• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Perencanaan Karir Melalui Media Film Dokumenter pada Anak Didik Persatuan Sepak Bola Anak Sinoman Salatiga (SFC) T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Perencanaan Karir Melalui Media Film Dokumenter pada Anak Didik Persatuan Sepak Bola Anak Sinoman Salatiga (SFC) T1 BAB II"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Perencanaan Karir

2.1.1 Teori Perencanaan Karir

(2)

11

(3)

12

kualifikasi tertentu yang dituntut dari seseorang (maha) siswa yang mengikuti program studi tertentu. Dengan demikian informasi pendidikan (educatian information) yang dibutuhkan bukan hanya mendeskripsikan isi dari suatu program studi, tetapi juga menggambarkan pola kualifikasi (human capacities) yang dituntut. (d) setiap individu mampu, derkeinginan dan berkecenderungan untuk mengenal diri sendiri serta memanfaatkan pemahaman diri itu dengan berfikir baik-baik, sehingga dia akan menggunakan keseluruhan kemampuannya semaksimal mungkin dan dengan demikian mengatur kehidupannya sendiri secara memuaskan.

Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan bahwa, tujuan dari perencanaan karir ini adalah supaya siswa menempatkan diri dalam program studi akademik dan lingkup non akademik, yang menunjang perkembangannya dan semakin merealisasikan rencana masa depannya, atau melibatkan diri dalam lingkup suatu jabatan yang diharapkan cocok baginya dan memberikan kepuasan kepadanya. Jika kegiatan layanan penempatan jauh lebih kompleks dan mencakup unsur-unsur (1) perencanaan masa depan, (2) pengambilan keputusan, (3) pemasukan kesalah satu jalur akademik maupun non akademik, program ekstrakulikuler, program persiapan jabatan, (4) pemantapan, (5) pengumpulan data.

(4)

13

sesuai dengan perluasan bimbingan karir mencakup semua aspek perkembangan jabatan. Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan bahwa penempatan adalah saling keterkaitan antara perencanaan jalur pendidikan (formal dan non formal), perkembangan pribadi, pilihan jabatan dan gaya hidup.

2.1.2 Jenis Perencanaan Karir

Menurut Winkel & Hastuti (2006) perencanaan yang matang menurut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka panjang (long range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka pendek (short rang goal). Secara idea, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediary yang semakin mendekatkan siswa kepada tujuan jangka panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin dicapai temasuk tujuan jangka panjang misalanya, nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin direalisasikan dalam hidup. Sertifikat, ijasah, dan kemampuan yang dipersiapkan untuk memegang suatu rencana pekerjaan dimasa depan, termasuk tujuan dalam jangka pendek.

(5)

14

jangka panjang. Kematangan perencanaan karir untuk jangka panjang juga tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari dalam keluarga.

Winkel & Hastuti (2006) menyatakan hasil dari perencanaan ialah suatu keputusan yang dipilih secara sadar, bisanya dari antara jumlah tingkat pertama, lain juga disekolah lanjut tingkat atas dan lain pula dijenjang perguruan tinggi dan pendidikan non formal. Namun kebanyakan pilihan itu menyangkut tujuan jangka pendek, yang merupakan tujuan penunjang dari tujuan jangka panjang. Setelah membuat keputusan siswa mendaftarkan diri untuk diterima dalam suatu program akademik, suatu pendidikan latihan prajabatan atau suatu program ekstrakulikuler. Siswa tersebut diterima atau tidak dalam program yang dipilih , bukan keputusan siswa tersebut melainkan keputusan dari instansi atau pejabat yang berwenang. Keputusan ini akan semakin dimdahkan bila instansi yakin bahwa pilihan siswa telah berfikir secara matang dan merupakan suatu hasil perencanaan, bukan sekedar langkah yang mengawang-awang atau hanya mancoba saja.

2.1.3 Panduan Operasional Pelaksanaan

(6)

15

didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 terdapat muatan peminatan yang merupakan bagian dari struktur kurikulum pada satuan pendidikan. Muatan peminatan meliputi peminatan akademik, kejuruan, dan muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat. Peminatan peserta didik/konseli merupakan suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh peserta didik/konseli yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada.

Dalam konteks tersebut bimbingan dan konseling membantu peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan

keputusan dirinya secara bertanggungjawab. Di samping itu, bimbingan dan konseling membantu peserta didik/konseli dalam memilih, meraih dan mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera lahir batin.

(7)

16

beserta staff; (2) pembelajaran yang mendidik yang diselenggarakan oleh guru mata pelajaran/bidang studi; dan (3) bimbingan dan konseling yang memandirikan yang diselenggarakan guru bimbingan dan konseling atau konselor. Ini berarti bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari program pendidikan di SMA.

Guru bimbingan dan konseling atau konselor bekerja dalam tim bersama guru mata pelajaran, ketua atau koordinator kelompok guru (normatif, adaptif, keahlian/produktif), kepala sekolah, dunia usaha dan industri, orangtua, dan masyarakat untuk menciptakaan kondisi belajar yang kondusif, yang akan membantu semua peserta didik/konseli mencapai perkembangan optimal dan berhasil dalam kehidupan masa depannya. Saat ini, peserta didik/konseli berhadapan dengan tantangan-tantangan yang unik dan bervariasi, yang berdampak terhadap perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir mereka. Untuk membantu peserta didik/konseli menjadi generasi yang siap menghadapi kondisi tersebut dibutuhkan dukungan berbagai pihak secara sinergis, termasuk di dalamnya guru bimbingan dan konseling atau konselor. Setiap peserta didik/konseli di SMA harus terpenuhi berbagai kebutuhannya, sejalan dengan perkembangan dan tantangan yang pesat dalam menjalani kehidupannya.

(8)

17

produktif, dan manusia yang hidup harmonis dalam keragaman. Pengembangan jatidiri tersebut dapat diupayakan dalam program bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan dan konseling pribadi, belajar, karir, dan sosial. Program bimbingan dan konseling memberikan layanan yang terintegrasi dengan program pengembangan semua aspek hidup peserta didik/konseli di sekolah. Bimbingan dan konseling di SMA diupayakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan aktivitas esensial dalam menghadapi rintangan dalam mencapai prestasi sesuai potensi masing-masing peserta didik/konseli. Oleh karena itu, panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan. 3 pemenuhan kebutuhan pribadi, sosial, belajar, dan karir merupakan kunci keberhasilan bagi keberhasilan hidup peserta didik/konseli selanjutnya. Kebutuhan kehidupan saat ini menghendaki adanya peranan layanan bimbingan dan konseling yang komprehensif pada satuan pendidikan SMA, mengingat kompleksitas dan keragaman program pendidikannya. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik/konseli SMA, kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling semakin mendesak.

(9)

18

SMA. Penyiapan panduan penyelengggaraan bimbingan dan konseling di SMA merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, sejak awal satuan pendidikan memiliki arah yang jelas yang akan diikuti oleh setiap penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di SMA.

Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan efektif mengintegrasikan tiga komponen sistem pendidikan yang meliputi komponen manajemen dan kepemimpinan, komponen pembelajaran yang mendidik, serta komponen bimbingan dan konseling yang memandirikan. Ketiga komponen tersebut memiliki wilayah garapan sendiri-sendiri yang saling melengkapi dalam upaya tercapainya tujuan pendidikan nasional. Kejelasan wilayah garapan antara guru mata pelajaran dengan guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 2.1.

Keunikan dan Keterkaitan Pelayanan Guru Mata Pelajaran dengan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor

NO DIMENSI Guru Mata Pelajaran Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor 2 Tujuan Umum Pencapaian tujuan

(10)

19

masalah-masalahnya. masalahnya. b. Hubungan

kerja Alih tangan (referal) Alih tangan (referal) 4 Target Intervensi

a. Individual Minim Utama

b. Kelompok Pilihan strategis Pilihan strategis

c. Klasikal Utama Minim

Sumber: Disain Induk Pengelenggaraan Bimbingan dan Konseling (2016).

2.1.4 Teori Perkembangan Karir Donald Super

(11)

20

sebagian terdapat pada diri individu sendiri dan sebagian terdapat dari lingkungan hidupnya, yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karir seseorang.

Perencanaan karir merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian serta kemampuan intelektualdan banyak faktor dari luar individu., seperti taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, variasi tuntutan dan lingkungan kebudayaan dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Akan tetapi, faktor yang paling terpenting adalah dariindividu sendiri. Unsur dasar dalam pandangan Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan (perencaan karir) dan jabatan yang akan dilakukan. Gambaran diri menumbuhkan dorongan internal yang mengarahkan seseorang kepada suatu bidang pekerjaan yang memungkinkan untuk mencapai kepuasan atau sukses. Dengan demikian, individu mewujudkan diri dalam gambaran suatu bidang pekerjaan yang paling memungkinkan untuk mengekprsikan dirinya sendiri, misal seseorang siswa memandang diringa sebagai orang yang berkemampuan tinggi dan rela mengorbankan dirinya, serta dibesarkan dalam keluarga yang telah mencetak beberapa dokter, akhirnya membentuk gambaran diri yang membenyangkan dirinya sendiri sebagai dokter yang ulung dan ulet.

(12)

21

perkembangan karir Donald Super dibagi menjadi lima tahap (Winkel & Sri Hastuti, 2006) yaiyu :

1) Pertumbuhan (Growth), yaitu dari saat lahir sampai umur kurang lebih 15 tahun, dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri.

2) Fase Eksplorasi (Exploration) dari umur 15 tahun sampai dengan umur 24 tahun, dimana seseorang memikirkan berbagai alternatif karir tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.

3) Fase pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai dengan 44 tahun, dimana seseorang berusaha untuk memantapkan diri melalui seluk beluk pengalaman yang telah diperoleh.

4) Fase pembinaan (Maintenance) dari umur 45 sampai 64 tahun, dimana seseorang sudah dewasa menyesuwaikan diri dalam bentuk penghayatan jabatannya.

5) Fase kemunduran (Decline) bila seseorang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.

(13)

22

Donald Super dalam (Winkel & Sri Hastuti, 2006) mengembangkan konsep kematangan vokasional (career, maturity, vocational maturity) yang menunjukkan pada keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas perkembangannnya. Indikasi yang relevan dalam kematangan vokasional adalah :

1) Kemampuan membuat rencana 2) Kerelaan memikul tanggung jawab

3) Serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang dipertimbangkan dalam membuat suatu perencanaan.

Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karir dan konseling karir yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pengangan bagi seorang tenaga pendiri bila meracangkan pendidikan karir dan bimbingan karir, yang membawa siswa kepemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja, selaras dengan tahap perkembangan karir tertentu. Dengan demikian program pendidikan karir di SD, SMP, dan SMA harus bertujuan secara berangsur-angsur mengangkat siswa kepemahaman diri dan pengolahan informasi yang lebih tinggi dan matang.

2.1.5 Aspek-aspek Perencanaan Karir

(14)

23

sendiri dan membuat pilihan-piliahan yang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu kanselor harus membantu siswa dalam memperoleh informasi yang relevan dan memberikan informasi kepada siswa baik melalui kegiatan bimbingan karir dalam bentuk kelompok maupun individual.

Donald Super (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) mengemukakan beberapa faktor yang diperlukan dalam membuat perancanaan karir siswa : a) Informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi data tentang : (1) kemampuan intelektual, (2) bakat khusus dibidang studi akademik, (3) minat-minat baik yang besifat luas maupun lebih khusus, (4) hasil belajar dari berbagai bidang studi inti, (5) sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relefansi terhadap suatu program studi akademik, suatu program latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani berbicara dan bbertindak, kooperatif, sopan dan dapat diandalakan, bijaksana, rajin, berpotensi, rapi tekun, toleran, tahan dalam situasi yang penuh ketegangan, terbuka, jujur, dan berwatak baik, (6) perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan mengatur arus pikiran sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan, kemampuan menguraikan secara lisan dan tertulis, kemampuan mengatur dirinya sendiri, memampuan memahami dan berbicara asing dan kemampuan menghadap orang lain, (7) nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan, (8) bekal berupa keterampilan khusus yang dimiliki dalam bidang administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik, serta koordinasi motorik, yang senuanya sangat relefan bagi program perencanaan karir yang diinginkan, (9) kesehatan fisik serta mental, (10) kematangan vokasional.

(15)

24

Konsep diri merupakan benang merah dalam menciptakan satu kesatuan yang terpadu dan seluruh proses perkembangan karir, termasuk perencanaan karir dan pengambilan keputusan. Penilaian siswa terhadap diri sendiri tentang kemampuan intelektual, bakat khusus dibidang studi akademik dan berbagai keterampilan khusus mempunyai relevansi terhadap perencanaan karir siswa, karena jika siswa telah menilai gambaran tentang dirinya sendiri maka siswa cenderung berperilaku sesuai dengan persepsinya.

c) Informasi tentang lingkunya hidup yang relevansi bagi perencanaan karir, khususnya informasi pendidikan (education information) dan informasi jabatan (vocational information), yang bersama-sama dikenal dengan informasi karir (career information). Pemberian informasi ini bertujuan agar siswa mempunyai pemehaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada didalam masyarakat, mengenai informasi-informasi jenis-jenis pendidikan kelanjutan studi dan mengenai prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat dimasa depan.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada teori trait-factor konseling oleh Donald Super (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) yang didalamnya terdapat aspek-aspek perencanaan karir yang semuanya mendukung didalam penelitian penulis.

2.1.6 Langkah-langkah Dalam Perencanaan Karir

Konselor dalam membantu siswa membuat perencanaan karir siswa tidaklah mudah, karena konselor harus mempertimbangkan beberapa aspek yang ada didalam diri siswa. Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan beberapa tantangan konselor dalam membantu perencanaan karir siswa yaitu :

1) Harus mempertimbangkan taraf vokasional siswa.

2) Harus menghindari bahaya yang terkandung dalam memberikan saran tentang pilihan yang dibuat, karena sebaiknya mungkin tidak dimengerti oleh siswa dan hanya mengikuti saran saja.

(16)

25

4) Harus dihindari memberikan kesan hanya terdapat satu karir yang cocok bagi konseli dan akan memuaskan baginaya. Maka dapat dianggap bijaksana jika seorang siswa membuat beberapa alternative dalam urutan prioritas : pilihan pertama, kedua dan seterusnya.

5) Harus dijaga apabila siswa membuat pilihan hanya atas dasar keinginan saja. Alternatif yang tersedia selain ditinjau dari sudut pandang yang diinginkan, juga harus ditinjau dari sudut pandang apakah dimungkinkan, dan dapat membaa hasil yang diharapkan seandainya dipilih.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada teori trait-factor konseling oleh Donald Super (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) yang didalamnya terdapat langkah-langkah perencanaan karir yang semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

2.2 Film Dokumenter

2.2.1 Pengertian Media BK

(17)

26

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah peralatan yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, kreatifitas dan bahasa anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri anak.

Arti media bagi konselor yang mempunyai tugas spesial yaitu memberikan layanan bimbingan dan konseling? Pengertian media dalam bimbingan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK, misalnya konselor ketika melaksanakan konseling individu memerlukan ruang konseling, media konseling yang bisa berupa media elektronik maupun non elektronik. Bimbingan dan konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada.

(18)

27

satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

2.2.2. Fungsi Media

Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan & minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar & bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran & penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik & terpercaya, memudahkan penafsiran data & memadatkan informasi.

Media pengajaran, menurut Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2011) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:

1. Memotivasi minat atau tindakan

Untuk memotivasi minat atau tindakan siswa, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak.

2. Menyajikan informasi

(19)

28 3. Memberi instruksi

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan & memahami kebutuhan perorangan siswa.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada teori AECT ( The Association for Educational Comunications and Technology, dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat fungsi tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

2.2.3. Manfaat Media

Sudjana dan Rival (dalam Azhar Arsyad, 2011) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

(20)

29

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada teori Sudjana dan Rival (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat manfaat tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

Encyclopedia of Education Research (dalam Azhar Arsyad, 2011) merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui gambar hidup.

6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

(21)

30

2.2.4. Peran Media Elektronik Dalam Bimbingan dan Konseling

Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong konselor perlu mengembangkan pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa. Layanan bimbingan dan konseling menjadi sangat penting karena langsung berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua/keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.

(22)

31 1. Konseling melalui telepon

2. Konseling berbantuan komputer 3. Konseling melalui internet

Pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru BK di sekolah memberikan pelayanan berkaitan pengembangan diri, sesuai minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan peserta didik dalam lingkup sekolah, mengingat adanya keberagaman individu (individual deferencies). Melihat kebutuhan diatas maka bimbingan dan konseling dalam melakukan proses pelayanannya menggunakan berbagai pelayanan dengan berbagai pertimbangan melihat dari sudut kebutuhan konseli. Mengikuti perkembangan zaman maka dalam melakukan pelayanan atau proses konseling bimbingan dan konseling pun menggunakan sistem teknologi informasi dalam melakukan proses konseling, agar mempermudah komunikasi.

Tujuan bimbingan dan konseling menggunakan teknologi informasi kedalam melakukan pelayanannya, yaitu;

1. Easy to use (mudah digunakan) 2. Easy to manage (mudah di atur) 3. Simple (tidak rumit)

(23)

32

2.2.5. Media Elektronik Dalam Bimbingan dan Konseling

Adapun bentuk-bentuk media elektronik yang dapat di jadikan media dalam bimbingan dan konseling, yaitu;

1) Surat magnetik (disket ke disket)

Meskipun pelayanan konseling dengan menggunakan fasilitas ini

sudah dianggap sebagai fasilitas komunikasi “ tradisional”, tetapi

fasilitas ini adalah awal mula terciptanya gagasan penggunaan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli dan konselor saling berkomunikasi dengan berkirim surat atau berkomunikasi melalui buku catatan yang bertujuan untuk membantu anak agar lebih dapat mengekspresikan diri melalui tulisan (bagian dari konseling biblio), meskipun fasilitas ini pada zamannya tidak begitu populer, namun sering dilakukan oleh beberapa guru pembimbing atau konselor.

2) Telepon

Kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling telepon. Di bawah ini dikemukakan etika dalam penggunaan teknologi telepon dalam layanan konseling. Adapun etika pelayanan konseling menggunakan telepon;

a. Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien

b. Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat

c. Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.

d. Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang siapapun yang menelepon

e. Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian

f. Memfokuskan pembicaraan guna menefektifkan penggunaan media komunikasi

g. Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya

3) Komputer

(24)

33

masalah yang ditawarkan. Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli dimungkin untuk tidak perlu bertemu dengan konselor. CAC ini juga dapat dilakukan secara blended, memperdalam materi-materi yang terdapat dalam program konseling, dan memilih tindakan selanjutnya. Kelebihannya:

1) Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap berbagai tanggug jawab managerial yang memakan waktu.

2) Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai kebutuhan khusus siswa

3) Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual tidak pernah lupa, tidak pernah bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.

4) Komuter dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. hal ini karena tersedianya animasi grafik warna dan musik dalam komputer sehingga dapat menambah realisme.

5) Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. 6) Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti

compact disc video tape dan lain-lain Kekurangannya:

1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) namun pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal

2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.

3) Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.

(25)

34 2.2.6. Presentasi Multimedia

Mayer (2009) mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar yang dimaksud dengan kata disini adalah materinya disajikan dengan verbal form atau bentuk verbal. Pada awalnya istilah multimedia itu bukan dari komputer melainkan dari teater. Pertunjukan yang menampilkan lebih dari satu medium disebut dengan pertunjukan multimedia. Namun dengan seiring berjalannya waktu, multimedia pun menggunakan komputer untuk mendapatkan output yang jauh lebih kaya. Manfaat multimedia pun beragam karena memang multimedia ini sangat bermanfaat. Multimedia merupakan kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, animasi dan video

Adapun kelebihan dan kekurangan pada presentasi multimedia ini menurut Mayer (2009), sebagai berikut :

Kelebihan :

1) Cukup menyampaikan materi satu kali saja. Hal ini karena dalam satu kali presentasi, peserta didik secara menyeluruh akan mudah memperhatikan.

2) Bahan materi yang disampaikan bisa digunakan lain waktu. Misal guru yang mempresentasikan materi bisa mengguakannya untuk di kelas lain.

(26)

35

4) Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Selain yang presentasi si peserta didik kepada teman-temannya sehinngga siswa aktif, juga dapat merangsang diskusi secara aktif antara penyaji dengan audience.

Kelemahan:

1) Sulit diterapkan untuk beberapa siswa. Tidak semua peserta didik mampu dan berani mempresentasikan di depan dengan baik. Selain itu, tidak semua peserta didik mampu berdiskusi setelah presentasi disampaikan.

2) Berpotensi membosankan bagi beberapa siswa. Bagi siswa yang kurang mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran ini, akan terasa sangat membosankan.

3) Membutuhkan persiapan lebih. Penyaji harus mempersiapkan secara lebih untuk menampilkan materi yang baik untuk di sampaikan.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada teori Mayer (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat presentasi multimedia tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

2.2.7. Rekaman video

(27)

36

mempengaruhi sikap. Dalam layanan bimbingan dan konseling, media rekaman video biasa digunakan untuk kegiatan psikodrama, sosiodrama, simulasi bimbingan pribadi-sosial, belajar dan karir.

2.2.8. Film

Menurut Marcel Danesi (2010) film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan menurut Himawan Pratista (2008) sebuah film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif dan setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya- lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu merupakan elemen-elemen pokok pembentuk suatu narasi. Setiap film bersifat menarik dan menghibur, serta membuat para audiens berpikir. Setiap hasil karya yang ada bersifat unik dan menarik sehingga ada banyak cara yang dapat digunakan dalam suatu film dokumenter untuk menyampaikan ide-ide tentang dunia nyata.

Manfaat atau kelebihan lain dari media video atau film dalam media proses pembelajaran menurut Himawan Pratista (2008), di antaranya adalah 1. Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan

2. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat 3. Mengembangkan imajinasi

(28)

37

5. Video memungkinkan siswa untuk mengamati peristiwa yang mungkin membahayakan ketika dilihat secara lamgsung. Misalnya gerhana matahari, letusan gunung merapii atau peperangan

Kelemahan dari media video atau film dalam media proses pembelajaran diantaranya adalah

1. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya untuk menampilkan gambar dari sebuah video di butuhkan alat pendukung lainnya

2. Memerlukan tenaga listrik

3. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya 4. Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif

melalui telepon/sms)

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada teori Marcel Danesi (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat aspek-aspek film tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

2.2.9 Media berbasis IT

Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan konseli tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam

bentuk “cybercounseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini

(29)

38

asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Cybercounseling adalah salah satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Adapun beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk cybercounseling yaitu:

Film dokumenter berbeda dengan film fiksi, Film yang berisi rekaman peristiwa ini tentu diambil dari kejadian yang benar-benar terjadi. Dan yang menarik, sudut pandang yang unik terhadap sebuah fakta peristiwa dan penyajiannya yang kreatif jadi hal yang menarik untuk mengindikasi kualitas para sineas dalam membesut karya dokumentrnya. Teks Non-Fiksi yang menggunakan footage–footage yang aktual, di mana termasuk di dalamnya perekaman langsung dari peristiwa yang akan disajikan dan materi-materi riset yang berhubungan dengan peristiwa itu, misalnya hasil wawancara, statistik, dlsb. Teks-teks seperti ini biasanya disuguhkan dari sudut pandang tertentu dan memusatkan perhatiannya pada sebuah isu-isu sosial tertentu yang sangat memungkinkan untuk dapat menarik perhatian penontonnya (Paul Wells)

(30)

39

setidaknya berpikir terhadap sebuah fakta yang ditampilkan juga menjadi tanda film

Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.

2.2.10 Langkah-langkah pembuatan film documenter

Dalam pembuatan film dokumenter ada langkah-langkah dan kiat bagaimana film dokumenter yang kita produksi akan disenangi oleh penonton dan tentunya tidak memakan biaya yang besar saat memproduksinya. Langkah yang harus kita tempuh dalam membuat film dokumenter menurut Moh.Surya (2006) sebagai berikut:

1. menentukan ide.

Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi jauh-jauh dan memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di sekeliling kita, di pinggir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa ini yang menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi. Jadi mulailah kita untuk bepfikir supaya peka terhadap kejadian yang terjadi.

2. menuliskan film statement.

Film statement yaitu penulisan ide yang sudah ke kertas, sebagai panduan kita dilapangan saat pengambilan Angel. Jadi pada langkah kedua ini kita harus menyelesaikan skenario film dan memperbanyak referensi sehingga film yang kita buat telah kita kuasai seluk-beluknya. 3. membuat treatment atau outline.

(31)

40 Ada beberapa fungsi script :

 script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan script kamu dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh crew produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif.

 script penting untuk kerja kameramen karena dengan membaca script kameramen akan menangkap mood peristiwa ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya kameramen.

 script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film.

 script juga menjadi guide bagi editor karena dengan script kita bisa memperlihatkan struktur flim kita yang kita buat. Kelima, dengan script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita butuhkan sebagai narasumber.

4. mencatat shooting.

Dalam langkah keempat ini ada dua yang harus kita catat yaitu shooting list dan shooting schedule. Shooting list yaitu catatan yang berisi perkiraan apa saja gambar yang dibutuhkan untuk flim yang kita buat. jadi saat merekam kita tidak akan membuang pita kaset dengan gambar yang tidak bermanfaat untuk film kita. Sedangkan shooting schedule adalah mencatat atau merencanakan terlebih dahulu jadwal shooting yang akan kita lakukan dalam pembuatan film.

5. editing script.

Langkah kelima ini sangat penting dalam pembuatan film. Biasa orang menyebutnya dengan pasca produksi dan ada juga yang bilang film ini terjadinya di meja editor. Dalam melakukan pengeditan kita harus menyiapkan tiga hal adalah menbuat transkip wawancara, membuat logging gambar, dan membuat editing script. Dalam membuat transkipsi wawancara kita harus menuliskan secara mendetail dan terperinci data wawancara kita dengan subjek dengan jelas.

(32)

41

2.2.11 Kelebihan dan kekurangan film documenter

Menurut Moh. Surya (2006), adapun kelebihan dan kekurangan film dokumenter sebagai berikut :

A) Kelebihan film dokumetnter

1. Dapat menggambarkan suatu proses.

2. Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus meihat penampiannya

3. Kalau film atau video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan

4. Dapat menggambarkan teori sain dan animasi

5. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan lain

6. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang 7. Guru dapat mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan

gambar tersebut jika diperlukan B) Kekurangan Film Dokumenter

1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien

2. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau fim diputar terlalu cepat

3. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan

4. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal

5. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain

6. Kurang mampu menampikan detail dari obyek yang disajikan secara sempurna

(33)

42 2.3Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2005) tarhadap siswa kelas III SMA Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007, menemukan bahwa peserta didik kelas III SMA Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007 termasuk dalam kategori efektif dengan persentase keberhasilan 81,99%. Ada Pengaruh yang signifikan antara metode Film Dokumenter terhadap perencanaan karir pada siswa kelas III SMA Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007 yang dibuktikan dengan hasil uji Z = -3,152 dan nilai sig = 0,001 sehingga hipotesis diterima.

Penelitian Listiana (2006) meneliti Tentang Keefektifan Metode Film Dokumenter dan perencanaan karir SMA Negeri 1 Kudus menemukan bahwa metode Film Dokumenter efektif untuk perencanaan karir peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai Z=4,264 > nilai sig = 0,002 dengan demikian hipotesa diterima.

(34)

Mann-43

Whitney U, dapat dilihat nilai statistik uji Z yaitu -3,376 dan nilai sig (2-tailed) adalah 0,001<0,05. Dengan demikian terdapat peningkatan secara signifikan perencanaan karir siswa dengan menggunakan metode Group Investigation sehingga hipotesis diterima.

2.4Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 =Terdapat peningkatan perencanaan karir siswa dengan menggunakan metode film dokumenter.

Gambar

Tabel 2.1. Keunikan dan Keterkaitan Pelayanan Guru Mata Pelajaran dengan
gambar dari sebuah video di butuhkan alat pendukung lainnya
gambar tersebut jika diperlukan Guru dapat mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan  Kekurangan Film Dokumenter

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan penelitian yang dibahas yaitu (1) apakah prestasi belajar matematika siswa materi segiempat kelas VII dengan model pembelajaran snowball throwing

Berusia minimal 17 tahun, disini peneliti membutuhkan jawaban kritis (terdapat pertanyaan mendetail dengan disertai pemberian skala atau skor) yang

Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe NHT pada siswa kelas

Metode penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan analisa data secara deskriptif. Penelitian ini ditulis untuk menganalisis dan mendeskripsikan

2.1.1 Definisi Keputusan Pembelian 2.1.2 Aspek-Aspek Keputusan Pembelian 2.1.3 Pengukuran Keputusan Pembelian 2.2 Produk. 2.2.1 Definisi Produk 2.2.2 Aspek-Aspek Produk 2.2.3

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan sebuah sistem CBR untuk diagnosis penyakit jantung dengan menggunakan metode pengukuran similaritas

Menetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan / atau perawatan, apabila pecandu Narkotika tersebut tidak terbukti bersalah melakukan

Skripsi dengan judul “ Studi Korelasi antara Prestasi Belajar Bahasa Indonesia dengan Prestasi Belajar Matematika pada Soal Cerita di Smp Sore Pule Trenggalek 2009