• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian adalah rangkaian dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode penelitian adalah rangkaian dari"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Metode penelitian adalah rangkaian dari cara / kegiatan pelaksanaan penelitian dan didasari oleh pandangan filosofis, asumsi dasar, dan ideologis serta pertanyaan dan isu yang dihadapi. Sebuah penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menjelaskan prosedur / langkah-langkah yang harus dijalani, waktu penelitian, kondisi data dikumpulkan, sumber data serta dengan cara apa data tersebut dibuat dan diolah. Tujuan dari rancangan ini adalah

menggunakan metode penelitian yang baik dan tepat, dirancang kegiatan yang bisa memberikan jawaban yang benar terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Berikut macam-macam metode penelitian :

1. Penelitian kuantitatif

Penelitian ini didasari oleh suatu filsafat positivisme yang mengacu pada fenomena-fenomena objektif serta dikaji secara kuantitatif. Memaksimalkan objektivitas desain dalam penelitian dengan memakai angka-angka, struktur, pengolahan statistik, dan percobaan terkontrol. Di dalam penelitian kuantitatif ada beberapa metode yakni : deskriptif, survei,

komparatif, penelitian tindakan, korelasional, dan ekspos facto.

 Penelitian deskriptif = penelitian deskriptif merupakan sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada, dan yang sedang

berlangsung saat ini maupun yang lampau. Seperti : berapa lama orang dewasa

menghabiskan waktunya untuk bekerja. Penelitian deskriptif, dapat menjelaskan sesuatu kondisi saja, namun dapat juga menjelaskan keadaan da dalam langkah-langkah

perkembangannya. Penelitian yang demikian disebut dengan penelitian perkembangan ( developmental studies ). Ada 2 sifat di dalam penelitian perkembangan yakni

longitudinal / sepanjang waktu dan cross sectional / dalam potongan waktu.

 Penelitian survei = metode survei digunakan untuk mendapatkan informasi dalam bentuk opini dari sejumlah orang terhadap isu dan topik tertentu. Dalam survei ada 3 karakter utama yaitu 1) informasi dikumpulkan dari kelompok besar orang yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek tertentu. 2) informasi dikumpulkan lewat pengajuan

pertanyaan (biasanya tertulis). 3) informasi yang didapat dari sampel, tidak dari populasi. Tujuan dari survei adalah untuk mengetahui gambaran umum dari populasi.

 Penelitian ekspos facto = metode yang meneliti hubungan antara sebab dan akibat. Penelitian ini dilakukan terhadap program, kejadian / kegiatan yang sudah berlangsung / telah terjadi. Seperti penelitian tentang pemberian gizi pada waktu hamil bisa

menyebabkan bayi sehat.

 1. PROSES PENELITIAN Langkah 6 : Unsur-unsur Desain Penelitian

(2)

(independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi Analisis Studi Kasus, studi kasus yang bersifat kulitatif berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini

berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa lalu. Tinjauan Tujuan Studi, tidak sulit untuk melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti pada dasarnya berminat untuk menyelidiki faktorfaktor situasional untuk memperoleh pengertian mengenai karakteristik fenomena yang diteliti.

 3. Studi kausal adalah studi di mana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah.  Studi korelasional adalah peneliti berminat untuk menemukan variabel penting yang berkaitan dengan masalah.

 4. Tingkat intervensi peneliti terhadap arus kerja normal di tempat kerja mempunyai keterkaitan langsung dengan apakah studi yang dilakukan adalah kausal atau

korelasional. Studi korelasional dilakukan dalam lingkungan alami dengan intervensi minimum oleh peneliti dan arus kerja yang normal. Dalam studi yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat, peneliti mencoba untuk memanipulasi variabel tertentu untuk mempelajari akibat manipulasi tersebut pada variabel terikat yang diteliti.

 5.  Situasi korelasional yang dilakukan dalam organisasi disebut studi lapangan. Studi yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat menggunakan lingkungan alami yang sama, di mana karyawan berfungsi secara normal disebut eksperimen lapangan. Eksperimen yang dilakukan untuk menentukan hbungan sebab-akibat melampaui kemungkinan dari setidaknya keraguan memerlukan pembuatan sebuah lingkungan yang artifisial dan teratur, di mana semua faktor asing di kontrol dengan ketat.

 6.   Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya. Kita akan melihat data yang akan dikumpulkan dari setiap individu dan memperlakukan respons tiap karyawan sebagai sumber data individual. Jika pernyataan masalah berkaitan dengan efektivitas kelompok, maka unti analisis adalah pada tingkat kelompok. Jika kita ingin mempelajari perbedaan budaya antarbangsa, kita harus mengumpulkan data dari berbagai negara dan mempelajari pola budaya yang berlaku dalam setiap negara.

 7. A. Studi Cross-Sectional, merupakan sebuah studi yang dapat dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. B. Studi Longitudinal, merupakan data variabel terikat dikumpulkan pada dua atau lebih batas waktu untuk menjawab

pertanyaan penelitian.

(3)

penting untuk membuat keputusan penting yang memengaruhi kelangsungan organisasi dan/atau keberadaan sebagian besar anggota sistem.

 9. Penguasaan mengenai persoalan desain penelitian membantu manajer untuk

memahami apa yang peneliti berusaha lakukan. Manajer harus membuat satu keputusan penting sebelum memulai studi yang berkaitan dengan bagaimana keketatan studi

seharusnya. Mengetahui bahwa desain penelitian yang lebih ketat memakan sumber daya yang lebih banyak, manajer berada dalam posisi untuk menimbang kepentingan masalah yang dialami dan memutuskan jenis desain seperti apa yang dapat memberikan hasil yang bisa diterima dalam cara yang efisien.

 10. TERIMA KASIH

 1. 13 Bhineka Edukasi Indonesia

 Penelitian survei pada umumnya dilakukan 2. untuk membuat suatu generalisasi kesimpulan dari penelitian. Penelitian hanya dilakukan terhadap sampel tetapi hasil penelitian berlaku untuk seluruh populasi. Ukuran sampel dalam penelitian survei cukup besar. Penelitian survei dapat dipakai untuk tujuan deskriptif, eksplanatori, dan

eksploratori. Penelitian survei menggunakan metode analisis deskriptif, korelasional dan komparasi.

 Penelitian expost facto dilakukan untuk meneliti 3. peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau tetapi datanya baru diambil saat sekarang. Penelitian ex post facto

dilakukan untuk menemukan faktor-faktor yang diperkirakan menjadi penyebab peristiwa yang diteliti pada saat ini. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika ada perubahan pada X maka Y juga akan berubah, namun karena kejadian pada X sudah berlalu maka X tidak dapat dimanipulasi. Ada dua model dalam penelitian ini yaitu model kausal-korelasional dan model kausal-

komparatif.

 Penelitian eksperimen dibedakan menjadi 4. eksperimen murni yang dilakukan pada benda melalui pengamatan di laboratorium dan kuasi- eksperimen atau eksperimen-semu yang dilakukan pada kelompok manusia. Penelitian eksperimen dilakukan untuk

menemukan hubungan sebab akibat antar variabel dengan melakukan perlakuan (treatment) terhadap variabel bebas. Untuk mengetahui efektivitas eksperimen maka digunakan variabel kontrol (variabel yang tidak diberi perlakuan). Apabila variabel yang diberi perlakuan hasilnya lebih baik dari variabel kontol, maka eksperimen tersebut efektif dilakukan.

(4)

yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini berusaha memahami secara personal dorongan dan keyakinan yang mendasari tindakan manusia

 Penelitian analisis konten dilakukan dengan 6. tujuan untuk menggali isi atau makna pesan simbolik yang terdapat pada dokumen karya berupa buku ajar, web, software, desain busana dan sebagainya. Penelitian analisis konten yang bertujuan mengungkap isi pesan apa adanya disebut analisis konten deskriptif. Penelitian analisis konten yang bertujuan mengungkapkan makna, pemberi pesan atau dampak pesan pada pembaca, pendengar, pengamat, atau penikmat disebut analisis konten inferensial.

 Penelitian tindakan merupakan sebuah 7. penelitian yang dilakukan terhadap komunitas tertentu (siswa, mahasiswa, dosen, dan sistem manajemen) dengan menggunakan

tindakan-tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja

(output). Efektivitas tindakan diketahui dari output yang diukur dari peningkatan perilaku sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Apabila setelah dilaksanakan tindakan output menjadi lebih baik maka tindakan tersebut sangat efektif.

 Penelitian kebijakan adalah penelitian 8. yang bertujuan menghasilkan alternatif

rekomendasi kebijakan dengan cakupan luas, yakni kebutuhan informasi untuk formulasi kebijakan, untuk implementasi kebijakan, atau untuk evaluasi kinerja dan hasil kebijakan serta tindak lanjut kebijakan.

 Penelitian evaluasi dilakukan untuk 9. mengevaluasi program atau kebijakan yang telah diimplementasikan. Evaluasi pada umumnya dilakukan untuk menganalisis hambatan dan dukungan terhadap input, proses dan output. Penelitian evaluasi menghasilkan keputusan atau rekomendasi dalam tiga pilihan yaitu program dilanjutkan, diperbaiki komponennya atau dihapus.

 Penelitian historis dilakukan untuk dapat 10. merekonstruksi dan mengaktualisasikan kembali peristiwa dan perkembangan masyarakat yang terjadi pada masa lampau. penelitian historis dapat dilakukan untuk mengungkap berbagai sumber sejarah (heuristik) yang terjadi pada masa lampau, disertai adanya kritik internal maupun eksternal dan insterpretasi yang terkait dengan aspek ruang dan waktu.

 Penelitian deskriptif adalah penelitian 11. yang bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang suatu situasi, keadaan atau bidang kajian yang menjadi obyek penelitian. Hasil deskriptif dapat bersifat kuantitatif (Menggunakan angka-angka maupun kualitatif (kalimat verbal) atau keduanya.

(5)

 Penelitian data sekunder merupakan penelitian dengan 13. memanfaatkan data yang sudah ada yang telah disiapkan/dikumpulkan oleh lembaga yang kompeten, misalnya data yang telah tersedia di Biro/Kantor Pusat Statistik: tentang data kependudukan, data kependidikan, data tentang nikah, talak dan rujuk di Kantor Urusan Agama, data

monografi desa dan pemda. Data di biro kepegawaian mengenai kepegawaian. Dalam hal ini peneliti tidak perlu mengambil data secara langsung kepada responden dengan

melakukan wawancara atau menyebar angket, peneliti berkeyakinan bahwa data-data yang telah tersedia di lembaga-lembaga telah diyakini validitasnya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui, memaknai dan memprediksi kecenderungan-kecenderungan yang mungkin terjadi dibalik data sekunder tersebut.

 Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian 14. yang dilakukan untuk

mengembangkan prototype produk yang sudah ada atau rekayasa produk baru. Selama proses pengembangan selalu dilakukan uji kelayakan dan perbaikan berdasarkan hasil pengujian tersebut. Penelitian pengembangan minimal memiliki tahap kegiatan yaitu: analisis kebutuhan pengembangan, perancangan produk yang akan dikembangkan, uji coba lapangan, implementasi rancangan (pembuatan dan penggunaan produk) dan evaluasi. Apabila pada saat evaluasi, produk yang dikembangkan masih kurang baik, peneliti dapat mengulangi prosedur dari awal atau merevisi produk supaya hasil pengembangan layak untuk diupayakan hak cipta atau paten.

 Peraturan Kepala Lembaga Administrasi 15. Negara (LAN) Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Widyaiswara. Hadari Nawani dan Mimi Martini (1996). “Penelitian Terapan” Yogyakarta: Gadjag Mada University Press. Wuradji. dkk (2010) “Pedoman Penelitian”. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Berbagai sumber internet

(6)

Menurut Nazir (2013), prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian mengatakan alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Sedangkan metode penelitian memandu si peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan. Ada beberapa jenis metode penelitian, diantaranya metode sejarah, metode deskriptif, metode eksperimental, grounded research, metode penelitian tindakan. Untuk metode deskriptif memiliki beberapa jenis, yaitu penelitian survei, penelitian deskriptif 1

 2. berkesinambungan, penelitian studi kasus, penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas, penelitian tindakan, penelitian perpustakaan dan dokumenter dan penelitian evaluasi. Makalah ini akan membahas lebih dalam tentang penelitian deskriptif dengan jenis penelitian survei dan penelitian evaluasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Sebutkan prinsip penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi? 2. Jelaskan desain, pelaksanaan dan pelaporan penelitian survei dan penelitian evaluasi? 3. Bagaimana contoh permasalahan yang dipecahkan melalui penelitian penelitian survei dan penelitian evaluasi? 1.3 Tujuan Makalah Makalah ini bertujuan untuk : 1.

Menyebutkan prinsip penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi. 2. Menjelaskan desain, pelaksanaan dan pelaporan penelitian survei dan penelitian evaluasi. 3. Menjelaskan contoh permasalahan yang dipecahkan melalui penelitian penelitian survei dan penelitian evaluasi. 1.4 Manfaat Makalah Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah : 1. Masukkan/informasi bagi mahasiswa pascasarjana tentang penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi. 2. Masukkan/informasi bagi mahasiswa pascasarjana tentang permasalahan yang dapat diselesaikan melalui penelitian survei dan penelitian evaluasi. 2

 3. 3. Masukkan/informasi bagi penulis tentang penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi. 1.5 Ruang Lingkup Makalah Adapun ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada penjelasan tentang prinsip, desain, pelaksaan dan pelaporan penelitian deskriptif, penelitian survei dan penelitian evaluasi serta contoh permasalahan bagi masing-masing penelitian. 3

(7)

depan. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah

menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan

seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian. 4

 5. C. Prinsip Penelitian Deskriptif Adapun prinsip penelitian deskriptif adalah : a.

Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang, atau yang sedang terjadi. b. Data yang terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan. c. Variabel yang diteiliti bisa tunggal, atau lebih dari satu variabel, bahkan dapat juga

mendeskripsikanhubungan beberapa variabel D. Desain Penelitian Deskriptif Desain Penelitian Deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik Orang, Tempat dan Waktu. - Variabel Orang : Orang sebagai individu mempunyai Variabel yang tak terhingga banyaknya, sehingga untuk mengadakan pengamatan terhadap semua variabel tersebut sangat tidak mungkin. Beberapa Variabel Utama yang dapat digunakan sebagai indikator untuk mengidentifikasi seseorang, diantaranya adalah : Umur, Jenis Kelamin, Suku

Bangsa/Etnis, Pendidikan, Status Perkawinan, Status Ekonomi, Status Marital, dsb. - Variabel Tempat : Faktor Tempat atau Distribusi Geografis memegang peranan yang sangat penting dalam penelitian, karena pada geografis yang berbeda akan berbeda pula pola permasalahan yang dihadapai (pola penyakitnya). - Variabel Waktu : Variabel Waktu sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan, misalnya suatu “survey” yang dilakukan pada Waktu atau Musim yang berbeda, dapat menghasilkan Pola Penyakit yang berbeda pula. Perubahan Waktu yang perlu mendapatkan perhatian antara lain : Kecenderungan Sekuler ; Variasi Siklik ; Variasi Musim ; Variasi Random. Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup Individu di suatu daerah tertentu atau lingkup Kelompok pada masyarakat di daerah tertentu. 5

 6. E. Contoh Masalah Penelitian Deskriptif Contoh permasalahan yang sering dihadapi dibidang pendidikan adalah : a. Studi mengenai peranan suatu metode terhadap

pemahaman konsep yang bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang

efektivitas dari metode tersebut. b. Penelitian mengenai taraf serap siswa-siswa Sekolah Menengah. c. Studi laporan mengenai hasil nilai tes di suatu sekolah F. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Deskriptif a. Merumuskan masalah yang terkait dengan variabel yang akan diteliti yang terjadi pada saat ini kemudian dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya kemudian dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian. Untuk masalah yang bersifat menghubungkan gunakan hipotesis penelitian. b. Menentukan jenis data yang diperlukan yang terkait dengan data kuantitatif atau data kualitatif. c. Menentukan prosedur pengumpulan data yang terkait dengan alat pengumpul data/instrumen

(8)

yang digunakan adalah statistik deskriptif. f. Prosedur yang dilakukan antara lain:

pemeriksaan data; klasifikasi data ; tabulasi data; menghitung frekuensi data; perhitungan selanjutnya sesuai dengan statistik deskriptif yang sesuai (persen, rata-rata, SD, atau korelasi); memvisualisasikan data (tabel, grafik); dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian. g. Menarik kesimpulan penelitian. 6

 7. 2.2 Penelitian Survei A. Pengertian Penelitian Survei Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian untuk mengumpulkan data (satu atau beberapa variabel) dari anggota populasi untuk menentukan status populasi pada waktu dilakukan penelitian. Penelitian survei bersifat menyeluruh dan meluas dalam mengungkapkan masalahnya, tanpa

mengkhususkan perhatiannya pada gejala atau aspek tertentu didalamnya. Informasi yang diperoleh dari penelitian survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula dari sebagian populasi. Survei yang dilakukan kepada semua populasi dinamakan penelitian sensus sedangkan jika pengumpulan data hanya dilakukan pada sebagian dari populasi disebut sebagai survei sampel. B. Tujuan Penelitian Survey - Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada - Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb. - Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa - Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel - Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan C. Prinsip Penelitian Survei Yang menjadi prinsip dari penelitian survei adalah untuk pengumpulan data hanya menggunakan instrumen kuesioner.

Sehingga karakter penelitian survei adalah selfreport artinya responden melaporkan dirinya ke peneliti (spesifik). 7

 8. D. Desain penelitian survei Penelitian survey berdasarkan lingkup dan fokus dibedakan menjadi dua jenis yaitu : - Survey Sensus, yaitu Penelitian survey yang melibatkan seluruh populasi dalam penelitian. - Survey Sample, yaitu Penelitian survey yang tidak melibatkan seluruh populasi melainkan menarik sampel dari populasi tersebut. Adapun desain penelitian survei adalah : - Cross Sectional Design : Cross-sectional Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang suatu populasi pada satu waktu tertentu . Contoh survei cross sectional adalah penelitian mengenai bagaimana pendapat orang tua apabila terdapat penyaringan internet. - Successive independent samples Design : Dalam successive independent samples design sampel yang berbeda dari responden dari populasi mengisi survei selama periode waktu. Successive independent samples design memungkinkan peneliti untuk mempelajari perubahan pada populasi dari waktu ke waktu. - Longitudinal Design : survei longitudinal mengumpulkan data selama periode waktu. peneliti kemudian dapat menganalisis perubahan dalam populasi dan berusaha untuk menggambarkan dan / atau menjelaskannya. E. Pelaksanaan/Langkah-langkah Dalam Penelitian Survey 1. Menentukan Permasalahan Mencari masalah apa yg akan di angkat. Bisa melalui observasi, pengalaman atau melalui bantuan media. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan. 8

(9)

menebak secara ilmiah dan logis tentang pemecahan suatu masalah penelitian atau dugaan sementara yang memerlukan jawaban secara ilmiah. 3. Menentukan Tujuan Penelitian Penetapan tujuan survey dilakukan dalam rangka menunjukkan fokus perhatian dan upaya yang akan dilakukan. 4. Menentukan Tipe Survey

Mempertimbangkan tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas. Peneliti perlu memahami secara mendalam tentang tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas. Hal ini diperlukan sebagai pertimbangan peneliti dalam rangka mengatasi masalah yang menyangkut personil, keuangan, perlengkapan, akomodasi, dan sebagainya. 5. Sample Design Menyeleksi personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan survei. Personil yang akan dilibatkan dalam kegiatan survai perlu diseleksi sesuai dengan tingkat kepakaran yang dimilikinya, misalnya kemampuan dan pengalaman mereka mengenai teknik survai, penguasaan teknik pengumpulan data dari lokasi survai melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan sebagainya. 6. Menentukan Besarnya Sample Jumlah sample yang sesuai dengan penelitian yang telah mencerminkan seluruh populasi (sample harus sesuai dengan permasalahan yang akan di teliti). 7. Membuat Pertanyaan dan Memilih Alat Tes Apa Yang Akan Digunakan Alat tes terdiri dari tiga macam yaitu : Kuesioner, Skala (Likert-type scale), dan Tes. 8. Menentukan Bentuk „Data Collection Sesuai Definisi ‟ Konseptual Alat Penelitian Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik : 9

 10. a. Kuesioner - Terstruktur - Tidak Terstruktur : Responden mengemukakan jawaban secara bebas. b. Observasi : Sudah tersedia jawabannya : Peneliti ikut langsung ke lokasi penelitian dan terlibat dalam group penelitian. c. Wawancara : Peneliti mewawancarai langsung responden (bertemu langsung). 9. Memproses Data Dari perumusan masalah, hipotesis, dan data sample di kaitkan menjadi satu sehingga menghasilkan data. 10. Melakukan Analysis Data Mengkaji data dari hasil memproses data sebelumnya. 11. Pembahasan Hasil Menarik kesimpulan dari penelitian yang telah di lakukan dan sudah dapat menjawab hipotesis yang telah di buat tadi. F. Teknik Pengumpulan Data Pada Penelitian Survey 1. Melalui Surat (mail-questionare) Merupakan cara untuk menguji tanggapan responden melalui mengiriman kuesioner via pos. Kelebihan dari mail-questionare adalah hemat biaya, hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi kuesioner, ada jaminan kerahasiaan (anonymity) yang lebih besar, keseragaman kata (tidak dibacakan lagi), tidak ada bias pewawancara, serta banyak responden yang dapat dicapai (dibandigkan dengan pengiriman pewawancara ke banyak tempat). Sedangkan kekurangannya adalah tidak kecenderungan rendahnya tanggapan (response fleksibel, rate), hanya terdapat perilakuverbal yang tercatat, idak ada kendali atas lingkungan (ribut, diganggu), tidak ada kendali atas urutan pertanyaan, bisa

menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, tidak bisa merekam jawaban secara spontan, kesulitan untuk membedakan antara tidak menjawab 10

(10)

pencatatan jawaban seecara spontan, responden tidak bisa curang dan harus menjawab sendiri, terjaminnya kelengkapan jawaban dan pertanyaan yang dijawab, adanya kendali atas waktu menjawab pertanyaan, serta dapat digunakan untuk kuesioner yang kompleks. Sedangkan, kelemhannnya adalah biayanya yang mahal, waktu yang dibutuhkan untuk bertanya dan untuk berkunjung ke lokasi, bias pewawancara, tidak ada kesempatan bagi responden untuk mengecek fakta, mengganggu responden, kurang menjamin kerahasiaan, kurangnya keseragaman pertanyaan, serta kurang bisa diandalkan untuk mencapai banyak responden. 3. Wawancara telepon (telephone interview) Merupakan dari telephone cara menguji interview adalah tanggapan tingkat respondenvia respon (Respon telepon. rate) Kelebihan lebih tinggi dari mail atau self administered. memnungkinkan untuk

menjangkaugeografis yang luas/ jauh, waktu lebih singkat, dapat mengontrol tahapan pengisian kuesioner, dapat melakukan pertanyaan lanjutanprobing, dan memungkinkan untuk format pertanyaan yang lebih kompleks. Sedangkan, kekurangannya adalah biaya tinggi, panjang wawancara terbatas, terbatas untuk responden yang memiliki telepon, mengurangi anonimitas, memungkinkan bias pewawancara, sulit untuk pertanyaan terbuka, membutuhkan bantuan visual, serta hanya dapat mencatat hal-hal tertentu dari latar belakang suara atau intonasi suara. 11

 12. 4. Alat Survey 1. Kuesioner Dalam penggunaan alat ini, penelitian banyak

mendapatkan data secara faktual. - Yes – No question atau skala dikotomus adalah pilihan jawaban hanya terdiri dari 2 pilihan Contoh : Apakah anda sudah menikah? Ya atau Tidak - Forced choice adalah pertanyaan yang memaksa kita untuk menjawab walaupun

pilihannya tidak begitu sesuai dengan keadaan kita (jadi, kita memilih pilihan yang paling mendekati dengan keadaan kita) Contoh: Saat berlibur saya lebih suka pergi ke pantai atau mall - Pilihan ganda adalah pertanyaan dimana responden dapat memilih jawaban sesuai dengan pilihan yang tersedia Contoh : saya berstatus sebagai a. single b.

bertunangan c.menikah - Open ended question adalah pertanyaan dimana responden dapat menjawab pertanyaannya dengan kalimatnya sendiri, jawaban responden terbuka Contoh : bagaimana pendapat anda tentang fakultas psikologi ? 2. Skala (Likert-type scale) Dalam penggunaan alat ini, jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab pertanyaan. Bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri atau karakteristik sesuatu hal berdasarkan suatu ukuran tertentu sehingga dapat dibedakan. Contoh: Bagaimana

menurut anda mengenai jadwal kuliah yang akan di padatkan? SS S KS TS STS S S S 3. Tes Dalam penggunaan alat ini, pertanyaan yang di ajukan sudah memiliki standardisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang di gunakan sebagai alat tes. 12

(11)

untuk menjabarkan hal yang akan diobservasi, prosedur dan teknik perekaman, dan kriteria analisis dan interpretasi. G. Contoh Kasus Yang Menggunakan Penelitian Survey Seorang tamu asing yang mengamati para tukang becak di malioboro yang menawarkan jasa kepada para turis dengan bahasa Inggris, dna ucapannya cukup baik. Timbul minat dalam diri tamu untuk meningkatkan kemampuan para tukang becak tersebut agar terbuka kesempatan bagi mereka untuk mencari lapangan kerja lain. Memang turis yang satu ini tergolong ilmuwan yang mempunyai kegemaran meneliti, sekaligus seorang sosiawan. Tamu yang tinggal beberapa hari ditempat itu sempat melakukan penelitian. Disusunlah rencana penelitian sederhana, dan dirumuskankanlah beberapa problematika penelitian antara lain : 13

 14. 1) Ada beberapa tukang becak yang berminat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris? 2) Seberapa tinggi tingkat penguasaan berbahasa Inggris para tukang becak ini? 3) Berapa orangkah ( atau berapa persen) di antara mereka yang berminat mengikuti kursus tambahan bahasa Inggris andaikata kepada mereka diberi kesempatan kursus secara cuma-cuma? 4) Adakah kemungkinan mereka menghidupi diri (mungkin dnegn keluarga mereka) dengan mata pencaharian lain, misalnya pramuwisata atau penerjemah? 5) Ada berapa orangkah yang berminat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris agar dapat melayani turis secara lebih baik? Dengan mengetahui pendapat umum para tukang becak, peneliti dapat memberikan saran kepada pihak pemerintah atau badan swasta yang berminat untuk menyelenggarkan kursus bahasa Inggris atau pembinaan lain. Sekurang-kurangnya Dinas Pariwisata dengan hasil semacam ini dapt terbantu dat yang sangat berharga guna menentukan tindakan lebih lanjut. 2.3 Penelitian Evaluasi A. Pengertian Penelitian Evaluasi Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yg telah ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono 2009). Sedangkan menurut Rika Dwi K. (2009) Evaluasi adalah sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan. Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah untuk 14

 15. memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak (Edison, 2009). Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 222) penelitian evaluasi dapat diartikan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu

mempertimbangkan nilainilai positif dan keuntungan suatu program, serta

(12)

dan keuntungan suatu program. B. Tujuan Penelitian Evaluasi Pada prinsipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program yang akan

dievaluasi. Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap komponen dari program. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan

penelitian evaluasi untuk mengevaluasi komponenkomponen program dan program secara menyeluruh. Penelitian evaluasi juga memiliki dua fungsi, yaitu evaluasi sumatif yang difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu pendidikan masih berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif yaitu difungsikan jika program kegiatan sudah selesai dilaksanakan. Ini dapat dianggap bahwa luasnya sasaran penilaian sumatif merupakan gabungan dari sasaran penilaian formatif. 15

 16. C. Perbedaan penelitian evaluasi dengan evaluasi pendidikan Ditinjau dari tujuan, penelitian evaluasi dengan evaluasi pendidikan memilik tiga perbedaan, yaitu: a. Penelitian evaluasi dilaksanakan untuk mengambil keputusan sedangkan evaluasi pendidikan dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Tentu saja maksud yang kedua, yaitu setelah hipotesis terbukti, tetap tidak menutup kemungkinan bahwa hasilnya juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. b. Penelitian evaluasi dilaksanakan dengan tujuan terbatas. Terkadang pengambilan keputusan hanya tertarik pada aspek yang sempit saja, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat

digeneralisasikan. Sedangkan evaluasi pendidikan biasanya peneliti lebih banyak tertarik pada prinsip-prinsi yang dapat diberlakukan untuk lingkup yang lebi luas. c. perbedaan yang ketiga berhubungan dengan pertimbangan makna atau nilai. Para peneliti biasany berpikir dari segi manfaat dan nilai yang menyangkit gejala-gejala pendidikan. D. Desain Penelitian Evaluasi Desain penelitian evaluasi adalah rencana yang menunjukkan bila evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan selama evaluasi berlangsung. Desain ini terbagai atas dua yaitu Desain dalam evaluasi sumatif dan Desain dalam evaluasi formatif. Elemen dalam desain Evaluasi a. Kelompok

Eksperimen Yaitu kelompok yang menerima perlakuan, dan untuk mengetahui pengaruh program, maka perlu adanya kelas kontrol. b. Kelompok Kontrol Yaitu kelompok yang telah diukur dan sama dengan kelompok eksperimen tetapi tidak mendapatkan perlakuan seperti yang dilakukan pada kelompok eksperimen. 16

(13)

 18. - The time series whit Non-Equivalent Control group : Desain Postest saja - Before and After Design E. Pelaksanaan Penelitian Evaluasi Seperti halnya pelaksanaan penelitian yang lain, penelitian evaluasi melalui prosedur sebagai berikut : 1. Peneliti mengadakan pengkajian terhadap buku-buku, lapanag dan menggali informasi dari pakar untuk memperoleh gambaran tentang permasalahn yang akan diteliti. 2. Peneliti

merumuskan problematika penelitian dalam bentuk pertanyan penelitian setelah terlebih dahulu mengkaji sumber yang relevan untuk memperoleh ketajama problematika. 3. Peneliti menyusun proposal penelitian. 4. Peneliti mengatur perencanaan penelitian, menyusun instrumen, menyiapkan kancah penelitian dan melaksanakan ujicoba instrumen. 5. Pelaksanaan penelitian dalam bentuk yang disesuaikan dengan model penelitian yang telah dipilih. 6. Peneliti mengumpulkan data dengan instrumen yang telah disusun berdasarkan rincian komponen yang akan dievaluasi. 7. Menganalisis data yang terkumpul dengan menerapkan tolak ukur yang telah dirumuskan oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengelola program. 8. Menyimpulkan hasil penelitianberdasarkan gambaran tentang sejauh mana data sesuai dengan tolok ukur. 9. Informasi mengenai hasil penelitian disampaikan kepada pengelola program atau pihak yang diminta bantuan kepada peneliti evaluasi. 18

 19. F. Contoh Permasalahan Penelitian Evaluasi Variabel yang sering dicermati oleh peneliti dengan menggunakan penelitian evaluasi adalah mengenai gejala pendidikan. Didalam kegiatan formal objek penilaian yang dicermati oleh peneliti dapat dipandang sebagai komponen suatu program, yaitu : 1. Pendekatan atau strategi pengajaran : metode penemuan untuk IPA kelas I, metode „braiwashing” untuk bahasa Inggris di SMP kelas I, pendekatan „micro leading untuk perkuliahan manajeme dan sebagainya. 2. Bahan ‟ kurikulum : Paket belajar, film slide, perangkat tutorial, buku pengajaran berprograma dan sebagainya. 3. Program pengajaran : program pengadaan guru Sekolah Dasar, pemberia keterampilan para lulusan SMA, paket program pendidikan keterampilan, pendidikan komputer dan sebagainya. 4. Organisasi pendidikan : Taman Kanak-kanak Tempat Pembinaan Keterampilan (TPK), kursus bahasa Inggris, dan sebagainya. 5. Pelaksana pendidikan : guru kelas, guru bidang studi, petugas bimbingan, tutor dan sebagainya. 6. Subjek didik : siswa Sekolah Dasar, siswa Sekolah Pendidikan Luar Biasa, anak berkemampuan unggul, mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dan sebagainya. Dengan contoh-contoh objek evaluasi tersebut dapat dikemukakan disini bahwa kegiatan penilaian dapat memfokuskan salah satu dari komponen yang telah disebutkan. 19

(14)

dalam pertimbangan makna atau nilai. 3.2 Saran Mengingat kelebihan dan kelemahan baik penelitian survei atau penelitian evaluasi tidak terdapat dalam makalah ini, maka diharapkan untuk penulis selanjutnya agar menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan masing-masing penelitian ini. 20

 21. DAFTAR PUSTAKA Nazir, Moh. 2013. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Furchan, H. Arief. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyono. 2009. Penelitian Eveluasi Kebijakan, (Online), (http:// mulyono. staff.uns .ac.id /2009/ 05/13/penelitian-evaluasi-kebijakan/, diakses 12 September 2013) Rika Dwi Kurniasih. 2009. Teknik Evaluasi Perencanaan, (Online), (http://

images.rikania09.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SUdfiwoKCF8AAD uyo-81/Rika%20Eva.doc?nmid=148657139, diakses 12 September 2013) Edison. 2009. Penelitian dan Evaluasi Dalam Bidang Pendidikan:Evaluasi CIPP, (Online),

(http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 11 April 2011) Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta 21

 1. METODE PENELITIAN Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli : 1. Nasir (1988:51) =>Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. 2. Sugiyono (2004: 1) =>Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 3. Winarno (1994) =>Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti dan sistematik. 4. Muhiddin Sirat (2006) =>Metode penelitian adalah suatu cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian. Beberapa pandangan metode penelitian secara khusus menurut para ahli: 1. Metode Penelitian Historis Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (1990 : 411) dalam Yatim Riyanto (1996: 22), dalam Nurul Zuriah (2005: 51) “metode penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif

memfokuskan kepada masa lalu”, sedangkan menurut Donald Ary, dkk (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 22) dalam Nurul Zuriah (2005: 51) “metode penelitian sejarah adalah penelitian untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu”. 2. Metode Penelitian Survey Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survey adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari

sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan- pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992) “metode penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “metode penelitian survey merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”. 3. Metode Penelitian KKuantitatif Menurut Jonathan Sarwonno (2006) “metode penelitian

(15)

dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”. 5. Metode Penelitian Naturalistic

 2. Bogdan dan Tylor dalam Moleong (1993:3) “metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. 6. Metode Penelitian Kebijaksanaan (Deskriptif) Menurut Suharsimi Arikunto “metode penelitian kebijaksanaan adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan”. 7. Metode Penelitian Tindakan Menurut Kemmis (1988) “metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik social”, sedangkan menurut Kemmis & Taggar (1988) dalam Zuriah (2003: 54) “metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan pratek pendidikan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktek dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut. 2. Macam-macam Penelitian Secara umum dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Menurut bidangnya: penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ilmu teknik, penelitian biologi, ekonomi, dsb 2. Menurut tempatnya: penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, penelitian kancah. 3. Menurut pemakaiannnya: penelitian murni (pure research) dan penelitian terpakai (applied research) 4. Menurut tujuan umumnya: penelitian eksploratif, penelitian devolpmental, dan penelitian veririkatif 5. Menurut tarafnya: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial 6. Menurut Pendekatannya (approach): penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional (Sutrisno Hadi,1987:3-4) 3. Jenis Pendekatan Dalam Penelitian Emzir (2007:28) mengemukakan ada tiga jenis pendekatan dalam penelitian sebagai berikut: 1. Pendekatan Kuantitatif Suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan spesifik,

menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori) dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, menggunakan strategi seperti eksperimen dan survei yang

memerlukan data statistika. Dalam pendekatan ini ada beberapa bentuk penelitian yakni pertama, penelitian Korelasional / survei adalah suatu pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus pada penaksiran pada kovariasi di antara variabel yang muncul secara alami. Tujuannya adalah untuk mengindentifikasi hubungan prediktif

denganmenggunakan teknik korelasi atau teknik statistika yang lebih canggih

(Zechmester dalam Emzir,2007:37). Kedua penelitian Eksperimental (eksperimen) adalah situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel

 3. bebas yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti Wiersma dalam Emzir (2007:63) Ketiga, Kausal komparatif (ex post facto) merupakan penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi (Kerlinger dalam Emzir,2007:119) 2. Pendekatan Kualitatif Pendekatan yang secara primer

(16)

pada makna sosiologis melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural (Emzir,2007:143). Kedua, penelitian grounded theory (teori dasar) adalah teori umum dari metode ilmiah yang berurusan dengan generalisasi, elaborasi, dan validasi dari teori ilmu sosial (Glaser dan Strauss dalam Emzir.2007:193). Ketiga, penelitian tindakan (action research) adalah suatu penelitian informal, kualitatif, formatif, subjektif, interpretif, reflektif dan suatu model penelitian pengalaman, di mana semua individu diibaratkan dalam studi sebagai peserta yang mengetahui dan menyokong (Hopkin dalam Emzir,2007:233) 3. Pendekatan mixed methods (metode gabungan) Pendekatan

didasarkan pada paradigm pengetahuan pragmatik (seperti orientasi konsekuensi, orientasi masalah dan pluralistik). Pendekatan ini menggunakan penelitian yang

melibatkan pengumpulan data baik secara simultan maupun sequensial untuk memahami penelitian sebaik-baiknya. 4. Tujuan Penelitian Babbie dalam Hamidi (2007:11-13) mengemukakan ada tiga kelompok tujuan aktivitas pada penelitian: eksplorasi, deskripsi, dan eksplanasi. 1. Kelompok eskplorasi dengan tujuan untuk ingin memuaskan rasa hasrat atau rasa ingin tahu agar memperoleh pemahaman jelas tentang peristiwa sosial yang terjadi, careful study, mengembangkan metode-metode yang hendak digunakan dalam penelitian yang lebih teliti. 2. Kelompok deskripsi dengan tujuan agar suatu penelitian dapat disajikan secara teliti tentang karakterristi yang sanga luas dari suatu populasi. 3. Kelompok eksplanasi bertujuan untuk memberikan eksplanasi, yakni mengungkapkan hubungan antara dua atau lebih konsep atau variabel dari suatu fenomena sosial. Menurut Rosdy Ruslan (2003:7) tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, yang bersifat jangka panjang 2. Untuk pemecahan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat jangka pendek Selanjutnya Hamidi (2007:58) mengungkapkan bahwa tujuan penelitian memliki kegunaan yakni: 1. Secara praktis diharapkan memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran baik bagi Mahasiswa, dosen maupun bagi pimpinan jurusan komunikasi 2. Secara teoritik penilitian diharapkan memberikan kontribusi baik dalam hal penguatan atau menolak pernyataan asumsi teori 5. Langkah-langkah Penelitian Beberapa hal yang dilakukan seorang dalam melakukan penelitian:

 4. 1. Indentifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah 2. Penelaah kepustakaan 3. Penyusunan hipotesis 4. Indentifikasi, klarifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-variabel 5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data 6. Penentuan sampel 7. Pengumpulan data 8. Pengolahan dan analisis data 9. Interpretasi hasil analisis 10. Penyususan laporan (Maman Djaliel,1998:43). 6. Masalah Dalam Penelitian Menurut Creswell dalam Emzir (2007:30-32) menyebutkan ada tiga faktor: 1. Menentukan

kesesuaian masalah dan pendekatan Masalah penelitian adalah suatu isu atau kehidupan yang perlu diteliti. Sebagai contoh seseorang menentukan suatu gejala sosial yang ada di lingkungan. Dengan kondisi masalah yang kompleks seseorang haruslah jeli terhadap permasalahan ada sehingga ketika melakukan penelitian itu dalam menggunakan

pendekatan yang sesuai. 2. Pengalaman personal Indentik dengan pengalaman seseorang apabila terlatih secara teknis dalam penulisan ilmiah, statistika, dan program statistika komputer maka ia akan terbiasa dengan jurnal-jurnal kuantitatif sebaiknya ia

(17)

Jadi pengalaman seseorang tersebut sangat penting. 3. Audiens Dalam penelitian dikenal dengan responden yakni orang yang memberi informasi tentang dirinya walaupun juga digunakan dalam penelitian kualitatif, sedangkan informan adalah orang yang dapat member informasi dirinya dan dan orang lain sebab biasanya yang diteliti para tokoh masyarakat yang banyak tahu kondisi masyarakatnya. Pengalaman audiens sangat penting sekali dengan adanya penelitian kuantitatif, kualitatif, metode gabungan akan membentuk keputusan yang dibuat tentang pilihan tersebut. PERMASALAHAN

Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.

 5. Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu berupa kesenjangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya : 1. Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil. 2. Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”. Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskriptip tentang ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya. Dengan demikian rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus pengamatan di dalam proses penelitian nantinya. A. Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain: 1. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut. 2. Dapat berguna bagi

kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat 3. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah. 4. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah

tersebut.

(18)

Tentunya masalah-masalah yang dihasilkan itu tidak lepas dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada bagian pendahuluan B. ADA BEBERAPA HAL YANG

DISARANKAN TENTANG CARA MENULIS RUMUSAN MASALAH PENELITIAN YAITU : 1. Dikemukakan dalam kalimat tanya (interogatif) Rumusan dalam kalimat tanya sangat dianjurkan, karena dapat lebih bersifat khas dan tajam. 2. Rumusan hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda. Suatu pertanyaan penelitian;

Bagaimanakah pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kiri? Tidak bersifat khas, karena fungsi ventrikel kiri dapat dilihat dari pelbagai segi. Pertanyaan penelitian; Apakah pemberian obat berhubungan dengan peningkatan curah jantung? Lebih bersifat khas dan tidak dapat ditafsirkan lain. 3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus ditanyakan secara terpisah. Contoh penggabungan pertanyaan penelitian ini yang sulit untuk dijawab dengan satu uji hipotesis. “Apakah pemberian kalium intravena akan menurunkan tekanan darah, menaikkan frekuensi nadi, dan tidak berpengaruh pada penampilan miokardium? Penguraian pertanyaan tersebut menjadi tiga pertanyaan terpisah akan lebih mudah dimengerti, yang masing-masing dapat diuji dengan uji

hipotesis yang sesuai secara terpisah. 4. Rumusan hendaklah padat dan jelas. 5. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. 6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai

penjabaran-penjabaran yang spesifik dan poerasional

 7. LANDASAN TEORI Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam pelaksanaan penelitian adalah teori. Karena teori dengan unsur ilmiah inilah yang akan mencoba menerangkan fenomena-fenomena sosial yang menjadi pusat perhatian peneliti ( Masri Singarimbun & Sofyan Efendi, 1989:37). Menurut Kerlinger (1973:9), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar variabel. Berdasar pengertian tersebut, definisi teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori merangkan secara sistematis atau fenomena sosial dengan sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya. Dalam menyusun kerangka teori menurut Prof. Noeng Muhadjir, dalam makalahnya yang berjudul ” Proses

(19)

hidup kemasyarakatan atau tata hidup alam semesta. Validasi suatu teori diuji atas kemampuannya memberikan evidensi empirik. A. FUNGSI TEORI

 8. Sesuai dengan definisi Kerlinger (1973), bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proporsi [1]yang menyajikan gejala-gejala sistematis, merinci hubungan antar variable-variabel, dengan tujuan meramalkan dan menerangkan gejala tersebut, maka teori memiliki fungsi antara lain: 1. Menyediakan kerangka konsepsi penelitian, dan memberikan pertimbangan perlunya penyelidikan 2. Melalui teori kita dapat membuat pertanyaan yang terinci untuk penyidikan. 3. Menunjukkan hubungan antar variable yang diteliti. 4. Kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kerangka/ landasan teori, antara lain: 1. Kerangka teori

sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu (bisa disajikan di Bab II atau dibuat sub-bab tersendiri). 2. Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka. 3. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku dengan edisi terbaru, jika referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut adalah terbitan terakhir. Dan bagi yang menggunakan Jurnal sebagai referensi pembatasan tahun terbitan tidak berlaku 4. Semakin banyak sumber bacaan, maka kualitas penelitian yang akan dilakukan semakin baik, terutama sumber bacaan yang terdiri dari teks book atau sumber lain misalnya jurnal, artikel dari majalah, Koran, internet dan lain-lain 5. Pedoman kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian 6. Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di BUKU) 7. Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan penelitian studi kasus cukup

menyusun Model teori dan beri keterangan. Model teori dimaksud merupakan kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang

 9. dilakukan. Kerangka itu dapat berupa kerangka dari ahli yang sudah ada, maupun kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung yang ada. Dari kerangka teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika dianggap perlu memberikan batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan. Contoh: Judul : Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Perubahan Siklus Menstruasi pada Siswa SMA Masehi Kudus RM : Apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan perubahan siklus menstruasi pada siswa SMA Masehi kudus ? Ha : Ada Hubungan antara tingkat

(20)

tersebut, sebagai berikut: Tingkat Kecemasan : 1. Pengertian kecemasan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan 3. Kualifikasi kecemasan dll yang berkaitan dengan kecemasan Perubahan Siklus Menstruasi : 1. Pengertian siklus menstruasi

 10. 2. Macam-macam perubahan siklus menstruasi 3. Faktor penyabab terjadinya perubahan siklus menstruasi dll yang berkaitan dengan perubahan siklus menstruasi SAMPLE DAN POPULASI Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Penarikan sampel

diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar, dan peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi maka peneliti perlu mendefinisikan populasi target dan populasi terjangkau baru kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang digunakan. B. Ukuran Sampel Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100. Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel : 1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian 2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel

(pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat 3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam

penelitian 4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20 Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.

(21)

penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki. C. Teknik Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang secara umum terbagi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Dalam pengambilan sampel cara probabilitas besarnya peluang atau probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek diketahui. Sedangkan dalam pengambilan sampel dengan cara nonprobability besarnya peluang elemen untuk ditentukan sebagai sampel tidak diketahui. Menurut Sekaran (2006), desain pengambilan sampel dengan cara probabilitas jika representasi sampel adalah penting dalam rangka generalisasi lebih luas. Bila waktu atau faktor lainnya, dan masalah generalisasi tidak diperlukan, maka cara nonprobability biasanya yang

digunakan. 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel

 12. random sampling, sistematis sampling, proportioate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan cluster sampling Simple random sampling Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Misalnya : Populasi adalah siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel

ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 205. Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin. Sampling Sistematis Adalah teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya. Contohnya : Akan diambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan ini diurutkan dari 1 – 125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap (2, 4, 6, dst) atau nomor ganjil (1, 2, 3, dst), atau bisa juga mengambil nomor kelipatan (2, 4, 8, 16, dst) Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan rumus Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah : Marketing : 15 Produksi : 75 Penjualan : 35 Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan Marketing : 15 / 125 x 95 = 11,4 dibulatkan 11 Produksi : 75 / 125 x 95 = 57

(22)

dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya. Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu : SMP : 100 orang SMA : 700 orang DIII : 180 orang S1 : 10 orang S2 : 10 orang Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel Cluster Sampling Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling mengingat

jumlahnya yang bisa saja berbeda. Contoh : Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut : Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel. Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara

 14. acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut

Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini

diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan. 2. Non Probabilty Sampel Non Probability artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Teknik-teknik yang termasuk ke dalam Non Probability ini antara lain : Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidential, Sampling Purposive, Sampling Jenuh, dan Snowball Sampling. Sampling Kuota, Adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah. Sampling Insidential, Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel

ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel. Sampling Purposive, Purposive sampling

(23)

olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian

kualitatif. Sampling Jenuh, Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya sendiri lebih senang menyebutnya total sampling. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.

 15. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju (seperti Multi Level

Marketing….). Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi, kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden teruuus berkembang sampai

ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti. Teknik ini juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif. C. Yang perlu diperhatikan dalam Penentuan Ukuran Sampel Ada dua hal yang menjadi pertimbannga dalam menentukan ukuran sample. Pertama ketelitian (presisi) dan kedua adalah keyakinan (confidence). Ketelitian mengacu pada seberapa dekat taksiran sampel dengan karakteristik populasi. Keyakinan adaah fungsi dari kisaran variabilitas dalam distribusi pengambilan sampel dari rata-rata sampel. Variabilitas ini disebut dengan standar error, disimbolkan dengan S-x Semakin dekat kita menginginkan hasil sampel yang dapat mewakili karakteristik populasi, maka semakin tinggi ketelitian yang kita perlukan. Semakin tinggi ketelitian, maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan, terutama jika variabilitas dalam populasi tersebut besar. Sedangkan keyakinan menunjukkan seberapa yakin bahwa taksiran kita benar-benar berlaku bagi populasi. Tingkat keyakinan dapat membentang dari 0 – 100%. Keyakinan 95% adalah tingkat lazim yang digunakan pada penelitian sosial / bisnis. Makna dari keyakinan 95% (alpha 0.05) ini adalah “setidaknya ada 95 dari 100, taksiran sampel akan mencerminkan populasi yang sebenarnya”. DATA Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat; keterangan yang benar; dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran dan penyelidikan. Dari kata ini lahir beberapa istilah lain, seperti data analog yang diartikan sebagai komponen data yang dinyatakan dalam bentuk bersinambung. Demikian pula dengan data dasar pasien yang diartikan sebagai data yang diperoleh dari klien atau pasien yang dapat dijadikan dasar oleh tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau pelayanan kesehatan. Pengertian Analisis Data Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sementara perolehan data seyogyanya relevan, artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian. Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian, karena kekeliruan memilih analisis dan perhitungan akan berakibat fatal pada kesimpulan, generalisasi atau interpretasi. Jenis data menurut jenisnya ada dua yaitu data

(24)

dan “data”. Analisis merupakan evaluasi dari sebuah situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk didalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui permasalah besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih mudah, sedangkan data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka- angka atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia (Suharto dan Iryanto, 1996), analisa yaitu uraian, kupasan dan data yaitu fakta atau fenomena yang sifatnya mentah belum dianalisis, seperti angka, nama dan sebagainya. Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Dari data ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi. Dengan demikian, diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai upaya untuk mengeluarkan informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki. Moleong (2007) dalam http://ardhana12.wordpress.com/

mendefinisikan analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Dari definisi tersebut diatas, analisa data dapat diartikan sebagai berikut : a. Membandingkan dua hal atau nilai variabel untuk mengetahui selisihnya atau rasionya, kemudian diambil kesimpulannya ( X – Y) = selisih, X / Y = rasio b. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen- komponen yang lebih kecil, agar dapat : 1) Mengetahui komponen yang menonjol (memiliki nilai ekstrim) 2) Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya (dengan menggunakan angka selisih atau angka rasio) 3) Membandingkan salah satu atau beberapa kkomponen dengan keseluruhan (secara persentase) c. Memperkirakan atau besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu (beberapa) kejadian lainnya, serta

memperkirakan /meramalkan kejadian lainnya. SUMBER DATA Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.

 17. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya. CARA /teknik PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa

(25)

berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik

pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara. 1. Angket Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain : Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk

mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin

menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

 18. 2. Observasi Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Participant Observation Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb. Non participant Observation Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang

menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll. 3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif) Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. 1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu

Referensi

Dokumen terkait

di P4S Nusa indah ada 4 kubung yang terdiri dari satu kubung kerja, satu kubung inkubasi, dan dua kubung budidaya. Bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi jamur

Pembuatan gula tumbu dengan metode fosfatasi pada semua perlakuan dalam penelitian ini menghasilkan kadar sukrosa yang tidak berbeda secara nyata dan berada

Turbin yang bergerak karena uap dipergunakan baling baling kapal dan sisa amoniak yang dari turbin menggunakan air dingin dari kedalaman laut yang suhunya C,

(3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri (self esteem) dan pergaulan teman sebaya secara bersama-sama dengan hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI

6 Wawancara dengan Zulkifri, SH dilakukan pada hari senin, 20 oktober 2014.. motor digunakan karena bisa membantu untuk mengurai kemacetan ketika dijalan. Begini mas

Gambar 6: Perbandingan nilai F-measure untuk setiap nilai K Grafik tersebut menggunakan kelompok frekuensi tanpa Theta dan frekuensi Delta, karena pada pengujian sebelumnya kelompok

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan berat badan pada kelompok kontrol, sebelum dan sesudah perawatan tanpa terapi massage dengan nilai p value