• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAIN KLUB SEPAK BOLA PERANCIS SEBAGAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMAIN KLUB SEPAK BOLA PERANCIS SEBAGAI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAIN KLUB SEPAK BOLA PERANCIS SEBAGAI CERMIN MULTIKULTURALISME DI PERANCIS

Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah La France Multiculturelle Dosen Pengampu: Suluh Edhi Wibowo, S.s, M.hum.

Disusun oleh: Rohayu 2311415051

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang Berjudul “Pemain Klub Sepak Bola Perancis Sebagai Cermin Multikulturalisme di Perancis”. Makalah ini penulis susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah la france multiculturelle.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, baik yang langsung maupun yang tidak langsung. Penulis menyadari bahwa makalahini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat dibutuhkan demi terbentuknya makalah yang lebih baik dan sebagai bahan perbaikan terhadap makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, Desember 2017

(3)

2 DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR……… 1

DAFTAR ISI………..…… 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……… 3

BAB II PEMBAHASAN 2.1Pengertian Multikulturalisme……… 4

2.2Jenis Multikulturalisme………. 4

2.3Pendekatan Multikulturalisme……….……….. 6

2.4Multikulturalisme di Perancis……… 6

2.5Sepak Bola di Perancis……….. 7

2.6Pemain Sepak Bola Perancis Sebagai Cermin Multikulturalisme…….…… 9

BAB III PENUTUP Kesimpulan……… 12

(4)

3 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Multikulturalisme telah ada dan bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state) sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif (istilah ‘monokultural’ dapat juga digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang belum terwujud (pre-existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru. (Sumber: Wikipedia.com)

Menurut A.Rifai Harahap (2007, mengutip M. Atho’ Muzhar) multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut.

Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa inggris (English-speaking countries) yang mulai di Afrika pada tahun 1999. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa sebagai kebijakan resmi konsensus sosial diantara elit salah satunya adalah Perancis.

(5)

4 BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan (Bennett 1995, Fay 1996, Jary 1991, Nieto 1992, dan Reed 1997). Perbedaan yang dimaksud ialah perbedaan-perbedaan individual atau orang per orang dan perbedaan budaya. Perbedaan budaya mendorong upaya terwujudnya keanekaragaman atau pluralism budaya sebagai sebuah corak kehidupan masyarakat yang mempunyai keanekaragaman kebudayaan, yaitu yang saling memahami dan menghormati kebudayaan-kebudayaan mereka yang berbeda satu dengan lainnya, termasuk kebudayaan dari mereka yang tergolong sebagai kelompok minoritas.

2.2Jenis Multikulturalisme

Parekh (1997:183-185) membedakan multikulturalisme menjadi lima macam diantaranya sebagai berikut:

1. Multikulturalisme isolasionis

Isolasionis mengacu pada masyarakat di mana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain. Contoh kelompok ini adalah seperti masyarakat yang ada pada sistem “millet” di Turki Usmani atau masyarakat Amish di USA. Kelompok ini menerima keragaman, tetapi pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari masyarakat lain umumnya.

2. Multikulturalisme Akomodatif

(6)

5

untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka; sebaliknya kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Tipe masyarakat multikulturalisme akomodatif ini dapat ditemukan di Inggris, Prancis, dan beberapa negara eropa lainnya.

3. Multikulturalisme Otonomis

Multikulturalisme Otonomis yaitu masyarakat plural dimana kelompok-kelompk kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Fokus pokok kelompok ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok kultural dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok dapat eksis sebagai mitra yang sejajar. Contoh masyarakat jenis ini di antaranya ialah kelompok Quebecois di Kanada, dan kelompok-kelompok muslim imigran di Eropa yang menuntut untuk dapat menerapkan syari’ah, mendidik anak-anak mereka pada sekolah Islam, dan sebagainya.

4. Multikulturalisme Kritikal

Kritikal atau interaktif yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu fokus dengan kehidupan kultural otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif mereka. Contoh jenis multikulturalisme ini ialah perjuangan masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat, Inggris, dan negara eropa lainnya.

5. Multikulturalisme Kosmopolitan

(7)

6

kecenderungan postmodern, memandang seluruh budaya sebagai resources yang dapat mereka pilih dan ambil secara bebas.

2.3Pendekatan Multikulturalisme

Multikulturalisme secara praktik dapat ditinjau dari dua pendekatan. Pendekatan pertama multikulturalisme yang didasari oleh konsep cultural essential dan penolakan atas ide yang menyatakan jika budaya dapat berubah seiring berjalannya waktu dan interaksi yang terjadi dengan orang lain.Dengan pendekatan ini akan dihasilkan koeksistensi antar budaya yang ada di wilayah tertentu. Resikonya, pendekatan ini dapat menghasilkan eksklusivitas kelompok dan sikap protektif. Hal ini akan menyebabkan terbatasnya komunikasi dan pengaruh antar budaya (Ogurlu, 2008).

Pendekatan kedua menyatakan multikulturalisme seperti ‘melting pot’ yang mengumpulkan budaya-budaya yang ada.Hal ini ditujukan untuk memperkaya budaya-budaya itu sendiri. Hasil interaksi budaya tersebut akan mengarah pada pembentukan budaya kosmopolitan yang terlepas dari pengaruh afiliasi nasional, agama, dan sebagainya.Artinya budaya modern tidak lagi identik dan homogensehingga keberagaman yang ada bukan menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak hidup berdampingan secara damai.Adapun resiko dari pendekatan ini adalah interaksi budaya yang intens dapat menganggu keaslian suatu budaya. Resiko ini pada akhirnya dapat mengarah pada deculturalisation, walaupun penganut pendekatan ini menyatakan budaya-budaya yang ada tetap akan diperlakukan berbeda satu sama lain dan tidak akan mengalami asimilasi pada budaya dominan (Ogurlu, 2008).

2.4Multikulturalisme di Perancis

(8)

7

negara yang multikultural dan demokratis. Namun permasalahan migrasi sering menjadi isu utama baik didalam negeri itu sendiri maupun pada tahap Uni Eropa.

Perancis merupakan negara yang penduduk aslinya sejatinya berasal dari campuran orang Kert (Galia) dan Romawi. Negara yang terkenal dengan slogan “Liberte, Egalite, Fraternite” ini merupakan salah satu negara yang terkenal dengan sejarah kolonisasinya. Negara jajahan Perancis sebagian besar merupakan negara-negara Afrika Utara seperti Maroko, Aljazair, Sengal dan masih banyak lagi. Masyarakat dari negara-negara jajahan itulah yang kelak membantu Perancis berperang melawan Jerman dan aliansinya dalam perang dunia ke-2. Pasca perang dunia ke-2, Perancis membutuhkan banyak pekerja kasar untuk membangun negerinya yang porak poranda, sehingga semakin banyak imigran yang datang ke negeri itu untuk bekerja dan kemudian sekaligus menetap disana. Hal inilah yang melatarbelakangi multikulturalisme di Perancis.

Kini dapat kita lihat dan amati secara baik bahwa negara Perancis tidak lagi banyak dihuni oleh orang berkulit putih tapi juga dihuni oleh orang-orang berkulit hitam dan merah seperti Arab dan Afrika. Salah satu contohnya adalah yang terdapat dalam tim atau klub sepak bola Perancis. Kita dapat melihat bahwa hampir 80% pemainnya berkulit hitam dan berwajah Arab.

2.5Sepak Bola di Perancis

Di Perancis sepak bola adalah salah satu olahraga paling populer. Federasi Sepak Bola Perancis (bahasa Perancis: Fédération Française de Football) atau yang biasa disingkat dengan FFF adalah badan nasional yang bertanggung jawab untuk mengawasi semua aspek dari olahraga sepak bola di Perancis, baik profesional maupun amatir. Federasi mengatur Piala Perancis (bahasa Perancis: Coupe de France, bahasa Inggris: French Cup) dan bertanggung jawab untuk menunjuk

(9)

8

disingkat LFP untuk yang mengawasi, mengatur, dan mengelola atas dua liga negara itu. LFP juga bertanggung jawab untuk mengatur Piala Liga Perancis (bahasa Perancis: Coupe de la Ligue) yaitu sebuah kompetisi piala liga di Perancis. Federasi sepak bola Perancis juga mengawasi klub sepak bola AS Monaco, klub sepak bola dari negara berdaulat Monako. Pada tahun 2006, FFF memiliki 2.143.688 lisensi, dengan lebih dari 1.850.836 pemain terdaftar dan 18.194 klub terdaftar.

Klub sepak bola pertama diperkenalkan ke Perancis pada tahun 1863 oleh imigran Inggris seperti yang dijelaskan dalam sebuah artikel surat kabar The Scotsman, yang menyatakan "Sejumlah pria Inggris yang tinggal di Paris akhir-akhir ini menyelenggarakan sebuah klub sepak bola ... Pertandingan sepak bola berlangsung di Bois de Boulogne, dengan izin dari pihak berwenang dan mengejutkan Perancis secara luar biasa. Sepak bola modern diperkenalkan sembilan tahun kemudian pada tahun 1872 oleh pelaut Inggris yang bermain di Le Havre pada tahun 1872. (Sumber: Wikipedia.com)

Sepak bola telah menjadi metafora yang umum untuk kebangkitan kepercayaan diri nasional secara umum, sebuah pengakuan dan pengakuan yang masih rapuh bahwa Prancis muncul dari depresi jangka panjang karena negara tersebut telah sepakat dengan masa perangnya. Kolaborator masa lalu, dengan dekolonisasi, dengan hilangnya status di dunia yang sekarang didominasi oleh 'Anglo-Saxon' dan bahasa Inggris, dan dengan ekonomi dan masyarakat dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Melalui sepak bola, Prancis telah menemukan bahwa mereka bukanlah pecundang abadi.

(10)

9

Jika tidak bisa diharapkan di panggung Eropa atau dunia, maka setidaknya Prancis bisa memainkan sepak bola 'champagne' di Kopa dan Platini. (Sumber: https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/36680448/Football_still_Frenc h)

2.6Pemain Sepak Bola Perancis Sebagai Cermin Multikulturalisme

Dampak sepak bola yang paling populer dan juga jelas salah satunya adalah dari hasil jajak pendapat Journal du Dimanche-IFOP terhadap 50 orang Prancis yang masuk ‘hitungan’. Tahun ini untuk pertama kalinya dalam 12 tahun sejak diresmikan, ia telah diungguli oleh seorang pesepakbola, Zinedine Zidane, mengalahkan Abbé Pierre, yang bersama dengan Jacques Cousteau, telah berbagi posisi teratas dalam setiap kali kesempatam sejak 1988. Sejak Abbé Pierre telah melambungkan namanya di tahun 1950an dan Cousteau pada tahun 1960an dan 1970an, orang dapat mengatakan bahwa ini adalah indikasi jika orang Prancis akhirnya berhasil lolos dari waktu yang cukup lama dan dirasa sangat tepat meski sangat mengejutkan.

Tim Perancis yang mengikuti Piala Dunia FIFA 2006 sudah jauh berubah daripada saat menjadi Juara Dunia 1998 dan Euro 2000, walaupun Zinedine Zidane, Claude Makelele, Patrick Vieira, Thierry Henry dan Lilian Thuram masih ikut serta dalam tim nasional. Piala Dunia 2006 ini tak ubahnya seperti A Tribute to Zinedine Zidane, pemain terbesar yang pernah dimiliki Prancis saat ini.

Zinédine Yazid Zidane dilahirkan di Marseille dan dibesarkan di La Castellane. Walaupun lahir di Marseille, Zizou belum pernah bermain untuk Olympique de Marseille. Orang tua Zidane beragama Islam, dan mereka berimigrasi dari Aljazair ke Perancis pada tahun 1954. Zidane atau populer dengan panggilan Zizou adalah seorang mantan pesepak bola Perancis yang saat ini Ia melatih klub Real Madrid.

(11)

10

Juventus ke Real Madrid pada musim 2001-2002 dengan nilai 46 juta poundsterling sebelum dipecahkan oleh pemain Real Madrid lainnya Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale.

Sebagai pesepak bola kelas dunia, Zidane telah mengenyam banyak prestasi, di antaranya dua gelar Serie-A bersama Juventus, satu gelar Liga Champions dan satu gelar La Liga bersama Real Madrid. Zidane juga sukses mengantar Perancis menjadi juara dunia Piala Dunia 1998 dan juara Piala Eropa 2000. Bersama sahabatnya Ronaldo, Zidane menjadi pemain sepak bola yang mampu meraih gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA sebanyak tiga kali. Ia juga pernah meraih Ballon d'Or pada tahun 1998.

Selain Zidane, Perancis juga memiliki beberapa pemain yang berasal atau memiliki keturunan dari beberapa negara diluar negara Perancis yang menganut agama muslim, diantaranya sebagai berikut:

Zlatan Ibrahimovic (Paris Saint Germain); Ia merupakan pemain muslim terbaik

asal Swedia. Ia merupakan tombak utama AC Milan. Dia juga menjadi Serie A Footballer Of The year 2005, 2008, 2009, 2011.

Frank Ribery (Bayern Munchen) yang merupakan salah satu pemain terbaik Perancis. Di Salah satu media Prancis dia di sebut sebut sebagi The next Zinedine Zidane. dan dia bermain untuk Bayern Munchen Tim Rakasasa Bundesliga jerman.

Samir Nasri (Manchester City); Ia merupakan seorang pemain sepak bola Perancis yang berposisi sebagai gelandang serang. Saat ini ia bermain untuk Manchester City di Inggris dan untuk tim nasional Perancis. kontribusinya di city juga sangat di perhitungkan.

Karim Benzema (Real Madrid) ); Ia merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Perancis keturunan Aljazair yang kini membela klub Real Madrid. banyak gol yang disumbangkannya untuk real madrid.

(12)

11

seorang pemain cepat dengan kemampuan duel di udara, teknik, tendangan ke gawang, dan pergerakan tanpa bola yang bagus.

Abou Diaby (arsenal); Ia adalah pemain sepak bola profesional asal Perancis keturunan Pantai Gading yang bermain sebagai gelandang di Arsenal dan tim nasional Perancis.

Hatem Ben Arfa (newcastle united); seorang pemain sepak bola berkewarganegaraan Perancis yang bermain untuk klub Newcastle United pada posisi gelandang sayap, dia juga salah satu pemain yang di perhitungkan di newcastle united.

(13)

12 BAB III PENUTUP

Kesimpulan

(14)

13

Daftar Pustaka

http://eprints.undip.ac.id/42012/ diunduh pada 1 Desember 2017 pukul 13.47

http://eprints.upnyk.ac.id/8244/ diunduh pada 18 Desember 2017 pukul 15.31

https://www.ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/dauliyah/article/view/808/

683 diunduh pada 18 Desember 2017 pukul 15.40

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/36680448/Football_still_

French.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=15

13922654&Signature=TrRkbsPwvff%2BUXFDAAJS9EC%2Bbeo%3D&resp

onse-content-disposition=inline%3B%20filename%3DIs_French_football_still_French_Gl

obalis.pdf diunduh pada 19 Desember 2017 pukul 20.03

Internet:

https://tomisapari.blogspot.co.id/2013/03/jenis-jenis-multikulturalisme.html

diakses pada 18 Desember 2017 pukul 16.20

https://perancis09upi.wordpress.com/2010/01/07/permasalahan-masyarakat-multikultural-di-perancis/ diakses pada 18 Desember pukul 17.13

https://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola_di_Perancis diakses pada 18

Desember 2017 pukul 10.50

https://id.wikipedia.org/wiki/Zin%C3%A9dine_Zidane diakses pada 18

Desember 2017 pukul 11.42

Referensi

Dokumen terkait

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Walikota terhadap rancangan peraturan daerah tentang

Suatu bahasa akan mempunyai berbagai ragam yang dikembangkan oleh pemakainya berdasarkan kebiasaan mereka. Bahasa yang dipakai oleh orang terdidik, kebiasaan

faktor : 1) Pernyataan Pemerintah tentang optimisme swasembada beras di.. Tahun 2008; 2) Posisi harga beras dunia yang tidak stabil dan cenderung lebih. tinggi dari HPP; 3)

Untuk menjaring data dari kedua variabel digunakan pengukuran dengan proksi atau pendekatan akrual untuk konservatisme akuntansi dari laporan keuangan atau

Walaupun sebagian besar responden (61,3%) mempunyai self-efficacy yang tinggi, namun masih terdapat 78,6% responden tidak mampu untuk selalu membawa jarum suntik, sebanyak

Mobile device sendiri pada umumnya diartikan sebagai perangkat yang memiliki ukuran fisik kecil, dapat dioperasikan dimana saja, perangkat bergerak dapat memberikan

عوضوم ميلعتلا ةدابؼا تيلا سردت في اذى ميلعتلا وى باتك نم سداسلا بابلا لُعف( نيرسك نع تٌعي ساسلاا ك ءانبلا تنم – .)لُعفي.. ةيلمع لعتلا يم تيلا مِّلعا ابه يى

Hasil dari kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi guru melalui aplikasi memrise terhadap kemampuan TOEFL adalah peserta pelatihan yang merupakan guru-guru SMPN 9