• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BROKOLI (Brassica oleracea var. Italica) KULTIVAR LUCKY DAN KULTIVAR KRIBOW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BROKOLI (Brassica oleracea var. Italica) KULTIVAR LUCKY DAN KULTIVAR KRIBOW"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BROKOLI (Brassica oleracea var. Italica)

KULTIVAR LUCKY DAN KULTIVAR KRIBOW

Rini Nurtini 1)

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi rini.nutrtini@yahoo.co.id

Tini Sudartini 2)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi t.sudartini@yahoo.com

H. Memet Hikmat 3)

Fakultas Pertanian Universitas SIliwangi irhmemethikmat@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this experiment was to determine the appropriate dosage of NPK fertilizer that showed effect the best on growth and yield of broccoli cultivars. This experiment was conducted in Kebun Balai Benih Hortikultura (BBH) Cisurupan, Garut, from May until August 2013, at the altitude 1.200 m above the sea level, on Andosol, with the pH 5,7 and rainfall type C ( moderetely wet ) according to Schmidt and Ferguson in Hanafi (1988). The design used was factorial radomized block design (RBD), replicated four times. The first factor was dosage of NPK fertilizer consisted of three levels: 30 kg/ha (d1), 60 kg/ha (d2), and 90 kg/ha (d3). The second factor was broccoli cultivars : cultivar Lucky (k1) and cultivar Kribow (k2).

The result of experiment showed that there was interaction between dosage of NPK fertilizer and broccoli cultivar on the fresh weight per plant and fresh weight per plot, however there was no interaction to plant highest, number of leafs gross weight per plant, gross weight per plot, and diameter of flower.

The dosage of NPK fertilizer 30 kg/ha and Lucky cultivar gave the best on the fresh weight per plot i.e 7,79 kg equal to 23,60 t/ha, and the dosage of NPK fertilizer 90 kg/ha and Kribow cultivar gave the best on the fresh weight per plot i.e 8,70 kg equal to 26,36 t/ha. Keyword : broccoli, dosage of NPK fertilizer, cultivars.

(2)

ABSTRAK

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan dosis pemupukan NPK dan kultivar yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli. Percobaan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2013, di Kebun Balai Benih Hortikiltura (BBH) Cisurupan Kabupaten Garut, dengan ketinggian tempat 1.200 m di atas permukaan laut, pada jenis tanah Andosol dengan pH 5,7 dan tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951) dalam Hanafi (1988) termasuk kedalam tipe C (agak basah).

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang berpola faktorial dengan empat ulangan. Faktor yang pertama adalah dosis pemupukan NPK terdiri dari tiga taraf, yaitu: 30 kg/ha (d1), 60 kg/ha (d2), dan 90 kg/ha (d3). Faktor kedua adalah jenis kultivar terdiri dari dua taraf, yaitu: kultivar Lucky (k1), dan kultivar Kribow (k2).

Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara dosis pupuk NPK dan kultivar terhadap bobot bersih per tanaman dan bobot bersih per petak, tetapi tidak terjadi interaksi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot brangkasan per tanaman, bobot brangkasan per petak, dan diameter bunga.

Dosis pupuk NPK 30 kg/ha dan kultivar Lucky menunjukan hasil yang baik terhadap bobot bersih per petak sebesar 7,79 kg setara dengan 23,60 t/ha, dan dosis pupuk NPK 90 kg/ha dan kultivar Kribow menunjukan hasil yang lebih baik terhadap bobot bersih per petak sebesar 8,70 kg setara dengan 26,36 t/ha.

Kata kunci : brokoli, dosis pupuk NPK, kultivar.

PENDAHULUAN

Brokoli (Brassica oleracea var. Italica) termasuk salah satu sayuran famili kubis-kubisan (Cruciferae) yang memiliki nilai komersial tinggi dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Brokoli banyak dipilih oleh masyarakat karena brokoli dipercaya bisa mengatasi berbagai macam penyakit seperti penyakit kanker, mencegah stroke, serangan jantung, diabetes dan menjaga kesehatan mata (Damayanti, D dan Lies, S. 2013). Brokoli mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli juga mengandung senyawa isotiosianat yang diolah memiliki aktivitas antikanker, sebagaimana sulforafana. Nilai gizi yang terkandung dalam brokoli untuk satu porsi makan, adalah kalori 23 cal, protein 4 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 69 g, kalsium 100 g, vitamin C 100 mg, dan air 80 g (Dirjen Hortikultura, 2010).

(3)

Permintaan terhadap brokoli semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, tingkat pendidikan, dan kesejahteraan yang akan berpengaruh terhadap pemenuhan gizi dengan berbagai sayuran yang lebih variatif, sehingga minat masyarakat untuk mengkonsumsi brokoli semakin meningkat. Faktor yang berperan dalam peningkatan hasil brokoli adalah penggunaan kultivar. Diantara kultivar brokoli yang telah diketahui dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di Indonesia, kultivar Lucky paling banyak dipilih petani khususnya di daerah Lembang. Namun akhir-akhir ini, bermunculan kultivar baru diantaranya Ever Green, Premium, Universal, Green Valiant, Pirate, dan Kribow. Adapun pada penelitian ini kultivar yang digunakan adalah kultivar Lucky dan kultivar Kribow, karena tekstur dari kultivar ini banyak digemari oleh masyarakat, serta tahan terhadap hama dan penyakit, dan kultivar ini juga sudah banyak dibudidayakan di dataran tinggi dengan hasil yang dicapai cukup tinggi. Upaya untuk mendapatkan kultivar brokoli yang lebih baik dari kultivar yang sudah ada masih terus diusahakan sampai saat ini. Baik melalui usaha persilangan dengan kultivar dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sehingga dapat dihasilkan kultivar baru yang mampu bertahan terhadap hama dan penyakit, berproduksi tinggi dan berumur genjah (Rukmana, 2012).

Faktor lain untuk meningkatkan produksi brokoli yaitu melalui perluasan areal pertanaman dan penyempurnaan teknik budidaya yang baik, yang salah satunya yaitu dengan cara pemupukan. Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah, pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke dalam tanah agar tanah menjadi subur. Pemupukan memiliki peranan penting dalam meningkatkan produksi brokoli. Pupuk berperan untuk memperkaya kesuburan tanah dan untuk mempertahankan produksi tinggi (Hardjowigeno, 2010).

Pupuk mejemuk yang satu ini tidak hanya mengandung dua unsur, tetapi tiga unsur sekaligus yang merupakan gabungan dari pupuk tunggal N, P, dan K (Pinus dan Marsono, 2013). Dari hasil observasi di lapangan, adapun pupuk yang sering digunakan oleh petani yaitu pupuk NPK (25-7-7), dengan kadar unsur haranya 25% N +7% P2O5 + 7% K2O dan NPK (16-16-16), dengan kadar unsur haranya 16% N + 16% P2O5 + 16% K2O. Adapun dosis yang digunakan oleh para petani yaitu 30 kg/ha, 60 kg/ha, dan 90 kg/ha, pupuk NPK dilarutkan dalam air dengan cara disiramkan di sekeliling lubang tanam brokoli. Akan

(4)

tetapi pada pemupukan tersebut belum diketahui keefektifan dalam pemberian pupuk NPK pada tanaman brokoli, sehingga peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dalam mencari dosis pupuk yang tepat untuk dua kultivar tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis pupuk NPK yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil pada masing-masing kultivar tanaman brokoli.

METODE PENELITIAN

Percobaan dilaksanakan di Kebun Balai Benih Hortikultura (BBH) di bawah naungan Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2013. Ketinggian tempat 1.200 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah Andosol dengan pH 5,7.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih brokoli Kultivar Lucky dan Kultivar Kribow, tanah, pupuk kandang ayam 5 ton/ha, pupuk NPK (25-7-7), pupuk NPK (16-16-16), kapur pertanian atau Dolomit, Fungisida dengan bahan aktif Azoksistrobin dan Difenokonazol, Insektisida dengan bahan aktif Klorantraniliprol dan mulsa hitam perak. Alat-alat yang digunakan adalah gelas ukur, cangkul, kored, plastik penutup persemaian, palu, meteran, timbangan, waring, hand sprayer, selang, pisau, label perlakuan, ajir, corong, tali rapia, penggaris, dan alat tulis.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, dengan dua faktor yaitu, faktor pertama ialah dosis pupuk NPK yang terdiri atas tiga taraf, yaitu: d1 : Dosis Pupuk NPK 30 kg/ha, d2 : Dosis Pupuk NPK 60 kg/ha, dan d3: Dosis Pupuk NPK 90 kg/ha. Dan faktor kedua ialah kultivar terdiri atas dua taraf yaitu: k1 : Kultivar Lucky dan k2 : Kultivar Kribow.

Benih yang telah disiapkan untuk pembibitan direndam dahulu ke dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 1 cc/l selama satu jam. Persiapan media tanam untuk persemaian yaitu dengan cara pencampuran media tanam berupa tanah halus dan pupuk kandang ayam yang matang pada perbandingan (1:2), persemaian dilakukan pada kokeran kecil (bumbung yang terbuat dari daun pisang). Benih di persemaian selama 15 sampai dengan 20 hari tergantung daya kecambah benih yang disemai, bibit siap dipindahtanamkan ke lapangan setelah memiliki 4 sampai 5 helai daun. Tanaman ditanam diatas bedengan

(5)

lebar 120 cm dan panjang 220 cm, tinggi 20 sampai 30 cm, serta jarak antar bedengan 40 cm, dengan jarak tanam 50 x 40 cm.

Pada saat pengolahan lahan diberi pemupukan dasar yaitu dengan pemberian pupuk organik (pupuk kandang ayam 5 ton/ha) dan pemberian kapur Dolomit sebanyak 250 kg/ha. Pemupukan dilakukan pada 1 sampai 3 minggu setelah tanam menggunakan pupuk NPK (25-7-7), sedangkan pada umur 4 sampai 6 minggu setelah tanam menggunakan pupuk NPK (16-16-16), pupuk NPK tersebut dilarutkan terlebih dahulu dengan dosis 30 kg/ha, 60 kg/ha, dan 90 kg/ha sebanyak 100 ml/tanaman. Pemeliharaan tanaman antara lain penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit. Panen yang dilaksanakan pada percobaan ini yaitu pada saat tanaman telah berumur 64 sampai 80 hari setelah tanam, dengan ciri-ciri warna daun hijau tua, bunga brokoli sudah kompak dan batang dipotong ±10 cm.

Pengamatan yang dilakukan meliputi 2 hal, yaitu pengamatan penunjang dan pengamatan utama. Pengamatan penunjang meliputi analisis tanah, curah hujan, waktu berbunga, penyerangan hama dan penyakit, jenis gulma yang tumbuh, dan analisis ekonomi tanaman brokoli. Sedangkan pengamatan utama yaitu meliputi tinggi tanaman (cm) dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman mulai dari ujung batang sekitar tanah sepanjang 1 cm hingga bagian tanaman yang tertinggi per tanaman, jumlah daun (helai) dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jumlah daun yang membuka (bukan krop) per tanaman, bobot brangkasan per tanaman (g) diperoleh dengan cara menimbang berat seluruh bagian tanaman termasuk bagian akar, bobot brangkasan per petak (kg) menimbang berat seluruh bagian tanaman termasuk bagian akar dari tiap petak, bobot bersih tanaman brokoli per tanaman (g) diperoleh dengan cara menimbang berat bunga dengan disertakan batang bunga sepanjang 10 cm dari pangkal bunga, bobot bersih tanaman brokoli per petak (kg) dan per hektar (t) menimbang berat bunga dari seluruh tanaman tiap petak, dengan disertakan batang bunga sepanjang 10cm dari pangkal bunga yang kemudian dikonversikan ke hektar, dan diameter bunga (cm) dilakukan dengan cara memproyeksikan panjang bunga dari tepi pinggir bagian luar ke tepi pinggir paling luar sebanyak empat kali. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan apabila uji F berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 0,05.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara dosis pupuk NPK dan kultivar terhadap bobot bersih per tanaman dan bobot bersih per petak, serta yang tidak terjadi interaksi antara dosis pupuk NPK dan kultivar adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot brangkasan per tanaman, bobot brangkasan per petak, dan diameter bunga.

Tinggi Tanaman

Tabel 1 di bawah ini menunjukkan bahwa percobaan pemupukan NPK tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 20, dan 25 hari setelah tanam. Hal ini dapat dilihat bahwa tinggi tanaman pada umur 15, 20, dan 25 hari setelah tanam tidak menampilkan perbedaan, diduga karena faktor lingkungan yang mendukung dengan baik, diantaranya suhu pada lahan percobaan termasuk suhu yang optimum yang berfungsi baik dan stabil untuk pertumbuhan tanaman brokoli, serta ketinggian tempat bagi tanaman sangat berpengaruh untuk pertumbuhan (Sri Setyati Harjadi, 2002).

Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kultivar Brokoli Lucky dan Kribow terhadap rata-rata Tinggi Tanaman Brokoli pada umur 15, 20, dan 25 hari setelah tanam (hst). Umur Tanaman Kultivar Brokoli Tinggi Tanaman (cm) Rata-rata Dosis Pupuk

30kg/ha 60kg/ha 90kg/ha

15 HST Lucky 5,54 3,73 4,99 4,75 a Kribow 5,16 5,46 4,70 5,10 a Rata-rata 5,35 4,59 4,85 A A A 20T HST Lucky 9,33 9,24 8,09 8,89 a Kribow 9,09 8,74 8,94 8,92 a Rata-rata 9,21 8,99 8,52 A A A 25 HST Lucky 13,25 13,17 12,05 12,82 a Kribow 13,09 12,43 12,96 12,83 a Rata-rata 13,17 12,80 12,51 A A A

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan tidak berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %.

Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan terlihat pada penampilan tanaman. Tanaman berusaha menanggapi kebutuhan khususnya selama siklus hidup, kalau faktor lingkungan tidak mendukung maka tanaman akan tumbuh kerdil, karena faktor lingkungan mempengaruhi fungsi fisiologis dan morfologis tanaman (Hasan Basri, 1992).

(7)

Faktor penentu tinggi tanaman diduga lebih ditentukan oleh sifat genetik tanaman yaitu varietas atau kultivar unggul, selain itu tinggi tanaman dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah (Somaatmadja,1970). Karakteristrik suatu individu ditentukan oleh faktor genetik yang ditunjang oleh faktor lingkungan. Apabila kedua faktor tersebut tidak mendukung maka penampilan fenotif akan lebih jelek dari potensi genetiknya, serta tidak tumbuh baik yang menyebabkan tanaman terhambat.

Jumlah daun

Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kultivar Brokoli Lucky dan Kribow terhadap rata-rata Jumlah daun Brokoli pada umur 15, 20, dan 25 hari setelah tanam (hst). Umur

Tanaman Kultivar

Jumlah daun (helai)

Rata-rata Dosis Pupuk

30kg/ha 60kg/ha 90kg/ha

15 HST Lucky 3,68 3,87 3,69 3,75 a Kribow 4,50 4,00 4,25 4,25 b Rata-rata 4,09 3,94 3,97 A A A 20 HST Lucky 5,12 5,31 4,87 5,10 a Kribow 5,56 5,12 5,31 5,33 a Rata-rata 5,34 5,22 5,09 A A A 25 HST Lucky 7,81 7,75 7,56 7,71 b Kribow 6,81 6,56 6,50 6,62 a Rata-rata 7,31 7,16 7,03 A A A

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan tidak berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada umur 15, 20, dan 25 hari setelah tanam tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap perlakuan pemupukan, hal ini disebabkan karena faktor lingkungan. Adapun faktor yang mendukung yaitu ketinggian tempat bagi tanaman brokoli sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan. Menurut Liliek A, (1990), bahwa respons tanaman terhadap pemberian pupuk NPK mencapai hasil yang maksimum pada zone defisiensi (kekurangan), tetapi pada zone kecukupan tidak meningkat, sehingga pupuk yang diberikan baik dengan 30 kg/ha, 60 kg/ha, dan 90 kg/ha akan tetap sama. Hal ini menunjukkan nutrisi tanaman mempengaruhi pertumbuhan tanaman brokoli.

(8)

Perlakuan kultivar menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah daun. Pada umur 15 hari setelah tanam jumlah daun kultivar Kribow lebih banyak dan berbeda nyata dengan jumlah daun kultivar Lucky, tetapi pada umur 25 hari setelah tanam jumlah daun kultivar Lucky lebih banyak dan berbeda nyata terhadap jumlah daun kultivar Kribow. Hal ini disebabkan karena kultivar memiliki sifat-sifat yang unggul dan responsif serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, karena kultivar Lucky lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan, selain itu dipengaruhi j u g a oleh faktor morfologi kultivar Lucky, daun panjangnya yang lebar tumbuh tegak, sedangkan kultivar Kribow mempunyai morfologi daun yang lebar tumbuh menyamping.

Bobot Brangkasan per Tanaman (g)

Tabel 3. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kultivar Brokoli Lucky dan Kribow terhadap rata-rata Bobot Brangkasan per Tanaman (g)

Kultivar

Bobot brangkasan per tanaman (g) Dosis Pupuk

30kg/ha 60kg/ha 90kg/ha Rata-rata

Lucky 1.642,19 1.554,06 1.449,38 1.548,54 a

Kribow 1.375,63 1.475,31 1.566,25 1.472,40 a

Rata-rata 1.508,91 1.514,69 1.507,82

A A A

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan tidak berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %.

Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan dosis maupun kultivar ternyata tidak berbeda nyata terhadap bobot brangkasan per tanaman. Hal ini disebabkan tingkat persaingan yang sama dalam hal pengambilan unsur hara, oksigen, air, cahaya matahari dan ruang tumbuh, sehingga pada fase pertumbuhan generatif relatif seragam. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyani Sutedjo (2002), salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman adalah sifat genetik tanaman, seperti varietas atau kultivar, daya hasil, dan resistensi tanaman.

Menurut Adisarwanto (2001), mengatakan bahwa faktor genetik tanaman sebagai sumber informasi yang lebih dominan bagi pemunculan sifat fenotif tanaman, namun keunggulan suatu sifat tanaman akan tampak apabila kondisi yang diperoleh optimum.

(9)

Bobot Brangkasan per Petak (kg)

Tabel 4. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kultivar Brokoli Lucky dan Kribow terhadap rata-rata Bobot brangkasan per petak (kg)

Kultivar

Bobot brangkasan per petak (kg) Dosis Pupuk

30kg/ha 60kg/ha 90kg/ha Rata-rata

Lucky 25,09 25,34 23,91 24,78 a

Kribow 23,27 24,28 25,04 24,20 a

Rata-rata 24,18 24,81 24,48

A A A

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan tidak berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %.

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan kultivar tidak berbeda nyata terhadap bobot brangkasan per petak. Hal ini disebabkan karena kultivar yang digunakan dalam hal memperoleh unsur hara, air, dan cahaya sama, sehingga pada pertumbuhan fase generatif brokoli relatif seragam. Pada percobaan ini, rata-rata bobot brangkasan per petak berkisar 24,20 kg sampai 24,78kg, hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas kedua kultivar tersebut hampir sama.

Pada perlakuan dosis pupuk menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap parameter bobot brangkasan per petak. Hal ini karena pupuk yang diberikan tidak merespon terhadap pertumbuhan pada fase generatif, yang disebabkan karena unsur hara yang terdapat dalam tanah sudah memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman tersebut, selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi fungsi fisiologis dan morfologis tanaman (Hasan Basri, 1992).

Bobot Bersih per Tanaman (g)

Tabel 5. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kultivar Brokoli Lucky dan Kribow terhadap rata-rata Bobot bersih per tanaman (g)

Kultivar

Bobot bersih per tanaman (g) Dosis Pupuk

30kg/ha 60kg/ha 90kg/ha

Lucky 432,99 a 410,76 a 393,06 a

B A A

Kribow 406,88 a 417,08 a 483,54 b

A A B

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan tidak berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 %.

(10)

Pada Tabel 5, terlihat bahwa pada perlakuan pemberian dosis pupuk 30 kg/ha untuk kultivar Lucky dan 90 kg/ha untuk kultivar Kribow dirasa cukup tersedia bagi tanaman brokoli, hal ini dapat terlihat dari kadar Nitrogen yang tinggi pada pupuk NPK mampu memberikan respons dengan baik, begitu juga pada Fosfor dan Kalium yang terdapat pada pupuk NPK. Jumlah dosis pupuk NPK yang diberikan pada masing-masing kultivar mempengaruhi jumlah bobot bersih per tanaman.

Kultivar Kribow lebih besar dibandingkan dengan kultivar Lucky yang mana pada kultivar Kribow menghasilkan bobot bersih terbesar yaitu pada dosis pupuk 90 kg/ha sebesar 483,54 g dan kultivar Lucky pada dosis pupuk 30 kg/ha sebesar 432,99 g. Ini berarti kultivar Kribow memiliki respons terhadap pemupukan terbaik dibandingkan kultivar Lucky. Hal ini disebabkan karena unsur hara yang tersedia banyak, sehingga fotosintat yang dihasilkan menjadi banyak dan dapat mempengaruhi pembentukan bunga. Suparyono dan Setiyono (1993), bahwa fase pertumbuhan vegetatif tanaman akan mempengaruhi fase generatif tanaman untuk memperoleh komponen hasil yang maksimal.

Bobot Bersih per Petak (kg) dan per Hektar (t/ha)

Tabel 6. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kultivar Brokoli Lucky dan Kribow terhadap rata-rata Bobot bersih per petak (kg)

Kultivar

Bobot bersih per petak (kg) Dosis Pupuk

30kg/ha 60kg/ha 90kg/ha

Lucky 7,79 b 7,39 a 7,07 a

B A A

Kribow 7,32 a 7,50 a 8,70 b

A A B

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan tidak berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5%.

Tabel 7. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kultivar Brokoli Lucky dan Kribow terhadap rata-rata Bobot bersih per hektar (t/ha)

Kultivar + Dosis Rata-rata bobot bersih per hektar (t/ha)

Kultivar Lucky + 30 kg/ha 23,60

Kultivar Lucky + 60 kg/ha 22,39

Kultivar Lucky + 90 kg/ha 21,42

Kultivar Kribow + 30 kg/ha 22,18

Kultivar Kribow + 60 kg/ha 22,72

(11)

Pada tabel 6 terlihat bahwa hasil bersih per petak kultivar Lucky pada taraf dosis pupuk NPK 30 kg/ha lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan kultivar Kribow, pada dosis pupuk NPK 60 kg/ha. Antara kultivar Lucky dan kltivar Kribow tidak berbeda nyata, sedangkan pada taraf dosis pupuk NPK 90 kg/ha kultivar Kribow lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan kultivar Lucky. Dosis NPK optimum untuk menghasilkan hasil bersih tertinggi pada kultivar Lucky adalah 30 kg/ha yaitu seberat 23,60 t/ha, sedangkan pada kultivar Kribow hasil tertinggi yaitu seberat 26,36 t/ha pada perlakuan yang dipupuk NPK 90 kg/ha (Tabel 7).

Hal ini diduga bahwa perlakuan dosis pupuk NPK sangat berpengaruh terhadap bobot bersih per petak karena keunggulan pupuk NPK, yaitu disamping mengandung unsur N juga terdapat unsur P dan K. Pemberian fosfor ke dalam tanah, yang cukup tersedia bagi tanaman brokoli, sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas hasil. Selain itu unsur Nitrogen yang penting dalam pertumbuhan tanaman, dan apabila kekurangan nitrogen dapat menyebabkan tanaman kerdil dan ditandai dengan warna daun hijau pucat. Sedangkan unsur kalium berperan dalam pembentukan pati, aktivator dari enzim, pembukaan stomata, proses fisiologis dalam tanaman, proses metabolik dalam sel, empengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit serta meningkatkan sistem perakaran, membentuk batang yang lebih kuat, serta berpengaruh terhadap hasil (Hardjowigeno, 2010).

Diameter Bunga

Tabel 8. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kultivar Brokoli Lucky dan Kribow terhadap rata-rata Diameter bunga Brokoli.

Kultivar

Diameter bunga (cm) Dosis Pupuk

30kg/ha 60kg/ha 90kg/ha Rata-rata

Lucky 17,21 16,27 16,43 16,64 b

Kribow 15,09 15,36 16,21 15,55 a

Rata-rata 16,15 15,82 16,32

A A A

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan tidak berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5%.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan dosis pupuk NPK tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter bunga. Hal ini disebabkan karena kondisi

(12)

lingkungan yang mendukung, diantaranya kesuburan tanah, suhu dan faktor-faktor lainnya. Pada percobaan ini, rata-rata diameter bunga terbesar yaitu terdapat pada kultivar Lucky sebesar 16,64 cm, dibandingkan dengan kultivar Kribow sebesar 15,55 cm. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk NPK yang tepat, terutama pupuk N yang sangat penting. Pupuk N berpengaruh nyata terhadap kepadatan krop. Pemberian pupuk N yang berlebihan juga dapat menyebabkan krop besar ( Hendro Sunarjono, 2013).

Perlakuan kultivar memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter bunga, terlihat pada kultivar Lucky lebih besar dan berbeda nyata dengan diameter bunga kultivar Kribow. Hal tersebut diduga karena kultivar Lucky lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan dibandingkan dengan kultivar Kribow, selain itu adanya perbedaaan kecepatan pembelahan, perbanyakan, dan pembesaran sel, sehingga pada umur yang sama penampilan masing-masing kultivar berbeda.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terjadi interaksi antara dosis pupuk NPK dan kultivar terhadap bobot bersih per tanaman dan bobot bersih per petak, tetapi tidak terjadi interaksi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot brangkasan per tanaman, bobot brangkasan per petak, dan diameter bunga.

2. Dosis pupuk NPK 30 kg/ha dan kultivar Lucky menunjukan hasil yang baik terhadap bobot bersih per petak sebesar 7,79 kg setara dengan 23,60 t/ha, dan dosis pupuk NPK 90 kg/ha dan kultivar Kribow menunjukan hasil yang lebih baik terhadap bobot bersih per petak sebesar 8,70 kg setara dengan 26,36 t/ha.

(13)

Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dilapangan, maka disarankan:

1. Sebaiknya dianjurkan kultivar Lucky dengan dosis pupuk NPK 30 kg/ha, sedangkan untuk kultivar Kribow dengan dosis pupuk NPK 90 kg/ha untuk meningkatkan hasil bobot bersih per tanaman dan bobot bersih per petak.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemupukan dosis NPK dan kultivar yang sama serta pada musim dan tempat yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2001. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah Di Lahan Sawah dan lahan kering. Penebar swadaya. Indonesia. dalam Skripsi Asep Andri Wahyudi.

Damayanti, D dan Lies, S. 2013. Brokoli untuk Anak. PT Gramedia Pustaka Media. Jakarta.

Dirjen Hortikultura. 2010. Buku Saku Sayuran. Dirjen Hortikultura. Jakarta. Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Edisi Tiga. Jakarta.

Hanafi. 1990. Dasar-dasar Ilmu Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.Hasan Basri, 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Pers. Jakarta.

Hasan Basri, 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Pers. Jakarta.

Hendro Sunarjono. 2013. Pedoman Bertanam Kubis. Nuansa Aulia. Bandung. Liliek, Agustina. 1990. Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta.Jakarta.

Mulyani Sutedjo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pinus Lingga dan Marsono, 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Rukmana, R. 2012. Budidaya Kubis Bunga Dan Broccoli. Edisi Tigabelas. Kanisus.

Yogyakarta.

Somaatmadja, 1970. Ilmu Lingkungan Institut Pertanian Bogor. Sri Setyati Harjadi, 2002. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. Suparyono dan Setiyono. 1993. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gambar

Tabel  1  di  bawah  ini  menunjukkan  bahwa  percobaan  pemupukan  NPK  tidak  berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 20, dan 25 hari setelah tanam
Tabel  2.  Pengaruh  Dosis  Pupuk  NPK  dan  Kultivar  Brokoli  Lucky  dan  Kribow  terhadap  rata-rata Jumlah daun Brokoli pada umur 15, 20, dan 25 hari setelah tanam (hst)
Tabel  3.  Pengaruh  Dosis  Pupuk  NPK  dan  Kultivar  Brokoli  Lucky  dan  Kribow  terhadap  rata-rata Bobot Brangkasan per Tanaman (g)
Tabel  4.  Pengaruh  Dosis  Pupuk  NPK  dan  Kultivar  Brokoli  Lucky  dan  Kribow  terhadap  rata-rata Bobot brangkasan per petak (kg)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Judul penelitian ini adalah Induksi Mutasi Kromosom dengan Kolkisin pada Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) Klon Zweeteners secara In Vitro.. Ucapan terima kasih

Dari hasil wawancara di atas diketahui ada kekhawatiran orang tua terhadap perkembangan anaknya baik secara kejiwaan ataupun secara mental terlebih lagi akan

Temuan ini menunjukkan bahwa derajat hubungan antara umur responden dengan pemenuhan pangan rumahtangga di Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk

THE IMPLEMENTATION OF LISTENING TEAM STRATEGY TO IMPROVE THE STUDENTS’ ABILITY AT GIVING OPINION AT ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SMA CERDAS

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi ini didukung dengan pagu anggaran sebesar Rp38.089.333.390 pada akhir tahun 2015 terealisasi sebesar

Jenis penelitian ini adalah eksperimental yang dibagi menjadi beberapa tahap utama, yaitu: produksi HPIL (hidrolisat protein ikan lele dumbo), formulasi bubur bayi, seleksi

Jika dilihat kepada pola pengundian mengikut kelas, didapati kawasan yang mempunyai majoriti pengundi Melayu kelas atasan atau golongan kaya dan pertengahan/berpendidikan

Dari pembahasan tentang sistem pendidikan Islam masa Daulah Abbasiyah di Baghdad di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut bahwasanya perkembangan dan kemajuan