122 Bab VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Pada bagian akhir tesis ini, penulis memberikan kesimpulan yang
merupakan sebagai berikut :
Penyebab adanya perlakukan tidak menyenangkan dan diskriminasi
terhadap LGBT serta belum adanya hak yang setara antara yang LGBT dan
heteroseksual yang menjadi latar belakang penulisan tesis ini adalah karena
kurangnya kepedulian terhadap orang dengan orientasi seksual berbeda,
masyarakat belum memiliki atau belum menuju sikap hati yang bernilai
kemanusiaan. Oleh sebab itu melalui penelitian ini digali bagaimana sikap
masyarakat melihat keberadaan LGBT, juga apa saja sebenarnya masalah yang
dialami oleh teman LGBT. Kemudian dari hal-hal tersebut, penulis menemukan
bahwa Semar yang adalah salah satu tokoh pewayangan Jawa dapat dijadikan
sebagai contoh untuk manusia dapat menuju sikap hati yang baik. Melalui tokoh
Semar masyarakat dapat belajar akan nilai-nilai kemanusian yang mengandung
nilai pemdampingan, yang mana nilai-nilai tersebut sejalan dengan konseling
masyarakat yang memiliki tekanan pada dua kompetensi yakni multikultural dan
keadilan sosial.
Peran-peran Semar dalam cerita pewayangan mengandung teladan
kehidupan, nilai-nilai tersebut terkandung dalam perannya sebagai Sang Pamong
yang juga dikenal dalam Semar sebagai Sang Pengasuh, Sang Penghibur dan Sang
123 kemudian digunakan untuk teknik pendekatan dalam konseling masyarakat.
Ketiga penggambaran peran Semar tersebut, masing-masingnya memuat dua
teknik pendekatan. Teknik-teknik pendekatan tersebut masing-masing dipakai
dalam menyikapi masalah-masalah terkait dengan persamaan hak LGBT yang
perlu diperjuangkan, menjadi contoh untuk masyarakat umum terkait bagaimana
cara menghadapi mereka yang berbeda gender dan orientasi seksual
VI.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan saran-saran yang
barangkali dapat bermanfaat bagi para pembaca, di antaranya:
1. Dalang (dalam pagelaran wayang), dapat menampilkan tokoh Semar untuk
menyikapi adanya perselisihan, masalah dan tindakan diskriminasi yang
dialami oleh kaum LGBT
2. Bidang akademisi dapat memakai hasil penelitian ini sebagai contoh bahwa
banyak nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan sebagai sarana pendampingan
pastoral maupun konseling.
3. Bidang pastoral atau para konselor dapat memakai pendekatan konseling
Semar ini sebagai suatu pendekatan baru yang dipakai untuk menunjukkan
bagaimana seharusnya sikap masyarakat dengan keberadaan LGBT.
4. Gereja dapat menggunakan pendekatan ini sebagai salah satu bahan dalam
serasehan-serasehan dengan tujuan supaya warga jemaatnya bisa tahu
bagaimana harus bersikap dengan orang lain yang berbeda orientasi seksual
124 5. Pemimpin masyarakat juga pemuka-pemuka agama bisa meneladani sikap dan
tindakan kemanusiaan yang ada pada diri Semar ini untuk menyikapi hal-hal
yang berkaitan dengan isu-isu diskriminasi dan ketidakadilan termasuk
menghargai LBGT.
6. LSM (lembaga swadaya masyarakat) dapat menggunakan pendekatan ini
untuk memberdayakan LGBT maupun masyarakat heteroseksual pada
umumnya. Kegiatan pemberdayaan ini dapat dilakukan melalui
penyuluhan-penyuluhan juga dalam rangka melandasi pemberian keterampilan kepada
mereka yang LGBT sebagai bentuk upaya persamaan hak dalam mengerjakan
pekerjaan yang layak.
7. Kekurangan penelitian ini adalah pembuktian pendekatan konseling Semar
sebagai suatu pendekatan dalam konseling masyarakat sehingga perlu adanya