• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PAKPAK BHARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PAKPAK BHARAT"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Kompleks Panorama Indah Sindeka-Salak 22272

Telp./ Fax 0627 - 7433056 e-mail dinaspusalak@yahoo.co.id

PT. DUA RIBU SATU PANGRIPTA

PENYUSUNAN RENCANA INDUK SI

STEM

PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)

(2)

KATA PENGANTAR

Konsep Laporan Akhir ini merupakan Draft Laporan Akhir dalam pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat”.

Konsep Laporan Akhir ini memuat pendahuluan, gambaran wilayah Perencanaan, Kondisi SPAM Eksisting, Standar Dan Kriteria Perencanaan, Proyeksi Kebutuhan Air, Potensi Sumber Air Baku, Rencana Pengembangan SPAM, Rencana Investasi Dan Pendanaan Dan Pengembangan Kelembagaan.

Semoga Konsep Laporan Akhir ini mendapat masukan dari pihak terkait dan pemberi tugas yang akan menjadi masukan dalam penyusunan Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat. Kami berharap adanya masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan sehingga dapat mendukung tercapainya sasaran kegiatan ini.

Jakarta, Oktober 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Otorisasi Pekerjaan ... 1-3 1.3. Maksud Dan Tujuan ... 1-3 1.3.1. Maksud ... 1-3 1.3.2. Tujuan ... 1-4 1.4. Sasaran ... 1-4 1.5. Ruang Lingkup Kegiatan Dan Pekerjaan ... 1-5 1.5.1. Ruang Lingkup Kegiatan ... 1-5 1.5.2. Ruang Lingkup Pekerjaan ... 1-5 1.6. Keluaran ... 1-6 1.7. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan ... 1-6 1.8. Sistematika Laporan Pendahuluan ... 1-6

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

2.1. Kondisi Fisik ... 2-1 2.1.1. Letak Geografis ... 2-1 2.1.2. Topografi Dan Morfologi ... 2-4 2.1.3. Klimatologi ... 2-8 2.1.4. Geologi ... 2-8 2.1.5. Struktur Geologi ... 2-11 2.1.6. Hidrogeologi ... 2-12 2.2. Sarana Dan Prasarana ... 2-21 2.2.1. Air Limbah ... 2-21 2.2.2. Persampahan ... 2-22 2.2.3. Drainase ... 2-23 2.2.4. Irigasi ... 2-23 2.2.5. Sarana Perekonomian ... 2-24 2.2.6. Sarana Sosial Dan Kesehatan ... 2-25 2.2.7. Sarana Peribadatan ... 2-27 2.2.8. Sarana Transportasi ... 2-28 2.2.9. Listrik ... 2-29 2.2.10. Telepon ... 2-30 2.2.11. Kawasan Strategis... 2-30 2.3. Sosial, Ekonomi, Dan Budaya ... 2-31 2.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 2-31 2.3.2. Mata Pencaharian Penduduk ... 2-34 2.3.3. Adat Istiadat Dan Budaya ... 2-35 2.4. Sarana Kesehatan Lingkungan ... 2-35 2.5. Ruang Dan Lahan ... 2-36 2.5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah ... 2-36 2.5.1.1. Tujuan, Kebijakan Dan Strategi ... 2-36

(4)

2.5.2. Penggunaan Lahan Dan Tata Guna Lahan ... 2-39 2.5.2.1. Penggunaan Lahan... 2-39 2.5.3. Rencana Pengembangan Tata Kota ... 2-40 2.5.3.1. Rencana Struktur Ruang ... 2-40 2.5.4. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas... 2-44 2.5.5. Kawasan Lindung ... 2-48 2.5.6. Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan ... 2-50 2.6. Penduduk ... 2-50 2.7. Keuangan Daerah ... 2-52

BAB 3 KONDISI SPAM EKSISTING

3.1. Aspek Teknis ... 4-1 3.1.1. SPAM Ibukota Kabupaten ... 4-1 3.1.1.1. Jaringan Perpipaan ... 4-1 3.1.2. SPAM IKK ... 4-7 3.1.2.1. Jaringan Perpipaan ... 4-7 3.1.3. SPAM Pedesaan ... 4-11 3.1.3.1. Jaringan Perpipaan ... 4-11 3.2. Aspek Non Teknis ... 4-15 3.2.1. Aspek Kelembagaan ... 4-15 3.2.2. Aspek Pengaturan ... 4-26 3.2.3. Aspek Pendanaan ... 4-28 3.2.4. Aspek Pendanaan ... 4-28

BAB 4 STANDAR DAN KRITERIA PERENCANAAN

4.1. Standar Kebutuhan Air ... 4-1 4.1.1 Domestik ... 4-2 4.1.2 Non Domestik ... 4-3 4.2. Kriteria Perencanaan ... 4-3 4.2.1. Unit Air Baku ... 4-3 4.2.1.1. Ketentuan Teknis ... 4-3 4.2.2. Unit Transmisi ... 4-9 4.2.3. Unit Produksi ... 4-15 4.2.4. Unit Distribusi ... 4-16 4.3. Kriteria Daerah Pelayanan ... 4-23

BAB 6 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

5.1. Rencana Pemanfaatan Ruang ... 5-1 5.2. Rencana Daerah Pelayanan ... 5-4 5.2.1. Sistem Ibukota Kabupaten ... 5-4 5.2.2. Sistem Ibukota Kecamatan Sibande (Kec. STTU Jehe) ... 5-7 5.2.3. Sistem Ibukota Kecamatan Sibagindar (Kec. Pagindar) ... 5-9 5.2.4. Sistem Ibukota Kecamatan Kecupak, Kec. Pergetteng-getteng

Sengkut (PGGS) ... 5-11 5.2.5. Sistem Ibukota Kecamatan Ulu Merah, Kec. STTU Julu ... 5-13 5.2.6. Sistem Ibukota Kecamatan Tinada, Kec.Tinada ... 5-15

(5)

5.3.1. Rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten ... 5-19 5.3.2. Rata-rata pertumbuhan penduduk di Wilayah Pelayanan ... 5-19 5.3.3. Proyeksi penduduk di Wilayah Pelayanan ... 5-20 5.4. Proyeksi Kebutuhan Air ... 5-26 5.4.1. Kebutuhan Air Sistem Ibukota Kabupaten Salak ... 5-27 5.4.2. Kebutuhan Air Sistem IKK STTU Jehe ... 5-28 5.4.3. Kebutuhan Air Sistem IKK Pangindar ... 5-29 5.4.4. Kebutuhan Air Sistem IKK PGGS ... 5-30 5.4.5. Kebutuhan Air Sistem IKK STTU Julu ... 5-31 5.4.6. Kebutuhan Air Sistem IKK Tinada ... 5-32 5.4.7. Kebutuhan Air Sistem IKK Sukaramai ... 5-32 5.4.8. Kebutuhan Air Sistem Perdesaan ... 5-33

BAB 6 POTENSI SUMBER AIR BAKU

6.1. Umum ... 6-1 6.2. Potensi Air Permukaan ... 6-2 6.3. Potensi Air Tanah ... 6-5 6.4. Potensi Mata Air ... 6-7 6.5. Acuan Normatif Dan Dasar Pertimbangan Penyusunan Rencana

Alokasi Pemanfaatan Sumber Air Baku ... 6-8 6.6. Identifikasi Rencana Pemanfaatan Sumber Air Baku ... 6-10 6.6.1. Identifikasi Sumber Air Baku IKK Salak ... 6-16 6.6.2. Identifikasi Sumber Air Baku IKK Sitellu Tali Urang Jehe ... 6-22 6.6.3. Identifikasi Sumber Air Baku IKK Pangindar ... 6-24 6.6.4. Identifikasi Sumber Air Baku Ikk Pergetteng-Getteng Sengkut

(PGGS) ... 6-28 6.6.5. Identifikasi Sumber Air Baku IKK Sitellu Tali Urang Julu ... 6-32 6.7. Prosedur Perijinan Pemanfaatan Sumber Air ... 6-40

BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM

7.1. Kebijakan, Struktur Dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah ... 7-1 7.1.1. Kebijakan Tata Ruang ... 7-1 7.1.2. Struktur Tata Ruang ... 7-4 7.1.3. Rencana Pola Ruang ... 7-7 7.2. Rencana Sistem Pelayanan ... 7-10 7.3. Rencana Pengembangan SPAM ... 7-12 7.3.1. Pengembangan Sistem Ibukota Kabupaten ... 7-12 7.3.2. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan

Sibande ... 7-14 7.3.3. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan

Sibagindar ... 7-15 7.3.4. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan

Kecupak ... 7-15 7.3.5. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan

Ulu Merah ... 7-16 7.3.6. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan

Tinada ... 7-17 7.3.7. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan

Sukaramai ... 7-18 7.4. Kebutuhan Air ... 7-18

(6)

7.4.1. Klasifikasi Pelanggan ... 7-18 7.4.2. Kebututuhan Air Domestik ... 7-19 7.4.3. Kebutuhan Air Non Domestik ... 7-20 7.4.4. Kehilangan Air ... 7-20 7.4.5. Rekapitulasi Kebutuhan Air ... 7-21 7.5. Alternatif Rencana Pengembangan ... 7-28 7.5.1. Sistem Pelayanan Ibukota Kabupaten Salak ... 7-28 7.5.1.1. Sistem Zona 1 (Kawasan Pemerintahan) ... 7-28 7.5.1.2. Sistem Zona 2 ... 7-30 7.5.2. Sistem IKK Sibande ... 7-31 7.5.3. Sistem IKK Sibagindar ... 7-32 7.5.4. Sistem IKK Kecupak ... 7-33 7.5.5. Sistem IKK Ulumerah ... 7-34 7.5.6. Sistem IKK Tinada ... 7-34 7.6. Sistem IKK Sukaramai ... 7-35 7.7. Penurunan Tingkat Kebocoran ... 7-36 7.7.1. Penurunan Kebocoran Teknis ... 7-36 7.7.2. Penurunan Kebocoran Non Teknis ... 7-36 7.8. Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi ... 7-36 7.8.1. Potensi Pencemaran Air Baku ... 7-37 7.8.2. Rekomendasi Pengamanan Sumber Air Baku. ... 7-37

BAB 8 RENCANA INVESTASI DAN PENDANAAN

8.1. Kebutuhan Investasi, Sumber Dan Pola Pendanaan ... 8-1 8.2. Kebutuhan Investasi ... 8-1 8.2.1. Pengembangan SPAM Ibukota Kabupaten Salak ... 8-2 8.2.2. Pengembangan SPAM IKK Sibande ... 8-3 8.2.3. Pengembangan SPAM IKK Sibagindar... 8-3 8.2.4. Pengembangan SPAM IKK Kecupak ... 8-4 8.2.5. Pengembangan SPAM IKK Ulumerah ... 8-5 8.2.6. Pengembangan SPAM IKK Tinada ... 8-6 8.2.7. Pengembangan SPAM IKK Sukaramai... 8-6 8.3. Sumber Dan Pola Pendanaan ... 8-7 8.3.1. Sistem Ibukota Kabupaten Salak ... 8-11 8.3.2. Sistem IKK Sibande ... 8-12 8.3.3. Sistem IKK Sibagindar ... 8-13 8.3.4. Sistem IKK Kecupak ... 8-14 8.3.5. Sistem IKK Ulumerah ... 8-15 8.3.6. Sistem IKK Tinada ... 8-16 8.3.7. Sistem IKK Sukaramai ... 8-17 8.4. Dasar Dan Asumsi Keuangan ... 8-18 8.5. Analisis Kelayakan Keuangan ... 8-19

BAB 9 PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

9.1. Lembaga Penyelenggara ... 9-1 9.2. Organisasi ... 9-1 9.2.1. Bentuk Badan Pengelola ... 9-1 9.2.2. Struktur Organisasi ... 9-1

(7)

9.4.1. Penyiapan prasarana dan sarana kantor. ... 9-7 9.4.2. Kualitas sumberdaya manusia ... 9-7 9.4.3. Dukungan keuangan ... 9-7 9.5. Rencana penguatan spam perdesaan ... 9-8

LAMPIRAN

Lampiran-1 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Sistem Ibukota Kabupaten Salak

Tahun 2015 - 2034 ... L-1 Lampiran-2 Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Stellu Tali Urang Jehe 2015 -

2034 ... L-2 Lampiran-3 Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Pagindar 2015 - 2034 ... L-3 Lampiran-4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Pagetteng Getteng Sengkut 2015

- 2034 ... L-4 Lampiran-5 Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Stellu Tali Urang Julu 2015 -

2034 ... L-5 Lampiran-6 Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Tinada 2015 - 2034 ... L-6 Lampiran-7 Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Sukaramai 2015 - 2034 ... L-7 Lampiran-8 Hasil Lab Pengujian Sumber Air Baku ... L-8 Lampiran-9 Kerangka Acuan Kerja ... L-16

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Luas Wilayah Dan Jumlah Desa Kabupaten Pakpak Bharat dirinci

Menurut Kecamatan ... 2-3 Tabel 2.2. Kemiringan Lereng di Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-5 Tabel 2.3. Sebaran Mata Air di Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-17 Tabel 2.4. Data Karakteristik Sungai Di Kabupaten PakPak Bharat ... 2-20 Tabel 2.5. Data Debit Sungai Sungai Di Kabupaten PakPak Bharat ... 2-21 Tabel 2.6. Daerah Irigasi Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-23 Tabel 2.7. Nama dan Jenis Bangunan Pasar di Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-24 Tabel 2.8. Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten

Pakpak Bharat ... 2-27 Tabel 2.9. Jumlah Keluarga Penerima Beras Miskin Menurut Kecamatan di

Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-27 Tabel 2.10. Banyaknya Rumah Ibadah Menurut Kecamatan di Pakpak Bharat ... 2-28 Tabel 2.11. Panjang Jalan Aspal Kabupaten Menurut Kecamatan dan Kondisi di

Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-28 Tabel 2.12. Nama dan jumlah perusahaan Angkutan Umum yang Melayani Trayek

Antar Kota (dalam Satu Propinsi) di Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-29 Tabel 2.13. Jumlah pelanggan Listrik di Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-30 Tabel 2.14. Jumlah sambungan telpon di kabupaten Pakpak Bharat ... 2-30 Tabel 2.15. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Juta

Rupiah) ... 2-32 Tabel 2.16. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2013 (Juta

Rupiah) ... 2-32 Tabel 2.17. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2013 (Persen) ... 2-33 Tabel 2.18. Laju Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013

(Persen) ... 2-33 Tabel 2.19. Laju Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

2010-2013 (Persen) ... 2-34 Tabel 2.20. Penggunaan Lahan di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2011 ... 2-40 Tabel 2.21. Rencana Sistem Kota di Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-40 Tabel 2.22. Sebaran Mata Air di Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-48 Tabel 2.23. Kawasan Lindung Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2012-2032 ... 2-49 Tabel 2.24. Laju Perubahan Tata Guna dan Fungsi Lahan ... 2-50 Tabel 2.25. Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2013 ... 2-50 Tabel 2.26. Perhitungan Anggaran dan Realisasi Pendapatan ... 2-53 Tabel 2.27. Perhitungan Anggaran dan Realisasi Belanja ... 2-53 Tabel 3.1. Jumlah unit pelayanan di Kabupaten Pakpak Bharat ... 3-3 Tabel 3.2. Lokasi Sambungan rumah di IKK Salak ... 3-4 Tabel 3.3. SPAM Perdesaan Kecamatan Salak ... 3-11 Tabel 3.4. SPAM Perdesaan Kecamatan Siempat Rube ... 3-12 Tabel 3.5. SPAM Perdesaan Kecamatan Siempat Rube ... 3-12 Tabel 3.6. SPAM Perdesaan Kecamatan Kerajaan ... 3-13

(9)

Tabel 3.9. SPAM Perdesaan Kecamatan PGGS ... 3-14 Tabel 3.10. SPAM Perdesaan Kecamatan PGGS ... 3-14 Tabel 4.1. Tingkat konsumsi/pemakaian air rumah tangga sesuai kategori kota ... 4-2 Tabel 4.2. Kriteria Pipa Transmisi ... 4-10 Tabel 4.3. Besar Debit dan Jumlah Pompa ... 4-11 Tabel 4.4. Ketentuan Teknis Pipa Transmisi ... 4-11 Tabel 4.6. Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi ... 4-15 Tabel 4.7. Kriteria Pipa Distribusi ... 4-17 Tabel 4.8. Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan jaringan Pipa Distribusi ... 4-19 Tabel 4.9. Diameter Pipa Distribusi ... 4-19 Tabel 4.10. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih Tahun

2012-2032 ... 4-26 Tabel 5.1. Rencana Sistem perkotaan di Kabupaten Pakpak Bharat ... 5-2 Tabel 5.2. Rencana Sistem Perdesaan di Kabupaten Pakpak Bharat ... 5-3 Tabel 5.3. Jumlah penduduk daerah pelayanan wilayah perkotaan Salak... 5-5 Tabel 5.4. Jumlah penduduk daerah pelayanan Kecamatan Sibande (Kec. STTU

Jehe) ... 5-7 Tabel 5.5. Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Kecamatan Sibagindar ... 5-9 Tabel 5.6. Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Kecamatan Kecupak, Kec.

Pergetteng-getteng Sengkut (PGGS) ... 5-11 Tabel 5.7. Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Kecamatan Ulu Merah, Kec.

STTU Julu ... 5-13 Tabel 5.8. Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Kecamatan Tinada, Kec.Tinada ... 5-15 Tabel 5.9. Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Kecamatan Sukaramai,

Kec.Kerajaan ... 5-17 Tabel 5.10. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk di Wilayah Pelayanan ... 5-20 Tabel 5.11. Nilai Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi ... 5-24 Tabel 5.12. Proyeksi Penduduk Wilayah Pelayanan Berdasarkan Sistem... 5-25 Tabel 5.13. Proyeksi Penduduk Wilayah Pelayanan Per-Desa ... 5-25 Tabel 5.14. Konsumsi Pemakaian air Kabupaten Pakpak Bharat ... 5-26 Tabel 5.15. Proyeksi Kebutuhan Air Sistem Ibukota Kabupaten Salak ... 5-28 Tabel 5.16. Proyeksi Kebutuhan Air IKK STTU Jehe ... 5-28 Tabel 5.17. Proyeksi Kebutuhan Air IKK Pangindar ... 5-29 Tabel 5.18. Proyeksi Kebutuhan Air IKK PGGS ... 5-30 Tabel 5.19. Proyeksi Kebutuhan Air IKK STTU Julu ... 5-31 Tabel 5.20. Proyeksi Kebutuhan Air IKK Tinada... 5-32 Tabel 5.21. Proyeksi Kebutuhan Air IKK Sukaramai ... 5-33 Tabel 6.1. Karakteristik Sungai Potensial Sebagai Sumber Air baku di Kabupaten

Pakpak Bharat. (Peta Lokasi Pengamatan lihat Gambar-6.2.) ... 6-3 Tabel 6.2. Tabel 6.2. Potensi Mata Air Kabupaten Pakpk Bharat ... 6-7 Tabel 6.3. Potensi Dan Indikasi Pemanfaatan Air Baku Sungai Di Wilayah

Kabupaten Pakpak Bharat ... 6-12 Tabel 6.4. Sumber Air baku Untuk SPAM Ibu Kota Kabupaten Salak ... 6-16 Tabel 6.5. Hasil Pengujian Sumber Air Lae Angkat ... 6-17 Tabel 6.6. Hasil Pengujian Sumber Air Lae Kombih ... 6-18 Tabel 6.7. Sumber Air baku Untuk SPAM Ibu Kota Kecamatan STTU Jehe

(Sibande)... 6-22 Tabel 6.8. Sumber Air baku Untuk SPAM Ibu Kota Kecamatan Pagindar ... 6-24 Tabel 6.9. Hasil Pengujian Sumber Air Baku Lae Tembaga ... 6-25 Tabel 6.10. Sumber Air baku Untuk SPAM Ibu Kota Kecamatan Pagindar ... 6-28 Tabel 6.11. Hasil Pengujian Sumber Air Baku Lae Simtutung ... 6-28

(10)

Tabel 6.12. Sumber Air baku Untuk SPAM Ibu Kota Kecamatan Sitellu Tali Urang

Julu ... 6-32 Tabel 6.13. Sumber Air baku Untuk SPAM Ibu Kota Kecamatan Tinada ... 6-35 Tabel 6.14. Sumber Air baku Untuk SPAM Ibu Kota Kecamatan Sukaramai ... 6-38 Tabel 7.1. Rencana Sistem Kota di Kabupaten Pakpak Bharat ... 7-5 Tabel 7.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2012-2032 ... 7-9 Tabel 7.3. Rencana wilayah pelayanan sistem perpipaan ... 7-11 Tabel 7.4. Klasifikasi pelanggan PDAM Kabupaten Pakpak Bharat ... 7-19 Tabel 7.5. Kebutuhan air domestik Kabupaten Pakpak Bharat ... 7-19 Tabel 7.6. kebutuhan air non domestik di Kabupaten Pakpak Bharat ... 7-20 Tabel 7.7. kehilangan air yang terjadi di Kabupaten Pakpak Bharat ... 7-21 Tabel 7.8. Rekapitulasi Kebutuhan Air Kabupaten Pakpak Bharat ... 7-21 Tabel 7.9. Rekapitulasi Kebutuhan Air Ibukota Kabupaten Salak ... 7-22 Tabel 7.10. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Sibande ... 7-23 Tabel 7.11. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Sibagindar ... 7-24 Tabel 7.12. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Kecupak ... 7-25 Tabel 7.13. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Ulumerah ... 7-26 Tabel 7.14. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Tinada ... 7-26 Tabel 7.15. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Sukaramai ... 7-27 Tabel 8.1. Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM ... 8-2 Tabel 8.2. Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM Ibukota Kabupaten Salak ... 8-2 Tabel 8.3. Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM Ibukota Kecamatan

Sibande ... 8-3 Tabel 8.4. Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM Ibukota Kecamatan

Sibagindar ... 8-4 Tabel 8.5. Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM Ibukota Kecamatan

Kecupak ... 8-5 Tabel 8.6. Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM Ibukota Kecamatan

Ulumerah... 8-5 Tabel 8.7. Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM Ibukota Kecamatan

Tinada ... 8-6 Tabel 8.8. Kebutuhan Investasi SPAM Ibukota Kecamatan Sukaramai ... 8-7 Tabel 8.9. Prasyarat Pendanaan APBN ... 8-9 Tabel 8.10. Kegiatan Pengembangan SPAM di Kabupaten Pakpak Bharat ... 8-10 Tabel 8.11. Pola Pembiayaan Sistem Ibukota Kabupaten Salak ... 8-11 Tabel 8.12. Pola Pembiayaan Sistem Ibukota Kecamatan Sibande ... 8-12 Tabel 8.13. Pola Pembiayaan Sistem Ibukota Kecamatan Sibagindar ... 8-13 Tabel 8.14. Pola Pembiayaan Sistem Ibukota Kecamatan Kecupak ... 8-14 Tabel 8.15. Pola Pembiayaan Sistem Ibukota Kecamatan Ulumerah ... 8-15 Tabel 8.16. Pola Pembiayaan Sistem Ibukota Kecamatan Tinada ... 8-16 Tabel 8.17. Pola Pembiayaan Sistem Ibukota Kecamatan Sukaramai ... 8-17 Tabel 9.1. Status Pegawai UPT. ... 9-2 Tabel 9.2. Proyeksi Jumlah Pegawai UPT ... 9-3

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-1 Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-3 Gambar 2.3. Peta Pembagian Wilayah Desa Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-4 Gambar 2.4. Peta Topografi Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-6 Gambar 2.5. Visualisasi Bentuk Morfologi dan Topografi di sekitar Kota Salak dan

Bukit Raja dilihat dari arah utara ke selatan. ... 2-7 Gambar 2.6. Visualisasi Bentuk Morfologi dan Topografi di sekitar Kota Salak

dilihat dari selatan ke utara. ... 2-7 Gambar 2.7. Rata rata curah hujan tahunan di Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-8 Gambar 2.8. Peta Geologi Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-10 Gambar 2.9. Blok Diagram Geologi Disekitar Kecamtan Pangindar, kecamatan

Salak dan Siempat Rube (Sumber Analisa Konsultan2014)... 2-11 Gambar 2.10. Konsepsi Cekungan Air Tanah. ... 2-13 Gambar 2.11. Peta Cekungan Air tanah Kabupaten Pakpak Bharat. ... 2-14 Gambar 2.12. Peta Hidrogeologi Kabupaten Pakpak Bharat. ... 2-16 Gambar 2.13. Model Pemunculan mata air akibat pemacungan topografi atau

akibat adanya rekahan /patahan ... 2-17 Gambar 2.14. Peta Wilayah Sungai Provinsi Sumatera Utara ... 2-18 Gambar 2.15. Peta Pembagian DAS Di Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-19 Gambar 2.16. Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Sementara Kabupaten

Pakpak Bharat ... 2-22 Gambar 2.17. Grafik Jumlah Murid dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan ... 2-26 Gambar 2.18. Grafik Mata penceharian penduduk Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-34 Gambar 2.19. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-43 Gambar 2.20. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-47 Gambar 2.21. Rencana Pola Ruang Kabupaten Pakpak Bharat ... 2-49 Gambar 3.1. Skematika Sistem Jaringan Air Minum IKK Salak ... 3-5 Gambar 3.2. Peta Pelayanan Jaringan Air Minum IKK Salak ... 3-6 Gambar 3.3. Peta Pelayanan Jaringan Air Minum IKK Kecupak ... 3-8 Gambar 3.4. Peta Pelayanan Jaringan Air Minum IKK Tinada ... 3-9 Gambar 3.5. Peta Pelayanan Jaringan Air Minum IKK Sukaramai... 3-10 Gambar 3.6. Struktur Organisasi UPTD-JAB Kabupaten Pakpak Bharat ... 3-15 Gambar 5.1. Rencana Daerah Pelayanan Sistem Ibukota Kabupaten Salak ... 5-6 Gambar 5.2. Rencana Daerah Pelayanan Sistem Ibukota Kecamatan Sibande ... 5-8 Gambar 5.3. Rencana Daerah Pelayanan Sistem Ibukota Kecamatan Sibagindar

(Kec. Pagindar) ... 5-10 Gambar 5.4. Rencana Daerah Pelayanan Sistem Ibukota Kecamatan Kecupak,

Kec. Pergetteng-getteng Sengkut (PGGS) ... 5-12 Gambar 5.5. Rencana Daerah Pelayanan Sistem Ibukota Kecamatan Ulu Merah,

Kec. STTU Julu ... 5-14 Gambar 5.6. Rencana Daerah Pelayanan Sistem Ibukota Kecamatan Tinada ... 5-16 Gambar 5.7. Rencana Daerah Pelayanan Ibukota nKecamatan Sukaramai,

Kec.Kerajaan ... 5-18 Gambar 5.8. Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Kab. Pakpak Bharat ... 5-19 Gambar 6.1. Konsepsi/Pendekatan Analisa Ketersediaan Sumber Air Untuk

Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum ... 6-2 Gambar 6.2. Peta Sumber Air Sungai Untuk Sumber Air Baku SPAM Kabupaten

Pakpak Bharat ... 6-4 Gambar 6.3. Peta Zonasi Potensi Air Tanah Kab. Pakpak Bharat ... 6-6 Gambar 6.4. Peta Sumber Air Sungai Untuk Sumber Air Baku SPAM Kecamatan

(12)

Gambar 6.5. Blok Diagram Lokasi Usulan Lokasi Rencana Intake Air Baku Untuk

Spam Kota Salak ... 6-20 Gambar 6.6. Blok Diagram Intake Eksisting dan Lokasi Usulan Rencana Intake Air

Baku Untuk SPAM Salak dan Profil Topografi dari Lokasi Intake ke

Daerah Layanan ... 6-21 Gambar 6.7. Peta Sumber Air Sungai Untuk Sumber Air Baku SPAM Kecamatan

Sitelu Tali Urang Jehe ... 6-23 Gambar 6.8. Blok Diagram Sumber Air Baku dan Profil Topografi dari Lokasi

Intake ke Daerah Layanan IKK STTU Jehe ... 6-24 Gambar 6.9. Peta Sumber Air Sungai Untuk Sumber Air Baku SPAM Kecamatan

Sibagindar ... 6-26 Gambar 6.10. Blok Diagram Lokasi dan Lokasi Usulan Rencana Intake Air Baku

Untuk SPAM IKK Pangindar dan Profil Topografi dari Sumber Air

Baku ke Daerah Layanan ... 6-27 Gambar 6.11. Peta Sumber Air Sungai Untuk Sumber Air Baku SPAM Kecamatan

Pargetteng-geteng Sangkut ... 6-30 Gambar 6.12. Blok Diagram Sumber Air Sungai Untuk Sumber Air Baku SPAM

Kecamatan Pargetteng-Geteng Sangkut... 6-31 Gambar 7.1. Kebutuhan Air Sistem Perpipaan Kabupaten Pakpak Bharat ... 7-22 Gambar 7.2. Kebutuhan Air Sistem Ibukota Kabupaten Salak ... 7-23 Gambar 7.3. Kebutuhan Air Sistem IKK Sibande ... 7-23 Gambar 7.4. Kebutuhan Air Sistem IKK Sibagindar ... 7-24 Gambar 7.5. Kebutuhan Air Sistem IKK Kecupak ... 7-25 Gambar 7.6. Kebutuhan Air IKK Ulumerah ... 7-26 Gambar 7.7. Kebutuhan Air IKK Tinada ... 7-27 Gambar 7.8. Kebutuhan Air IKK Sukaramai ... 7-27 Gambar 7.9. Gambar skematika Alternatif 1 SPAM IKK Salak ... 7-29 Gambar 7.10. Gambar skematika Alternatif 2 SPAM IKK Salak ... 7-29 Gambar 7.11. Gambar skematika Alternatif 1 SPAM IKK Salak ... 7-30 Gambar 7.12. Gambar skematika Alternatif 1 SPAM IKK Salak ... 7-31 Gambar 7.13. Skematika Sistem Penyediaan Air minum IKK Sibande ... 7-31 Gambar 7.14. Skematika SPAM IKK Sibande Alternatif -1 ... 7-32 Gambar 7.15. Skematika SPAM IKK Sibande Alternatif -2 ... 7-33 Gambar 7.16. Skematika SPAM IKK Kecupak ... 7-33 Gambar 7.17. Skematika SPAM IKK Ulumerah ... 7-34 Gambar 7.18. Skematika SPAM IKK Tinada ... 7-35 Gambar 7.19. Skematika SPAM IKK Sukaramai ... 7-35 Gambar 8.1. Skema Pembiayaan Untuk SPAM Umum ... 8-7 Gambar 8.2. Skema Pembiayaan Untuk SPAM IKK ... 8-8 Gambar 8.3. Skema Pembiayaan Untuk SPAM Pedesaan ... 8-8 Gambar 8.4. Proporsi Pembiayaan SPAM Kabupaten Pakpak Bharat ... 8-10 Gambar 8.5. Pola Pembiayaan Sistem Salak ... 8-11 Gambar 8.6. Pola Pembiayaan Sistem IKK Sibande ... 8-12 Gambar 8.7. Pola Pembiayaan Sistem IKK Sibagindar ... 8-13 Gambar 8.8. Pola Pembiayaan Sistem IKK Kecupak ... 8-14 Gambar 8.9. Pola Pembiayaan Sistem IKK Ulumerah ... 8-15 Gambar 8.10. Pola Pembiayaan Sistem IKK Tinada ... 8-16 Gambar 8.11. Pola Pembiayaan Sistem IKK Sukaramai ... 8-17 Gambar 9.1. Struktur Organisasi Pengelola SPAM ... 9-2 Gambar 9.2. Status Pegawai UPT ... 9-2 Gambar 9.3. Proyeksi Jumlah Pegawai UPT ... 9-3 Gambar 9.4. Proses Perencanaan SPAM Perdesaan ... 9-9

(13)

BAB 1

Pendahuluan

1.1.

LATAR BELAKANG

Penyediaan air minum merupakan bagian vital seiring dengan perkembangan jumlah penduduk sebagai kebutuhan dasar guna meningkatkan derajat kesehatan manusia, disamping sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, maka kebutuhan air minum juga akan semakin meningkat. Namun, peningkatan kebutuhan air minum tersebut tidak diiringi dengan ketersediaan air baku yang memadai. Keterbatasan air baku baik air permukaan maupun air tanah diantaranya diakibatkan oleh karena pembangunan dan perubahan tata guna lahan yang kurang mempertimbangkan kelestarian ekosistem di sekitarnya. Hal ini semakin diperburuk dengan perubahan iklim global dengan meningkatnya suhu bumi dan semakin panjangnya musim kemarau di Indonesia.

Sistem penyediaan kebutuhan air minum merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah seperti yang diatur dalam beberapa ketentuan dan kebijaksanaan mulai dari Undang-undang No. 7 Tahun 2004, PP No.16 Tahun 2005, RPJM Nasional tahun 2009 – 2014, RPJM Kementerian Pekerjaan Umum, sampai Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.

Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, penyelenggaraan pelayanan Kabupaten/Kota kepada masyarakat dilaksanakan dalam berbagai bidang, termasuk diantaranya adalah pelayanan air minum. Namun demikian, pemerintah pusat bertanggung jawab untuk turut menjamin penyelenggaraan pelayanan air minum yang berkualitas, sehingga dapat dicapai tujuan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagaimana disebutkan dalam undang-undang (UU) No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yaitu (i) terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau, (ii) tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan, serta (iii)

(14)

Namun dalam kenyataannya, penyediaan air minum bukanlah tugas yang mudah. Kabupaten Pakpak Bharatpada saat ini mengalami kondisi krisis pelayanan air minum bagi masyarakat terutama pada kualitas dan kuantitas. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kegiatan ekonomi penduduk dan pembangunan fisik yang berakibat timbulnya tekanan pada lingkungan yang dapat menimbulkan degradasi sumber daya air dan timbulnya berbagai masalah seperti terjadi kekeringan serta timbulnya berbagai penyakit dan gangguan kesehatan akibat pencemaran badan air yang juga semakin diperburuk oleh kondisi sanitasi yang tidak sehat. Hal ini menyebabkan penyediaan air minum memerlukan perhatian khusus dan strateg i yang berkelanjutan yang bersifat multisektoral.

Mengingat penting dan strategisnya pemenuhan kebutuhan air minum ini, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Pakpak Bharat dengan mempedomani Undang-undang (UU) No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air serta Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), pada pasal 78 ayat (1) dan (2) yaitu: ”Penyelenggaraan SPAM yang berada di kota selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum memiliki rencana induk sistem penyediaan air minum yang terpadu dengan pembuangan air limbah dan sistem pengelolaan persampahan wajib melengkapinya dalam jangka waktu paling lambat 1 Januari 2010” dan Pasal 26, 27 dan 30. Oleh karena itu, dalam hal ini untuk memperoleh potensi-potensi sumber air yang dapat dijadikan sebagai air bersih atau air minum baik air permukaan, air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air maka diperlukan perencanaan dasar dan pedoman yang selanjutnya disusun dalam Rencana Induk (master plan) Sistem Penyediaan Air Minum.

Disamping itu Rencana Induk SPAM ini juga dimaksudkan untuk mencapai target pelayanan sesuai dengan kesepakatan PBB Millenium Development Goals sebagai suatu kesepakatan gloobal yang ditandatangai oleh 189 negara (termasuk Indonesia) pada September 2000 yang tertuang dalam MDGs 2015 (Millennium Development Goals) untuk menjamin hak -hak dasar manusia. MDGs berisikan 8 (delapan) sasaran, 18 (delapan belas) target dan 48 (empat puluh delapan) indikator. Salah satu sasaran (sasaran ke -7) dan target ke-10 adalah dalam bidang peningkatan akses air minum dan sanitasi. Dimana target yang ingin dicapai bahwa pada tahun 2015 adalah proporsi penduduk yang tidak memiliki akses air minum yang aman dan fasilitas

(15)

dibandingkan dengan kondisi tahun saat ini. Sehubungan dengan itu maka pada tahun anggaran 2014 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pakpak Bharatmenyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Pakpak Bharat.

1.2.

OTORISASI PEKERJAAN

Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Bharat. Pelaksanaan kegiatan Konsultan berkantor pusat di Jakarta dan melakukan Survey di daerah perencanaan yaitu Kabupaten Pakpak Bhratat.

Kegiatan ini dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) No. 01.02/PPK/SPMK/RISPAM/2014 , tanggal 13 juni s/d 9 November 2014. Sebagai Pihak Pertama yang bertindak sebagai Pemberi Tugas dan Pemilik Proyek (Pekerjaan) adalah Satuan Kerja (SatKer) Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Pakpak Bharat, yang berkantor di Komplek Perkantoran Panorama Indah Sindeka Kabupaten Pakpak Bharat.

Sebagai Pihak Kedua yang bertindak sebagai Penerima Tugas dan yang melaksanakan pekerjaan adalah PT. Dua Ribu Satu Pangripta, bergerak dalam bidang penyedia jasa konsultan Sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah Kerangka Acuan Kerja (KAK) dari pekerjaan ini, yang dikeluarkan oleh Pihak Kesatu dan telah disetujui/disepakati oleh Pihak Kedua.

1.3.

MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1. Maksud

Penyusunan Rencana Induk SPAM dimaksudkan untuk merencanakan pengembangan SPAM secara umum, baik sistem dengan jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan serta menjadi pedoman bagi penyelenggara dan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam pengembangan SPAM pada masa yang akan datang dengan rincian antara lain :

1. Memperoleh data dan informasi mengenai kebutuhan air masyarakat dan keberadaan sumber air di wilayah studi.

2. Mengetahui potensi sumber air baku bagi penyediaan air minum yang bersumber dari air permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam serta mata air di wilayah studi.

(16)

3. Menyiapkan perencanaan penyediaan dan pemanfaatan air baku.

4. Menyiapkan Kelembagaan Pengelolaan Air Minum Tingkat Kabupaten Pakpak Bharat.

5. Menyiapkan Aturan dan Peraturan yang diperlukan dalam rangka perlindungan sumber air untuk jangka panjang.

6. Menganalisis dan memproyeksikan kebutuhan investasi dalam penyediaan sarana air minum.

1.3.2. Tujuan

Sedangkan tujuan pekerjaan Penyusunan Master Plan Air Minum ini adalah: 1. Tersedianya pedoman bagi pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan dalam pemanfaatan sumber air baku dan pengembangan air minum.

2. Terpenuhinya kebutuhan air minum dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air minum bagi masyarakat sepanjang tahun.

1.4.

SASARAN

Sasaran kegiatan ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang upaya penyusunan master plan air minum yang dapat mengelola sumberdaya air secara terpadu, efisien dan berkelanjutan (suistanable) yang dapat memenuhi kebutuhan air untuk kegiatan manusia. Oleh karena itu sasarannya meliputi :

1. Tersedianya data dan informasi kebutuhan air minum bagi masyarakat. 2. Tersedianya data sumber-sumber air baku yang bisa dimanfaatkan untuk

pemenuhan kebutuhan air minum yang bersumber dari air per mukaan, air tanah dangkal dan air tanah serta mata air.

3. Tersusunnya rencana pengelolaan air minum bagi masyarakat.

4. Tersusunnya rencana anggaran investasi dalam penyediaan sarana air minum.

(17)

1.5.

RUANG LINGKUP KEGIATAN DAN PEKERJAAN

1.5.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup lokasi pekerjaan Penyusunan Master Plan Air Minum ini adalah di seluruh wilayah administratif Kabupaten Pakpak Bharat Propinsi Sumatera Utara.

1.5.2. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan Penyusunan Master Plan Air Minum adalah sebagai berikut :

1. Melakukan evaluasi kondisi wilayah studi dan arah pengembangan kota 2. Melakukan evaluasi terhadap permasalahan penyediaan air minum di

wilayah studi

3. Melakukan kajian kebutuhan air minum bagai masyarakat untuk proyeksi 20 (dua puluh) tahun ke depan berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk karena merupakan dasar perencanaan penentuan biaya investasi.

4. Melakukan kajian sosial ekonomi terkait dengan minat berlangganan air minum dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlangsungan sistem penyediaan air minum yang akan dikembangkan.

5. Melakukan kajian dan pemetaan terhadap sumber-sumber air baku potensial baik dari air permukaan, air tanah dangkal, air tanah dalam serta mata air.

6. Menyusun konsep pengembangan sistem penyediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan air minum, ketersediaan air baku, kondisi geografis dan arahan pengembangan wilayah.

7. Menganalisis dan mengusulkan alternatif sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pengembangan sistem penyediaan air minum.

8. Menyusun kebutuhan investasi dan pola pendanaan pengembangan sistem penyediaan air minum.

9. Melakukan analisis kebutuhan kelembagaan dan sumber daya manusia dari sistem penyediaan air minum yang akan dikembangkan.

(18)

1.6.

KELUARAN

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten Pakpak Bharat yang siap ditindaklanjuti oleh Penyelenggara SPAM Pemerintah Kabupaten untuk menjadi dokumen Legal Pemerintah Kabupaten mengenai Rencana Induk Pengembangan SPAM

1.7.

JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan waktu pelaksanaan selama 5 (lima) bulan kalender dalam tahun Anggaran 2014.

1.8.

SISTEMATIKA LAPORAN

Sistematika Konsep Laporan Akhir ini disusun terdiri dari berbagai BAB diantaranya, sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang dilaksanakannya kegiatan, otorisasi, maksud dan tujuan, ruang lingkup kegiatan dan keluaran yang diharapkan serta susunan penulisan laporan Pendahuluan.

BAB II Gambaran Umum Wilayah Perencanaan

Bagian ini menguraikan tentang gambaran umum kondisi wilayah perencanaan, yaitu gambaran kondisi fisik dasar, sarana dan prasarana, sosial ekonomi, ruang dan lahan, kependudukan dan keuangan daerah Kabupaten Pakpak Bharat

BAB III Kondisi SPAM Eksisting

Bagian ini menguraikan kondisi PDAM Eksisting yang mencakup aspek teknis, aspek non teknis dan permasalahan PDAM.

BAB IV Standar dan Kriteria Perencanaan

Dalam bab ini menyajikan berbagi kriteria desain spam sebagai dasar acuan untuk perencanaan dan ketentuan didalam mendesaian suatu perencanaan SPAM yang mengacu kepada Kepmen PU dari Kementerian Pekerjaan Umum Ditjen Cipta Karya.

BAB V Proyeksi Kebutuhan Air

Menguraian analisa kebutuhan air berdasarkan rencana pemanfaatan ruang, rencana daerah pelayanan dan proyeksi jumlah penduduk.

(19)

BAB VI Potensi Sumber Air Baku

Menguraian potensi dan alternatif sumber air baku yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.

BAB VII Rencana Pengembangan SPAM

Menguraian konsep rencana pengembangan SPAM berdasarkan kebijakan tata ruang, rencana sistem pelayanan, rencana sistem pengembangan SPAM berdasarkan kebutuhan air dan potensi sumber air baku.

BAB VIII Rencana Investasi Dan Pendanaan

Menguraikan prakiraan kebutuhan investasi, sumber dan pola pembiayaan dari setiap sistem.

BAB IX Pengembangan Kelembagaan

Menguraian konsep rencana pengembangan kelembagaan sesuai rencana pengembangan SPAM

(20)

BAB 2

Gambaran Umum Wilayah

Perencanaan

2.1.

KONDISI FISIK

2.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang dengan propinsi Aceh Nangroe Darulsalam (Gambar-2.1)

Kabupaten ini berada pada wilayah dataran tinggi di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Pakpak Bharat berjarak kurang lebih 175 km dari kota Medan. Pakpak Bharat merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Dairi yang berada di sebelah utara Pakpak Bharat.

(21)

Secara geografis Kabupaten Pakpak Bharat terletak di Pantai Barat Sumatera yaitu 2015’00” – 3032’00” Lintang Utara serta 9800’00” – 98031’00” Bujur Timur. Kabupaten Pakpak Bharat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: yang dibatasi oleh:

 Utara Kabupaten Dairi (Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Lae Parira, dan Sidikalang)

 Selatan Kabupaten Humbang Hasundutan (Kecamatan Tarabintang) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Kecamatan Manduamas)

 Barat Provinsi Aceh (Kabupaten Aceh Singkil)

 Timur Kabupaten Dairi (Kecamatan Parbuluan), Kabupaten Samosir (Kecamatan Harian) dan Kabupaten Humbang Hasundutan (Kecamatan Parlilitan)

Luas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,3 km2 atau 121.830 hektar, terdiri dari 8 kecamatan yaitu :

1) Kecamatan Salak ibu kota Salak.

Terdiri dari 6 Desa, yaitu: 1. Desa Salak I, 2. Desa Salak II,3. Desa Boangmanalu, 4. Desa Penanggalan Mbinanga Boang, 5. Desa Kuta Tinggi, 6. Desa Sibongkaras. 2) Kecamatan Kerajaan ibu kota Sukaramai. Memiliki 10 Desa, yaitu: 1. Desa

Sukaramai, 2. Desa Kuta Dame, 3. Desa Kuta Meriah, 4. Desa Kuta Saga, 5. Desa Majanggut I, 6. Desa Majanggut II, 7. Desa Pardomuan, 8. Desa Perpulungen, 9. Desa Surung Mersada, 10. Desa Perduhapen

3) Kecamatan Tinada ibu kota Tinada, terdiri dari 6 Desa, yaitu: 1. Desa Tinada, 2. Desa Prongil, 3. Desa Silima Kuta, 4. Desa Mahala, 5. Desa Kuta Babo, 6. Desa Buluh Tellang

4) Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (STTU Jehe). Terdiri dari 10 Desa, yaitu: 1. Desa Tanjung Meriah, 2. Desa Tanjung Mulia, 3. Desa Kaban Tengah, 4. Desa Perolihen, 5. Desa Bandar Baru, 6. Desa Maholida, 7. Desa Simbruna, 8. Desa Malum, 9. Desa Mbinalum, 10. Desa Perjaga,

5) Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu (STTU Julu) ibu kota Rumerah. Terdiri dari 5 Desa, yaitu: 1. Desa Rumerah, 2. Desa Silima Kuta, 3. Desa Pardomuan, 4. Desa Cikaok, 5. Desa Lae Langge Namuseng

6) Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut ibu kota Kecupak. Terdiri dari 4 Desa, yaitu: 1. Desa Kecupak I, 2. Desa Kecupak II, 3 .Desa Aornakan, 4. Desa Aornakan II, 5. Desa Simerpara

7) Kecamatan Siempat Rube ibu kota Jambu Rea. Terdiri dari 6 Desa, yaitu: 1. Desa Siempat Rube I, 2. Desa Siempat Rube II, 3. Desa Siempat Rube IV, 4. Desa Mungkur, 5. Desa Kuta Jungak, 6. Desa Traju

8) Kecamatan Pagindar ibu kota Sibagindar. Terdiri dari 4 Desa, yaitu: 1. Desa Sibagindar, 2. Desa Napatalun Perlambuken, 3. Desa Lae Mbentar, 4. Desa Pagindar,

(22)

Peta adimistratif Kabupaten Pakpak Bharat dan Peta Pembagian Wilayah Desa diperlihatkan pada Gambar-2.2. dan Gambar-2.3. serta luas wilayah perkecamatan disajikan pada Tabel-2.1.

Tabel 2.1. Luas Wilayah Dan Jumlah Desa Kabupaten Pakpak Bharat dirinci Menurut Kecamatan No Kecamatan Jumlah Desa Luas Wilayah (Km2) 1 Salak 6 245,57 2 Sitelu Tali Urang Jehe 10 4736,2 3 Pagindar 4 75,45 4 Sitelu Tali Urang Julu 5 53,02 5 Pargetteng-getteng Jenggut 5 66,64 6 Kerajaan 10 147,61 7 Tinada 6 74,03 8 Siempat Rube 6 82,36

JUMLAH 52 1.218,3

(23)

Gambar 2.3. Peta Pembagian Wilayah Desa Kabupaten Pakpak Bharat 2.1.2. Topografi Dan Morfologi

Gambaran kondisi topografi kabupaen Pakpak Bharat didasarkan pada Peta Rupa Bumi Bakosurtanal skala 1: 50.000, citra satelit dari google earth serta peta kemiringan lereng Kabupaten Pakpak Bharat- RTRW Kabupten Pakpak Bharat 2012-2033.

Secara topografis Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu wilayah Pantai Barat Sumatera Utara, berada pada bentang lahan yang didominasi oleh keadaan berbukit hingga bergunung. Kelerengan di daerah ini umumnya miring/ berbukit hingga sangat curam, sehingga penggunaan lahan di kawasan ini didominasi oleh kawasan hutan lindung, hutan produksi terbatas bahkan hutan suaka alam.

Secara morfologi daerah perencanaan dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi, yaitu :

 Morfologi Dataran,

 Morfologi Dataran Bergelombang,

 Morfologi Perbukitan bergelombang,

 Morfologi Perbukitan terjal.

1) Morfologi Dataran

(24)

umumnya merupakan dataran tinggi. Kemiringan lereng 0 - 5%, Terletak pada kisaran ketinggian 865 - 880 m serta kisaran 325 - 340 m.

Wilayah yang memiliki daerah dataran relatif paling luas umumnya dijumpai disekitar Kecamtan Sitellu Tali Urang Jehe, yaitu seluas 3.829 Ha atau sekitar 8,08 % dari seluruh luas total kecamatan. Sedangkan wilayah kecamatan yang paling rendah mempunyai wilayah dataran terdapat di Kecamatan Salak, yaitu hanya sekitar 1,56% (743 Ha) dari luas seluruh kecamatan.

Daerah dataran dijumpai pula pada sebagian wilayah kecamatan Tinada bagian barat kecamatan Siempat Rube dan bagian timur serta sebagian kecamatan Pagettenggetteng sengkut.

2) Morfologi Dataran Bergelombang

Sesuai dengan namanya satuan ini merupakan daerah berlereng pada kaki pegunungan perbukitan . Kemiringan Lereng 5- 8%, umumnya terletak pada kisaran ketinggian 300 - 400 m; 600 - 700 m. Wilayah dataran bergelombang menempati luas wilayah sekitar 5 % dari seluruh Kabupaten.

3) Morfologi Perbukitan Bergelombang

Merupakan wilayah perbukitan relatif landai.Umumnya terletak pada lereng perbukitan Kemiringan Lereng 8 - 40%, Terletak pada berbagai variasi ketinggian. Wilayah perbukitan bergelombang terutama dijumpai di kecamatan Kecamtan Sitellu Tali Urang Jehe.

4) Morfologi Perbukitan Terjal

Merupakan wilayah perbukitan terjal dengan kemiringan lereng > 40 %. Penyebaran wilayah perbukitan hampir merata diseluruh wilayah Kabupaten, mencapai luas 67,0 % dari total luas Kabupaten. Terletak pada berbagai variasi ketinggian 700 - 1480 m. Puncak perbukitan dan pegunungan dibagian timur kabupaten terletak pada kelevasi relatif lebih tinggi dibandingkan perbukitan pada bagian barat.

Puncak perbukitan tertinggi antara lain; Dolok Sibolangit + 1340 m, Dolok Batu Bulan + 1456 m, Dolok Raja +1208 m , Dolok Nampoltak + 1267 m, Dolok Sirangggas +1367 m. Peta Topografi Kabupaten Pakpak Bharat serta visualisasi bentuk morfolologi diperlihatkan pada Gambar-2.4. dan diperlihatkan pada Gambar-2. 5.

Tabel 2.2. Kemiringan Lereng di Kabupaten Pakpak Bharat No Kemiringan Lereng Luas (Ha) Persentase (%)

1 0 – 5% 5.981,853 4,91 2 5 – 8 % 3.752,364 3,08 3 8 – 40 % 30.469,683 25,1 4 >40 % 81.626,1 67,0

Jumlah 121.830

(25)
(26)

Gambar 2.5. Visualisasi Bentuk Morfologi dan Topografi di sekitar Kota Salak dan Bukit Raja dilihat dari arah utara ke selatan.

Gambar 2.6. Visualisasi Bentuk Morfologi dan Topografi di sekitar Kota Salak dilihat dari selatan ke utara.

(27)

2.1.3. Klimatologi

Faktor iklim Kabupaten Pakpak Bharat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besarmerupakan perbukitan yang terletak pada elevasi sekitar +700 hingga +1500 m diatas permukaan laut.

Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat tergolong daerah tropis basah dengan curah hujan rata-rata 311 mm/tahun, suhu rata-rata 28⁰C.

Musim kemarau berlangsung antara bulan Juli sampai Desember, dengan curah hujan terkecil terjadi pada bulan Desember. Musim Penghujan terjadi pada bulan Januari hingga Juni, dengan Curah hujan tertinggi pada bulan Juni. Distribusi rata rata curah hujan diperlihatkan pada Gambar 2.7

Karena terletak dekat garis Khatulistiwa, kabupaten Pakpak Bharat tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Dengan ketinggian antara 700-1500 m diatas permukaan laut dengan kondisi geografis berbukit-bukit.

Persebaran curah hujan di Kabupaten Pakpak Bharat dapat dilihat pada Gambar-2.7.

Gambar 2.7. Rata rata curah hujan tahunan di Kabupaten Pakpak Bharat

(sumber :Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka 2014)

2.1.4. Geologi

Disamping faktor topografi dan klimatologi keberadaan sumber air pada suatu wilayah juga dipengaruhi oleh faktor kondisi geologi.

Informasi kondisi geologi wilayah kabupaten Pakpak Bharat diperoleh berdasarkan kajian Peta Geologi Regional lembar Sidikalang yang dipublikasikan oleh Dt Aldis et al, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi ESDM, 1983. (Lihat Gambar-2.8 Peta Geologi

440 436 876 596 435 1031 28 60 88 114 42 0 0 200 400 600 800 1000 1200

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES

Rata-Rata Curah Hujan Kabupaten Pakpak Bharat

(2012-2013)

(28)

Kabupaten Pakpak Bharat). Blok diagram geologi penampang geologi diperlihatkan pada gambar-2.9.

Secara garis besar kondisi geologi wilayah Kabupaten Pakpak Bharat umumnya didominasi oleh endapan vulkanik Formasi Toba.

Urutan batuan dari lapisan termuda ke tertua adalah sbb: a. Aluvial (Qa)

Merupakan endapan sungai, berukuran lempung pasir hingga bongkah, yang terbentuk dari hasil erosi batuan metamorfosa dan endapan vulkanik. . Umumnya tersebar pada daerah sepanjang aliran Sungai Le Kombih, Lae Ordi, dan Lae Gundur serta anak anak sungainya.

b. Formasi Toba (Qvt)

Formasi ini didominasi oleh tufa riodasit yang sebagian telah terelaskan, Berwarna abu abu pucat dengan matriks gelas; kristal kwarsa, biotit, sanidin, hornblenda dan palgioklas. Formasi ini merupakan hasil aktifitas vulkanik Gunung Toba. Hasil letusan berupa abu vulkanik jatuh dan terendapkan pada sebagian wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.

c. Formasi Sibolga (Tlsb)

Formasi ini terdiri dari 4 satuan batuan, yaitu batupasir, batu lanau , batu lumpur dan konglomerat. Berdsarkan jenis litologi yang umumnya berbutir halus dapat diambil kesimpulan bahwa formasi ini diendapan pada lingkungan laut dalam yang mengalami pengangkatan. Adanya lapisan konglomerat kemungkinan berasal dari hasil letusan gunung Toba yang kemungkinan menutupi lapisan batuan ini. Formasi ini berumur Ologosen Akhir.

d. Formasi Kluet (Puk)

Merupakan batuan tertua berumur Paleogen yang tersingkap di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat. Formasi ini dibentuk oleh batupasir metakwarsa, metaklake, batusabak dan juga filit. Formasi ini diperkirakan awalnya merupakan batu lempung yang mengalami proses metamorfosa hingga membentuk batu sabak dan filit.

(29)
(30)

Gambar 2.9. Blok Diagram Geologi Disekitar Kecamtan Pangindar, kecamatan Salak dan Siempat Rube (Sumber Analisa Konsultan2014)

2.1.5. Struktur Geologi

Secara regional daerah penyelidikan terletak pada jalur Sistem Sesar Sumatera (SFS), yang melintang arah baratlaut-tenggara sepanjang 1650 km ( Katili dan Hehuwat, 1967) mulai dari P. Weh di Aceh sampai Teluk Semangko di Lampung. Umur sesar ini berbeda-beda mulai dari Kapur sampai Paleogen. Sistem sesar ini tersusun oleh paling tidak 18 segmen sesar (Tjia, 1970) dan masih aktif, sebagai akibat pergerakan ini di sepanjang jalur sesar ini terdapat banyak struktur-struktur depresi (graben) terutama di daerah pertemuan antar segmen sesar, sebagai akibat komponen gaya tarikan (extention), termasuk diantaranya adalah zone depresi Tarutung.

Berdasarkan peta Geologi Lembar Sidikalang, struktur yang berkembang berupa perlipatan dan pergeseran. Subu lipatan umumnya berarah barat laut – tenggara dan hampir utara – selatan. Persesaran normal dan naik umumnya mempunyai bentangan barat laut -

(31)

tenggara dan hampir utara – selatan, sedangkan sesar mendatar umumnya berarah timur laut- barat daya dan barat – timur.

Kegiatan tektonik pada daerah ini diperkirakan berlangsung sejak zaman Trias yang mengakibatkan terlipat dan terkoyaknya batuan dari formasi Klue (Puk). Pada Plio- Pliosen terjadi susut laut yang disertai dengan kegiatan vulkanik bersamaan dengan pengendaoan formasi Tufa Toba (Qvt).

2.1.6. Hidrogeologi

A. Analisis Potensi Air Tanah

Airtanah merupakan sumber daya alam yang ketersediaannya baik kuantitas (jumlah) maupun kualitas (mutu) sangat tergantung pada kondisi lingkungan, dimana proses pengimbuhan pengaliran dan pelepasan airtanah tersebut berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan airtanah (groundwater basin). Oleh karena itu dapat dimengerti apabila landasan kebijakan dalam pengelolaan airtanah berbasis pada cekungan airtanah, sebagaimana telah ditetapkan di dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Pasal 12 ayat (2). Oleh karena itu, cekungan airtanah tidak dibatasi oleh batas-batas administrasi suatu daerah. Artinya cekungan airtanah dapat berada dalam lintas batas kabupaten/kota, lintas batas provinsi atau bahkan lintas batas negara.

Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 1 angka 1, cekungan air tanah diartikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadianhidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.

Dengan demikian, setiap cekungan air tanah memiliki ciri-ciri hidrogeologis tersendiri, yangsecara hidraulik dapat berhubungan dengan cekungan air tanah lainnya atau bahkan tidak samasekali.

Batas cekungan air tanah dilakukan dengan menggunakan tipe-tipe batas yang didasarkan pada sifat hidraulik sebagai berikut.

1) Batas tanpa aliran (zero-flow/noflow boundaries); pada batas tersebut tidak terjadi aliran air tanah atau besarnya aliran air tanah tidak berarti jika dibandingkan dengan aliran pada akuifer utama. Contoh tipe batas ini adalah kontak secara lateral maupun vertikal antara akuifer dengan batuan yang secara nisbi bersifat kedap air. Termasuk tipe batas ini adalah batas pemisah air tanah (groundwater divide), yakni batas yang memisahkan dua aliran air tanah dengan arah berlawanan. (lihat gambar-3.6)

2) Batas muka air permukaan (head-controlled boundaries); apabila diketahui tekanan hidrauliknya yang dapat bersifat tetap atau berubah terhadap waktu. Tipe batas tersebut dapat ditentukan sebagai batas lateral cekungan apabila sistem akuifer utama pada cekungan itu bersifat tidak tertekan (unconfined aquifer system).

(32)

3) Batas aliran air tanah (flow-controlled boundaries); apabila pada batas tersebut volume airtanah per satuan waktu yang masuk atau keluar cekungan air tanah berasal dari atau menujuke lapisan batuan yang tidak diketahui tekanan hidrauliknya dan keterusannya.

4) Batas muka air tanah bebas (free surface boundary); apabila pada batas tersebut tekanannya sama dengan tekanan udara luar.

Gambar 2.10. Konsepsi Cekungan Air Tanah.

Secara vertikal, cekungan air tanah dibatasi di bagian bawahnya oleh lapisan batuan yang secara nisbi bersifat kedap air dan di bagian atasnya oleh muka air tanah bebas dan/atau muka air permukaan (sungai, danau, rawa, waduk).

Dikarenakan batas cekungan, secara geologi ditempati batuan kedap (impermeable) yang kemampuan meresapkan air (hujan) sangat kecil, sehingga wilayah cekungan air tanah dapat di indetifikasi sebagai kawasan rawan air (tanah).

Secara vertikal, cekungan air tanah dibatasi di bagian bawahnya oleh lapisan batuan yang secara nisbi bersifat kedap air dan di bagian atasnya oleh muka air tanah bebas dan/atau muka air permukaan (sungai, danau, rawa, waduk).

(33)

Gambar 2.11. Peta Cekungan Air tanah Kabupaten Pakpak Bharat.

Berdasarkan peta Cekungan Air Tanah Lembar IV Sumatera (Pusat Lingkungan Geologi- Badan Geologi Kementrian ESDM 2008) , Hanya sebagian kecil wilayah Kabupaten Pakpak Bharat terletak dalam Wilayah Cekungan Air Tanah, yaitu : “Cekungan air Tanah Sidikalang” (lihat Gambar 2.10).

Yang termasuk Wilayah Cekungan Air Tanah Sidikalang di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat meliputi Kecamatan Siempet Rube, Sitelu Tali Urang Julu, Kerajaan, serta sebagian kecil Kecamatan Salak.

Pada wilayah bukan cekungan air tanah, keterdapatan air tanah hanya dijumpai secara terbatas pada zona pelapukan batuan impermeabel atau pada lembah perbukitan dimana terdapat akumulasi tanah pelapukan dan endapan hasil erosi yang bersifat porous.

(34)

Informasi kondisi hidrogeologi kabupaten Pakpak Bharat sangat terbatas, dan hanya diperoleh berdasarkan Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar Sumatra dengan Skala 1.000.000, sehingga sulit untuk dijadikan acuan. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran kondisi hidrogeologi Kabupaten Pakpak Bharat Konsultan menyusun peta hidrogeologi Kabupaten Pakpak Bharat berdasarkab hasil analisa kompilasi data survai dengan peta Geologi dan Peta Cekungan Air Tanah (Geologi Tata Lingkungan –ESDM -Soetrisno-1985) seperti dapat dilihat pada Gambar-2.11).

Sistem akuifer di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga wilyah), yaitu:

1. Wilayah air tanah dengan akuifer melalui celahan dan ruang antar butir; 2. Wilayah air tanah dengan akuifer melalui celahan, rekahan dan saluran; dan 3. Wilayah air tanah dengan akuifer berproduktivitas rendah dan airtanah langka. Uraian masing-masing wilayah air tanah seperti berikut di bawah ini:

1) Wilayah air tanah dengan akuifer melalui celahan dan ruang antar butir

Wilayah air tanah ini umumnya menempati daerah dataran, atau kaki perbukitan yang secara geologi ditempati endapan aluvial dan sedimen tufa toba. Meliputi akuifer berproduktivitas sedang dan akuifer setempat. Akuifer setempat, mempunyai keterusan akuifer beragam, muka air tanah dalam dan pemunculan mata air dengan debit kecil.

2) Wilayah air tanah dengan akuifer melalui celahan, rekahan dan saluran

Wilayah air tanah ini umumnya terdapat di daerah kaki perbukitan yang ditempati pelapukan formasi tufa toba, berupa akuifer yang pengalirannya terbatas melalui zona celahan atau rekahan pada batuan tufa yang berongga dan mempunyai hubungan antara satu rongga dan lainnya. Akuifer setempat produktif, mempunyai aliran air tanah yang terbatas melalui celahan, rekahan atau saluran pelarutan, muka air tanah umumnya dalam dan debit mata air kebanyakan kecil.

3) Wilayah air tanah dengan akuifer berproduktivitas rendah dan airtanah langka.

Wilayah air tanah ini umumnya merupakan daerah yang dibentuk oleh batuan metamorf dan tufa toba pada daerah perbukitan. Pada batuan formasi tufa toba masih dapat diharapkan yaitu berupa akuifer setempat berarti tetapi umumnya mempunyai produktivitas rendah, sedangkan daerah langka atau tak berarti terdapat pada batuan metamorf. Daerah air tanah langka sangat umumnya terdapat pada sedimen Tersier.

(35)
(36)

Mata air adalah air tanah yang muncul kepermukaan tanah secara alami. Pemunculan mata air secara alami tersebut dapat diakibatkan karena pemancungan topografi ataupun akibat adanya rekahan/atau patahan.

Berdasarkan pengamatan dilapangan umumnya mata air yang terdapat di kabupaten Pakpak Bharat muncul kepermukaan kemungkinan diakibatkan adanya patahan. Hal ini sesuai dengan fenomena di lapangan bahwa penyebaran mata air identik dengan indikasi jalur patahan.

Gambar 2.13. Model Pemunculan mata air akibat pemacungan topografi atau akibat adanya rekahan /patahan

Tabel 2.3. Sebaran Mata Air di Kabupaten Pakpak Bharat

No. Kecamatan Lokasi Mata Air

1. Salak Desa Salak I, Desa Bongmanalu, Desa Kutatinggi, Desa Sibongkaras

2. Sitellu Tali Urang Jehe Desa Malum, Desa Bandarbaru, Desa Kaban Tengah, Desa Mbinalun

3. Pagindar Desa Pagindar, Desa Lae Mbentar, Desa Napatalun Perlambuken

4. Sitellu Tali Urang Julu Desa Lae Langge Namuseng, Desa Ulumerah, Desa Pardomuan,

5. Pergetteng-getteng Sengkut

Desa Kecupak I, Desa Kecupak II, Desa Simerpara, Desa Aornakan II

6. Kerajaan

Desa Sukaramai, Desa Perpulungen, Desa Kuta Dame, Desa Surung Mersada, Desa Kuta Meriah, Desa

Majanggut II

7. Tinada Desa Mahala, Desa Prongil, Desa Kutababo, Desa Silima Kuta

8. Siempat Rube Desa Kuta Jungak, Desa Mungkur, Desa Siempat Rube 4

(37)

2.1.7. Air Permukaan

Secara hidrografi Kabupaten Pakpak Bharat merupakan bagian dari Wilayah Sungai Alas Singkil. WS alas Singkil secara administrasi melintasi 2 wilayah propinsi yaitu Propinsi Sumatera utara (Termasuk Kabupaten Pakpak Bharat) serta Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Sungai Utama yang mengalir di wilayah Pakpak Bharat secara garis besar terbagi kedalam 3 daerah aliran sungai , yaitu : DAS Lae Kombih, DAS Lae Ordi, dan DAS Lae Gundur . Sungai sungai tersebut bermuara ke Sungai Singkil di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. .

Gambar-2.14. Peta Wilayah Alas Singkil

(38)
(39)

Tabel 2.4. Data Karakteristik Sungai Di Kabupaten PakPak Bharat

(40)

Tabel 2.5. Data Debit Sungai Sungai Di Kabupaten PakPak Bharat

Sumber: RTRW Kabupaten Pakpak Bharat 2011 - 2031.

2.2. SARANA DAN PRASARANA

2.2.1. Air Limbah

Kondisi eksisting pengolahan air limbah setempat di Kabupaten Pakpak Bharat, terutama untuk grey water (non WC) yang dihasilkan oleh penduduk langsung dibuang ke saluran drainase kota atau lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan untuk air limbah berupa black water (WC) pada umumnya dilakukan secara individual dengan menggunakan fasilitas pengolahan tangki septic atau cubluk.

Pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Pakpak Bharat berupa pengelolaan Limbah Domestic On-Site System yaitu pengelolaan sanitasi setempat yang dikelola didalam lahan milik pribadi dengan teknologi, misalnya septic tank. Tetapi sering dijumpai

(41)

Kawasan Pusat Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya sudah menggunakan jamban (WC) siram maupun non siram yang disalurkan ke septic tank sebagai tempat pengelolaan akhir. Tetapi tidak sedikit dijumpai pembuangan ditempat lain seperti ke drainase, lubang galian, kolam, dll.

2.2.2. Persampahan

Menurut Laporan Penyelenggaraan pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun anggaran 2012, Hasil kegiatan dalam penanganan urusan lingkungan hidup di Kabupaten Pakpak Bharat antara lain adalah peningkatan penanganan sampah yang mencapai 71,43 % dari tahun 2012 dan pada tahun 2013 tertangani 94%, Kendatipun volume sampah yang ditangani bertambah menjadi 1.728 m³ dibanding pada tahun 2012 yang mencapai 3.774 m³. Hal ini juga karena adanya pertambahan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) pada tahun 2012 sebanyak 1.664 m³ per satuan penduduk.

Pada saat ini Kabupaten Pakpak Bharat untuk Tempat Pembuangan Akhir berada di Kecamatan Kerajaan, dan pada usulan mereka mengenai lokasi TPA dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berada pada kawasan lindung, sehingga harus dilakukan studi kelayakan untuk memilih lokasi TPA berdasarkan Zona Layak TPA.

Dikabupaten Pakpak Bharat sendiri Dinas yang menangani mengenai sampah adalah Dinas Perhubungan Pariwisata Pertamanan dan Kebersihan (Dishubparmansih) melalui bidangnya Pertamanan dan kebersihan.

Gambar 2.16. Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Sementara Kabupaten Pakpak Bharat

(42)

2.2.3. Drainase

Rencana pengembangan drainase di Kabupaten Pakpak Bharat diarahkan sebagai berikut :

 Pengendalian terhadap besarnya aliran permukaan (surface run-off) dengan mengusahakan aliran infiltrasi, perkolasi ke dalam tanah pada musim kemarau diharapkan dapat mencukupi kebutuhan air bersih bagi penduduk dan sekaligus dapat mengendalikan bahaya banjir/genangan dan erosi;

 Menerapkan pembuatan sumur-sumur resapan untuk menyerap air hujan (infiltrasi) terutama pada lahan tanah miring yang berada pada daerah-daerah cekungan atau bagian hulu aliran air;

 Pembangunan saluran drainase dengan menggunakan tipe-tipe saluran yang mudah dalam pembersihannya atau pengangkatan kotoran;

 Normalisasi sungai-sungai dan pengamanan bantarannya;

 Rehabilitasi dan peningkatan saluran-saluran yang ada;

 Perluasan jaringan saluran drainase bagi daerah-daerah yang belum mempunyai drainase mikro;

 Penambahan jaringan saluran drainase baik terbuka maupun tertutup yang terpadu dengan sistem utilitas lainnya seiring dengan perkembangan kawasan terbangun;

 Pengembangan/peningkatan saluran drainase tertutup untuk pemukiman-pemukiman padat;

2.2.4. Irigasi

Jaringan Irigasi adalah saluran dan bangunan utama (beserta bangunan pelengkapnya) yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi.

Daerah Irigasi di Kabupaten Pakpak Bharat tersebar hampir di seluruh kecamatan di kabupaten Pakpak Bharat, dengan total panjang 376,35 Km dan Luas 8.924 Ha. Hanya satu kecamatan yang tidak terdapat daerah irigasi yaitu kecamatan Pagindar.

Tabel 2.6. Daerah Irigasi Kabupaten Pakpak Bharat

No Kecamatan Daerah Irigasi Panjang (Km) Luas

1. Salak 8,00 28,20 755,00 2. Sitellu Tali Urang Jehe 12,00 49,60 1 195,00 3. Pagindar - - - 4. Sitellu Tali Urang Julu 10,00 79,20 2 081,00

(43)

No Kecamatan Daerah Irigasi Panjang (Km) Luas

7. Tinada 10,00 45,50 885,00 8. Siempat Rube 12,00 54,25 1 313,00 Jumlah/7bta/ 83,00 376,35 8 924,00

Sumber: Kabupaten Pakpak Dalam Angka 2014

2.2.5. Sarana Perekonomian

Sarana dan prasarana ekonomi merupakan piranti bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat, baik untuk kegiatan dasar/ primer, pengolahan/sekunder, maupun jasa atau tersier. Bentuk pengelolaan atau pemilikan, dikelola/dimiliki secara perorangan/individual, kelompok/lembaga baik secara formal tercatat di lembaga terkait, maupun non formal atau tidak terdaftar.

Bentuk dari prasarana dan sarana ekonomi terdiri dari:

a. Pasar, berupa pasar tradisional dengan kegiatan harian dan mingguan/pekan, dan dengan komoditas campuran atau komoditas khusus ( ikan dan sayur-mayur ). b. Pertokoan ( grosir dan eceran ) dan pasar modern/ pasar swalayan

c. Perbankan ( Bank Pemerintah, Bank Pemerintah provinsi, dan Bank Swasta ) d. Koperasi ( KUD, dan unit-unit kerja/usaha )

Penyebaran sarana dan prasarana ekonomi di kawasan Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7. Nama dan Jenis Bangunan Pasar di Kabupaten Pakpak Bharat

No.

Nama Pasar

Luas

(m2)

Jenis Bangunan

Total

Balerong Kios Stand Kantor

MCK

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

1

Salak

15 138,50

22

32 34 1 1 90

2

Sukarame 8 000 12 8 14 1 1 36

3

Sibande 6 750 12 3 5 1 1 22

4

Singgabur 3 000 13 4 40 1 1 59

5

Nanjombal 6 000 5 3 9 - 1 18

6

Bandar Baru 10 000 4 - 10 - 1 15

7

Kecupak 4 226 2 - - - - 2 Jumlah/ Total 53.114,50 70 50 112 4 6 242

(44)

2.2.6. Sarana Sosial dan Kesehatan A. Pendidikan

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2013, terdapat 41 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan 5 Taman Kanak-kanak.

Kabupaten Pakpak Bharat memiliki 58 Sekolah Dasar, 27 Sekolah Menengah Pertama, dan 6 Sekolah Menengah Atas. Dibanding dengan tahun lalu, bertambah 1 Sekolah Menengah Pertama.

Sedangkan sekolah yang berada dibawah naungan Kementerian Agama pada tahun 2013 terdapat 11 Madrasah Ibtidiyah, 4 Madrasah Tsanawiyah, dan 1 Madrasah Alliyah.

Jumlah guru keseluruhan untuk tingkat pendidikan dasar sebanyak 592 guru (menurun 3,27 % dari tahun sebelumnya yaitu 612 guru) dan 7.408 murid (meningkat 2,45 % dari tahun sebelumnya 7.231 murid) sehingga diperoleh rasio murid terhadap guru pada jenjang ini sebesar 12,51. Rasio ini lebih besar dari tahun 2012 sebesar 11,82. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe merupakan kecamatan yang memiliki rasio terbesar (15,58) dan terkecil adalah Kecamatan Kerajaan (8,17).

Jika dilihat dari Standard Nasional rasio diseluruh tingkatan (Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas) yang sangat kecil sangat baik dalam rangka peningkatan kualitas belajar mengajar. Kecilnya angka rasio ini mencerminkan waktu yang cukup banyak bagi seorang guru dalam tatap muka dengan murid secara face toface.

Sementara itu, jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ada 27 sekolah yang terdiri dari 25 SMP negeri dan 2 SMP swasta serta 4 MTs negeri dan swasta dengan jumlah guru dan murid seluruhnya masing-masing 323 guru dan banyaknya murid 3.288 murid, sehingga diperoleh rasio guru terhadap murid sebesar 10,18.

Pada tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah Atas ada sebanyak 7 sekolah yang terdiri dari 6 SMA negeri dan 1 MA swasta dengan jumlah guru dan murid seluruhnya masing-masing 187 guru dan 2.426 murid, serta rasio guru terhadap murid sebesar 12,97. Rasio jumlah murid terhadap jumlah sekolah untuk sekolah tingkat dasar sebesar 107 orang. Rata-rata murid per Sekolah pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebesar 106 orang. Sedangkan rata-rata murid per sekolah pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas adalah sebesar 347 orang.

Dengan melihat rasio penggunaan sekolah oleh murid dan rata-rata murid per guru, seharusnya kualitas pendidikan di Kabupaten Pakpak Bharat sudah jauh di atas rata-rata.

(45)

menyebabkan terjadi kelebihan jumlah guru di kecamatan tertentu padahal di kecamatan lain kekurangan.

Sumber : Pakpak Bharat Dalam Angka, 2014

Gambar 2.17. Grafik Jumlah Murid dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan B. Kesehatan

Pembangunan kesehatan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan daerah. Salah satu kebijaksanaan dasar pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Di Kabupaten Pakpak Bharat terdapat satu Rumah Sakit Umum, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Terdapat 8 buah Puskesmas di 8 Kecamatan, 25 buah Puskesmas Pembantu, 89 buah Posyandu dan 53 buah Polindes.

Di Kabupaten Pakpak Bharat terdapat 29 orang dokter yang terdiri dari 20 orang dokter umum, 7 orang dokter gigi, dan 2 orang dokter spesialis. Selain itu terdapat 127 orang bidan, 127 orang perawat, dan 15 orang perawat gigi.

Jumlah kunjungan masyarakat ke rumah sakit umum daerah Salak pada tahun 2013 menurun dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 5.675 kunjungan pada tahun 2012 menjadi 4.957 kunjungan pada tahun 2013.

Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit DISPEPSIA merupakan jenis penyakit pasien terbanyak yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah Salak. DISPEPSIA lebih dikenal masyarakat awan sebagai penyakit maag. DISPEPSIA merupakan kumpulan keluhan klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit, rasa penuh dan panas di perut bagian atas yang menetap, atau keluhan rasa nyeri dan panas pada ulu hati.

Gambar

Tabel 2.1.  Luas Wilayah Dan Jumlah Desa Kabupaten Pakpak Bharat dirinci Menurut  Kecamatan  No  Kecamatan  Jumlah  Desa  Luas  Wilayah  (Km 2 )  1  Salak  6  245,57
Gambar 2.3. Peta Pembagian Wilayah Desa Kabupaten Pakpak Bharat  2.1.2.  Topografi Dan Morfologi
Gambar 2.6.  Visualisasi Bentuk Morfologi dan  Topografi di sekitar  Kota Salak dilihat dari selatan  ke utara
Gambar 2.7.  Rata rata curah hujan tahunan di Kabupaten Pakpak Bharat  (sumber :Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Desy Masraudha : Sistem Informasi Kepegawaian Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asahan Menggunakan Visual Basic 6.0, 2008.. USU Repository

Memperlihatkan Dokumen Kualifikasi asli atau rekaman (fotocopy) Dokumen Kualifikasi yang telah dilegalisir oleh penerbit Dokumen sesuai isian pada sistem SPSE Kabupaten

Sistem informasi berbasis komputer dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut, sehingga dibuatlah sistem administrasi usulan pengaspalan jalan di Dinas

Software untuk aplikasi M-Bonk telah dibuat dengan baik, namun masih diperlukan adanya perbaikan dalam aplikasi tersebut mengingat terdapat laporan yang datang

Sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh Dinas Pekerjaan. Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Karo dan sejauh

Rencana Kerja yang disingkat Renja mempunyai fungsi penting dalam sistem perencanaan daerah, Renja sebagai penjabaran Renstra OPD untuk jangka waktu 1 (satu)

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Jembatan Nama Jembatan Coordinat di : Lokasi Jembatan Tanggal Pemeriksaan Lebar Trotoar (m) Tinggi Ruang Bebas Nomor Kepala Jembatan atau Pilar.. PEMERINTAH KOTA