• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TIPE TES DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 30 DKI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TIPE TES DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 30 DKI JAKARTA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TIPE TES DAN MOTIVASI BERPRESTASI

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA

DIDIK SMA NEGERI 30 DKI JAKARTA

(Quasi-Eksperimen pada Peserta didik SMU Negeri 30 DKI Jakarta)

Baso Intang Sappaile1

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe tes dan

motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika peserta didik SMA Negeri 30 DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen dengan disain 2x2 faktorial. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas I SMU Negeri 30 Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Jumlah sampel sebanyak 76 peserta didik kelas I. Variabel respon adalah hasil belajar matematika, variabel perlakuan yaitu tipe tes, dan variabel atribut adalah motivasi berprestasi. Temuan penelitian ini adalah (1) peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika yang diberi tes formatif bentuk esai lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda, dan (2) untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai lebih rendah dari pada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.

Kata Kunci: tipe tes, motivasi berprestasi, dan hasil belajar matematika.

1

(2)

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh peserta didik, termasuk peserta didik SMA untuk menunjang keberhasilan belajar dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan matematika diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat pentingnya matematika, maka sangat diharapkan peserta didik SMA untuk menguasai pelajaran matematika. Di samping matematika sebagai sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh peserta didik, matematika juga untuk mengembangkan kemampuan berpikir logik.

Di lain pihak, kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika di SMA masih relatif rendah. Pada tahun pelajaran 2000/2001 rara-rata Nilai Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Murni matematika SMA Negeri 30 DKI Jakarta 3,81 dan pada tahun 2001/2002 rata-rata Ujian Akhir Nasional mata pelajaran matematika hanya 2,91 (Depdiknas, 2002). Keadaan ini merupakan masalah yang sangat memprihatinkan khususnya bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 30 DKI Jakarta. Karena itu, diperlukan upaya perbaikan yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika SMA. Walaupun banyak variabel yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya pada tipe tes dan motivasi berprestasi pada mata pelajaran matematika.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Masalah penelitian adalah dengan pemberian tes formatif, bagaimana pola pengaruh tipe tes dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika peserta didik? Secara rinci, masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut.

(1) untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, bagaimana perbedaan hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dengan hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda?

(2) untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, bagaimana perbedaan hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dengan hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh tipe tes dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika peserta SMA Negeri 30 DKI Jakarta. Secara rinci, tujuan penelitian adalah: (1) bagi peserta didik yang bermotivasi tinggi, apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dan yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda, dan (2) bagi peserta didik yang bermotivasi rendah, apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dan yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.

(4)

2. Kajian Literatur 2.1 Pengertian Tes

Berbicara tentang tipe tes, tidak terlepas dari sifat tes itu sendiri, misalnya: bentuk tes, tipe tes, dan ragam tes. Namun, pemberian nama sifat tes tersebut kadang berbeda dari orang yang berbeda. Suherman dan Sukjaya (1990: 94) menggolongkan tes subjektif dan tes objektif sebagai tipe tes; tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan, dan tes melengkapi sebagai tipe tes. Di samping itu, tes pilihan ganda terbagi lima, yaitu: pilihan ganda biasa, hubungan antar hal, analisis kasus, asosiasi pilihan ganda, dan membaca diagram yang merupakan ragam tes. Tipe tes yang dimaksudkan adalah tes esai dan tes pilihan ganda.

Tes esai berupa pertanyaan yang bersifat umum dan memungkinkan peserta didik menjawab secara bebas. Peserta didik diberikan kebebasan mengemukakan dan mengorganisasikan pendapatnya, serta mengembangkan kreativitas dan sikap kritisnya bila menanggapi sesuatu hal. Silverius (1991: 104) menyatakan bahwa tes esai adalah tes yang memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk memperlihatkan kemampuannya dalam hal penguasaan bahan, penulisan, analisis, sintesis, evaluasi, dan daya cipta.

Dalam tes esai menuntut kemampuan peserta didik untuk mengemukakan, menyusun dan memadukan gagasan-gagasan yang telah dimilikinya dengan menggu-nakan kata-kata sendiri. Untuk mengurangi subjektivitas penskoran maka pertanyaan tes esai distrukturkan dan batasan jawaban dapat ditetapkan terlebih dahulu.

(5)

Tes pilihan ganda merupakan tes objektif yang terdiri dari pokok soal berupa kalimat pertanyaan yang belum lengkap yang diikuti alternatif jawaban yang merupakan pelengkap. Dari sejumlah alternatif jawaban yang tersedia hanya ada satu jawaban yang benar dan lainnya sebagai pengecoh. Testi ditugaskan memilih salah satu alternatif jawaban yang benar. Tes pilihan ganda kelebihannya:(1) Pemeriksaan jawaban dan pemberian skor mudah dan cepat, (2) kualitas item dapat dianalisis secara empirik, dan (3) objektivitas tinggi, namun memiliki kekurangan yaitu: (1) Pembuatan sulit dan menggunakan banyak waktu dan tenaga, dan (2) ada kemung-kinan jawaban benar semata-mata karena tebakan.

Karakteristik tes esai dan tes pilihan ganda mempunyai perbedaan baik yang berkaitan alat ukurnya maupun yang berkaitan dengan subjek ukurnya. Jahja Umar (1998: 29) mengemukakan bahwa perbandingan antara tes esai dengan tes pilihan ganda mempunyai perbedaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perbandingan antara tes esai dengan tes pilihan ganda

Karakteristik Tes esai Tes pilihan ganda

Penulisan soal Relatif mudah Relatif sukar

Jumlah pokok bahasan yang ditanyakan

Terbatas Lebih banyak

Aspek yang diukur Dapat lebih dari satu Hanya satu Persiapan peserta didik Penekanannya pada

kedalaman materi

Lebih menekankan pada keluasan materi

Jawaban peserta didik Mengorganisasikan jawaban

Memilih jawaban

Kecenderungan menebak Tidak ada Ada

Penskoran Sukar, lama, kurang

konsisten, dan subjektif

Mudah, cepat, sangat konsisten, dan objektif.

(6)

2.2 Motivasi berprestasi

Pada dasarnya motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, namun secara konseptual dapat dibedakan karena motivasi merupakan hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya dan aktifnya motif. Berawal dari kata motif Sardiman (1992: 73) mengatakan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, sedangkan motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Dengan demikian, motif merupakan kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan atau kecende-rungan) seseorang. Pada hakikatnya motif merupakan terminologi umum yang memberikan makna daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan kemauan. Hudojo (1988: 106) menyatakan bahwa kekuatan pendorong yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai sesuatu tujuan disebut "motif". Sedangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya dan berlangsungnya motif itu disebut "motivasi". Hal ini berarti bahwa di balik setiap aktivitas seseorang terdapat suatu motivasi yang mendorong untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dorongan untuk mencapai tujuan tersebut dapat bersumber dari dalam diri dan dapat pula bersumber dari luar diri individu.

2.3 Hasil belajar matematika

Hasil belajar merupakan kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar dalam selang waktu tertentu. Menurut Soedijarto (1993: 49) hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti

(7)

program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1990: 22) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar.

Selanjutnya, Sudjana (1990: 22) mengemukakan bahwa dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Hasil belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mata pelajaran matematika berdasarkan tujuan pengajaran yang ingin dicapai yang diperoleh melalui tes hasil belajar matematika.

2.4 Hasil penelitian terdahulu yang relevan

Berikut beberapa hasil penelitian yang relevan dengan hasil penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Sunandar (2001: 175) mengenai metode mengajar yaitu metode mengajar induktif dan deduktif dan tipe tes, yaitu tes esai dan pilihan ganda di DKI Jakarta. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa untuk peserta didik yang diajar dengan metode deduksi, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif tipe pilihan ganda lebih tinggi daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif tipe esai.

Penelitian yang dilakukan oleh Putera (2004: 27) mengenai penggunaan evaluasi formatif bagi Kelompok Belajar Paket B di Kabupaten Bekasi. Hasil

(8)

penelitian tersebut mengungkapkan bahwa hasil belajar matematika warga belajar yang diberikan evaluasi formatif, tes diagnostik dan remedial lebih tinggi dari yang diberikan evaluasi formatif dan pengajaran kembali.

Penelitian yang dilakukan oleh Safari (1997: 77) mengenai penggunaan tipe-tipe soal, yaitu tipe soal pilihan ganda, uraian, isian, jawaban singkat, menjodohkan, dan benar-salah di 22 Provinsi di Indonesia. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa penggunaan tipe soal pilihan ganda berpengaruh secara signifikan terhadap antar mata pelajaran yang diajarkan guru di pendidikan dasar sembilan tahun.

3. Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah (1) untuk peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tipe tes formatif esai lebih tinggi daripada peserta didik yang diberi tipe tes formatif pilihan ganda, (2) untuk peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi rendah, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tipe tes formatif esai lebih rendah daripada peserta didik yang diberi tipe tes formatif pilihan ganda.

4. Metode penelitian 4.1 Disain penelitian

Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen dengan disain 2x2 faktorial. Variabel respon adalah hasil belajar matematika, variabel perlakuan adalah tipe tes, dan variabel atribut adalah motivasi berprestasi.

(9)

Dalam quasi-eksperimen ini, satu kelas dengan pemberian tes formatif dengan bentuk esai dan satu kelas dengan pemberian tes formatif dengan bentuk pilihan ganda. Baik kelompok peserta didik yang diberi tes formatif dengan bentuk esai maupun kelompok peserta didik yang diberi tes formatif dengan bentuk pilihan ganda masing-masing diajar oleh guru yang sama dalam mata pelajaran matematika. Materi matematika yang diajarkan adalah materi kelas I semester I dengan pertemuan sebanyak 14 kali tatap muka.

4.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas I SMAN 30 DKI Jakarta. Sampel kelas I dipilih secara stratified cluster random sampling dari 10 kelas yang ada. Kelas yang terpilih adalah kelas I2 dan kelas I10.

4.3 Teknik pengumpulan data

Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar matematika peserta didik dan motivasi berprestasi. Hasil belajar matematika peserta didik diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar matematika yang dilakukan pada akhir quasi-eksperimen, sedang motivasi berprestasi digunakan angket yang dilakukan sebelum quasi-eksperimen.

(10)

4.4 Tenik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians dua jalan (two way anova) dengan uji F dan uji-Tukey.

5. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian yang telah diperoleh meliputi: deskripsi data, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan penelitian. Deskripsi data ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Deskripsi Data Tipe Tes

Esai Pilihan Ganda Jumlah

M ot iva si Be rpre st as i Tinggi n=19 Y=24,74 s=1,8810 n=19 Y=21,16 s=1,4630 n=38 Y=22,95 s=1,6720 Rendah n=19 Y=21,37 s=2,1398 n=19 Y=23,16 s=1,7405 n=38 Y=22,63 s=1,9402 Jumlah n=38 Y=23,05 s=2,0104 n=38 Y=22,16 s=1,6018 n=76 Y=53,06 s=1,8061

Berikut ini dikemukakan bentuk kecenderungan hubungan antara motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika peserta didik dan kecenderungan hubungan antara tipe tes dan hasil belajar matematika peserta didik. Motivasi berprestasi dikelompokkan menjadi motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah, serta tipe tes dikelompokkan menjadi tes esai dan tes pilihan ganda. Sedang hasil belajar matematika dikelompokkan menurut motivasi

(11)

berprestasi dan tipe tes, sehingga diperoleh koefisien asosiasi (Agung, 2001: 105) seperti ditunjukkan pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Rata-rata hasil belajar matematika peserta didik menurut kelompok motivasi berprestasi dan kelompok tipe tes

Variabel M Variabel T KA-Parsial (T,Y) T = 1 T = 0 M = 1 24,74 21,16 3,58 M = 0 21,37 23,16 -1,79 KA-Parsial (M,Y) 3,37 -2,00 5,37 Keterangan: KA = Koefisien Asosiasi

M=1 : kelompok peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi. M=0 : kelompok peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah. T=1 : kelompok peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai. T=0 : kelompok peserta didik yang diberi tes formatif pilihan ganda. Pada Tabel 3 dapat dinyatakan bahwa:

a. KA[(T,Y)M = 1] = 3,58 > 0, yang berarti bahwa tipe tes mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik, bagi peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif dengan bentuk esai lebih tinggi daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.

(12)

b. KA[(T,Y)M = 0] = -1,79 < 0, yang berarti bahwa tipe tes mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik, bagi peserta didik yang ber motivasi berprestasi rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes esai lebih rendah daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes pilihan ganda.

c. KA(M*T,Y) = 5,37  0, yang berarti bahwa faktor interaksi motivasi berprestasi dan tipe tes mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika peserta didik berbeda untuk setiap kelompok peserta didik.

Y 24,7 21,2 21,4 (1,0) (0,1) T (1,0) (1,1) M Keterangan:

Y = hasil belajar matematika; M = motivasi berprestasi; T = tipe tes

Gambar 1. Interaksi motivasi berprestasi dan tipe tes

p’ q 23,2 q q p 0 O (0,0)

(13)

Pada Gbr-1 di atas, garis p dan garis q yang saling bersilangan. Garis p’ merupakan proyeksi garis p pada bidang TOY, p’ tidak sejajar dengan garis q yang berarti bahwa faktor interaksi motivasi berprestasi dan tipe tes mempengaruhi hasil belajar matematika peserta didik.

Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu pengujian persyaratan analisis, yaitu pengujian homogenitas. Uji homogenitas varian dari empat kelompok, yaitu kelompok peserta didik yang diberi tes formatif tes esai yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, kelompok peserta didik yang diberi tes formatif tes pilihan ganda yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, kelompok peserta didik yang diberi tes formatif tipe tes esai yang memiliki motivasi berprestasi rendah, dan kelompok peserta didik yang diberi tes formatif tipe tes pilihan ganda yang memiliki motivasi berprestasi rendah, digunakan uji Barlett. Hipotesis yang akan diuji adalah Ho: 12 =

22 = 32 = 42 lawan H1: Bukan Ho. Hasil pengujian homogenitas varian empat

kelompok ditunjukkan pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Rangkuman hasil uji homogenitas varian empat kelompok

Kelompok dk 1/dk Si2 log Si2 dk x log Si2

I 18 0,06 3.5380117 0.548759 9.877667 II 18 0,06 2.1403509 0.330485 5.94873 III 18 0,06 4.5789474 0.660766 11.89378 IV 18 0,06 3.0292398 0.481334 8.664006 Jumlah 72 0,24 13.28655 - 36.38418 gabungan 2 S =3,32 B = 37,54 2hitung = 2,66 2(0,05;3) = 7,81

(14)

Selanjutnya, untuk pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan dua analisis, yaitu (1) analisis varians dua jalan (two way anova) dan uji-Tukey. Hasil analisis tersebut berturut-turut ditunjukkan pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut.

Tabel 5. Hasil analisis varians dua jalan (two way anova)

Sumber Varians dk JK RJK Fh Ft

 = 0.05  = 0.01 Antar Kolom (A)

Antar Baris (B) Interaksi ( A x B ) 1 1 1 15,21 8,89 136,89 15,21 8,89 136,89 4,58* 2,678 41,213** 3,97 3,97 3,97 6,98 6,98 6,98 Dalam 76 239,16 3,322 - - Total 79 9236 - - - Keterangan: dk = derajat kebebasan Fh = F hitung * = signifikan pada =0,05. ** = signifikan pada =0,01.

Berdasarkan Tabel-5, Fh = 4,58, dk = 1/76 (Fh = 4,58 > F(0,05; 1; 76) = 3,97). Hal

ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dengan hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.

Selanjutnya, Fh = 41,213, dk = 1/76 (Fh = 41,213 > F(0,05; 1; 76) = 3,97). Hal ini

menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa interaksi tipe tes dan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika peserta didik. Berikut hasil uji Tukey ditunjukkan pada Tabel 6

(15)

Tabel 6. Hasil analisis uji-Tukey Selisih Rata-rata-rata-rata Qh Qt  = 0.05  = 0.01 12 11 Y Y  8,56** 3,73 3,74 21 22 Y Y  4,28** 3,73 3,74 Keterangan: 11

Y = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai, bagi peserta didik yang bermotivasi tinggi.

12

Y = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda, bagi peserta didik yang bermotivasi tinggi.

22

Y = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai, bagi peserta didik yang bermotivasi rendah.

22

Y = rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda, bagi peserta didik yang bermotivasi rendah.

Qh = Q hitung

Qt = Q tabel

** = signifikan pada =0,01.

Berdasarkan Tabel-6, dapat dikemukakan bahwa:

1. Qh = 8,56 > Qt(0,05; 4; 72) = 3,73). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1

diterima. Dengan demikian, peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi hasil belajar matematika peserta didik yang diberi bentuk tes esai (X= 24,74) lebih tinggi daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes pilihan ganda(X= 21,16).

2. Qh = 4,28 > Qt(0,05; 4; 72) = 3,73). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1

(16)

hasil belajar matematika peserta didik yang diberi bentuk tes esai (X= 21,37) lebih rendah daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes pilihan ganda (X= 23,16).

Berdasarkan hasil analisis uji Tukey, disimpulkan bahwa (1) untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai lebih tinggi daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda, dan (2) sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai lebih rendah daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda. Selanjutnya pembahasan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diberi tes esai dengan peserta didik yang yang diberi tes pilihan ganda, bagi peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi.

Tes esai berupa pertanyaan yang bersifat umum dan memungkinkan peserta didik menjawab secara bebas. Dalam hal ini peserta didik diberikan kebebasan mengemukakannya dan mengorganisasikan pendapatnya, serta mengembangkan kreativitas dan sikap kritisnya bila menanggapi sesuatu masalah.

Dengan motivasi berprestasi tinggi peserta didik berkemampuan berpikir analisis tinggi. Dengan kemampuan tersebut, konsep-konsep matematika yang

(17)

terkandung dalam soal dapat dimanipulasi ke arah model matematika yang akhirnya soal dapat diselesaikan dengan benar.

Tes esai adalah tes yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperlihatkan kemampuan dalam bahasa tulisan dan mengungkapkan isi pikiran dalam menjawab tes formatif. Melalui proses tes esai, peserta didik memperoleh banyak pengalaman bernarasi, baik narasi dalam belajar matematika maupun narasi dalam menggunakan konsep-konsep matematika di dunia nyata. Dengan pengalaman tersebut, peserta didik memiliki konsep-konsep matematika yang memadai memung-kinkan hasil belajar matematika peserta didik tinggi.

Pemberian tes formatif dengan tes pilihan ganda, digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Kurang cukup digunakan untuk mengukur hasil belajar pada tingkat analisis, sintesis, dan evaluasi. Jika tes formatif memuat materi yang perlu dianalisis atau disintesis maupun dievaluasi, tentunya jawaban peserta didik menjawab tidak optimal walaupun peserta didik bermotivasi berprestasi tinggi.

Dengan demikian, kelompok peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika peserta didik dengan tes formatif bentuk esai lebih tinggi daripada hasil belajar matematika peserta didik dengan tes formatif bentuk pilihan ganda.

(18)

2. Perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diberi tes esai dengan peserta didik yang diberi tes pilihan ganda, bagi peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah.

Salah satu ciri tes esai dalam soal matematika adalah kebebasan dalam menguraikan proses berpikir yaitu kemampuan mengemukakan pendapat yang membutuhkan penalaran tinggi yang relevan dan ciri matematika itu sendiri.

Peserta didik yang bermotivasi rendah, merasa tidak memiliki kekurangan dalam segala hal sehingga tidak memiliki tantangan hidup atau kurang dorongan untuk betindak untuk memenuhi kebutuhan.

Dalam tes esai menuntut kemampuan peserta didik untuk mengemukakan, menyusun dan memadukan gagasan-gagasan yang telah dimilikinya dengan menggu-nakan kata-kata sendiri. Dengan memadukan gagasan bagi peserta didik yang apatis, sementara dalam belajar matematika mengutamakan proses berpikir peserta didik yang kritis, khususnya pengaitan konsep yang satu dengan konsep lainnya. tentunya memungkinkan hasil belajarnya kurang optimal.

Tes pilihan ganda dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik yang lebih global dan tentunya tes pilihan ganda lebih rendah dibandingkan tuntutan tes esai. Dengan tes pilihan ganda yang tuntutannya lebih rendah tentunya memungkinkan hasil belajar matematika peserta didik juga kurang.

Dengan demikian, kelompok peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes esai lebih rendah daripada hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes pilihan ganda.

(19)

6. Simpulan dan Saran 6. 1. Simpulan

Pertama, ada perbedaan antara hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk esai dengan hasil belajar matematika peserta didik yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.

Kedua, interaksi antara tipe tes dengan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika.

Ketiga, untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi tinggi, hasil belajar matematika yang diberi tes formatif bentuk esai lebih tinggi daripada yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.

Keempat, untuk peserta didik yang bermotivasi berprestasi rendah, hasil belajar matematika yang diberi tes formatif bentuk esai lebih rendah daripada yang diberi tes formatif bentuk pilihan ganda.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut.

Pertama. Sebelum melakukan tes formatif, disarankan kepada guru matema-tika agar memberikan kuesioner motivasi berprestasi dengan maksud untuk mengetahui tingkat motivasi berprestasi peserta didik. Hali ini dimaksudkan untuk menetapkan tipe tes mana yang sebenarnya dibuat.

(20)

Kedua. Dalam pembelajaran matematika pada peserta didik yang bermotivasi tinggi, bagi guru matematika yang akan memberikan tes formatif disarankan menggunakan tes esai.

Ketiga. Dalam pembelajaran matematika pada peserta didik yang bermotivasi rendah, bagi guru matematika yang akan memberikan tes formatif disarankan meng-gunakan tes pilihan ganda yang disesuikan dengan kompetensi yang akan dicapai.

(21)

7. Pustaka Acuan

Agung, I Gusti Ngurah. 2001. Statistika Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data Kategorik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. DANEM dan UAN. Jakarta: Dikmenti DKI. Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: LPTK, 1988.

Putera, Dwijayanto Sarosa. 2004. Pengaruh Penggunaan Evaluasi Formatif terhadap Hasil Belajar Matematika. Sinopsis dipertahankan di hadapan Sidang Senat Guru Besar Universitas Negeri Jakarta dalam rangka Promosi Doktor.

Safari. 1997. Perbedaan Penggunaan Tipe-tipe Soal dalam Ulangan Harian di Sekolah Terhadap Antarmata Pelajaran yang Diajarkan Guru di Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan dan Kebudayaan, No. 008/II/Maret/1997.

Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT

Grame-dia WiGrame-diasarana Indonesia.

Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjana, Nana. 1990. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: FEUI.

Suherman, Erman., Yaya Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Sunandar. 2001. Pengaruh Metode Mengajar dan Tipe Tes Formatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik SMA di Jakarta (Disertasi). Jakarta: PPs UNJ Jakarta.

Umar, Jahja., Herwindo Haribowo, Bahrul Hayat, Abdul Manan Akhmad. 1999.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan antara tes esai dengan tes pilihan ganda
Tabel 2. Deskripsi Data
Gambar 1. Interaksi motivasi berprestasi dan tipe tes
Tabel 4. Rangkuman hasil uji homogenitas varian empat kelompok
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas diduga prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi belajar kuat pada mata pelajaran matematika diberi tes formatif bentuk pilihan ganda hasilnya lebih

Tidak ada interaksi antara kecemasan menghadapi tes matematika dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar, dengan begitu diharapkan siswa mempunyai motivasi

(1) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika kelompok siswa yang diberi frekuensi tes formatif berdasarkan KD dengan hasil belajar matematika kelompok siswa yang diberi

Peserta didik bergaya kognitif field-independent memperoleh hasil belajar lebih tinggi pada tes dengan jumlah butir soal banyak, sedang peserta didik bergaya kognitif

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tes formatif terhadap peningkatan hasil belajar pendidikan kesehatan pada peserta didik kelas X SMK Negeri

Peserta didik bergaya kognitif field-independent memperoleh hasil belajar lebih tinggi pada tes dengan jumlah butir soal banyak, sedang peserta didik bergaya kognitif

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini dan pembahasan tentang gaya belajar peserta didik berprestasi pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1

Berdasarkan pemerolehan analisa data yang diperoleh dari hasil tes peserta didik, dapat disimpulkan bahwa, 1) Rata-rata skor pemerolehan belajar peserta didik kelas II