TARGET
Rencana Belajar Matematika (jangka panjang(1 bulan ke depan)
Rencana Belajar Matematika (jangka pendek( 7 hari ke depan)
Tujuan :
Peserta dapat saling memberikan motivasi kepada peserta lainnya melalui pengalaman hidup terutama pengalaman belajar Matematika yang menyenangkan dan kurang menyenangkan untuk dijadikan pembelajaran Strategi Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Sharing 3. De brief Waktu : 90 Menit Indikator Pencapaian :
Peserta mengetahui pengalaman sukses yang membuatnya berhasil dan pengalaman yang membuatnya gagal dalam pencampaian pembelajaran Matematika di sekolah
Peserta dapat mengambil pembelajaran dari pengalamannya tersebut Peserta dapat menganalisis dari pengalaman yang telah dialaminya
tersebut untuk lebih membangkitkan motivasinya dalam belajar Matematika yang bisa didapatkan dari support orang lain
Perlengkapan :
Penayangan video Lembar Kerja Uraian Prosedur :
Peserta dibagikan kertas kosong dan diminta untuk menuliskan pengalaman sukses yang pernah dialami dalam pelajaran Matematika. Peserta juga diminta untuk menuliskan pengalaman yang membuatnya gagal dalam pelajaran Matematika
Selanjutnya trainer membagikan para peserta dalam beberapa kelompok. Kemudian peserta diminta untuk membagikan lembar cerita tadi untuk dibaca oleh peserta lainnya secara bergantian
Setelah peserta menceritakan pengalamannya tersebut secara bergantian, trainer menanyakan perasaan yang dirasakan oleh peserta saat bercerita tadi. Apakah ada perbedaan yang dirasakan saat menceritakan pengalaman yang menyenangkan dan saat menceritakan pengalaman yang tidak menyenangkan
Sesi 5
Setelah itu trainer menayangkan video motivasi dan meminta para peserta memperhatikan dengan seksama video tersebut sampai selesai Kemudian trainer menanyakan makna apa yang dapat diambil dari
penayangan video tersebut pada para peserta
Selanjutnya trainer meminta peserta untuk mendiskusikan dengan mengaitkan dengan pengalaman yang mereka alami kemudian peserta menuliskan dibagikan lembar kerja umpan balik yang didapat dari sharig pengalaman dengan peserta yang menjadi teman ceritanya.
Kemudian trainer menjelaskan dalam mencapai tujuan yang diharapkan, dibutuhkan rasa optimis dan semangat dalam mencapai target yang dikaitikan dengan belajar Matematika. Maka untuk meningkatkan hal tersebut dibutuhkan dorongan dari dalam diri dan lingkungan yang dapat membantu dalam mempelajari pelajaran Matematika di sekolah untuk lebih berprestasi setidaknya mendapatkan nilai sesuai dengan harapan
UMPAN BALIK
Nama :Kelemahan dalam belajar Matematika
... ... ... ...
Langkah-langkah dalam mengatasi belajar Matematika
... ... ... ...
Umpan balik/penilaian yang pernah diberikan oleh orang lain, dari...
... ... ... ...
Harapan saya terhadap umpan balik dari orang lain
... ... ... ...
Sesi 6
Evaluasi pelatihan, Post test, dan Penutupan
Sub sesi I. Evaluasi pelatihan
Tujuan : Mendapatkan informasi mengenai proses pelatihan Waktu : 10 menit
Metode : Mengisi lembar evaluasi pelatihan Perlengkapan :
Alat tulis
Lembar evaluasi pelatihan Uraian Prosedur :
Fasilitator membagikan lembar evaluasi pelatihan kepada peserta Trainer menjelaskan cara pengisian lembar evaluasi pelatihan
Fasilitator mengumpulkan lembar evaluasi pelatihan setelah peserta selesai mengerjakan
Sub sesi II. Post test
Tujuan : Mengukur efektifitas pelatihan Waktu : 10 menit
Metode : Mengisi skala motivasi belajar Perlengkapan :
Alat tulis
Skala motivasi belajar Uraian Prosedur :
Fasilitator membagikan skala motivasi belajar Trainer menjelaskan cara pengisian skala
Fasilitator mengumpulkan skala setelah peserta selesai mengerjakan
Sub sesi III. Penutupan
Tujuan : Menutup kegiatan pelatihan Waktu : 10 menit
Metode :
Diskusi
Perlengkapan : Alat tulis Prosedur :
Trainer menjelaskan bahwa pelatihan telah selesai Trainer mengucapkan terima kasih kepada peserta
Trainer merangkum seluruh proses pelatihan dan memotivasi peserta untuk melanjutkan keterampilan goal setting yang telah diberikan
Fasilitator membagikan souvenir Trainer menutup pelatihan
LAMPIRAN HASIL SPSS
1. Uji Normalitas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
prates pascates tindaklanjut
N 6 6 6
Normal Parametersa Mean 91.0000 104.1667 100.3333 Std. Deviation 6.19677 4.21505 14.70601 Most Extreme Differences Absolute .231 .363 .333
Positive .231 .363 .333
Negative -.204 -.226 -.220 Kolmogorov-Smirnov Z .565 .889 .816
Asymp. Sig. (2-tailed) .907 .408 .518 a. Test distribution is Normal.
2. Uji Normalitas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
prates pascates tindaklanjut
N 6 6 6
Normal Parametersa Mean 93.3333 97.3333 100.5000 Std. Deviation 2.25093 3.01109 14.66629 Most Extreme Differences Absolute .274 .211 .428
Positive .226 .211 .428
Negative -.274 -.162 -.237 Kolmogorov-Smirnov Z .672 .516 1.048 Asymp. Sig. (2-tailed) .757 .953 .223
3. Uji Hipotesis
Tests of Within-Subjects Effects
Measure: MEASURE_1 Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Partial Eta Squared time Sphericity Assumed 567.389 2 283.694 4.832 .019 .326
Greenhouse-Geisser 567.389 1.133 500.593 4.832 .046 .326 Huynh-Feldt 567.389 1.308 433.644 4.832 .039 .326 Lower-bound 567.389 1.000 567.389 4.832 .053 .326 time * kelompo k Sphericity Assumed 137.722 2 68.861 1.173 .330 .105 Greenhouse-Geisser 137.722 1.133 121.509 1.173 .310 .105 Huynh-Feldt 137.722 1.308 105.258 1.173 .316 .105 Lower-bound 137.722 1.000 137.722 1.173 .304 .105 Error(tim e) Sphericity Assumed 1174.222 20 58.711 Greenhouse-Geisser 1174.222 11.334 103.599 Huynh-Feldt 1174.222 13.084 89.743 Lower-bound 1174.222 10.000 117.422
4. Uji Interaksi Eksperimen dan Kontrol
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
kelompok (I) time (J) time
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.b
95% Confidence Interval for Differenceb
Lower Bound Upper Bound eksperimen 1 2 -13.167* 1.627 .000 -16.792 -9.541 3 -9.333 5.083 .096 -20.659 1.992 2 1 13.167* 1.627 .000 9.541 16.792 3 3.833 5.498 .502 -8.417 16.084 3 1 9.333 5.083 .096 -1.992 20.659 2 -3.833 5.498 .502 -16.084 8.417 kontrol 1 2 -4.000* 1.627 .034 -7.625 -.375 3 -7.167 5.083 .189 -18.492 4.159 2 1 4.000* 1.627 .034 .375 7.625 3 -3.167 5.498 .577 -15.417 9.084 3 1 7.167 5.083 .189 -4.159 18.492 2 3.167 5.498 .577 -9.084 15.417 Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,050 level.
5. Uji Sumbangan Efektif Modul
Multivariate Tests
kelompok Value F Hypothesis df Error df Sig.
Partial Eta Squared eksperimen Pillai's trace .879 32.762a 2.000 9.000 .000 .879
Wilks' lambda .121 32.762a 2.000 9.000 .000 .879 Hotelling's trace 7.280 32.762a 2.000 9.000 .000 .879 Roy's largest root 7.280 32.762a 2.000 9.000 .000 .879 kontrol Pillai's trace .470 3.988a 2.000 9.000 .058 .470 Wilks' lambda .530 3.988a 2.000 9.000 .058 .470 Hotelling's trace .886 3.988a 2.000 9.000 .058 .470 Roy's largest root .886 3.988a 2.000 9.000 .058 .470 Each F tests the multivariate simple effects of time within each level combination of the other effects shown. These tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.