• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Masalah Malaria Secara Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Masalah Malaria Secara Umum"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN

VEKTOR MALARIA

Oleh : Drs. Adrial, M.Kes Bagian Prasitologi Fakultas Kedokteran

(2)

PENGENDALIAN VEKTOR

KENAPA PERLUNYA PENGENDALIAN VEKTOR ?

Besarnya peran vektor dlm dunia kedokteran (menimbulkan angka

kesakitan dan angka kematian >>> perlu dilakukan pengendalian

TUJUAN :

1. Mengurangi atau menekan populasi vektor serendah-rendahnya sehingga tidak berarti lagi sebagai penular penyakit.

2. Menghindarkan terjadinya kontak antara vektor dan manusia.

 Pengendalian vektor menyangkut hidup bersih dan kesehatan lingkungan.

 Kesehatan lingkungan akan mengurangi populasi vektor dan memutus siklus hidup vektor sehingga vektor tersebut tidak dapat berkembang.

(3)

Turunnya

-Terbatasnya mikroskop malaria -Terbatasnya sarana dan

prasarana program

-Terbatasnya kwalitas SDM Program

-Tingginya mobilitas penduduk

-Tingginya keterpaparan penduduk akan gigitan nyamuk

-Terdapatnya TPN alamiah maupun

“MAN MADE BREEDING PLACES”

-Masyarakat menganggap malaria bukan masalah

-Banyak mitra potensial menganggap malaria urusan sektor kesehatan saja

Turunnya kecerdasan anak

Turunnya kunjungan wisata

MENINGKATNYA KASUS MALARIA

(4)

Penggolongan Pengendalian

1.

Alami (natural control)

faktor-faktor

ekologi yg bukan merupakan buatan

manusia

(5)

I. Pengendalian alami

Faktor ekologi yg bukan merupakan

buatan manusia, a.l.

Topografi (lautan, danau, gunung dan

sungai)

Ketinggian (

altidtude

)

(6)

Suhu Udara, makin tinggi suhu makin pendek siklus hidup parasit didalam tubuh nyamuk, makin rendah suhu makin panjang siklusnya

Kelembaban Udara, kelembaban rendah memperpendek umur nyamuk, kelembaban tinggi umur nyamuk lebih panjang

Hujan

Angin, kecepatan angin waktu senja dan pagi

Sinar Matahari, An.maculatus suka tempat terbuka

Model of relationship between rainfall, salinity in lagoon, and larval density of An sundaicus

0

(7)

II. Pengendalian buatan

1.

Lingkungan (

environmental menagement

)

A. Modifikasi lingkungan (environmental modification)

Secara prinsipil cara ini tdk merusak keseimbangan alam (lingkungan) & tdk mencemari lingkungan >> syaratnya dilakukan secara berkelanjutan.

> Pengaturan sistem irigasi

> Penimbunan tmp penampungan air dan sampah > Pengaliran air yg tergenang mnjd kering

> Pengubahan rawa mnjd sawah

(8)

Penimbunan tmp penampungan air dan sampah

Penimbunan tempat penampungan air

(9)
(10)

B. Memanipulasi lingkungan (environmental manipulation)

>> pembersihan & pemeliharaan sarana fisik tmp istirahat serangga.

 Membersihkan ganggang & lumut yg mengapung dipermukaan air (breeding place An. sundaicus).

 Mengatur kadar garam di “lagoon) >> menekan populasi An.

subpictus & An. sundaicus.

 Melestarikan tanaman bakau >> membatasi perindukan An. sundaicus.

 Membuang tumbuhan air yg tumbuh di kolam/rawa >> menekan populasi Mansonia spp.

(11)

MANIPULASI LINGKUNGAN

Penanaman dan rehabilitasi

kawasan hutan

mangrove/bakau di daerah

pantai (

An.sundaicus

,

An.subpictus

)

Pengeringan berkala

tanaman padi di daerah

persawahan (

An.aconitus)

Penggelontoran

sungai

secara berkala

(12)

Salinitas (kadar garam)

An.sundaicus tumbuh optimal pada 12 – 18 ‰ & tidak dapat berkembang

(13)
(14)

2. Pengendalian kimiawi

Dapat berkhasiat sebagai pembunuh serangga (insektisida) dan menghalau serangga (repellent)

Manfaat : dapat dilakukan secara cepat & pd daerah yg luas & menekan populasi dlam waktu singkat.

Beberapa cara antara lain:

> Menuangkan minyak/solar di permukaan air >> b. place

> Pemakaian paris-green, temefos & fention utk membunuh larva nyamuk

> Penggunaan herbisida & zat kimia utk membunuh tumbuhan >>> perindukan & istirahat nyamuk

> Penggunaan insektisida “residual spray” utk nyamuk

(15)
(16)
(17)

3. Pengendalian mekanik (langsung dengan alat yg

dapat membunuh, menangkap, menghalau, menyisir, & mengeluarkan serangga >>> memasang kawat

(18)

4. Pengendalian fisik (pengendalian dgn

menggunakan alat fisika utk pemanasan,

pembekuan, dan penggunaan sarana alat listrik

utk pengadaan angin, penyinaran cahaya >>>

membunuh dan menghalau serangga.

Ex : lampu kuning atau hembusan angin keras di

pintu masuk hotel,

(19)

5. Pengendalian biologik

>>

memperbanyak pemangsa/predator/musuh

alami serangga vektor/hospes perantara

(nematoda, bakteri, jamur, virus & protozoa)

> Bakteri

Bacillus thuringiensis (serotipe H-

14

)

(20)

Spesies ikan (pengendalian larva nyamuk), seperti Ikan kepala timah (Panchax panchax), Gambussia affinis, Lebistus reticularis, ikan cere

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun merekomendasikan ikan cere sebagai

pengendali biologis (biokontrol) populasi nyamuk. Di AS, Iran, dan India, ia dipakai dalam program resmi pengendalian vektor yg menimbulkan penyakit

(21)

>> Cattle barier (penempatan kandang ternak besar) >> yaitu pengendalian nyamuk

dari antropofilik menjadi lebih zoofilik

(22)

Beberapa jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai tanaman pengusir nyamuk seperti : Geranium, Rosemary, Selasih,

Zodia, Citrosa Mosquito Fighter, Mintrosa of lady Diana,

Citrosa Queen of Lemon, Tembelekan (Lantana camara L.) dan Tai Kotok/Marigold (Tagetes patula L)

Penyebabnya adalah bau menyengat yang keluar dari

(23)

6

.

Pengendalian Genetika (eksperimental

> laboratorium)

(24)

a. Sterile male technic releease >> pemandulan serangga, spt menggunakan preparat Tepa/radiasi Cobalt 60 >>> merusak DNA dlm Cromosom

b. Chromosome tranlocation >> merubah letak kromosom deradiasi

c. Cytoplasmic incompotibility >> mengawinkan strain nyamuk yg dpt menyebabkan sitoplasma telur tdk dpt ditembus spermatozoa

d. Hibryd sterility >> mengawinkan antar spesies terdekat >> menghasilkan ♂ steril

e. Adanya sifat rentan thdp insektisida juga dpt digunakan utk pengendalian secara genetika

(25)

Prilaku

mencari darah

Prilaku

istirahat

Tempat berkembang biak

Kejadian penyakit merupakan hasil interaksi antara: manusia, lingkungan, penyebab penyakit (host, environment & agent)

(26)

Mitra Potensial Pengendalian Malaria

DPRD :

- Legislasi, bersama eksekutif, contoh penyusunan Perda “Pengawasan Lingkungan dari Tempat

Perindukan Nyamuk” pada sektor Wisata - Penganggaran, dll

BAPPEDA :

- Perencanaan program - Penganggaran, dll

Sektor Pariwisata :

Penggerakan “resort”, hotel dan institusi disektor pariwisata untuk meniadakan tempat perindukan nyamuk di lingkungan sekitar masing-masing, dll

Sektor Informasi/Humas :

- Penyebar luasan upaya penghindaran diri dari gigitan nyamuk

(27)

Sektor Kimpraswil :

- Penyediaan air bersih dan

pembangunan MCK

- Program sungai bersih, dll

Sektor Peternakan :

Penyuluhan penempatan kandang yang

berfungsi sebagai “cattle barier”, dll

Sektor Pertanian :

Dalam rangka tanam padi serempak dan

sanitasi kebun, dll

Sektor Perikanan & Kelautan :

(28)

Sektor Pendidikan Nasional :

Menjadikan pengetahuan upaya pengendalian

malaria sebagai materi pelajaran Muatan

Lokal (MULOK), materi usaha kesehatan sekolah (UKS) dll

Sektor Agama :

- Bersama Sektor pendidikan Nasional upaya

pengendalian malaria sebagai materi pelajaran Muatan Lokal (MULOK)

- Materi penanggulangan malaria disebar luaskan

melalui khutbah Jum’at atau kebaktian Minggu, dll

PKK :

Penggerakan ibu rumah tangga dalam pencegahan gigitan nyamuk dan upaya pencarian pengobatan, dll Surf Aid International :

- Penggerakan masyarakat dalam pencegahan dan KIE - Penemuan dan pengobatan malaria, dll

Lintas Sektor/Lintas Program dan Lembaga Swadaya

Masyarakat berperan sesuai TUPOKSI/peran

(29)

Kepustakaan

 Bruce-Chwatt, L.J. 1985. Essential Malariology. WHMB Ltd. London

 Gandahusada, dkk. 2000. Parasitologi Kedokteran. Edisi ketiga. FKUI.

 Harijanto, PN. 2000. Malaria: Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis, & Penganganan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC .

 Kreier, P., Julius. 1993. Parasitic Protozoa. Second Edition. Volume 5. Academic Press, Inc. California.

 WHO. 1975. Division of Malaria and Other Parasitic Diseases. Manual on Practical Entomological Field Techniques For Malaria Control. WHO,

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Adaptasi fisiologi terhadap kerja fisik dapat dibagi dalam adaptasi akut dan kronik. Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat kerja

Dengan menggunakan perpustakaan berbasis web e-library maka pengakses akan bertambah luas dan tidak lagi terhalang oleh waktu jarak ,dan pengakses dimana saja di Indonesia

Penulis sangat bersyukur karena telah mendapat banyak dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penyusunan laporan ini dapat selesai dengan baik untuk

dan Barthes, L., 2009, Estimation of Gamma Raindrop Size Distribution Parameters: Statistical Fluctuations and Estimation Errors, Journal of Atmospheric and

Maka atas pertimbangan dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri Purwodadi Perkara Nomor 09/Pid.B/2017/PN Pwd memutuskan Para Terdakwa dikenakan pidana kurungan selama

Kelimpahan dan jumlah jenis ikan pada Stasiun bervegetasi lamun (Wawatoe dan P. Wowonii) menunjukkan rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan Stasiun tanpa

3. Putar pipet di antara jari selama menusuk. Jangan memindahkannya ke sisi lain ataupun mendorongnya ke belakang. Lakukan sedikit tekanan ke bawah dan longgarkan

Kelenjar ini se$ara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar  hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap hormon tiroid