• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING

Tedi Rukmawan1, Her Gumiwang Ariswati2, I Dewa Gede Hari Wisanaf3 Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya

Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK

Tissue Processor terdiri dari beberapa tahap yaitu Dehidrasi, Clearing, Infiltrasi Paraffin. Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam jaringan kedalam alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi, karena alcohol tidak dapat berikatan dengan paraffin, maka dilakukan proses Clearing untuk menarik keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol jaringan direndam dengan masing masing tiga larutan xylol selama 1 jam.

Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode one group post test desain” karena langsung dilakukan perlakuan terhadap alat tanpa melakukan pengukuran keadaan awal terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan langsung diukur tanpa dibandingkan dengan kelompok control.

Berdasarkan hasil pengukuran timer, diperoleh kesalahan error pada timer 1 jam adalah larutan satu 1,16 %, larutan dua 1,18 %, larutan tiga 1,18 % dan pada timer 2 jam adalah larutan satu 1,15 %, larutan 1,13 % dan larutan tiga 1,12 %. Dari data hasil pengukuran dan analisis maka dapat disimpulkanbahwa alat dapat bekerja dengan baik.

Kata Kunci :tissue processor, timer

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Automatic Tissue Processor adalah alat untuk proses pengolahan jaringan pada kegiatan Histoteknik (proses untuk membuat sajian histologi) yang telah dipotong dan telah melalui tahap proses kimiawi yaitu Fiksasi (Fixation), Pemeriksaan Kotor (Gross Examination), dan kemudian dilakukan Pengolahan Jaringan (Tissue Processing). Tissue Processor atau Pengolahan jaringan bertujuan untuk mengolah jaringan agar proses mikrotom bisa dilakukan secara sempurna. Tissue Processor terdiri dari beberapa tahap yaitu Dehidrasi,

Clearing, Infiltrasi Paraffin. (histoteknik dasar, 2009). Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam jaringan kedalam alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi, karena alcohol tidak dapat berikatan dengan paraffin, maka dilakukan proses Clearing untuk menarik keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol. Tahapan terakhir yaitu Infiltrasi paraffin yang merupakan tahap pengisian rongga atau pori-pori jaringan dengan cairan paraffin. (Rica Vera BR Tarigan , 2012)

(2)

2 Pengolahan jaringan yang rumit

cukup merepotkan operator jika dilakukan secara manual, mengingat pada tahap pengolahan jaringan membutuhkan ketelitian dan monitoring waktu yang tepat. Pengolahan jaringan secara manual memiliki persentasi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan pengolahan jaringan secara otomatis. Pada proses manual, operator dituntut untuk benar-benar teliti dalam memonitoring waktu pengolahan jaringan. Ketidaktepatan waktu dapat menyebabkan hasil yang kurang maksimal atau jaringan masih mentah untuk diproses lebih lanjut .

Automatic tissue processor telah dibuat dengan tahap dehidrasi (Amalia Risa Rahma, 2000). Automatic tissue processor dibuat dengan tahap Infiltrasi Paraffin (I Wayan Hermawan, 2000). Tanpa tahap clearing proses pengolahan jaringan tidak bisa dilanjutkan ke tahap infiltrasi paraffin karena cairan alcohol yang digunakan pada tahap dehidrasi tidak dapat berikatan dengan paraffin.

Batasan Masalah

1. Tissue prosessor hanya untuk tahap pembeningan (clearing). 2. Menggunakan 3 tabung larutan. 3. Sumber tegangan berasal dari

jala jala PLN.

4. Menggunakan motor DC sebagai penggerak mekanik. 5. Menggunakan IC ATMEGA

8535.

6. Menggunakan timer counter up. 7. Waktu pemilihan clearing yaitu

1 dan 2 jam untuk masing - masing tabung.

8. Proses dari hasil clearing tidak bisa dilihat secara langsung karena bukan menggunakan sample dan larutan asli (simulasi).

9. jika terjadi gangguan matinya sumber tegangan maka timer tidak bisa melanjutkan.

Rumusan Masalah

Dapatkah dibuat “Automatic Tissue Prosessor Tahap Clearing dengan Menggunakan ATMEGA 8535 ?” Tujuan

Tujuan Umum

Dibuatnya automatic tissue prosessor tahap clearing dengan menggunakan ATMEGA 8535. Tujuan Khusus

1. Membuat rangkaian mikrokontroler dan menampilkan ke dalam LCD 2x16 berikut pemrograman untuk menjalankan system.

2. Membuat rangkaian timer otomatis. 3 Membuat rangkaian control motor

DC.

4. Membuat control mekanik dengan menggunakan motor DC.

5 Menfungsikan AVR sebagai pengolah data dan pengontrol alat secara keseluruhan.

6 Melakukan uji fungsi alat Manfaat

Manfaat Teoritis

Menambah wawasan di bidang Teknik Elektromedik khususnya alat laboratorium yaitu Automatic Tissue Processor.

Manfaat Praktis

Untuk memudahkan pengguna dalam melakukan proses Tissue Processor.

(3)

3 Telaah Pustaka

Automatic Tissue Processor

a) Fiksasi

Untuk mempertahankan struktur sel sehingga menjadi stabil secara fisik dan kimiawi dan mencegah terjadi dialysis atau pembengkakan pada rupture. b) Dehidrasi

Untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara mulai konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi.

c) Pembeningan (clearing)

Pembeningan adalah suatu tahap untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan dan menggantinya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan parafin. Jaringan tidak dapat langsung dimasukkan ke dalam parafin karena alkohol dan parafin tidak bisa saling melarutkan. Proses mengeluarkan alkohol dari jaringan ini sangat krusial karena bila di dalam jaringan masih tertinggal sedikit alkohol maka parafin tidak bisa masuk kedalam jaringan sehingga jaringan menjadi “ matang diluar, mentah di dalam” dan akan menyebabkan jaringan menjadi sulit untuk dipotong dengan mikrotom. Proses pembeningan dengan menggunakan XYLOL :

Botol 1. Xylol I 1 Jam Botol 2. Xylol II 1 Jam Botol 3. Xylol III 1 Jam d) Infiltrasi paraffin

Pembenaman (impregnasi) adalah proses untuk mengeluarkan cairan pembening (clearing agent) dari jaringan dan diganti dengan parafin. Pada tahap ini jaringan harus benar-benar bebas dari cairan pembening karena sisa cairan pembening dapat mengkristal dan sewaktu dipotong dengan mikrotom akan menyebabkan jaringan menjadi mudah robek.

Prinsip Kerja Alat

Keterangan:

Automatic Tissue Processor Yaitu yaitu alat yang secara otomatis melakukan gerakan melakukan proses persiapan jaringan dengan timer yang sudah di setting.

Kerangka Konsep

Diagram Mekanis Sistem

Desain modul Keterangan:

1) Kontrol pemilihan timer 1 dan 2 jam

2) Rangkaian mekanik sebagai penghasil gerakan otomatis.

(4)

4 Diagram Blok

Diagram Blok Sistem 1. MCU

MCU ( Microcontroller Unit ) merupakan otak yang mengatur system mekanik didalam alat. 2. Display

Display yaitu untuk menampilkan timer untuk perendaman jaringan. 3. Driver motor.

Driver motor untuk mengatur kerja motor.

4. Motor 1

Motor 1 berfungsi sebagai penggerak mekanik naik turun tabung jaringan. 5. Motor 2

Motor 2 berfungsi sebagai penggerak mekanik kanan kiri tabung jaringan. 6. Motor 3

Motor 3 berfungsi sebagai pemutar jaringan.

7. Switch berfungsi sebagai sensor untuk pemberhentian motor. 8. Start berfungsi sebagai tombol awal

(5)

5 Diagram Alir Proses/Program

Diagram Alir Proses

Tombol on di tekan maka proses inisialisasi di mulai, kemudian melakukan setting timer dengan pemilihan 1 jam atau 2 jam. Tombol start di tekan maka proses di mulai yaitu motor 1 bekerja turun sampai merubah switch sehingga motor 1 berhenti motor 3 bekerja dan timer berjalan, setelah timer habis maka motor 3 mati dan motor 1 kembali bekerja dan naik ke atas dan diberhentikan oleh switch dan motor 2 bekerja untuk memindah jaringan ke larutan yang lain, proses ini berlangsung 3 kali sesuai dengan jumlah larutannya. Dan proses selesai.

Tombol start di tekan Tidak Start Inisialisasi Setting timer Motor 2 bergerak Switch larutan 1 Switch larutan 2 Switch larutan 3 Motor 1 turun Switch Motor 1 berhenti Timer aktif Motor 3 berputar Timer habis Motor 1 naik Switch Motor 1 turun Switch Motor 1 berhenti Timer aktif Motor 3 berputar Timer habis Motor 1 naik Switch Motor 1 turun Switch Motor 1 berhenti Timer aktif Motor 3 berputar Timer habis Motor 1 naik Switch Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak End

(6)

6 Urutan Kegiatan

Dalam penelitian dan pembuatan modul ini penulis membuat beberapa urutan kegiatan diantaranya :

1) Mencari dan mempelajari teori

yang berkaitandengan

permasalahan yangdibahas.

2) Berkonsultasi kepada dosen - dosen yang bersangkutan mengenai permasalahan yang akan diangkat dalam Tugas Akhir.

3) Mengumpulkan refrensi mengenai segala faktor yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. 4) Membuat Blok diagram, diagram

alir serta desain mekanis untuk modul yang akan dibuat

5) Membuat dan menyusun proposal. 6) Ujian Proposal dan Revisi

7) Membuat, mengumpulkan dan mempelajari rangkaian- rangkaian yang dibutuhkan untuk pembuatan modul.

8) Membuat layoutan rangkaian ke papan PCB.

9) Menyiapkan bahan berupa komponen dan peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan modul.

10) Memasang komponen pada papan PCB dan trobel shoot.

11) Mempelajari dan membuat Program.

12) Memasang rangkaian pada box modul.

13) Melakukan uji fungsi alat.

14) Pengambilan data – data yang dibutuhkan dari modul serta menyusunnya menjadi sebuah KTI dengan refrensi yang diambil dari buku, internet serta KTI perpustakaan.

15) Ujian Kelayakan dan Ujian Seminar.

16) Ujian Sidang dan Pengumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Pengujian Dan Pembahasan

Teknik Pengujian dan Pengukuran Dalam penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental dengan jenis peneltian “one group post test desain” karena langsung dilakukan perlakuan terhadap alat tanpa melakukan pengukuran keadaan awal terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan langsung diukur tanpa dibandingkan dengan kelompok control.

Perlakuan diukur X --- 0

Teknik pengujian dan pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan modul dengan pembanding yaitu :

1. Menggunakan stopwatch untuk membandingkan timer

Hasil Pengukuran

Tabel Pengukuran Waktu Perpindahan Basket ke Larutan Perpindahan Waktu Start ke larutan 1 15 s Larutan 1 ke larutan 2 28 s Laurtan 2 ke larutan 3 28 s

(7)

7 Table pengukuran 1 jam (3600) Table pengukuran 2 jam (7200)

(8)

8 Analisis

Setelah dilakukan pengukuran maka akan dilakukan perhitungan data yang diperoleh sehingga dapat dianalisa menggunakan rumus, antara lain :

Perhitungan untuk setting waktu 1 jam (3600 s) Perhitungan larutan 1 : 

X

=∑  X =

6

21856

= 3642 s  Simpangan Error = Xn -

X

= 3600 – 3642 = -42  % Error % Error = Xn X Xn   x 100% = 3600 3642 3600  x 100% = -1,16 %  SD SD = 1 ) 6 ( ... ) 2 ( ) 1 ( 2 2 2           n X X X X X X = 1 6 2 ) 3642 3643 ( 2 ) 3642 3643 ( 2 ) 3642 3642 ( 2 ) 3642 3643 ( 2 ) 3642 3643 ( 2 ) 3642 3642 (             = 5 4 = 0,89  UA = √ = 0,89 √6 − 1 = 0,39 Perhitungan larutan 2 : 

X

=∑  X =

6

21857

= 3642,8 s  Simpangan Error = Xn -

X

= 3600 – 3642,8 = -42,8  % Error % Error = Xn X Xn   x 100% = 3600 8 , 3642 3600  x 100% = -1,18 %  SD SD = 1 ) 6 ( ... ) 2 ( ) 1 ( 2 2 2           n X X X X X X = 1 6 3642 3643 ( 2 ) 8 , 3642 3643 ( 2 ) 8 , 3642 3642 ( 2 ) 8 , 3642 3643 ( 2 ) 8 , 3642 3643 ( 2 ) 8 , 3642 3643 (             = 5 04 , 0 04 , 0 64 , 0 04 , 0 04 , 0 04 , 0      = 0,4

(9)

9  UA = √ = 0,4 √6 − 1 = 0,178 Perhitungan larutan 3 : 

X

=∑  X =

6

21856

= 3642,6 s  Simpangan Error = Xn -

X

= 3600 – 3642,6 = -42,6  % Error % Error = Xn X Xn   x 100% = 3600 6 , 3642 3600  x 100% = -1,18 %  SD SD = 1 ) 6 ( ... ) 2 ( ) 1 ( 2 2 2           n X X X X X X = 1 6 2 ) 6 , 3642 3643 ( 2 ) 6 , 3642 3643 ( 2 ) 6 , 3642 3642 ( 2 ) 6 , 3642 3642 ( 2 ) 6 , 3642 3643 ( 2 ) 6 , 3642 3643 (             = 5 16 , 0 16 , 0 36 , 0 36 , 0 16 , 0 16 , 0      = 0,52  UA = √ = 0,52 √6 − 1 = 0,23

5.3.1.2 Perhitungan untuk setting waktu 2 jam (7200 s) Perhitungan larutan 1 : 

X

=∑ X =

6

43692

= 7282 s  Simpangan Error = Xn -

X

= 7200 – 7282 = -82  % Error % Error = Xn X Xn   x 100% = 7200 7283 7200  x 100% = -1,15 %  SD SD = 1 ) 6 ( ... ) 2 ( ) 1 ( 2 2 2           n X X X X X X = 1 6 2 ) 7282 7283 ( 2 ) 7282 7283 ( 2 ) 72822 7280 ( 2 ) 7282 7283 ( 2 ) 7282 7283 ( 2 ) 7282 7280 (             = 5 1 1 4 1 1 4     =1,54  UA = √ = 1,54 √6 − 1 = 0,69

(10)

10 Perhitungan larutan 2 : 

X

=∑  X =

6

43692

= 7282 s  Simpangan Error = Xn -

X

= 7200 –7282 = -82  % Error % Error = Xn X Xn   x 100% = 7200 7282 7200  x 100% = -1,13 %  SD SD = 1 ) 6 ( ... ) 2 ( ) 1 ( 2 2 2           n X X X X X X = 1 6 2 ) 7282 7284 ( 2 ) 7282 7283 ( 2 ) 72822 7280 ( 2 ) 7282 7280 ( 2 ) 7282 7282 ( 2 ) 7282 7283 (             = 5 4 1 4 4 0 1     = 1,67  UA = √ = 1,67 √6 − 1 = 0,74 Perhitungan larutan 3 : 

X

=∑  X =

6

43688

= 7281,3 s  Simpangan Error = Xn -

X

= 7200 – 7281,3 = -81,3  % Error % Error = Xn X Xn   x 100% = 7200 3 , 7281 7200  x 100% = -1,12 %  SD SD = 1 ) 6 ( ... ) 2 ( ) 1 ( 2 2 2           n X X X X X X = 1 6 7281 7281 ( 2 ) 3 , 7281 7283 ( 2 ) 3 , 7281 7282 ( 2 ) 3 , 7281 7280 ( 2 ) 3 , 7281 7280 ( 2 ) 3 , 7281 7280 (             = 5 09 , 0 89 , 2 49 , 0 49 , 0 69 , 1 69 , 1      = 1,21  UA = √ = 1,21 √6 − 1 = 0,54

(11)

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

11 Pembahasan hardwareRangkaian

Keseluruhan

Rangkaian Keseluruhan

Penjelasan Rangkaian Minimum Sistem : Tombol/switch pada rangkaian minimum system ini berupa tombol setting timer pada PINB.3 untuk pemilihan 1 - 2 jam, dan tombol enter pada PINB.1 digunakan untuk menjalankan program yang telah dipilih, kemudian PINB.4 dan PINB.5 menggunakan limit swit yang berfungsi untuk pembatas motor pada saat naik atau turun dan mengirim logika ketika tertekan otomatis oleh gerakan motor sehingga mengirimkan input terhadap micro, dan tiga sensor opcopler berfungsi untuk memberhentikan motor saat perpindahan larutan ke larutan sehingga mengirimkan logika inputan ke micro melalui PINA.1 PINA.2 dan PINA.3.

LCD 2X16 berfungsi sebagai display untuk menampilkan pemilihan TIMER dan tampilan proses TIMER sedang berjalan.

Tombol reset digunakan untuk memberhentikan buzzer saat proses sudah selesai dan membuat alat menjadi kondisi awal lagi. Pin reset ATmega 8535 adalah active low resistor, ini berfungsi untuk pull up yang cara kerjanya secara default ic akan mengenal logika 1 / high jika mendapat triger (saklar ditekan) maka input akan terhubung langsung dengan ground dan mendapat logika nol. Kapasitor yang diparalelkan dengan tombol adalah untuk memberikan delay reset pada waktu rangkaian dinyalakan.

Konektor programmer yang terhubung dengan pin Mosi, Miso, SCK, Reset dan Ground berfungsi untuk

memasukkan dan menghapus program pada mikrokontroller.

:

Rangkaian diatas merupakan pengembangan rangkaian mosfeet Bridge,H-bridge adalah sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi untuk menggerakkan motor. Rangkaian ini diberi nama H-bridge karena bentuk rangkaiannya yang menyerupai huruf H.

Rangkaian ini terdiri dari dua buah MOSFET kanal P (IRF 540) dan dua buah MOSFET kanal N (IRF 9540). Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan mengatur mati-hidupnya ke empat MOSFET tersebut. Huruf M pada gambar adalah motor DC yang akan dikendalikan. Bagian atas rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub positif, sedangkan bagian bawah rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub negatif. Pada saat MOSFET A dan MOSFET D on sedangkan MOSFET B dan MOSFET C off, maka sisi kiri dari gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kanan motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan bergerak turun dan ketika sebaliknya Pada saat MOSFET B dan MOSFET C on sedangkan MOSFET A dan MOSFET D off, maka sisi kanan dari gambar motor akan terhubung dengan PB5 U3 MOC70T3 1 2 4 3 PC5 PB2 R7 220 PD2 R4 1k 1 3 2 PB8 VCC PD0 PD3 PB4 PA0 PB6 PB4 PD5 PA1 R8 220 PB3 VCC PA3 R1 RESISTOR PC3 VCC programer 2 3 4 5 6 PD6 PC2 PC0 PB1 PB0 PC4 PC1 PA3 PD4 U5 MOC70T3 1 2 4 3 R5 1K PA1 RESET U4 MOC70T3 1 2 4 3 R2 RESISTOR PB5 SW5 PA4 PD7 VCC PB1 PC7 PC6 R3 RESISTOR PA7 PB7 PB2 PB7 C7 10uF PD1 PA5 VCC VCC VCC VCC PB6 U1 atmega8535 4 14 15 16 26 27 29 38 40 28 39 6 1 2 3 18 19 20 21 22 23 24 25 5 7 8 9 10 11 12 13 37 36 35 34 33 32 31 30 17 PB3(OC0/AIN1) PD0(RXD) PD1(TXD) PD2(INT0) PC4 PC5 PC7(TOSC2) PA2(ADC2) PA0(ADC0) PC6(TOSC1) PA1(ADC1) PB5(MOSI) PB0(XCK/T0) PB1(T1) PB2(INT2/AIN0) PD4(OC1B) PD5(OC1A) PD6(ICP) PD7(OC2)PC0(SCL) PC1(SDA) PC2 PC3 PB4(SS) PB6(MISO) PB7(SCK) RESET VCC GND X-TALL2 X-TALL1 PA3(ADC3) PA4(ADC4) PA5(ADC5) PA6(ADC6) PA7(ADC7) AREF AGND AVCC PD3(INT1) PA2 PA6 RESET R6 220 PA2

(12)

12 kutub positif dari catu daya, sedangkan

sisi sebelah kiri motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan bergerak naik.

Penggunaan opcopler PC817 digunakan untuk pemisah tegangan antara blok motor dan blok micro, opcopler PC817 aktif ketika anoda mendapatkan logika satu yang sudah diatur dari output micro, kemudian fungsi resistor pada kaki collector yang di fungsikan untuk IRF 9540 adalah untuk mengambil ground pada saat optocopler pc817 satu rasi, fungsi pengmabilan ground dikarenakan irf 9540 aktif ketika kaki gate mendapatkan logika 0. Sedangkan fungsi resistor di emitor pada pc817 yang diteruskan ke irf540 adalah untuk pengambilan logika 1 ketika optocopler tersebut satu rasi, di karenakan irf tersebut aktif ketika gate mendapatkan logika 1. Penggunakan tegangan 12 vdc di collector difungsikan agar tegangan pada saat logika 1 lebih jelas atau lebih kuat.

Penggunaan diode diatas di fungsikan untuk mengamankan mosfeet ketika arus balik motor, pada saat sumber tegangan di matikan lilitan motor mengeluarkan tegangan singkat yang dihasilkan oleh induksi lilitan, maka dari itu tegangan singkat tersebut di teruskan oleh diode sehingga mosfeet lebih aman.

Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika 1 terus menerus untuk memicu anoda pada pc817.

Penjelasan rangkaian driver motor pemindah larutan :

Fungsi optocopler dan mosfeet irf 9540 adalah sebagai saklar, pada saat anoda dari pc817 mendapat logika 1 dari micro maka collector dan emitor satu rasi sehingga collector mendapatkan ground dikarenakan ada penghalang resistor yang kemudian ground itu digunakan untuk mengaktifkan gate dari mosfeet irf9540 sehingga source mengalirkan tegangan ke drain dan drain meneruskannya ke motor sehingga motor bergerak.

Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika 1 terus menerus dari PORTD.2 untuk memicu anoda pada pc817.

Pembahasan Software Listing Program

Subprogram timer dan LCD #include <mega8535.h> #include <lcd.h> #include <stdlib.h> #include <delay.h>

eeprom unsigned char te=0,di=1, ru=0; unsigned char mikrodetik, detik=0, menit=0, jam=0;

unsigned char temp[10];

D2 in4007 5V Q2 IRF9540N/TO ISO3 PC817 1 2 4 3 M1 MOTOR AC PORTD.2 R7 100K M 1-12V R6 220 M 1+

(13)

13 #asm

.equ __lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm

interrupt [TIM0_OVF] void timer0_ovf_isr(void) { TCNT0=0x9E; mikrodetik++; if (mikrodetik==10) { detik++; mikrodetik=0; } }

interrupt [TIM0_COMP] void timer0_comp_isr(void) { TCNT0=0x9E; mikrodetik++; if (mikrodetik==10) { detik++; mikrodetik=0; } } void satu() { if (detik==3) { detik=0; lcd_clear(); menit++; } if (menit==2) { menit=0; lcd_clear(); jam++; if (jam==1) { TCCR0=0x00; } } } void dua() { if (detik==3) { lcd_clear(); detik=0; menit++; } if (menit==2) { lcd_clear(); menit=0; jam++; if (jam==2) { lcd_clear(); TCCR0=0x00; } } } void tampil_lcd() {

itoa(jam,temp); //menampilkan JAM di LCD

lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(temp);

itoa(detik,temp); //menampilkan DETIK di LCD lcd_gotoxy(6,1); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(5,1); //menampilkan : lcd_putsf(":"); itoa(menit,temp); //menampilkan MENIT di LCD lcd_gotoxy(3,1); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(2,1); //menampilkan :

(14)

14 lcd_putsf(":"); lcd_gotoxy(2,0); lcd_putsf("jam"); itoa(te,temp); lcd_gotoxy(0,0); lcd_puts(temp); }

Subprogram pengaturan logika untuk driver motor menggunakan output PORTD

PORTD=0b00001111;

Kelemahan/Kekurangan Sistem 1. Pemilihan motor kurang tepat

sehingga gerak mekanik berisik. 2. Timer tidak bisa melanjutkan PENUTUP

KESIMPULAN

Secara menyeluruh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1 Mikrokontroler dengan ATmega 8535 dapat menampilkan ke dalam LCD 2x16 berikut pemrograman untuk menjalankan system alat. 2 Dapat dibuat rangkaian timer

otomatis.

3 Dibuat rangkaian control motor DC dengan mosfeet IRF9540 dan IRF540.

4 Melakukan uji fungsi alat

5 Berdasarkan hasil pengukuran timer, diperoleh kesalahan error pada timer 1 jam adalah larutan satu 1,16 %, larutan dua 1,18 %, larutan tiga 1,18 % dan pada timer 2 jam adalah larutan satu 1,15 %, larutan 1,13 % dan larutan tiga 1,12 %

SARAN

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut : 1. Desain yang tepat dan baik, serta

pemilihan motor juga harus diperhatikan agar pergerakan motor lebih bagus.

2. Dapat dibuat penyimpanan timer ketka mati listrik terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Aulia Jusuf, (2009). Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Cahyono, (2003). Laporan Praktikum Mikroteknik Pembuatan Preparat Permanen

Dunia Analis (2010). Teknik pembuatan sediaan pemeriksaan minggu 5

desember 2010.

http://n1nt1.blogspot.com

Elektronika dasar (2012). Prinsip kerja motor DC. Selasa 4 juli 2012 http://elektronika-dasar.web.id/ Koentjaraningrat, 2006.

Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

M. Ary Heryanto dan Wisnu Adi P. 2008. Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroller ATMega8535. Yogyakarta: CV. Andi Offset

(15)

15 Rica Vera Br. Tarigan, (2012). Laporan

Praktikum Tissue Processing (Pemprosesan Jaringan)

Sumanto, (1994) Mesin Arus Searah. Jogjakarta: Penerbit Andi Offset. Zuhal, (1988). Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia,

Gambar

Diagram Mekanis Sistem
Diagram Alir Proses
Tabel Pengukuran Waktu  Perpindahan Basket ke Larutan  Perpindahan   Waktu   Start ke larutan 1  15 s  Larutan 1 ke  larutan 2  28 s  Laurtan 2 ke  larutan 3  28 s

Referensi

Dokumen terkait