Reka Racana - 1
Perbandingan Panjang Antrian Dan Waktu Pelayanan
Pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional Terhadap
Sistem Pengumpulan Tol Elektronik
NINA DORA BANGUN
1, DWI PRASETYANTO
21
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional
2Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional
Email : nina.dora27@yahoo.com
ABSTRAK
Pada suatu sistem jalan tol kemacetan sering terjadi di gerbang tol. Gerbang Tol Baros I, Cimahi merupakan salah satu gerbang tol yang sudah menggunakan 2 sistem pelayanan pada gardu keluar. Maka, diperlukan kajian mengenai perbandingan panjang antrian dan waktu pelayanan pada sistem pengumpulan tol konvensional terhadap sistem pengumpulan tol elektronik. Berdasarkan pengolahan data pada tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan di awal pekan (weekday) dan akhir pekan (weekend) kedua sistem berdistribusi Poisson dan Eksponensial Negatif. Nilai rata-rata pelayanan pada sistem pengumpulan tol konvensional, untuk tingkat kedatangan kendaraan diperoleh di setiap gardu tol sebesar 18 kend/menit dan rata-rata waktu pelayanan diperoleh sebesar 10,834 detik, n = 5 kend/menit, q = 4 kend/menit, d = 0,879 menit, dan w = 0,7 menit, sedangkan untuk pengumpulan tol elektronik tingkat kedatangan kendaraan diperoleh sebesar 1 kend/menit dan rata-rata waktu pelayanan diperoleh sebesar 3,826 detik, n = 1 kend/menit, q = 0 kend/menit, d = 0,064 menit, dan w = 0,001 menit.
Kata kunci: panjang antrian, waktu pelayanan, FIFO.
ABSTRACT
Traffic mostly happened in toll gate are. Baros I toll gate, Cimahi, are toll gate that already uses two service system in exit gate. Therefore, there needs a study to compare length queue and service time in conventional collecting toll system against the electronic collecting toll system. Based on data processing at arrival and service rate in weekday and weekend at each system, those two system are distributed by Poisson and Negative Exponential. The average number of gate service in conventional collecting toll system was received consist of vehicle arrival rate obtained in every toll gate with 18 vehicle/minute and the average of service times with 10,834 second, n = 5 vehicle/minutes, q = 4 vehicle/minute, d = 0,879 minute, w = 0,7 minute, while average number of toll gate service in electronic collecting toll system consist of vehicle arrival rate with 1 vehicle/minute and the average of service times with 3,826 second, n = 1 vehicle/minutes, q = 0 vehicle/minute, d = 0,064 minute, and w = 0,001 minute.
Reka Racana - 2
1.PENDAHULUAN
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol (Permen PU No. 16/PRT/M/2014 Pasal 1), oleh karena itu jalan tol harus mempunyai standar pelayanan minimal jalan tol. Salah satu ruas jalan tol PT. Jasa Marga yang melakukan layanan jalan tol adalah ruas tol Purbaleunyi yang salah satunya terdapat gerbang tol Baros I, Cimahi. Pintu tol Baros merupakan salah satu pintu pada ruas jalan tol yang sudah mengoperasikan dua sistem pelayanan yaitu sistem pengumpulan tol konvensional dan sistem pengumpulan tol elektronik.
Pada penelitian tugas akhir ini mengkaji perbandingan efektifitas panjang antrian dan waktu pelayanan antara sistem pengumpulan tol konvensional dengan sistem pengumpulan tol
elektronik dengan menggunakan metode antrian FIFO (First In First Out).
Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengkaji perbandingan efektifitas antara sistem pengumpulan tol konvensional dengan sistem pengumpulan tol elektronik.
Panjang antrian dan waktu pelayanan pada pintu tol Baros I dengan kedua sistem pengumpulan tol tersebut merupakan kinerja gerbang tol yang akan dikaji dalam penelitian ini. Peta lokasi pada penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Peta Lokasi Tol Baros I, Cimahi (sumber: google.earth)
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Tol
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagian jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2014 Pasal 1) yang diselenggarakan dengan maksud mempercepat perwujudan jaringan jalan dengan sebagian atau seluruh pendanaan berasal dari pengguna jalan untuk meringankan beban anggaran pemerintah selain dari itu untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah dengan memperhatikan rencana induk jaringan jalan.
Terdapat beberapa bagian yang termasuk dari jalan tol salah satunya adalah gardu tol adalah ruang tempat bekerja pengumpul tol untuk melaksanakan tugas pelayanan kepada pemakai jalan. Pelayanan jalan tol tersebut terbagi menjadi tiga bagian, antara lain pelayanan transaksi, pelayanan lalu lintas, pelayanan terhadap pemeliharaan.
Reka Racana - 3
2.2 Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
Acuan utama standar pelayanan minimal jalan tol ini yaitu Permen PU No. 392/PRT/M/2005. Aspek-aspek yang mencakup dalam persyaratan SPM jalan tol yang hanya mencakup hubungan dalam penulisan tugas akhir ini, antara lain kecepatan tempuh rata-rata dan aksesibilitas.
Aksesibilitas pada SPM jalan tol terdiri dari kecepatan transaksi rata-rata pada gerbang tol sistem terbuka memiliki tolak ukur 8 detik setiap kendaraan, sedangkan untuk gerbang tol sistem tertutup yang terdiri dari gardu masuk 7 detik setiap kendaraan, dan untuk gardu tol keluar 11 detik setiap kendaraan. Sementara untuk kapasitas kendaraan pada gardu tol
sistem terbuka memiliki tolak ukur 450 kendaraan/jam/gardu, untuk sistem tertutup dari
gardu masuk 500 kendaraan/jam/gardu, dan untuk gardu keluar 300
kendaraan/jam/gardu.
2.3 Komponen Antrian
Terdapat 3 (tiga) komponen utama dalam teori antrian yang harus benar-benar diketahui dan dipahami, yaitu: (Wohl dan Martin, 1967; Morlok, 1978; dan Hobbs, 1979) tingkat kedatangan (), tingkat keberangkatan atau pelayanan (), dan disiplin antrian (FIFO, FILO, FVFS), gambar disiplin antrian dapat dilihat pada Gambar 2 hingga Gambar 3.
Gambar 2. Disiplin Antrian FIFO (Sumber: Tamin, 2003)
Gambar 2. Disiplin Antrian FILO (Sumber: Tamin, 2003)
Reka Racana - 4
2.4 Disiplin Antrian FIFO
Persamaan berikut ini merupakan persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung
parameter n̅, q̅, d̅,dan w̅ untuk disiplin antrian FIFO. Rumus 2.3 sampai dengan Rumus 2.6
memperlihatkan rumus antrian FIFO:
n̅ =(μ−)=(1−ρρ) ... (1) q̅ =μ(μ2 −)= ρ2 (1−ρ)... (2) d̅ =(μ1−) ... (3) w̅ =μ(μ−)= d̅ −1μ ... (4) Dengan:
= tingkat kedatangan rata-rata = tingkat pelayanan rata-rata
= intensitas lalu lintas atau faktor pemakaian = μ
2.5 Distribusi Tingkat Kedatangan dan Tingkat Pelayanan
Dalam beberapa studi kepustakaan (Wohl dan Martin, 1967, dan Mannering dkk,2005) dinyatakan bahwa sebaran peluang yang cocok untuk memodelkan perilaku pola kedatangan
kendaraan adalah distribusi Poisson. Rumus probabilitas Poisson dapat dinyatakan sebagai
berikut:
𝑃(𝑛)=(𝑡) 𝑛𝑒−𝑡
𝑛! ... (5)
Dengan:
𝑃(𝑛) = peluang terdapat sejumlah n kendaraan yang tiba dalam selang waktu t
= tingkat kedatangan kendaraan dalam satu satuan waktu tertentu
t = selang waktu kedatangan kendaraan e = bilangan natural (e = 2,718)
2.6 Waktu Tunggu Kendaraan
Waktu tunggu kendaraan pada setiap akhir pelayanan adalah setengah dari interval headway
sebelum akhir pelayanan itu. Rumus yang digunakan untuk waktu tunggu kendaraan adalah:
1
2(𝑡𝑖− 𝑡𝑖−1)(𝑡𝑖− 𝑡𝑖−1) = 1
2(𝑡𝑖− 𝑡𝑖−1)2... (6)
Dengan:
ti = Waktu akhir pelayann ke-i
ti-1 = Waktu untuk akhir pelayanan sebelumnya
= Tingkat kedatangan rata-rata/satuan waktu (kendaraan/menit)
Maka, waktu tunggu total dari semua kendaraan untuk pelayanan, adalah:
𝑊𝑡 = ∑ 1
2(𝑡𝑖− 𝑡𝑖−1) 2 𝑛
𝑖=1 ... (7)
Jumlah total kendaran yang datang, adalah:
𝑄𝑐=(𝑡𝑛− 𝑡𝑜)... (8) Waktu tunggu rata-rata adalah:
𝑊𝑟 =𝑊𝑡
𝑄𝑐... (9)
Dengan:
Wt = Waktu tunggu total (menit)
Reka Racana - 5
Wr = Waktu tunggu rata-rata (menit/kendaraan)
tn = waktu pelayanan ke-n
to = waktu dimulainya pelanan
2.8 Sistem Pelayanan di Pintu Tol
Sistem pelayanan di pintu tol adalah suatu cara pengoperasian yang diselenggarakan oleh pengelola pintu tol untuk melakukan pengumpulan tol atau transaksi pembayaran tol yang dilaksanakan oleh pengguna jalan tol. Pada prinsipnya proses sistem pengumpulan tol harus didasarkan pada pelayanan yang cepat, tepat, aman, dan nyaman pada pengguna tol dengan didukungnya kapasitas gerbang yang sesuai dengan kebutuhan gerbang saat ini. Sistem pengumpulan tol tersebut terdiri dari sistem pengumpulan konvensional yaitu pelayanan tol yang masih menerapkan transaksi tol secara langsung di gerbang tol dan sistem pengumpulan tol elektronik yaitu suatu teknologi yang memungkinkan untuk melakukan pembayaran secara elektronik pada sistem pengumpulan tol yang bertujuan untuk menghilangkan penundaan di jalan tol dengan mengumpulkan tol elektronik.
3. ANALISIS DATA 3.1 Penyajian Data
Data yang disajikan antara lain data tingkat kedatangan kendaraan (arrival rate) dan waktu
pelayanan (service time) yang diperoleh dari survei pada dua titik gardu tol keluar yang
beroperasi di gerbang tol Baros I, Cimahi. Data tersebut ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Data Tingkat Kedatangan Kendaraan
Waktu
Weekday Weekend
Gardu Tol 1 Gardu Tol 2 Gardu Tol 1 Gardu Tol 2
K E K E K E K E
(kend) (kend) (kend) (kend) (kend) (kend) (kend) (kend) Pagi Hari 06.30 - 06.45 106 0 127 2 167 4 177 7 06.45 - 07.00 133 3 164 2 159 5 174 4 07.00 - 07.15 143 1 171 4 169 5 222 6 07.15 - 07.30 176 5 641 2 148 4 231 3 Sore Hari 18.00 - 18.15 304 3 283 4 366 5 344 5 18.15 - 18.30 300 4 300 2 379 8 372 11 18.30 - 18.45 313 1 320 2 414 4 392 7 18.45 - 19.00 327 4 327 3 452 7 521 6 Keterangan: K = Konvensional E = Elektronik
Reka Racana - 6
Tabel 2. Data Waktu Pelayanan
Periode
Weekday Weekend
Gardu Tol 1 Gardu Tol 2 Gardu Tol 1 Gardu Tol 2
K E K E K E K E
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) Pagi Hari 11 3,80 10,09 3,45 10,45 4,05 12,16 2,45 Sore Hari 11,55 3,47 11,02 3,28 10,96 3,62 12,32 2,80
Keterangan:
K = Konvensional E = Elektronik
3.2 Pengujian Data Distribusi Tingkat Kedatangan
Pengujian data hasil survei untuk tingkat kedatangan kendaraan pada kedua sistem
bertujuan untuk mengetahui apakah suatu data cendering berdistribusi Poisson atau tidak.
Data hasil distribusi tingkat kedatangan kendaraan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Distribusi Poisson pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional
Periode Gardu Tol X2 Hitung df Tabel X2 X2 Hitung < X2 Tabel
Awal Pekan
Pagi Hari Gardu Tol 1 229,085 16 26,3
Distribusi Poisson Gardu Tol 2 22,504 15 25
Sore Hari Gardu Tol 1 40,761 30 43,8 Gardu Tol 2 414,717 29 42,5
Akhir Pekan
Pagi Hari Gardu Tol 1 266,153 15 25 Gardu Tol 2 315,037 22 33,9 Sore Hari Gardu Tol 1 552,645 40 55,8 Gardu Tol 2 533,703 40 55,8
Tabel 4. Hasil Perhitungan Distribusi Poisson pada Sistem Pengumpulan Tol Elektronik
Periode Gardu Tol X2 Hitung df Tabel X2 X2 Hitung < X2 Tabel
Awal Pekan
Pagi Hari Gardu Tol 1 22,403 1 3,84
Distribusi Poisson Gardu Tol 2 49,832 2 5,99
Sore Hari Gardu Tol 1 56,062 2 5,99 Gardu Tol 2 51,823 2 5,99
Akhir Pekan
Pagi Hari Gardu Tol 1 75,669 3 7,81 Gardu Tol 2 73,242 3 7,81 Sore Hari Gardu Tol 1 9,408 4 9,49 Gardu Tol 2 92,145 4 9,49
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kedatangan kendaraan baik pada kedua sistem pada
Reka Racana - 7
3.3 Pengujian Data Distribusi Tingkat Pelayanan
Setelah menghitung jumlah kendaraan yang dapat dilayani dan waktu pelayanan gardu tol dikelompokkan, maka distribusi tingkat pelayanan Gerbang Tol Baros I, Cimahi dapat dihitung. Hasil perhitungan distribusi tingkat pelayanan dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Distribusi Eksponensial Negatif pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional
Periode Gardu Tol X2 Hitung df Tabel X2 X2 Hitung < X2 Tabel
Awal Pekan
Pagi Hari Gardu Tol 1 53,662 2 5,99
Distribusi Eksponensial Negatif Gardu Tol 2 39,016 2 5,99
Sore Hari Gardu Tol 1 32,942 2 5,99 Gardu Tol 2 22,252 2 5,99
Akhir Pekan
Pagi Hari Gardu Tol 1 40,254 2 5,99 Gardu Tol 2 45,986 2 5,99 Sore Hari Gardu Tol 1 53,662 2 5,99 Gardu Tol 2 32,942 2 5,99
Tabel 5. Hasil Perhitungan Distribusi Eksponensial Negatif pada Sistem Pengumpulan Tol Elektronik
Periode Gardu Tol X2 Hitung df Tabel X2 X2 Hitung < X2 Tabel
Awal Pekan
Pagi Hari Gardu Tol 1 33,288 2 5,99
Distribusi Eksponensial
Negatif Gardu Tol 2 26,088 2 5,99
Sore Hari Gardu Tol 1 19,636 2 5,99 Gardu Tol 2 19,636 2 5,99
Akhir Pekan
Pagi Hari Gardu Tol 1 26,088 2 5,99 Gardu Tol 2 56,265 2 5,99 Sore Hari Gardu Tol 1 33,759 2 5,99 Gardu Tol 2 14,177 2 5,99
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pelayanan pada sistem pengumpulan tol konvensional dan sistem pengumpulan tol elektronik pada setiap periode waktu menunjukkan bahwa pada
kedua sistem tersebut berdistribusi Eksponensial Negatif.
3.4 Analisis Pelayanan Gardu Tol
Pada tahap ini dilakukan analisis data menggunakan metode FIFO (First In First Out).
Pelayanan gardu ditujukan oleh nilai parameter antrian, yaitu jumlah rata-rata kendaraan
dalam sistem (𝑛̅), jumlah rata-rata kendaraan dalam antrian (𝑞̅), waktu rata-rata kendaraan
dalam sistem 𝑑̅), dan waktu rata-rata kendaraan dalam antrian (𝑤̅).
Perhitungan analisis pelayanan gardu tol pada sistem pengumpulan tol konvensional dan sistem pengumpulan tol elektronik pada semua periode waktu dapat dilihat pada Tabel 7.
Reka Racana - 8
Tabel 7. Analisis Pelayanan Gardu Tol
Data memperlihatkan bahwa tingkat kedatangan pada sistem pengumpulan elektronik jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kedatangan pada sistem pengumpulan tol konvensonal. Mengingat hal tersebut, maka selanjutnya dicoba untuk menghitung kinerja sistem pengumpulan tol elektronik menggunakan data tingkat kedatangan sistem pengumpulan tol konvensional. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Perhitungan Pelayanan Gardu Tol dengan Menggunakan Data Kedatangan Sistem Pengumpulan Tol Konvensional
3.5 Analisis Waktu Tunggu Kendaraan
Waktu tunggu kendaraan adalah waktu tunggu rata-rata kendaraan sampai meninggalkan tempat pelayanan, yang diperoleh dengan menambahkan waktu tunggu rata-rata kendaraan dengan nilai interval tertinggi waktu pelayanan gardu rata-rata.
Waktu tunggu rata-rata kendaraan pada sistem pengumpulan tol konvensional dan sistem pengumpulan tol elektronik dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Periode Kedatangan Tingkat (kend/menit) Tingkat Pelayanan (kend/menit) n (kend/ menit) q (kend/ menit) d (menit) (menit) w
Sistem Pengumpulan Tol Konvensional Awal
Pekan Sore Hari Pagi Hari 20,617 9,992 6,146 5,384 0,813 0,957 4,996 3,271 3,530 2,505 0,793 0,869 0,707 0,608
Akhir
Pekan Sore Hari Pagi Hari 12,059 27 5,403 5,384 0,744 0,836 2,905 5,092 2,161 4,256 1,132 0,723 0,538 0,946
Sistem Pengumpulan Tol Elektronik Awal
Pekan
Pagi Hari 0,150 15,442 0,005 0,005 0 0,066 0 Sore Hari 0,158 14,399 0,006 0,006 0 0,070 0
Akhir
Pekan Sore Hari Pagi Hari 0,317 0,442 17,500 16,818 0,009 0,013 0,009 0,013 0 0 0,060 0,058 0,001 0,001
Periode Kedatangan Tingkat (kend/menit) Tingkat Pelayanan (kend/menit) (kend/n menit) q (kend/ menit) d (menit) (menit) w Awal Pekan Pagi Hari 9,992 15,242 0,328 0,488 0,160 0,098 0,032 Sore Hari 20,617 14,399 0,716 2,520 1,804 0,244 0,175 Akhir Pekan Pagi Hari 12,059 17,500 0,345 0,526 0,181 0,087 0,030 Sore Hari 27 16,818 0,803 4,069 3,266 0,301 0,242
Reka Racana - 9
Tabel 7. Hasil Perhitungan Analisis Waktu Tunggu Kendaraan pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional
Tabel 8. Hasil Perhitungan Analisis Waktu Tunggu Kendaraan pada Sistem Pengumpulan Tol Elektronik
3.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis perhitungan pada Gerbang Tol Baros I, Cimahi yang terdiri dari hasil rekapitulasi perbandingan analisis pelayanan antara sistem pengumpulan tol konvensional dengan sistem pengumpulan tol elektronik ditunjukkan pada Tabel 9 dan hasil
rekapitulasi analisis pelayanan gerbang tol dan kaitannya dengan Standar Pelayanan Minimal
Jalan Tol ditunjukkan pada Tabel 10 dan Tabel 11.
Tabel 9. Perbandingan Sistem Pengumpulan Tol Konvensional dengan Sistem Pengumpulan Tol Elektronik
Periode
Tingkat Kedatangan Kendaraan Tingkat Pelayanan Kendaraan
(kend/menit) (kend/menit) K E K E K E Awal Pekan Pagi Hari 9,992 0,150 6,146 15,242 0,813 0,005 Sore Hari 20,617 0,158 5,384 14,399 0,957 0,005 Awal
Pekan Pagi Hari Sore Hari 12,059 27 0,317 0,442 5,403 5,384 17,500 16,818 0,744 0,009 0,836 0,013
Rata-Rata 17,417 0,267 5,579 15,990 0,838 0,008 Periode WT Rata-Rata Wr (detik/kend) Wr Meninggalkan Tempat Pelayanan (detik/kend) Gardu Tol 1 Awal
Pekan Sore Hari Pagi Hari 0,0818 0,1630 15,1780 14,4870
Awal Pekan Pagi Hari 0,0980 16,5272 Sore Hari 0,2144 14,5384 Gardu Tol 2 Awal Pekan Pagi Hari 0,0775 15,1737 Sore Hari 0,1623 14,4863 Awal
Pekan Sore Hari Pagi Hari 0,0976 0,2145 16,5268 14,5385
Periode WT Rata-Rata Wr (detik/kend) Wr Meninggalkan Tempat Pelayanan (detik/kend) Gardu Tol 1 Awal
Pekan Sore Hari Pagi Hari 0,0013 0,0011 4,3334 4,1678
Awal Pekan Pagi Hari 0,0026 6,6596 Sore Hari 0,0037 8,1235 Gardu Tol 2 Awal
Pekan Sore Hari Pagi Hari 0,0012 0,0013 4,3333 4,1680
Awal
Reka Racana - 10
Tabel 10. Hubungan Analisis Pelayanan Sistem Pengumpulan Tol Konvensional dengan SPM
Gardu
Rata- Rata Tingkat
Kedatangan Kedatangan Tingkat SPM Pelayanan Waktu SPM SPM (kend/menit) (kend/jam) (kend/jam) (detik) (detik)
Awal Pekan Pagi Hari 9,992 599,52 350 9,834 11 0,813 < 1 Sore Hari 20,617 1237,02 350 11,167 11 0,957 Akhir
Pekan Sore Hari Pagi Hari 12,059 27 723,54 1620 350 350 11,167 11,167 11 11 0,744 0,836
Tabel 11. Hubungan Analisis Pelayanan Sistem Pengumpulan Tol Elektronik dengan SPM
Gardu
Rata- Rata Tingkat
Kedatangan Kedatangan Tingkat SPM Pelayanan Waktu SPM SPM (kend/menit) (kend/jam) (kend/jam) (detik) (detik)
Awal
Pekan Pagi Hari 0,150 9 350 3,938 11 0,005
< 1 Sore Hari 0,158 9,48 350 3,500 11 0,005 Akhir Pekan Pagi Hari 0,317 19,02 350 3,584 11 0,009 Sore Hari 0,442 26,52 350 4,284 11 0,013
Berdasarkan hasil analisis perbandingan antara kedua sistem tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pengumpulan tol elektronik lebih efektif dibandingkan dengan sistem pengumpulan tol konvensional dilihat dari segi panjang antrian dan waktu pelayanan. Pada sistem pengumpulan tol elektronik ini dengan menggunakan 2 buah gardu tol dapat mencapai kondisi optimal karena hasil perbandingan tingkat kedatangan dan tingkat
pelayanan ( 1) yaitu sebesar 0,008 berarti pelayan gardu tol dapat melayani tingkat
kedatangan sebesar 8% dari waktu pelayanan dan 92% digunakan pelayan gardu tol untuk beristirahat, maka pada sistem ini tidak akan terjadi antrian yang selalu bertambah panjang
karena masih sedikit peminat yang menggunakan e-toll card, oleh karena itu sistem ini dapat
menghemat waktu pada saat melakukan transaksi.
Dari hasil perhitungan sistem pelayanan yang berkaitan dengan SPM pada sistem pengumpulan tol konvensional (Tabel 10) rata-rata tingkat kedatangan dan waktu pelayanan tidak memenuhi SPM. Sementara untuk sistem pengumpulan tol elektronik untuk kedua gardu tol (Tabel 11) untuk rata-rata tingkat kedatangan kendaraan dan rata-rata waktu pelayanan memenuhi persyaratan SPM.
4.KESIMPULAN
a) Tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan pada kedua jenis sistem pengumpulan tol
terdistribusi Poisson dan Eksponensial Negatif
b) Tingkat kedatangan pada sistem pengumpulan tol elektronik jauh lebih rendah
Reka Racana - 11
c) Menggunakan data tingkat kedatangan yang sama baik pada sistem pengumpulan tol
konvensional maupun sistem pengumpulan tol elektronik diperoleh hasil bahwa kinerja sistem tol elektronik dapat melayani lebih banyak pengguna jalan tol.
d) Pada sistem pengumpulan tol konvensional untuk sistem tertutup untuk rata-rata tingkat
kedatangan dan waktu pelayanan tidak memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimal, sedangkan untuk sistem pengumpulan tol elektronik untuk rata-rata tingkat kedatangan kendaraan dan rata-rata waktu pelayanan memenuhi persyaratan Standar
Pelayanan Minimal, untuk tingkat kedatangan kendaraan 350 kend/jam dan waktu
pelayanan 11 detik.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, (2005), “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Tentang
Jalan Tol”, Jakarta.
Kementrian, Pekerjaan Umum, (2005), “Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 392
Tahun 2005 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol”, Jakarta.
Morlok, E.K, (1978), “Pengantar Teknik Perencanaan Transportasi (terjemahan Johan K.
Hainin”, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tamin, O.Z, (1997), “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, Bandung: Penerbit ITB.
Tamin, O.Z, (2003), “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, Edisi Kedua, Bandung: