I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sistem Adminitrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) Adalah secara
luas memiliki arti Sistem Penyelenggara Indonesia menurut UUD 1945, yang
merupakan sistem penyelenggara kehidupan negara dan bangsa dalam segala
aspeknya, sedangkan dalam arti sempit, SANRI adalah adalah idiil Pancasila,
Konstitusional - UUD 1945, operasional RPJM Nasional serta
kebijakan-kebijakan lainnya. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara
simulatan berinteraksi dengan faktor-faktor fisik, geografis, demografi,
kekayaan alam, ideologi, poitik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Dalam
rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara
diselenggarakan fungsi-fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh
Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 dengan
amandemennya.
Sistem Penyelenggara Pemerintah Negara Merupakan bagian integral
dari sistem Penyelenggara negara. Operasional dari semua
ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945 merupakan bagian yang sangat dominan dalam
penyelenggara pemerintah negara. Sebagaimana diamanatkan oleh
pembukaan UUD 1945, salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Guna mewujudkan tujuan tersebut
diperlukan suatu sistem administrasi negara yang mumpuni. Dalam
membahas masalah administrasi negara sebagai salah bagian dari
melihat permasalahan serta menganalisis sumber-sumber permasalahan serta
menganalisis sumber-sumber permasalahan yang bermuara pada konsepsi
kenegaraan, dimensi pelaksanaan serta yang melaksanakan. Kesalahan kita
dalam menganalisis permasalahan yang dapat menyebabkan timbulnya
masalah-masalah baru.
Kemudian dalam upaya untuk membangun sistem administrasi negara
dalam mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara, maka yang wajib
dijadikan pedoman adalah suatu pandangan bahwa sistem administrasi negara
merupakan subsistem dari Sistem Nasional berbangsa dan bernegara yang
berdasrakan kepada Pancasila dan UUD 1945. Sehingga seiring dengan
berjalannya waktu sistem administrasi negara kesatuan Republik Indonesia
serta peranan Lembaga Negara mulai berubah. Dengan hal ini akan merubah
tata kehidupan politik, kepemerintahan di Indonesia. B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Sistem Administrasi Negara RI ?
2. Menjelaskan Pengertian Hukum Administrasi Negara? 3. Menjelaskan Obyek Administrasi Negara?
4. Menjelaskan Sumber-sumber Administrasi Negara?
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan perangkat hubungan yang
Kriteria dari sistem adalah :
1. Sistem harus dirancang untuk mencapai tujuan
2. Elemen dari sistem harus harus mempunyai rencana yang ditetapkan
3. Elemen dalam sistem harus berhubungan dan berkaitan dalam
pencapaian tujuan organisasi pada umumnya dan pencapaian divisi
atau dengan partemen pada khsusnya.
4. Unsur dari proses lebih penting dari pada sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan divisi atau tujuan
departemen.
B. Pengertian Administrasi
Administrasi adalah bidang Kajian Ilmu sosial. Sementara itu, ilmu
sosial adalah bidang-bidang ilmu yang melakukan pengkajian atas dunia
yang “tidak”pasti”.
Administrasi merupakan proses penyelenggaraan kebijaksanaan
negara/pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan negara. Administrasi
negara terdiri dari berbagai subsistem : tugas pokok, fungsi kelembagaan,
ketatalaksanaan, kepegawaian, sarana dan prasarana.
Administrasi dalam aktualisasinya akan tampak pada organisasi dan
atau kelembagaan yang dalam pengembangannya sebagai suatu studi
menjadikan beberapa nilai menjadi energi dan motivasi. Nilai tersebut
teridentifaaikasi kedalam empat nilai yang mendasar, yaitu :
1. Nilai ilmu, yaitu nilai ilmiah yang dikembangkan dalam rangka
penegakan keteraturan dalam penataan kegiatan organisasi.
2. Nilai incremental, yaitu nilai keterbatasan yang dimiliki oleh
3. Nilai pluralis, yaitu nilai keragaman sebagai fakta yang dihadapi
dalam rangka pengembangan keteraturan dalam organisasi.
4. Nilai kritik, yaitu nilai skeptis yang dikembangankan dalam menata
keteraturan organisasi.
Tuntutan pengkajian “administrasi” dari sisi filsafat rasionalitas,
yaitu filsafat yang mendasarkan pada pertimbangan akal pemikiran
manusia sebagaiman diungkapkan pada epistemologi administrasi
mendorong pengkajian “administrasi” secara ilmiah. Hali berarti
kerja administrasi tidak sekedar sebagai pengetahuan yang terbentuk
karena pengalaman manusia, tetapi disertai pembuktian melalui
kegiatan.
C. Sistem Administrasi Negara
Sebagai suatu sistem administrasi negara indonesia perlu dikembangkan
dan disempurnakan, sebagai sarana mencapai tujuan nasional. Guna
senatiasa mampu menjawab segala tantangan dan memamfaatkan peluang
yang timbul. Penyempurnaan tersebut dikarenakan antara lain :
1. Semakin meningkatnya tugas umum pemerintah.
2. Pembangunan menimbulkan masalah-masalah baru.
3. Adanya perkembangan faktor lingkungan temasuk perubahan dunia
internasional.
Administrasi Negara, dilihat dari segi Analisa Sistem adalah
merupakan kebulatan dari bagian yang saling bergantungan atau
gugus-gugus komponen yang bekerja sama untuk kepentingan tujuan
sebagai suatu keseluruhan. Adapun komponen (unsur) dalam
adiministrasi negara sebagai berikut : 1. Lingkungan
Mencakup berbagai macam gejala (sosial, ekonomi, politik,
budaya, hankam). Gejala adalah masalah/bajan yang dapat
digunakan oleh pemerintah didalam membuat suatu kebijakan.
Gejala tersebut mungkin dapat mempercepat atau menghambat
pemerintah didalam membuat suatu keputusan. Lingkungan terdiri
dari :
a. Langganan (siapa saja yang mendapatkan pelayanan barang dan
jasa)
b. Pasar (Yang menentukan biaya dari barang dan jasa yang akan
dikomunikasikan)
c. Golongan kepentingan (anggota masyarakat dan pejabat
pemerintah, baik yang mendukung maupun yang menolak
kebijakan pemerintah)
d. Badan badan lain yang menjadi konsumen daripada
kebijaksanaan 2. Input dari Lingkungan
Input dapat dikatakan sebagai suatu transmisi yang dikirim dari
lingkungan kedalam proses konversi, Input dapat berupa:
Tuntutan :
Masyarakat menuntut barang-barang dan jasa-jasa dari negara untuk mereka konsumsikan. Contoh : Pendidikan, Kesehatan,
Masyarakat menuntut pengaturan perilaku-perilaku lain. Contoh : perilaku dari alat-alat negara.
Masyarakat dapat menuntut kebebasan-kebebasan dalam rangka melakukan kegiatan-kegiatan spritual. Contoh : ibadah,
merayakan hari besar agama.
Suatu tuntutan pada hakekatnya adalah analitis, tidak harus
melukiskan sifat interaksi antara rakyat dengan administrator, suatu
tuntutan dapat berbentuk permintaan bukti akan suatu jasa.
Sumber-sumber kekayaan : Sumber-sumber daya manusia, kekayaan alam/Sumber-sumber
daya alam, skill, teknologi, uang/keuangan dan metode-metode.
3. Konversi
Yang berfungsi sebagai pelaku kegiatan-kegiatan administratif
dalam proses ini adalah unit-unit adiministratif yang dilaksanakan
oleh para administrator. Bekerja dipengaruhi oleh input; keadaan dan
susunan organisasi dari proses konversi yang bersangkutan, untuk 1.
Pengambilan keputusan 2. Pelaksanaan keputusan 3. Pengendalian 4.
Tindakan. Dengan melibatkan personil yang bekerja atas dasar : a. Struktur organisasi yang ada
b. Prosedur yang telah ditetapkan
c. Keahlian, pengalamanan pribadi dan kecenderungan yang
dimiliki
d. Cara-cara yang telah ditetapkan bagi para administrator dalam
melakukan pengawasan terhadap bawahan. 4. Output
Yang dihasilkan oleh administrasi negara dapat berupa : Barang dan jasa seperti diinginkan masyarakat Pengaturan berbagai macam perilaku
Mekanisme umpan balik ini merupakan bukti berkelanjutan interaksi
antara para administrator dengan sumber-sumber masukan.
Mekanisme ini juga menunjukan bahwa proses selalu dinamis dan
sirkuler. Definisi kerja dari sistem administrasi negara : suatu proses
dinamik yang berkelanjutan dan bersifat sirkuler, dimana masukan
diubah menjadi keluaran, yang selanjutnya keluaran akan menjadi
umpan balik sebagai masukan baru bagi pengubahan baru untuk
menghasilkan keluaran baru, dalam rangka mewujudkan kebijakan
pemerintah negara.
Administrasi negara terbagi dalam sepuluh dimensi strategi dan lima
dimensi teknis sektoral, yaitu: 1. Hukuman dan Kebijakan 2. Kewenangan Pemerintah
3. Kelembagaan dan Hubungan Antar Lembaga 4. Pendapatan Daerah dan Perimbangan Keuangan 5. Pengembangan SDM Aparatur
6. Pelayanan Publik
7. Demokrasi dan Kepemerintahan yang baik(good goverment) 8. Pengawasan
9. Pembangunan Sosial Ekonomi 10. Perencanaan Pembangunan
11. Kependudukan dan Ketenagakerjaan 12. Transportasi
13. Lahan dan Lingkungan Hidup 14. Perekonomian Sektor Informal
15. Kesenjangan Pembangunan/Perekonomian.
Kemudiann Proses peningkatan sistem administrasi negara sebagai
berikut :
1. Penataan kembali fungsi-fungsi kelembagaan pemerintah agar dapat
berfungsi secara lebih memadai, efektif dengan struktur lebih
proposional, ramping, luwes dan responsive.
2. Peningkatan efektivitas dan efesiensi ketatalaksanaan dan prosedur
3. Penataan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur
agar lebih profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
4. Peningkatan kesejahteraan pegawai dan pemberlakuan sistem karier
berdasarkan prsetasi.
5. Optimalisasi pengembangan dan pemanfaatan e-Goverment dan
dokumen/arsip Negara dalam pengelolaan tugas dan fungsi
pemerintah.
D. Hukum Administrasi Negara
Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan yang harus
diperhatikan oleh para pengusaha yang diserahi tugas pemerintah dalam
menjalankan tugasnya. Dan juga Hukum administrasi negara adalah
hukum yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum antara
jabatan-jabatan dalam negara dengan warga masyarakat.
Hukum administrasi negara dalam artis luas dibagi menjadi 2 bagian: 1. Hukum administrasi dalam arti Klasik
2. Hukum administrasi dalam arti Modern
Hukum administrasi negara dalam arti klasik masih diliputi oleh
suasana kehidupan kenegaran yang menganut paham liberal yang
dipengaruhi oleh emmanuel kant yang dimana negara tidak boleh
mencampuri kepentingan-kepentingan individu melainkan tugas negara
sebagai penjaga malam. Disini maksdunya administrasi negara dibuat
untuk mengekang pemerintah sesuai dengan prinsip liberal yang hidup
pada waktu itu. Kemudian hukum administrasi negara dalam arti modern
dimana kenegeraan masih diliputi suasana baru dengan berkembangnya
bermaksud untuk mengekang pemerintah agar jangan bertindak
sewenang-wenang dengan kekuasaannya, melainkan memberikan
keluluasan kepada pemerintah untuk menyelenggarakan kepentingan
rakyat, bahkan juga menentukan kewajiban-kewajiban kepada rakyat
sesuai dengan faham kesejahteraan yang dianut oleh negara. E. Obyek Hukum Administrasi Negara
Pengertian Obyek adalah pokok permasalahan yang akan
dibicarakan. Dengan pengertian tersebut, yang dimaksud obyek hukum
adminitrasi negara adalah pokok permasalahan yang akan dibicarakan
dalam hukum administrasi negara. Berangkat dari pendapat
Prof.Djokosutono, S.H., bahwa hukum administtrasi negara adalah
hukum yang mengatur hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam
negara dan para warga masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa
obyek hukum administrasi negara adalah pemegang jabatan dalam negara
itu atau alat-alat perlengkapan negara dan dan warga masyarakat.
Pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya obyek hukum
administrasi negara adalah sama dengan obyek hukum tata negara, yaitu
negara. Pendapat demikian dilandasi alasan bahwa hukum adminitrasi
negara dan hukum tata negara sama-sama mengatur negara. Namun,
kedua hukum tersebut berbeda, yaitu hukum administrasi negara dalam
keadaan bergerak sedangkan hukum tata negara dalam keadaan diam.
Maksud dari istilah “negara dalam keadaan diam” bearti bahwa negara
itu belum hidup sebagaimana mestinya. Hal ini bearti bahwa alat-alat
penjelasan diatas daapt diketahui tentang perbedaan antara hukum
administrasi negara dan hukum tata negara. F. Sumber-Sumber Hukum Administrasi Negara
1. Pengertian Sumber Hukum
Hukum dapat ditinjau dari berbagai aspek. Seseorang mampu
menjelaskan hukum positif yang berlaku dan secara bersamaan
mampu menjelaskan dengan tegas sumber-sumber tempat hukum
positif itu dikaji. Ketika orang menulis suatu studi yang bersifat
sejarah, maka sumber hukum kebanyakan itu adalah
sumber-sumber hukum lain seperti hasil-hasil tulisan ilmu pengetahuan yang
lama, notulen dari sidang rapat dan yang lainnya. 2. Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Dalam Tap MPR No.V/MPR/1973 tentang peninjuan produk-produk
yang berupa ketetapan-ketetapan MPRS RI. Ketetapan MPR
No.IX/MPR/1978 tentang perlunya penyempurnaan yang termaksud
dalam pasal 3 Tap MPR No. V/MPR/1973, Pancasila dinyatakan
sebagai sumber dari segala sumber hukum. Yang artinya bahwa
Pancasila adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum
serta cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa,
prikemanusiaan, keadalian sosial, perdamaian nasional dan mondial,
cita politik mengenai sifat, bentuk-bentuk dan tujan negara,
cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakat dan keagamaan. Dalam
Tap MPRS No. XX/MPR/1966, bahwa pancasila itu mewujudkan
a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ( yang dimaksud
adalah proklamasi Kemerdekaan Indonesiayang dibacakan oleh
Ir.Soekarno) b. Dekrit 5 Juli 1959
Suatu keputusan Presiden RI, yang isinya : a) Pembubaran Konstituante
b) Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi
UUDS 1950
c) Pembentukan MPRS dan DPAS
d) Undang-undang Dasar Proklamasi, dan adalah UUD 1945
yang terdiri dari Pembukaan/Preambule, batang Tubuh dan
Penutup.)
e) Surat Perintah 11 Maret 1966. 3. Sumber hukum dalam arti formal
Sumber-sumber hukum dalam arti formal diperhitungkan
terutama”bentuk temapt hukum itu dibuat menjadi positif oleh
instansi Pemerintahan yang berwenang”. Dalam arti, bentuk wadah
suatu badan pemerintahan tertentu dapat menciptakan badan hukum.
Sumber hukum formal di Indonesia, diatur dalam MPRS
No.XX/MPR/1966, bearti UUD 1945, Tap MPR, UU dan PP sebagi
pengganti UU(Perpu), PP, Kepres, Inpres, Permen, serta Instruksi
Mentri dan Surat Mentri.
Kemudian Pada umumnya Sumber Hukum, dapat dibedakan menjadi
dua:
a. Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang turut menentukan
peristiwa-peristiwa dalam pergaulan masayarakat dari peristiwa-peristiwa-peristiwa-peristiwa itu
dapat mempengaruhi bahkan menentukan sikap manusia.
b. Sumber hukum formal, yaitu sumber hukum yang sudah diberi
bentuk tertentu. Agar berlaku umum, suatu kaidah harus diberi untuk
sehingga pemerintah dapat mempertahankannya. III. PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultan berinteraksi
dengan faktor-faktor fisik, geografis, demografi, kekayaan alam, ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanan tugas negara
diselenggarakan fungsi-fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh
Lembaga Negara yang telah ditetapkan oleh UUD 1945 dengan
amandemennya.
Administrasi Negara, dilihat dari segi analisa Sistem :
Sistem adalah merupakan kebulatan dari bagian yang saling bergantung Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu
sama lain.
Kemudian Sumber hukum formal di Indonesia, diatur dalam MPRS
No.XX/MPR/1966, bearti UUD 1945, Tap MPR, UU dan PP sebagi
pengganti UU(Perpu), PP, Kepres, Inpres, Permen, serta Instruksi Mentri dan
Surat Mentri.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,Faried. 2004. Filsafat Administrasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Amal, Ichlasul. 2004. “Sistem Pemerintah RI”. Jakarta : Lembaga
Asshidiqie. Jimly. 2004. Etika Birokrasi Penegakan Hukum dan “ Good
Governence”. Jakarta : Lembaga Adminitrasi Negara.
Asshidiqie. Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta :
Seketariat Jendral dan Kepanitraan Mahkamah Konstitusi RI.
Meilliana,Triwidoda, Said Fakhli. 2005. Agenda Kajian Adminitrasi Negara.
Samarinda : PKP2A III LAN.
Thomas Sumarsan, 2010. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep,