• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2022"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1312

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas

Utara Tahun 2022

Factors Correlated with the Low Level of IUD

Contraceptive Usage in Couples of Childbearing Ages in the Working Area of Gunung Tua Public Health Care Center,

North Padang Lawas Regency in 2022

Sada Perarih Tarigan1, Donal Nababan2, Janno Sinaga3, Mindo Tua Siagian4, Frida Lina Br Tarigan5

Direktorat Pascasarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia Korespondensi Penulis: sadaperaritarigan1967@gmail.com

Abstrak

Salah satu strategi pelaksanaan program KB adalah dengan meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang. Penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. IUD merupakan alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan maupun masa aktif fungsi alat kontrasepsi), dalam berbagai bentuk. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain cross sectional untuk menganalisis dinamika hubungan faktor pengetahuan, dukungan keluarga, nilai dan keyakinan serta sikap petugas dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang terdaftar dan terdaftar dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua pada bulan Januari 2022 sebanyak 263 pasangan. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling menggunakan rumus Slovin, 73 responden. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p- value = 0,000), dukungan suami (p-value = 0,000), nilai dan kepercayaan (p-value = 0,000), sikap staf ( p-value =0,002) dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur.

Selanjutnya hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi rendahnya penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur, dimana nilai Exp (B) = 36.619. Diharapkan kepada pemerintah daerah khususnya Puskesmas Gunung Tua dan seluruh tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan dan berperan aktif dalam pelayanan KB IUD dengan menggiatkan posyandu di setiap desa dan mensosialisasikan manfaat KB IUD. Program KB dengan kontrasepsi IUD sehingga target cakupan program KB IUD yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Kata kunci : pengetahuan, dukungan suami, nilai dan kepercayaan, sikap petugas, IUD

(2)

1313 Abstract

One of the strategies for implementing the family planning program is to increase the use of long- term contraceptive methods. The use of long-term contraceptive methods is considered the most effective way to suppress the rate of population growth. The IUD is a modern contraceptive that has been designed in such a way (both in shape, size, material and active period of the contraceptive function), in various forms. This research is an analytic survey using a cross sectional design to analyze the dynamics of the correlation of factors of knowledge, family support, values and beliefs and attitudes of officers with low use of IUD contraception in couples of childbearing age. The population in this study were all registered and registered couples of childbearing age and resided in the working area of the Gunung Tua Health Center in January 2022 as many as 263 couples. The sample in this study was taken by random sampling technique using the Slovin formula, 73 respondents. he results of bivariate analysis with chi-square test showed that there was a relationship between knowledge (p-value = 0.000), husband's support (p- value = 0.000), value and trust (p-value = 0.000), staff attitude (p-value =0.002) with low use of IUD contraception in couples of childbearing age. Furthermore, the results of the multivariate analysis showed that the knowledge factor was the most dominant factor influencing the low use of contraceptives in couples of childbearing age, where the value of Exp (B) = 36,619. It is hoped that the local government, especially the Gunung Tua Health Center and all health workers, will further improve the quality of health services provided and play an active role in IUD family planning services by activating posyandu in every village and socializing the benefits of the KB program with IUD contraception so that the target coverage of the IUD KB program is has been set can be achieved.

Keywords : knowledge, husband's support, value and trust, staff attitude, IUD PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Tingginya angka kelahiran di Indonesia merupakan salah satu penyebab masalah utama dalam kependudukan, angka Total Fertelitity Rate (TFR) di Indonesia dalam 3 periode terakhir pemantauan Survei SDKI masih stagnan di angka 2,6% dengan angka TFR 2,6% Indonesia masih berada di atas TFR negara ASEAN lainnya yaitu 2,4%. Dalam RPJMN 2015-2019, Indonesia mempunyai target menurunkan TFR per perempuan usia produktif dari 2,6% menjadi 2,28%, meningkatkan Contraceptive Prevalence Rate (CPR) dari 61,9% menjadi 66,0% dan menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terlayani (unmet need) dari 11,4% menjadi 9,91% (BKKBN, 2020).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara diketahui, Tahun 2019 dari 6.776 PUS sebanyak 3.492 (53,45%) PUS yang menjadi akseptor KB aktif, dengan jenis alat kontrasepsi paling banyak dipakai adalah kontrasepsi suntik 1.671 akseptor (24,6%), pil sebanyak 782 akseptor (11,5%), implant sebanyak 414 akseptor (6,1%), penggunaan kondom sebanyak 317 akseptor (4,67%), MOW 124 akseptor (1,8%), MOP 8 akseptor (0,11%) dan IUD sebanyak 176 akseptor (4,67%). Pada tahun 2020 dari 7.670 PUS hanya 3.924 yang menjadi akseptor KB aktif dimana sebanyak 1.849 (24,1%) pengguna kontrasepsi suntik, pil sebanyak 845 akseptor (11,%), implant sebanyak 638 akseptor (8,31%),

(3)

1314 penggunaan kondom sebanyak 264 akseptor (3,44%), MOW 128 akseptor (1,66%), MOP 10 akseptor (0,13%) dan IUD sebanyak 190 akseptor (2,47%). Selanjutnya peneliti melakukan tanya jawab langsung terhadap 20 orang di Puskesmas Gunung Tua, diperoleh informasi bahwa alasan yang menyebabkan ibu menghambat penggunaan IUD diantaranya sebanyak 14 orang (70%) mereka merasa malu pada saat pemasangan IUD akibat kurangnya pengetahuan dan informasi sehingga takut memakai IUD, kurang dukungan dari suami, adanya stigma di masyarakat bahwa KB dengan cara memasukkan benda asing kedalam tubuh dilarang oleh agama (haram), dan sikap petugas dalam memberikan pelayanan pemasangan kontrasepsi IUD kurang dalam memberikan penjelasan sehingga menimbulkan keraguan pada PUS untuk menggunakan IUD, sedangkan 6 orang (30%) mengatakan sangat nyaman menggunakan alat kontrasepsi IUD karena mereka tidak perlu mengingat-ingat kapan pemasangan alat kontrasepsi.

Menurut para ahli ada banyak faktor yang mempengaruhi akseptor dalam hal memilih alat kontrasepsi AKDR/IUD ini, salah satunya Green (1980), menyebutkan bahwa perilaku manusia dari tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh 3 faktor yaitu : faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, sosiodemografi), faktor pedukung (sarana dan prasarana) dan faktor pendorong (dukungan keluarga, teman sebaya, tokoh masyarakat, pengambil kebijakan) (Notoatmodjo, 2017).

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa pencapaian program KB masih rendah, khususnya PUS yang menggunakan alat kontrasepsi IUD tidak mengalami peningkatan yang signifikan bahkan relatif menurun sehingga mendorong peneliti untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi IUD pada Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2022”.

METODE

Penelitian bersifat analitik survei dengan menggunakan desain sekat silang (cross sectional), untuk menganalisis dinamika korelasi faktor pengetahuan, dukungan keluarga, nilai dan kepercayaan serta sikap petugas dengan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi IUD pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2022 . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh PUS yang tercatat maupun terdaftar dan bertempat tinggal di di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua bulan Januari Tahun 2022 sebanyak 263 pasangan. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan teknik random sampling menggunakan rumus Slovin sebanyak 73 responden. Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen (kuesioner) penelitian digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur, uji validitas dilakukan dengan rumus Product Moment dari Karl Pearson dinyatakan valid apabila rtabel>361 (pada taraf signifikansi 5%, n=30), selanjutnya dilakukan uji reliabelitas dengan menggunakan rumus cronbach’s alpha dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach’s alpha minimal 0,6. Metode analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan analisis yaitu; analisis univariat, bivariat dan multivariat (Sugiyono, 2018).

(4)

1315 HASIL

Overview of Research Sites

UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua merupakan salah satu puskesmas perawatan yang terletak di jalan Perwira No.5 Kelurahan Pasar Gunug Tua Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara. UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua memiliki 4 (empat) puskesmas pembantu dan 12 Poskesdes.

Dengan Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunung Tua ± 403,5 Km2, yang terdiri 1 (satu) Kelurahan dan 39 desa. Jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 53.998 jiwa terdiri dari 12.229 rumah tangga.

ANALISIS UNIVARIAT

Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022 (n=73)

Berdasarkan Tabel 1. diatas diketahui, bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut, dari 73 responden diketahui, sebanyak 17 orang (23,3%) responden dengan kategori umur <21 Tahun, 39 orang (53,4%) pada kategori umur 21-35 Tahun, dan sebanyak 17 orang (23,3%) pada kategori umur >35 Tahun, selanjutnya responden dengan kategori pendidikan dasar (SD,SMP Sederajat) sebanyak 35 orang (47,9%), pendidikan menengah (SMA Sederajat) sebanyak 24 orang (32,9%), dan responden dengan kategori pendidikan tinggi sebanyak 14 orang (26,0). Responden dengan kategori tidak bekerja/ IRT sebanyak 28 orang (38,4%), bekerja sebagai petani sebanyak 17 orang (23,3%), dan bekerja sebagai wiraswasta/

pegawai swasta 15 orang (20,5%) serta responden yang bekerja sebagai PNS, TNI/ Polri berjumlah 13 orang (17,8%).

No. Karakteristik Responden

Frekuensi

n Persentase (%) Umur

1. <21 Tahun 17 23,3

2. 21-35 Tahun 39 53,4

3. >35 Tahun 17 23,3

Pendidikan

1. Pendidikan Dasar (SD,SMP Sederajat) 35 47,9 2. Pendidikan Menengah (SMA Sederajat) 24 32,9

3. Pendidikan Tinggi (Akademi/ PT) 14 19,2

Pekerjaan

1. Tidak Bekerja/ IRT 28 38,4

2. Petani 17 23,3

3. Wiraswasta/ Pegawai Swasta 15 20,5

4 PNS, TNI/Polri 13 17,8

(5)

1316 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden terhadap Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No. Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 25 34,2

2. Kurang 48 65,8

Jumlah 73 100

Berdasarkan Tabel 2. diatas diketahui, bahwa responden dengan kategori pengetahuan baik berjumlah 25 orang (34,2%) dan sebanyak 48 orang (65.8%) lainnya dengan kategori kurang mengenai program KB.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Responden terhadap Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No. Dukungan Suami Frekuensi Persentase (%)

1. Mendukung 21 28.8

2. Tidak Mendukung 52 71.2

Jumlah 73 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat, bahwa dari 73 responden, yang menyatakan memperoleh dukungan suami untuk ikut serta dalam program KB sebanyak 21 orang (28,8%), sedangkan responden yang tidak mendapatkan dukungan suami menggunakan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua sebanyak 52 orang (71,2%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai dan Kepercayaan dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi Iud Pada Pus di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No Nilai dan Kepercayaan Frekuensi Persentase (%)

1. Mendukung 26 35.6

2. Tidak Mendukung 47 64.4

Jumlah 73 100

Berdasarkan Tabel 3. diatas dapat dilihat, dari 73 responden yang menyatakan bahwa factor nilai dan kepercayaan yang dianut responden mendukung PUS dalam menggunakan alat

(6)

1317 kontrasepsi IUD berjumlah 26 orang (35,6%), dan sebanyak 47 orang (64,4%) lainnya menyatakan bahwa nilai dan kepercayaan yang di anutnya tidak mendukung serta melarang PUS untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap Petugas dalam Pelayanan KB Dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No. Kategori Sikap Petugas Frekuensi Persentase (%)

1. Positif 30 41,1

2. Negatif 43 58,9

Jumlah 73 100

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat, bahwa responden yang menyatakan sikap petugas positif dalam pelayanan KB sebanyak 30 orang (41,1%), dan sebanyak 43 orang (53,9%) yang menyatakan sikap petugas negatif dalam memberikan pelayanan KB.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No. Keikutsertaan PUS ber-KB Frekuensi Persentase (%)

1. Memakai IUD 20 27,4

2. Tidak Memakai IUD 53 72,6

Jumlah 73 100

Berdasarkan tabel 5. diatas dapat dilihat, bahwa responden yang menggunakan alat kontrasepsi IUD berjumlah 20 orang (27,4%), sedangkan responden yang tidak menggunakan IUD sebanyak 53 orang (72,6%).

ANALISIS BIVARIAT

Tabel 6. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No. Pengetahuan

Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Jumlah

p-Value

Memakai T. Memakai

n % n % n %

(7)

1318

1. Baik 14 19,2 11 15,1 25 34,3

0,000

2. Kurang 6 8,2 42 57,5 48 65,7

Jumlah 20 27,4 53 72,6 73 100

Berdasarkan Tabel 6. diatas dapat dilihat, dari 25 responden (34,3%) dengan kategori pengetahuan baik, terdapat 14 orang (19,2%) yang menggunakan alat kontrasepsi IUD, dan sebanyak 11 orang (15,1%) lainnya tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD, selanjutnya dari 48 reponden (65,7%) dengan kategori pengetahuan kurang, yang mana sebanyak 42 orang (57,5%) tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD, serta 6 orang (8,2%) lainnya menggunakan alat kontrasepsi IUD, selanjutnya .dilakukan analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p-

Value = 0,000 (P < α = 0,05), artinya ada hubungan antara faktor pengetahuan dengan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua tahun 2022.

Tabel 7. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Suami Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No. Dukungan Suami

Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD

Jumlah

p-Value

Memakai T.

Memakai

n % n % n %

1. Mendukung 15 20,6 6 8,2 21 28,8

0,000 2. Tidak Mendukung 5 6,8 47 64,4 52 71,2

Jumlah 20 27,4 53 72,6 73 100

Berdasarkan Tabel 7. diatas dapat dilihat, dari 21 responden (28,8%) yang memperoleh dukungan suami dengan pengunaan alat kontrasepsi IUD, terdapat 15 orang (20,6%) mengunakan alat kontrasepsi IUD, dan sebanyak 6 orang (8,2%) lagi tidak mengunakan alat kontrasepsi IUD.

Selanjutnya dari 52 responden (71,2%) yang tidak mendapat dukungan suami untuk mengunakan alat kontrasepsi IUD, sebanyak 47 orang (64,4%) tidak mengunakan alat kontrasepsi IUD, dan 5 orang (6,8%) lainnya, memilih untuk mengunakan alat kontrasepsi IUD. Setelah dilakukan analisa statistik menggunakan uji chi-square, diperoleh p-Value= 0,000 (P<α = 0,05), yang artinya ada hubungan antara faktor dukungan suami dengan rendahnya pengunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022.

(8)

1319 Tabel 8. Tabulasi Silang Hubungan Nilai dan Kepercayaan Dengan Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Pada PUS Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No. Nilai dan Kepercayaan

Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Jumlah

p-Value

Memakai T. Memakai

N % n % n %

1. Mendukung 13 17,8 13 17,8 26 35,6

0,001 2. Tidak Mendukung 7 9,6 40 54,8 47 64,4

Jumlah 20 27,4 53 72,6 73 100

Berdasarkan Tabel 8. diatas dapat dilihat, dari 26 responden (35,6%) menyatakan bahwa nilai dan kepercayaan yang di anut PUS mendukung dalam pengunaan alat kontrasepsi IUD untuk mensejahterakan suami diketahui sebanyak 13 orang (17,8%) memakai IUD, dan tidak memakai IUD sebanyak juga 13 orang (17,8%). Selanjutnya dari 47 responden (64,4%) yang menyatakan nilai dan kepercayaan yang di anut PUS tidak mendukung penggunaan alat kontrasepsi IUD, diantaranya sebanyak 40 orang (54,8%) tidak memakai IUD, dan terdapat 7 orang (9,6%) tetap memilih untuk menggunakan IUD. Sedangkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square, diperoleh nilai p-Value = 0,001 (P < α = 0,05) yang berarti ada hubungan antara faktor nilai dan kepercayaan dengan rendahnya penggunaan alat kontrsepsi IUD pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua.

Tabel 9. Tabulasi Silang Hubungan Sikap Petugas Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Pada PUS Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022

No. Sikap Petugas

Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Jumlah p-

Value

Memakai T. Memakai

N % n % n %

1. Sikap Positif 14 19,2 16 21,9 30 41,1

0,002 2. Sikap Negatif 6 8,2 37 50,7 43 58,9

Jumlah 20 27,4 53 72,6 73 100

Berdasarkan Tabel 9. diatas dapat dilihat, dari 30 responden (41,1%) menyatakan sikap petugas positif memberikan layanan KB, terdapat 14 orang (19,2%) menggunakan alat kontrasepsi IUD, dan sebanyak 16 orang (21,9%) lagi tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Selanjutnya

(9)

1320 dari 43 responden (58,9%) menyatakan bahwa sikap petugas negative dalam memberikan layanan KB, dimana terdapat 37 orang (50,7%) yang tidak menggunakan IUD, dan 6 orang (8,2%) lainnya, tetap memilih untuk memilih menggunakan IUD. Hasil analisis statistik dengan uji chi square, diperoleh PValue=0,002 (P<α = 0,05) artinya ada hubungan dengan rendahnya penggunaan alat kontrsepsi IUD pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022.

Univariate Analysis

Tabel 10 Hasil Uji Regresi Logistik

No. Variabel p-value Exp(B)

1. Pengetahuan 0,004 36,619

2. Dukungan Suami 0,002 31,944

3. Nilai dan Kepercayaan 0,031 11,161

4. Sikap Petugas 0,165 4,464

5. Nilai Konstanta 0,000 0,000

Setelah dilakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda diketahui, bahwa terdapat 4 (empat) variabel yang berpengaruh terhadap rendahnya penggunaan alat kontrasepsi IUD pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022, yaitu variabel pengetahuan, sikap ibu, dukungan suami dan agama dimana nilai p-value keempat faktor tersebut p< α = 0,05. Sedangkan nilai p-value variabel sikap petugas menunjukkan p > α = 0,05, yang berarti bahwa sikap petugas tidak berpengaruh terhadap rendahnya penggunaan alat kontrasepsi IUD pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022.

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD pada PUS Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p-Value = 0,000 (P < α = 0,05), artinya ada hubungan antara faktor pengetahuan PUS dengan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua tahun 2022. Sedangkan hasil analisis menggunakan uji regresi logistik ganda diperoleh nilai signifikansi p=0,004 (p<α=0,05). Artinya faktor pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD pada PUS, dan nilai Exp(B)= 36,619. Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan kategori pengetahuan baik memiliki peluang 36,619 kali lebih besar untuk ikut serta dalam program KB dibanding responden dengan kategori pengetahuan kurang serta menjadi faktor paling dominan memengaruhi penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua tahun 2022.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan diketahui, bahwa mayoritas pengetahuan responden pada kategori kurang, yaitu (65,8%). Hal tersebut dapat dipahami, mengingat mayoritas pendidikan responden pada kategori pendidikan dasar yaitu, sebanyak (47,9%). Pendidikan merupakan suatu kegiatan formal dan non formal sebagai upaya mengembangkan pola pikir,

(10)

1321 kepribadian dan kemampuan seseorang baik di dalam maupun luar sekolah serta pengalaman hidup yang berlangsung seumur hidup.

Menurut Cecep (2018), pengetahuan memegang peranan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan serta berperilaku hidup bersih sehat. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan maupun pengamatan serta informasi yang diterima. Pengetahuan merupakan tahap awal di mana subjek mulai mengenal gagasan dan ide-ide baru serta belajar memahami sesuatu yang berdampak pada perilaku. Faktor pengetahuan akan sangat menentukan kemampuan seseorang dalam mengatasi masalah dalam kehidupannya baik di lingkungan kerja maupun sosial, lebih lanjut Cecep, menyebutkan semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang kesehatan maka orang tersebut akan semakin membutuhkan pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat bagi diri sendiri dan suaminya, individu akan termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan untuk memperoleh informasi maupun layanan kesehatan yang lebih baik.

Hubungan Dukungan Suami dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD pada PUS

Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square, diperoleh p-Value=0,000 (P<α=0,05), yang artinya ada hubungan antara faktor dukungan suami dengan rendahnya pengunaan alat kontrasepsi IUD pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua Tahun 2022. Selanjutnya analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda diperoleh nilai signifikasi p- value=0,002 (p<α=0,05), yang berarti dukungan suami berpengaruh secara signifikan terhadap keikutsertaan PUS, serta diperoleh nilai Exp(B)=31,944, yang berarti responden yang memeroleh dukungan suami memiliki peluang 31,944 kali lebih besar untuk ikut serta menggunakan kontrasepsi IUD dibanding responden yang tidak mendapat dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua tahun 2022.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mendapat dukungan suami untuk ikut serta dalam program KB sebanyak (71,2%). Dukungan suami pada penelitian ini adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai, menyayangi dan melindungi serta memberikan solusi kepada individu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Masro (2020) yang mana hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0.000, (p<α0,005) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan perilaku akseptor KB dan nilai Odds Ratio (OR) sebesar3,09.Artinya responden yang suaminya mendukung perilaku untuk menjadi akseptor KB berpeluang 3,09 kali dibandingkan dengan responden yang tidak mendapat dukungan suami. Menurut Hartanto(2018), salah satu faktor yang memengaruhi keikutsertaan PUS dalam program KB adalah dukungan suami terdekat, yaitu suami. Dukungan suami yang diperoleh responden melalui komunikasi antara suami dan istri dalam pengambilan keputusan keikutsertaan PUS dalam program KB. Tidak adanya dukungan suami dapat berarti seseorang tersebut tidak dapat melanjutkan maupun memutuskan untuk berbuat sesuatu untuk dirinya, seperti dalam

(11)

1322 pengambilan keputusan PUS dalam ber-KB, PUS akan mendiskusikan serta mencari dukungan suami untuk menyakinkan tindakan yang dilakukan benar.

Berdasarkan data dan uraian tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa, dukungan suami merupakan faktor yang sangat memengaruhi terhadap keikutsertaan PUS dalam program KB. Hal ini dikarenakan dorongan ataupun motivasi yang pertama dan paling utama yang dapat meyakinkan serta mengubah perilaku PUS adalah suami khususnya suami sebagai pasangan hidupnya. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi dukungan suami terhadap program KB IUD akan berdampak pada semakin tinggi pula PUS menggunakan alat kontrasepsi IUD dan akan berlaku sebaliknya, apabila suami tidak memberikan dukungannya.

Hubungan Nilai dan Keyakinan dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD pada PUS

Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda diketahui bahwa nilai signifikasi faktor dukungan agama adalah p=0,031 (p<α=0,05), yang berarti faktor nilai dan keyakinan berhubungan secara signifikan rendah penggunaan alat kontrasepsi IUD pada PUS dan nilai Exp(B)=11,161. Perolehan nilai Exp(B) sebagai hasil analisis data yang dilakukan, kemudian diartikan bahwa responden yang menyatakan faktor nilai dan keyakinan yang dianutnya mendukung penggunaan alat kontrasepsi IUD memiliki peluang 11,161 kali lebih besar untuk ikut serta menggunakan IUD dibanding responden yang menyatakan bahwa nilai dan keyakinan yang dianutnya tidak mendukung dan melarang PUS untuk ikut serta dalam menggunakan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa nilai dan keyakianan yang dipercayanya tidak mendukung untuk menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak (64,4%). Hal tersebut disebabkan adanya pendapat negatif yang mengatakan memakai alat kontrasepsi dianggap membunuh bayi serta pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) seperti IUD harus memperlihatkan maupun membuka aurat sehingga agama Islam tidak membolehkan umatnya untuk KB, mengingat mayoritas penduduk memeluk agama Islam (90%).

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahma, diketahui bahwa hasil analisis bivariat diperolehp =0,266 atau p>α=0,005 yang berarti tidak terdapat hubungan antara pengaruh dukungan agama dengan pemilihan kontrasepsi dalam program KB.Hasil penelitian ini diperkuat oleh Radita Kusumaningrum yang menyebutkan bahwa pada dasarnya setiap agama membolehkan setiap umatnya untuk ber-KB dengan alasan-alasan tertentu seperti, menjaga kesehatan ibu, mengatur jarak diantara dua kelahiran, untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak, sehingga tidak terdapat keterkaitan hubungan maupun pengaruh agama terhadap program KB (Radita K, 2019).

Kepercayaan masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Gunung Tua terhadap program pemerintah seperti KB, sangat rendah yang berdampak tidak tercapainya target yang ditetapkan.

Hal tersebut dapat dipahami, mengingat masyarakat masih memegang teguh adat istiadat maupun pituah orang tua dan pandangan agama yang salah terhadap program KB. Misalnya, anak itu titipan

(12)

1323 Tuhan dan itu adalah rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, dengan ber-KB berarti membunuh bayi serta menghalangi kehendak Tuhan sehingga kita harus menerima segala yang menjadi kehendak Tuhan.

Hubungan Sikap Petugas dengan Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD pada PUS Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda diperoleh nilai signifikasi p=0,168 (p>α=0,05), yang berarti sikap petugas tidak berpengaruh secara signifikan dengan rendahnya pengunaan alat kontrasepsi IUD pada PUS, dan nilai Exp(B)=4,464. Artinya responden yang menyatakan sikap petugas positif memiliki peluang 4,464 kali lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi IUD dibanding responden yang menyatakan sikap petugas negatif.di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua tahun 2022.

Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa sikap petugas negatif dalam memberikan pelayanan KB khususnya mengenai kontrasepsi IUD sebanyak (58,9%). Hal ini disebabkan ketidakpuasan PUS terhadap pelayanan yang diberikan petugas, misalnya kemampuan petugas memberikan informasi mengenai pengertian, untung dan rugi serta manfaat penggunaan kontrasepsi IUD masih dianggap kurang, sehingga responden cenderung enggan untuk ikut serta menggunakan kontrasepsi IUD dikarenakan responden tidak percaya bahwa petugas dapat membantu dan menyelesaikan masalah yang sedang dialaminya.

Penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Masro (2020)bahwa mayoritas responden (73,8%) yang tidak menggunakan kontrasepsi IUD menyatakan bahwa sikap petugas negatif dalam memberikan pelayanan. Hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sikap petugas dengan keikutsertaan PUS dalam dalam menggunakan IUD dimana nilai φ=0,640. Hal ini berarti terdapat hubungan kuat antara sikap petugas dengan dengan keikutsertaan PUS dalam menggunakan IUD dan memberikan pengaruh sebesar (64,0%) terhadap dengan keikutsertaan PUS dalam program KB. Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian Putra, yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap petugas kesehatan dengan keikutsertaan PUS dalam ber-KB dimana hasil analisis statistik diperoleh p=0.000 (p< α=0.05), sedangkan nilai OR=7,9 yang artinya responden yang menyatakan sikap petugas kesehatan positif atau mendukung keikutsertaan PUS menjadi akseptor KB berpeluang 7,9 kali besar dibandingkan dengan responden yang sikap petugas kesehatan negatif atau tidak mendukung keikutsertaan PUS.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data mengenai faktor –faktor yang berhubungan dengan rendahnya pengunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Gunung Tua tahun 2022, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini antara lain :

1. Ada hubungan faktor pengetahuan, dukungan suami, nilai dan kepercayaan, sikap petugas dengan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi p-value < = a (0,005)

2. Faktor yang paling dominan memengaruhi rendahnya penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah faktor pengetahuan responden, dimana nilai Exp(B)=36,619.

(13)

1324 DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2020, Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, Jakarta.

Notoatmodjo. 2017, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Edisi Revisi. Penerbit Rhineka Cipta;

Jakarta.

Sugiyono. 2018, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Edisi Pertama. Penerbit Alfabet:

Jakarta.

Cecep Triwibowo, 2018. Pengantar dasar ilmu kesehatan masyarakat. Cetakan I. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Masro. N, 2020. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku akseptor KB aktif pria di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2020. [dokumen di internet]. [diunduh 10 Mei 2022]. Tersedia dari: http://repository.unand.ac.id.

Radita. K, 2019. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pasangan usia subur. [LTA]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Program Investasi |angka Menengah (RPUM) Bidang Cipta Karya pada Tahun. 20L7

Harapan dari tulisan ini untuk memberi keuntungan kepada perusahaan taksi untuk memenuhi pemesanan taksi dari konsumen dan melacak setiap posisi kendaraan

Periode waktu tersebut merupakan masa kampanye yang ditetapkan UU, di mana aktivitas partai, kandidat DPR, dan kandidat presiden sangat tinggi, termasuk dilaksanakannya debat

Setelah mencicipi tiap sampel, Anda dapat memberikan penilaian atas dasar SANDINESS (rasa berpasir (bertepung) pada es krim) dengan menggunakan skala rating (boleh ada yang

PENGUNJUK RASA AKSI BELA ISLAM DI MEDIA CETAK (Studi Analisis Wacana Dalam Pemberitaan Aksi Bela Islam Jilid I sampai Jilid III Pada Surat Kabar Kompas dan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi

Setiap pilihan atas produk Obligasi yang dibeli nasabah merupakan keputusan dan tanggung jawab nasabah sepenuhnya, termasuk apabila nasabah memilih jenis produk yang