• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN KANTONG PINTAR PADA KELAS VIII MTSN BARITO UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN KANTONG PINTAR PADA KELAS VIII MTSN BARITO UTARA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1106

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MENGGUNAKAN MEDIA

PAPAN KANTONG PINTAR PADA KELAS VIII MTSN BARITO UTARA

Rahmahwati

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : rahmahwati682@gmail.com

ABSTRAK

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK). dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kemudian menggunakan instrumen tes berupa pretest dan posttest, serta instrumen non tes berupa lembar wawancara, lembar observasi dan catatan lapangan. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik kelas VIII MTsN Barito Utara Tahun pelajarn 2022/2023 dengan jumlah peserta didik sebanyak 27 peserta didik yang terdiri dari 14 peserta didik laki- laki dan 13 peserta didik perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Akidah Akhlak di VIII MTsN Barito Utara dengan menggunakan media papan kantong pintar.

Adapun indikator keberhasilan yang dicapai KKM adalah ≥66. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan dari skor pra siklus ke skor siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada pra siklus peserta didik yang mencapai nilai KKM adalah 18,5%, pada siklus I peserta didik yang mencapai nilai KKM adalah 37% dan untuk siklus II peserta didik yang mencapai nilai KKM adalah 100% .

Kata Kunci : Media papan kantong pintar, Akidah Akhlak, Hasil Belajar Peserta didik.

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban manusia. Pendidikan merupakan

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1107

pilarpilar untuk membentuk generasi yang cerdas, generasi yang berilmu dan generasi yang mempunyai wawasan luas. Pendidikan menjadi penuntun untuk memperbaiki derajat, martabat dan nasib manusia. Sejak manusia menuntut kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu pula timbul pemikiran dan gagasan serta ide untuk melakukan perubahan, pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejumlah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan dari generasi ke generasi sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman. Pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan dapat menghantarkan perkembangan kehidupan manusia sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial, kepada titik optimal untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Itu berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.

Dalam pedagogik naratif dan indoktrinatif, pendidik lebih aktif dalam proses pendidikan sementara peserta didik lebih pasif dan membeo. Peserta didik diperlakukan sebagai pihak yang harus dikembangkan dan dicerdaskan.

Pedagogi demikian mengandung filosofi pendidikan yang kurang membebaskan peserta didik dan bersimpangan dengan alam demokrasi, sebab peserta didik ditempatkan pada posisi yang amat lemah seperti pasien di hadapan dokter. Sementara pendidik ditempatkan pada posisi yang amat kuat seperti seorang dokter yang memberi obat dan harus ditelan pasien.

Berangkat dari paparan di atas, pembelajaran Agama Islam di lembaga pendidikan formal tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu agama kepada peserta didik, tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang dipelajarinya. Hal ini berarti bahwa pendidikan agama memerlukan pendekatan pengajaran agama yang berbeda dari pendekatan subjek pelajaran yang lain.

Sebab di samping mencapai penguasaan terhadap seperangkat ilmu agama, pendidikan agama juga menanamkan komitmen kepada anak didik untuk mau mengamalkannya.

Tingkah laku yang baru misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan-kebiasan, keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmaniah adalah beberapa indikasi dari adanya

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1108

peningkatan yang signifikan terhadap proses kegiatan belajar, kondisi inilah yang dikenal dengan istilah hasil belajar.

Akidah Akhlak merupakan pendidikan yang sangat perlu untuk para peserta didik agar dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya sehingga akhlak itu sebagai kemampuan jiwa.

Di MTsN Barito Utara Akidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al asma’al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh akhlak dan cara mengamalkan nya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran akidah akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekan al-akhlaqul karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanan nya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhir serta qada dan qodar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak bukanlah suatu hal yang sangat mudah karena kurang tepatnya suatu metode dan strategi yang baik proses belajar mengajar tidak akan berhasil dan hasil belajar kurang memenuhi standar yang diharapkan. sebagaimana penulis temukan hasil belajar akidah akhlak peserta didik kelas VIII MTsN Barito Utara kurang memenuhi target/standar yang diharapkan atau masih belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal dibandingkan dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang lain. Hal ini disebabkan karena masih banyak anak-anak atau peserta didik yang menganggap bahwa pelajaran Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang tidak penting. Sehingga peserta didik kurang bersemangat dan tidak aktif dalam mengikuti pelajaran Aqidah akhlak.

Standar pendidikan di Indonesia semakin meningkat, hal tersebut dapat kita lihat dari Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang semakin meningkat dan terus berubahnya kurikulum serta tuntutan keprofesionalan dari tenaga pengajar. Walaupun sebenarnya perubahan kurikulum tersebut merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Seorang guru juga dituntut professional dalam mengajar, terutama dalam mengelola pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Lebih dari itu, menjadi pribadi dengan akhlak mulia seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah salah satu hasil belajar yang

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1109

diharapkan dalam Pendidikan Agama Islam. Disisilain, ketika melakukan observasi kelas dan wawancara dengan beberapa guru, ternyata masih terdapat beberapa peserta didik yang bermasalah mengenai sikap dan tingkah laku, khususnya kelasVIII. Peserta didik seringkali tidak mematuhi peraturan yang ada disekolah, baik yang berupa perintah dari sekolah maupun dari agama, mereka bolos sekolah dan tidak mengikuti kegiatan ibadah disekolah seperti shalat dan tadarus

Sikap dan perilaku yang dilakukan peserta didik-peserta didik disekolah khususnya kelas VIII, merupakan indikasi bahwa ada kesenjangan antara cita- cita dan realita. Cita-cita dalam hal ini menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia sedangkan realitanya adalah masih banyaknya peserta didik yang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai akhlak mulia.

Berkaitan dengan masalah tersebut, penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan karena rendahnya peran serta dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran, hal ini merujuk pada yang dilakukan oleh peneliti di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Rendahnya kemampuan atau hasil belajar peserta didik dalam memahami pelajaran Aqidah Akhlak dan praktiknya dalam kehidupan sehari- hari berhubungan erat dengan kemampuan dasar disekolah. Ilmu Aqidah Akhlak merupakan ilmu yang wajib diketahui oleh peserta didik tidak sekedar asal-asalan akan tetapi pelaksanaannya dalam kehidupan nyata. Kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menjadi penyebab masalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Hal ini disebabkan antara lain karena pembawaan materi yang kurang menarik dan terjadi ketidak sesuaian metode yang dipakai guru dalam pembelajaran.

Permasalahan seperti ini ditemui oleh peneliti ketika mengadakan observasi ke MTsN Barito Utara. Dari hasil observasi tersebut diperoleh bahwa terdapat respon yang negatife dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya peserta didik yang kurang antusias terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak, yang metode mengajarnya hanya ceramah dan dikte membuat peserta didik kurang termotivasi dan tertarik. Selain itu standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran Aqidah Akhlak yang lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

Menyikapi masalah diatas, perlu diterapkan dan dikembangkan sebuah metode pembelajaran yang efektif yang mengikut sertakan peran peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang lebih kongkret. Sebuah pembelajaran kongkret yang melibatkan peran aktif

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1110

peserta didik mampu mendorong dan merangsang diri peserta didik untuk menerima pesan dan nilai-nilai yang disampaikan seorang guru. yang di senangi oleh peserta didik dalam mengajar ialah seorang guru yang bisa menggunakan metode yang menarik perhatian peserta didik dan mudah untuk di tangkap atau dipahami oleh peserta didik, pada penelitian ini peneliti selaku gur mata pelajaran akidah akhlak menkombinasi pembelajaran dengan tambahan media papan kantong pintar.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti sekaligus guru bidang studi akidah akhlak ini perlu dilakukannya penelitian dengan judul

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak materi Akhlak Terpuji melalui media papan kantong pintar pada peserta didik kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Barito Utara”.

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan media papan kantong pintar dapat meningkatkan hasil belajar pada peserta didik kelas VIII MTsN Barito Utara tentang akhlak terpuji?

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (class action research). yang mana pengumpulan datanya dilakukan di kelas dan yang menjadi subjek penelitian penulis dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas VIII MTsN Barito Utara tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah peserta didik 27 orang. Untuk data penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu dengan observasi, wawancara, Tes yang bebentuk pilihan ganda untuk mengukur keberhasilan sisiwa dalam belajar serta dengan dokumentasi beberapa hal yang terkait penelitian. Penelitian ini juga terdiri dari 2 siklus, yang masing masing siklus terdiri dari 4 tahap sebagaimana Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan atau pengumpulan data dan tahap refleksi. Teknik analisis yang peneliti lakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan data sesuai dengan kenyataan atau fakta dengan menggunakan kalimat untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci mengenai hasil belajar siswa yang telah dicapai serta untuk memperoleh

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1111

tanggapan siswa pada proses pembelajaran. Selain itu data kuantitatif juga diperoleh pada penelitian ini yakni diperoleh dari tes hasil belajar siswa yang dilaksanakan setiap akhir putaran pembelajaran berupa soal yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

HASIL PENELITIAN 1. Siklus 1

Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Barito Utara dilaksanakan 1 kali pertemuan dalam seminggu. Pada kelas VIII pembelajaran Akidah Akhlak dilakukan setiap hari selasa dan untuk pelaksanaan siklus I terdiri dari 1 kali pertemuan dan Siklus II juga terdiri dari 1 kali pertemuan.

Pada siklus I dihadiri oleh 27 peserta didik, materi yang dipelajari adalah Akhlak Terpuji, dengan kompetensi dasar memahami berbagai akhlak terpuji dan pembiasaannya. Pada saat pembelajaran masih ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran, mengobrol dengan teman sebangkunya, serta peserta didik sedikit bingung dengan media papan kantong pintar karena penggunaan media pembelajaran ini belum pernah mereka lakukan sebelumnya.

Pada saat peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling tanya jawab tentang materi yang belum dimengerti, masih ada beberapa peserta didik yang belum berani untuk bertanya.

Berikut hasil evalusi atau tes pada siklus I:

Tabel Hasil Evaluasi/ Tes Peserta Didik pada Siklus 1

NO NAMA Pretest Post test

1 ABIO RAHMAN 70 80

2 ADE TITIAN PANAMBAYAN 60 70

3 ADZAN AIM AKBAR HALIL 65 75

4 AHMAD DAFFA SATRIO 60 70

5 AHMAD ROGHIB IRFAN SUFIAN 55 65

6 AMBARWATI 45 65

7 ANNISA MUKARAMATUL AJIZAH 65 75

8 APRILLIA FAUZIAH 60 70

9 DHAMAYANA PUTRI DWI WAHYU 55 70

10 DHIA SYAFANA 45 70

11 DIMAZ RIFQI WIJAYA 50 70

12 DZAKIY PUTRA MAULANA 45 65

13 GILANG PERKASA 65 70

14 LINTANG MAYLAFFAYZA AULIA 60 70

15 LUTFIA NUR AZIZAH 80 95

16 LUTHFI MUHAMMAD 75 80

17 MARISA AMELIA AZZAHARA 70 75

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1112

18 MAULIDA YASMIN NURINNAJMI 65 70

19 MAZROATUL UMULIAH 60 70

20 MUHAMAD ABDUL AZIZ 75 85

21 MUHAMMAD FIKRI MUFID 55 70

22 MUHAMMAD HAFIZUDDIN 65 70

23 MUHAMMAD NAUFAL 70 75

24 NAZWA NORHATIZA 75 85

25 NISRINA NUR ZAKIYAH 75 80

26 NURUNNA'IMA EL ZAHRA 65 75

27 PANDU RAKHA RIFA'AT 50 70

Jumlah 1680 1970

Rata-rata 62,2 72,9

Dari skor hasil belajar peserta didik pada siklus I, terjadi peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh guru, dari 27 peserta didik yang mencapai KKM pada pra siklus adalah 18,5% dan pada siklus I jumlah peserta didik yang mencapai KKM yaitu 40%, maka belumlah sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.

Ketidak berhasilan pada siklus I terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu, peserta didik belum terbiasa belajar dengan menerapkan model kooperatif, bahkan pada siklus I ini bisa dikatakan pertama kali bagi mereka untuk berdiskusi secara langsung dengan temannya. Dan juga adanya siswa yang tidak hadir pada hari itu. Sehingga untuk mengukur ketuntasan keseluruhannya belum terlaksana dengan baik.

2. Siklus II

Kemudian peneliti melanjutkan silus II dengan pembahasan materi yang berbeda dari siklus I. Kekurangan pada siklus I harus menjadi bahan pertimbangan yang penting bagi guru pada saat penyusunan siklus II. Sebab siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. Pada siklus II peneliti sudah lebih memperhatikan dan memberikan bimbingan yang lebih baik, khususnya pada peserta didik yang belum tuntas pada pembelajaran di siklus I.

Pada siklus II klasikal yang dicapai adalah 100 % dengan hasil postes meningkat menjadi 90 %.

Berikut hasil evalusi atau tes pada siklus II:

Tabel Hasil Evaluasi/ Tes Peserta Didik pada Siklus II

NO NAMA Pretest Post

test

1 ABIO RAHMAN 70 95

2 ADE TITIAN PANAMBAYAN 60 90 3 ADZAN AIM AKBAR HALIL 65 90

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1113

4 AHMAD DAFFA SATRIO 60 95 5 AHMAD ROGHIB IRFAN SUFIAN 55 90

6 AMBARWATI 45 85

7 ANNISA MUKARAMATUL AJIZAH 65 95

8 APRILLIA FAUZIAH 60 90

9 DHAMAYANA PUTRI DWI WAHYU 55 90

10 DHIA SYAFANA 45 80

11 DIMAZ RIFQI WIJAYA 50 90 12 DZAKIY PUTRA MAULANA 45 85

13 GILANG PERKASA 65 95

14 LINTANG MAYLAFFAYZA AULIA 60 85

15 LUTFIA NUR AZIZAH 80 100

16 LUTHFI MUHAMMAD 75 100

17 MARISA AMELIA AZZAHARA 70 85 18 MAULIDA YASMIN NURINNAJMI 65 85

19 MAZROATUL UMULIAH 60 85

20 MUHAMAD ABDUL AZIZ 75 100 21 MUHAMMAD FIKRI MUFID 55 80 22 MUHAMMAD HAFIZUDDIN 65 80

23 MUHAMMAD NAUFAL 70 90

24 NAZWA NORHATIZA 75 100

25 NISRINA NUR ZAKIYAH 75 100 26 NURUNNA'IMA EL ZAHRA 65 90 27 PANDU RAKHA RIFA'AT 50 95

Jumlah 1680 2440

Rata-rata 62,2 90,3

Dari hasil skor post test peserta didik, terjadi peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh guru. Dari 27 peserta didik, semua peserta didik dapat mencapai nilai diatas KKM. Dan tidak ada peserta didik yang tidak mencapai KKM. Karena pada siklus II ini nilai rata-rata peserta didik yang diatas KKM

Tabel Perbandingan Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II:

NO NAMA Siklus I Siklus II

nilai T TT nilai T TT

1 ABIO RAHMAN 80 95

2 ADE TITIAN PANAMBAYAN 70 90 3 ADZAN AIM AKBAR HALIL 75 90

4 AHMAD DAFFA SATRIO 70 95

5 AHMAD ROGHIB IRFAN SUFIAN 65 90

6 AMBARWATI 65 85

7 ANNISA MUKARAMATUL

AJIZAH 75

95

8 APRILLIA FAUZIAH 70 90

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1114 9 DHAMAYANA PUTRI DWI

WAHYU 70

90

10 DHIA SYAFANA 70 80

11 DIMAZ RIFQI WIJAYA 70 90

12 DZAKIY PUTRA MAULANA 65 85

13 GILANG PERKASA 70 95

14 LINTANG MAYLAFFAYZA AULIA 70 85

15 LUTFIA NUR AZIZAH 95 100

16 LUTHFI MUHAMMAD 80 100

17 MARISA AMELIA AZZAHARA 75 85 18 MAULIDA YASMIN NURINNAJMI 70 85

19 MAZROATUL UMULIAH 70 85

20 MUHAMAD ABDUL AZIZ 85 100

21 MUHAMMAD FIKRI MUFID 70 80

22 MUHAMMAD HAFIZUDDIN 70 80

23 MUHAMMAD NAUFAL 75 90

24 NAZWA NORHATIZA 85 100

25 NISRINA NUR ZAKIYAH 80 100

26 NURUNNA'IMA EL ZAHRA 75 90

27 PANDU RAKHA RIFA'AT 70 95

Jumlah 1970 11 15 2440 27 0

Rata-rata 72,9 90,3

Berdasarkan hasil belajar dan hasil observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan media papan kantong pintar pada siklus II ini diperoleh gambaran bahwa secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini telah terlaksanakan dengan baik dan bisa dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar dan pelaksanaan proses belajar dengan menggunakan papan kantong pintar sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tidak perlu dilanjutkan lagi ke tahap siklus selanjutnya, dikarenakan hasil yang dicapai sudah cukup maksimal.

Kesimpulan dari proses pembelajaran siklus II adalah tes belajar peserta didik pada materi Pembiasaan akhlak terpuji sangat memuaskan dari pada siklus I. Hal ini disebabkan peneliti dalam menyampaikan materi penggunaan media papan kantong pintar sudah bisa dikuasai siswa. Peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran karena peserta didik senang dan semangat belajar dengan menggunakan media, dengan demikian dalam menerapkam penggunaan media papan kantong pintar ini ada peningkatan dari tahap prasiklus, siklus I, sampai Siklus II. Hal ini menandakan bahwa indikator keberhasilan dalam pembelajaran telah tercapai.

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1115

Pada pembahasan ini hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian tindakan kelas yaitu keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung dari keberhasilan kegiatan pembelajaran sebagai sinergi dari komponen-komponen pendidikan baik instrumen output maupun input yang berupa kurikulum, tenaga kependidikan, sarana prasarana, sistem pengelohan maupun lingkungan sosial dengan peserta didik sebagai subyeknya. Dari komponen tersebut, kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.

Pembahasan keberhasilan belajar dengan menerapkan penggunaan papan kantong pintar dengan mengacu pada hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan dan hasilnya bahwa terhadap pembelajaran Akidah Akhlak terdapat peningkatan yang signifikan. Hal ini terbukti dari peningkatan hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran Siklus I dan Siklus II. Adapun dalam hasil belajar peserta didik, peneliti menilai penelitian cukup sampai dengan siklus II saja karena telah terdapat peningkatan jumlah peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 90%.

Dari hasil data penelitian diatas, terbukti adanya peningkatan hasil belajar Akidah Akhlak pada peserta didik kelas VIII MTsN Barito Utara tahun pelajaran 2022-2023. siklus pertama yakni dengan jumlah keseluruhan peserta didik kelas VIII yaitu 32 peserta didik dan yang hadir 27 peserta didik, 11 peserta didik yang tuntas sedangkan 15 peserta didik yang belum tuntas dan 5 peserta didik yang tidak hadir. Selanjutnya pada siklus kedua peserta didik yang tuntas sebanyak 27 peserta didik dengan persentase 100 % sedangkan peserta didik yang belum tuntas tidak ada dengan persentase 0 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan penggunaan media papan kantong pintar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTsN Barito Utara. Hal ini berarti terjadi peningkatan yang signifikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya membuktikan bahwa penerapan pembelajaran dengan penggunaan media papan kantong pintar dapat mendorong semangat siswa untuk tertarik belajar Akidah Akhlak sehingga mereka tidak lagi jenuh atau bosan dengan pembelajaran yang monoton karena dengan berdiskusi mereka bisa saling bertanya jawab dengan temannya, bisa saling tukar pikiran serta saling membantu sehingga kerja sama mereka semakin erat.

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VIII MTsN Barito Utara maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1116

menggunakan media papan kantong pintar dapat meningkatkan hasil belajar siwa pada mata pelajaran akidah akhlak pada materi Akhlak Terpuji, hal ini dapat dilihat dari nilai atau hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II, yaitu hasil belajar peserta didik pada siklus I nilai rata-rata peserta didik mencapai 74,4 dan pada siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu mencapai rata-rata 90,3. Dan dari hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media papan kantong pintar peserta didik lebih peka dan aktif dan menyenangkan namun keadaan peserta didik dikelas lebih tertib, Sehingga hal ini dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah al-Yamani, 2009. Sabar. Jakarta : Qisthi Press.

Arikunto, Suharismi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Ariskunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Darajat, Zakiah dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : bumi Aksara, 1996.

Djamarah, Bahri. Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta

Djamar dan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Goleman, Daniel. 2003. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi.

Jakarta : PT Gramedia.

Hamruni, 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Jurnal pengembangan Papan kantong pintar untuk meningkatkan motivasi peserta didik oleh kamaladini.

John Gothman, 2001 kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosional, Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.

Mufarokah, Annisatul, 2009. Strtegi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Teras.

Nyi Mas Diane Wulansari, 2017. Didiklah Anakmu Sesuai Zamannya,Jakarta:Visi media.

Oemar Hamalik, 1993. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Bandung: PT.Trigenda Karya.

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1117

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Suryani, Nunuk. 2012, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Syah, Muhibbin. Psikologi Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.

Wina Sanjaya, 2011. Strategi Pembelajaran Berbasis standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Yunahar Ilyas,2007. Kuliah Aqidah,.Yogyakarta : pustaka pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

γ yz Maka perubahan jumlah limfosit T sitotoksik CTL terhadap waktu dipengaruhi oleh laju proliferasi yang dilakukan oleh CTL terhadap sel yang terinfeksi virus HIV pada saat

Penelitian ini bertujuan menganalisis besaran pengaruh pembangunan fasilitas kawasan terhadap peningkatan nilai jual tanah kavling, menganalisis kelayakan investasi

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data di unit pengantongan semen Bosowa Indonesia sesuai metode Seven Quality Tools dapat diketahui jumlah produksi selama 2 bulan

Voice recording was used to record positive politeness strategies used by the teacher and the students in communication in the classroom and to get some data about

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dijabarkan terlihat bahwa penerapan Dempster Shafer masih dapat dikembangkan untuk mendiagnosa gejala awal gangguan jiwa Skizofrenia

Terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi lingkungan sekolah dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa SMAN di Kota Sanggau tahun 2014 (p=0,009). Siswa

Dengan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan dan memberikan informasi produk Butik Latifah pada masyarakat akan kelebihan, ciri khas yang dimiliki Butik Latifah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) langkah-langkah penerapan model Group Investigation (GI) dengan media puzzle, yaitu: (a) identifikasi topik dengan media