43
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK EM-4 DENGAN DOSIS BERBEDA PADA PAKAN KOMERSIL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
BENIH IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii)
Hersa1, Henny T Cinnawara2, Marhayana Syarifuddin2,
1. Mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma 2. Dosen Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma
Abstract. This study aims to determine the effect of giving probiotic EM-4 with different doses on the growth and survival of pond fish (Helostoma temminckii) fry. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments with 3 replications each, namely treatment A with a dose of 10 mL/kg of feed, treatment B with a dose of 15 mL/kg of feed, treatment C with a dose of 20 mL/kg. feed and Control 0 mL/kg feed. Parameters observed were absolute growth, survival rate of feed conversion and water quality parameters. The results showed that the administration of probiotic EM-4 in commercial feed had a very significant effect on absolute growth, had a significant effect on survival and had a very significant effect on feed conversion. The best treatment was found in treatment C with a dose of 20 mL/kg of feed due to the presence of lactobacillus sp., Actinomycetes., Photosynthetic., and Yeast bacteria, where these bacteria can increase the number of bacteria so that it can benefit the digestive tract and can also increase the power of the digestive tract. Digestion of aquaculture fish to feed by increasing digestive enzymes. While the highest survival rate was found in treatment C 20 mL/kg feed and feed conversion showed that treatment C at a dose of 20 mL/kg feed was the best result. Water quality during maintenance shows that the temperature and pH are in the optimal range for the life of aquaculture fish.
Keywords: EM-4 probiotic, Helostoma temminckii, growth, survival and feed conversion
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik EM-4 dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan tambakan (Helostoma temminckii). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan masing-masing 3 kali ulangan yaitu perlakuan A dengan dosis 10 mL/kg pakan, perlakuan B dengan dosis 15 mL/kg pakan, perlakuan C dengan dosis 20 mL/kg pakan dan kontrol 0 mL/kg pakan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, tingkat kelangsungan hidup, konversi pakan dan parameter kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik EM-4 pada pakan komersil berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan mutlak, berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup dan berpengaruh sangat nyata terhadap konversi pakan. Perlakuan yang terbaik tedapat pada perlakuan C dengan dosis 20 mL/kg pakan disebabkan karena adanya kandungan bakteri Lactobacillus sp., Actinomycetes, Photosynthetic, dan Yeast, dimana bakteri tersebut dapat meningkatkan keberadaan jumlah bakteri sehingga dapat menguntungkan saluran pencernaan dan juga dapat meningkatkan daya cerna ikan tambakan terhadap pakan dengan meningkatkan enzim pencernaan.
Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan C 20 mL/kg pakan dan konversi pakan menunjukkan bahwa perlakuan C dosis 20 mL/kg pakan adalah hasil terbaik. Kualitas air selama pemeliharaan menunjukkan bahwa suhu dan pH berada pada kisaran yang optimal untuk kehidupan ikan tambakan.
Kata kunci : Probiotik EM-4, Helostoma temminckii, pertumbuhan, kelangsungan hidup dan konversi pakan
PENDAHULUAN
Ikan tambakan (Helostoma temminckii) termasuk jenis ikan air tawar yang banyak ditemukan di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Ikan ini selain sebagai ikan konsumsi dapat pula dijadikan ikan hias (Yuningsih, 2002). Ikan tambakan (H. temminckii) cukup digemari di kalangan masyarakat, baik yang dikonsumsi dalam bentuk kering (ikan kering) maupun dalam keadaan segar. Ketersediaan ikan tambakan di pasaran sampai saat ini masih berasal dari kegiatan penangkapan. Menurut Susanto (1999), produksi ikan tambakan masih bergantung pada perairan alami atau masih bersumber dari perairan umum terutama rawa.
Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan. Pakan yang memenuhi kebutuhan gizi ikan dapat meningkatkan pertumbuhan benih ikan hingga menjadi ukuran siap jual (Madinawati, et al. 2011). Pemanfaatan pakan buatan berupa pellet sebagai bahan pakan utama dimaksudkan
44 agar dapat menekan biaya produksi yang mahal. Biaya produksi pakan yang sering dialami oleh pembudidaya mencapai sekitar 60-70%.
Pemberian pakan yang dilakukan secara berlebihan akan menimbulkan permasalahan baru lagi dalam usaha budidaya karena pakan yang tidak terkonsumsi akan menjadi racun bagi ikan (Afrianto dan Evi Liviawati, 2005). Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pakan ikan yang dibudidaya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pakan yaitu melalui metode pemberian probiotik pada pakan.
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup.
Mikroorganisme yang terkandung pada probiotik mampu membantu pencernaan makanan pada tubuh hewan dan manusia sehingga makanan yang mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Mikroorganisme di dalam saluran pencernaan mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya cerna sehingga mempercepat proses pencernaan dan pertumbuhan ikan. Adanya penambahan probiotik pada pakan buatan dapat meningkatkan kandungan nutrisi protein pakan serta menjaga keseimbangan mikroba saluran pencernaan (Kusriningrum et al., 2008).
Penambahan probiotik dalam pakan dimaksudkan dapat menambah nafsu makan ikan khususnya pada ikan tambakan karena ikan tambakan merupakan ikan dengan jenis pertumbuhan yang lambat, dengan adanya penambahan probiotik dapat menunjang pertumbuhan ikan tambakan. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian probiotik EM-4 dengan dosis berbeda pada pakan komersil terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan tambakan (H. temminckii)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Benih Ikan Salupao Kota Palopo, Jl. Salupao, Kel.
Maroangin, Kec Telluwanua, Kota Palopo, pada bulan Oktober sampai November 2021.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diuraikan dalam bentuk angka, yang dianalisis menggunakan Microsoft Excel.
2. Sumber data
Sumber data penelitian berupa data primer, dari hasil pengamatan pemberian probiotik pada pakan komersil terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan tambakan.
Prosedur Penelitian 1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian
No Nama Alat Kegunaan
1 Baskom Wadah penelitian
2 Aerator Menyuplai oksigen
3 Tapisan Mengambil hewan uji
4 Timbangan digital Menimbang hewan uji
5 Sipon Membersihkan wadah
6 Mangkok plastik Wadah untuk menimbang hewan uji
45
7 Thermometer Mengukur suhu
8 pH meter Mengukur pH (kadar keasaman air)
9 Alat tulis Menulis hasil penelitian
10 Kamera Dokumentasi kegiatan
11 Spoit Mengukur banyaknya probiotik (mL)
12 Plastik Wadah fermentasi
13 Nampan Wadah penyemprotan
14 Semprotan Menyemprot probiotik ke pakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian
No Nama Bahan Kegunaan
1 Benih ikan tambakan Hewan uji
2 Probiotik EM-4 Probiotik uji
3 Pellet Pakan hewan uji
2. Tahapan persiapan
a. Persiapan wadah dan hewan uji
Penelitian dilakukan dengan menggunakan baskom dengan kapasitas 45 liter sebanyak 12 unit.
Sebelum digunakan, baskom terlebih dahulu dibersihkan menggunakan air bersih kemudian dikeringkan dan disusun sesuai dengan denah penempatan wadah yang telah ditentukan. Setelah itu menyiapkan benih ikan tambakan sebanyak 120 ekor dengan masing-masing 10 ekor perwadah dengan rata-rata berukuran 1 gr.
Selanjutnya dilakukan pemasangan aerator sebagai penyuplai oksigen, kemudian wadah tersebut diisi air dengan volume 35 liter setiap wadah.
b. Pemeliharaan dan pemberian pakan
Pemeliharaan dilakukan selama 45 hari penelitian terhitung dengan proses aklimatisasi. Sebelum pakan diberikan ke hewan uji, terlebih dahulu pakan difermentasi dengan probiotik selama 24 jam. Pakan diberikan sebanyak 3% dari bobot biomassa ikan dalam satu wadah dan diberikan pada pagi hari pukul 08:00 dan sore hari pukul 16:00 WITA.
c. Pengamatan dan pengukuran hewan uji
Pengamatan hewan uji dilakukan setiap 10 hari dengan 1 kali pengamatan sebelum pemberian pakan yaitu pagi hari. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang bobot hewan uji menggunakan timbangan digital. Proses penimbangan dilakukan dengan mengambil hewan uji dari wadah penelitian menggunakan tapisan kemudian dimasukkan ke dalam mangkok plastik.
3. Rancangan penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 3 kali ulangan dengan 12 unit percobaan. Perlakuan yang akan diuji adalah penambahan probiotik EM-4 yang dicampurkan pada pakan kemudian pengaplikasian ke hewan uji.
Gambar 2. Letak wadah penelitian
Perlakuan A : Penambahan probiotik 10 mL/kg pakan Perlakuan B : Penambahan probiotik 15 mL/kg pakan Perlakuan C : Penambahan probiotik 20 mL/kg pakan Kontrol : Tanpa pemberian probiotik
A1 C2 B2
B3
D1 C1
A2 B1
D2
C3
D3
A3
46 4. Pengukuran kualitas air
Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu dan pH. Pengukuran suhu dan pH dilakukan setiap hari pada pagi hari pukul 07.30 WITA dan sore hari pukul 17.00 WITA.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu eksperimen dan studi pustaka.
Setelah itu diolah data menggunakan aplikasi Microsoft Excel.
1. Pertumbuhan Mutlak
Menurut Effendie (1997) pertumbuhan mutlak diukur dengan menggunakan rumus : W = Wt – Wo
Keterangan:
W : Pertumbuhan mutlak (g)
Wt : Berat akhir ikan pada saat pengamatan (g) Wo : Berat awal ikan pada saat pengamatan (g)
2. Kelangsungan hidup
Parameter penelitian untuk kelangsungan hidup diperoleh berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Effendi (2004) yaitu :
𝑆𝑅 =𝑁𝑡
𝑁0𝑋100%
Keterangan :
SR : Survival Rate (SR) (%)
Nt : Jumlah ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor) No : Jumlah ikan yang hidup pada awal penelitian (ekor)
3. Konversi pakan
Rasio konversi pakan dihitung dengan rumus menurut Mahyuddin (2014) sebagai berikut :
FCR = 𝐹
𝑊𝑡 − 𝑊𝑜 Keterangan :
F : Total pemberian pakan
Wt : Bobot total ikan di akhir pemeliharaan (g) Wo : Bobot total ikan di awal pemeliharan (g)
Analisis Data
Parameter yang diuji secara statistik adalah pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Analisis data menggunakan uji ragam ANOVA jika terdapat pengaruh beda nyata maka akan dilanjutkan dengan analisis uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Pertumbuhan mutlak
Hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian diperoleh pertumbuhan mutlak benih ikan tambakan yang dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil pengukuran pertumbuhan mutlak ikan tambakan menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak tertinggi diperoleh pada perlakuan C (20 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata bobot yang diperoleh sebesar 3,80 gr, diikuti perlakuan B (15 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata bobot yang diperoleh sebesar 3,58 gr, perlakuan A (10 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata bobot yang diperoleh sebesar 3,31 gr dan yang terendah pada kontrol (0 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata bobot yang diperoleh sebesar 3,25. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan uji memberikan pengaruh sangat nyata dimana F.hitung > F.tabel pada taraf 1%, sehingga dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
47 Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Mutlak
2. Kelangsungan Hidup (SR)
Hasil pengukuran selama penelitian diperoleh kelangsungan hidup ikan tambakan dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar 4. Grafik Tingkat Kelangsungan Hidup
Hasil pengukuran kelangsungan hidup ikan tambakan menunjukkan bahwa kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan C (20 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata yaitu 66,67% kemudian diikuti perlakuan B (15 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata yaitu 63,33%, perlakuan A (10 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata yaitu 53,33% dan kontrol (0 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata yaitu 53,33%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan tambakan dimana F.hitung > F.tabel pada taraf 5%. Sehingga dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
3. Feed Convertion Ratio (FCR)
Rasio konversi pakan benih ikan tambakan selama 42 hari pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar 5. Feed Convertion Ratio (FCR)
Gambar 5 menunjukkan rata-rata rasio konversi pakan benih ikan tambakan selama pemeliharaan pada perlakuan C (20 mL/kg pakan) sebesar 1,80 gr, perlakuan B (15 mL/kg pakan) sebesar 1,93 gr, perlakuan A (10 mL/kg pakan) sebesar 2,25 gr dan kontrol (0 mL/kg pakan) sebesar 2,27 gr. Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap konversi pakan ikan tambakan dimana F.hitung >
F.tabel pada taraf 1%. Sehingga dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
3,31
3,58
3,8
3,25
2,8 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4
A 10 mL B 15 mL C 20 mL Kontrol
Pertumbuhan Mutlak
Perlakuan
53,33 63,33 66,67
53,33
0 20 40 60 80
A 10 mL B 15 mL C 20 mL Kontrol
SR (%)
Perlakuan
2,25 1,93
1,83
2,27
0 0,5 1 1,5 2 2,5
A 10 mL B 15 mL C 20 mL Kontrol
FCR (GRAM)
Dosis pemberian pakan
48 4. Kualitas air
Pengukuran kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Parameter kualitas air Parameter
Kualitas Air Satuan Perlakuan
Kisaran toleransi
A B C
Suhu °C 27 29 28 26-30°C (Bijaksana, 2011)
pH - 6-7 7 6-7 5,5-9,0 ppm (Susanto, 1999)
Sumber : Data primer, 2021
Pembahasan
1. Pertumbuhan Mutlak
Hasil pertumbuhan yang diperoleh menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak benih ikan tambakan pada perlakuan C (20 mL) merupakan hasil terbaik, diikuti perlakuan B (15 mL) dan perlakuan A (10 mL).
Hal ini diduga karena dosis penambahan probiotik EM-4 yang mengandung bakteri Lactobacillus sp., Actinomycetes., Photosynthetic., dan Yeast, pemberian dosis sebanyak 20 mL pada perlakuan C sudah optimal, dimana bakteri tersebut dapat meningkatkan keberadaan jumlah bakteri sehingga dapat menguntungkan saluran pencernaan dan juga dapat meningkatkan daya cerna ikan tambakan terhadap pakan dengan meningkatkan enzim pencernaan. Setiawati et al. 2013 menyatakan bahwa probiotik dapat meningkatkan nilai nutrisi pakan karena memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim. Penambahan probiotik 20 mL pada perlakuan C dapat memecah protein yang tinggi yang terkandung dalam probiotik menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat terserap dengan baik pada saluran pencernaan yang dapat meningkatkan pertumbuhan. Sesuai dengan pernyataan Ramadhana et al., (2012) bahwa pertumbuhan terjadi apabila nutrisi pakan yang dicerna dan diserap oleh tubuh ikan lebih besar dari jumlah yang diperlukan untuk memelihara tubuhnya. Pemberian dosis 20 mL sudah optimal sesuai dengan pendapat Latifah et al. 2016 bahwa dengan pemberian probiotik EM-4 dengan dosis 20 mL/kg pakan menggunakan proses fermentasi menghasilkan rata pertumbuhan terbaik pada ikan.
Perlakuan B dan A merupakan perlakuan dengan nilai pertumbuhan mutlak terendah, hal ini dikarenakan pemberian dosis sebanyak 15 mL dan 10 mL tidak memenuhi kandungan bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan pada perlakuan tersebut, sehingga menyebabkan tidak terjadinya peningkatan enzim pada saluran pencernaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi et al., (2012) tinggi dan rendahnya suatu bakteri pada saluran pencernaan dan perbedaan jumlah bakteri probiotik yang terkandung dalam pakan komersil dapat mempengaruhi laju pertumbuhan. Selain itu, peningkatan pertumbuhan disebabkan karena adanya peningkatan nutrisi pakan terutama kandungan protein (Setiawati et al. 2013).
Bakteri yang terdapat dalam probiotik memiliki mekanisme yang dapat menguntungkan saluran pencernaan karena menghasilkan beberapa enzim pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase dan selulosa yang dapat meningkatkan nutrisi pada pakan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Arief et al., (2008) yang menyatakan bahwa enzim pencernaan akan membantu menghidrolisis nutrien pakan (molekul kompleks), seperti memecah karbohidrat, protein dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana yang akan mempermudah pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan ikan.
Tinggi dan rendahnya dosis probiotik yang diberikan yang terkandung dalam probiotik dapat meningkatkan aktivitas bakteri sehingga menghasilkan pertumbuhan ikan yang baik. Mulyadi (2011) menyatakan jumlah koloni bakteri probiotik dalam pakan menyebabkan aktivitas bakteri probiotik dapat bekerja secara maksimal dalam pencernaan ikan, sehingga daya cerna ikan pun menjadi lebih tinggi dalam menyerap sari-sari makanan dan menghasilkan pertumbuhan yang baik.
2. Kelangsungan hidup (SR)
Tingkat kelangsungan hidup ikan selama penelitian berpengaruh nyata pada perlakuan C, B dan A.
Hal ini diduga terjadinya peningkatan kekebalan tubuh dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup benih ikan tambakan. Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan kematian ikan terjadi karena kondisi lingkungan penelitian kurang sesuai dengan kebutuhan benih ikan tambakan akibat adanya perubahan lingkungan yang mengakibatkan ikan menjadi stress dan mengalami penurunan nafsu makan yang mengakibatkan sulit beraktivitas dan bernafas. Beberapa peneliti mengatakan bahwa penggunaan probiotik dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan daya tahan tubuh (Iribarren et al. 2012; Septiarini et al.
2012; Agustina et al. 2006).
Tingkat kelangsungan hidup untuk perlakuan C dan B hampir sama, kecuali pada perlakuan A dan D tingkat kelangsungan menurun karena benih ikan yang dipelihara mengalami stress pada saat proses penimbangan. Berdasarkan hasil penelitian Fajri dan Aryani (2015) menyatakan ada beberapa faktor lain yaitu tingkat kesukaan ikan terhadap pakan yang diberikan, kebiasaan makannya dan dosis probiotik yang diberikan serta pada saat proses penimbangan ikan. Menurut Mudjiman (2001), pakan yang mempunyai nutrisi yang
49 baik sangat berperan dalam kelangsungan hidup dan mempercepat pertumbuhan ikan, pakan yang diberikan probiotik mengandung bakteri Lactobacillus yang memiliki kandungan nutrisi yang baik.
3. Feed Convertion Ratio (FCR)
Perhitungan rasio konversi pakan memperlihatkan hasil terendah dari semua perlakuan yang diberikan penambahan probiotik terdapat pada perlakuan C (20 mL/kg pakan) diikuti perlakuan B (15 mL/kg pakan) dan perlakuan A (10 mL/kg pakan). Hal ini diduga probiotik yang ditambahkan pada pakan dapat meningkatkan laju konsumsi benih ikan tambakan sehingga menghasilkan pakan yang baik. Pada perlakuan C (20 mL) merupakan rasio konversi pakan terendah dan terbaik, hal ini dikarenakan proses fermentasi dengan penambahan dosis 20 mL pada pakan mengakibatkan penyerapan ikan tambakan terhadap pakan lebih maksimal. Rasio konversi pakan yang semakin kecil memperlihatkan bahwa pakan yang dikonsumsi oleh ikan lebih efisien digunakan untuk pertumbuhan sebaliknya rasio konversi pakan yang lebih besar memperlihatkan bahwa pakan yang dikinsumsi oleh ikan kurang efisien (pemanfaatan pakan rendah) (Sudaryono et al., 2014).
Menurut Mudjiman (2001) bahwa nilai konversi pakan berhubungan erat dengan kualitas pakan, semakin rendah nilainya maka semakin baik kualitas pakan dan makin efisien ikan dalam memanfaatkan pakan yang dikonsumsinya untuk pertumbuhan.
Penambahan probiotik pada pakan komersil untuk setiap perlakuan dapat meningkatkan bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan sehingga aktivitas enzim dalam pencernaan pakan menjadi meningkat. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Putra (2010) bahwa penambahan probiotik dalam pakan telah meningkatkan jumlah populasi bakteri dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sehingga diduga menyebabkan aktivitas enzim dalam pencernaan dan kecernaan pakan meningkat.
Pakan yang diberikan probiotik beraroma lebih segar dibandingkan yang tidak diberikan perlakuan probiotik. Hal ini diduga bau dan rasa pada pakan yang dihasilkan dapat merangsang ikan guna mendekati dan mengkonsumsi pakan yang diberikan. Pada perlakuan pemberian probiotik dengan dosis terendah menunjukkan bahwa ikan tersebut kurang baik dalam memanfaatkan pakan yang diberikan sehingga menghasilkan pertumbuhan yang kurang optimal. Hal ini sesuai dengan penelitian Batubara (2009) bahwa kandungan protein yang optimal didalam pakan akan menghasilkan pertumbuhan yang maksimal bagi ikan yang mengkonsumsinya. Pemberian probiotik pada pakan juga dapat meningkatkan kandungan gizi yang terkandung didalam pakan. Murtidjo (2007) menyatakan bahwa pemberian pakan dengan penambahan probiotik mampu meningkatkan kandungan gizi nilai protein dan menurunkan serat kasar pada ikan.
4. Kualitas Air
Kualitas perairan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam budidaya perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air selama pemeliharaan berada pada kisaran yang optimal untuk kehidupan ikan tambakan. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air, suhu selama penelitian relatif stabil yakni berkisar 27-29°C. Hasil pengukuran suhu tersebut baik bagi pertumbuhan ikan tambakan sesuai dengan pernyataan Bijaksana (2011) bahwa suhu yang baik untuk kehidupan ikan tambakan berkisar antara 26-30°C.
Hasil pengukuran derajat keasaman (pH) selama penelitian adalah 6-7. Kisaran tersebut masih dalam batas toleransi untuk benih ikan tambakan. Menurut Rudayat (1980) dalam Hidayat (2008), pada umumnya pH yang cocok untuk ikan tambakan berkisar 6,7-8,6. Susanto (1999) menyatakan bahwa pH yang baik untuk budidaya ikan tambakan adalah 5,5-9,0.
KESIMPULAN
Hasil pemberian probiotik dengan dosis berbeda pada pakan komersil berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan mutlak benih ikan tambakan dimana F.hitung > besar F.tabel pada taraf 1%. Sedangkan pada kelangsungan hidup ikan tambakan berpengaruh nyata dimana F.hitung > F.tabel pada taraf 5% dan nilai Feed Convertion Ratio (FCR) yang terbaik adalah perlakuan C dengan dosis 20 mL yaitu 1,83 gr dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D. T., S. Marnani dan A. Irianto. 2006. Pengaruh Pola Pemberian Probiotik A3-51 Peroral terhadap Kelangsungan Hidup Bawal Air Tawar (Collosoma macropomum Bry) setelah Di Uji Tantang dengan Bakteri. [Skripsi]. Universitas Jendral Soedirman.
Ahmadi, H., Iskandar., Kurniawati., N., 2012. Pemberian Probiotik Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Lele Sangkuriang (Clarias graprienus) Pada Pendederan II. 3 (4) : 99-107.
50 Arief, M., Kusumaningsih, E., & Rahardja, B. S. (2008). Kandungan Protein Kasar Dan Serat Kasar Pada
Pakan Buatan yang Difermentasi Dengan Probiotik. Berkala Ilmiah Oerikanan, 3(2), 1-3.
Batubara, U.M. 2009. Pembuatan Pakan Ikan dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka yang di uji pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam, Universitas Sumatera Utara, Medan, 56 hlm.
Bijaksana. U. 2011. Pengaruh Beberapa Parameter Air pada Pemeliharaan ikan tambakan, Helostoma temminckii Blkr dala Wadah Bididaya. Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat.
Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fajri, A.M. dan A.N. Aryani. 2015. Penambahan Probiotik dalam Pakan terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Studens of Faculty of Fisheries and Marine Science.
1-11.
Hidayat, R. 2008. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Tambakan dengan Kombinasi Pakan yang Berbeda. Skripsi, Universitas Riau.
Kusriningrum, Mufidah, Arief M. 2008. Pengaruh Penambahan Probiotik Pada Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Dan Rasio Konversi Pakan Ikan.
Latifah, A., A. Supriyanto, Rosmanida. 2016. Pengaruh Pemberian Probiotik dengan Berbagai Dosis Berbeda untuk Meningkatkan Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias gariepenus). Jurnal Universitas Airlangga.
8 hlm.
Madinawati., N. Serdiati & Yoel. 2011. Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Media Litbang Sulteng IV. Volum 2 Mahyuddin Kholish, 2014. Pembesaran Lele di Berbagai Wadah Pemeliharaan. Cetakan ke V. Penerbit
Penebar Swadaya, Jakarta.
Mudjiman, A. 2001. Makanan Ikan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Mulyadi, A. E. 2011. Pengaruh Pemberian Probiotik Pada Pakan Komersil Terhadap Laju Pertumbuhan Benih Ikan Patin Siam (Pangasius hypophtalmus) Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Unpad:Jatinagor.
Murtidjo, A. 2007. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Cetakan IV. Jakarta, Kanisius, 27-29 hlm.
Putra, A. N. 2010. Kajian Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ramadhana, S., F. Arida dan P. Ansyari. 2012. Pemberian Pakan Komersil dengan Penambahan Probiotik yang Mengandung Lactobacillus sp. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unibersitas Diponogoro, 184 hlm.
Sudaryono, A., Hermawan, T. E.S.A dn Slamet, B.P. 2014. Pengaruh Padat Tebar Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih Ikan Lele (Clarias gariepinus) Dalam Media Bioflok. 3 (3).
Hlm 35-42.
Susanto. 1999. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yuningsih, Y.S., 2002. Perkembangan Larva Ikan Tambakan (Helostoma temminckii C.V). Skripsi (tidak dipublikasikan). Institut Pertanian Bogor.