• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No. 06/01/14/Th.XI , 1 Februari 2010

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU

BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan

indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli

; Pada bulan Desember 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 101,80 atau naik 0,41 persen dibanding NTP November 2009 yang mencapai 101,38. Hal ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,30 persen sementara itu kenaikan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,12 persen. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 105,66, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 113,27, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 97,39, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 103,94 dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 93,05.

; Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya kenaikan NTP yaitu indeks harga yang diterima petani (It) terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang disebabkan naiknya harga karet dan kelapa sawit dengan andil masing-masing sebesar 0,69 persen dan 0,15 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar mendorong terjadinya penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) terjadi pada subsektor perikanan antara lain disebabkan turunnya harga komoditi cabe merah, ikan tenggiri dan sandal kulit dengan andil masing-masing sebesar 0,22 persen, 0,12 persen dan 0,03 persen. ; Pada bulan Desember 2009, terjadi deflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau sebesar 0,19 persen.

Deflasi pedesaan terjadi karena indeks harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan turun masing-masing sebesar 0,60 persen dan 0,49 persen.

; Laju deflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Desember 2009 sebesar 0,19 persen, sementara itu inflasi ”year-on-year” (Desember 2009 terhadap Desember 2008) adalah sebesar 2,62 persen, dan inflasi kumulatif (Desember 2009 terhadap Desember 2008) sebesar 2,62 persen.

(2)

2 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XI, 4 Januari 2010

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP di bulan Desember 2009 tercatat sebesar 101.80 atau naik sebesar 0,41 persen dibanding dengan NTP November 2009 yang mencapai 101,38. Hal ini disebabkan harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga tani mengalami kenaikan, sementara itu terjadi penurunan harga barang/jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga tani. seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Desember 2009

(2007=100)

Rincian

Indeks Gabungan Riau

Nov'08 Des’08 Nov'09 Des'09 Des’09 thd Des’08 Des'09 thd Nov'09 [1] [2] [3] [4] [5] [7] [8]

Indeks Harga Yang Diterima Petani 107.63 109.15 119.48 119.84 9.79 0.30

Indeks Harga Yang Dibayar Petani 114.41 114.75 117.86 117.72 2.59 -0.12

Konsumsi Rumah Tangga 112.01 112.26 115.42 115.20 2.62 -0.19

Bahan Makanan 114.61 115.25 119.25 118.54 2.85 -0.60

Makanan Jadi 105.42 105.86 111.99 112.62 6.39 0.56

Perumahan 113.41 112.72 108.72 108.19 -4.02 -0.49

Sandang 114.44 114.97 122.02 122.42 6.48 0.33

Kesehatan 108.92 109.36 115.77 115.90 5.98 0.11

Pendidikan, Rekreasi &

Olahraga 104.94 104.99 108.22 108.45 3.30 0.21

Transportasi dan Komunikasi 115.10 113.58 109.22 109.37 -3.71 0.14

BPPBM 121.85 122.21 125.05 125.23 2.47 0.14

Bibit 137.39 137.62 139.56 139.55 1.40 -0.01

Obat-obatan & Pupuk 115.16 116.28 117.66 118.14 1.60 0.41

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 110.89 111.11 111.91 111.91 0.72 0.00

Transportasi 128.54 126.03 123.67 123.68 -1.86 0.01

Penambahan Barang Modal 113.18 113.18 117.82 117.94 4.21 0.10

Upah Buruh Tani 123.24 124.03 131.09 131.09 5.69 0.00

Nilai Tukar Petani 94.08 95.12 101.38 101.80 7.02 0.41

NTP Desember 2009 terhadap NTP Desember 2008 (year-on-year) naik sebesar 7,02 persen. Naiknya nilai NTP secara year on year tersebut disebabkan naiknya indeks harga barang yang diterima oleh rumah tangga tani sebesar 9,79 persen, sementara itu kenaikan harga barang dan jasa yang dibayar oleh rumah tangga tani selama setahun (year on year) hanya sebesar 2,59 persen.

(3)

Grafik 1

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Desember 2008 – Desember 2009 (2007 = 100) 101.80 101.38 99.70 99.56 99.75 99.00 99.23 99.25 99.42 97.92 96.21 95.50 95.12 90 95 100 105 110 Des '08 Jan' 09 Peb '09 Mrt '09 Apr '09 Mei '09 Juni '09 Juli' 09 Agu st'0 9 Sep t'09 Okt '09 Nov '09 Des '09

Jika NTP Desember 2009 dibandingkan dengan November 2009, maka terdapat 3 (tiga) dari 5 (lima) subsektor NTP mengalami peningkatan, yaitu subsektor tanaman pangan naik 0,59 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,92 persen dan subsektor peternakan 0,69 persen. Sedangkan subsektor hortikultura dan subsektor perikanan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,42 persen.

(4)

4 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XI, 4 Januari 2010

Tabel 2.

NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU

Desember 2009 (2007 = 100)

Subsektor Bulan Perub. %

November Desember

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 122.01 122.51 0.41

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.15 115.95 -0.17

c Nilai Tukar Petani (NTPP) 105.04 105.66 0.59

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 131.79 131.47 -0.24

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.27 116.07 -0.17

c Nilai Tukar Petani (NTPH) 113.35 113.27 -0.07

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.63 115.58 0.83

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.79 118.68 -0.09

c Nilai Tukar Petani (NTPPR) 96.50 97.39 0.92

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 127.74 128.51 0.60

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.75 123.64 -0.09

c Nilai Tukar Petani (NTPPT) 103.23 103.94 0.69

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 108.36 107.85 -0.47

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 115.97 115.91 -0.05

c Nilai Tukar Petani (NTPN) 93.44 93.05 -0.42

R i a u

a Indeks Harga yang Diterima (It) 119.48 119.84 0.30

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 117.86 117.72 -0.12

c Nilai Tukar Petani (NTP) 101.38 101.80 0.41

2. Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Indeks harga yang diterima petani (It) mencakup 5 (lima) indeks subsektor. Pada Desember 2009, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen dibandingkan dengan It November 2009, yaitu dari 119,48 pada bulan November 2009 menjadi 119,84 pada bulan Desember 2009. Kenaikan It terjadi pada subsektor tanaman pangan naik 0,41 persen, tanaman

(5)

perkebunan rakyat naik 0,83 persen dan subektor peternakan naik 0,60 persen. Sedangkan penurunan It terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 0,24 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,47 persen.

Kenaikan It, terutama diakibatkan kenaikan yang cukup tinggi pada indeks harga kelompok palawija sebesar 2,77 persen, kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,83 persen dan kelompok Unggas sebesar 2,20 persen. Sedangkan Penurunan It, diakibatkan penurunan yang cukup tinggi pada kelompok sayur-sayuran sebesar 1,16 persen dan kelompok penangkapan sebesar 0,51 persen.

3. Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Desember 2009 indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau turun sebesar 0,12 persen dibanding indeks November 2009, yaitu dari 117,86 menjadi 117,72. Penurunan Ib terjadi pada 5 (lima) subsektor yaitu subsektor tanaman pangan turun 0,17 persen, hortikultura turun 0,17 persen, tanaman perkebunan rakyat turun 0,09 persen, peternakan turun sebesar 0,09 persen, dan perikanan turun sebesar 0,05 persen.

Penurunan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan dan hortilkultura yang disebabkan turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,21 persen dan sebesar 0,23 persen.

(6)

6 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XI, 4 Januari 2010 Tabel 3.

Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2009 (2007 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan Perub. %

November Desember

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 122.01 122.51 0.41

- Padi 120.82 120.82 0.00

- Palawija 129.21 132.79 2.77

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.15 115.95 -0.17

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116.63 116.38 -0.21

- Indeks BPPBM 113.90 113.89 -0.01

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 131.79 131.47 -0.24

- Sayur-sayuran 133.33 131.79 -1.16

- Buah-buahan 130.38 131.18 0.61

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.27 116.07 -0.17

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115.37 115.11 -0.23

- Indeks BPPBM 120.07 120.07 0.00

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.63 115.58 0.83

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 114.63 115.58 0.83

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.79 118.68 -0.09

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114.81 114.55 -0.23

- Indeks BPPBM 135.17 135.73 0.41

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 127.74 128.51 0.60

- Ternak Besar 126.01 126.01 0.00

- Ternak Kecil 167.78 167.78 0.00

- Unggas 115.84 118.39 2.20

- Hasil Ternak 141.10 141.10 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 123.75 123.64 -0.09

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116.19 115.99 -0.17

- Indeks BPPBM 134.21 134.21 0.00

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 108.36 107.85 -0.47

- Penangkapan 108.88 108.32 -0.51

- Budi daya 103.80 103.80 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 115.97 115.91 -0.05

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 114.57 114.48 -0.08

- Indeks BPPBM 119.09 119.09 0.00

(7)

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

Pada Desember 2009 NTPP mengalami peningkatan sebesar 0,59 persen dibandingkan dengan NTPP bulan November 2009, yaitu dari 105,04 menjadi 105,66 persen. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan indeks harga yang diterima sebesar 0,41 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,17 persen.

Peningkatan indeks yang harga yang diterima petani tersebut disebabkan adanya peningkatan indeks palawija sebesar 2,77 persen yaitu pada komoditi ketela pohon, jagung pipilan, kacang tanah, dan ketela rambat dengan andil masing-masing sebesar 0,25 persen, 0,13 persen, 0,03 persen dan 0,01 persen. Sedangkan penurunan indeks yang dibayar petani disebabkan terjadinya penurunan indeks yang dikonsumsi oleh rumah tangga pada komoditi cabe merah, ikan tenggiri, sewa rumah dan minyak tanah masing-masing memberi andil sebesar 0,29 persen, 0,13 persen, 0,03 persen, dan 0,03 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Desember 2009, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami penurunan sebesar 0,07 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani turun masing-masing turun sebesar 0,24 persen dan 0,17 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks kelompok harga sayur-sayuran sebesar 1,16 persen, yaitu pada komoditi cabe merah, cabe rawit, dan terung panjang masing-masing dengan andil sebesar 0,67 persen, 0,23 persen dan 0,04 persen. Hal yang sama terjadi penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,23 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan indeks konsumsi rumah tangga tersebut adalah turunnya harga cabe merah, ikan tenggiri, sewa rumah dan minyak tanah sebesar 9,56 persen, 8,40 persen, 1,38 persen dan 1,07 persen.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Desember 2009 NTPR naik sebesar 0,92 persen, hal ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,83 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,09 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima disebabkan naiknya harga komoditi karet dan kelapa sawit dengan andil masing-masing sebesar 0,69 persen dan 0,15 persen. Sementara Penurunan indeks harga yang dibayar disebabkan indeks konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,23 persen .

(8)

8 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XI, 4 Januari 2010

d. Subsektor Peternakan (NTPPT)

Pada Desember 2009, NTPPT mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen, hal ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,60 persen sementara indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,09 persen.

Peningkatan yang terjadi pada indeks It ini disebabkan kenaikan indeks pada kelompok unggas sebesar 2,20 persen. Kenaikan yang terjadi pada kelompok unggas disebabkan terjadinya kenaikan harga pada komoditi ayam, dan kerbau, masing-masing memberi andil sebesar 0,61 persen, dan sebesar 0,25 persen.

Sedangkan penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan adanya penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,17 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTPN)

Pada Desember 2009, NTPN mengalami penurunan sebesar 0,42 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,47 persen, dan indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,05 persen.

Penurunan yang terjadi pada It ini disebabkan turunnya indeks penangkapan sebesar 0,51 persen, yang disebabkan oleh komoditi ikan bawal yang memberi andil sebesar 0,62 persen

Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan terjadinya penurunan indeks pada konsumsi rumah tangga sebesar 0,08 persen.

Tabel 4.

Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera Desember 2009 (2007 = 100)

No. Provinsi

NTP

November Desember Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] [5] 1 NAD Darussalam 101.81 101.88 0.07 2 Sumatera Utara 101.80 102.84 1.02 3 Sumatera Barat 105.03 105.60 0.54 4 Riau 101.38 101.80 0.41 5 Jambi 94.77 94.82 0.05 6 Sumatera Selatan 101.86 102.50 0.63 7 Bengkulu 104.93 104.98 0.05 8 Lampung 111.05 111.55 0.45 9 Bangka Belitung 95.09 94.96 -0.14 10 Kepulauan Riau 99.88 99.83 -0.05

(9)

5. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera

Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei harga produsen dan konsumen perdesaan hingga Desember 2009 mengalami kenaikan di 8 (delapan) provinsi, sedangkan di 2 (dua) provinsi lainnya terjadi penurunan. Kenaikan tertinggi pada Desember 2009 terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,02 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,14 persen.

6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Desember 2009, terjadi Deflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau sebesar 0,19 persen. Deflasi pedesaan terjadi karena indeks harga pada kelompok bahan makanan turun 0,60 persen, dan kelompok perumahan turun 0,49 persen.

Inflasi ”year-on-year” Desember 2009 yaitu indeks Desember 2009 terhadap Desember 2008 adalah sebesar 2,62 persen, dan inflasi kumulatif (Desember 2009 terhadap Desember 2008) juga sebesar 2,62 persen, seperti terlihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran

Desember 2009 (2007 = 100)

Kelompok Pengeluaran

Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Des'08 Des 08 Nov'09 Des'09 Des’09 thd Des‘08

Des’09 thd Nov‘09

[1] [2] [3] [4] [5] [7] [8] Konsumsi Rumah Tangga 112.26 112.26 115.42 115.20 2.62 -0.19 Bahan Makanan 115.25 115.25 119.25 118.54 2.85 -0.60 Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 105.86 105.86 111.99 112.62 6.39 0.56 Perumahan 112.72 112.72 108.72 108.19 -4.02 -0.49 Sandang 114.97 114.97 122.02 122.42 6.48 0.33 Kesehatan 109.36 109.36 115.77 115.90 5.98 0.11 Pendidikan, Rekreasi, & OR 104.99 104.99 108.22 108.45 3.30 0.21 Transportasi & Komunikasi 113.58 113.58 109.22 109.37 -3.71 0.14

Referensi

Dokumen terkait

Apakah anda mengamalkan ajaran dari Tuanku Keramat syekh

Atas permintaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS Republik Indonesia, Asian Development Bank (ADB) pada bulan Desember 2013 telah menyetujui

Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis learning cycle 7E dengan pendekatan saintifik diperoleh persentase

Masyarakat Desa Meduri memilih pekerjaan sebagai pencari bonggol jati selain ada tawaran mereka juga pengrajin bonggol jati memiliki tingkat pendidikan yang

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka didapat kesimpulan bahwa pada Kecamatan Depok yang di bagi menjadi 3 strata yaitu Desa Maguwoharjo sebagai strata 0, Desa

Data pelaksanaan tindakan kelas penerapan Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri

Hasil simulasi menunjukan kondisi terbaik diperoleh pada saat sistem mendapat injeksi daya reaktif saat kapasitor 15 MVAR dipasang pada bus Bagan Batu, sedangkan