vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv
KATA PENGANTAR v 2.1.2 Perkembangan Intelektual 6
2.1.3 Perkembangan Sosial 7
2.1.4 Pentingnya Kreativitas Bagi Perkembangan Anak 8 2.1.5 Perkembangan Kreativitas Sesuai Umurnya 8
2.2 Pelajaran Kreativitas Anak 12
viii
2.3 Cara Pengajaran Guru Terhadap Siswa Sekolah Dasar 13
2.4 Komunikasi 15
2.5 Pengertian Paper Craft ( Hasil Wawancara dengan Pemilik Peri Kertas) 16
2.6 Pembelajaran Tematik 17
2.7 Budaya 19
2.8 Pembagian Warna 19
2.9 Ilustrasi 21
2.9.1 Manfaat Ilustrasi Bagi Anak 22
BAB 3 DATA DAN ANALISA MASALAH
3.1 Data dan Fakta 23
3.1.1 Perusahaan atau lembaga terkait 23 3.1.1.1 Dinas Pendidikan Kota Bandung 23
3.1.2.2 Peri Kertas 32
3.1.2.3 Hasil wawancara dengan Ibu Jecklyn (Psikologi Anak dan Psikologi Sosial
Lingkungan) 35
3.1.1.4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah dari Sekolah Dasar Kristen GamalielIbu
Maria Theresia Ariastuti 36
3.1.1.4 Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah dari Sekolah Dasar Kristen Taman Holis BPK Ibu Lidija Suprijadi , S.Pd 38 3.1.1.5Menurut Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, M.A ahli Kebudayaan Indonesia 38
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan 40
3.2.1 STP (Segmentasi, Targeting, dan Positioning) 40 3.2.2 SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) 42
3.3 LAMPIRAN 43
BAB 4 PEMECAHAN MASALAH
4.1 Konsep Komunikasi 80
ix
4.3 Konsep Media 81
4.4 Hasil Karya 82
4.4.1 Tamplate disain untuk Paper Craft 87
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 125
5.2 Saran 126
DAFTAR PUSTAKA 127
x
Daftar Table
Table 1.1 Skema Perancangan 4 Table 3.1 kurikulum tematik 2013 29 Table 3.2 Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Dasar Kurikulum 2013 30 Table 3.3 Alur Kerja Pengembangan Silabus Pembelajaran Tematik 30 Table 3.4 Tema Pembelajaran Tematik 31 Table 3.5 Kompetensi Kelulusan SD, SMP, SMA, SMK 32 Table 3.6 Kompetensi Dasar Seni Budaya DAB Prakarya Sekolah Dasar Kelas I-VI 43
Daftar Gambar
Gambar 3.1 logo Dinas Pendidikan Kota Bandung 23 Gambar 3.2 logo PeriKertas Indonesia 32 Gambar 4.1 Perbandingan Gambar 1 86 Gambar 4.2 Perbandingan Gambar 2 87 Gambar 4.3 Kepala Raja Aceh 87
Gambar 4.4 Baju Raja Aceh 88
Gambar 4.5 Celana Semua Karakter Manusia Laki – Laki Adat Aceh 89 Gambar 4.6 Kain Pengikat Pinggang Adat Aceh untuk Raja 89
Gambar 4.7 Topi untuk Raja 89
Gambar 4.8 Kepala Prajurit 90
Gambar 4.9 Badan Prajurit dengan Kain Motif Aceh 91 Gambar 4.10 Kain Pengikat Pinggang Adat Aceh untuk Prajurit dan Pemburu 92
Gambar 4.11 Kepala Pemburu 93
xi
Gambar 4.16 Bulu, Sayap dan kaki Burung Parkit 96 Gambar 4.17 Badan Burung Parkit 97
Gambar 4.18 Rumput 97
Gambar 4.19 Ketapel 97
Gambar 4.20 Daun Pohon 1 98
Gambar 4.21 Daun Pohon 2 98
Gambar 4.22 Batang Pohon 98
Gambar 4.23 Semak – semak dan bunga 99
Gambar 4.24 Daun Pohon 99
Gambar 4.25 Batang pohon dan lubang pohon 100 Gambar 4.26 Sangkar Burung 101
Gambar 4.27 Pohon 102
Gambar 4.28 Istana Sultan Aceh 102
Gambar 4.29 Gunung 103
Gambar 4.30 Layout 1 104
xii
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Saat era globalisasi semakin membumi, tuntutan pembangunan di berbagai bidang menjadi hal yang mutlak dilakukan oleh setiap bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Di negara kita, ada yang telah dilupakan oleh semua pembangunan yaitu penanaman jiwa dan pikiran mencintai budaya lokal Indonesia. Seharusnya kita cintai bangsa kita demi kemajuan yang lebih baik, sebelum terlambat atau menyaksikan kebudayaan kita punah tanpa bekas dan hanya jadi cerita legenda belaka yang nantinya juga akan terhapus dari memori anak cucu kita nanti atas nama modernitas dan kemajuan zaman.
Menurut ahli psikologi perkembangan anak dan sosiologi lingkungan Jacqueline Mariae Tjandraningtyas, Msi, sosok anak-anak adalah sosok yang polos dan mudah meniru dari apa yang diketahuinya, dilihat, didengar termasuk juga yang dibacanya. Sangat memprihatinkan apabila sampai anak-anak Indonesia yang akan jadi generasi mendatang bangsa ini justru lebih mengenal budaya luar negeri. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari pengenalan budaya Indonesia lewat dongeng dan cerita rakyat, antara lain anak-anak Indonesia akan mendapat banyak pelajaran moral sejak dini, agar kita tidak menilai orang dari sosoknya saja, alternatif hiburan anak yang edukatif, dan kalau dibiasakan sejak dini maka anak-anak.
Dongeng yang perlu ditekankan adalah edukasi, namun edukasi berupa pengenalan terhadap kebudayaan dan kearifan lokal yang dimiliki Indonesia.Tujuan akhirnya adalah anak-anak gemar menyadari dan mengetahui lebih dalam keragaman budaya kita.
2 Universitas Kristen Maranatha
minat untuk melihat dan berinteraksi anak kepada buku interaktif sangatlah besar dan penyerapan isi buku dapat maksimal.
Media cerita rakyat interaktif menurut Ibu Jacqueline Mariae Tjandraningtyas, Msi.,psikolog dapat dijadikan sarana pembelajaran budaya daerah yang baik pada anak. Adanya media yang lebih menarik seperti buku dongeng interaktif akan menjadikan media pembelajaran yang baik pada orang tua terhadap anaknya di karenakan anak dapat lebih interaktif dan tertarik dengan hal yang unik dan lain dari biasanya.
3 Universitas Kristen Maranatha
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
1. Bagaimana caramemberikan edukasi tentang cerita rakyat yang baik dan menarik serta mudah dipahami untuk anak yang masih duduk di bangku kelas Sekolah Dasar?
2. Bagaimana cara membuat Paper Craft Dioramatematik untuk teknik pembelajaran interaktif mengenai kebudayaan Indonesia dan bahasa Inggris bagi tingkat Sekolah Dasar dengan cerita rakyat yang menarik dan mudah
2. Membuat Paper Craft Diorama tematik untuk teknik pembelajaran interaktif mengenai kebudayaan Indonesia dan bahasa Inggris bagi tingkat Sekolah Dasar dengan cerita rakyat yang menarik dan mudah dipahami untuk anak.
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data didapat dari hasil wawancara kepada ahli psikologi perkembangan anak mengenai bagaimana perkembangan anak pada usia 6 – 12 tahun. Wawancara kepada ahli psikologi sosial mengenai bagaimana anak berinteraksi satu sama lain dan dengan orang yang lebih tua sebagai pengajar. Wawancara dan survei ke beberapa Sekolah Dasar (guru, siswa, orang tua) di Bandung. Wawancara dan observasitentang mempelajari cara pembuatan Paper Craft yang menarik, kepada komunitas yang sudah memiliki banyak cabang di Indonesia yaitu Peri Kertas.
4 Universitas Kristen Maranatha
Sumber data juga didapat dari hasil menyebarkan kwesioner kepada murid dan orang tua murid dari beberapa Sekolah Dasar di Bandung.
1.5Skema Perancangan
125 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sekolah Dasar haruslah memperhatikan bagaimana cara membuat anak tidak
stress dalam belajar. Siswa dapat stress dengan begitu banyak teks book dan jam
mata pelajaran yang sangat panjang. Belum lagi setelah pulang sekolah siswa Sekolah Dasar harus menghafal dan membuat tugas yang dibawa ke rumah. Hal ini dapat berdampak buruk pada siswa Sekolah Dasar yang umumnya berumur 6 hingga 12 tahun. Mereka dapat stress, malas belajar, dan susah mengerti pelajaran yang diberikan oleh guru.
Terlebih lagi siswa Sekolah Dasar yang usianya 6 hingga 12 tahun masih dalam masa pertumbuhan yang syaraf motorik halus, motorik kasar, kognitif, dan karakter dirinya dalam sosialisasi juga harus diperhatikan. Otot, otak dan syaraf anak usia 6 hingga 12 tahun haruslah tumbuh seimbang.
Perlu suatu system pembelajaran yang menarik bagi anak usia 6 hingga 12 tahun, dan membuat siswa tertarik untuk belajar. Sehingga siswa dapat cepat mengerti apa yang diajarkan oleh gurunya disekolah ataupun oleh lingkungan sekitar.
Maka penulis membuat suatu system pembelajaran baru yaitu Paper Craft Diorama. Suatu pelejaran kreatif menggunakan kertas, yang dapat membentuk model makhluk hidup, benda mati ataupun situasi yang ingin diceritakan.
Lewat Paper Craft Diorama siswa dapat dilatih motorik kasar, motoric halus, kognitif, sosialisasi dan karakter diri kepada dunia sekitarnya. Lewat Paper Craft Diorama siswa dapat berinteraksi dengan teman – teman sekelas dan gurunya.
5.2 Saran
126 Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha 127
DAFTAR PUSTAKA
Modul: PembelajaranTematikSekolahDasar, ditulisolehSukayatidan Sri Wulandari ( DepartemenPendidikanNasional,
DirektoratJendralPeningkatanMutuPendidikdanTenagaKependidikan,
PusatPerkembangandanPemberdayaanPendidikdanTenagaKependidikan (PPPPTK)
http://worqx.com
Zulkifli. 1986. PsikologiPerkembangan. Bandung :PenerbitRemadjaKarya CV.
BambangHanifan. 1986. MemahamiDuniaAnak. Bandung :PenerbitMandarMaju.
Singgih. 1995. MemahamiDuniaAnak. Jakarta : PT BPK GunungMulia.