1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tumbuhan rotan termasuk dalam suku Arecaceae merupakan tumbuhan yang memanjat, berbatang memanjang, bentuk bulat dan berduri. Batang tanaman rotan terbagi menjadi ruas-ruas seperti bambu, namun bagian dalam tidak kosong tetapi berisi jaringan pembuluh (Jasni, dkk., 2012; Sinambela, 2011).
Rotan muda atau biasa disebut dengan pakkat merupakan makanan khas masyarakat Mandailing di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Bagian dalam batang yang berwarna keputih-putihanlah yang diambil untuk dimakan, rasanya pahit memberi ciri khas tersendiri, biasanya dikonsumsi dengan cara dibakar terlebih dahulu. Selain itu, bisa juga dikonsumsi dengan cara direbus, proses perebusan ini bermanfaat untuk menghilangkan rasa pahit (Harrist, 2014).
Zat gizi yang harus dikandung dalam makanan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin-vitamin, garam mineral, dan air. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium, sedangkan yang termasuk mineral mikro seperti besi, mangan dan tembaga (Rukmana, 2007; Almatsier, 2001).
Kalsium berfungsi dalam perkembangan dan pemeliharaan tulang, proses pembekuan darah, kontraksi otot, transmisi impuls syaraf dan metabolisme sel.
2
Kalium adalah mineral penting yang diperlukan tubuh dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh yang membantu menjaga tekanan osmotik. Magnesium dalam tubuh berfungsi meningkatkan tekanan osmotik dan membantu mengurangi getaran otot (Almatsier, 2001; Budiyanto, 2004).
Belum ada literatur yang menjelaskan tentang kandungan mineral yang terdapat didalam pakkat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan identifikasi dan analisis kalsium, kalium dan magnesium yang terdapat pada pakkat. Metode yang dipilih untuk analisis kalsium, kalium dan magnesium adalah Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Adapun alasan pemilihan metode ini dikarenakan mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm) dan pelaksanaannya relatif sederhana (Gandjar dan Rohman, 2009).
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
a. apakah terdapat kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus?
b. berapakah kadar kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus?
c. apakah terdapat perbedaan kadar kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus?
3 1.3Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. terdapat kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus.
b. pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus mengandung kalsium, kalium dan magnesium dalam jumlah tertentu.
c. terdapat perbedaan kadar kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakat rebus.
1.4Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. untuk mengetahui apakah terdapat kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus.
b. untuk mengetahui kadar kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus.
c. untuk mengetahui perbedaan kadar kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan kadar kalsium, kalium dan magnesium pada pakkat segar, pakkat bakar dan pakkat rebus.