• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi; Perfusi Jaringan Serebral di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi; Perfusi Jaringan Serebral di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Oksigenasi; Perfusi Jaringan Serebral pada Pasien Ca. Servix + Anemia.

Pengertian Oksigenasi

Oksigen adalah suatu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.

Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen

ke dalam tubuh serta menghembuskan karbondioksida sebagai hasil sisa oksidasi

(Tarwoto, Wartonah, 2006).

2.1.1 Pengkajian

Perawat melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi klien yang beresiko

tinggi atau memperlihatkan adanya gangguan perfusi jaringan serebral pada

pasien Ca. Serviks (Potter & Perry, 2005).

Pada pasien dengan Ca. Serviks pengkajian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

I. Identitas : Klien dapat mengatakan identitasnya dengan benar, dan

termasuk didalamnya adalah nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa,

agama, pekerjaan dan alamat (Potter&Perry, 2005).

II. Riwayat Keperawatan : Pengkajian terhadap pasien mengenai masalah

pernapasan dulu dan sekarang; gaya hidup;adanya batuk; sputum;

nyeri; dan adanya factor resiko untuk gangguan status oksigenasi.

A. Masalah pernapasan (dulu dan sekarang).

B. Riwayat penyakit

1. Paparan lingkungn

2. Batuk

3. Bunyi napas

4. Faktor resiko penyakit paru

5. Frekuensi infeksi paru

(2)

C. Adanya batuk dan penanganan

D. Kebiasaan merokok

E. Masalah pada fungsi sistem kardiovaskular

F. Faktor yang memperberat masalah oksigenasi

G. Riwayat penggunaan medikasi

H. Stressor yang dialami

I. Status kondisi kesehatan (Mubarak, 2007).

III.Riwayat Obstetri :

A. Kapan pertama kali klien menarche,

B. Bagaimana siklus menarche klien,

C. Bagaimanan konsistensi darah yang keluar,

D. Apakah klien pernah abortus, berapa kali,

E. Berapa kali klien partus (Sarwono, 2005).

IV.Riwayat Perkawinan :

A. Pada umur berapa klien menikah,

B. Umur berapa klien memiliki anak pertama,

C. Berapa kali klien menikah (Sareono, 2005).

V. Riwayat Keluarga Berencana :

Apakah klien pernah menggunakan KB (Sarwono, 2005).

VI.Pengkajian Fisik

A. Inspeksi

Mengamati dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk mengkaji

warna kulit dan membaran mukosa, penampilan umum, tingkat

kesadaran, keadekuatan sirkulasi sistemik, pola pernapasan dan

gerak dinding dada.

B. Palapasi

Melakukan tes fremitus taktil pada dada dan punggung klien

dengan memintanya menyebutkan angka ”tujuh puluh tujuh”

secara berulang palapasi pada ekstremita untuk data

sirkulasiperifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna dan

(3)

C. Perkusi

Dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam,

serta untuk mengkaji adanya abnormalitas cairan atau udara dalam

paru.

D. Auskultasi

Bunyi yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas,

durasi dan kualitasnya (Potter&Perry, 2005).

2.1.2 Analisa data

Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber, divalidasi dan

diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secara kontinu

direvisi sejalan dengan perubahan dalam fisik status dan emosi klien. Hal ini juga

mencakup hasil laboratorium, dan diagnostik. Selama langkah ini, perawat

menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalisis dan menginterpretasi,

dan menarik konklusi tentang kelompok dan pola data (Benner, 1994; Carneasli et

al, 1984; Carlson et al, 1991; Bandman & Bandman, 1995).

Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan,

membandingkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, dan menarik

konklusi tentang respon klien (Potter & Perry, 2005).

Dari pengkajian di atas analisa data yang saya kumpulkan untuk masalah

cairan dan elektrolit adalah:

Analisa Data Masalah Keperawatan

DS :

Nyeri

Cemas

Tidak ada nafsu makan

Berat badan menrun

DO :

Perdarahan pervagina

Inspiculo partio rapuh, mudah berdarah

Kurus, pucat

Anemis

Gangguan perfusi jaringan

(4)

Hb kurang dari 9g/dL

Ekspresi wajah cemas

Hypo albumin kurang dari 2,5

2.1.3 Rumusan masalah

Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi

masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan

perawatan masalah harus ditetapkan secara lebih spesifik (Potter & Perry, 2005).

Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu

menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial

atau aktual (Potter & Perry, 2005).

Masalah utama pada kasus saya adalah: ” Gangguan Perfusi Jaringan

(anemia) berhubungan dengan perdarahan intra servikal ditandai dengan

perdarahan pervagina 60-70mL”.

2.1.4 Perencanaan

Perencanaan menurut NIC NOC adalah:

A. Hasil yang disarankan NOC

Status sirkulasi: rentang ketidakterhambatan aliran darah, satu arah dan

pada tekanan yang sesuai, melalui pembuluh darah besar sirkulasi

pulmoner dan sistemik.

Kemampuan kognitif: kemampuan untuk menjalankan proses mental

yang kompleks.

Status neurologis: tingkat menerima, memproses dan merespon

stimulus internal serta eksternal yang dilakukan oleh sistem saraf

perifer dan saraf pusat.

Perfusi jaringan perifer: tingkat pengaliran darah melalui pembuluh

(5)

B. Tujuan/kriteria evaluasi

Menunjukkan status sirkulasi, ditandai dengan indikator berikut:

TD sistolik dan diastolik dalam rentang yang diharapkan

Tidak ada hipotensi orostatik

Tidak ada bising pembuluh darah besar

Menunjukkan kemampuan kognitif ditandai degan indikator:

Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan usia serta

kemampuan

Menunjukkan perhatian, konsentrasi, dan orientasi

Menunjukkan memori jangka lama dan saat ini

Memproses informasi

Membuat keputusan dengan benar

Intervensi Menurut NIC NOC adalah:

Peningkatan perfusi serebral: peningkatan keadekuatan perfusi dan

pembatasan dari komplikasi untuk pasien yang mengalami atau beresiko

unuk terjadi ketidakadekuatan perfusi cerebral.

Perawatan sirkulsi: peningkatan sirkulasi arteri dan vena.

Pemantauan tekanan intra kranial: pengukuran dan interpretasi data pasien

untuk mengatur tekanan intra kranial.

Pemantauan neurologis: pengumpulan dan analisis data pasien untuk

mencegah atau mengurangi komplikasi neurologis.

Penatalaksanaan sensasi perifer: pencegahan atau pengurangan cedera atau

ketidaknyamanan pasien dengan perubahan sensasi.

a. Pengkajian

Pantau hal-hal berikut:

i. Tanda vital: suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan respirasi

ii. PO2, PCO2, pH, dan kadar bikarbonat.

iii. PaCO2, SaO2, dan kadar hemoglobin untuk menentukan

pengiriman oksigen ke jaringan.

iv. Ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaksi pupil.

v. Diplopia, nistagmus, penglihatan kabur, ketajaman penglihatan.

(6)

vii.Tingkat kesadaran dan orientasi

vii. Memori, mood dan afek

viii. Curah jantung

ix. Refleks corneal, batuk dan muntah

x. Tonus otot pergerakan motorik gaya berjalan dan kesesuaian

xi. Pemantauan tekanan intra kranial:

Pantau tekanan intra krainal dan respon neurolgis pasien terhadap

aktivitas perawatan

Panatau tekanan perfusi serebral

Perhatikan perbahan pasien sebagai respon terhadap stimuls

Penatalaksanaan sensasi perifer:

Pantau adanya parestesi: mati rasa, dan kesumutan

Pantau status cairan

b. Aktivitas kolaboratif:

i. Pertahankan parameter hemodinamik dalam rentang yang

diharapkan.

ii. Berikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intra vaskular

iii. Berikan loop diuretik dan osmotik

iv. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 0-45°.

c. Aktivitas lain

Perawatan sirkulasi NIC: gunakan stoking antiemboli bila diperlukan.

2.2Asuhan Keperawatan Kasus

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini kasus yang saya ambil adalah Ca.

Cerviks stadium IIIb + Anemia.

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan kepada pasien dengan diagnosa Ca. Serviks +

Anemia adalah sebagai berikut :

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E

(7)

Umur : 41 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Dokter Wahidin

Tanggal Masuk RS : 17.06.2013

No. Register : 00.55.69.75

Ruangan/kamar : RB 1/ III4

Golongan Darah : AB

Tanggal Pengkajian : 17.06.2013

Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : Ca. Serviks IIIb + anemia

II. KELUHAN UTAMA :

Klien mengatakan keluarnya keputihan yang abnormal dan

berbau busuk, serta keluarnya darah dari vagina diluar siklus haid

dan sakit saat berkemih sekitar 60-70 ml.

III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa Penyebabnya :

Klien mengatakan tidak mengetahui dengan pasti apa

penyebab penyakitnya.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

Klien mengatakan jika beristirahat lalu menarik nafas serta

tidak bekerja terlalu berat akan memperbaiki keadaannya.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan :

Klien mengatakan bahwa ia terkadang merasakan nyeri di

daerah sympisis pubis serta mengeluh lemas.

2. Bagaimana dilihat :

(8)

C. Region

1. Dimana lokasinya :

Klien mengatakan rasa nyeri tersebut terletak di sympisis

pubis dan terkadang di vagina.

2. Apakah menyebar :

Klien mengatakan ada penyebaran nyeri, namun hanya

sampai vagina.

D. Severity

Klien mengatakan aktivitasnya tidak terganggu selama ia sakit

dan tidak mendapatkan perawatan di rumah.

E. Time

Klien mengatakan nyeri tersebut muncul dalam waktu yang

sering namun sebentar.

IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan pernah mengalami anemia, dengan Hb: 8g/dL

B. Pengobatan/tindakan yang pernah dilkukan

Klien tidak pernah melakukan tindakan apapun.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien mengatakan pernah dirawat ketika melahirkan secara

normal di klinik bidan dekat rumahnya.

D. Lama dirawat

Klien mengatakan ia mengalami perawatan selam tiga hari.

E. Alergi

Klien mengatakan tidak pernah mengalami alergi.

F. Imunisasi

Klien mengatakan ia mendapatkan imunisasi lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Klien mengatakan masih memiliki kedua orang tua dan masih

(9)

B. Saudara Kandung

Klien mengatakan memiliki tiga saudara kandung dan ketiganya

sehat.

C. Penyakit Keturunan yang Ada

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan.

D. Anggota Keluarga yang Meninggal

Klien mengatakan belum ada anggota keluarga yang meninggal.

VI.RIWAYAT OBSTETRIK

G : 3 P : 2 A : 1

No Umur Komplikasi/Masalah Kondisi

Anak

Penolong

Kehamilan Persalinan Nifas

1. 11

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya

Klien mengatakan ia hanya mengalami sakit perut biasa ketika

menstruasi yang tidak teratur.

B. Konsep Diri

1. Gambaran diri : klien mengerti saat ini ia sedang sakit.

2. Ideal diri : klien meyakini bahwa ia akan sembuh.

3. Harga diri : klien sedikit malu dengan penyakitnya

karena merasa bau.

4. Peran diri : klien menyadari dengan masuknya ia ke

rumah sakit ia tidak dapat berperan

sebagai seorang Ibu dan Isteri.

5. Identitas : klien adalah anak dari kedua orang tuanya,

isteri dari suaminya, dan ibu dari kedua

(10)

C. Keadaan emosi

Klien terlihat tenang, dan dapat mengendalikan emosinya

dengan baik.

D. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti :

Klien mengatakan orang yang sangat berarti bagi dirinya

adalah keluarga, suami, anak.

2. Hubungan dengan keluarga :

Klien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan

seluruh keluarga.

3. Hubungan dengan orang lain :

Klien terlihat dapat berhubungan dengan orang lain dengan

cepat dan mudah.

4. Hambatan dalam brhubungan dengan orang lain :

Klien mengatakan dan terlihat tidak memiliki hambatan

dalam berhubungan dengan orang lain dan orang yang berada

satu ruangan dengannya.

E. Spiritual

1. Nilai dan Keyakinan :

Klien mengatakan bahwa ia beragama islam dan meyakini

bahwa pasti ada jalan untuk sembuh.

2. Kegiatan ibadah :

Klien mengatakan sulit untuk beribadah dengan terpasangnya

cairan infus.

VIII.PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Klien terlihat lemas dan terkadang merasakan nyeri di sympisis

pubis, namun pada tanggal 20 Juni 2013 klien mengalami

penurunan kesadaran dengan GCS E3 V2 M5.

B. Tanda-tanda Vital

1. Suhu Tubuh : 36,5 ° C

(11)

3. Nadi : 78x/i

4. Pernafasan : 33x/i

5. Skala Nyeri : 3

6. TB :162 Cm

7. BB : 55 Kg

C. Pemeriksaan Head to Toe

Kepala dan rambut

1. Bentuk : rambut hitam, lurus dan panjang.

2. Ubun-ubun : terletak di tengah dan tidak ada nyeri tekan

3. Kulit kepala : kulit kepala bersih dan tidak ada luka

Rambut

1. Penyebaran dan keadaan rambut : rambut menyebar rata

dan lebat.

2. Bau : rambut klien tidak berbau.

3. Warna kulit : warna kulit putih dan tidak ada kemerahan.

Wajah

1. Warna kulit : kulit wajah terlihat sedikit pucat.

2. Struktur wajah: wajah klien simetris dan tidak ada kelainan.

Mata

1. Kelengkapan dan kesimetrisan : klien memiliki kedua bola

mata yang masih bagus dan simetris.

2. Palpebra : tidak ptosis.

3. Konjungtiva dan sklera : konjungtiva pucat dan sklera tidak

ikterik.

4. Pupil : refleks terhadap cahaya mengecil.

5. Cornea dan iris : bening.

6. Visus : tidak dikaji dengan benar namun klien masih dapat

melihat dengan jelas.

7. Tekanan bola mata : tidak dikaji.

Hidung

1. Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal, simetris

(12)

2. Lubang hidung : normal, simetris dan tidak ada polip.

3. Cuping hidung : klien bernapas menggunakan cuping

hidung.

Telinga

1. Bentuk telinga : kedua daun telinga klien simetris dan

normal.

2. Ukuran telinga : normal.

3. Lubang telinga : kedua lubang telinga klien bersih dan tidak

ada serumen serta cairan.

4. Ketajaman pendengaran : baik, tidak ada masalah.

Mulut dan faring

1. Keadaan bibir : mukosa bibir klien terlihat sedikit kering.

2. Keadaan gusi dan gigi : gusi dan gigi klien bersih.

3. Keadaan lidah : lidah klien bersih tidak terdapat luka.

4. Orofaring : ovula simetris.

Leher

1. Posisi trahea : posisi trachea klien terletak di tengah.

2. Thyroid : tidak ada pembengkakakan kelenjar thyroid.

3. Suara : suara jelas tidak ada gangguan komunikasi.

4. Kelenjar limfe : tidak dikaji.

5. Vena jugularis : teraba kuat dan teratur.

6. Denyut nadi karotis : teraba kuat dan teratur.

Pemeriksaan integumen

1. Kebersihan ; kulit klien terlihat bersih tidak ada luka.

2. Kehangatan : tidak teraba hangat namun lembab.

3. Warna : kulit klien berwarna kuning langsat dan perifer

sedikit dingin.

4. Turgor : turgor kulit kembali lambat >3 detik.

5. Kelembaban : kulit klien teraba lembab, tidak ada kulit

kering.

(13)

Pemeriksaan payudara dan ketiak

1. Ukuran dan bentuk : kedua payudara klien simetris dan

sama besarnya.

2. Warna payudara dan aerola : payudara klien berwarna

kuning langsat dan aerola berwarna cokelat dan tidak ada

kelainan.

3. Kondisi payudara dan puting : puting klien normal dan

tidak terdapat luka.

4. Produksi ASI : saat ini tidak ada produksi ASI.

5. Aksilla dan claviculla : tidak terdapat pembengkakan.

Pemeriksaan thoraks/dada

1. Inspeksi thoraks : thoraks klien terlihat normal

2. Pernapasan : frekuensi nafas 33x/i, irama cepat dan pendek,

terlihat pegerakan tulang dada yang abnormal saat

bernapas.

3. Tanda kesulitan bernapas : tidak terdapat tanda kesulitan

bernapas.

Pemeriksaan paru

1. Palpasi getaran suara : terdapat vibrasi yang sama di kedua

sisi pulmo.

2. Perkusi : terdengar resonan.

3. Auskultasi : suara nafas broncovesikuler.

Pemeriksaan jantung

1. Inspeksi : tidak ada pembengkakan jantung, tidak ada

pulsasi.

2. Palpasi : tidak ada pulsasi

3. Perkusi : terdengar dullness

4. Auskultasi : bunyi jantung normal, lup-dup.

Pemeriksaan abdomen

1. Inspeksi : bentuk simetris dan cekung

2. Auskultasi : peristaltik usus klien hipoaktif 5 kali/ menit.

(14)

4. Perkusi : terdengar tympani.

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

1. Genitalia : rambut pubis klien ada, lubang uretra juga

terlihat.

2. Anus dan perineum : lubang anus terlihat dan tidak terdapat

kelainan.

Pemeriksaan muskoloskeletal/ekstremitas : otot simetris,

kekuatan otot klien normal, pada daerah ekstremitas tidak

terdapat sianosis dan edema.

Pemeriksaan neurologi : semua nervus klien normal.

Fungsi motorik : klien lemas, dan tidak bisa bergerak berpindah

dari tempat tidur ke kursi tanpa bantuan orang lain.

Fungsi sensorik :klien dapat membedakan sentuhan, tajam

tumpul, dan panas dingin.

Refleks : normal.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola makan dan minum

1. Frekuensi makan/hari: tiga kali dan porsi makan yang

dihabiskan 1/5 dari porsi makan yang disiapkan.

2. Nafsu/selera makan : nafsu makan klien berkurang.

3. Nyeri ulu hati : klien tidak mengalami nyeri ulu hati.

4. Alergi : klien tidak mengalami alergi pada makanan.

5. Mual dan muntah : klien mengalami mual dan muntah.

6. Waktu pemberian makan : pagi 06.00, siang 12.00, malam

18.00

7. Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, makanan bubur.

8. Waktu pemberian cairan/minum : terus menerus karena

terpasang infus.

9. Masalah makan dan minum : klien tidak mengalami

kesulitan ketika makan/minum.

B. Perawatan diri/personal hygiene

(15)

2. Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut klien terlihat

bersih.

3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan

klien terlihat bersih.

C. Pola kegiatan/aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total

Mandi √

Makan √

BAB √

BAK √

Ganti pakaian √

D. Pola eliminasi

1. BAB

i. Pola BAB : dua kali sehari, namun saat ini klien sudah

dua hari belum buang air besar.

ii. Karakter feses : keras dan berwarna kuning.

iii. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan.

iv. BAB terakhir : 16.06.2013

v. Diare : tidak ada.

vi. Penggunaan laksatif : tidak ada.

2. BAK

i. Pola BAK : 2-3 kali sehari dengan volume 200 mL per

8 jam

ii. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan berkemih: klien

merasakan nyeri saat berkemih.

iii. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada.

iv. Penggunaan diuretik : tidak ada.

(16)

2.2.2 Analisa Data

Pengelompokan data berdasarkan kriteria klinis yang dapat saya ambil

adalah :

No Data Masalah keperawatan

1. DS: Klien mengatakan tidak nafsu makan

Keluar keputihan dan berbau

DO: Porsi makan yang dihabiskan 1/8

Perdarahan pervagina 60-70mL/hati

Wajah sedikit pucat

HB 5g/dL

Penurunan BB

BB sebelumnya: 55 Kg

BB sekarang 50 Kg

BBI: 55.8 kg

Gangguan perfusi jaringan

serebral

2. DS : Klien mengatakan haus

Klien mengatakn mual, muntah

Klien mengatakan lemas

DO : Mukosa bibir kering

Penurunan haluaran urine: 200mL/8 jam

Penurunan turgor kulit: >3 detik

Penurunan tekanan darah: 110/40mmHg

Penurunan BB

BB sebelumnya: 55 Kg

BB sekarang 50 Kg

BBI: 55.8 kg

Kekurangan volume cairan

dan elektrolit

3. DS: Klien mengatakan sesak napas

Klien mengatakan susah bernapas

DO: Dispneu, RR 35x/i

Napas cepat dan pendek

Perubahan gerakan dada

Ketidakefektifan pola

nafas

4. DS: Klien mengatakan tidak nafsu makan serta

mual dan muntah

Gangguan pemenuhan

(17)

DO: BB menrurun

BB sebelumnya: 55 Kg

BB sekarang 50 Kg

BBI 55.8 kg

kebutuhan tubuh.

5. DS: Klien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB

dan terakhir BAB feses keras

DO: Bising usus hipoaktif 5x/i

Konstipasi

2.2.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien (Potter &

Perry, 2005). Masalah yang saya temukan pada klien adalah :

I. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perdarahan

intra servikal ditandai dengan perdarahan pervagina 60-70mL.

II. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan volume cairan aktif ditandai dengan perdarahan 60-70mL,

mual dan muntah serta penurunan haluaran urine 200mL/8 jam.

III.Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan

energi/kelelahan ditandai dengan napas cuping hidung.

IV.Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya

nafsu makan ditandai dengan makanan yang dihabiskan hanya 1/8

porsi.

V. Konstipasi berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit ditandai

dengan mual, muntah serta bising usus hipoaktif 5x/i.

2.2.5 Perenanaan

Setelah mengkaji, mendiagnosis dan menetapkan prioritas tentang

kebutuhan perawatan klien, perawat merumuskan tujuan dan hasil yang

diperkirakan dengan klien untuk setiap diagnosa (Gordon, 1994). Rumusan dan

hasil yang diharapkan merupakan rencana keperawatan yang harus

(18)

Maka perencanaan untuk kasus ini adalah :

I. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perdarahan intra

servikal ditandai dengan perdaraha pervagina 60-70mL.

A. Hasil yang disarankan NOC

Status sirkulasi: rentang ketidakterhambatan aliran darah, satu arah dan

pada tekanan yang sesuai, melalui pembuluh darah besar sirkulasi

pulmoner dan sistemik.

Kemampuan kognitif: kemampuan untuk menjalankan proses mental

yang kompleks.

Status neurologis: tingkat menerima, memproses dan merespon

stimulus internal serta eksternal yang dilakukan oleh sistem saraf

perifer dan saraf pusat.

Perfusi jaringan perifer: tingkat pengaliran darah melalui pembuluh

darah kecil ekstremitas dan mempertahankan fungsi jaringan.

B. Tujuan/kriteria evaluasi

Menunjukkan status sirkulasi, ditandai dengan indikator berikut:

TD sistolik dan diastolik dalam rentang yang diharapkan

Tidak ada hipotensi orostatik

Tidak ada bising pembuluh darah besar

Menunjukkan kemampuan kognitif ditandai degan indikator:

Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan usia serta

kemampuan

Menunjukkan perhatian, konsentrasi, dan orientasi

Menunjukkan memori jangka lama dan saat ini

Memproses informasi

Membuat keputusan dengan benar

C. Intervensi

A. Pengkajian

Pantau hal-hal berikut:

1. Tanda vital: suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan respirasi

(19)

3. PaCO2, SaO2, dan kadar hemoglobin untuk menentukan

pengiriman oksigen ke jaringan.

4. Ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaksi pupil.

5. Diplopia, nistagmus, penglihatan kabur, ketajaman penglihatan.

6. Sakit kepala

7. Tingkat kesadaran dan orientasi

8. Memori, mood dan afek

9. Curah jantung

10.Refleks corneal, batuk dan muntah

11.Tonus otot pergerakan motorik gaya berjalan dan kesesuaian

12.Pemantauan tekanan intra kranial:

Pantau tekanan intra krainal dan respon neurolgis pasien terhadap

aktivitas perawatan

Panatau tekanan perfusi serebral

Perhatikan perbahan pasien ebagai respon terhadap stimuls

13.Penatalaksanaan sensasi perifer:

Pantau adanya parestesi: mati rasa, dan kesumuta.

Pantau status cairan

B. Aktivitas kolaboratif:

i. Pertahankan parameter hemodinamik dalam rentang yang

diharapkan.

ii. Berikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intra vaskular

iii. Berikan loop diuretik dan osmotik

iv. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 0-45°.

d. Aktivitas lain

Perawatan sirkulasi NIC: gunakan stoking antiemboli bila

(20)

II. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan

volume cairan aktif ditandai dengan perdarahan 60-70mL, mual dan

muntah serta penurunan haluaran urine 200mL/8jam

A. Hasil yang disarankan NOC

Keseimbangan elektrolit dan nonelektrolit dalam ruang intrasel dan

ekstrasel tubuh.

B. Tujuan /kriteria evaluasi

Keseimbangan elektrolit dan Asam-Basa akan dicapai, dibuktikan

dengan indikator berikut :

Frekuensi nadi dan irama dalam rentang yang diharapkan.

Frekuensi irama dan napas dalam rentang yang diharapkan.

Memiliki asupan dan haluaran yang seimbang.

Memiliki haemoglobin dan hemotokrit dalam batas normal.

C. Intervensi Prioritas NIC

Pengelolaan Elektrolit: peningkatan keseimbangan elektrolit dan

pencegahan komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak

normal atau di luar harapan.

Pengelolaan Cairan: peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan

komplikasi akibat dari kadar cairan yang tidak normal atau di luar

harapan.

Pengelolaan Cairan: pengumpulan dan analisis data pasien untuk

mengatur keseimbangan carian

Penglolaan Hipovolemia: ekspansi volume cairan intra vaskular pada

pasien yang mengalami penurunan volume cairan.

Terapi IV: pemberian dan pemantauan cairan dan obat intravena.

Pengelolaan syok, Volume: peningkatan keadekuatan perfusi

jaringan untuk pasien dengan gangguan volume intravaskular yang

berat.

a. Pengkajian

1. Pantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan.

Rasional: banyaknya cairan yang keluar akan menentukan

(21)

2. Observasi terhadap hilangnya cairan yang tinggi elektrolit (diare,

drainase luka, pengisapan nasogastrik, diaforesis, dan drainase

ileostomi).

Rasional: banyaknya cairan yang keluar akan menentukan

tindakan keperawatan berikutnya

3. Panatau perdarahan (periksa semua sekresi dari adanya darah nyata

atau darah samar).

Rasional: perdarahan yang tidak teratsi akan menyebabkan

penurunan kesadaran.

4. Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap bertambah

buruknya dehidrasi (obat-obatan, demam, stres dan program

pengobatan).

5. Tinjau ulang elektrolit, terutama Natrium, Kalium, Florida dan

kreatinin.

6. Kaji adanya vertigo atau hipotensi postural.

7. Kaji orientasi terhadap orang, tempat dan waktu.

Rasional: kekurangan cairan akan mengurangi kesadaran klien.

8. Pengelolaan Cairan (NIC):

Pantau status hidrasi (kelembaban membran mucosa,

keadekuatan nadi, dan tekanan darah ortostatik).

Pantau hasil laboratorium yang relevan dengan keseimbangan

cairan (kadar hemotokrit, BUN, albumin, protein total, osmolitas

serum, dan beat jenis urine);

Timbang berat badan dan pantau kemajuannya;

Rasional: untuk menentukan kembalinya berat badan, maka

kekurangan cairan teratasi.

Hitung atau timbang popok;

Pertahahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran.

Rasional: jika pemasukan dan pengeluaran seimbang, maka

kekurangan cairan tidak akan terjadi.

b. Pendidikan untuk pasien/keluarga:

(22)

c. Aktivitas kolaboratif:

i. Laporkan dan catat haluaran kurang dari 300ml

ii. Pengaturan Cairan NIC:

Atur ketersediaan produk darah untuk transfusi, bila perlu;

Berikan ketentuan penggantian nasogastrik berdasarkan haluaran,

sesuai kebutuhan;

Berikan terapi IV sesuai dengan anjuran.

d. Aktivitas lain

i. Bersihkan mulut secara teratur.

ii. Tentukan jumlah cairan yang masuk selama 24 jam, hitung

asupan cairan yang diinginkan sepanjang siang, sore, dan malam

hari.

iii. Pastikan bahwa pasien terhidrasi dengan baik sebelum dioperasi.

iv. Posisikan dalam trendelednburg atau tinggikan kaki pasien bila

hipotensi, jika tidak merupakan kontraindikasi.

v. Pengaturan Cairan NIC:

Tingkatkan asupan oral (berikan cairan oral yang disukai pasien,

letakkan pada tempat yang mudah dijangkau, berikan sedotan

dan berikan air segar), sesuai dengan keinginan.

Pasang kateter urine bila perlu;

Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan.

III.Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan

energi/kelelahan ditandai dengan napas cuping hidung.

i. Hasil yang diharapkan NOC

Status respirasi: Ventilasi: pergerakan udara ke dalam dan ke luar dari

paru-paru.

Status tanda-tanda vital: suhu, nadi, respirasi, dan tekanan darah dalam

rentang yang diharapkan dari individu.

ii. Tujuan/kriteria evaluasi

Menunjukkan pola pernapasan yang efektif, dibuktikan dengan

(23)

Menunjukkan status pernapasan: ventilasi tidak terganggu, ditandai

dengan:

Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas.

Ekspansi dada simetris.

Napas pendek tidak ada.

iii. Intervensi prioritas NIC

Pengelolaan jalan napas: fasilitasi untuk kepatenan jalan napas.

Rasional: kebersihan jalan napas menentukan kepatenan pola napas.

Pemantauan pernapasan: pengumpulan dan analisis data pasien untuk

memastikan kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran gas.

a. Pengkajian

i. Pantau adanya pucat dan sianosis.

ii. Pantau efek obat pada status respirasi.

iii. Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dada

iv. Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pasien

dengan ventilator.

v. Pemantauan pernapasan NIC :

Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi;

Rasional : kecepadan dengan frekuensi yang normal

menentukan pola napas normal.

Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan penggunaan

otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan interkostal ;

Rasional : tidak terjadi pergerakan dada saat bernapas

normal

Panatau respirasi yang berbunyi, seperti mendengkur;

Rasional: jika berbunyi, kemungkinan terjadi oedem paru

Pantau pola pernapasan : bradipnea, takipnea, hiperventilasi,

pernapasan kussamaul

Rasional: menunjukkan kenormalan ppola napas

Perhatikan lokasi trakea;

Auskultasi bunyi napas, perhatikan daerah penurunan/tidak

(24)

Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan

tersengal-sengal;

Catat perubahan pada nilai gas darah arteri (GDA) dengan

tepat.

c. Pendidikan untuk pasien dan keluarga

1. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik

relaksasi untuk meningkatkan pola pernapasan.

2. Diskusikan perencanaan untuk perawatan di rumah.

3. Ajarkan cara batuk efektif.

4. Informasikan kepada klien/keluarga bahwa tidak boleh

merokok di ruangan.

5. Instruksikan kepada pasien/keluarga untuk memberitahu

perawat jika terjadi ketidakefektifan pola pernapasan.

d. Aktivitas kolaboratif

1. Rujuk kepada ahli terapi pernapasan untuk memastikan

keadekuatan fungsi ventilator mekanis.

2. Laporkan perubahan bunyi napas, pola pernapasan, nilai

GDA, sputum dan seterusnya, untuk keperluan protokol.

3. Berikan tindakan (bronkodilator) sesuai dengan program atau

protokol

4. Berikan tindakan nebulaizer ultrasonik dan udara pelembab

atau oksigen sesuai dengan program atau protokol institusi.

5. Berikan obat nyeri untuk pengoptimalan pola pernapasan.

Spesifikasikan jadwal.

e. Aktivitas lain

1. Hubungkan dan dokumentasikan semua data pengkajian.

2. Bantu pasien untuk menggunakan spirometer intensif , sesuai

dengan kebutuhan.

3. Yakinkan kembali pasien selama periode distres pernapasan.

4. Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk

membersihkan sekresi.

(25)

6. Informasikan kepada pasien sebelum melakukan tindakan

7. Pertahankan oksigen aliran rendah dengan nasal kanul..

8. Sinkronisasikan antara pola pernapasan klien dan kecepatan

ventilasi.

IV.Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu

makan ditandai dengan porsi makan yang dihabiskan hanya 1/8.

A. Hasil yang diharapkan NOC

Status gizi: tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan

metabolik.

Asupan makanan dan carian: jumlah makanan dan cairan yang

dikonsumsi tubuh selama 24 jam.

Nilai gizi: keadekutan zat gizi yang dikonsumsi tubuh.

B. Tujuan/kriteria hasil

Menunjukkan status gizi: asupan makanan, cairan, dan zat gizi ditandai

dengan makanan oral, pemberian makan lewat selang, atau nutrisi

parental total.

Asupan cairan atau oral IV.

Klien akan mempertahankan berat badan.

C. Intervensi prioritas NIC

Pengelolaan gangguan makanan: pencegahan dan penanganan

pembatasan diet yang berat dan aktivitas berlebih atau makanan

dalam jumlah banyak dalam satu waktu dan mencahar makanan dan

cairan.

Pengelolaan nutrisi: bantuan atau pemberian asupan diet makanan dan

cairan yang seimbang.

Batuan menaikkan berat badan: fasilitasi pencapaian kenaikan berat

badan.

a. Pengkajian

i. Identifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap

(26)

b. Aktivitas lain

1. Berikan umpan balik positif pada pasien yang menujukkan

peningkatan nafsu makan.

2. Berikan makanan yang sesuai dengan pribadi pasien, budaya,

dan agama.

3. Pengelolaan nutrisi NIC:

Tawarkan kudapan (minuman dan buah-buahan segar/jus buah)

bila memungkinkan.

Berikan makan bergizi, tinggi karbohidrat,dan bervariasi yang

dapat dipilih.

V. Konstipasi berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit ditandai

dengan mual, muntah serta bising usus 5x/i.

A. Hasil yang diharapkan NOC

Eleminasi defekasi: kemampuan saluran gastroinestinal membentuk

dan mengeluarkan feses secara efektif.

B. Tujuan/kriteria hasil

Konstipasi tidak ada yang diindikasikan dengan ganggun eleminasi

defekasi sebagai berikut:

Pola defekasi dalam rentang yang diharapkan;

Feses lembut dan berbentuk.

C. Intervensi priorits NIC

Penatalaksanaan konstipasi/impaksi pencegahan dan penghilangan

konstipasi/impaksi.

a. Pengkajian

i. Dapatkan data dasar pada program defekasi, aktivitas

pengobatan, dan pola kebiasaan pasien.

ii. Kaji dan dokumentasikan:

Warna dan konsistensi feses

Frekuensi, warna dan konsistensi feses

(27)

iii. Penatalaksanaan konstipasi/impaksi NIC:

Pantau tanda dan gejala ruptur usus

Identifikasi factor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi

terhadap konstipasi.

b. Pendidikan untuk pasien/keluarga

1. Informasikan kepada pasien kemungkinan konstipasi yang

dirangsang oleh obat.

2. Instruksikan kepada pasien dalam bantuan eliminasi defekasi

yang akan meningkatkan pola defekasi yang optimal di rumah.

3. Ajarkan kepada pasien tentang efek diet.

4. Instruksikan pasien tentang konsekuensi penggunaan laksatif

jangka panjang.

5. Tekankan penghindaran mengejan selama defekasi untuk

mencegah perubahan pada tanda vital, sakit kepala atau

perdarahan.

6. Penatalaksanaan kontipasi/impaksi NIC:

Ajarkan etiologi masalah dan rasional tindakan keperawatan

kepada pasien.

Ajarkan kepada pasien/keluarga bagaimana untuk mempunyai

catatan harian makanan.

c. Aktivitas kolaboratif

i. Konsultasikan kepada bagian gizi untuk meningkatkan serat

dan cairan dalam diet.

ii. Minta program dari dokter untuk memberikan bantuan

eliminasi.

iii. Penatalaksanaan konstipasi/impaksi:

Konsultasikan kepada dokter tentang penurunan/peningkatan

frekuensi bising usus.

d. Aktivitas lain

i. Ajarkan pasien untuk meminta obat nyeri sebelum defekasi

(28)

ii. Anjurkan aktivitas optimal untuk merangsang eliminasi

defekasi pasien.

iii. Berikan privasi dan keamanan untuk pasien selama eliminasi

defekasi.

iv. Berikan perawatan dalam sikap yang menerima, tidak

menghakimi.

v. Sediakan cairan yang sesuai dengan pilihan pasien.

2.2.5 Implementasi

Impementasi merupakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan

(Potter&Perry, 2005).

Implementasi yang saya lakukan dalam kaus ini adalah:

I. Gangguan perfusi jaringan berhubunhan dengan perdarahan intra servikal

ditandai dengan perdarahan pervagina 60-70mL

A. Pengkajian

Memantau hal-hal berikut:

1. Tanda vital: suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan respirasi

2. PO2, PCO2, pH, dan kadar bikarbonat.

3. Ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaksi pupil.

4. Diplopia, nistagmus, penglihatan kabur, ketajaman penglihatan.

5. Sakit kepala

6. Tingkat kesadaran dan orientasi

7. Memori, mood dan afek

8. Refleks corneal, batuk dan muntah

9. Tonus otot pergerakan motorik gaya berjalan dan kesesuaian

10.Penatalaksanaan sensasi perifer:

(29)

II. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan

volume cairan aktif ditandai dengan perdarahan 60-70mL, mual muntah

serta penurunan haluaran urine 200mL/8jam.

A. Pengkajian

1. Memantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan.

2. Mengobservasi khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi

elektrolit.

3. Memantau perdarahan.

4. Pengelolaan cairan NIC :

Menimbang berat badan dan memantau kemajuannya

B. Pendidikan untuk pasien/keluarga

Menganjurkan pasien untuk menginformasikan perawat bila haus.

C. Aktivitas kolaboratif

1. Melaporkan dan mencatat haluaran kurang dari 300 ml..

2. Pengaturan cairan NIC:

Mengatur ketersediaan darah untuk transfusi.

Memberikan terapi IV sesuai anjuran.

III. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan

energi/kelelahan ditandai dengan napas cuping hidung.

A. Pengkajian

1. Memantau adanya pucat dan sianosis.

2. Pemantauan pernapasan NIC :

Memantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi

Memperhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan

penggunaan otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan

interkostal ;

Memantau pola pernapasan : bradipnea, takipnea,

hiperventilasi, pernapasan kussamaul

B. Pendidikan untuk pasien dan keluarga

1. Menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik

(30)

C. Aktivitas kolaboratif

1. Memberikan oksigen sesuai dengan program atau protokol

institusi.

D. Aktivitas lain

1. Mempertahankan oksigen aliran rendah dengan nasal kanul.

2. Memberi posisi yang bagus agar pernapasan pasien optimal.

IV.Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu

makan ditandai dengan mual dan muntah serta porsi makan yang

dihabiskan 1/8.

A. Pengkajian

Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap

hilangnya nafsu makan.

B. Aktivitas lain

1. .Memberikan makanan yang sesuai dengan pribadi pasien, budaya,

dan agama.

2. Pengelolaan nutrisi NIC:

Memberikan juice atau minuman

Memberikan makan bergizi, tinggi karbohidrat dan bervariasi

yang dapat dipilih.

V. Konstipasi berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit ditandai

dengan mual, muntah dan dising usus 5x/i.

A. Pengkajian

1. Mengkaji dan mendokumentasikan:

Warna dan konsistensi feses

Frekuensi, warna dan konsistensi feses

Tidak adanya bising usus dan distensi abdomen

B. Aktivitas kolaboratif

1. Mengkonsultasikan kepada bagian gizi untuk meningkatkan serat

dan cairan dalam diet.

2. Meminta program dari dokter untuk memberikan bantuan

(31)

2.2.6 Evaluasi

Evaluasi dari tindakan yang saya lakukan adalah:

I. Gangguan perfusi jaringan berhubunhan dengan perdarahan intra

servikal ditandai dengan perdarahan pervagina 60-70mL.

S: Pasien tahu tanda-tanda perdarahan

O: Perdarahan pervagina 60-70mL

A: Gangguan perfusi jaringan serebral

P: Ingatkan tanda-tanda perdarahan

II. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan volume cairan aktif ditandai dengan perdarahan.

S: Pasien mengatakan haus, mual dan muntah.

O: Muntah 2 kali per hari

A: Kekurarangan volume cairan elektrolit

P: Selalu menghitung pengeluaran cairan

III.Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan

energi/kelelahan ditandai dengan napas cuping hidung.

S: Pasien dapat melakukan napas dalam untuk mengurangi sesak.

O: Terpasang oksigen 3 L engan nasal kanul

RR pasien: 33x/i

Pernapasan cuping hidung dan pergerakan dada abnormal

berkurang

Dispneu

A: Ketidakefektifan pola napas

P: Memantau kemballi kecepatan, irama, kedalaman dan usaha

respirasi.

IV.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya

nafsu makan ditandai dengan makan yang tidak habis.

S: Klien mengetahui apa penyebab kehilanagn nafsu makan.

O: Klien masih mual dan muntah

Porsi makan yang habis hanya 1/5

(32)

P: Mengingatkan kepada klien untuh meningkatkan status gizinya

agar kebutuhan metaboliknya terpenuhi.

V. Konstipasi berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit ditandai

dengan mual, muntah.

S: Klien mengetahui bagaimana konsistensi feses yang normal

Pasien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB

BAB terakhir keras

O: Bising usus hipoaktif 5kali/i

A: Konstipasi

Referensi

Dokumen terkait

• Administrasi database (DBA) mengacu kepada orang atau kantor khusus untuk database. tunggal

(5) Bentuk dan isi Keputusan Kepala Badan tentang pemberian pengurangan pajak sebagaimana tersebut dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan

Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1977 tentang Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetapan Garis Batas dasar Laut Antara

(3) Wajib Pajak yang diperiksa tidak memenuhi kewajiban yang menyebabkan petugas pemeriksa menemui kesulitan dalam menghitung jumlah uang yang diterima atau yang

Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.. Kurikulum 1994 adalah

bergerak, berwujud atau tidak berwujud, termasuk hak dan kewajiban lainnya yang dapat dinilai dengan uang yang dimiliki oleh Pejabat beserta istri/suami

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang dimaksud dengan Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Peraturan Pemerimtah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik