• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT BORNEO MITRA SINERGI CONSTRUCTION/INSTALLATION PLAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT BORNEO MITRA SINERGI CONSTRUCTION/INSTALLATION PLAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PT BORNEO MITRA SINERGI

CONSTRUCTION/INSTALLATION PLAN

PROVISION OF PIPELINE CONSTRUCTION SERVICES PROJECT

No Revised Remarks No Revised Remarks

0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6

1 X 2 X 3 X 4 X

0 19/11/14 1 Issued for Construction &Implementation ER AW PD

REV. DATE PAGES DESCRIPTION PREP’D CHK’D APP’D OWNER

DAFTAR ISI

(2)

1.1. Tujuan dan lingkup 1.2. Referensi

1.3. Definisi

1.4. Tugas dan Tanggung Jawab

2. RINCIAN PELAKSANAAN

2.1. Umum

2.2. Material Pipa dan Elektroda 2.2.1. Material Pipa 2.2.2. Eleltroda 2.3. Persiapan Pengelasan 2.3.1. Bevel 2.3.2. Penyetelan 2.4. Pengelasan 2.4.1. Umum

2.4.2. Lapisan Root Pass 2.4.3. Lapisan Hot Pass 2.4.4. Lapisan Filler dan Cap 2.5. Perbaikan (Repair Welding)

3. System Penomoran Sambungan

3.1. Penomoran sambungan untuk jalur pipa

3.2. Penomoran sambungan untuk LBCV dan perpipaannya

4. SAFETY 5. LAMPIRAN

1. UMUM

1.1. Tujuan dan Lingkup

Prosedur di buat sebagai acuan dalam pekerjaan pengelasan pipa pada proyek Konstruksi Pipa ENERGY EQUITY EPIC (SENGKANG) PTY, LTD

(3)

Lingkup dari prosedur ini adalah persiapan pengelasan, perbaikan cacat las / repair material pipa yang akan dilas dan elektroda yang digunakan, penomoran sambungan termasuk inspeksi, pelaporan dan K3LL.

1.2. Referensi

Referensi dibuat sesuai dengan persyaratan dari dokumen / prosedur standar, spesifikasi berikut:

 Peraturan MIGAS

 API 1104

 ANSI B31.8

 Prosedur Persiapan Pengelasan

 Prosedur Rencana Pengendalian Mutu

 Prosedur Radiografi

1.3. Definisi

 KLIEN - ENERGY EQUITY EPIC

(SENGKANG) PTY, LTD

Suatu Perusahaan yang menunjuk Kontraktor sebagai Pelaksana Proyek

 KONTRAKTOR - PT BORNEO MITRA SINERGI

Suatu Perusahaan yang ditunjuk oleh Klien sebagai Pelaksana Proyek

 SUB KONTRAKTOR - XX

Suatu Perusahaan yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk melaksanakan sebagian pekerjaan

 MIGAS adalah Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi, yang berwenang dalam pemeriksaan dan sertifikasi untuk peralatan – peralatan dan instalasi di lingkungan industry Minyak dan Gas Bumi

 Pihak ketiga / Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik (PJIT) adalah perusahaan yang diberikan mandate atau wewenang dari

(4)

Pemerintah Republik Indonesia untuk melaksanakan pekerjaan inspeksi dan sertifikasi

1.4. Tugas dan Tanggung Jawab

Manager konstruksi mempunyai tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemasangan pipa dan melaporkan kepada Manager Project.

Pengawas / Supervisor atau wakil ditunjuk bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan pengelasan, lowering, coating, backfilling dan aktivitas lainnya dan melaporkan kepada Manager Konstruksi.

Pengawas QC / Inspektur Pengelasan bertanggung jawab terhadap semua inspeksi dan pengendalian dari pekerjaan dan dokumentasi serta laporan yang dihasilkan dan diperlukan untuk keperluan SKPI / SKPP. Pengawas QC bertanggung jawab kepada Manajer QA / AC dan melaporkan hasil pekerjaan kepada Manajer Konstruksi. Pengawas QC juga bertanggung jawab terhadap koordinasi yang terjadi dengan Sub-subkontraktor NDT dalam lingkup kerja Subkontraktor.

Petugas HSE bertanggung jawab terhadap semua aspek keselamatan kerja selama proses pekerjaan pengelasan dan melaporkan kepada HSE Koordinator.

2. RINCIAN PELAKSANAAN 2.1. Umum

Pekerjaan pengelasan pipa yang dilakukan pada proyek ini dilaksanakan berdasarkan Spesifikasi Prosedur Pengelasan (WPS) yang dibuat berdasarkan jenis, dimensi material pipa yang akan di las dan proses pengelasan pipa. WPS dibuat mengacu kepada persyaratan API 1104 dan didukung dengan Rekaman Prosedur Kualifikasi (Procedure Qualification Record / PQR) yang disetujui oleh MIGAS, dan copynya diserahkan kepada Kontraktor dan PJIT sebelum pekerjaan pengelasan dilapangan dimulai. Selama pekerjaan pipa, maka apabila pekerjaan pengelasan berhenti untuk waktu yang cukup lama (lebih dari 12 jam), ujung pipa yang terbuka harus ditutup (dengan plug atau cap) untuk mencegah masuknya material atau benda yang tidak diinginkan kedalam pipa.

Penutup pipa tersebut ditempel di ujung pipa yang terbuka dengan tidak meggunakan pengelasan penuh tetapi hanya tack-welding yang tidak merusak ujung pipa tersebut. Penutup dapat dibuka hanya apabila pipa tersebut akan disambung kembali. Pengawas QC harus memeriksa secara visual dalam pipa yang akan disambung kembali sebelum pengelasan dimulai.

(5)

2.2. Material Pipa dan Elektroda 2.2.1. Material Pipa

Pipa yang akan disambung mempunyai diameter 8”.

2.2.2. Elekroda

Elekroda yang digunakan untuk pengelasan pipa disesuaikan dengan jenis dan sifat dari material pipa yang akan dilas serta kondisi pemakaian elektroda (temperature, arus listrik, voltase dan lainnya) seperti tercantum di dalam WPS.

Elektroda yang digunakan harus memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh manufaktur. Elektroda diterima dalam kondisi yang baik dan disimpan sesuai dengan rekomendasi manufaktur agar tidak terjadi kerusakan atau pengurangan kualitas. Apabila terjadi kerusakan atau elektroda telah melebihi tanggal kadaluarsa, maka elekroda harus dipisahkan atau dibuang agar tidak terjadi kesalahan pemakaian.

Kemasan elektroda yang telah dibuka, harus disimpan di tempat yang kering dan aman untuk menghindari pengurangan kualitas karena temperature lembab/basah. Khusus untuk elektroda yang bersifat low-hydrogen, maka pemanas / oven harus tersedia di lapagan dan elekroda harus dipanaskan sesuai dengan rekomendasi manufaktur sebelum digunakan.

2.3. Persiapan Pengelasan 2.3.1. Bevel

Bentuk dan ukuran bevel pipa yang akan dilas disesuaikan dengan WPS yang telah disetujui. Pembuatan bevel di lapangan dilakukan dengan menggunakan flame-cutting (pemotong menggunakan nyala api) atau dengan cara mekanis pada pipa atau pipe hot-bend, yang selanjutnya dibentuk dan dihaluskan dengan menggunakan mesin gerinda agar sesuai dengan sudut yang disyaratkan WPS.

Sebelum dimulai pengelasan, maka bevel dan bagian dalam pipa (±25 mm) harus bersih dari kotoran dan atau oksida lainnya. Jarak antar bevel pipa yang akan disambung (welding-gap) disesuaikan dengan WPS yang telah disetujui.

(6)

Pada saat penyetelan, seam (lipatan) pipa sebaiknya ditempatkan pada quadran lingkaran yang berbeda.Namun apabila kondisi tidak memungkinkan, maka jarak antar seam pipa yang akan disambung diatur sedemikian sehingga jarak yang diperoleh adalah sebesar 5X tebal pipa atau minimal 75 mm dapat tercapai.

Jenis dari penjepit (clamp) yang digunakan untuk penyetelan pipa sebelum pengelasan adalah penjepit internal (internal-clamp) atau penjepit ekternal (external-clamp). Untuk mencegah keretakan/kerusakan pada lapisan pengelasan, maka penjepit/clamp dapat dilepas apabila root pass telah selesai 50% (min).

Untuk penyetelan dengan menggunakan tack-welding, maka tack-weld tersebut harus dilepas dengan menggunakan flame-cutting atau mesin gerinda dan tidak diperbolehkan menggunakan martil karena dapat merusak material pipa.

2.4. Pengelasan 2.4.1. Umum

Berikut ini adalah klasifikasi yang dipergunakan untuk membedakan pengelasan line-up dan tie-in :

 Pengelasan Line-up adalah pengelasan yang dilakukan antara welded strung-up pipa dengan sebuah pipa, yang metode pengelasannya dilakukan berdasarkan WPS.

 Pengelasan Tie-in adalah pengelasan yang dilakukan antara 2 welded strung-up pipa (welded strung-up pipa = rangkaian pipa-pipa yang telah tersambung) atau pengelasan yang dilakukan antara welded strung-up pipa dengan bend-pipe, yang metode pengelasannya dilakukan berdasarkan WPS.

Arah pengelasan pipa dan penjepit/clamp yang digunakan sesuai dengan WPS tersebut diatas.

Pengelasan dilakukan berdasarkan parameter yang disyaratkan dalam WPS. Pekerjaan pengelasan dilakuakn sedemikian sehingga terlindungi dari hujan dan angin. Apabila pengelasan terhenti karena hujan, maka sebelum pengelasan mulai dilanjutkan kembali, dilakukan pemanasan awal (pre-heat) disekitar sambungan pengelasan yang belum selesai tersebut agar mencapai temperature yang disyaratkan dalam WPS. Pengelasan pada permukaan sambungan yang basah tidak diperbolehkan.

(7)

Inspeksi pada pekerjaan pengelasan dan tie-in dituangkan dalam format laporan.

2.4.2. Lapisan Root Pass

Root Pass dilakukan sesuai dengan WPS

2.4.3. Lapisan Hot Pass

Hot pass dilakukan segera setelah root pass selesai dan tidak melebihi waktu interpass yang telah ditentukan dalam WPS (maksimum 5 menit). Setiap satu lapisan pengelasan selesai, maka lapisan tersebut harus dinersihkan dahulu dari sisa oksida pengelasan sebelum lapisan pengelasan selanjutnya.

2.4.4. Lapisan Filler dan Capping

Sebelum pengelasan laisan pengisi (filter) dilaksanakan, maka lapisan hot pass harus dalam keadaan bersih. Demikian juga sebelum pengelasan lapisan penutup (capping) dilaksanakan, maka lapisan filler harus dalam keadaan sudah bersih.

Untuk memulai pengelasan pada setiap lapisan/layer, maka pengelasan pada lapisan sebelumnya harus telah selesai 100% sepanjang lingkaran pipa. Jumlah dari lapisan harus dibuat sedemikian sehingga lapisan pengisi merata dalam area tegak lurus sepanjang lingkaran pipa.

2.5. Perbaikan (Repair welding)

Hasil NDT yang menunjukkan cacat (defect) pada pengelasan yang melebihi toleransi yang dinyatakan dalam standar pengelasan (API 1104) harus diperbaiki. Cacat pengelasan dilihat dari lokasinya dapat dibagi dalam tiga kategori dan masing – masing memiliki WPS tersendiri, yaitu :

 Full thickness / Through thickness repair : cacat yang terdapat pada lapisan root pass / hot pass

 Mid thickness & 2 Mid thickness repair : cacat yang terdapat pada lapisan pengisi (filler)

 Cap repair : cacat yang terdapat pada lapisan penutup (capping) Perbaikan pada root/hot pass hanya diperbolehkan satu kali. Termasuk cacat pada filler dan capping. Cacat yang ditemukan lebih dari ketentuan tersebut akan menyebabkan pemotongan (cut-out).

Pengawas QC bersama dengan personel NDT memberi tanda pada sambungan lokasi dari cacat pengelasan. Sebelum perbaikan dimulai,

(8)

lokasi cacat las harus dibersihkan dengan menggunakan gouging atau mesin gerinda

Setelah perbaikan (repair) dilakukan, maka perbaikan kembali di radiography.

3. SYSTEM PENOMORAN SAMBUNGAN 3.1. Penomeran untuk Jalur Pipa

Setiap sambungan diberi nomor untuk mengidentifikasi setiap sambungan pengelasan. Indentifikasi dari sambungan harus mencakup diameter pipa, lokasi, jenis sambungan (tie-in atau line-up), metode pemasangan (pushpull, HDD, dan lainnya), stamp welder dan hasil NDT (diperbaiki/diterima).

System penomoran untuk jalur pipa adalah sebagai berikut :

 Diameter Pipa

 Lokasi : lokasi dinyatakan dengan Kilometer Point (KP), dengan menggunakan tiga digit dimulai dengan KP 000

 Jenis Pengelasan : Tie in / Line up

MM = Line up

TI = Tie in

RDX = Line up untuk pipa yang lintas jalan aspal RDL = Line up untuk pipa yang melintas rel KA

RDS = Line up untuk pipa yang melintas sungai dengan metode konvensional

RDD = Line up untuk Horizontal Directional Drilling

GW = Golden Weld

 Nomor urut sambunga

 Hasil pengelasan

R = hasil pengelasan repair

RW = untuk sambungan dengan pengelasan ulang (re-weld) setelah

pemotongan (cut out) Contoh :

1. 28”-RDX-098-0124-R

 Identifikasi yang diberikan kepada sambungan pipa 28” yang berlokasi di KP 98, yang dipasang melintas jalan aspal, nomor urut ke 124 dengan hasil NDT repair. Walaupun perbaikan telah dilakukan dan hasil NDT diterima , initial “R” tetap ditulis.

(9)

 Identifikasi yang diberikan kepada sambungan pipa 32” yang berlokasi di KP 170, yang dikerjakan dengan metode HDD dengan nomor urut 1544, dan hasil NDT yang dapat diterima.

Apabila terjadi penyisipan sambungan diantara dua nomor sambungan yang berurut, maka nomor sambungan yang disisipkan diberi tambahan huruf dimulai dari huruf A, B, C, …. dan selanjutnya.

Contoh penambahan potongan pipa diantara sambungan dengan nomor urut 1002 dan 1003 adalah 1002A, 1002B, ….. dan seterusnya.

3.2. System Penomoran untuk LBCV dan Perpipaannya

System penomoran untuk LBCV dan perpipaannya mencakup diameter pipa, nomor tag dari LBCV (2411 – 2415), lokasi pengelasan yakni shop-weld (SW) untuk pengelasan yang dilakukan di workshop atau field-shop-weld (FW) untuk pengelasan yang dilakukan dilokasi LBCV, nomor urut sambungan dimulai dari 001 untuk setiap LBCV, hasil NDT repair (R) atau diterima.

Contoh adalah sebagai berikut : 6”-2411-SW-026

Adalah sambunganpada LBCV-2411, pipa 6” yang dikerjakan di workshop dengan urut 26.

4. SAFETY

Setiap aktifitas pekerjaan Pengelasan dan Tie-in akan diawasi oleh pengawas safety yang tugasnya antara lain :

 Memberikan pengarahan kepada pekerja dan operator tentang keselamatan bekerja sesuai prosedur keselamatan sebelum pekerjaan dimulai.

 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar keselamatan.

 Mengawasi agar orang yang tidak berkepentingan berada jauh dari area kerja.

 Mengingatkan kepada pekerja dan operator agar tidak terjadi kecelakaan.

 Memasang rambu – rambu safety.

5. LAMPIRAN

 Lampiran#1 : Data Material Pipa

 Lampiran#2 : Format Harian Pengelasan

(10)

 Lampiran#4 : Format Laporan Perbaikan Cacat Las

Referensi

Dokumen terkait