50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azwar, S. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R.A., dan Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial. Jilid 2. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga.
Chusairi, A. 2000. Hubungan Antara Sikap Gender Patriarkis Suami Dengan Perilaku Kekerasan Suami Terhadap Istri Di Masyarakat Perkotaan Yogyakarta. Insan. Vol.2, No.1 Nopember 2000 (28-38).
Darjanti, C.D.H. 2004. Work-Family Conflict pada Suami dengan Istri Bekerja Ditinjau dari Kesetaraan Gender dan Komunikasi Keluarga. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Goeritno, H., Suharsono, M., dan Arsitasari, A.I. 2006. Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran Ditinjau dari Kemandirian Wanita. Psikodimensia. Kajian Ilmiah Psikologi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Vol.5, No.1 (17-26).
Hadi, S. 2001. Metodologi Research. Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Hernawati, L. 2000. Pelaksanaan Kesetaraan Gender pada Pengasuhan Anak Ditinjau dari Konsep Peran Sex Orang Tua. Seri Kajian Ilmiah. Vol.10, No.1 (36-53).
Hines, D.A., dan Morrison, K.M. 2001. Psychological Effect of Partner Abuse Againts Men: A Neglected Research Area. Psychology of Men & Masculinity. Vol.2, No.2 (75-85).
Imran, I. 2000. Perkembangan Seksualitas Remaja. Semarang: Pilar PKBI.
Insetyonoto. 2012. Kekerasan kepada Perempuan: 1.280 Perempuan di Jateng Jadi Korban. http://www.solopos.com (diakses tanggal 04/06/12).
51
Jessica, M., dan Roswita, Y. 2007. Dampak Psikologi pada Dewasa Muda Korban Kekerasan dalam Pacaran. Psikodimensia. Kajian Ilmiah Psikologi. Vol.6, No.2 (167-174).
Lailatushifah, S.N.F. 2003. Kesadaran akan Kesetaraan Gender dan Kepuasan Perkawinan pada Suami Istri Pekerja Ganda. Insight. Jurnal Ilmiah Psikologi. Tahun I. Nomor 2 (52-61).
N.N. 2005. Kekerasan dalam Pacaran, Mestikah terabaikan? http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=2840 (2 Oktober 2010).
N.N. 2009. Siswi SMP Disekap dan Diperkosa Pacarnya Sendiri. http://suaramerdeka.com (25 Mei 2009).
N.N. 2010. Kasus Pacar Kabur setelah Menghamili, Meningkat di Jombang. www.tempointeraktif.com (25 Januari 2010).
N.N. 2010. Buku Pedoman Fakultas Psikologi 2010-2011. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata.
Nurwanti, V. 2005. Hubungan Kesadaran Kesetaraan Gender dengan Kepuasan Perkawinan pada Isteri Bekerja. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Poerwandari, E.K. 2004. Mengungkap Selubung Kekerasan: Telaah Filsafat Manusia. Bandung: Kepustakaan Eja Insani.
Primariantari. 1998. Perempuan dan Politk Tubuh Fantastis. Yogyakarta: Kanisius.
Priyanggraeni, W.A., Prasetyaningrum, J., dan Hakim, S.N. 2002. Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Sikap Sadar Gender dengan Keputusan Karir pada Remaja Akhir Perempuan. Indigenous. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Vol.6, No.1 (79-84).
Santrock, J.W. 2007. Remaja. Edisi 11. Jilid 2. Alih Bahasa: Widyasinta B. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S.W., dan Meinarno, E.A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Sugito. 2007. Perempuan Rawan Alami Kekerasan dalam Pacaran. www.indomedia.com (15 Desember 2009).
52
Sulastri, E., dan Retnowati, S. 2003. Studi Eksploratif tentang Kekerasan terhadap Perempuan dalam Rumah Tangga di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Psikologika. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Nomor 16, tahun VIII (30-40).
Sumarsono, S.H.M. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumiarni, E. 2004. Jender dan Feminisme. Edisi 1, Cetakan 1. Yogyakarta: Wonderful Publishing Company.
Suparmi, dan Setiono, K. 2000. Studi Mengenai Intimacy dan Status Identitas dalam Domain Relasi dengan Teman, Relasi dengan Pacar, dan Peran Pasangan / Perkawinan pada Remaja Akhir. Psikodimensia. Kajian Ilmiah Psikologi. Vol.1, No.1 (39-45).
Suratiyah, K. 1994. Sadar Gender dalam Keluarga, Masyarakat dan Kegiatan Pembangunan. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.
Suryabrata, S. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi Offset.
Syah, M. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Cetakan Kelima. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Taylor, S.E., Peplau, L.A., dan Sears, D.O. 2009. Psikologi Sosial. Edisi Kedua Belas. Alih Bahasa: Tri Wibowo, B.S. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Udiyani, I.A.S., Wahyuni, D., dan Ilyas, E. 2005. Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Buku Sumber untuk Advokasi: Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gender, dan Pembangunan Kependudukan. Jakarta: BKKBN dan UNFPA.
Uyun, Q. 2002. Peran Gender dalam Budaya Jawa. Psikologika. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. No.13, Tahun VII (32-42).
_________. 2003. Prevensi terhadap Kekerasan Berbasis Jender. Psikologika. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. No.16, Tahun VIII (5-11).
Fakultas : Universitas :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (Lingkari Salah Satu) Memiliki Pacar : Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu)
Sudah berpacaran lebih dari 1 tahun : Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu)
Dengan hormat,
Disela-sela kesibukan Anda, perkenankanlah saya mohon kesediaan Anda untuk mengisi skala yang tersedia. Skala ini dibuat dalam rangka memenuhi kelengkapan dari penelitian skripsi yang menjadi tugas akhir guna meraih gelar kesarjanaan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Semua jawaban dan identitas Anda saya jamin kerahasiaannya dan jawaban yang Anda berikan hanya digunakan untuk penelitian.
Hormat Saya,
M.G. Steffi Ismardhina
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Jawablah semua nomor dan usahakan jangan ada yang terlewatkan.
3. Tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban adalah benar jika diisi dengan jujur sesuai dengan keadaan saat ini.
4. Pada setiap skala ada petunjuk pengisiannya.
5. Periksalah kembali semua pernyataan tersebut dan pastikan telah diberi tanda (X)
semua.
6. Jika Anda merasa bahwa jawaban yang Anda berikan salah dan Anda ingin mengganti
dengan jawaban yang lain, maka Anda dapat langsung mencoret dengan memberikan
tanda dua garis horisontal (=) pada pilihan jawaban yang salah dan memberikan tanda
silang (X) pada pilihan Anda yang benar atau yang baru. Contoh : SS S
J SJ
SS S J SJ
#### Selamat Mengerjakan ####
SKALA KEKERASAN DALAM PACARAN
A. Bentuk kekerasan fisik dalam KDP, seperti pemukulan, penyiksaan, penganiayaan,
pengeroyokan, pembakaran, dan perkosaan.
Favorabel :
1. Pada saat bertengkar, saya menampar pacar saya. 1
2. Saya menarik tangan pacar saya dengan keras karena tidak mau mengikuti
keinginan saya. 5
3. Saya menarik rambut pacar karena ia membangkang. 9
4. Saya mendorong badan pacar saya karena mendebat pendapat saya. 13
5. Saya mencubit pacar saya karena dia berbicara kepada saya dengan nada bicara
yang keras. 17
Unfavorabel :
1. Meskipun pacar membangkang perintah saya, namun saya tidak menamparnya.
2
2. Meskipun dalam kondisi bertengkar, saya tidak main tangan kepada pacar saya.
6
3. Saya tidak menyakiti pacar meski ia melakukan kesalahan kepada saya. 10
4. Ketika pacar tidak mau mengikuti keinginan saya, saya tidak melakukan
kekerasan fisik sebagai rasa sebal saya kepadanya. 14
5. Saya tidak pernah melakukan kekerasan fisik, sekalipun saya dalam kondisi sangat
marah dengan pacar saya. 18
B. Bentuk kekerasan psikologis dalam KDP, seperti pengkhianatan, ingkar janji atau
penipuan, penyekapan, penelantaran, perselingkuhan, dan caci maki.
Favorabel :
1. Saya tidak segan membentak pacar karena tidak patuh atau tidak menuruti
keinginan saya. 3
2. Ketika pacar saya susah diatur, saya memarahinya. 7
3. Ketika ada cewek cantik mengajak berkencan, saya meladeninya sekalipun
sebenarnya saya sudah punya pacar. 11
4. Saya mengingkari janji kepada pacar saat saya sedang marah kepadanya. 15
5. Ketika pacar melakukan sesuatu yang tidak saya sukai, saya dengan mudah
mengeluarkan kata-kata hinaan. 19
Unfavorabel :
1. Meskipun pacar saya melakukan kekeliruan, namun saya tidak memakinya. 4
2. Meskipun pacar melakukan tindakan bodoh atau konyol, saya tidak mengoloknya.
8
3. Saya mengkritik pacar dengan bahasa yang halus agar tidak menyinggung
perasaannya. 12
4. Saya tidak mengkhianati pacar dengan menepati janji yang sudah saya ucapkan.
16
5. Saya menghindari penggunaan kata-kata yang kasar dalam menyelesaikan masalah
dengan pacar. 20
Bentuk Kekerasan dalam
Pacaran Favourable Unfavourable Total
Fisik 1,5,9,13,17 2,6,10,14,18 10
Psikologis 3,7,11,15,19 4,8,12,16,20 10
Total 10 10 20
SKALA 1
Pilih salah satu dari empat jawaban yang ada dan yang paling sesuai dengan memberi tanda “silang” (X).
SS : jika Anda SANGAT SERING melakukan.
S : jika Anda SERING melakukan. J : jika Anda JARANG melakukan.
SJ : jika Anda SANGAT JARANG melakukan.
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
1 Pada saat bertengkar, saya menampar pacar saya. SS S J SJ
2 Meskipun pacar membangkang perintah saya,
namun saya tidak menamparnya. SS S J SJ
3 Saya tidak segan membentak pacar karena tidak
patuh atau tidak menuruti keinginan saya. SS S J SJ
4 Meskipun pacar saya melakukan kekeliruan,
namun saya tidak memakinya. SS S J SJ
5 Saya menarik tangan pacar saya dengan keras
karena tidak mau mengikuti keinginan saya. SS S J SJ
6 Meskipun dalam kondisi bertengkar, saya tidak
main tangan kepada pacar saya. SS S J SJ
7 Ketika pacar saya susah diatur, saya memarahinya. SS S J SJ
8 Meskipun pacar melakukan tindakan bodoh atau
konyol, saya tidak mengoloknya. SS S J SJ
9 Saya menarik rambut pacar karena ia
membangkang. SS S J SJ
10 Saya tidak menyakiti pacar meski ia melakukan
kesalahan kepada saya. SS S J SJ
TERIMA KASIH, BUKA HALAMAN BERIKUTNYA
NO PERNYATAAN SS S J SJ
11
Ketika ada cewek cantik mengajak berkencan,
saya meladeninya sekalipun sebenarnya saya
sudah punya pacar.
SS S J SJ
12 Saya mengkritik pacar dengan bahasa yang halus
agar tidak menyinggung perasaannya. SS S J SJ
13 Saya mendorong badan pacar saya karena
mendebat pendapat saya. SS S J SJ
14
Ketika pacar tidak mau mengikuti keinginan saya,
saya tidak melakukan kekerasan fisik sebagai rasa
sebal saya kepadanya.
SS S J SJ
15 Saya mengingkari janji kepada pacar saat saya
sedang marah kepadanya. SS S J SJ
16 Saya tidak mengkhianati pacar dengan menepati
janji yang sudah saya ucapkan. SS S J SJ
17 Saya mencubit pacar saya karena dia berbicara
kepada saya dengan nada bicara yang keras. SS S J SJ
18
Saya tidak pernah melakukan kekerasan fisik,
sekalipun saya dalam kondisi sangat marah dengan
pacar saya.
SS S J SJ
19
Ketika pacar melakukan sesuatu yang tidak saya
sukai, saya dengan mudah mengeluarkan kata-kata
hinaan.
SS S J SJ
20 Saya menghindari penggunaan kata-kata yang
kasar dalam menyelesaikan masalah dengan pacar. SS S J SJ
TERIMA KASIH, BUKA HALAMAN BERIKUTNYA
SKALA KESETARAAN GENDER
A. Pelabelan dan citra diri.
Favorabel :
1. Kemampuan penalaran wanita sama bagusnya dengan laki-laki. 1
2. Laki-laki dan wanita sama-sama memiliki kemampuan dalam memecahkan
masalah. 9
3. Wanita juga memiliki semangat pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan
seperti halnya pria. 17
Unfavourable :
1. Wanita tidak terampil bekerja mencari uang dibanding laki-laki. 2
2. Perempuan adalah kaum yang lemah. 10
3. Laki-laki lebih kuat menghadapi masalah daripada wanita. 18
B. Pengambilan keputusan yang juga meliputi interaksi laki-laki dan perempuan.
Favorabel :
1. Pada saat kerja kelompok, laki-laki dan wanita memiliki kesempatan yang sama
untuk mengambil keputusan. 3
2. Laki-laki juga harus menghargai pendapat yang telah ditetapkan oleh wanita.
11
3. Sudah sepantasnya wanita memberi pendapat pemikiran kepada pacarnya. 19
Unfavourable :
1. Wanita kurang tegas dalam mengambil keputusan dibandingkan laki-laki. 4
2. Dalam menentukan pilihan, wanita kurang dapat berpegang teguh terhadap
pilihannya. 12
3. Laki-laki lebih tepat menjadi pemimpin karena tegas dalam menentukan
keputusan. 20
C. Pembagian peran yang juga meliputi pembagian kerja.
Favorabel :
1. Laki-laki dan wanita sama-sama memiliki kesempatan untuk memimpin. 5
2. Wanita berhak berperan sebagai ketua dalam suatu organisasi. 13
3. Laki-laki dan wanita memiliki hak yang sama untuk mengambil peran dalam suatu
tugas. 21
Unfavourable :
1. Wanita lebih tepat menjadi anggota dalam kelompok. 6
2. Dalam tugas kelompok, yang lebih pantas sebagai konseptor adalah laki-laki
karena laki-laki adalah kaum pemikir. 14
3. Tugas yang berat lebih tepat jika dilakukan oleh laki-laki. 22
D. Akses dan kesempatan dalam bidang-bidang kehidupan seperti pekerjaan,
kegiatan, hobi, minat, ekonomi, dan aktualisasi diri.
Favorabel :
1. Wanita berhak mengembangkan potensinya sekalipun dirinya sebagai ibu rumah
tangga. 7
2. Wanita bebas menentukan nasibnya dengan bekerja. 15
3. Wanita berhak untuk meraih prestasi yang dicita-citakannya. 23
Unfavourable :
1. Nasib wanita tergantung kepada suaminya. 8
2. Wanita tidak perlu mengembangkan bakatnya karena nantinya hanya mengurus
rumah tangga. 16
3. Percuma saja wanita meningkatkan prestasi karena tugas wanita kelak menjadi ibu
rumah tangga. 24
Aspek Kesetaraan Gender Favourable Unfavourable Total
Pelabelan dan citra diri 1,9,17 2,10,18 6
Pengambilan keputusan 3,11,19 4,12,20 6
Pembagian peran 5,13,21 6,14,22 6
Akses dan kesempatan dalam bidang-bidang kehidupan
7,15,23 8,16,24 6
Total 12 12 24
SKALA 2
Pilih salah satu dari empat jawaban yang ada dan yang paling sesuai dengan memberi tanda “silang” (X).
SS : jika keadaan Anda SANGAT SETUJU dengan pernyataan yang ada.
S : jika keadaan Anda SETUJU dengan pernyataan yang ada.
TS : jika keadaan Anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan yang ada.
STS : jika keadaan Anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan pernyataan yang ada.
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
1 Kemampuan penalaran wanita sama bagusnya
dengan laki-laki. SS S TS STS
2 Wanita tidak terampil bekerja mencari uang
dibanding laki-laki. SS S TS STS
3
Pada saat kerja kelompok, laki-laki dan wanita memiliki kesempatan yang sama untuk mengambil keputusan.
SS S TS STS
4 Wanita kurang tegas dalam mengambil keputusan
dibandingkan laki-laki. SS S TS STS
5 Laki-laki dan wanita sama-sama memiliki
kesempatan untuk memimpin. SS S TS STS
6 Wanita lebih tepat menjadi anggota dalam
kelompok. SS S TS STS
7 Wanita berhak mengembangkan potensinya
sekalipun dirinya sebagai ibu rumah tangga. SS S TS STS
8 Nasib wanita tergantung kepada suaminya. SS S TS STS
9 Laki-laki dan wanita sama-sama memiliki
kemampuan dalam memecahkan masalah. SS S TS STS
10 Perempuan adalah kaum yang lemah. SS S TS STS
11 Laki-laki juga harus menghargai pendapat yang
telah ditetapkan oleh wanita. SS S TS STS
12 Dalam menentukan pilihan, wanita kurang dapat
berpegang teguh terhadap pilihannya. SS S TS STS
13 Wanita berhak berperan sebagai ketua dalam suatu
organisasi. SS S TS STS
14
Dalam tugas kelompok, yang lebih pantas sebagai konseptor adalah laki-laki karena laki-laki adalah kaum pemikir.
SS S TS STS
TERIMA KASIH, BUKA HALAMAN BERIKUTNYA
NO PERNYATAAN SS S TS STS
15 Wanita bebas menentukan nasibnya dengan
bekerja. SS S TS STS
16 Wanita tidak perlu mengembangkan bakatnya
karena nantinya hanya mengurus rumah tangga. SS S TS STS
17 Wanita juga memiliki semangat pantang menyerah
dalam menghadapi kesulitan seperti halnya pria. SS S TS STS
18 Laki-laki lebih kuat menghadapi masalah daripada
wanita. SS S TS STS
19 Sudah sepantasnya wanita memberi pendapat
pemikiran kepada pacarnya. SS S TS STS
20 Laki-laki lebih tepat menjadi pemimpin karena
tegas dalam menentukan keputusan. SS S TS STS
21 Laki-laki dan wanita memiliki hak yang sama
untuk mengambil peran dalam suatu tugas. SS S TS STS
22 Tugas yang berat lebih tepat jika dilakukan oleh
laki-laki. SS S TS STS
23 Wanita berhak untuk meraih prestasi yang
dicita-citakannya. SS S TS STS
24 Percuma saja wanita meningkatkan prestasi karena
tugas wanita kelak menjadi ibu rumah tangga. SS S TS STS