• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MAMI SUPARMI PASCASARJANAPBSI'17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II MAMI SUPARMI PASCASARJANAPBSI'17"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai penggunaan metode CIRC telah dilakukan oleh Ngadino Fredi Franmoko, (2012) tentangEfektivitas Model CIRC dalam pembelajaran menulis cerpen yang berorientasi pada nilai-nilai karakter pada siswa SMP Muhammadiyah 1

Purwokerto menunjukan hasil penerapan model CIRC terhadap peningkatan kemampuan menulis cerpen berorientasi nilai-nilai karakter pada siswa kelas IX siswa SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto dengan angka peningkatan sebesar 7 angka dari rata–rata 64 menjadi 72 dan pembelajaran yang tidak menggunakan modelCIRC

hanya 3 angka rata-rata 63 menjadi 66.

Penelitian lain tentang metode CIRC juga pernah dilakukan oleh Hari Sri Raharjo,(2013) tentang Studi Komparasi Dampak Model CTL Dengan CIRC Dalam Meningkatan Kemampuan Menulis Puisi (Studi Eksperimen Kuasi terhadap siswa

SMP Negeri 2 Ajibarang) penelitian menunjukan adanya dampak penerapan model

CIRC terhadap peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa SMP Negeri 2 Ajibarang.

Penelitian sejenis juga pernah dilakukan oleh Tugas Suryanto (2014) dengan judul Perbandingan Efektivitas Model Inkuiri Dengan Model CIRC pada Pembelajaran Menulis Deskripsi.(Penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas V

(2)

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Setyabudi (2014) dengan judul Pengaruh Pembelajaran CIRC dan Reproduksi Puisi Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa SMP Negeri 8 Kota Tegal dan hasil penelitian menunjukan bahwa Model Pembelajaran Reproduksi puisi lebih berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi dari pada ModelCIRC.

Beberapa penelitian di atas relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan dilihat dari model pembelajaran yaituCIRC pendekatan penelitian juga sama yaitu eksperimen hal yang membedakan dengan penelitian yang terdahulu adalah dalam penelitian ini akan membandingkan dua metode yaitu CIRC dan Picture and Picture dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen, yang pada penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti metodeCIRC denganPicture and Picture.

B. Kajian Pustaka

1. Metode Pembelajaran

(3)

Pada proses kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru.

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005: 76). Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. menempati peranan yang tak kalah penting dalam proses belajar mengajar. Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan.

Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan. Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Hasibuan, 2004: 3). Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(4)

serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002: 89) pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:

a. Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

b. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

c. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.

(5)

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Ketersediaan fasilitas akan mendukung pemilihan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran. Akan tetapi keterbatasan fasilitas dapat menghambat guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang mendukung penggunaan metode eksperimen.

e. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Guru yang baik dalam penguasaan berbagai metode mengajar memiliki banyak pilihan untuk menentukan metode yang tepat untuk penyampaian suatu materi pembelajaran. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.

Dalam penggunaan metode mengajar ada beberapa syarat yang harus diperhatikan.

Menurut Ahmadi dalam Asih (2007: 20) syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:

• Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar

siswa

• Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian

(6)

• Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mewujudkan hasil karya.

• Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih

lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

• Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan

cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

• Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas

dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yng nyata dn bertujuan. • Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai

dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi,metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. MetodeCIRC

a. PengertianCIRC

CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition. Pembelajaran CIRC dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan Farnish. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.

(7)

Sekolah Dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika

b. Komponen-Komponen dalam Model PembelajaranCIRC

Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005: 3-4) memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: 1) Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau

5 siswa.

2) Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu.

3) Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

4) Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya.

5) Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

6) Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

(8)

8) Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

c. Kegiatan Pokok Metodel PembelajaranCIRC

Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu:

1) Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal. 2) Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah.

3) Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah. 4) Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan 5) Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian

d. Langkah-Langkah Metode PembelajaranCIRC.

Pembelajaran terpadu pertama kali dikembangkan oleh Steven and Slavin, dalam Huda (2013: 222) dengan langkah-langkah:

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen. 2) Guru memberikan wacana atau cerita pendek sesuai dengan topik

pembelajaran.

3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas. 4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.

5) Guru memberikan penguatan

(9)

Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:

1) Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.

2) Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.

(10)

siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

Adapun cara untuk menentukan anggota kelompoknya adalah sebagai berikut:

1) Menentukan peringkat siswa

Dengan cara mencari informasi tentang skor rata-rata nilai siswa pada tes sebelumnya atau nilai raport. Kemudian diurutkan dengan cara menyusun peringkat dari yang berkemampuan akademik tinggi sampai terendah.

2) Menentukan jumlah kelompok

Jumlah kelompok ditentukan dengan memperhatikan banyak anggota setiap kelompok dan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.

3) Penyusunan anggota kelompok

Pengelompokkan ditentukan atas dasar susunan peringkat siswa yang telah dibuat. Setiap kelompok diusahakan beranggotakan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan beragam, sehingga mempunyai kemampuan rata-rata yang seimbang.

e. Kelebihan dan Kekurangan Metode PembelajaranCIRC

Secara khusus, Slavin dalam Suyitno (2005: 6) menyebutkan kelebihan metode pembelajaranCIRCsebagai berikut:

1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

(11)

3) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok.

4) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya.

5) Membantu siswa yang lemah.

Kekurangan modelCIRCadalah:

1) Pada saat persentasi hanya siswa yang aktif tampil. 2) Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan teliti.

f. Penerapan Metode PembelajaranCIRC

Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:

1) Guru menerangkan suatu pokok bahasan Bahasa Indonesia kepada siswa, pada penelitian ini digunakan LKS yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan.

2) Guru memberikan latihan soal.

3) Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model

CIRC.

4) Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen. 5) Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu

masalah dan membagikannya kepada setiap kelompok.

(12)

7) Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC. Guru mengawasi kerja kelompok.

8) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya. 9) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah

memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan.

10) Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya.

11) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator. 12) Guru memberikan tugas/PR secara individual.

13) Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya. 14) Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal

pemecahan masalah. 15) Guru memberikan kuis.

3. MetodePicture and Picture

Model pembelajaran Picture and Pictureadalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.

(13)

menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.

Sadiman (2002: 29) mengungkapkan bahwa gambar adalah alat yang penting bagi pengajaran dan pendidikan. Gambar sebagai media pendiikan akan berhasil dengan efektif, apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai dan teknik penggunaan dalam situasi belajar.

Sadiman (2002: 29) mengemukakan bahwa gambar adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana serta gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

Gambar berseri adalah rangkaian gambar yang terdiri atas dua gambar atau lebih yang merupakan satu kesatuan cerita. Suatu gambar atau seri gambar dapat dijadikan bahan menyusun paragraf. Gambar atau seri gambar pada hakikatnya mengekspresikan suatu hal. Bentuk ekspresi tersebut dalam fakta gambar bukan dalam bentuk bahasa. Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan kembali dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

(14)

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa gambar berseri adalah gambar yang mempunyai urutan kejadian yang memiliki satu kesatuan cerita. Gambar berseri juga dapat membuat siswa untuk melatih dan mempertajam imajinasi yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Semakin tajam daya imajinasi siswa, akan semakin berkembang pula siswa dalam melihat membahasakan sebuah gambar.

a. Prinsip Dasar Metode PembelajaranPicture and Picture

Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif

Picture and Pictureadalah sebagai berikut:

1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

(15)

6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Picture and Picture

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Shoimin (2014: 123) terdapat enam langkah yaitu:

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

2) Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

(16)

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Siswa diminta menganalisis gambar yang disediakan guru. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam gambar tersebut yang nantinya akan dijadikan cerita, bagamana ciri-ciri fisik tokoh,nama yang sesuaai dengan tokoh,dan bagamana alur ceritanya .

Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.

4) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.

(17)

5) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. Agar siswa lebih paham ketika akan memulai menulis cerita dengan menggunakan alur maju,mundur atau gabungan.

Setelah itu ajaklah siswa menemukan jalan cerita atau alur cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk berdiskusi agar siswa dapat memilih jalan cerita yang paling menarik dalam menulis cerpen sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik. 6) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan

Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan kira-kira dari gambar tesebut tema apa yang paling tepat, bagaimana karakter tokoh yang sesuai dengan gambar yang disajikan, bagaimana siswa dapat menguraikan latar waktu,tempat dan suasana berdasarkan gambar yang disajikan oleh guru .

(18)

mendeskripsikan berbagai hal yang berkaitan dengan cerita, bagaimana siswa mampu menutup cerita dengan kalimat penutup.

c. Penerapan Langkah-Langkah MetodePicture and Picture

1) Siswa menentukan topik dan judul cerpen berdasarkan gambar.

Siswa memanfaatkan media gambar atau foto untuk membuat topik dan judul cerpen, siswa akan berlatih berfikir tentang kemungkinan topik dan judul cerpen yang akan di tulis. Semakin banyak topik dan judul yang siswa tulis semakin banyak topik dan judul cerpen yang kemungkinan dipilih di jadikan judul..

2) Membuat dan menentukan nama, profil dan perilaku tokoh.

(19)

3) Menentukan penampilan fisik tokoh.

Siswa membuat daftar hal-hal yang berkaitan dengan penampilan fisik tokoh semakin lengkap gambar atau foto yang dibuat maka akan semakin banyak pula pilihan dalam menunjukan fisik tokoh seperti rambut, bentuk dagu, hidung, mata, kulit dan lainnya.

4) Menentukan kalimat pembuka

Secara sederhana seorang pengarang akan mengawali menulis cerpen dengan kalimat pembuka kemudian menulis narasi dengan memperkenalkan para tokoh, timbulnya konflik, dan akhirnya pengarang menutup ceritanya dengan kalimat penutup. Dalam menulis cerpen paragraf pembuka kita harus berusaha menulis kalimat pembuka yang mampu menyedot perhatian membaca, jika kalimat pembuka cerpen kurang menarik kemungkinan besar pembaca tidak akan membaca cerpen tersebut. Jadi kalimat pembuka menjadi kalimat penentu apakah cerpen yang kita buat menarik perhatian pembaca atau tidak.

5) Menulis perkenalan, konflik, klimaks, anti klimaks, penyelesaian. a) Menulis perkenalan.

Memperkenalkan tokoh cerpen kepada pembaca dengan nama tokoh, ciri-ciri fisik tokoh, latar suasana, latar waktu, latar tempat. b) Menulis konflik.

Tanpa konflik tidak akan ada cerita karena itu pengarang perlu mengenalkan konflik yang terjadi pada cerpen agar cerpen menjadi menarik.

(20)

Tulislah klimaks dari konflik cerpen dan usahakan mempertahankan alur cerita agar tetap menarik.

d) Menulis anti klimaks.

Yaitu terdapat titik terang menuju penyelesaian atau akhir cerita. Contoh “ Joko akhirnya menyadari bahwa Siti bukanlah wanita yang baik ... ”.

e) Menulis penyelesaian.

Tulislah penyelesaian konflik pada akhir cerita setelah melewati klimaks dan anti klimaks.

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode PembelajaranPicture and Picture Dalam setiap metode pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya, kelebihan dan kelemahan model pembelajaranPicture and Pictureadalah: Kelebihan model pembelajaranPicture and Picture:

1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

(21)

MetodePicture and Picturejuga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan metode pembelajaranPicture and Pictureyaitu:

1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.

2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

4. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis bukanlah hal yang sulit namun bukan berarti dikatakan mudah. Menulis merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dimiliki siswa. Menulis dalam hal ini dimaksudkan sebagai kemampuan seseorang untuk menangkap ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang runtut, jelas, ekspresif, enak dibaca dan bisa dipahami.

(22)

produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa. Menurut Hull dalam Sutama (2016: 19) menulis merupakan aktivitas sosial. Menurut Cohen dan Reil dalam Sutama (2016: 19) menulis adalah tindak komunikasi, sebagai upaya membawa hasil observasi, informasi, pikiran atau ide, dan pengalaman kepada orang lain.

Menurut Sukirno (2009: 6) menulis adalah aktivitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks nonsastra dan karya sastra. Menurut Sumardjo (2007: 75) menulis merupakan proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Menurut William Miller dalam Sumardjo (2007: 75) proses kreatif menulis ada empat tahapan :

Pertama : Tahap persiapan. Dalam tahap ini seorang penulis telah menyadari apa yang akan ditulisnya dan bagaimana ia akan menuliskannya Apa yang akan ditulisnya adalah munculnya gagasan isi tulisan. Sedangkan bagaimana ia menuangkan adalah bentuk tulisannya.

Kedua : Tahap inkubasi. Pada tahap ini gagasan yang telah muncul tadi disiapkan dan dipikirkannya secara matang dan ditunggunya waktu yang tepat untuk menuliskannya.

(23)

Keempat : Tahap penulisan, tuangkan segala hasil inkubasis. Tuangkan semua gagasan , muntahkan semua tanpa sisa dalam bentuk tulisan yang sudah direncanakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwasannya menulis adalah kecakapan seseorang dalam kegiatan menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan pengalaman serta perasaan dalam bentuk tulisan yang diorganisasikan secara sistematik sehingga dapat dipahami orang lain.

Adapun ciri-ciri tulisan yang baik menurut Mc.Mahan & Day dalam Tarigan (2002: 7) adalah

1) Jujur: jangan coba memalsukan gagasan/ide 2) Jelas: jangan membingungkan para pembaca 3) Singkat: jangan memboroskan waktu para pembaca

4) Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beraneka ragam; berkarya dengan penuh kegembiraan.

Fungsi menulis menurut Tarigan (2008: 22) adalah:

1) Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir.

2) Dapat menolong penulis untuk berpikir secara kritis

3) Dapat memudahkan penulis untuk dapat merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman. 4) Menulis dapat membantu penulis untuk menjelaskan pikiran-pikiran.

(24)

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk memaparkan atau menjelaskan suatu karya imajinasi ataupun ide-ide, informasi, serta jati diri seorang penulis, dan dapat dipahami oleh para pembaca pada umumnya dengan bahasa yang lugas.

Kegiatan menulis mempunyai peranan yang sangat penting dalam merangsang anak didik dalam berbasa dan sastra. Kemampuan menulis diajarkan agar anak didik mampu menyampaikan pikiran kepada teman, guru maupun orang lain. Fungsi menulis adalah sebagai alat komunikasi tertulis yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.

5. Pengertian Cerpen

Dalam sastra dikenal dengan tiga macam bentuk, yaitu puisi, prosa, dan drama. Bentuk prosa terdiri dari bermacam-macam jenis, salah satu prosa adalah cerpen. Sesuai dengan namanya cerpen adalah cerita pendek, tetapi panjang pendek ukuran fisiknya tidak jadi ukuran mutlak. Tidak ditentukan cerpen harus sekian halaman atau sekian kata, walaupun cerpen mempunyai kecenderungan untuk berukuran pendek.

(25)

tidak sampai pada detail-detail khusus yang ”kurang penting” yang lebih bersifat memperpanjang cerita.

Menurut Nurgiantoro (2010: 10) cerpen adalah salah satu jenis prosa yang dibangun oleh dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Cerpen di bangun oleh unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar dan sudut pandang. Menurut Sayuti (2009: 9) cerpen adalah karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca. Menurut Sukirno (2009: 64) cerpen adalah cerita singkat dan padat tetapi mengandung kesan yang mendalam. Peristiwa ini bisa nyata maupun imajinasi saja. Menurut Sumardjo (2007: 81) menulis cerpen pada dasarnya menyampaikan sebuah pengalaman kepada pembacanya.

Tarigan (2008: 170-171) yang mengatakan bahwa panjang cerita pendek kurang lebih sepuluh ribu kata, tiga puluh halaman folio, dibaca dalam 10-30 menit, mempunyai impresi tunggal, seleksi sangat ketat dan kelanjutan cerita sangat cepat. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa cerpen dapat dibaca dalam sekali duduk.

(26)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis cerpen merupakan proses kreatif yang melahirkan ,perasaan secara ekspresif dan apresiatif ceritanya ringkas, padat, namun memberi kesan yang mendalam yang di bangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Berdasarkan pengertian di atas maka akan kami jelaskan unsur-unsur cerpen sebagai berikut:

a. Unsur Intrinsik:

1) Tema

(27)

Tema dapat digolongkan dalam beberapa katagori yang berbeda tergantung dari segi penggolongan itu dilakukan. Pengkategorian tema berdasarkan tiga sudut pandang yaitu penggolongan yang bersifat tradisional dan non tradisional, dan penggolongan dilihat dari pengalaman jiwa (Nurgiantoro, 2010: 77–78).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan tema adalah suatu pokok masalah yang mendasari sebuah cerita (gagasan pokok dasar cerita). Tema biasanya terlihat jelas dalam cerita, namun tidak dalam keadaan langsung, dan pembaca harus menyimpulkan terlebih dahulu untuk menentukan tema.

2) Alur atau Plot

. Menurut Sayuti (2000: 31) plot atau alur fiksi hendaknya diartikan tidak hanya sebagai peristiwa-peristiwa yang diceritakan dengan panjang lebar dalam suatu rangkaian tertentu, tetapi juga berdasarkan hubungan kausalitasnya.

(28)

klimaks komplikasi

denoument

konflik

instabilitas

eksposisi

½ ½

Awal Tengah Akhir

Pengertian alur atau plot menurut Nurgiantoro (2010: 94) mendasarkan diri pada rangkaian peristiwa sebagaimana yang disajikan dalam sebuah karya.Plot atau alur ialah jalan cerita atau rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Rangkaian peristiwa ini disusun berdasarkan hukum kausalitas (hubungan yang menunjukkan sebab-akibat). Menurut Nurgiantoro (2010: 141-145) setiap cerita memiliki plot/alur cerita sebagai berikut :

a) Tahapan perkenalan ialah tahap dimana permulaan suatu cerita

dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan. Di tahap ini berisi pengenalan tokoh, reaksi antar pelaku, penggambaran fisik dan penggambaran tempat).

(29)

dibagi menjadi 2, yaitu: a). Konflik Internal ialah konflik yang terjadi dalam diri sang tokoh. b). Konflik Eksternal ialah konflik yang terjadi dari luar diri tokoh (konflik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan

lingkungan, tokoh dengan tuhan, dll).

c) Komplikasi/tahap penanjakan konflik, ketegangan dirasakan mulai semakin berkembang dan rumit terjadi pada tahap ini (nasib pelaku semakin sulit diduga).

d) Klimaks merupakan ketegangan yang semakin memuncak (perubahan nasib pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang pula tidak terbukti pada akhir cerita).

e) Penyelesaian, tahap akhir cerita pada bagian ini terdapat penjelasan mengenai nasib-nasib yang dialami para tokoh dalam cerita setelah mengalami konflik dalam cerita. Beberapa cerita terkadang

menyerahkan penyelasaian kepada pembaca, sehingga akhir cerita seperti ini tak ada penyelesaian atau menggantung.

Plot atau alur dapat dibedakan menjadi dua macam jika dilihat dari segi keeratan hubungan antar peristiwa, yaitu:

a) Plot Erat yaitu sebuah cerita yang memiliki plot erat jika hubungan antar peristiwa terjalin dengan rapat, sehingga tak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan.

(30)

penghilangan jalan cerita tersebut tidak akan mengganggu jalan cerita.

Berdasarkan jalan cerita plot dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Plot Ledakan yaitu plot yang akhir ceritanya mengejutkan dan tak terduga-duga.

b) Plot Lembut yaitu plot yang akhir ceritanya berakhir tanpa adanya kejutan.

c) Plot Campuran yaitu plot yang akhir cerita menggabungkan kedua plot sebelumnya (ledakan & lembbut).

Berdasarkan rangkaian peristiwanya plot dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Plot Maju, yaitu rangkaian peristiwa yang diceritakan mulai dari awal hingga akhir cerita.

b) Plot Mundur/sorot balik/flash back, yaitu peristiwa-perisiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu, baru

menceritakan peristiwa-peristiwa pokok sebagai kenangan/masa lalau sang tokoh.

(31)

Plot yang dilihat dari segi sifatnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) Plot Terbuka, yaitu akhir cerita yang dapat merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.

b) Plot Tertutup, yaitu akhir cerita yang tidak dapat merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.

c) Plot Campuran, yaitu penggabungan antara plot terbuka dan plot tertutup.

Menurut Sumardjo (2007: 136) Plot tersembunyi di balik jalannya cerita. Dengan mengikuti jalanya cerita itulah kita akhirnya dapat menemukan plotnya. Plot tidak terlihat tetapi mendasari sebuah cerita. Kerangka plot biasanya: pengenalan, timbulnya konflik, klimaks, pengakhiran.

Menurut Aminuddin (2004: 83) Alur/plot adalah kesinambungan dari sebuah jalan cerita. Urutan cerita dapat tersusun secara sistematis atas urutan waktu, peristiwa/kejadian dari sebab dan akibat. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Alur/plot tersusun atas awalan kemudian diteruskan dengan konflik/masalah yang merupakan klimaks dari cerita, selanjutnya diakhiri oleh akhiran (ending) atau penyelesaian masalah.

(32)

Secara garis besar urutan alur atau plot yaitu perkenalan - kemudian mucul sebuah konflik atau masalah peningkatan masalah atau konflik -puncak masalah (klimaks) kemudian penurunan masalah atau konflik -dan yang terakhir adalah penyelesaian masalah.

Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya mendasarkan diri pada urutan waktu saja belum merupakan plot. Agar menjadi sebuah plot, peristiwa-peristiwa itu haruslah diolah dan disiasati secara kreatif, sehingga hasil pengolahan itu sendiri merupakan sesuatu yang indah dan menarik, khususnya dalam kaitannya dengan karya fiksi yang bersangkutan secara keseluruhan. Kegiatan pemplotan meliputi kegiatan memilih peristiwa yang akan diceritakan dan kegiatan menata peristiwa-peristiwa itu ke dalam struktur linier karya fiksi.

3) Penokohan atau Perwatakan

Tokoh adalah elemen struktural fiksi yang melahirkan peristiwa Sayuti (2000: 73-74). Ditinjau dari segi keterlibatanya tokoh fiksi dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh tambahan. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting. dalam pengambil peranan dalam karya sastra. Sedangkan, tokoh tambahan ialah tokoh yang tidak selalu diceritakan dan terkadang juga tidak terlalu penting , namun beberapanya ada yang memiliki hubungan dengan tokoh utama.

(33)

lain-lain. Sedangkan metode dramatik adalah metode penokohan yang dicerminkan atau dipaparkan secara tidak langsung, atau pengmbaran sifat melalui penggambaran fisik, dialog antar tokoh ,jalan pikiran tokoh, reaksi tokoh lain, pelukisan latar. Penggambaran fisik (Misalnya berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut, warna kulit, dll), penggambaran melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain, Teknik reaksi tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).

Menurut Nurgiantoro (2010: 166) istilah penokohan lebih luas

pengertiannya dari pada ”tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembacanya.

Pembedaan tokoh menurut Nurgiantoro (2010: 166) dari segi peranan atau tingkat pentingnya dibagi menjadi dua, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.Berdasarkan perwatakan tokoh cerita dibagi menjadi dua, yakni Tokoh datar dan Tokoh bulat

Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja Jadi, seorang tokoh yang jahat akan dari awal cerita akan menjadi jahat sampai akhir cerita. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemagannya. Jadi, ada perkembangan yang menjadi pada tokoh ini.

(34)

penikmat sastra Karen sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.

Sukirno ( 2009: 65 ) berpendapat bahwa setiap pelaku memiliki karakter atau watak yang dapat membedakan pelaku utama dan pelaku pembantu, pelaku yang baik dan pelaku yang buruk.

Penokohan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh, seperti cara analitik (menampilkan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang meguraikan ciri-ciri tokoh secara langsung) Dan cara yang kedua adalah cara dramatik (menampilkan ciri tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian tokoh dalam sebuah cerita.

4) Setting atau Latar

Latar atau setting adalah landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Abrams ( dalam Nurgiantoro, 2010: 216 ) Latar memberikan pijakan secara konkret dan jelas untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan terjadi. Dengan demikian pembaca merasa dipermudah untuk “mengoperasikan” daya imajinasinya sehubungan dengan pengetahuannya tentang latar.

(35)

Latar Tempat adalah latar yang mengacu pada tempat atau lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi. Misalnya perkotaan, pedesaan, di desa, di kota, di penjara, di rumah, dan sebagainya.

Latar Waktu adalah latar yang mengacu pada waktu kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi. Dapat berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, peristiwa sejarah, bahkan zaman tertentu yang melatar belakanginya.

Latar Sosial adalah latar yang mengacu pada kondisi sosial masyarakat yang diceritakan dalam karya fiksi. Seperti latar sosial bawah/rendah, latar sosial menengah, latar sosial tinggi, dan sebagainya

5) Sudut Pandang atau Point Of View

Sudut pandang adalah penempatan posisi pengarang pada cerita yang ditulisnya. Sukirno ( 2009: 68 ). Menurut Nurgiantoro ( 2010: 248 ) sudut pandang pada hakekatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

Menurut Sayuti (2000: 158 ) sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, dalam arti bahwa ia merupakan sudut pandang yang diambil oleh pengarang untuk melihat peristiwa dan kejadian dalam cerita. Sudut pandang dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

(36)

b) Sudut pandang akuan taksertaan, tokoh aku hanya menjadi pengantar tokoh lain yang lebih penting.

c) Sudut pandang diaan maha tahu, adalah pengarang berada di luar cerita dan biasanya pengarang hanya menjadi pengamat yang maha tahu, bahkan mampu berdialog langsung dengan pembaca.

d) Diaan terbatas, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya. Disini pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan tumpuan cerita.

6) Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas, dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapan seorang pengarang terhadap karyanya.

Baribin (1985: 64) berpendapat bahwa gaya bahasa adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa.

Menurut Wiyatmi (2009: 42) gaya (gaya bahasa) merupakan cara pengungkapan seorang yang khas bagi seorang pengarang. Gaya meliputi penggunaan diksi (pilihan kata), imajeri (citraan), dan sintaksis (pilihan pola kalimat).

(37)

pula mengajak pembacanya ikut serta merasakan apa yang dilakukan oleh tokoh cerita. Itulah sebabnya pengarang senantiasa akan memilih kata dan menyusunnya sedemikian rupa sehingga menghasilkan kalimat yang mampu mewadahi apa yang dipikirkan dan dirasakan tokoh ceritanya tersebut. Demi tercapainya maksud tersebut tidak jarang pengarang menempuh cara-cara yang lain dari apa yang biasa kita temui dalam bahasa sehari-hari.

Baribin (1985: 64) berpendapat bahwa gaya bahasa adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa.

Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas, dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapan seorang pengarang terhadap karyanya.

Menurut Wiyatmi (2009: 42) gaya (gaya bahasa) merupakan cara pengungkapan seorang yang khas bagi seorang pengarang. Gaya meliputi penggunaan diksi (pilihan kata), imajeri (citraan), dan sintaksis (pilihan pola kalimat).

(38)

dipikirkan dan dirasakan tokoh ceritanya tersebut. Demi tercapainya maksud tersebut tidak jarang pengarang menempuh cara-cara yang lain dari apa yang biasa kita temui dalam bahasa sehari-hari.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah keterampilan pengarang dalam mengolah dan memilih bahasa secara tepat dan sesuai dengan watak pikiran dan perasaan pelaku (tokoh). Setiap pengarang mempunyai gaya bahasa yang berbeda-beda dalam mengungkapkan hasil karyanya. Gaya bahasa meliputi pemilihan kata-kata, penggunaan kalimat, penggunaan dialog dan cara memandang persoalan.

b. Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang membentuk yang terdapat di luar cerpen itu sendiri(unsur yang berada di luar karya sastra). Unsur-unsur ekstrinsik dari cerpen tidak bisa terlepas dari keadaan masyarakat saat diman cerpen itu dibuat oleh si penulis. Unsur ini sangat memiliki banyak pengaruh pada penyajian amanat maupun latar belakang dari cerpen itu sendiri. Dibawah ini akan unsur ekstrinsik dari cerpen diantaranya:

1) Latar belakang masyarakat

(39)

2) Latar belakang pengarang

Ini bisa meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah hasil karangan yang sebelumnya. Latar belakang pengarang biasanya terdiri dari:

• Biografi, Ini berisikan mengenai riwayat hidup pengarang cerita, yang

ditulis secara keseluruhan.

• Kondisi psikologis, ini berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau

keadaan yang mengharuskan seorang pengarang menulis cerita atau cerpen.

• Aliran Sastra, seorang penulis pastinya akan mengikuti aliran sastra

tertentu. Ini sangatlah berpengaruh pada gaya penulisan yang dipakai oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra.

C. Kerangka Berpikir

Ketrampilan menulis sebagai salah satu dari empat ketrampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting. Dengan ketrampilan menulis yang baik, seorang siswa dapat meningkatkan kualitas pemahaman terhadap materi pembelajaran. Siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam tulisan. Hal ini juga terjadi dalam menulis cerpen.

(40)

Intergrated Reading And Composition) dan Picture and Picture. Dengan pendekatan ini peneliti berkeyakinan hasilnya akan lebih baik.

Sebagai sebuah pendekatan CIRC (Cooperative Intergrated Reading And Composition) dan Picture and Picture akan memudahkan siswa dalam menulis cerpen. Dengan pendekatan ini diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan paparan di atas kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan skema sebagai berikut:

Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Kurang Optimal

Perlu Model Pembelajaran yang Efektif

PendekatanCIRC PendekatanPicturePicture and

Tingkat Keefektifan Model Pembelajara dalam Kemampuan

Menulis Cerpen Model Pembelajaran

(41)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:

Ho : Model CIRC tidak efektif untuk pembelajaran menulis cerpen pada siswa MTs Ma’arif NU 1 Patikraja.

Ha : ModelPicture and Pictureefektif untuk pembelajaran menulis cerpen pada siswa MTs Ma’arif NU 1 Patikraja.

Ho : ModelCIRCefektif untuk pembelajaran menulis cerpen pada siswa MTs Ma’arif NU 1 Patikraja.

Ha : ModelPicture and Picturetidak efektif untuk pembelajaran menulis cerpen pada siswa MTs Ma’arif NU 1 Patikraja.

Ho : Model CIRC lebih efektif daripada Model Picture and Picture untuk pembelajaran menulis cerpen pada siswa MTs Ma’arif NU 1 Patikraja.

Gambar

gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta
gambar bukan dalam bentuk bahasa. Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut
gambar tersebut yang nantinya akan dijadikan cerita, bagamana ciri-ciri
gambar yang disajikan, bagaimana siswa dapat menguraikan latar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian adalah dengan melihat pola sebaran pengunjung sehingga dapat dilihat bagaimana fasilitas pendukung dapat menjadi salah satu obyek pasif ataupun

Hasil identifikasi tersebut menunjukkan bahwa hampir semua isolat yang ditemukan di beberapa wilayah Indonesia tersebut termasuk virus IBD yang bersifat sangat

[ Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan ] ( 2012 ) Pasca Sarjana Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Mataram (

Berdasar data Unila dalam angka tahun 2009 jumlah mahasiswa yang diterima di FE Unila sebanyak 688 orang dari 1284 orang peminat dan meningkat menjadi 836 mahasiswa 3.249

Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa nilai SFC tidak dapat diambil dari hasil nilai rata – rata keseluruhan grid lokasi pada landas pacu namun di analisis dari setiap gridnya

Rencana Strategis tahun 2015-2019 disusun untuk memenuhi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang sekaligus sebagai dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan

Besarnya konversi dari pemakaian ozon sebagai oksidator pada hasil oksidasi dengan kedua katalis kemungkinan terjadi polimerisasi sehingga menyebabkan timbulnya senyawa-senyawa

Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak yaitu sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut