• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI DAN UJI PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA NON FENOLIK DARI EKSTRAK DIKLOROMETANA BATANG TUMBUHAN ASHITABA (Angelica keiskei)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI DAN UJI PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA NON FENOLIK DARI EKSTRAK DIKLOROMETANA BATANG TUMBUHAN ASHITABA (Angelica keiskei)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI DAN UJI PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA

NON FENOLIK DARI EKSTRAK DIKLOROMETANA BATANG TUMBUHAN

ASHITABA (Angelica keiskei)

IDENTIFICATION AND PRELIMINARY TESTING ANTICANCER ACTIVITY FROM

THE STEMS ASHITABA (Angelica keiskei) OF DICLOROMETHANE EXTRACT

Ririn Sri Hartini, Suyatno

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761

Email :ririn_sh@yahoo.com

Abstrak.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur molekul senyawa non fenolik dari

ekstrak diklorometana batang tumbuhan ashitaba (Angelica keiskei) dan uji pendahuluan aktivitas

antikankernya.Dalam penelitian ini, ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, pemisahan dilakukan

dengan metode kromatografi cair vakum (KCV) yang dimonitoring dengan kromatografi lapis tipis

(KLT), dan pemurnian dilakukan dengan metode rekristalisasi.Uji kualitatif dilakukan dengan pereaksi

Liebermann-Burchard dan struktur molekul senyawa hasil isolasi ditentukan dengan metode spektroskopi

(UV-Vis, IR, dan MS).Uji pendahuluan aktivitas antikanker dilakukan dengan metode BSLT. Dari hasil

penelitian diperoleh isolat berupa serbuk tak berwarna dengan titik leleh 70,23 ºC. Hasil uji kualitatif

senyawa hasil isolasi dengan pereaksi Liebermann-Burchard menunjukkan warna biru yang

mengindikasikan bahwa isolat merupakan senyawa steroid.Berdasarkan data spektroskopi, isolat

mengandung campuran dua senyawa steroid yaitu stigmasterol dan β-sitosterol.Berdasarkan hasil uji

BSLT, senyawa steroid hasil isolasi menunjukkan toksisitas berkategori sangat toksik terhadap Artemia

salina dengan nilai LC

50

sebesar 119,048

µg/mL.Dengan demikian isolat berpotensi untuk dikembangkan

sebagai bahan antikanker.

Kata-kata kunci:

A

shitaba (Angelica keiskei), ekstrak diklorometana, steroid, uji BSLT.

Abstract.The aims of research is to determine the molecular structure of non phenolic compounds from

the stems ashitaba (Angelica keiskei) of dichloromethane extract and preliminary testing anticancer

activity. In this research, the extraction was carried by maceration method, separation by Vacuum Liquid

Chromatography (VLC) monitored using Thin Layer Chromatography (TLC), and purified by

recrystallization method. The qualitative test was carried by Liebermann-Burchard reagent and the

molecular structure of the isolate was determined by spectroscopic methods (UV-Vis, IR and MS).

Preliminary test of anticancer activity was performed by the BSLT. Based on the research, it was

obtained aisolates as colorless powderwith a melting point of 70.23 °C. The qualitative test to isolate

showed a blue color indicating that it was a steroid compound. Based on spectroscopic data, isolate was

contained a mixture of two steroid compounds, namely stigmasterol and β-sitosterol. The BSLT test

showed that it had toxicity of highly toxic category to Artemia salina with LC

50

of 119,048

mg / mL. Thus

isolate had potency to be developed as an anticancer agent.

(2)

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah hal yang penting bagi

semua manusia karena jika kesehatan terganggu,

maka setiap aktivitas manusia juga akan

terganggu.

Terganggunya

kesehatan

dapat

disebabkan karena tubuh seseorang terserang

penyakit.Salah satu penyakit yang hingga saat

ini menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia,

termasuk juga di Indonesia adalah kanker.

Kanker

merupakan

penyakit

yang

disebabkan oleh sel tunggal yang tumbuh secara

tidak terkendali sehingga dapat merusak sel atau

jaringan normal[1]. Pengobatan kanker dapat

dilakukan secara tradisional maupun medis.

Pengobatan secara medis dapat dilakukan

dengan

beberapa

cara,

seperti

seperti

imunoterapi, kemotrapi, dan radioterapi. Tetapi

pengobatan tersebut dapat menimbulkan efek

negatif bagi tubuh karena pengobatan tersebut

tidak

bersifat

selektif

dan

juga

dapat

menyebabkan

rusaknya

jaringan

normal.

Pengobatan secara tradisional diharapkan dapat

bersifat selektif yang dilakukan dengan

obat-obatan herbal yang berasal dari tumbuhan yang

memiliki khasiat sebagai obat.

Indonesia memiliki kekayaan alam berupa

tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan sebagai

sumber obat tradisional.Obat tradisional sangat

penting bagi masyarakat karena lebih mudah

diperoleh dan relatif lebih murah karena dapat

diperoleh tanpa resep dokter [2].Salah satu

tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat, baik sebagai bahan makanan

maupun obat-obatan adalah tumbuhan ashitaba

(

Angelica keiskei).

Masyarakat Indonesia belum banyak yang

mengetahui

tanaman

ashitaba,

namun

masyarakat Jepang sudah mengenal baik

tumbuhan

tersebut.Ashitaba

biasanya

ditambahkan pada makanan yang disajikan

sehari-hari.Di Indonesia, tumbuhan ini dapat

tumbuh subur hanya di beberapa tempat, salah

satunya di Desa Ketapanrame, Kec. Trawas,

Kab. Mojokerto.

Dari tumbuhan

Angelica keiskei

sudah

dilakukan isolasi maupun pengujian aktivitas

biologisnya.Ekstrak etil asetat batang tumbuhan

ashitaba (

Angelica keiskei

) berpotensi sebagai

antitumor [3].Penelitian uji aktivitas antidiabetes

dari ekstrak etanol akar ashitaba (

Angelica

keiskei

) berhasil diisolasi dua senyawa kalkon,

yaitu 4-hydroxyderricin dan xanthoangelol.

Isolat

tersebut

menunjukkan

kemampuan

mencegah kadar gula pada hewan uji [4].

Beberapa tanaman famili

Angelica

telah

berhasil diuji aktivitas antikankernya.Ekstrak

etanol tumbuhan

Angelica gigas

Nakai (AGN)

dapat menghambat pertumbuhan sel kanker

prostat PC-3 and DU145 yang diberikan pada

mencit [5].

Mengingat bahwa struktur molekul dari

senyawa non-fenolik batang ashitaba (

Angelica

keiskei

) dan aktivitas antikankernya belum

pernah dilaporkan, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang uji pendahuluan

aktivitas antikanker senyawa non fenolik dari

ekstrak diklorometana batang tumbuhan ashitaba

(

Angelica keiskei

).Dalam penelitian ini uji

pendahuluan aktivitas antikanker ditentukan

berdasarkan

toksisitas

senyawa

terhadap

Artemia salina

.

BAHAN DAN METODE

Alat

Beberapa alat yang digunakan antara lain :

seperangkat alat ekstraksi dengan metode

maserasi, seperangkat alat penyaring Buchner,

rotary vacuum evaporator

(Heidolp laborata

4001), seperangkat alat kromatografi cair

vakum,

differential scanning calorimetry

(DSC),

spektrofotometer UV (Shimadzu Pharma Spec.

UV-1700), spektrofotometer IR (Perkin Elmer

USA

89485),

spektrofotometer

massa

(3)

digunakan dalam laboratorium organik bahan

alam.

Bahan

Bahan-bahan yang di butuhkan adalah

n

-heksana teknis, diklorometana teknis, etil asetat

teknis, kloroform p.a, asam sulfat pekat p.a,

metanol p.a, asam asetat anhidrida p.a, kiesegel

60 GF-254, pelat KLT silika gel F-254 (20 x 20;

0,25 mm), dan larva udang

Artemia salina

L.

Prosedur Penelitian

Tahap Pengumpulan dan Penyiapan Sampel

Tumbuhan

Sampel berupa batang tumbuhan ashitaba

yang

diperoleh

dari

Desa

Ketapanrame,

Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto

dibersihkan, dipotong hingga ukurannya kecil,

kemudian dikeringkan dengan cara

diangin-anginkan, dan selanjutnya digiling hingga

menjadi

serbuk

halus

yang siap

untuk

diekstraksi.

Ekstraksi dan Isolasi

Sampel berupa serbuk halus batang

tumbuhan ashitaba sebanyak 2 kg diekstraksi

dengan cara maserasi menggunakan pelarut

n

-heksana. Maserasi dilakukan selama 3 x 24 jam

dengan volume

n

-heksana 1 liter untuk setiap

maserasi.

Selanjutnya

dilakukan

maserasi

menggunakan pelarut diklorometana selama 3 x

24 jam dengan volume diklorometana 1 liter

untuk

setiap

maserasi.

Hasil

maserasi

diklorometana disaring dengan corong Buchner,

sehingga diperoleh ekstrak diklorometana dan

residu.Ekstrak diklorometana diuapkan dengan

rotary evaporator

dan didapatkan ekstrak pekat

dan pelarut diklorometana.

Kromatografi

cair

vakum

(KCV)

selanjutnya

digunakan

untuk

memisahkan

konponen-komponen yang ada dalam ekstrak

pekat yang telah didapatkan. Fasa diam yang

digunakan dalam metode ini adalah silika gel

GF-254 dan eluen yang digunakan adalah

n

-heksana, campuran

n

-heksana-etilasetat, dan etil

asetat.

Kromatografi

lapis

tipis

(KLT)

selanjutnya digunakan untuk memonitor hasil

pemisahan dengan menggunakan perbandingan

eluen

n

-heksana:etil asetat = 4:1. Fraksi-fraksi

yang nilai Rf-nya sama dan pada plat KLT

sudah menunjukkan satu noda kemudian

digabung. Selanjutnya dilakukan rekristalisasi

untuk pemurnian isolat yang telah didapat

menggunakan

pelarut

yang

sesuai.

Uji

kemurnian isolat dilakukan dengan penentuan

titik leleh menggunakan

Differential Scanning

Calorimetry

(DSC) dan KLT tiga sistem eluen.

Uji Pendahuluan Antikanker Senyawa Hasil

Isolasi

Sebanyak 5 mg isolat ditambah dengan 1 mL

kloroform dengan diaduk hingga isolat larut

seluruhnya.Larutan tersebut disebut larutan

induk

berkonsentrasi 5000 µg/mL.Larutan

tersebut masing-masing diambil sebanyak 10,

25, 50, 75, dan 100 µL dan dimasukkan dalam

vial yang berbeda.Masing-masing vial dibiarkan

hingga

pelarutnya

menguap,

kemudian

ditambahkan DMSO sambil diaduk hingga isolat

larut dan dimasukkan 10 ekor larva udang, diisi

sampai volumenya 5 mL dengan air laut dan

dibiarkan selama 24 jam. Jumlah larva udang

yang mati dihitung setelah 24 jam.Dilakukan

analisis probit pada hasil yang diperoleh

menggunakan program SPSS untuk menentukan

besarnya LC

50

senyawa hasil isolasi[6].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Ekstraksi dan Isolasi Senyawa Non

Fenolik dari Batang Tumbuhan Ahitaba

(Angelica keiskei)

Sebanyak 2 kg serbuk halus batang

tumbuhan ashitaba (

Angelica keiskei)

diekstraksi

dengan cara maserasi berurutan menggunakan

pelarut

n

-heksana teknis dan diklorometana

teknis.Penyaringan dilakukan pada ekstrak yang

(4)

diperoleh menggunakan penyaring Buchner

sehingga didapatkan ekstrak diklorometana dan

residu.

Ekstrak

diklorometana

selanjutnya

diuapkan

menggunakan

rotary

vacuum

evaporator

hingga didapatkan ekstrak pekat

diklorometana

berwarna

hijau

kehitaman

sebanyak 55,225 gram.

Dilakukan kromatografi cair vakum (KCV)

untuk memisahkan komponen-komponen yang

ada

dalam

ekstrak

pekat

diklorometana

menghasilkan 127 fraksi. Jenis eluen yang

digunakan

pada

saat

KCV

ditingkatkan

kepolarannya mulai dari eluen yang kurang

polar yaitu

n

-heksana sampai ke eluen yang

lebih polar yaitu etil asetat. Kromatografi lapis

tipis (KLT) dilakukan untuk memonitor hasil

pemisahan dari KCV fraksi 1-127 dengan eluen

n

-heksana – etil asetat = 4 : 1. Fraksi-fraksi yang

memiliki nilai Rf sama yaitu fraksi 50-63

digabung dan diuapkan hingga diperoleh berat

sebanyak 0,754 gram. Selanjutnya dilakukan

rekristalisas dengan pelarut metanol

dan

didapatkan 0,127 gram serbuk tak berwarna. Uji

kemurnian dilakukan pada serbuk tersebut

dengan pengukuran titik leleh dan KLT tiga

sistem eluen. Uji titik leleh isolat menggunakan

Differential Scanning Calorimetry

(DSC) dan

didapatkan hasil sebesar 70,23 ºC. Pada uji KLT

tiga sistem eluen, isolat diuji sebanyak 3 kali

dengan eluen yang berbeda. Perbandingan eluen

yang digunakan, yaitu

n

-heksana:etil asetat = 4:1

,

n

-heksana:etil

asetat

=

9:1,

n-heksana:kloroform = 1:1. Hasil uji KLT

menunjukkan satu noda dengan masing-masing

nilai Rf 0,65 ; 0,25 ; dan 0,325. Hasil uji

kualitatif menggunakan pereaksi

Liebermann-Burchard menghasilkan warna biru yang

mengindikasi bahwa senyawa hasil isolasi

adalah senyawa steroid.

Penentuan Struktur Molekul Senyawa Hasil

Isolasi

Hasil pengukuran spektrum ultraviolet-sinar

tampak (UV-Vis) senyawa hasil isolasi dalam

pelarut

n

-heksana terlihat bahwa senyawa hasil

isolasi menunjukkan puncak serapan maksimum

pada panjang gelombang 196,2 nm. Dengan

demikian senyawa hasil isolasi menunjukkan

adanya transisi elektron π→π*

. Hal ini

disebabkan oleh adanya ikatan rangkap C=C

yang

tidak

terkonjugasi

karena

panjang

gelombang serapan maksimumnya berada di

bawah 215 nm.

Berdasarkan data spektrum IR senyawa

hasil isolasi menunjukkan adanya tekuk C-H

alkil (1463,82 dan 1381,95 cm

-1

) dan regang

C-H alkil (2918,17 cm

-1

). Hal ini mendukung

bahwa dalam isolat terkandung kerangka

senyawa steroid. Regang C-O (1169,09 dan

1049,80 cm

-1

) dan vibrasi regang O-H (3435,18

cm

-1

) yang mendukung adanya senyawa steroid

pada isolat yang diperoleh karena memiliki

gugus hidroksil.

Selanjutnya dilakukan pengujian GC-MS

untuk

menentukan

struktur

dan

juga

massamolekul senyawa hasil isolasi. Hasil

analisis GC-MS menunjukkan bahwa terdapat

campuran 2 senyawa pada isolat yang

masing-masing memiliki massa molekul relatif 412 (1)

dan 414 (2) dengan persen luas area

masing-masing 66,61 dan 33,39 %. Senyawa 1

memberikan ion-ion fragmen pada m/z 394, 379,

369, 351, 327, 314, 300, 285, 271, 255, 241,

229, 213, 199, 185, 173, 159, 145, 133, 123,

105, 97, 83, 69, 55, dan 41.Senyawa 2

memberikan ion-ion fragmen pada m/z 396, 381,

354, 329, 303, 283, 273, 255, 241, 231, 213,

199, 187, 173, 159, 145, 133, 119, 107, 95, 81,

57, 43, dan 41.

Berdasarkan hasil analisis data uji kualitatif

dan spektroskopi (UV, IR, dan MS) dapat

disimpulkan bahwa senyawa non fenolik hasil

isolasi merupakan campuran senyawa steroid

yaitu stigmasterol

dan

β

-sitosterol.Adanya

kandungan senyawa tersebut membuktikan

bahwa dalam batang tumbuhan ashitaba terdapat

senyawa golongan non fenolik.Struktur molekul

senyawa tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.

(5)

HO

HO

Gambar 1. Struktur Senyawa Hasil Isolasi

Uji

Pendahuluan

Aktivitas

Antikanker

Senyawa Hasil Isolasi

Dalam

penelitian

ini

metode

BSLT

digunakan pada uji pendahuluan aktivitas

antikanker dengan larva udang

Artemia salina

L.

yang berumur 48 jam sebagai hewan uji.Hasil

uji BSLT ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1.Kematian Larva

Artemia salina

Konsentrasi Jumlah Kematian Jumlah Awal Rata-Rata Jumlah Kematian Rata-Rata % Kematian 1 2 3 0 ppm 0 0 0 10 0 0 10 ppm 1 1 0 10 0,667 6,667 25 ppm 2 1 1 10 1,333 13,333 50 ppm 2 2 3 10 2,333 23,333 75 ppm 3 4 3 10 3,333 33,333 100 ppm 4 4 3 10 3,667 36,667

Data pada Tabel 1 selanjutnya dianalisis

dengan analisis probit menggunakan program

SPSS untuk mendapatkan nilai LC

50

.Hasil

analisis probit dari senyawa hasil isolasi

menunjukkan nilai LC

50

sebesar 119,048

µg/mL.Suatu senyawa dikatakan sangat toksik

jika nilai LC

50

< 250 µg/mL [7].Berdasarkan

nilai LC

50

isolat dapat dikategorikan memiliki

tingkat toksisitas sangat toksik sehingga dapat

dikatakan bahwa isolat tersebut memiliki potensi

sebagai antikanker.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1.

Senyawa non fenolik dalam isolat dari

ekstrak diklorometana batang tumbuhan

ashitaba (

Angelica keiskei

) adalah campuran

senyawa steroid yaitu stigmasterol

(stigmast-5,22-dien-3-ol)

dengan

rumus

molekul

C

29

H

48

O dan β

-sitosterol (stigmast-5-en-3-ol)

dengan rumus molekul C

29

H

50

O. Isolat

tersebut berupa serbuk tak berwarnadengan

berat 0,127 gram dan memiliki titik leleh

70,23 ºC.

2.

Senyawa non fenolik hasil isolasi berpotensi

sebagai antikanker pada uji pendahuluan

dengan metode BSLT diperoleh nilai LC

50

sebesar 119,048

µg/mL dan memiliki tingkat

toksisitas sangat toksik terhadap tingkat

kematian larva udang

Artemia salina

Leach.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya

Purwodadi, Pasuruan Jawa Timur yang telah

mengidentifikasi tumbuhan ashitaba (

Angelica

keiskei

).

.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Ahmad, N.R. 2012.

Cara Mudah Mencegah

dan Mengobati Kanker dengan Ramuan

Tradisional dan Alami

. Surabaya: Aulia

Publishing.

2.

Pudjarwoto, T., Simanjuntak, C, H; Nur

Indah P. 1992. Daya Antimikroba Obat

Tradisional Diare terhadap Beberapa Jenis

Bakteri Enteropatogen.

Cermin Kedokteran

.

76(1): 45-47.

3.

Akihisa T., H. Tokuda, M. Ukiya, M. Iizuka,

S. Schneider, K. Ogasawara, T. Mukainaka,

K. Iwatsuki, T. Suzuki dan H. Nishino. 2003.

Chalcones, coumarines, and flavonones from

the exudate of

Angelicakeiskei

and their

chemopreventive effects.

Cancer Letters

. 201

: 133-137.

stigmasterol

(6)

4.

Enoki, T., Ohnogi, H. and Nagamine K.

2007. Antidiabetic Activities of Chalcones

Isolated from a Japanese Herb

Angelica

keiskei

.

Journal of Agricultural and Food

Chemistry

. 55 : 6013- 6017.

5.

Lee, H.J., Hyo, J.L., Eun, O.L., Jae, H.L.,

Kuen,

S.L.,

Kwan,

H.K.,

Sung,

H.K.

,

Junxuan, L. 2009.

In vivo

Anti-Cancer

Activity of Korean

Angelica gigas

and its

Major Pyranocoumarin Decursin.

Chinese

Medicine

. Vol. 37, No. 1, 127–142.

6.

Mc Laughlin, J.L., Chang, Ching-Jer &

Smith, D.L. 1991.

The Unesco Regional

Workshop on the Bioassay of Natural

Product

with

Special

Emphasis

on

Anticancer Agent.

UM Malaysia.

7.

Anderson R.N. 2001.

Deaths: Leading

Causes for 1999.

National Vital Statistics

Reports. Hyattsville, Maryland;

National

Center for Health Statistics

. 49:11.

Gambar

Gambar 1. Struktur Senyawa Hasil Isolasi

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini dipersembahkan untuk orang-orang yang menyayangi, yang memberikan dukungan, yang senantiasa selalu mendo’akan saya, dan untuk orang-orang terbaik

T ah a pan proses yang paling banyak menghasilkan limbah cair pada pencucian dan pembersihan kulit nata serta atat-atat produksi karena banyak menggunakan sumber daya air ,

Perlakuan pemberian IBA dengan konsentrasi yang berbeda pada sambung samping memberikan pengaruh nyata terhadap variabel waktu muncul tunas, jumlah daun, tinggi tunas,

Pernyataan ini tidak akurat karena variabel umur tidak berpengaruh terhadap pengembangan pengungkapan informasi keuangan pada website perusahaan, yang ditandai dengan

[r]

Penelitian ini akan melakukan pemodelan propagasi untuk komunikasi bergerak pada frekuensi 1800 MHz dengan melakukan pengukuran untuk mendapatkan daya diterima dari BTS

Menurut studi literatur yang telah dilakukan, konsentrasi asam yang terlalu tinggi akan menyebabkan kehancuran total selulosa [6] sedangkan konsentrasi asam yang

Rubber (NR) menjadi Maleated Natural Rubber (MNR) melalui Proses Grafting dengan Variasi Kadar Maleat Anhidrat dan Suhu ”. (2013) “Optimasi Kadar